Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan
Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja
local
Konsentrasi lebih kental dari salep
Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep.
b. Disolusi
c. Difusi
Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh
gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran
molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar
dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah
perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul
obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah.
Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda
dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:
a. Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
Tidak diabsorbsi oleh kulit
Inert
Tidak bercampur dengan air
Daya adsorbsi air rendah
Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan
absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute,
paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment
b. Basis Absorbsi
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
Terbagi :
Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak . Terdiri
atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.
Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.
c. Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air
dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan
higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian
sediaan pasta.
Pada umumnya sekitar 50% dari pasta adalah zat padat (serbuk) sehingga lebih kental
dari salep. Formula, komponen , dan komposisi yang terkandung dalam pasta berbeda
bergantung pada jenis pasta tersebut.
1. Pasta berlemak
Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Sebagai baha n dasar salep digunakan vaselin dan paraffin cair. Bahan tidak berlemak
seperti Glycerinum, Mucylago atau sabun biasa digunakan untuk antiseptik atau pelindung kulit.
Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan dan pelepasan cairan berair yang tidak
normal di kulit. Karena jumlah lemak lebih sedikit dibanding jumlah serbuk padatnya, maka
untuk menghomogenkan lemak-lemak tersebut harus dilelehkan terlebih dahulu.
Contoh resep sediaan pasta berlemak :
- Acidi salicylici Zinc Oxydy Pas (F.N 1978)
R/ Acidi Salicylici 2
Zinci Oxydi 25
Amyli Tritici 25
Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan ternyata lebih menyerap dibandingkan
dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini
cenderung menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi
yang lebih rendah dari salep. Oleh karena itu, pasta digunakan untuk lesi akut yang cenderung
membentuk karat, mengelembung dan mengeluarkan cairan.
2. Pasta kering
Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
Contoh resep pasta kering :
- R/ Bentonit 1
Sulf Praecip 2
Zinci Oxydi 10
Talci 10
Icthamoli 0,5
Glycerini
Aquae aa 5
s.ad.us.ext
3. Pasta pendingin
Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3
dara.
Contoh resep :
- R/ Zinci Oxyde
Olei Olivie
Calcii Hydroxidi Solutio aa 10