Disusun oleh:
KELOMPOK I
Agni Risdianto 20201113101151
Norhadijah 2020111320108
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
BAB II PERMASALAHAN..........................................................................4
3.1 Kesimpulan.........................................................................................18
3.2 Saran...................................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................19
i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Realita rendahnya layanan pendidikan dari guru kepada peserta didik
dimungkinkan karena rutinitas mengajar guru, kurangnya pemahaman, rendahnya
minat dan motivasi siswa, kurangnya kuantitas layanan supervisi, dan lain
sebagainya. Apabila mutu layanan guru terhadap peserta didik rendah, maka hasil
prestasi belajar peserta didik juga akan rendah. Sehingga dalam hal ini peranan
supervisor dalam perbaikan pelayanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka
peningkatan kualitas kinerja guru. Oliva (1984 : 341) menyatakan : “The
supervisor has the responsibility for identifying teachers’ in-service need through
surveys, requests from teachers, and operation” (Oliva, 1984).
Kepala Sekolah di dalam menolong guru dalam memperbaiki mutu layanan
pendidikan harus benar-benar mengetahui kebutuhan yang diharapkan oleh guru,
hal ini dapat dilakukan dengan cara survei, dialog dengan guru, kunjungan kelas,
dan lain sebagainya
Menurut Peter F. Oliva dalam bukunya Supervision for Today’s Schools
merumuskan bahwa: “Supervision is defined a service provided to teachers for
the purpose of improving instruction. It is the student who is the ultimate
beneficiary of instructional improvement”. Dari definisi tersebut, menambah
penjelasan bahwa pengawasan digambarkan sebagai suatu jasa/layanan yang
diberikan kepada guru untuk meningkatkan kinerjanya dalam proses
pembelajaran. Dalam hal ini siswa menjadi objek terakhir sebagai penerima
proses pembelajaran (Oliva, 1984).
Supervisor dikonsepsikan sebagai individu yang memiliki tugas untuk
membantu guru dalam mengembangkan mengembangkan pengajaran dan
kurikulum untuk membantu para guru. Supervisor pengajaran adalah suatu
pelayanan berorientasi kepada staf atau perorangan yang mungkin lebih efektif
jika terlepas dari tanggung jawab administratif. Tanggung jawab pengawas secara
tidak langsung menunjukkan sejumlah peran yaitu: Pakar pembelajaran, Pakar
Kurikulum, Pengelola, Guru ahli, Pemimpin kelompok, Penilai, Stimulator,
Koordinator, Pengarah. Sebagai humas, Peneliti, Agen perubahan (Oliva, 1984).
1
2
5
6
saja. Semua administrator atau petugas senior lainnya dapat memberi bantuan, hal
itu bergantung kepada situasi atau kebutuhan. Proses atau situasi belajar mengajar
yang menjadi objek yang diperbaiki dititikberatkan kepada situasi belajarnya .
Sebab dengan majunya teknologi pendidikan sangat mungkin siswa akan belajar
sendiri tidak dihadapan guru, dia hanya berhubungan langsung dengan materi
pelajaran dan perlengkapan belajar. Namun situasi belajar seperti ini tidak boleh
selalu terjadi, sebab belajar berperilaku sangat sulit dilakukan tanpa disertai guru.
1. Profesionalisme Guru
Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen BAB
III Prinsip Profesionalitas Pasal 7 disebutkan bahwa ;
1) Profesi guru dan profesi dosen merupakan bidang pekerjaan khusus yang
dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut:
a. memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;
b. memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan, dan akhlak mulia;
c. memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas;
d. memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
e. memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan;
f. memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja;
g. memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat;
h. memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan; dan
i. memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.
2) Pemberdayaan profesi guru atau pemberdayaan profesi dosen
diselenggarakan melalui pengembangan diri yang dilakukan secara
demokratis, berkeadilan, tidak diskriminatif, dan berkelanjutan dengan
8
Guru yang baik adalah yang mau menerima perubahan, yang peka terhadap
kekurangan dirinya akan memandang bahwa supervisi adalah sebuah bantuan
untuk meningkatkan kemampuannya dalam menjalankan tugas dan akhirnya nanti
meningkatkan profesionalisme dirinya sendiri sebagai guru. Hubungan
komunikasi antara supervisor dengan orang yang disupervisi dapat digambarkan
dengan Johari windows (Jendela Johari). Johari windows yang dikembangkan
oleh Joseph Luft dan Harrington Ingham, mengembangkan konsep Johari
Window sebagai perwujudan bagaimana seseorang mengenali dirinya (self
awareness).
