FOLI UM
1
1. ABRI FOLIUM
Nama Lain : Daun saga
Nama Tanaman Asal : Abrus precatorius ( L. )
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi
: Glisirizin sampai 15 %,
Ca-Oksalat
Penggunaan : Obat Sariawan
Pemerian : Bau lemah, rasa agak manis, khas
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Waktu Panen : Panen pertama dapat dilakukan
setelah tanaman berumur 6 – 9
bulan.
Cara panenan daun yang praktis adalah dengan memangkas
tanaman setinggi 25 – 30 cm dari tanah. Dengan cara ini
diperoleh kenaikan produksi daun dibanding dengan cara
dipetik tanpa dipangkas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
2. ACHILEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun seribu
Nama Tanaman Asal : Achillea millefolium ( L.)
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
khamazulen, azulen
Penggunaan : Antipiretika,diaforetika,
karminativa
Pemerian : Bau agak tajam, khas, rasa mula -
mula tawar lama kelamaan
menimbulkan rasa agak gatal /
tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. AGLAIAE FOLIUM
Nama Lain : Daun pacar cina
Nama Tanaman Asal : Aglaia odorata (Lour)
2
Keluarga : Meliaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri alkaloida, damar,
garam-garam mineral
Penggunaan : Mengurangi haid, obat gonorrhoe
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4. ANACARDII FOLIUM
Nama Lain : Daun jambu mete, daun jambu
monyet
Nama Tanaman Asal : Anacardium occidentale (L)
Keluarga : Anacardiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Tanin, galat, flavonol, asam
anakardol, asam elagat, senyawa
fenol, kardol, metil alkohol
Penggunaan : Daun segar untuk pengobatan luka
bakar dan lepuh
Pemerian : Bau aromatik, rasa kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3
6. BAECKEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun jungrahab
Nama Tanaman Asal : Baeckeae frutescens
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Diuretika, obat sakit perut, muntah
(emetika)
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
7. BASILICI FOLIUM
Nama Lain : Daun selasih
Nama Tanaman Asal : Ocimum basilicum (L)
Keluarga : Lauraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak menguap, osimen, pinen,
terpen, sineol, metil khavikol
Penggunaan : Peluruh dahak (ekspektoransia),
peluruh haid (emenagoga), karminativa, pencegah mual,
penambah nafsu makan, pengelat (adstringen), penurun panas
(antipiretika), pereda kejang, pengobatan pasca persalinan
Pemerian : Berbau aromatik khas, rasa sedikit
Asam.
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
8. BATATASAE FOLIUM
Nama Lain : Daun ubi jalar
Nama Tanaman Asal : Ipomoea batatas (L)
Keluarga : Convolvulaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A, B ,C, diduga mengan-
dung zat menyerupai insulin
Penggunaan : Mempercepat pematangan bisul
Pemerian : Bau lemah tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
4
9. BLUMEAE FOLIUM
Nama Lain : Daun sembung
Nama Tanaman Asal : Blumea balsamifera
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
kamfer, zat penyamak ( tanin ) dan
damar
Penggunaan : Karminativa, sudorifika, obat
batuk, adstrigen
Pemerian : Bau mirip kamfer, rasa agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5
Pemerian : Bau aromatik , rasa pedas agak
pahit, agak menggigit dan menim-
bulkan rasa tebal
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
6
coca varietas spruceanum. Koka Kolumbia dari Erythroxylon
coca varietas novogranatense.
Perbedaan Koka Bolivia dengan Koka Jawa adalah alkaloid
Koka Bolivia tidak sebanyak Koka Jawa, tetapi kadar
cocainnya lebih tingi.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik terlin-
dung dari cahaya dalam lemari ter-
kunci karena termasuk narkotika.
7
(stomakik)
Pemerian : Tidak berbau, mula-mula tidak be-
rasa, lama kelamaan agak pahit.
Bagian yang digunakan : Daun dan Pucuk
8
Penggunaan : Zat penyamak, kalsium silikat,
tonikum diuretik
Pemerian : Bau lemah rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
9
20. DIGITALIS LANATAE FOLIUM
Nama Lain : Daun digitalis lanata
Nama Tanaman Asal : Digitalis lanata ( Ehrh. )
Keluarga : Scrophulariaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi :
Glukosida-glukosida terdiri dari 5 golongan :
a. Digitoksigenina : Ianatosida A
b. Gitoksigenina : Ianatosida B
c. Digoksigenina : Digoksina
d. Diginatigenina : Diginatika
e. Gitaloksigenina : Gitaloksina
Penggunaan : Isolasi Glukosa terutama Digoksina
Pemerian : Bau Lemah, Rasa Hangat Pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Sediaan : 1. Digoxinum (F.I.)
2. Digoxini Compressi (F.I.)
Perbedaan Digitalis Purpurea dan Digitalis Lanata :
Digitalis Purpurea Digitalis Lanata
❖ Daun berambut ❖ Setengah bagian bawah
❖ Bentuk daun bulat telur daun berambut
memanjang sampai bulat ❖ Bentuk daun sundip bulat
telur melebar memanjang
❖ Tepi daun bergerigi atau ❖ Bagian bawah rata dan
beringgit tidak beraturan, samar-samar berombak
kadang-kadang bergerigi, bergerigi kearah ujung
pucuk daun agak runcing, daun
pangkal daun dekuren /
telinga
10
21. ECLIPTAE FOLIUM
Nama Lain : Daun urang - aring
Nama Tanaman Asal : Eclipta protrata
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida nikotin, ekliptin
Penggunaan : Adstringen, perawatan rambut
Pemerian : Bau lemah, khas, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
11
24. HEMIGRAPHIDIS FOLIUM
Nama Lain : Daun sambang getih
Nama Tanaman Asal : Hemigraphis alternata (Burn.F) T.
Anders
Keluarga : Acanthaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Garam kalium, garam natrium,
minyak atsiri
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Tidak berbau, rasa agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
12
27. MELALEUCAE FOLIUM
Nama Lain : Daun kayu putih
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra (L)
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, sineol
Penggunaan : Perdarahan stomachicum,
spasmolika
Pemerian : Bau aromatik khas, rasa pahit
Waktu Panen : Setelah tanaman berumur 3 – 4
tahun atau kurang. Pemangkasan dilakukan setiap kali, setelah
dipanen daunnya untuk memperbanyak cabang dan daun serta
mempermudah pemetikan. Panen pada tahun berikutnya
dilakukan 2 – 3 kali tiap tahun.
Jenis – Jenis : Di Pulau Buru terdapat 2 varietas
kayu putih. Kayu putih merah, kayunya berwarna merah,
daunnya agak besar. Kayu putih, kayunya berwarna putih dan
daunnya kecil.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
13
Nama Tanaman Asal : Orthosiphon aristatus (BL) Miq,
disebut juga Orthosiphon
grandiflorus (Bold) dan
Orthosiphon stamineus ( Benth )
Keluarga : Lamiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Garam kalium, glukosida orthosi-
phon, minyak atsiri dan saponin
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau khas aromatik lemah, rasa
agak asin, agak pahit dan sepet
Jenis – Jenis :
1. Berbunga biru
2. Berbunga putih dengan batang, tulang daun dan tangkai
bunga yang berwarna coklat kemerahan
3. Berbunga putih
Sediaan : Orthosiphonis infusum ( For.Nas )
Waktu Panen : Dikumpulkan pada waktu tanaman
mulai mengeluarkan kuncup
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya
14
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gula alkohol persiit 4,7 %
Penggunaan : Diuretik
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa pahit dan
kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Jangan dilakukan pemangkasan
sebelum mencapai 7 – 10 tahun. Tanaman dapat diperbanyak
dengan biji dan dengan cara Okulasi
Jenis Dan Perbedaan : Dikenal 3 tipe pohon advokat yang
dapat dibedakan berdasarkan bentuk dan aromanya : Advokat
Hindia Barat (West Indian), Advokat Guatemala, Advokat
Meksiko. Jenis unggul yaitu tipe Hindia Barat dan Tipe
Guatemala termasuk Perseae gratissima, digolongkan dalam
Perseae gratiissima varietas Drymifolia.
