Said Muh. Faros G. A, 2016, Pembimbing 1 : Dr. dr. Rita Tjokropranoto, M. Sc.
Pembimbing 2 : dr. Cherry Azaria, M.Kes.
Salah satu masalah kesehatan di Indonesia adalah cacing perut yang dapat
ditularkan melalui tanah. Penyakit cacingan tersebar luas di pedesaan maupun
perkotaan. Di Indonesia pemanfaatan tanaman obat seperti biji kapuk sebagai obat
cacing telah lama dilakukan oleh Suku Dayak Tanjung di Kalimatan Timur.
Tujuan penelitian untuk menilai efek antelmintik infusa biji kapuk (IBK)
terhadap cacing Ascaris suum secara in vitro.
Desain penelitian ini eksperimental laboratorik sungguhan. Efek antelmintik
diuji secara in vitro menggunakan 720 ekor cacing betina Ascaris suum dibagi 6
kelompok perlakuan dengan masing-masing 30 ekor cacing. Data yang diukur
adalah jumlah cacing paralisis / mati setelah diinkubasi 12 jam pada suhu 37oC.
Data dianalisis menggunakan ANAVA satu arah dengan α = 0,05, apabila ada
perbedaan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD (p = 0,05).
Hasil penelitian rerata persentase jumlah cacing paralisis / mati IBK 5%
(2,92), IBK 7,5% (3,43), IBK 10% (3,73), berbeda sangat bermakna bila
dibandingkan dengan kontrol NaCl 0,9% (0,00) dena p=0,00 dan IBK 2,5% (2,32)
berbedan bermakna dengan p=0,03 namun seluruh perlakuan juga berbeda sangat
bermakna bila dibandingkan dengan kontrol Pirantel pamoat 0,25% (4,62) dengan
p=0,00.
Simpulan penelitian infusa biji kapuk berefek antelmintik terhadap cacing
Ascaris suum secara in vitro.
Said Muhamad Faros Ghalib A, 2016, 1st Tutor : Dr. dr. Rita Tjokropranoto, M. Sc.
2nd Tutor : dr. Cherry Azaria, M.Kes.
ABSTRAK .............................................................................................................iv
ABSTRACT .............................................................................................................v
2.4.1Epidemiologi .......................................................................................... 17
LAMPIRAN..........................................................................................................49
Tabel 4.1 Rerata Jumlah Dan % Jumlah Cacing Hidup dan Paralisis / Mati Setelah
Inkubasi Selama 12 Jam.......................................................................... 36
Tabel 4.2 Rerata Cacing Paralisis / Mati Setelah Inkubasi Selama 12 Jam Setelah
Transformasi ke Ln(x+1) ........................................................................ 37
Tabel 4.3 Hasil ANAVA Rerata Persentase Jumlah Cacing Ascaris suum Paralisis
/ Mati Setelah Perlakuan ......................................................................... 37
Tabel 4.4 Hasil Uji Tukey HSD Rerata % Jumlah Cacing Paralisis / Mati .......... 38
Tabel 4.5 Diagram Hasil Uji Tukey HSD Rerata % Jumlah Cacing Paralisis / Mati
................................................................................................................. 39
1.3 Tujuan
Tujuan Penelitian : Efek antelmintik infusa biji kapuk (Ceiba pentandra
L.) terhadap Ascaris suum secara in vitro.
Tanin
Kematian Cacing
Keterangan:
= mengandung
= mempengaruhi secara langsung
= mempengaruhi secara tidak langsung
Infusa biji kapuk berefek antelmintik terhadap cacing Ascaris suum betina
secara in vitro.
Simpulan tambahan
Kosentrasi yang memiliki efek antelmintik tertinggi adalah infusa biji kapuk
10%
5.2 Saran
Penelitian tentang efek antelmintik infusa biji kapuk terhadap cacing Ascaris
suum secara in vitro perlu dilanjutkan dengan :
Menguji efek antelmintik biji kapuk menggunakan sediaan lain
Menguji efeknya terhadap nematoda lain seperti Ascaris lumbricoides
Melakukan penelitan lanjutan secara in vivo
Melakukan uji toksisitas akut biji kapuk
Usulan penelitian ini diajukan sebagai syarat untuk melakukan penelitian untuk
memperoleh gelar sarjana kedokteran
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR
Terima kasih penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat,
rahmat dan penyertaanNya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul “Efek Antelmintik Infusa Biji Kapuk (Ceiba pentandra L.) Terhadap
Cacing Ascaris suum Betina Secara In Vitro”, yang merupakan salah satu
persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked)
di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.
