Anda di halaman 1dari 17

NASKAH PUBLIKASI

OPTIMASI FORMULA SUSPENSI SIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN


KOMBINASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) DAN HYDROXYPROPYL
METHYLCELLULOSE (HPMC) DENGAN
METODE DESAIN FAKTORIAL

Oleh

BONITA DWI ANGGREINI

NIM : I 211 09 012

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
NASKAH PUBLIKASI

OPTIMASI FORMULA SUSPENSI SIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN


KOMBINASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) DAN HYDROXYPROPYL
METHYLCELLULOSE (HPMC) DENGAN
METODE DESAIN FAKTORIAL

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi


(S.Farm) pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura Pontianak

Oleh

BONITA DWI ANGGREINI


NIM : I21109012

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2013
OPTIMASI FORMULA SUSPENSI SIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN
KOMBINASI PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) DAN HYDROXYPROPYL
METHYLCELLULOSE (HPMC) DENGAN
METODE DESAIN FAKTORIAL

ABSTRAK

Siprofloksasin merupakan antibiotik yang memiliki kelarutan yang rendah dalam


air dan memiliki bioavalaibilitas yang rendah di dalam tubuh. Siprofloksasin dibuat
dalam sediaan suspensi karena obat yang tidak larut dapat terdispersi secara homogen
sehingga menghasilkan suatu sediaan yang stabil serta dapat meningkatkan
bioavailabilitas obat tersebut di dalam tubuh. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah
mengetahui proporsi campuran bahan pensuspensi yang digunakan untuk menghasilkan
sifat fisik yang optimal. Sifat fisik yang diinginkan adalah suspensi yang memiliki
viskositas rendah, partikel tidak cepat mengendap dan mudah teredispersi kembali.
Penelitian ini menggunakan metode Desain Faktorial dengan perangkat lunak Design
Expert versi 8.0.7.1 trial untuk optimasi sifat fisik sediaan Pulvis Gummi Arabici (PGA)
dan Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC) sebagai variabel bebas sedangkan
viskositas, volume sedimentasi dan redispersibilitas merupakan variabel tergantung.
Berdasarkan metode desain faktorial, diperoleh empat formula yaitu formula A, B, C dan
D dan diukur sifat fisiknya. Dari hasil analisis, formula optimum yang didapatkan adalah
formula A yang dapat memprediksi 62% sifat fisik suspensi formula optimum. Pengujian
statistis sifat fisik suspensi formula optimum hasil percobaan dan prediksi menunjukkan
nilai p>0,05 atau tidak berbeda signifikan berarti metode desain faktorial dapat
memprediksi formula optimum. Aktivitas antibakteri suspensi formula optimum dan
kontrol positif juga tidak berbeda signifikan (p>0,05) yang artinya siprofloksasin
memiliki aktivitas antibakteri setelah diformulasikan dalam sediaan suspensi.

Kata Kunci : siprofloksasin, suspensi, PGA, HPMC, Desain Faktorial


OPTIMIZATION CIPROFLOXACIN SUSPENSION FORMULA USING
COMBINATION OF PULVIS GUMMI ARABICI (PGA) AND
HYDROXYPROPYL METHYLCELLULOSE (HPMC)
BY FACTORIAL DESIGN METHOD

ABSTRACT

Ciprofloxacin is an antibiotic which has low solubility in water and low


bioavailability. Ciprofloxacin is made into suspension because the drug particle will
dispersed homogen and produce stable suspension and this drug form can increase drug
bioavailability. The purpose of this research is to determine the proportion of suspending
agent which produce optimum physical properties. The ideal suspension has low
viscosity, the particle slowly settle and easily redispersed. This study used factorial
design method with Design Expert software version 8.0.7.1 trial to optimize suspension
physical properties. Pulvis Gummi Arabici (PGA) and Hydroxypropyl methylcellulose
(HPMC) as the independent variable while the viscosity, sedimentation volume and
redispersibility as the dependent variable. Based on the method, there were formula
A,B,C and D and the physical properties were examined. The optimum formula based on
factorial design method was Formula A which predict 62% physical properties in
optimum formula. Analytical statistic of physical properties in experiment showed p-
value>0,050 or insignificant difference which this method could predict the optimum
formula. The antibacterial activity in optimum formula and positive control showed p-
value >0,05 or insignificant difference which mean ciprofloxacin had antibacterial
activity in suspension.

