Oleh
Oleh
ABSTRAK
ABSTRACT
rendah dalam air. Selain itu, kelarutan kembali. Hasil pengujian viskositas pada
obat ini juga dipengaruhi oleh pH, tabel 2 menunjukkan bahwa FA memiliki
sehingga dengan adanya perubahan pH viskositas yang paling kecil dan FD
maka kelarutan zat aktif pun juga akan memiliki viskositas yang paling besar.
berubah2. Prinsip dari metode prespitasi Gambar 1 menunjukkan terjadinya
ini adalah terbentuknya kondisi lewat perubahan viskositas suspensi dengan
jenuh akibat adanya perubahan pH berubahnya campuran PGA dan HPMC.
menyebabkan kenaikan pada Dari gambar dapat dilihat bahwa baik
pembentukan inti dan laju pertumbuhan PGA maupun HPMC sama-sama
kristal12. Suspensi yang telah dibuat mempengaruhi viskositas dimana
kemudian diuji viskositas, volume semakin meningkat konsentrasi yang
sedimentasi dan redispersibilitas dan digunakan maka semakin besar
hasil uji rata-rata sifat fisik suspensi viskositas yang dihasilkan.
dapat dilihat pada tabel 2. Dari hasil analisis desain
Viskositas faktorial, viskositas suspensi lebih
Pengujian viskositas dilakukan untuk dipengaruhi oleh adanya HPMC
mengetahui seberapa besar konsistensi dibandingkan PGA, dimana interaksi
sediaan dan menunjukkan kekentalan keduanya ditunjukkan oleh persamaan 3.
dari suatu sediaan yang diukur dengan Y = 30,916 + 0,720 XA + 2,527 XB +
menggunakan viskometer stormer. 0,040 XAXB…......................Persamaan 3
Viskositas yang terlalu tinggi tidak Berdasarkan persamaan 3, efek PGA,
diharapkan karena dapat menyebabkan HPMC dan campuran PGA-HPMC
masalah penuangan suspensi dari wadah bernilai positif, sehingga efek ketiganya
dan sulitnya sediaan untuk teredispersi meningkatkan viskositas suspensi.
Interaksi
B : HPMC (%)
Viskositas (poise)
A : PGA (%)
B : HPMC (%)
Volume Sedimentasi
A : PGA (%)
Gambar 2. Grafik interaksi PGA dan HPMC terhadap respon Volume Sedimentasi
Semakin meningkatnya viskositas maka Dari grafik pada gambar 3 menunjukkan
laju sedimetasi akan semakin lama peningkatan konsentrasi PGA tidak
sehingga rasio volume sedimentasi yang terlalu berpengaruh terhadap
dihasilkan semakin besar. Dibandingkan redispersibilitas, sedangkan peningkatan
dengan PGA, PGA relatif menghasilkan konsentrasi HPMC berpengaruh
viskositas yang rendah dibandingkan terhadap redispersibilitas. Semakin
golongan gum lainnya, sehingga PGA tinggi konsentrasi HPMC yang
tidak terlalu berpengaruh terhadap digunakan maka semakin rendah
volume sedimentasi sediaan16. redispersibilitas sediaan yang dihasilkan.
Analisis ANOVA untuk respon Hal ini dikarenakan HPMC memiliki
volume sedimentasi memperlihatkan viskositas yang tinggi pada konsentrasi
bahwa komponen HPMC memiliki tinggi sehingga redispersibilitas yang
p<0,05 atau berbeda signifikan dihasilkan rendah.
sedangkan PGA memiliki p>0,05 atau Untuk melihat pengaruh
tidak berbeda signifikan dimana jumlah suspending agent terhadap respon
PGA tidak berpengaruh signifikan redispersibilitas dapat dilihat melalui
terhadap volume sedimentasi. persamaan 6.
