“DEPRESI”
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
JURUSAN FARMASI
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT karena atas rahmat
dan karunian-Nya kami dapat mengerjakan tugas kelompok makalah “DEPRESI”
dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya mungkin kami tidak dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik, meskipun kami juga menyadari segala
kekurangan yang ada di dalam makalah ini.
Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber buku yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan
mudah di mengerti. Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan,
kami juga memperoleh informasi tambahan dari internet.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan semuanya yang
telah memberikan sumbang sarannya untuk penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami menerima
kritik dan saran yang positif dan membangun dari rekan-rekan pembaca untuk
penyempurnaan pada tugas makalah-makalah berikutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
SAMPUL ..............................................................................................................
A. Kesimpulan ................................................................................................
B. Saran .........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Depresi merupakan penyakit yang ditandai dengan kesedihan terus-
menerus, kehilangan minat dalam kegiatan yang biasa dijalani disertai dengan
ketidakmampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari selama kurang lebih
dua minggu. Gangguan depresi merupakan gangguan medik yang
memengaruhi kerja otak dan menimbulkan perasaan murung atau sedih dalam
beberapa hari. Depresi dapat terjadi karena kekurangan kadar neurotransmitter
(norepinefrin, dopamin dan serotonin) pada otak (Faizah,Yanu,dkk.2018).
Depresi dapat menimbulkan perubahan secara fisik, pemikiran,
perasaan dan perilaku, yang mana hal ini dapat menetap dan menganggu
aktifitas keseharian seseorang, sehingga dapat menganggu kualitas hidup pada
seseorang, terutama pada lanjut usia (Ayu Wulandari Utami, 2018).
Seseorang yang mengalami depresi merasa tidak ada jalan keluar lain
selain mengakhiri hidupnya sehingga depresi merupakan faktor utama bunuh
diri. Depresi-depresi ringan atau sedang sebaiknya segera ditangani. Akan
tetapi, banyak penderita yang tidak mencari bantuan kesehatan terutama
generasi milenial akibat adanya stigma negatif. Generasi Y yang menderita
depresi merasa minder dan malu bila berobat karena generasi tersebut
memiliki self-esteem yang tinggi. Bersamaan dengan itu juga, kurangnya
fasilitas dan perhatian serius terhadap masalah kesehatan mental (depresi)
yang ada di Indonesia sehingga sering terjadinya pemahaman yang salah akan
cara pengobatan depresi. cara pengobatan depresi ringan dan depresi berat
sangat berbeda dan tidak boleh disamakan. Banyaknya anggapan yang hanya
tertuju pada faktor mediknya saja dimana penderita hanya diberikan obat
antidepresan. Sedangkan, faktor lingkungan memiliki peran besar dalam
proses penyembuhan (Tedjamulja,andi surya,2019).
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Depresi?
2. Bagaimana Epidemiologi Depresi?
3. Bagaimana Etiologi Depresi?
4. Bagaimana Patofisiologi dan Patogenesis Depresi?
5. Bagaimana faktor resiko Depresi?
6. Bagaimana klasifikasi Depresi?
7. Bagaimana tanda/gejala dan diagnosa Depresi?
8. Bagaimana prognosis-monitoring depresi?
9. Bagaimana Tatalaksana terapi depresi (Terapi farmakologi dan non
farmakologi)?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Depresi.