Penyimpanan : Dalam Wadah Tertutup Baik
15
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, tanin
Penggunaan : Anti diare
Pemerian : Bau aromatik lemah, rasa kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya
34. PSIDII FOLIUM
Nama Lain : Daun jambu biji
Nama Tanaman Asal : Psidium guajava ( L. )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak 9 %, minyak atsiri
yang berwarna kehijauan dan
berisi Egenol
Penggunaan : Anti diare, Adstringens
Pemerian : Bau aromatik, rasa sepat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Dapat dilakukan setelah tanaman
berumur 6 – 9 bulan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
16
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Rhein, aloe-emodin dan asam krin
Penggunaan : Pencahar
Pemerian : Bau lemah, rasa khas berlendir dan
agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Anak daun
Jenis Dan Perbedaan : Cassia acutifolia dalam perda-
gangan dikenal dengan nama daun sena Iskandariah, dan daun
berambut. Berwarna hijau pucat keabuan, rapuh,tipis, helai
daun berombak. Cassia angustifolia disebut daun sena
Tinnevelly warna hijau kekuningan, helai daun datar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
17
Penggunaan : Diuretika
Pemerian : Bau lemah, rasa agak kelat
Bagian Yang Digunakan : Daun
Waktu Panen : Panen yang pertama dilakukan
pada umur dua bulan setelah ditanam. Panen selanjutnya
dilakukan tiap-tiap 0,5 bulan sampai 1 bulan sekali hingga
tanaman berumur 3 sampai 5 bulan setelan tanam. Daun segar
harus segera dikeringkan dengan alat pengering.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
18
Bab II
FLOS
19
Ada Dua Varietas :
1. Daun dengan duri disebut Varietas Typicus tujuan
produksi minyak
2. Daun dengan sedikit duri ( Jarang ) disebut Varietas
Inermis terutama untuk tujuan produksi zat warna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
20
Penggunaan : Penyegar badan
Pemerian : Bau agak anyir, mirip bau minyak
ikan, rasa mula-mula asin, lama-
kelamaan menimbulkan kelat dan
rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Seluruh rangkaian buah dan bunga
kadang - kadang beserta pucuk
batang dan daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
04. JASMINI FLOS
Nama Lain : Bunga melati
Nama Tanaman Asal : Jasminum sambac (L) W.Ait.
Keluarga : Oleaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, asam format, asam
benzoat, asam asetat ester metil
antranil, seskuiterpen, seskuiterpen
-alkohol.
Penggunaan : Korigen odoris, penurun panas
(Antipiretik), penghenti ASI
Pemerian : Bau harum lemah, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Bunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
05. MESSUAE FLOS
Nama Lain : Bunga nagasari
Nama Tanaman Asal : Messua ferrae (L)
Keluarga : Clusiaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Lemak, protein, asam organik,
seperti asam palmitat, asam lino-
leat, asam stearat
Penggunaan : Antidiare, aromatikum, ekspek-
toran.
Pemerian : Tidak berbau, rasa sepat, warna
coklat sampai coklat kehitaman
Bagian Yang Digunakan : Dalam perdagangan bunga yang
21
masih kuncup dikenal dengan nama Sari kurung atau
Cangkok kurung. Bunga yang sudah mekar dikenal dengan
nama Sari mekar atau Cangkok mekar. Benang sari
dikenal dengan nama Sari murni atau Sari naga atau Podi
sari.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
06. PYRETHRI FLOS
Nama Lain : Bunga piretri / bunga krisan
Nama Tanaman Asal : Chrysanthemum cinerariaefolium
(Visiani )
Keluarga : Asteraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi :
1. Piretrin I ( = Piretro + Asam monokhrisantomat )
2. Piretrin II ( = Piretrolon + Asam dikhrisantomat )
3. Piretrolon Dan Sinerin II
4. Minyak Atsiri yang mengandung Parafin, Piretrosin &
Khrisantemin
Persyaratan Kadar : Jumlah kadar Piretrin dihitung
dengan menjumlahkan kadar
Piretrin I dan Kadar Piretrin II
tidak kurang dari 0,5 %
Penggunaan : Racun serangga
Pemerian : Bau khas, dapat menyebabkan
bersin, rasa mual-mual getir dan
pahit kemudian menimbulkan rasa
tebal
Bagian Yang Digunakan : Bunga cawan
Waktu Panen : Bunga dipetik sebelum mekar.
Bunga yang belum mekar mempunyai kadar Piretrin 2×
lebih tinggi dari bunga yang setengah mekar, dan yang
telah mekar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
22
07. WOODFORDIAE FLOS
Nama Lain : Bunga sidawayah
Nama Tanaman Asal : Woodfordia fruticosa (L.) atau
Woodfordia floribunda (Salisbury)
Keluarga : Lythraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Zat penyamak ( tanin )
Penggunaan : Astringensia
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan pahit
Bagian Yang Digunakan : Bunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
23
Bab III
FRUCTUS
24
cardamomum (Auct. Non 1),
Amomum kapulaga ( Sprague &
Burk)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat Berkhasiat Utama/ Isi : Minyak atsiri 8% dengan isi utama
Sineol
Penggunaan : Bumbu masak, bahan pewangi,
karminativa, dibuat Tingtur
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak
pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang masak / hampir masak
Waktu Panen : Panenan buah dimulai tahun kedua
dan ketiga, tergantung pada kondisi pertumbuhan rumpun dan
ketinggian tempat. Umumnya hasil yang agak berarti baru
diperoleh pada tahun ketiga. Buah sudah dapat dipanen bila sisa
perhiasan bunga yang terdapat pada ujung karangan bunga
sudah luruh. Dalam hal ini dapat dikatakan seluruh buah dari
karangan tersebut sudah tua. Kemudian ibu gagang karangan
bunga dipotong dengan pisau tepat di bawah buah paling
bawah. Musim panen jatuh pada bulan menjelang dan selama
musim kemarau, yakni bulan Mei – September di Jawa Tengah.
Bulan lainnya merupakan panen kecil.
Jenis-jenis :
Kapulaga merah besar : kulit buah merah 2 cm
Kapulaga merah kecil : kulit buah merah 1,2 cm
Kapulaga putih : kulit buah putih ( Kapulaga kapur ) 2 cm.
Panenan buah yang peretama dilakukan 3 bulan setelah tanam.
Pemetikan buah dilakukan pada tiap 6 - 7 hari sekali.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
25
asetal dehida, minyak lemak, zat
putih telur, hidrat arang
Penggunaan : Karminativa, obat mulas
Pemerian : Bau khas, aromatik, rasa manis
Bagian Yang Digunakan : Buah yang dimasak
Sediaan : Oleum Anisi FI
Jenis-jenis :
Buah Adasmanis Spanyol berukuran lebih besar, warna abu-abu
kecoklatan, ujung-ujungnya agak meruncing.
Buah Adasmanis Rusia berukuran lebih kecil, warna lebih tua
dan bentuk lebih bundar.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
26
Pemerian : Bau merangsang, rasa pedas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
27
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
timol, karvon,
Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 1,6 % v/b
Penggunaan : Karminativa
Pemerian :Bau khas aromatik seperti timol,
rasa agak pedas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
28
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak
pedas dan pahit
Bagian Yang Digunakan : Buah yang telah tua tetapi belum
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
29
Waktu Panen : Panenan dilakukan pada waktu
buah hampir masak, dilakukan dengan memotong batang
tanaman. Setelah itu dijemur dipanas matahari selama 4 – 5 hari
hingga kering, batang dipukul-pukul hingga buah terlepas.
Kemudian ditampi untuk memisahkan buahnya
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
30
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau khas, simplisia kering tidak
berasa, simplisia basah agak pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah berikut dasar bunganya
Waktu Panen : Setelah tanaman berumur 3 – 4
tahun untuk tujuan panen buah, tanaman tidak dipangkas tiap
tahun, agar tanaman sempat berbunga dan berbuah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
31
Nama Tanaman Asal : Piper nigrum
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri dan pati
Penggunaan : Karminativa
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
32
Nama Tanaman Asal : Piper retrofractum ( Vahl. )
Keluarga : Piperaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, piperin, damar, pati
Penggunaan : Stimulansia, karminativa, diafore-
tika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pedas
Bagian Yang Digunakan : Buah majemuk yang telah tua
tetapi belum masak
Keterangan : Tanaman perlu dipangkas setinggi
1,5 meter dari tanah agar dapat
berbunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
33
Pemerian : Bau khas harum enak aromatik,
rasa khas
Bagian Yang Digunakan : Buah yang tua tetapi belum masak
dan telah di fermentasikan
Waktu Panen : Setelah umur 2-4 tahun mulai
berbunga. Buah-buah menjadi tua setelah 2-8 bulan dipetik jika
mulai menjadi kuning. Tumbuh baik di tempat lembab, tetapi
tidak banyak hujan
Jenis – jenis :
1. Vanili jawa ; warna coklat tua panjang 18-25 cm
2. Vanili Meksiko ; warna lebih muda dari vanili java, panjang
sampai 35
3. Vanili Tahiti ; warna coklat kemerahan panjang 12-15 cm,
bagian Tengah buah agak melebar, berbau piperonal.
4. Vanili Mauritus ; warna mirip vanili Meksiko, panjang
kira-kira 15 cm, buah kurang harum.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
34
BAB IV
SEMEN
a. ARECAE SEMEN
Nama Lain : Biji pinang, jambe
Nama Tanaman Asal : Areca catechu
Keluarga : Arecaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloid berupa arecolin, tannin,
lemak
Penggunaan : Memperkecil pupil mata, obat
cacing (antelmintik)
Pemerian : Bau lemah, rasa kelat dan agak
pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
35
b. COFFEAE SEMEN
Nama Lain : Biji kopi
Nama Tanaman Asal : Coffea robusta Linden ex de
Wildem disebut juga Coffea
canephora piere ex Froehner
varietas Robusta dan beberapa
spesies Coffea lain
Keluarga : Rubiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kofein, sitosterin, stigmasterin,
kolin dan zat penyamak
Penggunaan : Penawar racun (antidota), penurun
panas (antipiretik), peluruh air seni
(diuretic)
Pemerian : Bau aromatic, khas, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji yang telah disangrai dari buah
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
c. COLAE SEMEN
Nama Lain : Biji KOLA
Nama Tanaman Asal : Beberapa species cola a.l : Cola
Nitida dan Cola acuminata (Schott
et. Endl.)
