Anda di halaman 1dari 3

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Pengertian krim
Menurut FI.IV,Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, mengandung satu atau lebih bahan obat
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah digunakan
untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi sebagai emulsi air
dalam minyak atau minyak dalam air. Krim terdiri dari emulsi minyak dalam air atau dispersi
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat di cuci dengan air
dan lebih ditujukan untuk pemakaian kosmetika dan estetika. Krim dapat juga digunakan untuk
pemberian obat melalui vaginal.
1.2

Tipe krim
Ada dua tipe krim yaitu krim tipe minyak air (m/a) dan krim tipe air minyak(a/m). pemilihan zat
pengemulsi harus disesuaikan dengan jenis dan sifat krim yang dikehendaki. Untuk krim tipe a/m
digunakan sabun polivalen , span , adeps lanae , kolesterol ,dan cera. Sedangkan untuk krim tipe m/a
digunakan sabun monovalen seperti trietanolamin, natrium stearat, kalium stearat dan amonium
stearat. Selain itu dapat juga dipakai tween, natriun laurylsulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum,
CMC dan emulgidum.
1.3

Kestabilan krim
Kestabilan krim akan tergangg / rusak jika sistem campuranya terganggu,terutama disebabkan oleh
perubahan suhu dan perubahan komposisi yang disebabkan perubahan salah satu fase secara
berlebihan atau zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain. Pengenceran krim hanya dapat
dilakukan jika diketahui pengenceranya yang cocok dan dilakukan dengan tehnik aseptik. Krim yang
sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan. Sebagai pengawet pada krim
umumnya digunakan metil paraben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propil paraben
(nipasol)dengan kadar 0,02% hingga 0,05%.
1.4

Kelebihan sediaan krim

Mudah menyebar rata

Praktis

Mudah dibersihkan atau dicuci

Cara kerja berlangsung secara setempat

Tidak lengket terutama tipe m/a


Memberikan rasa dingin (cold krim) tipe a/m

Digunakan sebagai kosmetik


1.5

Kekurangan Krim

Susah dalam pembuatanya harus dalam keadaan panas

Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas

Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena terganggu sistem campuran terutama
disebabkan oleh perubahan suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu fase
secara berlebihan.
1.6

Tujuan

Untuk mengetahui sediaan krim

Mengetahui tipe krim

Untuk mengetahui kestabilan krim

Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan krim


Pembahasan

Sediaan krim dibagi menjadi dua tipe yaitu krim minyak dalam air(o/w) dan krim air dalam
minyak(w/o). Dalam sediaan krim terdapat dua fase yaitu satu fase sebagai pendispers dan fase
lainya sebagai terdispers. Pada saat pembuatan krim diperlukan perlakuan khusus untuk dapat
berhasil menjadi krim yang baik yaitu pada saat pembuatan mortir dan stemper harus dalam
keadaan panas ,begitu juga dengan bahan basisnya. Pada saat penulis membuat sediaan krim tidak
mengalami kesulitan semua berjalan dengan lancar ,semua itu terjadi karena bahan sudah tersedia
dengan baik,juga peralatan yang diperlukan sudah tersedia. Pada saat sediaan sudah penulis buat
dengan pemberian etiket dan lebel,kemudian sediaan di periksa oleh instruktur praktikum dan hasil
yang didapatkan adalah sediaan yang penulis buat masih mengandung serbuk atau sediaan yang
penulis buat tidak halus ,mungkin itu terjadi karena sediaan yang penulis buat belum homogen,jadi
seharusnya perlu penggerusan lagi supaya sediaan menjadi homogen dan halus.

DAFTAR PUSTAKA

http://farmasi-irmayamasi.blogspot.co.id/2011/10/krim.html

http://www.academia.edu/7330666/BAB_I_PENDAHULUAN_1._Pengertian_krim_Menurut_FI

Anda mungkin juga menyukai