Anda di halaman 1dari 21

FORMULASI & TEKNOLOGI

SEDIAAN SEMI SOLIDA


(LOTIO)

OLEH
KELOMPOK I
Lotio (lotion) adalah sediaan cair berupa suspensi atau dispersi, digunakan
sebagai obat luar. Dapat berbentuk suspensi bahan padat dalam bentuk halus
dengan bahan pensuspensi yang cocok atau tipe emulsi minyak dalam air (M/A)
dengan surfaktan yang cocok. Pada penyimpanan mungkin terjadi pemisahan.
Dapat ditambahkan zat warna, zat pengawet dan zat pewangi yang cocok.

Pembuatan losio harus dilakukan dengan teknik aseptik, yaitu sedapat


mungkin harus dihindarkan terjadinya cemaran jasad renik ke dalam losio,
terutama jika losio tidak mengandung pengawet.

Penandaan pada etiket harus tertera: “Obat Luar” atau “Hanya untuk
pemakaian luar”.
Lotion adalah sediaan kosmetika golongan emolien (pelembut) yang mengandung
air lebih banyak. Sediaan ini memiliki beberapa sifat, yaitu:

a) Sebagai sumber lembab bagi kulit,

b) Memberi lapisan minyak yang hampir sama dengan sebum,

c) Membuat tangan dan badan menjadi lembut, tetapi tidak berasa berminyak
dan mudah dioleskan.
Proses pembuatan lotion secara garis besar adalah
mencampurkan fase minyak dengan fase air (emulsifikasi).

1. Fase air dan emulgator dihomogenkan.


2. Ditambahkan fase minyak (kedua fase masing-masing
dipanaskan hingga larut kemudian baru dicampur).
3. Setelah keduanya tercampur baru ditambahkan pengawet
(sebagai anti mikroorganisme) dan pewangi. Pengawet
dan pewangi ditambahkan setelah suhu campuran turun
hingga 40oC sampai dengan 30oC.
Bahan yang terdapat dalam lotio:
1. Zat aktif
Zat aktif yang dipakai berupa vitamin, ekstrak, whitening dan pemutih.
2. Bahan tambahan dalam pembuatan lotion
• Bahan pengental
Untuk mengentalkan campuran, memperbaiki viskositas dan penstabil
terhadap perubahan panas dan pH.
• Bahan pengawet
Agar tidak terjadi penguraian dan perusakan oleh organisme.
• Bahan pewangi dan pewarna
Untuk memperbaiki bau serta warna sediaan.
Contoh formula Calamin Lotio:
Tiap 100 mL mengandung:
Calaminum 8g
Zinc Oxydum 8g
Glycerolum 2 ml
Bentonitum magma 25 ml
Calcii Hydroxydi Solutio ad 100 ml

Cara pembuatan:
1. Masukkan ZnO ke dalam mortir, tambahkan Calamin ke dalam
mortir aduk ad homogen. (Campuran 1)
2. Masukkan gliserol ke dalam mortir, tambahkan bentonitum magma
ke dalam mortir aduk ad homogen. (Campuran 2)
3. Masukkan campuran 1 dan 2 ke dalam mortir aduk ad homogen.
4. Masukkan ke dalam botol.
Kelebihan sediaan lotio Kekurangan sediaan lotio

1. Lebih ekonomis (lotion menyebar 1. Bahaya alergi umumnya lebih


dalam lapisan tipis). besar.
2. Mudah digunakan. 2. Penyimpanan BSO (bentuk
3. Penyebaran lotion lebih merata sediaan obat) lotion tidak tahan
daripada krim. lama.
4. Umumnya dosis yang digunakan 3. BSO kurang praktis dibawa
lebih rendah. kemana-mana.
REVIEW JURNAL

Formulasi dan Uji Stabilitas Lotion dari Ekstrak Etanol Daun


Jambu Biji (Psidium guajava L.) sebagai Antioksidan
Daun jambu biji memiliki aktivitas antioksidan sehingga
tanaman ini dapat dimanfaatkan sebagai suatu sediaan kosmetik dalam
bentuk lotion.
Kestabilan suatu sediaan kosmetik merupakan hal yang harus
diperhatikan. Oleh karena itu sediaan tersebut juga perlu diuji
kestabilan sesuai prosedur yang telah ditentukan. Sediaan lotion yang
stabil yaitu sediaan yang masih berada dalam batas yang dapat diterima
selama masa periode penyimpanan dan penggunaan.
1. Pengambilan dan Preparasi Sampel Daun Jambu Biji