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Kofeina, sebagian bebas dan
sebagian terikat dengan zat
penyamak sebagai kolatin dan
kolatein Theobromina, zat
penyamak, kolalipase, kola-
oksidase, zat warna merah kola.
Penggunaan : Minuman yang menyegarkan
seperti halnya dengan teh, kopi,
guarana dan lain-lainnya karena
berisi kofeina
Sediaan : Colae Extractum – F.I
36
Bagian Yang Digunakan : Keping biji dan inti biji
Pemerian : Bau lemah, rasa pahit dan sepat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
d. CUCURBITAE SEMEN
Nama Lain : Biji labu merah
Nama Tanaman Asal : Cucubita moschata (Duchesne)
Keluarga : Cucurbitaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak lemak zat yang aktif, pada
pengobatan cacing pita belum
diisolir, tetapi mungkin terdapat
dalam embrio dan selaput
hijaunya.
Penggunaan : Obat cacing pita, diberikan sebagai
emulsa segar
Pemerian : Tidak berbau, rasa seperti minyak
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
e. FOENIGRAECI SEMEN
Nama Lain : Biji Klabet
Nama Tanaman Asal : Trigonella foenumgraecum (L.)
Keluarga : Papilionaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, alkaloida trigonelin,
lender, minyak lemak
Penggunaan : Karminativa, tonikum, bahan
pewangi
Pemerian : Bau aromatic khas, rasa agak
pahit, tidak enak
Bagian Yang Digunakan : Biji
Waktu Panen : Setelah berumur 3-4 bulan,
tanaman dapat dipanen. Panenan dapat dilakukan setelah buah
plong masak, tanaman dicabut, dijemur sampai buahnya kering.
Buah yang kering ditumbuk untuk mengeluarkan bijinya
Setelah biji tampi untuk memisahkan dari kotorannya yang
masih terbawa, kemudian dijemur hingga kering dan disimpan
37
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
f. MYRISTICAE SEMEN
Nama Lain : Pala, Nutmeg, Nux Moschata
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri yang mengandung
miristin (bersifat membius),
kamfer, minyak lemak (terutama
berupa gliserida dari asam miristin,
asam oleat dan asam linoleat, zat
putih telur)
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa,
stimulansia setempat terhadap
saluran pencernaan, miristin
berkhasiat membius, menyebabkan
rasa kantuk dan memperlambat
pernafasan
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak
pahit, agak pedas dan agak
menimbulkan rasa tebal di lidah
Bagian Yang Digunakan : Inti biji buah yang masak
Waktu Panen : Setelah berumur 8-9 tahun, terus
menerus berbunga dan berbuah sampai berumur 70-80 tahun.
Agar pohon dapat berbuah baik, maka secara okulasi, cabang
bunga jantan ditempelkan pada pohon betina. Pemungutan buah
dilakukan 3× setahun, daging buah dibuang, selubung biji
diambil hati-hati dipipihkan dan dijemur, biji juga dijemur atau
dikeringkan diatas api sampai berbunyi. Apabila dikocok,
dipecah, kulit biji dibuang dan diolesi kapur
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
38
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri terutama miristin,
kamfer, eugenol, minyak lemak
Persyaratan Kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang
dari 9 % v/b
Penggunaan : Karminativa, aromati
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak
pedas dan menimbulkan rasa tebal
dilidah
Bagian Yang Digunakan : Selubung biji buah yang dimasak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
h. MYRISTICAE PERICARPIUM
Nama Lain : Kulit buah pala
Nama Tanaman Asal : Myristica fragrans (Houtt.)
Keluarga : Myristicaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri terutama yang
mengandung monofen (kamfer),
eugenol, miristin, isoeugenol,
minyak lemak
Penggunaan : Karminativa, aromatik
Pemerian : Bau khas aromatic, rasa agak
pedas dan menimbulkan rasa tebal
di lidah
Bagian Yang Digunakan : Kulit buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
39
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
10. NIGELLAE SATIVAE SEMEN
Nama Lain : Biji jinten hitam manis
Nama Tanaman Asal : Nigella sativa (L.)
Keluarga : Rununculaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Minyak atsiri, minyak lemak
Penggunaan : Stimulan, karminativa, diaforetika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
13. PARKIAE SEMEN
Nama Lain : Biji kedawung, Biglobosae Semen
Nama Tanaman Asal : Parkia roxburghii (G.Don.) atau
Parkia Biglobosa (Bentha)
Keluarga : Mimosaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Glukosa dan dammar, hidrat arang,
tannin,garam, alkali
Penggunaan : Anti diare, adstringen
Pemerian : Bau khas, rasa khas, agak pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
14. STRYCHNI SEMEN
Nama Lain : Biji strihni
Nama Tanaman Asal : Strychnos nux - vomica
Keluarga : Loganiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkaloida terutama strichnina dan
brusina, minyak lemak, glukosid
loganin
Persyaratan Kadar : Kadar strichina tidak kurang dari
1,2 %
Penggunaan : Amara, strimulansia, antidota
(pada keracunan obat tidur dari
golongan barbitura)
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit
Bagian Yang Digunakan : Biji yang masak
Sediaan : Strychni Nitras – F.I.
40
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
41
BAB V
AMYLUM
a. AMYLUM MANIHOT
Nama Lain : Pati singkong
Nama Tanaman Asal : Manihot Utilissima (Pohl.)
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan
obat
Sediaan : Acidi Salicylici Zinci Oxydi lotio
(Form. Nas)
Pemerian : Serbuk halus kadang-kadang
berupa gumpalan kecil, warna
putih tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari umbi akar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
b. AMYLUM MAYDIS
Nama Lain : Pati jagung, Maizena, Corn starch
Nama Tanaman Asal : Zea mays (L.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin
42
Penggunaan : Zat tambahan
Pemerian : Serbuk halus warna putih, tidak
berbau, rasa lemah
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji yang
masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
c. AMYLUM ORYZAE
Nama Lain : Pati beras
Nama Tanaman Asal : Oryza sativa (L.)
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa, amilopektin, air, abu
Penggunaan : Bahan penolong dari sediaan obat
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih,
berasa dan tidak berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari biji
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
d. AMYLUM SOLANI
Nama Lain : Pati kentang
Nama Tanaman Asal : Solanum tuberosum (L.)
Keluarga : Solanaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Amilosa dan amilopektin
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan
obat
Pemerian : Serbuk halus, warna putih, tidak
berbau
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari ubi
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
43
Penggunaan : Bahan penolong bahan sediaan
obat
Sediaan : Aluminii Hydroxydi Compressi
(Form. Nas) :
1. Acidi Salicylici Zinci Oxydi Pasta (Form. Nas)
2. Resorcinoli Unguentum compositum (Form. Nas)
Pemerian : Serbuk sangat halus, warna putih,
tidak berbau, hampir tidak berasa
putih, tidak berbau, tidak berasa
Bagian Yang Digunakan : Pati yang diperoleh dari buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
44
BAB VI
OLEUM
45
a. 0LEUM ANISI (FI)
Nama Lain : Minyak adasmanis
Nama Tanaman Asal : Pimpinella anisum (L) atau verum
(Hook.f)
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Anetol,metal khavikol(isomer dari
anetol),anisaldehida dan terpen
Penggunaan : Obat batuk,perangsang peristaltic
pada mulas
Sedian :
1.Benzoici Opii Tinctura(Form.Nas)
2.Amonii Anisi Spirituosa(Form Nas)
3.Potio alba(Form.nas)
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau
kuning pucat,membias cahaya dengan kuat,bau khas
aromatic,rasa khas agak manis,jika sejuk menghablur
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan
penyulingan uap buah yang masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terisi
penuh,terlindung dari cahaya,jika
menghablur sebelum digunakan
harus dipanaskan hingga mencair.
