Anda di halaman 1dari 13

DEKOKTA

NURUL MIPTAKUL JANNAH (F1F117025)

AMALIA RANI (F1F119031)

NANDA PUTRI RIZKI (F1F119053)

FAUZIA ANINDITA ARMEN (F1F119075)

AFIFAH RIZQONNISA (F1F119079)

1
1 DEFENISI

2 PRINSIP KERJA

ISI 3 PROSEDUR KERJA

4 HAL-HAL YANG HARUS


DIPERHATIKAN DALAM
INFUSA DECOCTA

2
Click icon to add picture

DEFENISI
DEKOKTA
Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin):
adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi
bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada
suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian
bawah mulai mendidih (Farmakope Indonesia, 1995).

Dekokta dibutuhkan waktu yang lebih lama untuk


pemanasannya. Hal ini terutama berkaitan dengan bahan-
bahan simplisia yang umumnya berupa bahan keras, seperti
misalnya kulit kayu(korteks), kayu (lignum), akar (radiks),
batang, kulit buah (perikarpium), biji (semen).

3
PRINSIP KERJA
Yang menentukan dibuatnya dokokta atau infusa adalah sifat dari
simplisia yang digunakan
 Dekokta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung

PEMBUATAN
minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan
 Infusa untuk simplisia lunak, yang mengandung minyak atsiri dan
bahan yang tidak tahan panas

DEKOKTA
Dekokta dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90– 98 C. perbedaannnya dengan
infusa adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan
suhu yang sama. Decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan
terhadap pemanasan.

Untuk melakukan proses infusa dan dekokta, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri
dari 2 buah panci yang saling bisa ditumpuk Panci yang di atas digunakan untuk menaruh bahan yang
akan di ekstraksi (tentu bersama pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu),
sementara panci sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci atas, sehingga
panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci bawah
airnya mendidih (pada suhu 100 C), maka panas yang diterima oleh panci atas suhunya hanya mencapai
sekitar 90 C saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif dalam bahan tidak rusak oleh
pemanasan berlebihan. (biasanya zat aktif akan rusak bila dipanaskan sampai 100 C atau lebih).

4
Click
Click icon
icon to
to add
add picture
picture

PROSEDUR
KERJA
PEMBUATAN
DEKOKTA/INFUSA
 1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus
tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas
diberi air “secukupnya”. Maksud dari “secukupnya” disini diperhitungkan terhadap
kadar ekstrak yang hendak kita inginkan, jadi misalnya kita ingin membuat ekstrak
berkadar zat aktif 10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g
ditambah air 100 g (100 cc), sementara kalau kita menggunakan air sebanyak 200
cc dan serbuknya tetap 10 g, maka kadar ekstrak yang akan kita peroleh menjadi
5% saja, begitu seterusnya.

 2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya
segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah
dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih (artinya suhu
mencapai 100 C). Diharapkan maka suhu air di panci atas akan mencapai 90 C.
5
 3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci
bawah mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekali-sekali
diaduk.

PROSEDUR
 4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring
selagi masih panas melalui kain flannel. Apabila volume akhir yang
didapat ternyata kurang dari 100 cc (air semula 100 cc) maka perlu

KERJA
ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh
volume infusa yang dikehendaki yaitu 100 cc.

 5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu

PEMBUATAN
hasil saringan tadi dipindah ke gelas ukur, kemudian kekurangan air
yang diperlukan, ditambahkan sampai volume akhir mencapai batas
skala 100 cc (jadi tidak boleh menambah air sesuai dengan kurangnya

DEKOKTA/
air, namun yang diukur adalah kekurangan air yang akan ditambahi).

 6. (untuk infusa) Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus


diserkai setelah dingin. Infusa asam jawa dan simplisia yang berlendir

INFUSA
tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam
sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai
dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massa seperti bubur. Buah
adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.

6
HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN
DALAM INFUSA DECOCTA
1. Derajat halus dari bahan-bahan bakal
Untuk beberapa bahan bakal, diberikan derajat halusnya terutama :

a. Pulpa Tamarindom harus digerus dengan air dalam mortir, dimana bijibijinya harus dibuang dulu sebelum ditimbang.

b. Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan fructus Myrtilli harus dimemarkan terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei decorticati dan semen lini.

