Anda di halaman 1dari 9

Nama : Norhadijah

NIM : 2020111320108

Dengan menggunakan tabel dibawah ini dan selesaikan problem berikut


dan jelaskan maknanya
1) Jaringan kerja
2) Gambarkan waktu terlama dan waktu tercepat suatu event
3) Gambarkan Jalur Kritisnya
4) tentukan nilai probalitas nya
5) tentukan tabel slack dan Float

Jawab:
Event
No Urutan Event
Sebelumnya
1 5 4
2 4 3, 2
3 3 2, 1
4 2 1
5 1 0

Jawab:
1) Jaringan kerja
Berdasarkan tabel urutan even, pada tabel di bawah ini
Event
No Urutan Event
Sebelumnya
1 5 4
2 4 3, 2
3 3 2, 1
4 2 1
5 1 0
maka dapat digambarkan jaringan kerja sebagai berikut:
2

4 5

Gambar 1. Aktivitas PERT (PERT dengan Lima Event dan Enam Aktivitas
Gambar Jaringan kerja, mulai dengan event 1 , Menurut data di atas, 2

event muncul segera setelah, event


1
. Ini berarti
2 mengikuti
1 . 3

Event didahului dua event yaitu1 event dan2 event . Ini berarti 3

Event mengikuti
1 2 dan . Selanjutnya kita menemukan 4 event
segera muncul setelah event
2 3dan . Ini berarti
4 mengikuti 2

event 3 dan . Terakhir


5 event didahului
4 event sehingga
jaringan kerja akan tampak seperti Gambar 1.

Langkah V:
2

4 5

Keterangan:
= Peristiwa (Event): yaitu permulaan atau akhir dari suatu
aktivitas, hanya satu tahap selama proyek berjalan, dan tidak
membutuhkan sumber daya dan waktu
1 = Setiap peristiwa diberi nomor urut agar mudah diidentifikasi
= Aktivitas: yaitu komponen proyek yang membutuhkan
sumber daya dan waktu
1 2 = Dua peristiwa dihubungkan oleh satu aktivitas
Tujuan utama PERT ada dua, yaitu pertama untuk menyajikan aktivitas
proyek dcngan urutan yang logis dan memperlihatkan saling keterkaitan
antaraktivitas, yang kedua adalah untuk melakukan pcnjadwalan proyek.
PERT mempunyai kaitan dengan metodologi yang dapat melakukan
penjadwalan waktu seperti suatu cara untuk menyediakan sejumlah data
yang krusial yang sangat berguna untuk pengambilan keputusan
manajemen. PERT memiliki empat elemen yaitu:
I. Waktu Perkiraan (Time Estimate)
2. Waktu Tercepat (Earliest Time)
3. Waktu Paling Lambat (Latest Time)
4. Kelenturan Waktu (Slack atau Floats)
Waktu perkiraan di dalam PERT diperoleh dari seorang ahli yang
menguasai penyelesaian setiap aktivitas dengan menggunakan rumus
seperti di bawah ini:
OE+4ML+PE
te =6
Di mana:
te = waktu yang diperkiraan
OE = perkiraan optimis (Optimistic Estimate). jika segala sesuatunya
berjalan baik, tidak ada hambatan berarti.
ML = perkiraan normal (Most Likely Estimate), jika segala sesuatunya
berjalan normal.
PE = perkiraan pesimis (Pesimistic Estimate), jika segala sesuatunya
ada hambatan berarti.

Rasional rumus di atas telah dibuktikan melalui analisis statistik, dan dalam
jaringan kerja t, ditulis sebagai berikut:
te = 9 Jam
2

te = 2 Jam
4
te = 8 Jam 6
te = 7 Jam
1
te = 2 Jam
te = 5 Jam te = 3 Jam
3 5

Gambar 2. PERT dilengkapi dengan waktu setiap aktivitas


2) Gambarkan waktu terlama dan waktu tercepat suatu event
Waktu Tercepat
Berdasarkan jaringan kerja di atas, kita punya dasar untuk
menemukan waktu tercepat (Earliest Possible Time) untuk terjadinya
event dengan symbol TE. Ketika kita memperhatikan jaringan kerja di
atas, maka kita menemukan hal-hal sebagai berikut.
Event 2 terjadi hanya dua jam setelah event 1 . Jadi TE untuk
terjadinya event 2 adalah 2 jam. Event 3 dapat terjadi setelah event 1

dan event 2 . Aktivitas yang melalui event 2 dan event 3

membutuhkan waktu 10 jam. Jadi TE untuk event 3 adalah 10 jam.