Key Words : ciprofloxacin, suspension, PGA, HPMC, Factorial Design


PENDAHULUAN dapat meningkatkan viskositas dapat
Siprofloksasin merupakan meningkatkan kestabilan dari suspensi
antibiotik golongan kuinolon yang yang dihasilkan.
digunakan dalam mengobati berbagai Penggunaan suspending agent
infeksi salah satunya infeksi saluran PGA tunggal dalam suspensi
kemih1. Secara komersial, siprofloksasin siprofloksasin yang dihasilkan memiliki
hanya tersedia dalam bentuk tablet dan daya antibakteri yang baik pada
parenteral. Siprofloksasin memiliki konsentrasi 7,5% dan memiliki stabilitas
kelarutan yang rendah dalam air serta fisik yang baik pada konsentrasi 10%6.
memiliki bioavailabilitas yang rendah2. Selain itu pada formulasi suspensi
Siprofloksasin dapat dibuat dalam siprofloksasin menggunakan HPMC
bentuk suspensi agar penggunaannya memiliki potensi yang baik dalam
dapat lebih diterima oleh pasien. sediaan suspensi karena memiliki
Suspensi antibiotik saat ini banyak aktivitas daya antibakteri yang baik7.
dikembangkan dengan tujuan untuk Penelitian ini bertujuan untuk
membuat sediaan menjadi lebih mudah mengetahui variasi komposisi PGA dan
digunakan sehingga dapat meningkatkan HPMC sebagai suspending agent untuk
kepatuhan pasien dalam penggunaan mendapatkan sifat fisik suspensi yang
obat3. Formulasi obat dalam sediaan optimum dengan metode faktorial desain
suspensi memiliki keuntungan yaitu serta aktivitas antibakteri pada suspensi
rasanya yang lebih enak serta obat yang formula optimum.
dibuat dalam sediaan suspensi dapat METODE PENELITIAN
meningkatkan absorbsi obat sehingga Alat
dapat meningkatkan bioavailabilitas dari Mikroskop (Zeiss Primostar), Laminar
obat tersebut4. Selain itu, suspensi oral Air Flow (LAF) cabinet (Nuaire model
lebih disukai karena mudahnya menelan Nu-151-424), Inkubator (Yenaco),
cairan daripada bentuk padat seperti Autoclave (All American Autoclave
tablet atau kapsul dari obat yang sama. tipe 25x-2), pH meter (Senseline Plus
Suspending agent merupakan bahan tipe F470), Timbingan Digital (Ohaus
pensuspensi yang digunakan untuk Tipe PA 2012), viscometer stormer
meningkatkan viskositas dan (Krebs Stormer Viscometer tipe BGD
memperlambat sedimentasi sehingga 183).
suatu suspensi menjadi stabil. Bahan
Dalam penelitian ini, akan Siprofloksasin Hidroklorida (PT.
dilakukan optimasi formula suspensi Etercon Farma), Pulvis Gummi Arabici
siprofloksasin menggunakan bahan (Brataco), HPMC (Pharmacoat), Asam
tambahan suspending agent Pulvis Sitrat (Brataco), Gliserin (Brataco),
Gummi Arabici (PGA) dan Natrium Hidroksida (Brataco), media
Hidroxypropyl methylcellulose (HPMC) Nutrient Agar (Merck).
dengan metode desain faktorial dimana Bakteri Uji
rancangan penelitian ini melibatkan Bakteri uji yang digunakan
tiap taraf pada masing-masing faktor adalah kultur murni Escherichia coli
yang akan dikombinasikan. PGA pada ATCC 25922 (Unit Laboratorium
konsentrasi kurang dari 10% memiliki Kesehatan).
viskositas yang rendah dapat Tahap Penelitian
mempercepat terjadinya sedimentasi Penentuan Formula Suspensi
yang menyebabkan sediaan menjadi Siprofloksasin
tidak stabil5. Oleh karena itu PGA Penentuan Formula suspensi
dikombinasikan dengan HPMC yang dengan menggunakan metode
merupakan bahan pensuspensi yang faktorial desain 22. Tiap faktor yaitu
HPMC dan PGA beserta taraf yang disaat nilai y = 0. Penentuan viskositas
digunakan yaitu rentang suspending dengan persamaan 1.
agent yang digunakan dimasukkan η ……..…Persamaan 1
dalam software Design Expert untuk
memperoleh rancangan formula. Keterangan:
Pembuatan Suspensi Siprofloksasin η = Viskositas (poise),
Sediaan suspensi terdiri dari Kv = tetapan alat
empat formula (tabel 1). PGA dilarutkan W = Massa pemberat (gram)
dengan air sebanyak 7 kalinya, Wf = Intersep yield value
kemudian siprofloksasin dilarutkan Rpm = jumlah putaran dalam menit
dengan asam sitrat kemudian Pengujian Volume sedimentasi
ditambahkan gliserin dan diaduk Suspensi disimpan dalam tabung
homogen lalu ditambahkan NaOH dan berskala dalam keadaan tidak terganggu.
gerus homogen. Campuran Suspensi tersebut diukur tinggi sedimen
siprofloksasin ditambahkan sedikit demi akhir (Hu) dan tinggi suspensi awal
sedikit ke dalam larutan PGA sambil (Ho)6. Volume sedimentasi merupakan
diaduk sampai homogen. Setelah itu, perbandingan antara tinggi sedimen
HPMC yang telah dikembangkan di air akhir dengan tinggi suspensi awal.
dingin ditambahkan ke campuran. Untuk mengukur rasio tinggi sedimen
Setelah itu ditambahkan essense jeruk akhir dengan tinggi sedimen awal dapat
dan pewarna dan diaduk homogeny digunakan persamaan 2.
kemudian ditambahkan aquades hingga F = Hu/Ho ..................... Persamaan 2
100 ml. Pengujian Redispersibilitas
Pengujian Viskositas Uji dilakukan secara manual
Penentuan Viskositas dilakukan dengan menggojok silinder setelah
menggunakan Viscometer Stormer. terjadi sedimentasi. Satu kali inversi
Untuk penentuan nilai Kv (tetapan alat) : menyatakan bahwa suspensi 100 %
sampel dinaikkan hingga batas paddle. mudah teredisperi. Setiap penambahan
Pemberat terus ditambahkan hingga inversi mengurangi persen kemudahan
didapat nilai rpm pada monitor 200. redispersi sebanyak 5% seluruh
Masukkan nilai pemberat yang sediaan8.
digunakan pada monitor dan tekan enter, Pengujian Distribusi Ukuran Partikel
monitor akan menunjukkan nilai Kv Ditentukan ukuran partikel yang
alat. terkecil dan terbesar. Diukur partikel
Penentuan nilai Wf, dicatat nilai dan digolongkan kedalam group lalu
rpm yang dihasilkan pada setiap anak diukur ≥ 500 partikel jika sampel
timbangan yang berbeda. Dengan bersifat monodispers dan ≥ 1000 partikel
meregresikan bobot anak timbangan (x) jika sampel bersifat polidispers. Partikel
dan rpm (y), diperoleh persamaan bersifat monodispers jika antilog SD <
regresi. Nilai Wf merupakan nilai x 1,2; sedangkan jika antilog SD > 1,2.
Setelah itu dibuat grafik distribusi
ukuran partikel9.

Tabel 1. Formula Suspensi Siprofloksasin


Komposisi FA (g) FB (g) FC (g) FD(g)
PGA 5 10 5 10
HPMC 0,25 0,25 5 5
Keterangan : tiap formulasi mengandung : Siprofloksasin HCl 5%, Asam Sitrat 2%,
Gliserin 10%, NaOH 1%, Essense orange 3 tetes, Pewarna orange 3 tetes, dan akuades
hingga 100 ml.
Pengukuran pH karena itu diperlukan penggunaan
pH meter dicelupkan pada suspending agent untuk meningkatkan
suspensi yang ada pada wadah dan kestabilan fisik suspensi. Dalam
dicatat nilai pH yang ditampilkan pada Penelitian ini, formulasi suspensi
layar pH meter tersebut. siprofloksasin dilakukan dengan
Penentuan Formula Optimum mengkombinasikan pada bahan
Suspensi Siprofloksasin pensuspensinya yaitu Pulvis Gummi
Penentuan formula optimum Arabici (PGA) dan Hydroxypropyl
dilakukan dengan memasukkan data Methylcellulose (HPMC). Pemilihan
hasil sifat fisik ke dalam rancangan yang suspending agent didasarkan pada
diberikan oleh Software Design Expert karakteristik suspending agent yaitu
dan kemudian ditentukan kriteria dari dapat meningkatkan viskosItas untuk
suspensi yaitu untuk kriteria viskositas membentuk suspensi yang ideal, stabil
adalah minimize, volume sedimentasi pada pH sediaan, bersifat kompatibel
dibuat maximize dan redispersibilitas dengan eksipien lain dan tidak toksik.
dibuat maximize. Hasil prediksi suspensi Optimasi ini dilakukan dengan
formula optimum kembali dibuat dan menggunakan perangkat lunak Design
diverifikasi sifat fisiknya serta dilakukan Expert versi 9.0.7.1 trial dengan model
uji aktivitas antibakterinya. yang digunakan adalah Desain Faktorial.
Pengujian Aktivitas Antibakteri Model ini dapat digunakan pada
Formula Optimum optimasi yang tidak diketahui jumlah
Suspensi Formula Optimum diuji pasti kombinasi antara kedua bahan,
aktivitas antibakteri terhadap bakteri selain itu metode ini juga praktis dan
Escherichia coli ATCC 25922 dengan cepat11.
menggunakan media Nutrien Agar. Penentuan formula awal suspensi
Metode yang digunakan adalah difusi dilakukan dengan menentukan faktor
agar sumuran7. Uji dilakukan pada yang digunakan yaitu PGA dan HPMC
suspensi formula optimum, kontrol serta taraf-taraf yang digunakan yaitu
positif yang terdiri dari siprofloksasin rentang konsentrasi bahan pensuspensi
murni yang telah dilarutkan dan kontrol yang digunakan. Untuk PGA rentang
negatif yaitu formula suspensi tanpa konsentrasi yang digunakan yaitu 5%-
siprofloksasin. 10% sedangkan rentang konsentrasi
Analisis Data HPMC yaitu 0,25%-5%. Data
Analisis data dilakukan dimasukkan kedalam perangkat lunak
menggunakan perangkat lunak Design Design Expert dengan menggunakan
Expert versi 8.0.7.1. trial dan perangkat metode desain faktorial 22. Kemudian
lunak R-2.15.2. diperoleh 4 formula dengan masing-
HASIL DAN PEMBAHASAN masing 3 kali replikasi.
Penentuan Formula Suspensi Pengujian Sifat Fisik Suspensi
Siprofloksasin Siprofloksasin
Suspensi merupakan suatu Empat formula suspensi dibuat
sediaan cair yang terdapat partikel obat dengan 3 kali replikasi sehingga terdapat
yang halus terdispersi secara homogen 12 sediaan. Pembuatan ke-12 sediaan
pada cairan pembawanya. Hambatan dilakukan pada hari yang berbeda
utama dalam memformulasikan suspensi dimana tiap 1 sediaan dibuat dan
adalah kestabilan fisiknya karena langsung diuji sifat fisiknya dalam
masalah yang sering terjadi meliputi sehari. Suspensi dibuat dengan
kecepatan sedimentasi, menggunakan metode presipitasi karena
ketidakhomogenan, pendispersian zat aktif yaitu Siprofloksasin HCl
kembali dan viskositasnya10. Oleh merupakan obat yang kelarutannya
Tabel 2. Hasil Uji rata-rata sifat fisik suspensi ( ± SD; n=3)
Sifat Fisik
Formula Viskositas Redispersibilitas
Volume Sedimentasi
(poise) (%)
FA 35,204 ± 1,531 0,390 ± 0,010 86,667 ± 2,887
FB 38,859 ± 0,459 0,383 ± 0,035 86,667 ± 2,887
FC 48,169 ± 0,358 0,483 ± 0,029 73,333 ± 2,887
FD 52,787 ± 0,903 0,503 ± 0,050 68,333 ± 7,638

rendah dalam air. Selain itu, kelarutan kembali. Hasil pengujian viskositas pada
obat ini juga dipengaruhi oleh pH, tabel 2 menunjukkan bahwa FA memiliki
sehingga dengan adanya perubahan pH viskositas yang paling kecil dan FD
maka kelarutan zat aktif pun juga akan memiliki viskositas yang paling besar.
berubah2. Prinsip dari metode prespitasi Gambar 1 menunjukkan terjadinya
ini adalah terbentuknya kondisi lewat perubahan viskositas suspensi dengan
jenuh akibat adanya perubahan pH berubahnya campuran PGA dan HPMC.
menyebabkan kenaikan pada Dari gambar dapat dilihat bahwa baik
pembentukan inti dan laju pertumbuhan PGA maupun HPMC sama-sama
kristal12. Suspensi yang telah dibuat mempengaruhi viskositas dimana
kemudian diuji viskositas, volume semakin meningkat konsentrasi yang
sedimentasi dan redispersibilitas dan digunakan maka semakin besar
hasil uji rata-rata sifat fisik suspensi viskositas yang dihasilkan.
dapat dilihat pada tabel 2. Dari hasil analisis desain
Viskositas faktorial, viskositas suspensi lebih
Pengujian viskositas dilakukan untuk dipengaruhi oleh adanya HPMC
mengetahui seberapa besar konsistensi dibandingkan PGA, dimana interaksi
sediaan dan menunjukkan kekentalan keduanya ditunjukkan oleh persamaan 3.
dari suatu sediaan yang diukur dengan Y = 30,916 + 0,720 XA + 2,527 XB +
menggunakan viskometer stormer. 0,040 XAXB…......................Persamaan 3
Viskositas yang terlalu tinggi tidak Berdasarkan persamaan 3, efek PGA,
diharapkan karena dapat menyebabkan HPMC dan campuran PGA-HPMC
masalah penuangan suspensi dari wadah bernilai positif, sehingga efek ketiganya
dan sulitnya sediaan untuk teredispersi meningkatkan viskositas suspensi.
Interaksi

B : HPMC (%)
Viskositas (poise)

A : PGA (%)

Gambar 1. Grafik Hubungan Interaksi PGA dan HPMC terhadap viskositas


Nilai efek HPMC adalah yang paling hidrofilik dimana dapat membuat
besar sehingga yang paling dominan partikel terikat menjadi agregat yang
terhadap meningkatnya nilai viskositas longgar atau flok yang menyebabkan
adalah HPMC. Semakin banyak bagian jernih diatas suspensi12. Oleh
penggunaan HPMC, maka viskositas karena itu, walaupun suspensi yang
suspensi juga akan meningkat13. HPMC dihasilkan cepat mengendap namun
di dalam air akan membentuk suatu masih dapat terdispersi kembali apabila
larutan yang kental, hal ini disebabkan dikocok.
gugus hidroksil pada polimer ini akan Dari grafik (gambar 2) menunjukkan
berinteraksi dengan air membentuk bahwa perubahan konsentrasi PGA tidak
jembatan stabil melalui ikatan hidrogen terlalu berpengaruh terhadap volume
yang terbentuk. Akibatnya akan sedimentasi, sedangkan semakin besar
terbentuk struktur yang kompak dan konsentrasi HPMC yang digunakan
kuat14.Analisis ANOVA untuk respon maka semakin besar volume sedimentasi
viskositas dari hasil percobaan yang dihasilkan. Apabila nilai F
memperlihatkan bahwa komponen PGA mendekati 1 maka suspensi yang
dan HPMC mempunyai nilai p<0,05 dihasilkan merupakan suspensi yang
atau berbeda signifikan yang artinya stabil15. Sedangkan dalam penelitian,
perubahan jumlah PGA dan HPMC pada nilai F yang dihasilkan masih tergolong
formula berpengaruh signifikan pada kecil dan tidak mendekati 1, hal ini
viskositas sediaan. dikarenakan suspensi yang dihasilkan
Volume Sedimentasi mengikuti sistem flokulasi.
Pengujian volume sedimentasi Pengaruh dari masing-masing
dilakukan untuk mengetahui rasio suspending agent terhadap volume
pengendapan yang terjadi selama sedimentasi dapat dilihat melalui
penyimpanan waktu tertentu. Suspensi persamaan 5.
yang dihasilkan pada semua formula Y = 0,386 – 2,105x10-4 XA + 0,015 XB +
tergolong cepat mengendap. Hal ini 8,842x10-4 XAXB………………..Persamaan 4
terjadi akibat adanya zat yang bertindak Dari persamaan 4, dapat diketahui
sebagai flocculating agent. Bahan bahwa komponen HPMC lebih
flocculating agent dapat menyebabkan berpengaruh dalam meningkatkan rasio
suspensi berada dalam sistem flokulasi. volume sedimentasi karena HPMC
HPMC selain sebagai suspending agent memiliki viskositas yang tinggi sehingga
juga dapat bertindak sebagai dapat menurunkan laju volume
flocculating agent golongan polimer sedimentasi sediaan.
Interaksi

B : HPMC (%)
Volume Sedimentasi

A : PGA (%)

Gambar 2. Grafik interaksi PGA dan HPMC terhadap respon Volume Sedimentasi
Semakin meningkatnya viskositas maka Dari grafik pada gambar 3 menunjukkan
laju sedimetasi akan semakin lama peningkatan konsentrasi PGA tidak
sehingga rasio volume sedimentasi yang terlalu berpengaruh terhadap
dihasilkan semakin besar. Dibandingkan redispersibilitas, sedangkan peningkatan
dengan PGA, PGA relatif menghasilkan konsentrasi HPMC berpengaruh
viskositas yang rendah dibandingkan terhadap redispersibilitas. Semakin
golongan gum lainnya, sehingga PGA tinggi konsentrasi HPMC yang
tidak terlalu berpengaruh terhadap digunakan maka semakin rendah
volume sedimentasi sediaan16. redispersibilitas sediaan yang dihasilkan.
Analisis ANOVA untuk respon Hal ini dikarenakan HPMC memiliki
volume sedimentasi memperlihatkan viskositas yang tinggi pada konsentrasi
bahwa komponen HPMC memiliki tinggi sehingga redispersibilitas yang
p<0,05 atau berbeda signifikan dihasilkan rendah.
sedangkan PGA memiliki p>0,05 atau Untuk melihat pengaruh
tidak berbeda signifikan dimana jumlah suspending agent terhadap respon
PGA tidak berpengaruh signifikan redispersibilitas dapat dilihat melalui
terhadap volume sedimentasi. persamaan 6.
Redispersibilitas Y = 87,105 + 0,052 XA – 1,754XB –
Uji redispersibilitas dilakukan 0,210XAXB….......................Persamaan 5
untuk mengetahui kemampuan suspensi Dari persamaan 5 dapat diketahui
untuk dapat terdispersi kembali secara bahwa PGA memberikan pengaruh yang
homogen dengan pengocokan yang positif terhadap respon sedangkan
minimum. Redispersibilitas dipengaruhi HPMC memberikan pengaruh yang
oleh viskositas dari sediaan, dimana negatif. Namun yang lebih dominan
semakin tinggi viskositas dari sediaan memberikan respon terhadap perubahan
maka redispersibilitas yang dihasilkan redispersibilas adalah HPMC. PGA
semakin rendah17. Redispersibilitas juga memberikan pengaruh positif karena
dipengaruhi oleh partikel yang terbentuk terkait viskositas PGA yang rendah,
dalam suatu sistem suspensi, apabila sehingga sediaan akan mudah
terjadi caking pada suspensi, maka teredispersi. Peningkatan konsentrasi
sediaan akan sulit teredispersi kembali. PGA meningkatkan viskositas yang
Sedangkan pada partikel yang tidak terlalu besar sehingga hasil
membentuk flok, sediaan masih dapat redispersibilitas tidak berbeda
teredispersi secara homogen. signifikan.
Interaksi

B : HPMC (%)
Redispersibilitas (%)

A : HPMC (%)

Gambar 3. Grafik Pengaruh Interaksi PGA dan HPMC terhadap Redispersibilitas


Sedangkan HPMC memberikan pada rentang 13-24 µm sedangkan pada
pengaruh negatif karena semakin tinggi Formula C dan D, ukuran partikel
HPMC yang digunakan maka hasil terbanyak tersebar pada rentang 25-36
redispersibilitas semakin rendah. µm. Umumnya ukuran partikel suspensi
Analisis ANOVA untuk respon yang ideal adalah berkisar antara 10 – 50
redispersibilitas hasil percobaan µm. Ukuran partikel yang terlalu kecil
memperlihatkan bahwa komponen yaitu < 3 µm akan menyebabkan
HPMC memiliki p<0,05 atau berbeda suspensi mengikuti sistem koloid. Hal
signifikan sedangkan komponen PGA. ini akan menyebabkan masalah dimana
memiliki p>0,05 atau tidak berbeda partikel yang sangat kecil yang membuat
signifikan dimana berarti perubahan luas area permukaan partikel semakin
jumlah PGA tidak berpengaruh besar. Akibatnya akan terjadi interaksi
signifikan terhadap redispersibilitas. antar partikel yang membuat partikel
Distribusi Ukuran Partikel membentuk agregat yang kompak dan
Evaluasi ukuran partikel akhirnya caking18.
dilakukan untuk mengetahui distribusi Proses pembuatan sediaan yang
penyebaran ukuran partikel. Evaluasi melibatkan metode presipitasi
distribusi ukuran partikel dilakukan mengakibatkan distribusi ukuran partikel
dengan menggunakan metode bervariasi. Hal ini diakibatkan oleh
mikroskopik. Alasan digunakannya proses yang terjadi pada saat proses
metode ini karena langsung dapat diukur presipitasi terjadi. Derajat lewat jenuh
diameternya menggunakan skala akibat perubahan pH akan
mikrometer, diameter yang diukur lebih
menyebabkan terjadi pembentukan
pasti karena partikel diukur satu persatu
dan dapat melihat partikel secara inti dan pertumbuhan kristal, dan
langsung. sesudah itu lewat jenuh awal akan
Berdasarkan hasil Antilog SD ( berkurang. Derajat lewat jenuh pada
tabel 3) menunjukkan bahwa partikel akan berubah pada proses ini sehingga
bersifat polidispersi karena nilai Antilog pembentukan inti dan pertumbuhan
SD > 1,2 sehingga jumlah partikel yang kristal bersifat tidak konstan yang
diukur sebanyak 1000 partikel untuk menyebabkan distribusi ukuran partikel
setiap sampel. menjadi bervariasi12.
Berdasarkan grafik distribusi Dari hasil penelitian dapat dilihat
ukuran partikel (Gambar 4) bahwa distribusi ukuran partikel
menunjukkan bahwa pada Formula A
dan B ukuran partikel terbanyak tersebar

Gambar 4. Grafik Distribusi Ukuran Partikel Suspensi


Tabel 3. Nilai Antilog SD partikel dan pH ( ± SD; n=3)

Formula Nilai Antilog SD pH


partikel
Formula A 2,217 ± 0,229 5,052 ± 0,067
Formula B 2,097 ± 0,096 5,000 ± 0,194
Formula C 2,219 ± 0,386 5,065 ± 0,181
Formula D 2,255 ± 0,374 5,011 ± 0,235
dominannya berada pada rentang yang masing respon, yaitu none, maximize,
partikel yang kecil dan ukuran partikel minimize, target, dan in range.
yang terlalu besar. Hal ini disebabkan Pada penelitian ini volume sedimentasi
oleh metode pembuatan suspensi yang dibuat goal maximize karena volume
menyebabkan hasil distribusi ukuran sedimentasi yang ideal adalah yang
partikel bervariasi. nilainya mendekati 1, viskositas dibuat
Pengukuran pH goal minimize karena viskositas suspensi
Pengujian pH dilakukan untuk tidak boleh terlalu kental karena akan
mengetahui apakah pH obat telah sesuai bermasalah pada penuangan dan
dalam keadaan tidak terlarut. redispersiblitas sediaan, redispersibilitas
Siprofloksasin HCl merupakan obat juga dibuat goal maximize dengan nilai
yang kelarutannya dipengaruhi oleh pH2. 100% karena suspensi yang baik
Siprofloksasin HCl dapat larut pada pH memiliki kemampuan untuk teredispersi
< 5 dan pH >10. Oleh karena itu, homogen dengan penggojokan yang
siprofloksasin berada dalam bentuk minimum.
tidak terlarut antara pH 5-10. Hasil Saran yang ditawarkan dari hasil
pengukuran pH rata-rata hasil penelitian analisis memiliki tingkat desirability
dapat dilihat pada tabel 4. tertentu dan visualisasi dalam bentuk
Dari hasil pengujian pH pada grafik. Nilai ini besarnya nol sampai
sediaan, semua formula telah memenuhi dengan satu, dimana semakin mendekati
persyaratan pH > 5, sehingga dapat satu artinya semakin tinggi
dipastikan bahwa siprofloksasin HCl kemungkinan mendapatkan nilai respon
berada dalam keadaan tidak terlarut yang diinginkan. Parameter yang
dalam sediaan. Suspending agent yang dioptimasi pada penelitian ini adalah
digunakan yaitu PGA dan HPMC stabil sifat fisik dari suspensi, yaitu viskositas,
pada rentang pH yang luas. HPMC stabil redispersibilitas dan volume
pada rentang pH 2-10 sedangkan PGA sedimentasi. Gambaran kurva
stabil pada rentang pH 4-10 sehingga desirability (gambar 5) menunjukkan
akan tetap stabil berada pada pH formula 5 % PGA : 0,25 % HPMC
sediaan. mempunyai tingkat desirability yang
Penentuan Formula Optimum paling tinggi. Solusi yang ditawarkan
Suspensi Siprofloksasin oleh perangkat lunak Design Expert
Hasil Pengukuran respon sifat versi 8.0.7.1. trial untuk formula
fisik akan dianalisis oleh program optimum adalah formula dengan nilai
Design Expert versi 8.0.7.1. Untuk desirability sebesar 0,620. Nilai
melakukan optimasi, pada bagian desirability ini berarti kemampuan
Numerical Criteria ditentukan sasaran memprediksi sifat fisik formula
tiap-tiap komponen dengan batasan optimum bernilai sekitar 62%. Selain
(goal) dan tingkat importance. Program memprediksi formula optimum,
Design Expert versi 8.0.7.1. trial software Design Expert juga akan
memberi pilihan goal untuk masing- memberikan nilai respon yang
B : HPMC (%)

A : PGA (%)

Gambar 5. Kurva desirability sediaan terhadap formulasi

diprediksikan dari formula optimum. Hasil percobaan dan prediksi diuji


Hasil prediksi dari formula optimum statistik menggunakan uji T one sample
dipengaruhi oleh kriteria yang dengan perangkat lunak R untuk
ditentukan. Nilai prediksi yang mengetahui apakah perangkat lunak
ditawarkan pada masing-masing respon Design Expert versi 8.0.7.1. trial dapat
dimana untuk volume sedimentasi memprediksi formula optimum atau
diprediksi sebesar 0,39 , redispersibilitas tidak. Hasil perbandingan prediksi dan
86,667% dan viskositas 35, 203 poise. percobaan formula optimum dapat
Setelah diperoleh formula optimum dilihat pada tabel 4. Uji T one sample
beserta prediksi sifat fisiknya maka digunakan untuk melihat signifikansi
perlu dilakukan verifikasi untuk antara data prediksi dan percobaan,
membandingkan kesesuaian antara hasilnya menunjukkan bahwa seluruh
prediksi respon yang diberikan dengan data tidak berbeda signifikan karena
hasil percobaan. p>0,05 pada taraf kepercayaan 95%.
Pengujian Sifat Fisik Suspensi Berdasarkan hasil ini maka dapat
Siprofloksasin Formula Optimum disimpulkan bahwa metode Desain
Rancangan formula optimum yang Faktorial dengan perangkat lunak
diberikan oleh metode Desain Faktorial Design Expert versi 8.0.7.1. trial dapat
dengan perangkat lunak Design Expert memprediksi formula dengan respon
versi 8.0.7.1. trial dibuat dalam formula viskositas, redispersibilitas yang
suspensi optimum dan kembali diuji optimum.
sifat fisik untuk membuktikan dan Pengujian Aktivitas Antibakteri
memverifikasi data yang diprediksi oleh Suspensi Siprofloksasin
perangkat lunak tersebut sekaligus untuk Sediaan suspensi optimum yang
melihat apakah hasil yang didapat telah didapatkan diuji aktivitas antibakteri
sesuai atau tidak. pada bakteri Escherichia coli. Pengujian

Tabel 4. Hasil perbandingan prediksi dan percobaan formula optimum ( ± SD; n=3)
Parameter P SO p-value Signifikansi
Viskositas (poise) 35, 203 35,488 ± 0,999 p>0,05 tbs
Volume Sedimentasi 0,39 0,403 ± 0,020 p>0,05 tbs
Redispersibilitas 86,667 86,667 ± 2,886 p>0,05 tbs
Keterangan : P = Prediksi suspensi optimum , tbs = tidak berbeda sigifikan
SO= Suspensi optimum hasil percobaan dengan 3 kali replikasi
Tabel 5. Hasil Pengujian Antibakteri ada perbedaan yang signifikan, artinya
Suspensi Siprofloksasin ( ± SD) siprofloksasin yang telah diformulasikan
Diameter Zona ke dalam bentuk sediaan suspensi
Formula memiliki aktivitas antibakteri yang tidak
Hambat (mm)
Suspensi Formula 39,333 ± 0,577 berbeda signifikan dari kontrol positif.
Optimum Pada kontrol negatif terdapat
Kontrol Positif 41,333 ± 1,527 diameter zona hambat, hal ini
Kontrol Negatif 15,667 ± 2,081 disebabkan adanya bahan yang memiliki
aktivitas antibakteri juga seperti PGA.
dilakukan terhadap bakteri ini karena PGA selain dapat berfungsi sebagai
siprofloksasin memiliki aktivitas suspending agent, juga dapat berperan
antibakteri yang tergolong kuat pada antibakteri yang menghambat
bakteri Gram negatif, salah satunya pertumbuhan bakteri Escherichia coli
6,19
bakteri Escherichia coli dimana bakteri . Selain PGA, gliserin yang terdapat
ini merupakan penyebab yang paling dalam formula dapat bertindak sebagai
lazim pada infeksi saluran kemih dan pengawet pada konsentrasi < 20% yang
penyebab diare yang sangat sering menyebabkan kontrol negatif pada
ditemukan1. Uji Aktivitas Antibakteri ini pengujian memiliki zona hambat20.
dilakukan untuk melihat sipofloksasin
yang telah diformulasikan dalam sediaan SIMPULAN
suspensi memiliki aktivitas antibakteri. Berdasarkan penelitian yang telah
Pengujian dilakukan dengan dilakukan maka dapat disimpulkan
menggunakan metode difusi agar formula optimum yang diperoleh
sumuran. Hasil pengujian aktivitas berdasarkan metode desain faktorial
antibakteri suspensi optimum dan adalah formula dengan komposisi PGA
kontrol positif kemudian diuji statistik 5% dan HPMC 0,25% dimana untuk
untuk melihat apakah terdapat mengujian sifat fisik formula optimum
perbedaan yang signifikan antara tidak berbeda signifikan dengan hasil
keduanya. Hasil pengujian aktivitas prediksi dan formula suspensi
antibakteri suspensi siprofloksasin dapat siprofloksasin memiliki aktivitas
dilihat pada tabel 5. antibakteri yang tidak berbeda signifikan
Berdasarkan hasil uji T dengan kontrol positif.
independent, aktivitas antibakteri
suspensi formula optimum dan kontrol
positif memiliki p>0,05 dimana tidak

B1 B2 K+

Gambar 6. Hasil Uji Aktivitas Antibakteri pada Suspensi Formula Optimum (B1),
Kontrol Negatif (B2) dan Kontrol Positif (K+)
DAFTAR PUSTAKA Acuminata “AAA”) sebagai Bahan
1. Jawetz, E., Melvick, J. L., Pengisi Pada Tablet Klorfeniramin
Adelverg, E., 2005. Mikrobiologi Maleat (CTM), skripsi, Universitas
Kedokteran, Edisi 23, Penerbit Tanjungpura, Hal 35.
Buku Kedokteran, EGC Jakarta, 10. Nep, E. I. dan Conway, B. R., 2011,
Hal 192-193. Evaluation of Grewia
2. Olivera, M. E., Manzo, R. H., Polysaccharide Gum as a
Junginger, H. E., Midha, K. K., Supending Agent, Int. J. Pharm.
Shah, V. P., Stavchansky, S., Sci., 3(2): 168-173.
Dressman, J. B., Barends, D. M., 11. Sudjana, 1995, Desain dan Analisis
2010, Biovaiver Monograph for Eksperimen, Penerbit PT. Tarsto,
Immediate Release Solid Oral Bandung, Hal 109, 148-149.
Dosage Forms : Ciprofloxacin 12. Lachman, L., Lieberman, H. A.,
Hydrochloride, J. Pharm. Sci. 100 dan Kanig, J. L., 1994, Teori dan
(1) : 22-33. Praktek Farmasi Industri II, Edisi
3. Ansel, H. C, 2005, Pengantar III , UI Press, Jakarta, hal 1008-
Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi 1013.
Keempat, UI-Press, Jakarta, Hal 13. Alviany, M., 2008, Formulasi
354-357, 373. Suspensi Kering yang Mengandung
4. Hussein, W., Waqar, S., Khalid, S., Ekstrak Akar Kucing ( Acalypha
Naveed, S., 2009, Importance of indica Linn.), skripsi, Universitas
Bioavalability of Drugs with Indonesia, Hal 37.
Reference to Dosage Form and 14. Ford, J. S., 1998, Thermal Analysis
Formulation. J. Pharm. Cosm 2 (7) of Hydroxylpropylmethylcellulose
: 39-44. and methylcellulose : Powder, Gels
5. Nussinovitch, and matrix tablets, Int. J. Pharm
A.,1997,Hydrocolloid Applications, 179 (1999) : 209-228.
Chapman & Hall, UK, hal 128. 15. Martin, A., Swarbrick, J.,
6. Anjani, M. R., 2010, Formulasi Cammarata, A., 1993, Farmasi
Suspensi Siprofloksasin Fisik, Edisi ketiga, UI Press,
Menggunakan Suspending Agent Jakarta, Hal 994.
Pulvis Gummi Arabici : Uji 16. Rincon, F., Munoz, J., Pinto, G. L.,
Stabilitas Fisik dan Daya Anti Alfaro, M. C., Calero, N., 2008,
Bakteri, skripsi, Universitas Rheological properties of Cedrela
Muhamadiyah Surakarta, Hal 17- odorata gum exudates Aqueous
18. Dispersion, Food Hydrocolloids 23
7. Subhashree, S., Chakraborti C.K., (2009) : 1031-1037.
Behera P.K., 2012, In Vitro 17. Popa, L., dan Ghica, M. V., 2011,
Antibacterial Activity Study of Ibuprofen Pediatric Suspension
Polymeric Ciprofloxacin Design and Optimized by Response
Suspension, Int. Res. J. Pharm. 3 Surface, Phys. Colloidal, Chem., 59
(3) : 302-303. (4): 500-506.
8. Devrim, B., Asuman, B., Kandemir, 18. Lieberman, H. A., Rieger, M. M.,
C., 2011, Formulation and banker, G, S., 1996,
Evaluation of Reconstitutable Pharmacheutical Dosage Form
Suspension Containing Ibuprofen- Disperse System, Vol 2. Marcel
Loaded Eudagrit, Acta Pol. Pharm. Dekker Inc, New York, Hal 153,
Drug Res. 68 (4) : 593-599. 156, 161, 164.
9. Anastasia, D. S., 2011, Uji Amilum 19. Rajvaidhya, Saurabh., Nagori, B.
Buah Pisang Barangan ( Musa P., Singh, G. K., Dubey, B.K.,
Desai, Prashant., Jain, Sanjai.,
2012, A Review on Acacia Arabica
– An Indian Medicinal Plant, Int. J.
Pharm. Sci. Res., 3 (3) : 1995-2005.
20. Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan
Quinn, M. E., 2009, Handbook of
Pharmaceutical Excipients, 6th
Edition, Pharmaceutical Press and
American Pharmacist Association :
Washington DC, Hal 30, 32, 326,
328, 768.

Anda mungkin juga menyukai