Derajat halus simplisia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai derajat halus sebagai berikut: (Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III hal 12)

 1. Serbuk (5/8) : Akarmanis, Daun Kumiskucing, Daun Sirih, Daun Sena

 2. Serbuk(5/10) : Dringo, kelembak

 3. Serbuk (10/22) : Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe

 4. Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale Kornutum

 5. Serbuk (85/120) : Daun Digitalis

Jika suatu dekokta atau infusa harus dibuat dari bahan bakal yang tidak tercantum dalam daftar derajat halus, hendaknya diambil bahan bakal dengan derajat halus
yang sama seperti yang dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan galenika, atau diambil derajat halus dari bahan bakal lain yang konsistensinya sama dengan bahan
bakal yang dipakainya itu.

7
2. Banyaknya bahan bakal
Banyaknya bahan bakal adalah 10 bagian untuk 100 bagian serkaian; dimana
hal ini hanya berlaku bahan-bahan bakal yang tercantum dalam Farmakope, dan
bahan-bahan itu bukan bahan-bahan yang berkhasiat keras. Sebagian
kekecualian dari peraturan ini, ada bahan-bahan bakal yang tercantum dalam
sebuah daftar yang terpisah dari Farmakope. Kekecualian itu adalah :

LANJUTAN
Untuk banyaknya bahan bakal, Codex memberikan peraturan yang sama seperti
Farmakope, kepada daftar kekecualian hanya ditambahkan Fructus Hordal decorticati,
dimana harus diambil 8 bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian.

Untuk memeriksa takaran maksimum, harus dipastikan bahwa zat-zat berkhasiat telah
larut semuanya dalam sari-sari itu.

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


Click icon to add picture
3. Banyaknya
Air
Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk
beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka :

1. Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat
kali bobot bahan bakal

2. Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan

3. Pulpa Tamarindorum cruda hanya diperlukan air yang sama dengan


bobotnya. Karena bahan bakal ini tidak dikeringkan terlebih dahulu

9
LANJUTAN

4. MENGHANGATKANNYA 5. MENYERKAI
Waktu yang diperlukan untuk pembuatan dekokta atau Dekokta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango,
infus, dihitung saat isi panci mencapai suhu 90 0C atau karena zat yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu
jika panci kita tempatkan di penangas air yang dingin, Condurangin. Dalam air panas jauh leih kecil kelarutannya dari pada
maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan bakal yang mengandung
jika penangas airnya mulai mendidih. Jika panci perebus minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat

diletakkan diatas penangas air yang menidih maka untuk bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan
sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air dingin.
menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai
Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin.
juga dengan pengadukan.
Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus
dingin dan kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup,
garam saignette dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-
panas atau diserkai dingin.

10
 Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat
suatu serkaian, sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang
harus dibuat dekokta dan yang lain harus infuse, maka bahan
bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mulamula bahan
bakal yang dibuat dekokta dimasukan dahulu dalam panci-infus,
15 menit kemudian dimasukan bahan bakal yang harus dibuat
infus. Panci dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15 menit.
Maka decoctum-infusum harus diserkai panas/dingin

6. Decocto- tergantung jenis bahan bakalnya. Jika ada yang harus diserkai
panas dan dingin maka pertama kali kita harus selidiki apakah

Infusa
decoctum-infusum dapat dipisahkan pembuatannya, sehingga
dari bahan bakal yang pertama kita membuat suatu decoc yang
diserkai panas dan dari bahan yang lain kita membuat infuse
yang diserkai dingin. Dengan syarat air yang tersedia cukup
untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila air cukup
maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara:

 1. Decoctum-Infusum diserkai panas-panas, cara ini yang


terbanyak dipakai, hal ini ditentukan oleh codex.

 2. Decoctum-Infusum dipisah dalam dekokta yang diserkai


panas dan infusa yang diserkai dingin, kedua-duanya dibuat
dengan bagian-bagian air yang tersedia, yang banyaknya
sebanding.

11
Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6:100. Karena
mengandung zat-zat yang disebut: kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya
hanya terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan
banyak zat yang melarut.

Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu, bila bagian-bagian dari


bahanbahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan
suatu endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia
cukup banyak untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian
yang biasa, maka harus menggunakan cara kedua.

CONTOH SIMPLISIA
LANJUTAN  Cortex chinae (kina).

 Akar ipeka (Radix Ipecacuanhae)

 Semen Lini

 Radix Senegae

12
SEKIAN

SEKIAN DAN
TERIMA KASIH

13

Anda mungkin juga menyukai