b. OLEUM ARACHIDIS
Nama Lain : Minyak kacang, Peanut oil
Nama Tanaman Asal : Arachis hypogaea ( L. )
Keluarga : Leguminosae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam oleat, linoleat,
asam palmitat, asam hipogeat,
asam lignoserat, asam arakhidat
Penggunaan : Sebagai pengganti minyak
zaitun untuk pembuatan margarine dan sabun
46
Sediaan :
1. Methylis Salicylatis Linimentum (Formularium Nasional)
2. Peruviani Emulsum II ( Formularium Nasional )
Pemerian : Cairan berwarna kuning pucat, bau
khas lemah, rasa tawar
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diolah
dimurnikan, diperoleh dengan
pemerasan biji yang telah dikupas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi
penuh
c. OLEUM AURANTII ( FI )
Nama Lain : Minyak jeruk manis
Nama Tanaman Asal : Citrus sinensis ( L. )
Keluarga : Rutaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : d-limonen, campuran sitral,
sitronelal
Persyaratan kadar : Kadar aldehida tidak kurang dari
1,0 % dan tidak lebih dari 3,0 %
Penggunaan : Obat bronchitis menahun, bahan
pewangi
Pemerian : Cairan kuning muda atau coklat
kekuningan, bau khas aromatik,
rasa khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh
dengan pemerasan kulit buah
terluar yang masak dan segar
Penyimpanan :
1. Cara Sisilia : Kulit buah diperas dengan tangan diantara
bunga karang, minyak yang menyerap dalam bunga karang
dikumpulkan
2. Cara Perancis : Kulit buah diguling-gulingkan dalam tong
berduri, minyak yang keluar dari luka-luka kulit buah
dikumpulkan
47
3. Cara Guinea : Kulit digaruk dengan sendok tajam, minyak
yang terkumpul pada sendok ditaruh dalam panci
4. Cara Kalifornia : Seluruh buah diperas, dipusingkan
sehingga terpisah bagian padat, bagian air jeruk dan bagian
minyak
5. Cara lain yang khusus : buah diparut kulitnya atau kulit
buahnya digiling antara dua silinder
d. OLEUM CACAO
Nama Lain : Lemak coklat
Nama Tanaman Asal : Theobroma cacao ( L. )
Keluarga : Sterculiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi: Sebagian besar gliserida dari asam
stearat, asam palmitat, asam oleat
dan asam laurat. Terdapat pula
sejumlah kecil gliserida dan asam
arakhidat, asam linoleat, asam
forminat, asam asetat dan asam
butirat
Sediaan :
1. Aminophyllin Suppositoria ( Form. Nas.)
2. Bibazae Suppositoria
3. Bisacodyl Suppositoria
Pemerian : Lemak padat, warna putih
kekuningan, bau khas aromatik,
rasa khas lemah, agak putih pada
suhu 25 C menjadi lunak atau
mencair
Cara memperoleh : Lemak yang diperoleh dengan
pemerasan panas biji yang telah dihilangkan kulit bijinya dan
telah dipanggang, biji yang dipanggang digiling dengan
penambahan natrium karbonat lalu diperas selagi masih panas
e. OLEUM CAJUPUTI
Nama Lain : Minyak kayuputih
48
Nama Tanaman Asal : Melaleuca leucadendra ( L. ) dan
Melaleuca minor ( Sm )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sineol ( kayuputol ), terpinol bebas
atau sebagai ester dengan asam
cuka, asam mentega, asam valerat
Persyaratn kadar : Kadar sineol tidak kurang dari
50 % dan tidak lebih dari 65 %
Penggunaan : Sebagai obat gosok pada sakit
encok dan rasa nyeri lainnya
Sedian :
1. Balsamum rubrum ( Form. Nas )
2. Methylis Salicylatis Linimentum ( Form. Nas )
3. Thymoli Solutio Aromaticae ( Form. Nas )
Pemerian : Cairan tidak berwarna, berwarna
kuning atau hijau, bau khas
aromatik,rasa pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh
dengan penyulingan uap atau
penyulingan air
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
f. OLEUM CANANGA
Nama Lain : Minyak kenanga
Nama Tanaman Asal : Canangium odoratum ( Hook&
Thoms )
Keluarga : Anonaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Alkohol dengan ester (metil-
benzoat, linalool, terpineol )
Penggunaan : Zat tambahan - parfum
Pemerian : Minyak cair warna kuning muda,
bau khas, sangat harum
Cara memperoleh : Penyulingan uap bunga yang segar
dan belum mekar
49
Nama Lain : Minyak ikan hiu
Nama Tanaman Asal : Carcharis, Chilocyllium dan
Zygaena
Keluarga :-
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Vitamin A
Penggunaan : Sumber kalori dan pengobatan
avitaminose A dan D
Pemerian : Minyak cair warna kuning sampai
keemas-emasan, bau khas, tidak
tengik, rasa manis
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh dari
hati yang segar atau yang
tersimpan baik dan telah
dibebaskan dari lemak padatnya
dengan jalan penyaringan pada
suhu 5 C
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
g. OLEUM CARYOPHYLI
Nama Lain : Minyak cengkeh, Clove oil
Nama Tanaman Asal : Eugenia caryophyllata ( Sreng )
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Egenol, asetilegenol
Penggunaan : Zat tambahan - parfum
Sedian : Oleum Ricini aromaticum
(Form.Nas ), Balsamum rubrum
(Form. Nas )
Pemerian : Minyak cair yang baru
disuling, tidak berwarna atau kuning pucat, jika disimpan
atau kena udara makin tua dan makin kental, bau dan rasa
seperti cengkeh
50
Cara memperoleh : Minyak atsiri
diperoleh dengan penyulingan air atau penyulingan uap
kuncup bunga yang telah dikeringkan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi
penuh, terlindung dari cahaya
h. OLEUM CINNAMOMI
Nama Lain : Minyak kayumanis, Oleum ciaoi
Nama Tanaman Asal : Cinnamomum zeylanicum ( BI )
Keluarga : Lauraceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi
: Sinamilaldehida, egenol
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung
sebagai sinamilaldehida 60,0 % -
75,0 %
Penggunaan : Obat gosok, obat mulas, pengawet
sirop
Sedian :
- Oleum Iecoris Emulsum ( Form. Nas )
- Balsamum rubrum ( Form. Nas. )
- Oleum Ricini aromaticum ( Form. Nas. )
Pemerian : Cairan warna kuning atau merah
kecoklatan, bau dan rasa khas
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan
penyulingan air atau penyulingan
uap kulit batang dan kulit cabang
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat,terisi
penuh,terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk
51
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Sitral, d – limonene dan felandren
Persyaratan Kadar : Kadar aldehida jumlah dihitung
sebagai sitral tidak kurang dari
3,5 %
Penggunaan : Obat batuk,perangsang peristaltic
pada mulas
Pemerian : Cairan warna kuning pucat atau
kuning kehijauan, bau khas
aromatik, rasa pedas dan agak
pahit
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan
cara pemerasan perikarp segar
yang masak atau hamper masak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk
i. OLEUM CITRONELLAE
Nama Lain : Minyak sereh
Nama Tanaman Asal : Cymbopogon nardus (Rendle),
Cymbopogon Winterianus (Jowitt)
atau varietas dan hibrida dari
kedua spesies tersebut
Keluarga : Poaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Geraniol dan sitronelal
Persyaratan Kadar : Kadar eugenol 85,0 % - 90,0 %
Penggunaan : Parfum dan penghalau serangga
Pemerian : Cairan warna kuning pucat sampai
kuning tua, bau khas enak
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan
penyulingan uap daun
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh,terlindung dari cahaya
j. OLEUM COCOS
Nama Lain : Minyak kelapa, Coconut oil
52
Nama Tanaman Asal : Cocos nucifera
Keluarga : Palmae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserid dari asam laurat, asam
miristinat, asam kaprilat, asam
oleat, asam palmitat, asam kaprat,
asam stearat, asam kaproat
Penggunaan : Untuk membuat salep, shampoo,
sabun yang dapat dipakai untuk
mencuci dengan air laut atau air
yang kadar kalsiumnya tinggi
Sedian : Oleum Cocos purum ( FI )
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna atau
kuning pucat, bau khas tidak
tengik
Cara memperoleh : Minyak kelapa yang diperoleh
dengan pemerasan panas endosperm yang dikeringkan. Kopra
(daging buah kelapa yang telah dikeringkan, mengandung
minyak lemak 60 – 65 % dan air tidak boleh lebih dari 8 %)
yang telah dipanaskan, diperas dengan tekanan 600 – 800
kg/cm. Minyak yang keluar didiamkan beberapa lama agar
kotoran-kotoran dapat mengendap. Kemudian dimurnikan
secara dikocok dengan larutan kaustik soda encer dan
dipanaskan dengan air panas, diputihkan dengan norit, disaring,
dihilangkan baunya dalam hampa tinggi dengan uap air yang
sangat panas
Pembuatan Oleum Cocos : Oleum cocos yang dimurnikan
dengan cara suling bertingkat, diperoleh dari endosperma
Cocos Nucifera yang telah dikeringkan terdiri dari campuran
trigliserida yang mengandung asam lemak jenuh dengan rantai
atom karbon pendek dan sedang terutama asam oktanoat dan
asam dekanoat
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik,
terlindung dari cahaya, ditempat
sejuk
k. OLEUM COPTICI
53
Nama Lain : Minyak mungsi
Nama Tanaman Asal : Carum copticum ( L. )
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Timol dan terpen-terpen
Persyaratan Kadar : Kadar timol tidak kurang dari
40 % v/b
Penggunaan : Isolasi timol, karminativa
Pemerian : Minyak cair, tidak berwarna atau
berwarna kecoklatan, berwarna
makin tua pada penyimpanan, bau
dan rasa mirip Thymi herba
Cara memperoleh : Minyak atsiri diperoleh dengan
penyulingan uap buah
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
l. OLEUM CORIANDRI
Nama Lain : Minyak ketumbar
Nama Tanaman Asal : Coriandrum sativum ( L. )
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Koriandrol (= d-linalool ), terdapat
pula geraniol
Penggunaan : Bahan pewangi dan Karminativa
Pemerian : Bau dan rasa khas ketumbar
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh
dengan penyulingan uap buah-
buah yang dimasak dan kering
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
m. OLEUM EUCALYPTI
Nama Lain : Minyak ekaliptus
Nama Tanaman Asal : Eucalyptus globullus (Labill)
Keluarga : Myrtaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Ekaliptol (= sineol ) terdapat pula
pinem dan terpen-terpen
Penggunaan : Germisida, obat batuk, antiseptika
saluran pernafasan
54
Sedian : Methylis Salicylatis, Linimentum
(Form. Nas)
Pemerian : Bau dan rasa khas aromatik
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh
dengan penyulingan uap daun-
daun yang segar
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
n. OLEUM FOENICULI
Nama Lain : Minyak adas
Nama Tanaman Asal : Foeniculum Vulgare (Mill.)
