Anda di halaman 1dari 4

Blumeae balsamiferae folium

(Daun Sembung)

Klasifikasi ( Menurut Aspan, 2008:15 )

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Asterales

Suku : Astereceae (Compositae)

Marga : Blumea

Sembung Jenis : Blumea balsamifera (L.) DC.

Nama umum : Sembung

Deskripsi tanaman

I. Ciri-ciri Tanaman

Blumea balsamifera (L.) DC., merupakan perdu tumbuh tegak,


tingginya sampai 4 m. Tiap bagian dari tanaman ini bila diremas berbau
kamfer. Daun yang letaknya di bawah bertangkai, sedangkan daun yang
letaknya paling atas berupa daun duduk. Bentuk daun bundar telur sampai
lonjong, pada bagian pangkal daun ujungnya lancip. Tepinya bergerigi,
panjang 8-40 cm, lebar 2-20 cm. Terdapat 2 -3 daun tambahan pada
pangkal daunnya. Permukaan bagian bawahnya berbulu rapat dan halus
seperti beludru dan bagian atasnya agak kasar. Perbungaan berupa malai,
keluar di ujung cabang. Bentuknya lancip menyerupai susut, berbulu halus
seperti beludru, lebarnya sampai 50 cm. Bonggolnya banyak, panjang tiap
bonggol 7-8 mm, bunga cawan terdapat 8-25 bunga. Panjang tabung bunga
5-7 mm, tak berbulu. Buah longkah, sedikit melengkung, bersudut, berusuk
5-10 yang tak jelas, panjangnya 1 mm. Terdapat bulu-bulu pendek, tipis,
warnanya putih.

II. Ciri-ciri Simplisia


Blumea Balsamiferae Folium adalah daun dari tanaman Blumea
balsamifera (L.) DC. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,19% b/v. Bau
dan rasa mirip kamfer, agak pahit. Daun tunggal, bertangkai, pada tangkai
daun terdapat beberapa pasang daun kecil berbentuk lidah tombak. Helai daun
berbentuk bundar telur atau lidah tombak sampai bulat panjang dengan ujung
dan pangkal daun runcing, panjanghelai daun 10-30 cm, lebar 2,5-12 cm, tepi
daun umumnya bergerigi tajam tidak beraturan, kadang-kadang bergerigi.
Permukaan daun berambut, permukaan bawah berambut sangat rapat dan
terasa seperti beludru, warna kelabu kehijauan, permukaan atas kasar, warna
hijau tua sampai hijau coklat kelabu. Di antara rambut penutup terdapat
banyak sekali rambut kelenjar yang halus, bentuk bulat berwarna kuning
coklat, jelas terlihat pada perbesaran 50 kali.1,2,3)
III. Sinonim Tanaman
Conyza odorata Rhumpius, Conyza balsamifera Linn., Blumea
appendiculata DC., Blumea grandis (Wallich.) D.C., Blumea zollingeriana
C.B. Clarke, Baccharis salvia Lour., Conyza balsamifera Linn., Pluchea
balsamifera (Linn.) Less. Nama Daerah Sumatera: Sembung, capa, capo;
Jawa: Sembung, sembung utan (Sunda), sembung, sembung legi, sembung
gantung, sembung gula, sembung kuwak, sembung iningsa, sembung langu,
sembung lelet (Jawa), kamandhin (Madura), Sembung (Bali); Timor: Afoat.
IV. Kandungan dan Manfaat
Kandungan kimianya terdiri dari borneol, cineole, limonene, dan
dimenthyl ether phloroacetophenone, glukosida, alkohol sesquiterpen, asam
palmitin, minyak siri, dan zat bergetah (untuk kapur barus) Daun segarnya
mengandung borneol, rasanya asam, sedikit pahit, agak hangat, dan harum.
Tumbuhan ini berkhasiat untuk penyakit diare, sakit perut, kolera, dan masuk
angin (Dalimartha, 2009: 33).
V. Efek Farmakologi
Ekstrak metanol, fraksi etil asetat, dan butanol daun sembung
mempunyai kemampuan meredam radikal bebas 1,1 -difenil-2-pikrilhidrazil
(DPPH) pada konsentrasi 1; 0,5 dan 0,1 mg/mL. Pada konsentrasi lmg/mL,
fraksi butanol dapat meredam 95,77% radikal DPPH, sedangkan vitamin C
pada konsentrasi yang sama memberikan hambatan sebesar 96,64%.6)
VI. Daftar Pustaka
1. Anonim, 1979, Materia Medika Indonesia, Jilid III, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta, 26-31. 66
2. Aspan, R., 2008, Taksonomi Koleksi Tanaman Obat Kebun Tanaman Obat
Citeureup, Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik
Indonesia
3. Dalimartha, S. 2009. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid 1. Jakarta :
Trubus Agriwidya.
4. Hutapea, J.R., 2001, Inventaris Tanaman Obat Indonesia, Jilid II,
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 89.
5. Heyne, K., 1987, Tumbuhan Berguna Indonesia, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kehutanan Republik Indonesia, Jakarta, 1829.
6. de Padua L.S., Bunyaprahatsara N., Lemmens 1999, Plant Resources of
South-East Asia, 12(1) Medicinal and Poisonous Plants, Prosea, Bogor,
Indonesia, 158.
7. Ruangrungsi, Nijsiri., Tantivatana, Payom., Tappayuhpijam, Pimolwan.,
Borris, Robert. P., Cordell, Geoffrey A., 1985, Tradisional Medicinal
Plants of Thailand. IV, Isolation of Cryptomeridiol from Blumea
balsamifera, Journal of the Science Society of Thailand, 11(1), 47-50.
8. Syafitri R., Verawati, Putra DP., 2004, Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan
Fraksi Daun Sembung (Blumea balsamifera (L.) DC.), Prosiding
Seminar Nasional,Tumbuhan Obat Indonesia XXVI, Padang.
9. Bensky, Dan., Clavey, Steven., Stoger, Erich., 2004, Chinese Herbal
Medicine, Materia Medica, 3rd Edition, Eastland Press, Seattle, 953-
956. 8. Soedibyo, Mooryati., 1997, Alam Sumber Kesehatan, Manfaat
dan Kegunaan, Balai Pustaka, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai