Blumea balsamifera (L.) DC., merupakan perdu tumbuh tegak,
tingginya sampai 4 m. Tiap bagian dari tanaman ini bila diremas berbau kamfer. Daun yang letaknya di bawah bertangkai, sedangkan daun yang letaknya paling atas berupa daun duduk. Bentuk daun bundar telur sampai lonjong, pada bagian pangkal daun ujungnya lancip. Tepinya bergerigi, panjang 8-40 cm, lebar 2-20 cm. Terdapat 2 -3 daun tambahan pada pangkal daunnya. Permukaan bagian bawahnya berbulu rapat dan halus seperti beludru dan bagian atasnya agak kasar. Perbungaan berupa malai, keluar di ujung cabang. Bentuknya lancip menyerupai susut, berbulu halus seperti beludru, lebarnya sampai 50 cm. Bonggolnya banyak, panjang tiap bonggol 7-8 mm, bunga cawan terdapat 8-25 bunga. Panjang tabung bunga 5-7 mm, tak berbulu. Buah longkah, sedikit melengkung, bersudut, berusuk 5-10 yang tak jelas, panjangnya 1 mm. Terdapat bulu-bulu pendek, tipis, warnanya putih.
II. Ciri-ciri Simplisia
Blumea Balsamiferae Folium adalah daun dari tanaman Blumea balsamifera (L.) DC. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,19% b/v. Bau dan rasa mirip kamfer, agak pahit. Daun tunggal, bertangkai, pada tangkai daun terdapat beberapa pasang daun kecil berbentuk lidah tombak. Helai daun berbentuk bundar telur atau lidah tombak sampai bulat panjang dengan ujung dan pangkal daun runcing, panjanghelai daun 10-30 cm, lebar 2,5-12 cm, tepi daun umumnya bergerigi tajam tidak beraturan, kadang-kadang bergerigi. Permukaan daun berambut, permukaan bawah berambut sangat rapat dan terasa seperti beludru, warna kelabu kehijauan, permukaan atas kasar, warna hijau tua sampai hijau coklat kelabu. Di antara rambut penutup terdapat banyak sekali rambut kelenjar yang halus, bentuk bulat berwarna kuning coklat, jelas terlihat pada perbesaran 50 kali.1,2,3) III. Sinonim Tanaman Conyza odorata Rhumpius, Conyza balsamifera Linn., Blumea appendiculata DC., Blumea grandis (Wallich.) D.C., Blumea zollingeriana C.B. Clarke, Baccharis salvia Lour., Conyza balsamifera Linn., Pluchea balsamifera (Linn.) Less. Nama Daerah Sumatera: Sembung, capa, capo; Jawa: Sembung, sembung utan (Sunda), sembung, sembung legi, sembung gantung, sembung gula, sembung kuwak, sembung iningsa, sembung langu, sembung lelet (Jawa), kamandhin (Madura), Sembung (Bali); Timor: Afoat. IV. Kandungan dan Manfaat Kandungan kimianya terdiri dari borneol, cineole, limonene, dan dimenthyl ether phloroacetophenone, glukosida, alkohol sesquiterpen, asam palmitin, minyak siri, dan zat bergetah (untuk kapur barus) Daun segarnya mengandung borneol, rasanya asam, sedikit pahit, agak hangat, dan harum. Tumbuhan ini berkhasiat untuk penyakit diare, sakit perut, kolera, dan masuk angin (Dalimartha, 2009: 33). V. Efek Farmakologi Ekstrak metanol, fraksi etil asetat, dan butanol daun sembung mempunyai kemampuan meredam radikal bebas 1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) pada konsentrasi 1; 0,5 dan 0,1 mg/mL. Pada konsentrasi lmg/mL, fraksi butanol dapat meredam 95,77% radikal DPPH, sedangkan vitamin C pada konsentrasi yang sama memberikan hambatan sebesar 96,64%.6) VI. Daftar Pustaka 1. Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 26-31. 66 2. Aspan, R., 2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat Citeureup, Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia 3. Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta : Trubus Agriwidya. 4. Hutapea, J.R., 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 89. 5. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta, 1829. 6. de Padua L.S., Bunyaprahatsara N., Lemmens 1999, Plant Resources of South-East Asia, 12(1) Medicinal and Poisonous Plants, Prosea, Bogor, Indonesia, 158. 7. Ruangrungsi, Nijsiri., Tantivatana, Payom., Tappayuhpijam, Pimolwan., Borris, Robert. P., Cordell, Geoffrey A., 1985, Tradisional Medicinal Plants of Thailand. IV, Isolation of Cryptomeridiol from Blumea balsamifera, Journal of the Science Society of Thailand, 11(1), 47-50. 8. Syafitri R., Verawati, Putra DP., 2004, Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.), Prosiding Seminar Nasional,Tumbuhan Obat Indonesia XXVI, Padang. 9. Bensky, Dan., Clavey, Steven., Stoger, Erich., 2004, Chinese Herbal Medicine, Materia Medica, 3rd Edition, Eastland Press, Seattle, 953- 956. 8. Soedibyo, Mooryati., 1997, Alam Sumber Kesehatan, Manfaat dan Kegunaan, Balai Pustaka, Jakarta.