3. Peranan supervisi pengajaran dalam membangun profesionalisme guru
dan pengawas sekolah
sama belum tentu akan efektif untuk diterapkan kepada guru lainnya. setiap
guru juga memiliki karakteristik maupun perilaku yang tidak sama (Suharsimi
A. , 2013).
2.2 Peran dan Fungsi Supervisor
yang menjadi objek atau bidang garapan supervisi akademik bagi dosen
adalah proses kegiatan pendidikan dan pembelajaran atau perkuliahan
h. Sebagai stimulator, yakni seorang pemacu, yang memberikan saran dan ide
kepada pengajar untuk dipertimbangkan.
i. Sebagai orienter, yakni seorang yang mampu menyesuaikan diri (orienter),
dalam komunitas guru yang seperti apapun.
j. Sebagai hubungan masyarakat, yakni Seorang yang berhubungan dengan
masyarakat/umum, yang mungkin saja diundang untuk menerjemahkan
kurikulum sekolah kepada publik/masyarakat umum manapun, baik dalam
komunikasi tertulis maupun dalam berbicara secara lisan (seminar).
k. Sebagai guru master, yakni seorang guru utama/senior, mampu
mendemonstrasikan cara mengajar maupun perbincangan/pembimbingan
terhadap cara mengajar.
l. Sebagai peneliti, Pengawas adalah seorang peneliti, yang dapat
menghasut/memacu untuk belajar melakukan penelitian, terutama sekali
penelitian tindakan (action)
m. Sebagai agen perubahan, seorang katalisator untuk menolong pengajar/guru
untuk berubah dan meningkat (Oliva, 1984).
Menurut Peter Oliva (1976:14) ada tiga sasaran atau domain dari layanan
supervisi, yaitu perbaikan pembelajaran, pengembangan kurikulum dan
pengembangan staf. Konsep ini kemudian dikembangkan menjadi empat bidang,
yaitu: 1) pembinaan dan pengembangan kurikulum, 2) perbaikan proses
pendidikan dan pembelajaran, 3) pengembangan staf, dan 4) pemeliharaan dan
perawatan moral / semangat kerja.
2.3 Kewajiban dan Tanggung Jawab Supervisor
efektivitas dan efisiensi proses belajar mengajar secara terus menerus (Oliva,
1984).
Dalam melaksanakan tugasnya, seorang supervisor memiliki kewajiban dan
tanggung jawab yaitu:
1. berpartisipasi dalam kegiatan in-service untuk pengembangan profesional,
2. secara teratur dan sistematis mengevaluasi dirinya sendiri,
3. secara teratur dan sistematis meminta guru untuk mengevaluasinya atau
efektivitasnya,
4. membentuk perpustakaan pribadi mengenai kepengawasan,
5. membaca jurnal-jurnal profesional yang memiliki signifikansi untuk mereka
dan guru (Oliva, 1984).
Perkembangan konsep supervisi pendidikan selanjutnya menuju kepada
sasaran khusus. Oliva (1984) menitikberatkan pada supervisi pengajaran,
mengemukakan beberapa pandangan bahwa supervisi pengajaran ialah segala
sesuatu yang dilakukan oleh personalia sekolah untuk memelihara atau mengubah
apa yang dilakukan sekolah dengan cara langsung mempengaruhi proses belajar-
mengajar dalam usaha meningkatkan proses belajar siswa (Oliva, 1984).
Supervisi harus mampu membangun pendidikan dan pengajaran ke arah
yang lebih baik dengan mengembangkan aktivitas, daya kreasi dan inisiatif orang-
orang yang disupervisinya. Supervisi harus dilakukan berdasarkan hubungan
profesional, bukan berdasarkan hubungan pribadi/ konco. Supervisi hendaklah
progresif tekun, sabar, tabah dan tawakal. Supervisi hendaklah dapat
mengembangkan potensi, bakat dan kesanggupan untuk mencapai kemajuan.
Supervisi hendaklah senantiasa memperhatikan kesejahteraan serta hubungan baik
yang dinamik. Supervisi hendaklah bertolak dari keadaan yang kini nyata ada
(Das Sein) menuju sesuatu yang dicita-citakan (Das Sollen). Supervisi harus jujur,
objektif dan siap mengevaluasi diri sendiri demi kemajuan
2.4 Evaluasi atas Supervisor
kinerja mereka dan (2) untuk menyediakan atasan mereka data mengenai
keputusan dasar personel, apakah akan dipertahankan dalam posisi kepengurusan
dan kepengawasan.
