Anda di halaman 1dari 8

Kelebihan Pasta

 Pasta mengikat cairan secret, pasta lebih baik dari unguentum untuk luka akut
dengan tendensi mengeluarkan cairan
 Bahan obat dalam pasta lebih melekat pada kulit sehingga meningkatkan daya kerja
local
 Konsentrasi lebih kental dari salep
 Daya adsorpsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak dibandingkan dengan
sediaan salep.

2.4 Kekurangan Pasta


 Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapat ditembus, pasta
pada umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang berbulu.
Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
Dapat menyebabkan iritasi kulit

2.5 Cara Absorbsi Pasta


a. Penetrasi
Penetrasi pasta ke dalam kulit dimungkinkan melalui dinding folikel rambut. Apabila
kulit utuh maka cara utama untuk penetrasi masuk umumnya melalui lapisan epidermis lebih
baik dari pada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat. Absorpsi melalui epidermis relatif
lebih cepat karena luas permukaan epidermis 100 sampai 1000 kali lebih besar dari rute lainnya
Stratum korneum, epidermis yang utuh, dan dermis merupakan lapisan penghalang penetrasi
obat ke dalam kulit. Penetrasi ke dalam kulit ini dapat terjadi dengan cara difusi melalui
penetrasi transeluler (menyeberangi sel), penetrasi interseluler (antar sel),
penetrasi transepidageal (melalui folikel rambut, keringat, dan perlengkapan pilo sebaseus)

b. Disolusi

Disolusi didefinisikan sebagai tahapan dimana pasta mulai masuk ke dalam


larutan dari bentuk padatnya atau suatu proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi
terlarut dalam pelarut. Dalam sistem biologis pelarut obat dalam media aqueous merupakan
bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Supaya partikel padat terdisolusi molekul
solut pertama-tama harus memisahkan diri dari permukaan padat, kemudian bergerak menjauhi
permuk aan memasuki pelarut.

c. Difusi

Difusi adalah suatu proses perpindahan massa molekul suatu zat yang dibawa oleh
gerakan molekul secara acak dan berhubungan dengan adanya perbedaan konsentrasi aliran
molekul melalui suatu batas, misalnya membran polimer. Difusi pasif merupakan bagian terbesar
dari proses trans-membran bagi umumnya obat. Tenaga pendorong untuk difusi pasif ini adalah
perbedaan konsentrasi obat pada kedua sisi membran sel. Menurut hukum difusi Fick, molekul
obat berdifusi dari daerah dengan konsentrasi obat tinggi ke daerah konsentrasi obat rendah.

2.6 Basis atau Pembawanya

Pada dasarnya basis yang digunakan dalam formulasi sediaan pasta tidak jauh berbeda
dengan basis yang digunakan dalam formulasi sediaan salep, yaitu:

a. Basis Hidrokarbon
Karakteristik :
Tidak diabsorbsi oleh kulit
Inert
Tidak bercampur dengan air
Daya adsorbsi air rendah
Menghambat kehilangan air pada kulit dengan membentuk lapisan tahan air dan meningkatkan
absorbsi obat melalui kulit.
Dibagi menjadi 5, yaitu : Soft paraffin, Hard paraffin, Liquid paraffin, Paraffin substitute,
paraffin ointment
Contoh : vaselin, White Petrolatum/paraffin, White Ointment

b. Basis Absorbsi
Karakteristik : bersifat hidrofil dan dapat menyerap sejumlah tertentu air dan larutan cair.
Terbagi :
Non emulsi co, basis ini menyerap air untuk memproduksi emulsi air dalam minyak . Terdiri
atas : Wool fat, wool alcohols, beeswax and cholesterol.
Emulsi A/M co, terdiri atas : Hydrous wool fat (lanolin), Oily cream.

c. Larut Air
Misalnya PEG (polyethylene Glycol) yang mampu melarutkan zat aktif yang tak larut dalam air
dan meningkatkan penyebaran obat. Bersifat stabil, tersebar merata, dapat mengikat pygmen dan
higroskopis (mudah menguap), sehingga dapat memberikan kenyamanan pada pemakaian
sediaan pasta.

d. Air-misibel, misalnya salep beremulsi.

2.7 Formulasi sediaan/komponen di dalam formula.

Pada umumnya sekitar 50% dari pasta adalah zat padat (serbuk) sehingga lebih kental
dari salep. Formula, komponen , dan komposisi yang terkandung dalam pasta berbeda
bergantung pada jenis pasta tersebut.
1. Pasta berlemak
Pasta berlemak merupakan suatu salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk).
Sebagai baha n dasar salep digunakan vaselin dan paraffin cair. Bahan tidak berlemak
seperti Glycerinum, Mucylago atau sabun biasa digunakan untuk antiseptik atau pelindung kulit.
Komposisi salep ini memungkinkan penyerapan dan pelepasan cairan berair yang tidak
normal di kulit. Karena jumlah lemak lebih sedikit dibanding jumlah serbuk padatnya, maka
untuk menghomogenkan lemak-lemak tersebut harus dilelehkan terlebih dahulu.
Contoh resep sediaan pasta berlemak :
- Acidi salicylici Zinc Oxydy Pas (F.N 1978)
R/ Acidi Salicylici 2
Zinci Oxydi 25
Amyli Tritici 25

- Pasta Zinci Oxydi


R/ Zyncy Oxydi 25
Amily Tratici 25
Vaselin Flavi 50
Pada Zinc Oxyda dibuat dengan cara menggerus kemudian mencampurkan 25% dari
masing-masing Zinc Oxyda dan Amylum dengan Vaselin putih. Hasil produksi ini berupa salep
yang padat, kaku, tidak meleleh pada suhu tubuh serta mampu mengabsorbsi upa air jenuh lebih
besar dan biasa digunakan sebagai astringen dan pelindung. Pasta juga sering digunakan menjadi
pembawa untuk bahan obat lainnya.