Dalam melakukan penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. dr. Rita Tjokropranoto, M. Sc. selaku pembimbing utama yang
telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu,
membimbing, dan memberi saran selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah
ini.
2. dr. Cherry Azaria, M.Kes. selaku pembimbing pendamping yang telah
bersedia meluangkan waktu, bimbingan, dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Tim Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Dosen-dosen Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang
telah mengajarkan dan memberikan ilmunya yang sangat berguna dan
membantu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Kedua orang tua saya, Said Muhamad Firdaus Alaydrus dan Lyesda
Setyawati serta Saudara dan Saudari saya yang selalu memberikan doa,
bantuan, serta motivasi dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Pak Rivai selaku petugas Gedung Riset dan Inovasi Institut Teknologi
Bandung, yang telah membantu dalam persiapan penelitian.
7. Pak Busori Selaku Mantri di salah satu lokasi pemotongan hewan di
Bandung, yang telah membantu dalam persiapan penelitian
Saya berharap agar Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para
mahasiswa/mahasiswi Fakultas Kedokteran, masyarakat, dan perkembangan ilmu
kedokteran.
Penulis
Aloke, C., Nwachukwu, N., Idenyi, J., E.I, U., Nwachi, E., Edeogu, C., & Ogah,
O. (2010). Hypoglycaemic and Hypolipidaemic Effects of Feed Formulated
with Ceiba Pentandra Leaves in Alloxan Induced Diabetic Rats. Australian
Journal of Basic and Applied Sciences. Dipetik Januari 10, 2016, dari
https://www.researchgate.net/publication/235780085_Hypoglycaemic_and_Hy
polipidaemic_Effects_of_Feed_Formulated_with_Ceiba_PentandraLeaves_in_
Alloxan_Induced_Diabetic_Rats
Bairwa, N. K., Sethiya, N. K., & Mishra, S. H. (2010). Protective effect of stem
bark of Ceiba pentandra linn. against paracetamol-induced hepatotoxicity in
rats. Pharmacognosy Research. Dipetik Januari 10, 2016, dari
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3140124/
Chekuboyina, R. K., Pagolu, K. R., Dadi, B. R., & Nagala, S. (2012). Physico-
chemical Characterization and Antimicrobial Activity of Ceiba pentandra
(Kapok) Seed Oil. Alteranative Medicine Studies 2012, 43-47.
Depkes. (2000). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (Vol. I). Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia.
Depkes. (2006). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 424 Tahun 2006. Jakarta:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
Feigin, R. D., Christie, A. B., Garg, R., & Morens, D. (2016, April 22). Infectious
disease. Diambil kembali dari Encyclopedia Britannica:
https://www.britannica.com/science/infectious-disease
Fox, R. (2006, Juli 5). Invertebrata Anatomy Online. Dipetik Januari 10, 2016,
dari Lander University ITS:
http://lanwebs.lander.edu/faculty/rsfox/invertebrates/ascaris.html
Hardiati, S. (1986). Skrining Fitokimia Serta Efek Dari Daun Randu (Ceiba
pentandra, Gaertn.) dan Minyak Biji Calophyllum inophylum, L. terhadap
Pertumbuhan Rambut Kelinci Jantan.
Kiran, C. R., Rao, K. V., Rao, D. B., Madhavi, Y., Rao, P. K., & Rao, T. R.
(2011). Research Article Antioxidant and Biochemical Analysis of Ceiba
Pentandra (Kapok) Seeds. International Journal of Current Research, 3, 48-52.
Kotpal, R. L. (2010). Modern Text Book of Zoology. New Delhi, India: Rastologi
Publication.
Lestari, S. (2008). Biodiesel Dari Minyak Biji Kapuk (Ceiba pentandra) Sebagai
Bahan Bakar Alternatif.