Dalam sistem persekolahan, untuk melihat kemajuan administratif dan
pengawasan menggunakan instrumen yang dijabarkan dengan ukuran-ukuran
spesifik yang mempertimbangkan alasan dalam sistem, seperti di bawah ini:
Uraian 1 2 3 4 5
A. KUALITAS PERSONAL/PRIBADI RATING
1. menunjukkan stamina dan energi yang cukup untuk
melaksanakan tugas dengan efektif
2. menunjukkan kehadiran yang teratur dan tepat waktu
3. menunjukkan kontrol diri
4. berperilaku dan bersikap sesuai peran khususnya
5. memiliki kualitas berbicara dengan lancar sesuai nada dan
volumenya
6. menunjukkan kompetensi dalam penggunaan bahasa
B. HUBUNGAN ANTAR MANUSIA DAN PERSEORANGAN
1. menerima kritik yang membangun dengan positif
2. membangun dan mempertahankan hubungan positif dengan
guru
3. membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan
karyawan
4. membangun dan mempertahankan hubungan baik dengan
masyarakat
5. mendukung dengan baik program sekolah
C. MUTU/KUALITAS PROFESIONAL
1. bangga dengan mengajar dan mendukung pekerjaanya
2. menunjukkan kerjasama dalam hal tanggung jawab yang
diberikan dalam sekolah dan sistem sekolah
3. secara aktif mengikuti program peningkatan mutu diri
4. mengetahui kewajiban untuk memahami dan mendukung
kebijakan dan prosedur administratif dengan cara yang
membangun
D. PRESTASI PROFESIONAL
1. menunjukkan pengetahuan yang cukup dalam hal
pertanggungjawaban
2. mengenal kekuatan dan kelemahan orang/program pengawas
atau koordinasi
3. memberikan bantuan yang pantas bagi guru untuk perbaikan
prestasi mereka
4. berkomunikasi yang jelas serta efektif dengan guru/staf
sekolah
14
Uraian 1 2 3 4 5
5. menciptakan keadaan/suasana yang mendorong minat dan
semangat untuk mengajar
6. menyokong pengambilan kebijakan dan prosedur sistem
sekolah
7. menunjukkan kemampuan mengatur dan mengelola bidang
tanggung jawab
Komentar penilai
......................................................................................................................
Komentar yang dinilai
......................................................................................................................
(Oliva, 1984)
2.4.2 Evaluasi Diri
Uraian 1 2 3 4
2. Saya terbuka untuk berkomunikasi
3. Saya memberikan perhatian kepada guru
4. Saya memberikan informasi yang berhubungan dengan
tugas dan kewajiban guru
5. Saya mau menerima ide dan kritik orang lain
6. Saya berkomunikasi dengan jelas
7. Saya aktif berinteraksi dengan guru
8. Saya menyediakan materi kepemimpinan dalam
perkembangan kurikulum
9. Saya mengikuti perkembangan kurikulum terbaru
10. Saya efektif menjadi contoh bagi guru
11. Saya ahli untuk menentukan langkah-langkah untuk
perbaikan pengajaran
12. Saya efektif untuk menjadi pemimpin kelompok
13. Saya melibatkan guru-guru dalam pengambilan keputusan
Karakteristik
Uraian Kuran Tidak
Istimewa Bagus Cukup
g Tahu
11. Apakah ahli dalam mendiagnosa
kesulitan/masalah pengajaran
12. Apakah ahli dalam menentukan
langkah-langkah dalam perbaikan
pembelajaran
13. Apakah efektif menjadi seorang
pemimpin kelompok
14. Melibatkan guru dalam mengambil
keputusan
15. Apakah ahli memimpin pertemuan
dengan guru
16. Merencanakan kegiatan layanan jasa
dalam menanggapi kebutuhan guru
17. Mengakui peran utamanya sebagai
pembantu guru
20
21
DAFTAR PUSTAKA
Mantja W., 2007. Profesionalisme Tenaga Kependidikan: Manajemen Pendidikan
dan Supervisi Pengajaran. Malang. Elang Mas
Oliva, P. P. (1984). Supervision for Today's Schools. New York: Longman Inc.
Sahertian, P. A. (2000). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta.
Suharsimi, & Yuliana, L. (2008). Manajemen Pendidikan. Yogyakarta: Aditya
Media dan FKIP UNY.
Suharsimi, A. (2013). Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Suprihatin. (1989). Administrasi Pendidikan (Fungsi dan Tanggung Jawab
Kepala Sekolah sebagai Administrator dan Supervisor Sekolah. Semarang:
IKIP Semarang Press.
22