Dengan cara yang sama, event 4 di dahului oleh event 2 dan event 3

yang terjadi lebih dahulu. Ini membuat TE event 4 menjadi 17 jam.


TE event 5
adalah 13 jam, dan TE untuk event terakhir yaitu event 6

adalah 22 jam.
Perlu dicatat bahwa ketika TE untuk suatu event tertentu dapat
dihitung melalui beberapa jalur alternatif, maka angka yang paling besar
adalah angka TE yang tepat misalnya untuk event4 jalur yang
mungkin adalah:
Melalui event 1 dan 2 = 11 jam.
Melalui event 1 dan 3 = 12 jam
Melalui event 1, 2, dan 3 = 17 jam
TE yang benar adalah 17 jam, karena event 4 tidak akan terjadi
sampai semua event yang mendahuluinya telah muncul lebih dulu.
Ringkasan perhitungannya:
TE event 1 = 0 Jam (Event permulaan/awal)
TE event 2 = 2 Jam
TE event 3 = (2+8) Jam = 10 Jam
TE event 4 = (2+8+7) Jam = 17 Jam
TE event 5 = (2+8+3) Jam = 13 Jam
TE event 6 = (2+8+3+7+2) Jam = 22 Jam
Waktu terlama
Seperti halnya ketika menghitung TE, melalui jaringan kerja, kita
juga dapat menghitung waktu yang paling lama untuk terjadinya sebuah
event, yang diberi simbol TL. Berdasarkan jaringan kerja di atas, kita
dapat mengetahui bahwa event 6 akan terjadi paling cepat 22 jam.
Jika kita harus mengakhiri waktu pelaksanaan proyek, maka tidak boleh
terjadi lebih dari 22 jam. Dengan demikian TL untuk event
6 adalah
22 jam.
Mari kita asumsikan bahwa penjadwalannya sama dengan jaringan 5

kerja di atas, maka kita akan mendapatkan


6
TL sebagai berikut:
5 Event
telah terjadi 2 jam sebelum event
4 , maka TL untuk event adalah 3

20 jam (22 - 2). TL event2 adalah 17 jam (22 -2 - 3).


1 TL untuk event
menjadi 10 jam, event menjadi 2 jam, dan event menjadi 0
jam.
Ringkasan perhitungannya:
TL Event 6 = 22 Jam
TL Event 5 = (22-2) Jam = 20 Jam
TL Event 4 = (22-2-3) Jam = 17 Jam
TL Event 3 = (22-2-3-7) Jam = 10 Jam
TL Event 2 = (22-2-3-7-8) Jam = 2 Jam
TL Event 1 = (2 -2) Jam = 0 Jam
Perlu dicatat, bahwa sama dengan cara mencari TE, mencari TL
juga mungkin ada yang melalui beberapa jalur. Dalam kasus seperti ini,
maka jalur yang angkanya paling kecil adalah angka TL yang tepat. t e,
TE dan TL di atas akan tampak pada jaringan kerja seperti dibawah ini
TE = 2
TL = 2
2

2 9 TE = 17
TE = 0
TL = 0 TL = 17
8
1 4

7 TE = 20
5 TL = 20
3 6

TE = 10 3 2
TL = 10
5

TE = 13
TL = 20

Gambar 3. PERT dengan waktu tercepat dan terlama


3) Gambarkan Jalur Kritisnya
Ketika slack atau float berisi angka 0 maka manajer tidak boleh menunda
atau menangguhkan aktivitas tersebut karena aktivitas itu merupakan
aktivitas kritis. Jika aktivitas ini ditangguhkan pengerjaannya maka sudah
pasti akan mengganggu jadwal keseluruhan proyek dan menimbulkan
pemborosan yang tidak perlu. Aktivitas-aktivitas seperti ini dalam PERT
disebut sebagai “jalur kritis”, Tak ada alasan bagi manajer proyek untuk
menunda setiap aktivitas pada jalur ini, dan bahkan mereka harus
memberikan perhatian yang lebih banyak terhadap aktivitas-aktivitas kritis
ini. Jalur kritis pada jaringan kerja di atas dapat digambarkan sebagai
berikut.
2
4
6

3 5

Gambar 4. PERT dengan Jalur Kritis


Kita melihat garis putus-putus pada beberapa anak panah, inilah jalur
kritisnya. Jadi jalur yang menghubungkan event 1 ,2 3 , 4
, 5

, , dan
6 adalah jalur kritis.
Ketika jalur kritis telah diidentifikasi, manajer proyek akan mengetahui
kemana sumber daya harus dikonsentrasikan. Jadi jalur kritis menjadi alat
manajemen untuk keperluan supervisi dan untuk pengalokasian sumber
daya.