- Resorcinoly Sulfuricy Pasta


R/ Resorcinoli 5
Sulfur 5
Zinci Oxydi 40
Cetramacologi 1000 3
Cetostearyakoholi 12
Paraffin Liquid 10
Vaselin Flavi Ad 100

Pasta berlemak ternyata kurang berminyak dan ternyata lebih menyerap dibandingkan
dengan salep karena tingginya kadar obat yang mempunyai afinitas terhadap air. Pasta ini
cenderung menyerap sekresi seperti serum dan mempunyai daya penetrasi dan daya maserasi
yang lebih rendah dari salep. Oleh karena itu, pasta digunakan untuk lesi akut yang cenderung
membentuk karat, mengelembung dan mengeluarkan cairan.

2. Pasta kering
Mengandung ± 60% zat padat (serbuk).
Contoh resep pasta kering :
- R/ Bentonit 1
Sulf Praecip 2
Zinci Oxydi 10
Talci 10
Icthamoli 0,5
Glycerini
Aquae aa 5
s.ad.us.ext

3. Pasta pendingin
Merupakan campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair dikenal dengan salep 3
dara.

Contoh resep :
- R/ Zinci Oxyde
Olei Olivie
Calcii Hydroxidi Solutio aa 10

4. Pasta Detifriciae (Pasta Gigi)


Merupakan campuran kental terdiri dari serbuk dan Glycerinum yang digunakan untuk
pembersih gigi. Pasta gigi yang digunakan sekarang ini adalah pasta gigi triaminsolon yang
merupakn preparat antiinflamasi yang dipakai secara topikal pada mukosa di selaput gigi.

2.8 Metoda pembuatan skala lab dan industri


Pembuatan Skala labor.
Umumnya pasta dibuat dengan cara yang sama dengan salep. Tetapi, bahan untuk
menggerus dan mengahluskan digunakan untuk membuat komponen serbuk menjadi lembut,
bagian dari dasar ini sering digunakan lebih banyak daripada minyak mineral sebagai cairan
untuk melembutkan pasta. Untuk bahan dasar yang berbentuk setengah padat, dicairkan terlebih
dahulu, setelah itu baru kemudian dicampur dengan bahan padat dalam keadaan panas agar lebih
tercampur dan homogen.
Pembuatan pasta dilakukan dengan dua metode :
1. Pencampuran
Komponen dari pasta dicampur bersama-sama dengan segala cara sampai sediaan yang rata
tercapai.
2. Peleburan
Semua atau beberapa komponen dari pasta dicampurkan dengan meleburkannya secara
bersamaan, kemudian didinginkan dengan pengadukan yang konstan sampai mengental.
Komponen-komponen yang tidak dicairkan biasanya ditambahkan pada campuran yang sedang
mengental setelah didinginkan dan diaduk.
Bahan dasar pasta :
vaselin, lanolin, adepslanae, unguentum simplex, minyak lemak dan parafin liquidum.
Pembuatan :
bahan dasar yang berbentuk setengah padat dicairkan lebih dulu, baru dicampur dengan bahan
padat dalam keadaan panas agar lebih tercampur dan homogen.
Contoh pembuatan pasta dalam skala labor
Pembuatan pasta pendingin
Contoh resep :
R/ Zinci Oxyde
Olei Olivie
Calcii Hydroxidi Solutio aa 10

Metode pembuatan krim:


a. Metode peleburan
Metode peleburan dilakukan dengan cara semua atau beberapa komponen dari sediaan krim yang
harus dicarikan dicampurkan menjadi satu sehingga komponen – komponen tersebut akan
melebur. Kemudian campuran didinginkan dengan melakukan pengadukan secara konstan
hingga campuran mengental. Untuk komponen sediaan krim yang tidak dicairkan ditambahkan
pada saat pengadukan, yang ditambahkan sedikit demi sedikit dengan melihat konsistensi krim,
jika krim dikira konsistensinya sudah cukup maka dapat dihentikan penambahanya.. Komponen
sediaan krim yang mudah menguap ditambahkan terakhir bila suhu dari campuran sudah rendah
sehingga tidak menyebabkan penguapan dari komponen tersebut. Komponen krim yang
berbentuk serbuk digerus terlebih dahulu dengan sebagian dasar salep, kemudian dicampurkan
dengan komponen krim yang lainnya.
b. Metode Emulsifikasi
Metode emulsifikasi digunakan untuk pembuatan sediaan krim dengan tipe minyak dalam air
(W/O). Metode pembuatannya membutuhkan suatu surfaktan untuk mengurangi tegangan
permukaan dari campuran sediaan krim. Penambahan surfaktan dimaksudkan agar campuran
sediaan krim homogen dengan mudah dan tidak mudah terpisah kembali menjadi dua fase
minyak dan air setelah beberapa saat.

Anda mungkin juga menyukai