Keluarga : Apiaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Anetol, zat pahit fenkhon
Penggunaan : Obat gosok gigi, obat mulas untuk
anak-anak, karminativanya lemah,
terbanyak dipakai sebagai bahan
pewangi Aqua Foeniculi (F.I. Ed.I)
Pemerian : Bau dan rasa khas ketumbar
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh
dengan penyulingan uap buah-
buah yang dimasak dan kering
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
55
Pemerian : Pada suhu diatas 30 ˚ C berupa
cairan jernih berwarna kuning atau kecoklatan. Pada suhu
dibawah 30 ˚ C berupa lemak putih atau kekuningan. Batas
suhu tersebut dapat berbeda menurut spesies Hydnocarpus. Bau
lemah dan rasa khas rasa agak pahit dan getir.
Cara memperoleh : Minyak lemak
diperoleh dengan pemerasan dingin biji dari buah yang
masak dan segar
56
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi
penuh, terlindung dari cahaya.
57
6. Thymoli Solutio aromatika ( Form. Nas )
7. Zinci Chloridi Gargarisma ( Form. Nas )
Pemerian : Cairan tidak berwarna, kuning
pucat atau kuning kehijauan, bau
aromatik, rasa pedas kemudian
dingin
Cara memperoleh : Minyak atsiri yang diperoleh
dengan penyulingan air pucuk
berbunga segar, jika perlu
dimurnikan
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, terisi
penuh, terlindung dari cahaya.
58
tersabunkan, minyak atsiri yang
berisi egenol
Penggunaan : Obat gosok, stimulansia luar
Pemerian : Masa padat berupa lemak, tidak
homogen, warna kuning, kuning
kemerahan hingga coklat, merah
kotor hingga bercak-bercak putih
seperti pala. Pada suhu kamar
mudah dijadikan butir-butir kasar
Cara memperoleh : Lemak diperoleh dengan
pemerasan panas biji yang telah
dibuang selaput dan kulit bijinya.
Merupakan campuran minyak
lemak dan minyak atsiri
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi
penuh, terlindung dari cahaya.
59
Keterangan : Mutu minyak terbaik diperoleh
dari buah yang tua tetapi belum masak benar dan terus diperas
supaya menghasilkan Virgin oil. Untuk makanan yang cukup
dibuat dari buah yang masak. Mutu yang rendah diperoleh dari
buah-buah yang mengalami fermentasi karena ditumpuk-
tumpuk, dipakai untuk membuat sabun peistor salep dan
sediaan lainnya.
Jenis dan perbedaan:
Varietas longifolia : diperkebunkan di Italia dan Perancis
Varietas latifolia : Diperkebunkan di Spanyol (Buah lebih
besar, tetapi kadar minyak lebih sedikit )
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
60
Penggunaan : Pencahar ( hati-hati pada wanita
yang sedang hamil atau sedang
haid ). Jangan dicampur dengan
obat cacing yang dapat larut dalam
minyak, hair tonic.
Pemerian : Cairan kental, jernih, warna kuning
pucat manis kemudian agak pedas,
umumnya memualkan
Sediaan : Oleum Ricini aromaticum
(Form. Nas.)
Cara memperoleh : Minyak lemak yang diperoleh
dengan pemerasan dingin biji yang
sedang dikupas
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terisi
penuh
61
27. OLEUM SESAMI
Nama Lain : Minyak wijen, sesame oil
Nama Tanaman Asal : Sesamum indicum ( L. )
Keluarga : Pedaliaceae
Zat Berkhasiat Utama / Isi : Gliserida dari asam oleat, asam
linoleat, asam palmitat, asam
stearat, asam miristinat
62
Cara memperoleh : Minyak lemak diperoleh dengan
pemerasan panas keeping biji
kering atau segar
63
ILMU GALENICA
A. Pendahuluan
Istilah galenika di ambil dari nama seorang tabib Yunani
yaitu Claudius Galenos (GALEN) yang membuat sediaan obat-
obatan yang berasal dari tumbuhan dan hewan, sehingga timbulah
ilmu obat-obatan yang disebut ilmu galenika.
Jadi Ilmu Galenika adalah : Ilmu yang mempelajari tentang
pembuatan sediaan (preparat) obat dengan cara sederhana dan
dibuat dari alam (tumbuhan dan hewan).
Pembuatan sediaan galenik secara umum dan singkat sebagai
berikut :
• Bagian tumbuhan yang mengandung obat diolah menjadi
simplisia atau bahan obat nabati.
• Dari simplisia tersebut obat-obat (bahan obat) yang terdapat di
dalamnya diambil dan diolah dalam bentuk sediaan / preparat.
Tujuan dibuatnya sediaan galenik :
1. untuk memisahkan obat-obat yang terkandung dalam simplisia
dari bagian lain yang dianggap tidak bermanfaat.
2. membuat suatu sediaan yang sederhana dan mudah dipakai
3. agar obat yang terkandung dalam sediaan tersebut stabil dalam
penyimpanan yang lama.
2. Konsentrasi / kepekatan
Beberapa obat yang terkandung atau aktif dalam sediaan
tersebut harus jelas konsentrasinya agar kita tidak mengalami
kesulitan dalam pembuatan.
64
3. Suhu dan lamanya waktu
Harus disesuaikan dengan sifat obat, mudah menguap atau
tidak, mudah tersari atau tidak.
B. Penarikan (Extraction)
Extractio adalah cara menarik satu atau lebih zat-zat dari
bahan asal yang umumnya zat berkhasiat tersebut tertarik dalam
keadaan (khasiatnya) tidak berubah.
Istilah extractio hanya dipergunakan untuk penarikan zat-zat
dari bahan asal dengan menggunakan cairan penarik/ pelarut.
Cairan penarik yang dipergunakan disebut menstrum, ampasnya
disebut marc atau faeces. Cairan yang dipisahkan disebut Macerate
Liquid, Colatura, Solution, Perkolat.
Umumnya extractio dikerjakan untuk simplisia yang
mengandung zat berkhasiat atau zat-zat lain untuk keperluan
tertentu.. Zat-zat berkhasiat tersebut antara lain alkaloida,
glukosida, damar, olea, resina, minyak atsiri, lemak. Disamping itu
terdapat juga jenis-jenis gula, zat pati, zat lendir, albumin, protein,
pectin, selulosa yang pada umumnya mempunyai daya larut dalam
cairan pelarut tertentu dimana sifat-sifat kelarutan ini dimanfaatkan
dalam extractio.
Tujuan utama extractio adalah :untuk mendapatkan zat-zat
berkhasiat pengobatan sebanyak mungkin dari zat-zat yang tidak
berfaedah, supaya lebih mudah digunakan dari pada simplisia asal.
Begitu juga penyimpanan dan tujuan pengobatannya terjamin sebab
pada umumnya simplisia terdapat dalam keadaan tercampur yang
65
memerlukan cara-cara penarikan dan cairan-cairan penarik tertentu
yang nantinya akan menghasilkan sediaan galenik sesuai dengan
pengolahannya.
Suhu penarikan juga sangat mempengaruhi hasil penarikan,
suhu penarikan untuk :
Maserasi : 15 – 25 0C
Digerasi : 35 – 45 0C
Infundasi : 90 – 98 0C
Memasak : suhu mendidih
66
memisahkan ampas dengan hasil penarikan yang akan
menghasilkan sebuah preparat galenik yang dikehendaki.
Simplisia yang dipergunakan umumnya sudah dikeringkan,
kadang-kadang juga yang segar. Untuk kemudahan simplisia yang
kering ini dilembabkan terlebih dahulu / di maserer dalam batas
waktu tertentu. Disamping itu simplisia ini ditentukan derajat
halusnya untuk memperbesar atau memperluas permukaannya,
sehingga menyebabkan proses difusi dari zat-zat berkhasiat lebih
cepat dari pada melalui dinding-dinding sel yang utuh (proses
osmose).
1. Air
Termasuk yang mudah dan murah dengan pemakaian yang
luas, pada suhu kamar adalah pelarut yang baik untuk bermacam-
macam zat misalnya : garam-garam alkaloida, glikosida, asam
tumbuh-tumbuhan, zat warna dan garam-garam mineral.
Umumnya kenaikan suhu dapat menaikkan kelarutan dengan
pengecualian misalnya pada condurangin, Ca hidrat, garam glauber
dll. Keburukan dari air adalah banyak jenis zat-zat yang tertarik
dimana zat-zat tersebut meripakan makanan yang baik untuk jamur
atau bakteri dan dapat menyebabkan mengembangkan simplisia
sedemikian rupa, sehingga akan menyulitkan penarikan pada
perkolasi.
67
2. Etanol
Etanol hanya dapat melarutkan zat-zat tertentu, Umumnya
pelarut yang baik untuk alkaloida, glikosida, damar-damar, minyak
atsiri tetapi bukan untuk jenis-jenis gom, gula dan albumin. Etanol
juga menyebabkan enzym-enzym tidak bekerja termasuk peragian
dan menghalangi perutumbuhan jamur dan kebanyakan bakteri.
Sehingga disamping sebagai cairan penyari juga berguna
sebagai pengawet. Campuran air-etanol (hidroalkoholic menstrum)
lebih baik dari pada air sendiri.
3. Gycerinum (Gliserin)
Terutama dipergunakan sebagai cairan penambah pada cairan
menstrum untuk penarikan simplisia yang mengandung zat samak.
Gliserin adalah pelarut yang baik untuk tanin-tanin dan hasil-hasil
oksidanya, jenis-jenis gom dan albumin juga larut dalam gliserin.
Karena cairan ini tidak atsiri, tidak sesuai untuk pembuatan
ekstrak-ekstrak kering.
4. Eter
Sangat mudah menguap sehingga cairan ini kurang tepat
untuk pembuatan sediaan untuk obat dalam atau sediaan yang
nantinya disimpan lama.
5. Solvent Hexane
Cairan ini adalah salah satu hasil dari penyulingan minyak
tanah kasar. Pelarut yang baik untuk lemak-lemak dan minyak-
minyak. Biasanya dipergunakan untuk menghilangkan lemak dari
simplisia yang mengandung lemak-lemak yang tidak diperlukan,
sebelum simplisia tersebut dibuat sediaan galenik, misalnya
strychni, secale cornutum.
6. Acetonum
Tidak dipergunakan untuk sediaan galenik obat dalam, pelarut
yang baik untuk bermacam-macam lemak, minyak atsiri, damar.
Baunya kurang enak dan sukar hilang dari sediaan. Dipakai
misalnya pada pembuatan Capsicum oleoresin (N.F.XI)
68
7. Chloroform
Tidak dipergunakan untuk sediaan dalam, karena efek
farmakologinya. Bahan pelarut yang baik untuk basa alkaloida,
damar, minyak lemak dan minyak atsiri.
1. Maserasi
Adalah cara penarikan sari dari simplisia dengan cara
merendam simplisia tersebut dalam cairan penyari pada suhu
biasa yaitu pada suhunya 15-25 0C. Maserasi juga merupakan
proses pendahuluan untuk pembuatan secara perkolasi.
2. Digerasi
Cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia dengan
cairan penyari pada suhu 35o – 45o. Cara ini sekarang sudah
jarang dilakukan karena disamping membutuhkan alat-alat
tertentu juga pada suhu tersebut beberapa simplisia menjadi
rusak.
3. Perkolasi
Perkolasi ialah suatu cara penarikan, memakai alat yang
disebut perkolator, yang simplisianya terendam dalam
cairan penyari dimana zat-zatnya terlarut dan larutan
tersebut akan menetes secara beraturan keluar sampai
memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
Cara-cara perkolasi :
1. perkolasi biasa
2. perkolasi bertingkat, reperkolasi, fractional percolation
3. perkolasi dengan tekanan, pressure percolation
4. perkolasi persambungan, continous extraction, memakai
alat soxhlet.
69
2. melembabkan dengan cara penyari : maserasi I
3. jenis perkolator yang dipergunakan dan memper-
siapkannya
4. cara memasukkannya ke dalam perkolator dan lamanya di
maserer dalam perkolator : maserasi II
5. pengaturan penetapan cairan keluar dalam jangka waktu
yang ditetapkan.
A. Perkolasi Biasa
Simplisia yang telah ditentukan derajat halusnya
direndam dengan cairan penyari, masukkan kedalam
perkolator dan diperkolasi sampai didapat perkolat tertentu.
Untuk pembuatan tingtur disari sampai diperoleh bagian
tertentu, untuk ekstrak cair disari sampai tersari sempurna.
Perkolasi umumnya digunakan untuk pengambilan sari zat-zat
yang berkhasiat keras.
Gambar Perkolator :
70
tiap perkolator. Biasanya simplisia dibagi dalam tiga bagian
dalam tiga perkolator, perkolat-perkolat dari tiap perkolator
diambil dalam jumlah yang sudah ditetapkan dan nantinya
dipergunakan sebagai cairan penyari untuk perkolasi
berikutnya pada perkolator yang kedua dan ketiga.
Cara Kerjanya :
▪ Isi perkolator pertama–tama dilembabkan, dan ditarik
seperti cara memperkoler biasa, tetapi perkolatnya
ditentukan dalam beberapa bagian dan jumlah volume
tertentu, misalnya : 200 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc, 300 cc,
300 cc bagian yang pertama perkolat A (200 cc) adalah
sebagian sediaan yang diminta dan perkolat selanjutnya
disebut susulan pertama.
▪ Perkolator kedua dilembabkan simplisianya dengan perkolat
A (susulan pertama), akan diperoleh perkolat-perkolat
dalam jumlah-jumlah dan volume tertentu, dengan catatan
perkolat ini nantinya terdapat 300 cc, 200 cc, 200 cc, 200
cc, 200 cc, 200 cc, bagian pertama perkolat (300 cc) adalah
sebagian dari sediaan.
▪ Perkolator ketiga diolah seperti kedua, dengan perkolator B
bagian kedua 200 cc dan seterusnya sampai terdapat
nantinya sebanyak 500 cc, terlihat disini bahwa perkolat A
bagian pertama, lebih kecil volumenya dari perkolat B
bagian pertama, tetapi sebaliknya perkolat A bagian-bagian
berikutnya lebih besar volumenya dari perkolat-perkolat B.
Hasilnya ialah:
- perkolat A pertama 200 cc
- perkolat B pertama 300 cc jumlah 1000 cc
- perkolat C pertama 500 cc
71
yang simplisianya mengandung zat berkhasiat yang tidak tahan
atau rusak oleh pemanasan.
E. Tingtur (Tinctura)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara maserasi atau
perkolasi simplisia nabati atau hewani atau dengan cara melarutkan
senyawa kimia dalam pelarut yang tertera pada masing – masing
monografi. Kecuali dinyatakan lain, tingtur dibuat menggunakan
20% zat berkhasiat dan 10 % untuk zat berkhasiat keras.
Cara Pembuatan
72
kurangnya 3 jam. Pindahkan masa sedikit demi sedikit ke
dalam perkolator sambil tiap kali di tekan hati-hati, tuangi
dengan cairan penyari secukupnya sampai cairan mulai
menetes dan di atas simplisia masih terdapat selapis cairan
penyari, tutup perkolator, biarkan selama 24 jam.
• Biarkan cairan menetes dengan kecepatan 1 ml per menit,
tambahkan berulang-ulang cairan penyari secukupnya
sehingga selalu terdapat selapis cairan penyari di atas
simplisia hingga diperoleh 80 bagian perkolat.
• Peras masa, campurkan cairan perasan ke dalam perkolat,
tambahkan cairan penyari secukupnya hingga diproleh 100
bagian. Pindahkan ke dalam bejana, tutup, biarkan selama 2
hari ditempat sejuk terlindung dari cahaya. Enap, tuang atau
saring.
Penyimpanan
Dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat
sejuk.
Pembagian Tinctur
1. Menurut Cara Pembuatan
A. Tingtur Asli
Adalah tingtur yang dibuat secara maserasi atau perkolasi.
73
Contoh :
Tingtur yang dibuat secara maserasi
1. Opii Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Capsici Tinctura FI II
4. Myrrhae Tinctura FI II
5. Opii Aromatica Tinctura FI III
6. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
7. Dan lain-lain
74
5. Stramonii Tinctura FI II
6. Strychnin Tinctura FI II
7. Ipecacuanhae Tinctura Ext. FI 1974
B. Tingtur Lemah
Adalah tingtur yang dibuat menggunakan 20 % simplisia
yang tidak berkhasiat keras. Contoh :
1. Cinnamomi Tinctura FI III
2. Valerianae Tinctura FI III
3. Polygalae Tinctura Ext. FI 1974
4. Myrrhae Tinctura FI II
75
Contoh Sediaan Tinctura
76
etanol 70%, hingga memenuhi persyaratan kadar, biarkan
selama tidak kurang dari 24 jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1
tahun sejak tanggal pembuatan. Pada etiket harus tertera
tanggal pembuatan.