Daun jambu biji dipetik dikeringkan dalam


pada pagi hari dan daun 2000 g sampel dicuci oven pada suhu 60oC
yang dipetik tidak terlalu
muda dan tidak terlalu bersih menggunakan (hingga simplisia
tua atau berjarak 3-5 air mengalir menjadi serpihan saat
helai dari pucuk. diremas)

diperoleh simplisia
Sampel yang telah
kering sebanyak 500
kering diserbukkan
gram
2. Ekstraksi

500 gram simplisia


Ekstrak dipekatan dengan
dimaserasi menggunakan
menggunakan rotary
pelarut etanol 96%
vacuum evaporator pada
sebanyak 4 L selama 3x24
suhu 40oC menghasilkan
jam (setiap 1x24 jam pelarut
ekstrak cair.
diganti)

Ekstrak cair dipekatkan


menggunakan water bath
Simpan dalam desikator
pada suhu 50oC hingga
diperoleh ekstrak kental
3. Delipidasi Ekstrak Menggunakan n-heksana

Ekstrak kental etanol


21,318 gram didelipidasi Ekstrak dipekatkan
dengan pengocokan kembali menggunakan
menggunakan pelarut n- waterbath
heksana sebanyak 1,5 liter.

diperoleh ekstrak
terdelipidasi daun jambu
biji sebesar 5,12 gram.
4. Formulasi Sediaan
Lanjutan...

Cara pembuatan:
a. Bahan-bahan fase minyak (Cera alba, asam stearat, Span 80, propil
paraben) dimasukkan dalam gelas piala, dilebur kemudian dipanaskan
pada suhu 75oC di atas hot plate.
b. Fase air (Tween 80 dan metil paraben) dimasukkan dalam gelas piala
lalu dipanaskan pada suhu yang sama dengan fase minyak.
c. Setelah itu perlahan-lahan fase minyak dimasukkan ke dalam fase air
sambil terus diaduk dengan pengaduk elektrik secara berselang
(intermitten shaking : 2 menit pengadukan dengan selang waktu
istirahatnya 20 detik).
5. Evaluasi Karakteristik Fisik Sediaan

Evaluasi karakteristik fisik sediaan yang dilakukan yaitu :


a. Uji organoleptik.
b. Uji homogenitas
c. Uji pH
d. Uji daya sebar
e. Uji viskositas
f. Cycling test
Pengamatan organoleptik menunjukkan bahwa warna dan bau dari
basis dan ke tiga formula setelah cycling test selama 6 siklus tidak mengalami
perubahan, namun konsistensi dari basis dan ke tiga formula tersebut
mengalami perubahan yaitu dari kental menjadi kental agak cair, hal ini
disebabkan karena terjadi penurunan viskositas pada basis dan ke tiga formula
tersebut.

Hasil pengujian homogenitas menunjukkan bahwa seluruh formula


memiliki karakteristik yang homogen, baik sebelum maupun sesudah cycling
test, yang ditandai dengan tidak ada partikel-partikel kasar atau gumpalan,
tercampur secara merata serta terlihat persamaan warna yang merata.
Nilai pH lotion dari basis dan ketiga konsentrasi setelah cycling test mengalami
penurunan, nilai penurunan pH yang terjadi cukup signifikan jika dibandingkan
dengan nilai pH sediaan sebelum cycling test. Berdasarkan hasil pengukuran pH
sediaan lotion sebelum dan sesudah cycling test pH sediaan berada rentang pH
yang diatur oleh SNI nomor 16-4399-1996 yaitu 4,5-8,0 untuk sediaan topikal.
Nilai daya sebar lotion dari basis dan ketiga konsentrasi setelah cycling
test mengalami peningkatan. Semakin meningkat konsentrasi ekstrak,
daya sebar sediaan semakin meningkat, hal ini disebabkan karena
semakin menurunnya viskositas sediaan. Nilai daya sebar berbanding
terbalik dengan viskositas, di mana semakin besar daya sebar maka
semakin kecil nilai viskositas.
Viskositas sediaan lotion sebelum cycling test pada formula yang mengandung
ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) mengalami penurunan.
Semakin meningkat konsentrasi ekstrak, viskositas sediaan semakin menurun.
Hal ini disebabkan karena ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.)
bersifat asam, dimana dapat mempengaruhi karakteristik dari carbomer.
Viskositas carbomer akan mengalami penurunan jika berada dalam suasana
asam, sehingga berdampak pada viskositas sediaan yang menurun.
Ektrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava L.) dapat
diformulasikan dalam sediaan lotion yang bersifat antioksidan,
serta evaluasi kestabilan fisik sebelum dan sesudah cycling test
menunjukkan bahwa basis dan ketiga formula lotion tidak stabil
secara fisika akibat pengaruh suhu.

Anda mungkin juga menyukai