Redispersibilitas Y = 87,105 + 0,052 XA – 1,754XB –
Uji redispersibilitas dilakukan 0,210XAXB….......................Persamaan 5
untuk mengetahui kemampuan suspensi Dari persamaan 5 dapat diketahui
untuk dapat terdispersi kembali secara bahwa PGA memberikan pengaruh yang
homogen dengan pengocokan yang positif terhadap respon sedangkan
minimum. Redispersibilitas dipengaruhi HPMC memberikan pengaruh yang
oleh viskositas dari sediaan, dimana negatif. Namun yang lebih dominan
semakin tinggi viskositas dari sediaan memberikan respon terhadap perubahan
maka redispersibilitas yang dihasilkan redispersibilas adalah HPMC. PGA
semakin rendah17. Redispersibilitas juga memberikan pengaruh positif karena
dipengaruhi oleh partikel yang terbentuk terkait viskositas PGA yang rendah,
dalam suatu sistem suspensi, apabila sehingga sediaan akan mudah
terjadi caking pada suspensi, maka teredispersi. Peningkatan konsentrasi
sediaan akan sulit teredispersi kembali. PGA meningkatkan viskositas yang
Sedangkan pada partikel yang tidak terlalu besar sehingga hasil
membentuk flok, sediaan masih dapat redispersibilitas tidak berbeda
teredispersi secara homogen. signifikan.
Interaksi
B : HPMC (%)
Redispersibilitas (%)
A : HPMC (%)
A : PGA (%)
Tabel 4. Hasil perbandingan prediksi dan percobaan formula optimum ( ± SD; n=3)
Parameter P SO p-value Signifikansi
Viskositas (poise) 35, 203 35,488 ± 0,999 p>0,05 tbs
Volume Sedimentasi 0,39 0,403 ± 0,020 p>0,05 tbs
Redispersibilitas 86,667 86,667 ± 2,886 p>0,05 tbs
Keterangan : P = Prediksi suspensi optimum , tbs = tidak berbeda sigifikan
SO= Suspensi optimum hasil percobaan dengan 3 kali replikasi
Tabel 5. Hasil Pengujian Antibakteri ada perbedaan yang signifikan, artinya
Suspensi Siprofloksasin ( ± SD) siprofloksasin yang telah diformulasikan
Diameter Zona ke dalam bentuk sediaan suspensi
Formula memiliki aktivitas antibakteri yang tidak
Hambat (mm)
Suspensi Formula 39,333 ± 0,577 berbeda signifikan dari kontrol positif.
Optimum Pada kontrol negatif terdapat
Kontrol Positif 41,333 ± 1,527 diameter zona hambat, hal ini
Kontrol Negatif 15,667 ± 2,081 disebabkan adanya bahan yang memiliki
aktivitas antibakteri juga seperti PGA.
dilakukan terhadap bakteri ini karena PGA selain dapat berfungsi sebagai
siprofloksasin memiliki aktivitas suspending agent, juga dapat berperan
antibakteri yang tergolong kuat pada antibakteri yang menghambat
bakteri Gram negatif, salah satunya pertumbuhan bakteri Escherichia coli
6,19
bakteri Escherichia coli dimana bakteri . Selain PGA, gliserin yang terdapat
ini merupakan penyebab yang paling dalam formula dapat bertindak sebagai
lazim pada infeksi saluran kemih dan pengawet pada konsentrasi < 20% yang
penyebab diare yang sangat sering menyebabkan kontrol negatif pada
ditemukan1. Uji Aktivitas Antibakteri ini pengujian memiliki zona hambat20.
dilakukan untuk melihat sipofloksasin
yang telah diformulasikan dalam sediaan SIMPULAN
suspensi memiliki aktivitas antibakteri. Berdasarkan penelitian yang telah
Pengujian dilakukan dengan dilakukan maka dapat disimpulkan
menggunakan metode difusi agar formula optimum yang diperoleh
sumuran. Hasil pengujian aktivitas berdasarkan metode desain faktorial
antibakteri suspensi optimum dan adalah formula dengan komposisi PGA
kontrol positif kemudian diuji statistik 5% dan HPMC 0,25% dimana untuk
untuk melihat apakah terdapat mengujian sifat fisik formula optimum
perbedaan yang signifikan antara tidak berbeda signifikan dengan hasil
keduanya. Hasil pengujian aktivitas prediksi dan formula suspensi
antibakteri suspensi siprofloksasin dapat siprofloksasin memiliki aktivitas
dilihat pada tabel 5. antibakteri yang tidak berbeda signifikan
Berdasarkan hasil uji T dengan kontrol positif.
independent, aktivitas antibakteri
suspensi formula optimum dan kontrol
positif memiliki p>0,05 dimana tidak
B1 B2 K+
Gambar 6. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri pada Suspensi Formula Optimum (B1),
Kontrol Negatif (B2) dan Kontrol Positif (K+)
DAFTAR PUSTAKA Acuminata “AAA”) sebagai Bahan
1. Jawetz, E., Melvick, J. L., Pengisi Pada Tablet Klorfeniramin
Adelverg, E., 2005. Mikrobiologi Maleat (CTM), skripsi, Universitas
Kedokteran, Edisi 23, Penerbit Tanjungpura, Hal 35.