77
13. Tingtur Beladon (Belladonnae Tinctura)
Cara pembuatan : perkolasi 10 bagian serbuk beladon dengan
etanol encer, hingga diperoleh 100 bagian tingtur. Tetapkan
kadar alkaloida, atur kadar dengan penambahan etanol encer
hingga memenuhi syarat, biarkan selama tidak kurang dari 24
jam, saring.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya, ditempat sejuk. Tidak boleh disimpan lebih dari 1
tahun sejak tanggal pembuatan
78
bagian serbuk opium dengan campuran etanol 90 % dan air
volume sama banyak hingga diperoleh 100 bagian tingtur.
19. Tingtur Sekale Cornutum (Secalis Cornuti Tinctura)
Cara pembuatan : Campur 1 bagian ekstrak sekale kornutum
dengan 9 bagian etanol encer.
F. Ekstrak (Extracta)
Adalah sediaan kering, kental, atau cair dibuat dengan
menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang cocok
diluar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus
mudah digerus menjadi serbuk.
Cairan penyari yang dipakai adalah air, eter dan campuran
etanol dan air
Cara Pembuatan
Penyarian :
• Penyarian simplisia dengan air dilakukan dengan cara
maserasi, perkolasi atau penyeduhan dengan air mendidih.
• Penyarian dengan campuran etanol dan air dilakukan dengan
cara maserasi atau perkolasi.
• Penyarian dengan eter dilakukan dengan cara perkolasi.
1. Maserasi
Lakukan maserasi menurut cara yang tertera pada tingtur,
suling atau uapkan maserat pada tekanan rendah pada suhu
tidak leih dari 50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki.
2. Perkolasi
79
• Lakukan perkolasi menurut cara yang tertera pada tinctura.
Setelah perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam
biarkan cairan menetes, tuangi massa dengan cairan penyari
hingga jika 500 mg perkolat yang keluar terakhir diuapkan
tidak meninggalkan sisa. Perkolat disuling atau diuapkan
dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C
hingga konsistensi yang dikehendaki
• Pada pembuatan ekstrak cair 0,8 bagian perkolat pertama
dipisahkan, perkolat selanjutnya diuapkan hingga 0,2
bagian campur dengan perkolat pertama.
• Pembuatan ekstrak cair dengan penyari etanol dapat juga
dilakukan dengan cara reperkolasi tanpa menggunakan
panas.
• Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air hangatkan segera
pada suhu kurang lebih 90 0C, enapkan, serkai. Uapkan
serkaian pada takanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50
0
C hingga bobotnya sama dengan bobot simplisia yang
digunakan.
• Enapkan di tempat sejuk selama 24 jam, serkai, uapkan
pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 0C
hingga konsentrasi yang dikehendaki.
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari
cahaya
• Untuk ekstrak kering dan kental perkolat disuling atau
diupkan dengan tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari
50 0C hingga konsistensi yang dikehendaki.
80
kemudian tambahkan 5 tetes air dan 1 tetes larutan kalium
tetraiodida hidrargyrat (II) tidak terjadi kekeruhan. Suling
etanol dengan perkolat, biarkan di tempat sejuk selama 24 jam.
Tambahkan talk, saring, cuci sisa dengan 100 bagian air.
Uapkan filtrat menurut cara yang tertera pada extracta hingga
diperoleh ekstrak kental. Ekstrak ini berkadar 1,3% alkaloida.
Penyimpanan : Ekstrak belladon dapat disimpan dalam
persediaan dalam bentuk serbuk kering yang dibuat sebagai
berikut :
rus 1 bagian ekstrak dengan 2 bagian pati beras atau laktosa, keringkan pada suhu
tidak lebih dari 30 0C, tambahkan sejumlah pati beras atau
laktosa hingga tepat 3 bagian. Sisa dalam wadah berisi zat
pengering.
81
(90%) dan 3 bagian air q.s. hingga diperoleh 175 bagian
cairan, simpan cairan ini sebagai perkolat I
• lanjutkan perkolasi dengan campuran etanol air seperti di
atas, sehingga diperoleh 1500 bagian yang dinyatakan
sebagai susulan I. Larutkan 30 bagian gliserol dalam 130
bagian susulan I yang mula-mula keluar, campurkan larutan
ini dengan 325 bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan
campuran selama 24 jam dalam sebuah bejana tertutup,
pindahkan ke dalam sebuah perkolator, perkolasi dengan
sisa susulan I. Pisahkan 325 bagian cairan mula-mula keluar
yang dinyatakan sebagai hasil perkolasi II. Hasil perkolasi
selanjutnya dinyatakan sebagai susulan II.
• Larutkan 20 bagian gliserol dalam 70 bagian susulan II
yang mula-mula keluar, campurkan larutan ini dengan 175
bagian serbuk (85/100) herba timi. Biarkan campuran selam
24 jam dalam sebuah bejana tertutup, pindahkan ke dalam
perkolator, perkolasi dengan sisa susulan II q.s. hingga
diperoleh campuran 500 bagian campuran yang dinyatakan
sebagai hasil perkolasi III. Campur hasil perkolasi I, II
dan III.
82
50 bagian pati kering, lanjutkan penguapan hingga diperoleh
ekstrak kering. Tetapkan kadar elkaloidanya hingga memenuhi
syarat kadar. Ayak melalui pengayak no 12.
83
jam. Biarkan mengenap, pisahkan cairan, sari sisa dengan air
panas. Campuran sari dipanaskan pada suhu kurang lebih
90 0C selama 1 jam, kemudian aupkan hingga diperoleh massa
kental.
84
15. Ekstrak Opium (Opii Extractum)
Cara pembuatan : maserasi 100 bagian opium yang telah
dipotong tipis dengan 500 bagian air selama 24 jam sambil
berulang-ulang di aduk, peras, campur dengan maserat I.
Uapkan hingga sisa 200 bagian, biarkan selama 24 jam, saring.
Uapkan hingga diperoleh ekstrak kering. Tetapkan kadar
morfinanya, atur kadar dengan laktosa atau ekstrak opium
kering lain hingga memenuhi persyaratan kadar. Ekstrak ini
mempunyai kadar morphin 20 %.
G. Infus (Infusa)
Adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia
nabati dengan air pada suhu 90 0C selama 15 menit.
Cara Pembuatan
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dalam
panci dengan air secukupnya, panaskan di atas tangas air selama 15
menit terhitung mulai suhu mencapai 90 0C sambil sekali-sekali di
aduk. Serkai selagi panas melalui kain flanel, tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang
dikehendaki.
85
1. Jumlah Simplisia
• Kecuali dinyatakan lain, infus yang mengandung bukan
bahan berkhasiat keras di buat dengan menggunakan 10 %
simplisia.
• Kecuali untuk simplisia seperti yang tertera di bawah ini,
untuk membuat 100 bagian infus, digunakan sejumlah
simplisia seperti tersebut di bawah ini :
86
4. Cara Menyerkai
• Pada umumnya infus di serkai selagi panas, kecuali infus
simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah
dingin. Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia
lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.
• Untuk decocta Condurango diserkai dingin, karena zat
berkhasiatnya larut dalam keadaan panas, akan mengendap
dalam keadaan dingin.
• Infus daun sena harus diserkai setelah dingin karena infus
daun sena mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit
perut yang larut dalam air panas, tetapi tidak larut dalam air
dingin.
• Untuk asam jawa sebelum dibuat infus di buang bijinya dan
diremas dengan air hingga massa seperti bubur.
• Untuk buah adas manis dan buah adas harus dipecah
dahulu.
• Bila sediaan tidak disebutkan derajat kehalusannya,
hendaknya diambil derajat kehalusan suatu bahan dasar
yang keketalannya sama / sediaan galenik dengan bahan
yang sama.
87
daya terapi yang lemah, tetapi terutama digunakan untuk memberi
aroma pada obat-obat atau sebagai pengawet.
Cara pembuatan :
1. larutkan minyak atsiri sejumlah yang tertera dalam masing-
masing monografi dalam 60 ml etanol 95%.
2. tambahkan air sedikit demi sedikit sampai volume 100 ml
sambil dikocok kuat-kuat.
3. tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan, saring.
4. encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.
88
Air aromatika yang tertera dalam FI II ada 3 yaitu :
1. Aqua Foeniculi, adalah larutan jenuh minyak adas dalam air.
Aqua foeniculi dibuat dengan melarutkan 4 g oleum foeniculi
dalam 60 ml etanol 90%, tambahkan air sampai 100 ml sambil
dikocok kuat-kuat, tambahkan 500 mg talc, kocok, diamkan,
saring. Encerkan 1 bagian filtrat dalam 39 bagian air.
Pemerian, penyimpanan sama seperti aqua aromatik.
Syarat untuk resep : seperti aqua aromatik dan sebelum
digunakan harus disaring lebih dahulu.