2. Untuk mengetahui Epidemiologi Depresi.
3. Untuk mengetahui Etiologi Depresi.
4. Untuk mengetahui Patofisiologi dan Patogenesis Depresi.
5. Untuk mengetahui faktor resiko Depresi.
6. Untuk mengetahui klasifikasi Depresi.
7. Untuk mengetahui tanda/gejala dan diagnosa Depresi.
8. Untuk mengetahui prognosis-monitoring depresi.
9. Untuk mengetahui Tatalaksana terapi depresi (Terapi farmakologi dan non
farmakologi).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Depresi
Depresi adalah gangguan perasaan (afek) yang ditandai dengan afek disforik
(kehilangan kegembiraan/gairah) disertai dengan gejala-gejala lain, seperti
gangguan tidur dan menurunnya selera makan. Sangat penting untuk mengetahui
perbedaan antara depresi dan gangguan psikologis lainnya, seperti stres dan
kecemasan agar kita dapat menentukan bentuk gangguan psikologis yang sedang
diderita sehingga dapat memperoleh terapi yang tepat. Depresi sulit dibedakan
dari gangguan cemas (anxiety). Penderita mungkin tampil dengan kecemasan
yang mencolok sehingga gejala-gejala depresi yang lebih ringan seperti
kehilangan selera makan, gangguan tidur, dan capai seringkali terlewatkan
(LumonggaLubis, 2016).
Depresi merupakan salah satu jenis gangguan mental umum yang ditandai
dengan kesedihan yang mendalam, kehilangan minat atau kesenangan, perasaan
bersalah, gangguan tidur, kehilangan nafsu makan, kelelahan, putus asa, dan
kehilangan konsentrasi. Depresi sebagai suatu respon psikologis terhadap
menurunnya kesehatan, kehilangan orang yang dicintai dan kehilangan harga diri
(Sukma, 2018).
B. Epidemiologi Depresi
Gangguan ini merupakan problem kesehatan yang cukup serius, berdasarkan
prevalensinya terjadi 20% pada wanita dan 12 % pada pria. 3 WHO juga
memperkirakan pada tahun 2020 akan menempati urutan ke-2 penyakit di dunia,
bahkan pada tahun 2030 diperkirakan menempati urutan pertama beban penyakit.
Menurut (Febyan, Sri,dkk. 2019), faktor pencetus terjadinya depresi. Stres
dapat menginduksi respons inflamasi pada manusia, yang salah satunya sebagai
penyebab terjadi depresi. Hal ini dinyatakan berdasarkan perubahan jalur
aktivitas neuroendokrin seperti HPA dan sistem saraf simpatis, kedua jalur ini
merupakan fungsi immunomodulator. Inflamasom merupakan kompleks protein
bersifat sitosolik yang dihasilkan oleh sel mieloid dari respons patogenik
mikroorganisme dan non-patogenik “sterile stressors”. Pada mulanya, mediator
inflamasi akan mengaktivasi caspase 1, yang setelah itu akan terjadi aktivasi
prekursor IL1β dan IL18, kemudian menjadi sitokin aktif. Pada gangguan
psikososial yang disebut sebagai sterile stressors, akan terjadi aktivasi
endogenous damage-associated molecular patterns (DAMPs), seperti heat shock
protein (HSPs), asam urat, high mobility group box 1 (HMGB1), dan beberapa
jenis molekul stres oksidatif lainnya.
C. Etiologi Depresi
Menurut (Dirgayunita, 2016) Depresi disebabkan oleh kombinasi beberapa
faktor antara lain :
1. Faktor biologi
Beberapa penelitian gangguan mood melibatkan patologik dan system
limbiks serta ganglia basalis dan hypothalamus. Dalam penelitian
biopsikologi , norepinefrin dan serotin merupakan dua neurotransmiter yang
paling berperan dalam patofisiologi gangguan mood. Pada wanita, perubahan
hormone di hubungkan dngan kelahiran anak dan menopause juga dapat
meningkatkan terjadinya resiko depresi. Penyakit fisik yang berkepanjangan
sehingga mnyebabkan stress dan juga dapat menyababkan depresi.
2. Faktor psikologis/kepribadian
Individu yang dependen, memiliki harga diri yang rendah, tidak asertif, dan
menggunakan ruminative coping. Nollen- Hoeksema & Girgus juga
menyatakan bahwa ketika seorang merasa terttekan akan cenderung focus
pada tekanan yang mereka rasa dan scara pasif merenung dari pada
megalihkan atau melakukan aktivitas untuk mribah situasi.
Pemikiran irasional yaitu pemikiran yang salah dalam berfikir seprti
menyalahkan diri sendiri atas keidak beruntungan . sehingga indivudu yang
mengalami depresi cenderung menganggap bahwa dirinya tidak dapat
mengendalikan lingkungan dan kondisi lainnya.
3. Faktor social
Kejadian tragis sperti kehilangan ssorang atau kehilangan dan
kegagalan pekerjaan.
Paska bncana
Melahirkan
Masalah keuangan
Ketergantungan trhadap narkoba atau alcohol
Trauma masa kecil
Fakor usia dan gender
a. Terapi farmokologi
Menurut (Faizah,Yanu,dkk.2018). Antidepresan dapat meningkatkan
suasana hati sehingga pasien lebih mudah diterapi dengan psikoterapi dan dapat
menurunkan gejala dengan cepat. Antidepresan terdiri dari beberapa macam
golongan antara lain trisiklik (TCAs), Selective and Serotonin Antidepressants (SSRI),
Serotonon-norepinefrin reuptake inhibitors (SNRIs), Mono Amin Oksidase Inhibitor
(MOAI), 5-HT2 reseptor antagonist dan heterosiklik.
(Sumber: DiPiro et al. 2017: 3030).
2. Terapi psikologi
a. Terapi Interpersonal Bantuan psikoterapi bisa dilakukan oleh psikolog
dalam jangka pendek yang berfokus kepada hubungan antara orang-
orang dengan perkembangan symptom gangguan kejiwaan.
b. Konseling kelompok dan dukungan sosial Mengunjungi tempat
layanan bimbingan konseling. Pelaksaan wawancara konseling yang
dilakukan antara seorang konselor professional dengan beberapa
pasien sekaligus dalam kelompok kecil.
c. Terapi humor Profesional medis yang membantu pasien untuk
mempertahankan sikap mental yang positif dan berbagai tawa
merespons psikologis dari tertawa termasuk meningkatkan pernafasan,
sirkulasi, sekresi hormone, enzim pencernaan, dan peningkatan
tekanan darah.
d. Terapi Kognitif (CBT) Pendekatan CBT memusatkan perhatian pada
proses berpikir klien yang berhubungan dengan kesulitan emosional
dan psikologi klien. Pendekatan ini akan berupaya membantu klien
mengubah pikiran-pikiran atau pernyataan diri negatif dan keyakinan-
keyakinan pasien yang tidak rasional. Fokus dalam teori ini adalah
mengganti cara-cara berfikir yang tidak logis menjadi logis.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan dalam penulisan makalah ini, yaitu :
Depresi adalah gangguan emosional atau suasana hati yang buruk yang ditandai
dengan kesedihan yang berkepanjangan, putus harapan, perasaan bersalah dan
tidak berarti. Sehingga seluruh proses mental (berpikir, berperasaan dan
berperilaku) tersebut dapat mempengaruhi motivasi untuk beraktivitas dalam
kehidupan sehari-hari maupun pada hubungan interpersonal.
Individu yang mengalami depresi pada umumnya menunjukkan gejala fisik,
gejala psikis, dan gejala sosial yang khas. Depresi disebabkan oleh kombinasi
beberapa faktor, yaitu faktor biologi, faktor psikologis/kepribadian dan faktor
sosial. Dimana ketiga faktor tersebut dapat saling mempengaruhi satu dengan
yang lainnya.
B. Saran
Diharapkan mahasiswa dapat lebih memahami mengenai materi yang
disajikan yaitu depresi.
DAFTAR PUSTAKA
Faizah, Yanu, dkk. 2018. Uji Aktivitas Minyak Ikan sebagai Antidepresan pada
Depresi Kronik secara In Vivo. Farmasi ; Universitas Hang Tuah
Prasetyaningrum. E. dkk. 2018. Kajian Obat Fluoxetin Dan Sentralin Pasien Depresi
Berat Di Instalasi Rawat Inap RSJD Dr. Aminogondohutomo Provinsi Jawa
Tengah Periode Juli-Desember 2016. ISSN 2528-5912.
Rosyanti lilin dkk, 2018, memahami gangguan depresi mayor (major depressive
disorder). Jurusan keperawatan poltekes kendari.
Tania. E. 2015. Depresi Pada Lansia Yang Menjadi Caregiver Pasien Pasca-Stroke.
FK Ukrida