PENDAHULUAN
didukung dari berbagai elemen yang melengkapi berjalannya proses tersebut. Salah
Dengan memiliki hidup yang sehat seseorang dapat menjalani dan melakukan
dilakukan oleh diri sendiri dalam menjaga kesehatan, dibutuhkan juga adanya upaya
Puskesmas merupakan bagian dari elemen kesehatan yang berperan dalam bidang
Sehingga dibutuhkan tenaga ahli dan tenaga kesehatan yang berkompeten pada
dimaksud khususnya farmasi harus memiliki sikap terampil, terlatih dan dapat
mengembangkan diri baik sebagai pribadi maupun sebagai tenaga kesehatan yang
kesehatan.
Oleh karena itu, dalam mencapai pemenuhan skill calon para tenaga ahli dan
farmasi, agar pada setiap mahasiswa tingkat III di wajibkan untuk melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Puskesmas. Praktek Kerja Lapangan (PKL) sangat
membantu mahasiswa tingkat III sebagai calon Ahli Madya Farmasi untuk menambah
pengetahuan serta mengenal lebih jauh kegiatan kefarmasian dan kegiatan lain yang
Puskesmas, baik untuk pasien rawat inap dalam hal persalinan, rawat jalan mau pun
untuk semua unit pelayanan termasuk pelayanan Program Terapi Rumatan Metadon
maupun tenaga kerja puskesmas dan lingkungan sekitar puskesmas. Dengan praktek
kerja lapangan ini, diharapkan nantinya dapat memahami tugas dan tanggung
jawabnya sebagai seorang Ahli Madya Farmasi di Puskesmas, Rumah Sakit atau
Instansi-instansi lainnya.
1.2 Manfaat
1. Menjadi saran bagi mahasiswa dalam mengaplikasikan ilmu yang didapat selama
perkuliahan.
2. Melatih kemampuan dan keterampilan mahasiswa dalam kaitannya antara teori
dan praktek.
3. Menumbuhkan sikap profesional yang diperlukan mahasiswa dalam memasuki
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Puskesmas
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari kecamatan.
kerja Puskesmas.
pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Walikota dengan sarana teknis
dari Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat yang telah disetujui oleh Kepala
perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yang disebut
Khusus untuk kota besar dengan jumlah penduduk satu juta lebih, wilayah kerja
penduduk 150.000 jiwa atau lebih merupakan “Puskesmas Pembina” yang berfungsi
sebagai pusat rujukan bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi
koordinasi.
kelamin dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
balai pengobatan, balai kesejahteraan ibu dan anak, usaha higienis sanitasi
tersebut masing-masing bekerja sendiri dan langsung melapor kepada suku dinas
kesehatan kota madya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui Pusat
wilayah kerjanya.
kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan berbeda-beda.
4. Kesehatan Lingkungan
8. Kesehatan Olahraga
mempunyai satu Puskesmas. Bahkan saat ini satu kecamatan dapat mempunyai
Sesuai konsep penduduk maka tiap 30 ribu penduduk dapat didirikan sebuah
Puskesmas. Apabila ditinjau dari konsep tersebut maka masih banyak Puskesmas
kesehatan maka Puskesmas perlu ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang
lebih sederhana yang disebut Puskesmas Kelurahan dan Puskesmas Keliling. Oleh
karena itu lebih menguntungkan jika meningkatkan mutu dan jangkauan pelayanan
preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam bentuk upaya kesehatan pokok. Pelayanan
darurat, peralatan kebidanan (USG), peralatan EKG, alat rontgen. Peralatan lain yang
Puskesmas.
a. Daya listrik yang cukup baik untuk kebutuhan penerangan dan menjalankan
pelayanan kesehatan dan kegiatan manajemen. Bagi Puskesmas yang ramai dengan
pengunjung, jumlah dokter dapat menjadi 3 – 5 orang tergantung dari beban kerja.
diterapkan.
BAB III
TINJAUAN UMUM
bagi masyarakat luas, didukung oleh 8 Puskesmas Kelurahan yang tersebar di tujuh
kelurahan yang ada di Kecamatan Kramat Jati. Pada tanggal 4 Juni 2003 Puskesmas
Wilayah Kecamatan Kramat Jati berada pada posisi 106. 49’, 35’ Bujur Timur
dan 06 10’ 37’ Lintang Selatan dengan ketinggian 23 m dari permukaan laut. Curah
Sebelah Selatan : Jl. Lingkar Luar (Kecamatan Ciracas dan Kecamatan Pasar Rebo)
Luas wilayah 13,33 km (13309,05 ha), terdiri dari tujuh kelurahan dengan 65 RW
3.3.1 Visi
prima yang sesuai dengan standar Internasional dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.”
3.3.2 Misi
1) Memberikan pelayanan kesehatan yang modern, ditunjang oleh fasilitas modern,
3.3.3 Motto
Motto dari Puskesmas Kramat Jati adalah “SEHAT ITU RAKHMAT”, yang
memiliki arti :
T : Tertib administrasi
pelanggan melalui :
1) Penggunaan peralatan yang baik
2) Penerapan sistem pelayanan yang bermutu
3) Kompetensi tenaga medik yang tinggi
4) Penerapan sasaran mutu yang terukur
5) Penerapan peraturan yang berlaku
6) Penanganan setiap keluhan pelanggan
7) Perbaikan terus menerus untuk meningkatkan efektifitas dalam Manajemen Mutu.
3.3.5 Slogan
1. MUTU
2. Keuangan/ Perencanaan
3. Kepegawaian
4. Surat menyurat
5. Pengadaan
6. Rumta
7. Pemeliharaan
8. SIK/ SATKER
1. Pengobatan
Pelayanan 24 jam, Poli THT, Poli Anak, Poli Kulit, Poli Kebidanan, Poli Askes/
Jamsostek.
Semi Spesialis yang dilaksanakan oleh tenaga medis yang telah mendapat
pelatihan dari dokter Spesialis, yang termasuk pelayanan semi spesialis adalah
Poli THT, Poli Jiwa, Poli Gizi, Poli Sanitasi dan BPG dengan tindakan.
b. Spesialis
pemeriksaan kesehatan ulang yang dilaksanakan bersama oleh Puskesmas dan tim
jama’ah haji untuk memastikan layak tidaknya calon haji diberangkatkan ke tanah
suci dan seluruh jama’ah calon haji harus mendapatkan vaksinasi meningitis
meningokokus.
Oktober 2001. Jam praktek dimulai pukul 16.00 – 08.00 WIB. Namun, dari pukul
08.00 – 16.00 WIB pasien dilayani di poli-poli. Pelayanan resep dokter pada
pasien di Pelayanan 24 jam dilakukan oleh perawat. Dalam hal ini peran farmasi
hanya sebatas pada proses pengadaan obat, pemantauan, dan bertanggung jawab
pada ketersediaan obat. Distribusi obat pada gudang farmasi Pelayanan 24 Jam
4. Farmasi
Kegiatan farmasi di Puskesmas meliputi penanganan obat-obatan dan alkes. Jenis
kegiatannya yaitu :
a. Perencanaan d. Pendistribusian
b. Pengadaan e. Pelayanan
c. Penerimaan dan penyimpanan f. Pencatatan dan Pelaporan
spatum BTA, tes kehamilan (gravindex), QBC (darah lengkap), Humalyzer (kimia
darah).
6. Radiologi
Radiologi dibuka sejak Oktober 2002. Jenis pemeriksaan yang ada yaitu : foto
gigi, foto thorax, foto sinus paranasal, foto extrimitas, foto kepala, foto BNO, foto
pelvis, foto top lordotik, foto thorax lateral, foto nasal, foto appendieogram, foto
BNOIVP, foto cervical, foto lumbo sacral, foto thoracal, foto cocygens, foto
pelayanan khusus pada ibu dan anak dimana salah satu kegiatannya adalah
sebaik-baiknya dan melahirkan bayi yang sehat dan cerdas. Kegiatan unit rawat
tinggal.
9. Kesehatan Mata
Upaya kesehatan mata dan pencegahan kebutuhan dasar adalah yang
dilaksanakan oleh Puskesmas secara khusus dan terpadu dengan kegiatan pokok
a. P3DL
Penyakit – penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Kegiatan yang rutin
dilakukan meliputi :
BLK TKW.
b. P2ML
umum dan seorang perawat yang dilatih penanganan kusta. Jenis kegiatan :
Klinik IMS merupakan poli IMS di Puskesmas di Kecamatan Kramat Jati yang
seksual.
e. P2DBD
Jenis kegiatan :
h. P2 Diare
Jenis kegiatan :
pemulihan untuk balita gizi buruk dan ibu hamil, konsultasi gizi penderita DM
dan hipertensi..
Luar gedung
Kegiatan yang dilakukan meliputi : penimbangan balita di posyandu,
sosialisasi Positive Deviance kepada lintas program dan lintas sektor terkait,
pemberian imunisasi pada bayi dan ibu hamil setiap hari selasa, kamis, dan
pertolongan persalinan.
Luar gedung
Kegiatan yang dilakukan adalah validasi data bumil dan neonatal, tindak
lanjut bumil resti, pembinaan Posyandu sayang ibu, pembinaan PWS KIA,
dan PKL, koordinasi dan konsultasi petugas bidan swasta, penelusuran AKI
besar adalah masalah asupan dan pola makan, cara pemberian ASI,
perawatam anak pada saat sakit, dan cara cepat dalam mencari
badan dan berat badan anak, serta lingkar kepala, memantau perkembangan
upaya pencegahan penyakit, pola hidup bersih dan sehat, pelatihan dan
sekolah.
- Pelayanan kesehatan
Memberikan pelayanan berupa skrining kesehatan pasa siswa kelas satu,
di lingkungan sekolah.
Peran Serta Masyarakat (PSM)
Wujud peran serta masyarakat di wilayah Kecamatan Kramat Jati jumlahnya
peran serta masyarakat yang telah berjalan dianaranya Posyandu dan upaya
Heroin dari penyakit HIV-Hep C dan menormalkan gaya hidup hidup dan
memiliki dua macam cara yaitu minum langsung (m+) atau THD
menerima metadon.
4. Petugas farmasi menyiapkan metadon sesuai dengan dosis pasien yang
tidak langsung baik dalam gedung maupun luar gedung serta penyebarluasan
penanggulangan penyakit tidak menular secara terpadu, efisien, efektif, dan merata.
Kesehatan di Puskesmas.
menerus.
e. Pembina Karyawan
Pembina rohani
Pembina jasmani
Capacity building
f. Pengawasan
maupun proyek.
g. Evaluasi
Evaluasi merupakan salah satu dasar untuk perencanaan dan pelaksanaan pada
BAB IV
kebutuhan puskesmas.
dilakukan dengan sistem Botoom-up. Dimana dalam sistem tersebut, seluruh poli
yang ada di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati dan seluruh Puskesmas Kelurahan
a. Data pemakaian obat satu tahun sebelumnya dari Laporan Pemakaian Lembar
b. Data penyakit
4.1.2 Pengadaan
Tujuan pengadaan adalah memenuhi kebutuhan obat, alat kesehatan, reagent,
SKPD) yang telah dibuat. Sumber anggaran dana untuk pengadaan perbekalan
farmasi di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati berasal dari APBD dan BLUD (Badan
dokumen perencanaan yang telah dibuat dan pendanaannya berasal dari subsidi
nominalnya kurang dari 100 juta rupiah dengan membandingkan harga dan
rongent yang nominalnya 100 – 200 juta rupiah. Calon terpilih minimal tiga
rekanan.
rongent yang nilai nominalnya lebih dari 200 juta. Dan proses pelelangan
4.1.3 Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam menerima obat-obatan
baik dari pemasok maupun dari suatu unit pelayanan kesehatan kepada unit
pelayanan kesehatan lainnya dalam rangka memenuhi kebutuhan obat dari unit yang
penanggung jawab gudang induk menggunakan sistem satu pintu, yaitu semua obat
yang datang baik dari pembelian Puskesmas maupun bantuan dari instansi lain
tersebut diperiksa untuk disesuaikan dengan jenis dan jumlah obat yang dikirim.
berdasarkan sistem FEFO (First Expired First Out). Obat golongan psikotropik dan
a. Gudang Induk
Gudang untuk menyimpan obat dan alat kesehatan yang berasal dari pemasok dan
c. Gudang Apotek
Gudang untuk menyimpan obat yang diperlukan dalam pelayanan obat di apotek
Persyaratan penyimpanan dan kesetabilan obat harus dijaga dan dihindari dari
sebagai berikut :
suppositoria dapat meleleh, oleh karena itu hindari dari udara panas. Beberapa jenis
obat harus disimpan di dalam lemari pendingin pada suhu 4 – 8 ˚C seperti vaksin,
insulin dll.
