NPM : 194101484010030
Pil merupakan sediaan yang berbentk bulat telur, sediaan ini merupakan
sediaan per oral. Pil berasal dari bahasa latin “pila ” yang berarti bola. Salah satu
bentuk sediaan yang digunakan adalah pil atau pilulae. Menurut Farmakope
Indonesia edisi ke tiga, pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat mengandung satu
atau lebih bahan obat padat. Pil adalah suatu bentuk sediaan yang terdiri dari butir-
butir bulat, dibagi-bagi menurut bobotnya, dimana pilulae dengan bobot dari 60 - 300
mg, granula dengan bobot yang kurang dari 60 mg dan boli dengan bobot yang lebih
dari 300 mg.
Pil adalah sediaan berbentuk bulat atau bulat telur, dibuat menggunakann pil.
Massa pil dibuat dengan mencampur satu atau lebih bahan obat dengan
tambahan yang cocok, dicampur, dibasahi dengan bahan pembasah yang cocok, diaduk
dan ditekan hingga jadi massa yang mudah digulung. Piil yang diperoleh tidak boleh
berubah bentuk pada penyimpanan atau tidak terlalu keras.
Bentuk pil ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain dapat menutupi rasa dan
bau yang tidak enak dari bahan-bahan obat dan memberikan obat dalam dosis
tertentu. Cara pembuatan pil pada prinsipnya adalah mencampurkan bahan- bahan,
baik bahan obat atau zat utama dan zat-zat tambahan sampai homogen, campuran ini
ditetesi dengan zat pembasah sampai menjadi massa lembek yang elastis atau plastis
dan kohesif, lalu dibuat bentuk batang dengan cara menekan sampai sepanjang alat
pemotong pil yang dikehendaki, kemudian dipotong dengan alat pemotong pil sesuai
jumlah pil yang diminta.
Pil adalah suatu sediaan berupa massa bulat, mengandung satu atau lebih bahan
obat.sebagai zat tambahan adalah sebagai berikut: Zat pengisi : akar manis atau bahan
lain yang cocok; zat pengikat : sari akar manis, gum akasia, atau bahan lain yang
cocok; zat pembasah: air, sirop, madu, campuran bahan tersebut atau bahan lain yang
cocok; zat penabur: likopodium atau talk, atau bahan lain yang cocok, zat penyalut:
perak, balsam tolu, keratin, sirlak, kolopodium, gelatin, gula, atau bahan lain yang
cocok.
1) Piller Plan : digunakan untuk menggulung adonan pill dan memotong pill
2) Pembulat pill : untuk membentuk adonan yang telah di potong menjadi bulat
b. Pemotongan Pil
1. Massa pil yang sudah jadi dipindahkan ke kertas perkamen, kemudian dibentuk silinder dengan
tangan (ujung silinder harus pipih).
2. Pindahkan ke papan pemotong pil yang sudah diberi penabur, lalu buat silinder panjang (sesuai
jumlah pil yang diminta).
3. Dipotong dengan pemotong pil.
c. Pembulatan Pil
1. Potongan massa pil pindahkan ke alat pembulat pil yang sudah diberi penabur.
2. Pil dibulatkan dengan gerakan memutar ditambah sedikit penekanan.
3. Setelah bulat, masukkan wadah sambil dihitung.
d. Penyalutan Pil
Bila pil perlu disalut, lakukan penyalutan sesuai jenis bahan penyalut yang dipakai.
Tujuan :
· Melindungi Bahan Obat dari pengaruh lingkungan (salut selaput) contoh : garam-garam ferro
disalut tolubalsem.
· Menutupi rasa bahan yg tak enak (salut gula), contoh : kloramfenikol, strychnin
· Memperbaiki penampilan pil (salut selaput)
Larutan langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa fisika, bukan
peristiwa kimia. Misalnya, NaCl dilarutkan ke dalam air atau KBr dilarutkan ke dalam air, jika
pelarutnya (air) diuapkan, maka NaCl atau KBr diperoleh kembali.
Larutan tidak langsung adalah larutan yang terjadi semata-mata karena peristiwa kimia
bukan peristiwa fisika. Misalnya jika Zn ditambahkan H2SO4, maka akan terjadi reaksi kimia
menjadi larutan ZnSO4 yang tidak dapat kembali menjadi Zn dan H2SO4.
Suatu larutan dapat pula digolongkan menjadi larutan mikromolekuler, miseler dan
makromolekuler tergantung ukuran molekul atau ion yang terlarut. (anonim.2011)
Menurut FI IV, bentuk sediaan larutan dapat digolongkan menurut cara pemberiannya, yaitu
larutan oral dan larutan topikal, atau digolongkan berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut.
a. Sirop adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(sirop
simpleks adalah sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa)
b. Eliksir adalah larutan oral yang mengandung etanol sebagai kosolven (pelarut). Untuk
mengurangi kadar etanol yang dibutuhkan sebagai pelarut, dapat ditambahkan kosolven
lain seperti gliserin dan propilenglikol.
2. Larutan topical adalah larutan yang biasanya mengandung air, tetapi seringkali
mengandung pelarut lain seperti etanol dan poliol untuk penggunaan pada kulit, atau
dalam larutan lidokain oral topical untuk penggunaan pada permukaan mukosa mulut.
Kerugian:
1. Volume bentuk larutan lebih besar.
2. Ada obat yang tidak stabil dalam larutan.
3. Ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan.
5.RESEP 10-11
RESEP 10
1. Kelengkapan Resep :
- Inscriptio : Tidak Lengkap
1) Nama Dokter tidak ada
2) SIP tidak ada
- Invocatio : Lengkap
- Praescriptio : Lengkap
- Signatura : Lengkap
- Subscribtio : Tidak Lengkap
1) Paraf dokter tidak ada
2. Resep Standar : -
6. Penimbangan :
- sanprima : 5 tab
- pehachlor : 6 tab
2%
- PGS : x 100=2
100 %
Air untuk PGS =2x7=14 ml
- Syr.Simplex : 15
- Aqua ad :100
7. Cara Kerja :
1) Tara botol 120 dan Cawan penguap
2) Ambil sanprima 5 dan ctm gerus ad halus dimortir kecil
3) Timbang PGS dan ukur air
4) Masukan PGS dan air kedalam mortir besar gerus ad mucilago
5) Masukan sanprima dan ctm yang sdh halus gerus ad homogen
6) Timbang sirup simplex tambahkan sedikit ke mortir besar untuk pengenceran, lalu masukan ke
dalam botol
7) Tambahkan aqua ad 100
8) Kemas botol beri etiket putih dan label NI dan KO
S= 3x sehari 1 sendok the
Tiap 8 jam, dihabiskan
RESEP 11
1. Kelengkapan Resep :
- Inscriptio : Tidak Lengkap
1) Tanggal resep tidak ada
- Invocatio : Lengkap
- Praescriptio : Lengkap
- Signatura : Lengkap
- Subscribtio :Tidak Lengkap
1) Paraf dokter tidak ada
2. Resep Standar : (F.M.S. hal 82)
R/ zinc chlorid 1
Aluminis 1
Acid salicylic 0,300
Ol.menth pip gtt H
Aquadest ad 300
S. garg