89
Cara-cara mendapatkan minyak lemak
1. diperas pada suhu biasa, misalnya : oleum arachidis, oleum
olivae, oleum ricini
2. diperas pada suhu panas, misalnya : oleum cacao, oleum cocos
Syarat-syarat untuk minyak lemak antara lain :
1. harus jernih, yang cair harus jernih, begitupun yang padat
sesudah dihangatkan (diatas suhu leburnya) tidak boleh berbau
tengik.
2. kecuali dinyatakan lain harus larut dalam segala perbandingan
dalam CHCl3, Eter dan Eter minyak tanah.
3. Harus memenuhi syarat-syarat minyak mineral, minyak harsa
dan minyak-minyak asing lainnya, senyawa belerang dan
logam berat.
90
Kecuali dinyatakan lain, harus disimpan dalam wadah tertutup
baik, terisi penuh, terlindung dari cahaya.
91
Adalah minyak lemak yang di peroleh dengan pemerasan
dingin biji Ricinus communis L yang telah di kupas.
92
yang menguap, yang diperoleh baik dengan cara penyulingan atau
perasan simplisia segar maupun secara sintetis. Minyak atsiri
diperoleh dari tumbuh-tumbuhan. Contoh : daun, bunga, kulit buah,
buah atau dibuat secara sintetis.
Pemerian :
• Cairan jernih
• Bau seperti bau bagian tanaman asal.
• Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat, terisi penuh,
terlindung dari cahaya dan ditempat sejuk.
Identifikasi :
1. teteskan 1 tetes minyak di atas air, permukaan air tidak keruh.
2. pada sepotong kertas teteskan 1 tetes minyak yang diperoleh
dengan cara penyulingan uap tidak terjadi noda transparan
3. kocok sejumlah minyak dengan larutan NaCl jenuh volume
sama, biarkan memisah, volume air tidak boleh bertambah.
93
A. Cara pemerasan yaitu cara yang termudah dan masih dapat
dikatakan primitif. Cara ini hanya dapat dipakai untuk
minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan untuk
minyak atsiri yang mempunyai kadar tinggi dan minyak atsiri
yang tidak tahan pemanasan. Contoh : minyak jeruk
94
Bila lapisan minyak atsiri dan air sukar dipisahkan dapat di
tambahkan NaCl jenuh untuk menarik airnya
3. Cara Enfleurage
• Biasanya untuk minyak atsiri yang berasal dari daun
bunga yang digunakan untuk kosmetik. Daun bunga
disebarkan diatas keping gelas yang lebih dulu dilapisi
dengan lemak atau gemuk. Dibiarkan beberapa lama,
tergantung dari jenis daun yang diolah, contoh:bunga
melati 24 jam. Kemudian daun bunga diangkat, diganti
dengan yang segar sampai beberapa kali, sampai lemak
itu benar-benar jenuh dengan minyak atsiri. Biasanya
lemak itu dapat digunakan untuk 30 kali.
• Kemudian lapisan lemak dikerok, dilarutkan dalam
alkohol absolut, minyak atsiri akan larut, sedangkan
lemaknya tidak larut, sehingga lemaknya dapat
dipisahkan dari minyak atsiri. Minyak atsiri yang ada
dalam alkohol disuling secara vacum (dengan alat
evaporator vacum ). Alkohol yang digunakan bukan
alkohol fortior sebab waktu diuapkan, uap air akan
membawa minyak atsiri.
Cara ini dapat digunakan untuk bahan bakal dengan
kandungan minyak atsiri yang rendah dan tidak tahan
pemanasan.
95
Oleum bergamottae berwarna hijau karena klorofilnya terlarut
kedalamnya. Oleum kajuputi berwarna hijau karena senyawa
tembaga dari alat penyulingnya terlarut kedalamnya. Minyak
atsiri akan berwarna kuning atau kuning kecoklatan karena
sudah terurai atau teroksidasi.
2. Mudah larut dalam Chloroform atau Eter.
3. Minyak atsiri yang diperoleh dari penyulingan uap harus bebas
minyak lemak. Hal ini dibuktikan dengan cara meneteskan
keatas kertas perkamen tidak meninggalkan noda transparan.
4. Harus kering, karena air akan mempercepat reaksi oksidasi
sehingga minyak akan berwarna. Kekeringan dibuktikan
dengan cara mengocok sejumlah minyak atsiri dengan larutan
Natrium Klorida jenuh vbolume sama, biarkan memisah,
volume air tidak boleh bertambah.
5. Bau dan rasa seperti simplisia.
Bau diperiksa dengan cara mencampurkan satu tetes minyak
atsiri dengan 10 ml air. Rasa diperiksa dengan mencampur
satu tetes minyak atsiri dengan 2 gram gula.
96
Penyulingan uap buah kering Illicium verum Hook dan buah
kering Pimpenilla anisum L (fam : Magnoliaceae)
97
7. Oleum Menthae piperitae (minyak permen)
Adalah minyak atsiri yang diperoleh dengan destilasi uap dari
bagian di atas tanah tanaman berbunga Mentha piperita yang
segar dan telah dimurnikan.
K. Syrup (Sirupi)
Adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung
sakarosa. Kadar sakarosa (C12 H22 O11) tidak kurang dari 64% dan
tidak lebih dari 66%.
98
Cairan untuk sirup, kedalam mana gulanya akan dilarutkan
dapat dibuat dari :
1. aqua destilata : untuk sirupus simplex.
2. hasil-hasil penarikan dari bahan dasar :
a. maserat misalnya sirupus Rhei
b. perkolat misalnya sirupus Cinnamomi
c. colatura misalnya sirupus Senae
d. sari buah misalnya rubi idaei
3. larutan atau campuran larutan bahan obat misalnya :
methydilazina hydrochloridi sirupus, sirup-sirup dengan nama
patent misalnya yang mengandung campuran vitamin .
99
• Gula invert tidak dikehendaki dalam sirup karena lebih encer
sehingga mudah berjamur dan berwarna tua ( terbentuk
karamel ), tetapi mencegah terjadinya oksidasi dari bahan obat.
100
1. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup .
Didihkan sambil diaduk, zat putih telur akan menggumpal
karena panas.
2 Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring
kotoran sirup akan melekat ke kertas saring.
Dari ketiga cara memasukkan sirup ke dalam botol ini yang terbaik
adalah cara ketiga.
Dalam ilmu farmasi sirup banyak digunakan karena dapat berfungsi
sebagai :
1. Obat, misalnya : chlorfeniramini maleatis sirupus.
2. Corigensia saporis, misalnya : sirupus simplex
Corigensia odoris, misalnya : sirupus aurantii
Corigensia coloris, misalnya : sirupus Rhoedos, sirupus rubi
idaei
101
3. Pengawet, misalnya sediaan dengan bahan pembawa sirup
karena konsentrasi gula yang tinggi mencegah pertumbuhan
bakteri.
Penyimpanan :
Dalam wadah tertutup rapat dan di tempat sejuk.
C = 300 x ( 1 - 2 )
( 144 - 0,5 t )
102
Contoh-contoh Sediaan Sirup
1. Ferrosi Iodidi Sirupus
Cara pembuatan : 20 bagian ferrum pulveratum dicampur
dengan 60 bagian air, tambahkan 41 bagian Iodium sedikit
demi sedikit sambil digerus. Setelah warna coklat hilang maka
larutan disaring, dimasukkan kedalam larutan ½ bagian acidum
citricum dan 600 bagian sakarosa dalam 200 bagian air panas.
Untuk mencegah terjadinya oksidasi dari ferro Iodida maka
ujung corong masuk kedalam larutan sakarosa. Sisa serbuk
besi pada kertas saring dicuci dengan air sampai diperoleh
1000 bagian sirup.
• Guna acidum citricum adalah untuk mempercepat inversi
sakarosa, menjadi glukosa dan fruktosa yang merupakan
reduktor kuat yang berguna untuk mencegah oksidasi ferro
lodidum.
• Ferro Iodidum selalu dibuat baru.
103
4. Sirupus Thymi = Sirup Thymi
Cara pembuatan : campurlah 15 bagian herba timi dengan air
sesukupnya dan diamkan 12 jam dalam bejana tertutup.
Masukan dalam perkolatordan sari dengan air, perkolat
dipanasi sampai 90 0C dan diserkai hingga diperoleh 36 bagian
hasil perkolat. Masukan dalam bejana tertutup dan tambahkan
64 bagian gula panaskan dengan pemanasan lemah hingga
diperoleh 100 bagian sirup.
Pemerian : sirup warna coklat, bau dan rasa seperti thymi.
Sirup-sirup yang tercantum dalam FI ed III
1. Chlorpheniramini maleatis sirupus
2. Cyproheptadini hydrochloridi sirupus
3. Dextrometorphani hydrobromidi sirupus
4. Piperazini citratis sirupus
5. Prometazini hydrochloridi sirupus
6. Methidilazini hydrochloridi sirupus
7. Sirupus simplex yang dibuat dengan melarutkan 65 bagian
sacharosa dalam larutan metil paraben secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian sirup.
104
105