4. Kerusakan fisik
Untuk menghindari kerusakan fisik :
Dos obat jangan ditumpuk terlalu tinggi karena obat yang ada di dalam dos
bagian tengah akan pecah dan rusak sehingga akan kesulitan dalam mengambil
tercemar oleh bakteri atau jamur. Sediaan yang terkontaminasi dapat menyebabkan
merusak obat. Etiket dapat menjadi kotor dan sulit dibaca, oleh karena itu bersihkan
ruangan paling sedikit satu minggu sekali, lantai disapu dan dipel, dinding rak
dibersihkan.
4.1.5 Pendistribusian
Alur pendistribusian obat dan Alkes di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati:
a. obat-obatan maupun alkes yang disimpan di gudang penyalur/induk. Kemudian
empat kali dalam setahun sedangkan alkes didistribusikan setiap bulan. Gudang
induk juga menyimpan persediaan cadangan atau buffer stok, sehingga bila obat-
obatan yang telah didistribusikan tersebut habis sebelum waktunya atau kurang
Pelayanan 24 jam, RB dan ruang tindakan tiap awal bulan atau bila terjadi
kembali.
4.1.6 Pelayanan Sediaan Farmasi di Apotek
Tujuan pelayanan sediaan farmasi adalah agar pasien mendapatkan obat sesuai
08.00 sampai dengan pukul 16.00 WIB. Jumlah resep perhari rata-rata 300 – 500
berikut :
a. Penerimaan resep
Resep dibawa oleh pasien ke apotek. Selanjutnya pasien meletakkan resep di
diberikan etiket. Penulisan etiket oleh petugas sesuai dengan keterangan cara
dengan yang tertera pada resep. Untuk peracikan obat seperti puyer, telah
dipersiapkan terlebih dahulu dalam jumlah banyak oleh petugas yang bertanggung
jawab pada penyiapan puyer. Sehingga petugas hanya perlu mengambil puyer
diformulasikan sesuai standar hasil perumusan dan kesepakatan semua dokter dan
kembali apakah obat yang telah disiapkan sesuai dengan yang tertera pada resep.
Setelah obat diperiksa dan sesuai dengan resep kemudian resep tersebut diparaf
f. Penyerahan obat
Obat kemudian diberikan kepada pasien atau keluarga yang bersangkutan dan
diberikan informasi secukupnya tentang cara penggunaan obat. Hal ini dilakukan
agar obat yang diberikan benar dan tidak tertukar dengan pasien lain.
4.1.7 Pencatatan dan Pelaporan
Resep-resep yang masuk ke apotek setiap harinya divalidasi oleh petugas apotek
sehingga pemakaian obat-obatan tersebut tercatat dan tersimpan dengan baik. Melalui
hal tersebut maka dapat diketahui pemakaian obat harian, mingguan, bulanan, dan
pelaporan. Farmasi Puskesmas Kecamatan Kramat Jati membuat laporan, antara lain :
dari Puskesmas Kelurahan dan Kecamatan Kramat Jati setiap bulan ke Sudin
Timur
Pemakaian Obat TB setiap tiga bulan ke Sudin Kesehatan Jakarta Timur
Pemakaian Methadon setiap bulan ke RSUP Fatmawati Jakarta
Persediaan obat dan alkes di gudang induk dan puskesmas kelurahan setiap tiga
BAB V
PEMBAHASAN
Maret 2012. Kegiatan PKL yang dilakukan meliputi kegiatan kefarmasian di apotek
Jati itu sendiri. Perencanaan dilakukan setiap satu tahun sekali. Untuk memenuhi
lelang melalui media internet dengan menggunakan dana subsidi dari Pemerintah
memeriksa dan meneliti kondisi barang (warna dan kemasan), jumlah barang, nama
barang dan tanggal kadaluwarsa. Setiap penerimaan obat dicatat di komputer dan
kartu stock.
Perbekalan farmasi yang telah diterima disimpan dalam gudang induk untuk
sebanyak empat kali dalam setahun. Obat yang disimpan di gudang kecamatan
tindakan tiap awal bulan. Obat disimpan di gudang penyimpanan disesuaikan dengan
sifat-sifat obat tersebut dan dikeluarkan dengan menggunakan sistem FEFO (First
Expired First Out) untuk menjamin mutu obat. Suhu penyimpanan di gudang induk
sebaiknya sejuk. Pada kenyataannya gudang induk yang dimiliki Puskesmas Kramat
Jati tidak cukup sejukdan terasa pengap karena tidak memiliki Air Conditioner (AC)
dan psikotropik harus didalam lemari khusus dan penyimpanannya sudah sesuai, baik
di gudang induk, gudang kecamatan dan gudang apotek. Selain itu di gudang induk
dan gudang Puskesmas Kecamatan Kramat Jati juga tersedia lemari pendingin untuk
penyimpanan suppositoria dan ovula. Namun, di gudang apotek tidak tersedia lemari
Puskesmas Kelurahan. Setelah itu dibuat pendistribusian dan jadwal pengiriman obat.
