Flos / Bunga adalah organ penting bagi tumbuhan karena di dalamnya terdapat
alat perkembangbiakan ( Saktiyono, 2008)
Flos adalah bagian tanaman berupa bunga. Kebanyakan simplisia
dibuat dari bunga yang masih kuncup. Simplisia bunga dapat berupa bunga
tunggal atau majemuk, bagian dari bunga majemuk, atau komponen penyusun
bunga.Pada dan belum berupa zat kimia murni.
Berikut ini adalah deskripsi simplisia flos yang digunakan dalam pengobatan
.
1. CARTHAMI FLOS
Nama lain : kembang pulu, kesemba
Tanaman asal : carthamus tinctorius L.
Keluarga : Asteraceae
Zat berkhasiat utama/isi : Zat warna merah kartamin, zat warna
kuning safflower, lender dan minyak lemak
Penggunaan : Laksativa
Pemerian : Bau agak aromatis, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Bunga dari bunga majemuk
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
KETERANGAN TAMBAHAN
a. Waktu panen
Untuk tujuan produksi zat warna, panen dilakukan sebelum bunga yang telah
sepenuhnya mekar menjadi layu. Bunga biasanya layu pada hari ke dua atau ketiga.
Keterlambatan waktu panen atau hujan selama masa berbunga akan menyebabkan
berkurangnya zat warna yang dapat diperoleh
b. Jenis
Ada 2 varientas Carthamus tinctorius, yaitu
Daun yang berduri disebut varietas typicus. Varietas ini digunakan untuk produksi
minyak
2. CARYOPHYLLI FLOS
Nama lain : Cengkeh
Tanaman asal : Eugenia caryophillus spreng
Keluarga : Myrtaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung
eugenol, zat serupa dammar yang tidak berasa, zat hablur berupa jarum yang
disebut kariofillin, zat penyamak dan gom
Persyaratan kadar : kadar minyak atsiri tidak kurang dari
15,0 % b/v
Penggunaan : Stimulansia, obat mulas,
menghilangkan rasa mual dan muntah
Pemerian : Bau aromatic kuat dan rasa pedas
Bagian yang digunakan : Bunga yang masih kucup
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
KETERANGAN TAMBAHAN
a. Waktu panen
Tanaman yang berumur 6 tahun dapat mulai dipetik kuncup bunganya. Kuncup-
kuncup ini mula-mula berwarna putih, kemudian hijau dan akhirnya merah. Kuncup
bunga harus dipetik ketika warnanya berubah dari hijau menjadi merah. Selanjutnya,
kuncup bunga diasapi, dijemur dan dilepaskan dari tangkainya
b. Sediaan
Oleum caryophylli (F)
3. JASMINI FLOS
Nama lain : Bunga melati
Tanaman asal : Jasminum sambac (L.) W.Ait.
Keluarga : Oleaceae
Zat berkhasiat utama/isi :Minyak atsiri, asam formiat, asam
benzoate, asam asetat, ester metal antranil, seskuiterpen, dan seskuiterpen-
alkohol
Penggunaan : Korigen odoris, penurunan panas
(antipiretika), penggenti ASI (laktifuga)
Pemerian : Bau harum lemah, tidak berasa
Bagian yang digunakan : Bunga
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. MESSUAE FLOS
Nama lain : Bunga nagasari
Tanaman asal :Messua ferrea L.
Keluarga : Clusiaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Lemak, protein, dan asam-asam
organik (seperti asam palmitat, asam linoleat, dan asam stearat)
Penggunaan : Antidiare, aromatika, dan
ekspektoransia
Pemerian : Tidak berbau, rasa sepat,
warna cokelat sampai coklat kehitaman
Bagian yang digunakan : Bunga yang masih kuncup, bunga
yang sudah mekar, dan benang sari
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
KETERANGAN TAMBAHAN
Dalam perdagangan, bunga yang masih kuncup dikenal dengan nama sari kurung
atau cangkok kurung; dan benang sari dikenal dengan nama sari murni, sari naga,
atau podi sari
6. Pyrethri Flos
Nama lain : Bunga piretri, bunga krisan
Tanaman asal : Chrysanthemum cinerariaefolium Visiani
Keluarga : Asteraceae
Zat berkhasiat utama/isi :a. Piretrin I (piretrolon + asam monokrisan-tomat)
b. Piretrin II (piretrolon + asam dikrisan- tomat)
c. Piretrolon dan sinerin II
d. Minyak atsiri yang mengandung
paraffin, piretrosin, dan krisantemin
Persyaratan kadar : Kadar piretrin jumlah dihitung
dengan menjumlahkan kadar piretrin I dan kadar piretrin II tidak kurang dari
0,5%
Penggunaan : Racun serangga (insektisida)
Pemerian : Bau khas, dapat menyebabkan bersin
dan mula-mula menimbulkan rasa
getir dan pahit, lalu rasa tebal
Bagian yang digunakan : Bunga cawan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
KETERANGAN TAMBAHAN
Waktu panen : Bunga dipetik sebelum mekar atau
saat bunga masih kuncup. Hal ini dilakukan karena bunga yang belum
mekar mengandung kadar piretrin 2 kali lebih tinggi dari bunga yang setengah mekar
dan yang telah mekar