Buku Kedokteran, EGC Jakarta, 10. Nep, E. I. dan Conway, B. R., 2011,
Hal 192-193. Evaluation of Grewia
2. Olivera, M. E., Manzo, R. H., Polysaccharide Gum as a
Junginger, H. E., Midha, K. K., Supending Agent, Int. J. Pharm.
Shah, V. P., Stavchansky, S., Sci., 3(2): 168-173.
Dressman, J. B., Barends, D. M., 11. Sudjana, 1995, Desain dan Analisis
2010, Biovaiver Monograph for Eksperimen, Penerbit PT. Tarsto,
Immediate Release Solid Oral Bandung, Hal 109, 148-149.
Dosage Forms : Ciprofloxacin 12. Lachman, L., Lieberman, H. A.,
Hydrochloride, J. Pharm. Sci. 100 dan Kanig, J. L., 1994, Teori dan
(1) : 22-33. Praktek Farmasi Industri II, Edisi
3. Ansel, H. C, 2005, Pengantar III , UI Press, Jakarta, hal 1008-
Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 1013.
Keempat, UI-Press, Jakarta, Hal 13. Alviany, M., 2008, Formulasi
354-357, 373. Suspensi Kering yang Mengandung
4. Hussein, W., Waqar, S., Khalid, S., Ekstrak Akar Kucing ( Acalypha
Naveed, S., 2009, Importance of indica Linn.), skripsi, Universitas
Bioavalability of Drugs with Indonesia, Hal 37.
Reference to Dosage Form and 14. Ford, J. S., 1998, Thermal Analysis
Formulation. J. Pharm. Cosm 2 (7) of Hydroxylpropylmethylcellulose
: 39-44. and methylcellulose : Powder, Gels
5. Nussinovitch, and matrix tablets, Int. J. Pharm
A.,1997,Hydrocolloid Applications, 179 (1999) : 209-228.
Chapman & Hall, UK, hal 128. 15. Martin, A., Swarbrick, J.,
6. Anjani, M. R., 2010, Formulasi Cammarata, A., 1993, Farmasi
Suspensi Siprofloksasin Fisik, Edisi ketiga, UI Press,
Menggunakan Suspending Agent Jakarta, Hal 994.
Pulvis Gummi Arabici : Uji 16. Rincon, F., Munoz, J., Pinto, G. L.,
Stabilitas Fisik dan Daya Anti Alfaro, M. C., Calero, N., 2008,
Bakteri, skripsi, Universitas Rheological properties of Cedrela
Muhamadiyah Surakarta, Hal 17- odorata gum exudates Aqueous
18. Dispersion, Food Hydrocolloids 23
7. Subhashree, S., Chakraborti C.K., (2009) : 1031-1037.
Behera P.K., 2012, In Vitro 17. Popa, L., dan Ghica, M. V., 2011,
Antibacterial Activity Study of Ibuprofen Pediatric Suspension
Polymeric Ciprofloxacin Design and Optimized by Response
Suspension, Int. Res. J. Pharm. 3 Surface, Phys. Colloidal, Chem., 59
(3) : 302-303. (4): 500-506.
8. Devrim, B., Asuman, B., Kandemir, 18. Lieberman, H. A., Rieger, M. M.,
C., 2011, Formulation and banker, G, S., 1996,
Evaluation of Reconstitutable Pharmacheutical Dosage Form
Suspension Containing Ibuprofen- Disperse System, Vol 2. Marcel
Loaded Eudagrit, Acta Pol. Pharm. Dekker Inc, New York, Hal 153,
Drug Res. 68 (4) : 593-599. 156, 161, 164.
9. Anastasia, D. S., 2011, Uji Amilum 19. Rajvaidhya, Saurabh., Nagori, B.
Buah Pisang Barangan ( Musa P., Singh, G. K., Dubey, B.K.,
Desai, Prashant., Jain, Sanjai.,
2012, A Review on Acacia Arabica
– An Indian Medicinal Plant, Int. J.
Pharm. Sci. Res., 3 (3) : 1995-2005.
20. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan
Quinn, M. E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th
Edition, Pharmaceutical Press and
American Pharmacist Association :
Washington DC, Hal 30, 32, 326,
328, 768.