hari itu juga dikarenakan penanggung jawab gudang induk yang juga merangkap
berdasarkan golongan pasien yaitu pasien Umum, Askes, Jamsostek, Gratis, dan
Gakin. Resep yang tercantum obat penenang ikut dipisahkan. Kemudian resep yang
lain : pencatatan jumlah resep dalam buku resep harian, pencatatan jumlah obat
dalam kartu stok, dan validasi obat yang tertulis pada resep setiap hari. Sedangkan,
kegiatan pelaporan yang dilakukan adalah pelaporan pemakaian obat dalam formulir
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang direkap tiap bulan
selanjutnya digunakan sebagai usulan perencanaan pada tahun berikutnya dan sebagai
dan misinya. Hal ini tidak terlepas dari peran tenaga farmasi dan tenaga kesehatan
yang meliputi peneriman resep, pamberian nomor dan cap (tanggal dan paraf
petugas), pengerjaan resep oleh petugas, pengecekkan kembali dan penyerahan obat
kepada pasien yang disertai dengan memberi informasi tentang pemakaian obat.
Melihat sering terjadi ketidaktertiban pengambilan obat, mungkin perlu ada nomor
antrian untuk pasian. Sebab untuk saat ini hanya berupa penulisan nomor diresep,
diberikan informasi oleh petugas saat penyerahan obat. Hal tersebut bisa saja terjadi
pasien lupa akan informasi yang disampaikan. Sama halnya pada sediaan obat syrup
“kocok dahulu”, namun kenyataannya hanya diberikan informasi oleh petugas saat
penyerahan obat. Hal tersebut bertujuan untuk menghindari tidak berkhasiatnya obat
dan over dosis, akibat dari sifat obat yang mudah mengendap sehingga perlu
lumpang dan alu karena dapat meminimalkan terjadinya kontaminasi antara bahan
obat dengan alat tersebut. Akan tetapi, di Puskesmas Kramat Jati obat diracik dengan
menggunakan blander karena jumlah obat yang dibuat cukup besar. Namun yang
harus diperhatikan saat meracik menggunakan blender adalah suhu yang dihasilkan
oleh blender jangan sampai panas, karena peningkatan suhu dapat mengakibatkan
rusaknya obat tersebut. Oleh karena itu, ketika suhu blender mulai menghangat maka
puyer lalu dipress. Mengingat harga kertas puyer yang cukup mahal dan kuantitas
untuk satu bungkus yang besar, maka dalam satu bungkus digunakan untuk dosis dua
kali pemakaian. Sehingga etiket yang tertulis untuk sekali pakai adalah setengah
bungkus. Hal ini sebaiknya dihindari untuk dilakukan karena cukup menyulitkan
sesuai karena tidak terbagi rata. Sementara untuk obat dalam dosis kecil yang
seharusnya diracik, hanya diberikan obatnya dan pasien yang harus membaginya
sendiri. Hal ini tentu saja juga menyulitkan pasien terutama jika tablet yang harus
program pengganti heroin yang dipakai oleh pecandu dengan obat lain yang lebih
Jati merupakan satelit dari Rumah Sakit Fatmawati. Tenaga yang terlibat adalah
konseling baik dari dokter maupun dari tenaga farmasi. Hal tersebut merupakan salah
satu bagian dari terapi, karena dengan melakukan konseling akan tumbuh hubungan
yang baik antar dokter atau tenaga yang terlibat dengan pasien. Hubungan baik
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1) Puskesmas Kramat Jati sudah mendapatkan sertifikat ISO 9001 : 2008, maka
pengelolaan dan pelayanan obat di apotek Puskesmas Kramat Jati sesuai dengan
6.2 Saran
1) Pemberian Air Conditioner (AC) pada gudang induk agar suhu di dalam sejuk
Jakarta.
Indonesia, Jakarta.
Azwar, Azrul, 1983, Puskesmas dan Usaha Kesehatan Pokok, CV. Akadona, Jakarta.