4) tentukan nilai probalitas nya


PERT juga menyediakan metode untuk menentukan peluang guna
mengantisipasi keterbatasan waktu. Ini dapat dilakukan dengan
menggunakan dua rumus sederhana yaitu:
PE-OE TS-TE
(1) X = 6 dan (2) z = x
Di mana:
PE = Perkiraan waktu yang pesimis
OE = Perkiraan waktu yang optimis
TS = Waktu yang terjadwal
TE = Waktu yang diharapkan
Untuk menggunakan rumus di atas, kita menambahkan perkiraan waktu
pesimis dan optimis kepada semua aktivitas proyek, kemudian temukan
perbedaannya. Perbedaan ini kemudian dibagi 6. Ini menjadi faktor penentu
rumus yang kedua. Setiap z kemudian dicocokkan dengan tabel peluang
yang tersedia. Penjadwalan aktivitas diterima jika nilai z berada pada
wilayah 60%. Jika nilai z berada dibawah angka 60%, maka penjadwalan
tersebut dapat menghasilkan penjadwalan yang terlalu ketat. Sebaliknya,
jika nilai z berada di atas angka 60% maka penjadwalan tersebut terlalu
longgar sehingga menimbulkan pemborosan yang tidak perlu.
Mari kita ilustrasikan dengan menggunakan tabel dibawah ini.
TS = 16
TE = 15
Jadwal I Jadwal II
Aktivitas PE OE   Aktivitas PE OE
1–2 9  8 1–2  10  4
1–3 3 2,5 1–3 6 2
2–4 6 5,5   2–4 8 4
3–4 3 2,5 3–4 5 2
4–5 5  4,5 4 – 5  8 4
26   23  37  16

26 - 23 37 - 16
(1) x = 6 = 0,5 (1) x = 6 = 3,5
16 - 15 16 - 15
(2) z = 0,5 =2 (2) z = 3,6 = 0,29

Dengan mengkonsultasikan hasil tersebut pada nilai z yang terdapat


pada tabel probabilitas ditemukan bahwa jadwal I nilai z = 2 berada pada
daerah penerimaan 98%, dan jadwal II nilai z = 0,29 berada pada daerah
penerimaan 60%. Dengan demikian penjadwalan I ternyata terlalu
longgar sehingga menimbulkan pemborosan yang tak perlu, sedangkan
penjadwalan II agak ketat sehingga diperlukan lebih banyak sumber daya
yang harus dicurahkan pada proyek.
Tabel 1. Koefisien Probabilitas (Nilai z)
z Probabilitas Z Probabilitas
0,00 50 -0,00 50
0,25 59 -0,25 40
0,50 69 -0,50 30
0,75 76 -0,75 23
1,00 84 -1,00 16
1,25 89 -1,25 10
1,50 93 -1,50 6
1,75 96 -1,75 4
2,00 98 -2,00 2
2,25 99 -2,25 1
2,50 99,4 -2,50 0,6
3,00 99,9 -3,00 0,1
5) tentukan tabel slack dan Float
Untuk menemukan aktivitas yang dapat dan tidak dapat ditunda
pengerjaannya, kita dapat menghitung TL dan TE untuk setiap aktivitas
tunggal. Ini dapat dilakukan dengan menggunakan tabel di bawah ini.
Tabel 2. Slack dan Floats
Aktivitas TL TE Slack/Float
1-2 2 2 0
1–3 10 5 5
2–3 10 10 0
2–4 17 11 6
3–4 17 17 0
3–5 20 13 7
5–6 22 22 0
Tabel di atas menunjukkan bahwa untuk beberapa aktivitas terdapat
perbedaan antara TL dan TE yang terlihat jelas pada kolom slack/float.
Itu berarti bahwa aktivitas tersebut dapat ditangguhkan atau ditunda
pengerjaannya selama beberapa minggu sesuai dengan angka yang
terdapat pada kolom slack/float. Ini tidak akan mengganggu penjadwalan
proyek secara keseluruhan.
Pengenalan terhadap aktivitas slack/float akan membantu manajer
untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya seperti: meminimalkan
waktu tunggu bagi orang dan mesin, memindahkan sumberdaya untuk
aktivitas yang lebih penting, dan menangguhkan pinjaman untuk
keperluan keamanan.

Anda mungkin juga menyukai