Loreille, O., & Bouchet, F. (2003). Evolution of Ascariasis in Humans and Pigs: a
Multi-disciplinary. Mem Inst Oswaldo Cruz, 98, 39-46. Dipetik November 24,
2016, dari http://www.scielo.br/pdf/mioc/v98s1/v98s1a08.pdf
Marchaban, C. J., & Kumarawati, F. (1986). Uji Aktivitas Sari Daun Randu
(Ceiba pentandra Gaertns.) Sebagai Penumbuh Rambut. Laporan Penelitian.
Dipetik Januari 10, 2016, dari http://mot.farmasi.ugm.ac.id/files/41Daun
randu_marchaban.pdf
Miller, L. A., Colby, K., Manning, S. E., Hoenig, D., McEvoy, E., Montgomery,
S., . . . Sears, S. (2015). Ascariasis in Humans and Pigs on Small-Scale Farms,
Maine, USA, 2010–2013. Emerging Infectious Diseases, 21(2), 332-334.
doi:http://dx.doi.org/10.3201/eid2102.140048
Nam, N.‐H., Kim, H.‐M., Bae, K.‐H., & Ahn, B.‐Z. (2003). Inhibitory effects of
Vietnamese medicinal plants on tube‐like formation of human umbilical
venous cells. Phytotherapy Research, 17, 107-111. Dipetik Januari 10, 2016,
dari http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1002/ptr.934/epdf
Pratiwi, R., Puwakusumah, E., & Emilda. (2012). Potensi Air dan Batang Ceiba
pentandra Gaertn. sebagai Antibakteri Penyebab Penyakit Konjungtivitis.
Prosiding Simposium Nasional Kimia Bhana Alam, XX.
Purnomo, J., Gunawan, W., Magdalena, L., Ayda, R., & Harijani. (2009). Atlas
Helmintologi Kedokteran. Jakarta: PT Gramedia.
Sahid, M., & Zeven, A. (2003). Ceiba pentandra (L.) Gaertn. Dalam M. Brink, &
R. Escobin (Penyunt.), Plant Resources of South-East Asia No. 17: Fiber
Plants (hal. 99-103). Leiden, Netherland: Backhuys.
Sule, M. I., Njinga, N. S., Musa, A. M., Magaji, M. G., & Abdullahi, A. (2009,
March). Phytochemical and Antidiarrhoeal Studies Of The Stem Bark Of Ceiba
Pentandra (Bombacaceae). Nigerian Journal of Pharmaceutical Sciences, 8,
143-148. Dipetik Januari 10, 2016, dari
http://www.unilorin.edu.ng/publications/njingas/PHYTOCHEMICAL AND
ANTIDIARRHOEAL STUDIES OF.pdf
Syarif, A., & Elysabeth. (2007). Farmakologi dan Terapi FK UI. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Taylor, M. A., Wall, R., & Coop, R. (2015). Veterinary Parasitology Fourth
Edition. Oxford: Wiley Blackwell.
Ueda, H., Kaneda, N., Kawanishi, K., Alves, S. M., & Moriyasu, M. (2002,
March). A New Isoflavone Glycoside from Ceiba pentandra ( L .) Gaertner.
Pharmaceutical Society of Japan, 50, 403-404. Dipetik Januari 10, 2016, dari
https://www.jstage.jst.go.jp/article/cpb/50/3/50_3_403/_pdf
Vlaminck, J., Supali, T., Geldhof, P., Hokke, C. H., Fischer, P. U., & Weil, G. J.
(2016). Community Rates of IgG4 Antibodies to Ascaris Haemoglobin Reflect
Changes in Community Egg Loads Following Mass Drug Administration.
PLOS Neglected Tropical Diseases, 1-18. doi:10.1371/journal.pntd.0004532
Walker, M., Hall, A., & Basa´n˜ ez, M.-G. (2011, April). Individual
Predisposition, Household Clustering and Risk Factors for Human Infection
with Ascaris lumbricoides: New Epidemiological Insights. PLoS Neglected
Tropical Diseases, 5(4). doi:10.1371/journal.pntd.0001047
Yaniv, Z., & Bachrach, U. (2005). Handbook of Medicinal Plants. NY: The
Haworth Press.