Larutan Menurut FI ed III Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut, kecuali di nyatakan lain, sebagai pelarut digunakan air suling Penggolongan larutan berdasarkan :
1 penggolongan Larutan berdasarkan pada cara
pemberiannya, dibagi menjadi: larutan oral dan larutan topikal
2 penggolongan Larutan berdasarkan pada sistem
pelarut dan zat terlarut contoh : spirit, tingtur dan larutan air.
3 Larutan yang diberikan secara parental disebut
injeksi. Cara Pembuatan Larutan Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol. Zat-zat yang sukar larut dilarutkan dengan pemanasan. Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam Erlenmeyer, setelah itu dimasukkan zat pelarutnya, dipanasi diatas tangas air atau api bebas dengan digoyang-goyang sampai larut. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan dulu dalam Erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat larutnya. Zat-zat tersebut adalah Glucosum, Borax dan Natrii Bromidum. Untuk zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara dingin. Contohnya Natrii Bicarbonas, Chloralihydras dsb Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam botol tertutup dan dipanaskan dengan suhu serendah- rendahnya sambil digoyang-goyangkan. Cotohnya Camphora, Thymolum. Acidum Benzoicum dan Asam salisilat. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri untuk menyakinkan terlarutnya semua. Pemanasan hanya dilakukan untuk mempercepat kelarutan bukannya untuk membantu kelarutan, karena bila suhunya telah dingin maka zat terlarut dapat mengendap. Cairan yang diserahkan harus jernih sehingga bila terdapat kotoran hendaknya disaring terlebih dahulu. Untuk larutan obat minum penyaringan dilakukan dengan menggunakan kapas hidrofil sedangkan untuk cuci mata atau tetes mata digunakan kertas saring yang cocok Persen dinyatakan dengan 4 cara sebagai berikut yaitu : b/b% adalah persen bobot per bobot, yaitu jumlah gr zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir (larutan atau campuran). b/v% adalah persen bobot per volume, yaitu jumlah gr zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (air atau pelrut lain). v/v% adalah persen volume per volume yaitu jumlah ml zat dalam 100 ml bahan atau hasil akhir (larutan). v/b% adalah persen volume per bobot. Yaitu jumlah ml zat dalam 100 g bahan atau hasil akhir. Istilah untuk tingkat kelarutan suatu zat
Sangat mudah larut kurang dari 1
Mudah larut 1 sampai 10 Larut 10 sampai 30 Agak sukar larut 30 sampai 100 Sukar larut 100 sampai 1000 Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000 Praktis tidak larut lebih dari 10.000 Keuntungan bentuk larutan
1. merupakan campuran homogen
2. dosis dapat mudah diubah-ubah dalam pembuatan 3. dapat diberikan larutan encer. kapsul atau tablet lambung, sedangkan bila dalam bentuk kapsul atau tablet sulit diencerkan. 4. kerja awal obat lebih cepat karena obat cepat diabsorbsi. 5. untuk pemakaian luar, bentuk larutan mudah digunakan. Kerugian bentuk larutan
1. volume bentuk larutan lebih besar
2. ada obat yang tidak stabil dalam larutan 3. ada obat yang sukar ditutupi rasa dan baunya dalam larutan Eliksir Menurut FI III Eliksir adalah sedian berupa larutan yang mempunyai rasa dan bau sedap, mengandung selain obat, juga zat tambahan seperti gula dan atau zat pemanis lainya, zat warna, zat wewangian dan zat pengawet digunakan sebagai obat dalam. Sebagai pelarut utama digunakan etanol yang dimaksudkan untuk mempertinggi kelarutan obat. Dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol sebagai pengganti gula dapat digunakan sirup gula. Pelarut utama eliksir adalah etanol 90% dan dapat ditambahkan gliserol, sorbitol dan propilenglikol.
Contoh eliksir untuk obat:
Phenobarbital Elixir
R/Phenobarbital 4g Orange oil 0,25 ml Propylene Glycol 100 ml Alcohol 200 ml Sorbitol Solution 600 ml Pewarna q.s. aquadest 1 liter SIRUP
Menurut FI ed III Sirup adalah sediaan cair
berupa larutan yang mengandung sakarosa, kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa (C12H22O11) tidak kuarang dari 64% dan tidak lebih dari 66% Ada tiga macam sirup yaitu:
1. Sirup simplex mengandung 65% gula
dalam larutan nipagin 0.25% b/v 2. Sirup obat mengandung satu atau lebih jenis obat dengan atau tanpa zat tambahan digunakan untuk pengobatan 3. Sirup pewangi tidak mengandung obat tetapi mengandung obat terapi mengandung zat pewangi atau penyebab lain. Penambahan sirup ini bertujuan untuk menutup rasa atau bau obat yang tidak enak. Metode pembuatan sirup 1. Larutan yang dibuat dengan bantuan panas 2. Larutan yang diaduk tanpa bantuan panas 3. Penambahan cairan obat yang dibuat atau cairan yang diberi rasa 4. Dengan Perkolasi Sifat-sifat fisik kimia sirup a. Kekentalan atau viskositas Viskositas adalah suatu pernyataan tahanan dari suatu cairan untuk mengalir, semakin tinggi viskositas akan semakin besar tahanannya. b. Mudah tidaknya dituang Uji mudah tidaknya dituang berkaitan erat dengan viskositas. Viskositas yang rendah menjadikan sediaan cair akan semakin mudah dituang dan sebaliknya c. Intensitas warna Uji intensitas warna bertujuan untuk mengetahui perubahan warna sirup setelah disimpan selama beberapa hari. d. Bobot jenis Bobot jenis dilakkukan untuk mengetahui perbandingan bobot zat terhadap volume air adalah sama saat ditimbang. e. Derajat keasaman Uji derajat keasaman dilakukan untuk mengetahui perubahan kadar keasaman dari larutan. Ada beberapa cara menjernikan sirup: 1. Menambahkan kocokan zat putih telur segar pada sirup. Didihkan sambil diaduk zat putih telur akan menggumpal karena panas. 2. Menambahkan bubur kertas saring lalu didihkan dan saring kotoran sirup akan melekat ke kertas saring.