Anda di halaman 1dari 24

ILMU MERACIK OBAT

KULIAH 1 - PENDAHULUAN
KONTRAK KULIAH

1 PERATURAN PERKULIAHAN

2 KALENDER AKADEMIK

3 SILABUS

4 LITERATUR

5 PENILAIAN
PERATURAN PERKULIAHAN
1. Kehadiran minimal 75%.
2. Hadir tepat waktu, maksimal 15menit dari jadwal yang telah
ditentukan.
3. Apabila Mahasiswa berhalangan hadir, disertakan keterangan yang
jelas (surat dokter).
4. Apabila Mahasiswa pindah jadwal, hendaknya ada persetujuan dahulu
dengan Dosen ybs.
5. Quiz akan diberikan minimal 2 kali dalam 1 semester tanpa
pemberitahuan terlebih dahlulu
6. Tugas mandiri akan diberikan minimal 2 kali dalam 1 semester
KALENDER AKADEMIK
 Masa perkuliahan : 05 Februari - 25 Mei 2018
 UTS : 26 Maret - 07 April 2018
 UAS : 28 Mei - 09 Juni 2018
SILABUS
1. Pendahuluan
2. Resep
3. Dosis (2 x Pertemuan)
4. Serbuk
5. Kapsul
6. Pil
7. Suppositoria
8. Larutan
9. Suspensi
10. Emulsi
11. Salep, Krim, Pasta dan Linimentum (2 x pertemuan)
12. Infus dan Dekok
PUSTAKA RUJUKAN
 Pharmaceutical Practice,Collett, D.M.,Aulton,M.E.,
Churchill Livingstone, New York, 1990.
 Pharmaceutical Dosage Forms, 2nd.ed. Lieberman
H.A., Lachman, L., Schwartz J.B. , Marcel Dekker,
1989
 Practische en Theoretische Receptuur, van Duin,
C.F.
 Ilmu Meracik Obat, Teori & Praktek, Moch.Anief,
2004
NILAI AKHIR
Skala Nilai Mutu Persentasi Nilai (%)
 A ≥ 75  Tugas dan Quiz = 30
 B = 65  UTS = 35
 C = 55  UAS = 35
 D = 45
 E < 45
Pendahuluan
 Farmasetika----Farmasi----Farmakon
(Yunani:Pharmacon)----medika atau obat
 Ilmu resep adalah ilmu yang mempelajari tentang cara
penyediaan obat-obatan menjadi bentuk tertentu (meracik)
hingga siap digunakan sebagai obat.
 Penyediaan obat : pengumpulan, pengenalan, pengawetan dan
pembakuan bahan obat-obatan.
 Ruang lingkup dunia farmasi cukup luas, maka ilmu resep
tidak dapat berdiri sendiri tanpa kerja sama yang baik dengan
cabang ilmu yang lain, seperti kimia, biologi, dan
farmakologi.
Sejarah perkembangan farmasi
 Tablet kuno besar -----tulisan mengenal obat (3000 SM)
 Papyrus Ebers
 Sumpah Hypocrates (Bapak Ilmu Kedokteran) (460-370
SM)
 Dioscorides, ahli botani yunani ---- de materia medika,
farmakognosi, menggunakan tumbuh-tumbuhan sbg
farmasi terapan (Abad ke-1 Masehi)
 Galen (dokter dan ahli farmasi dari yunani), Sediaan
galenik (150-200 M)
 Paracelcus (1493-1541 M) dokter dan ahli kimia daro
Swiss  memperkenalkan zat kimia sebagai Bahan obat
Papyrus Ebers
 Pengobatan mesir (2900 SM)
 suatu kertas yang berisi tulisan
yang panjangnya 60 kaki (kurang
lebih 20 meter) dan lebarnya 1
kaki (sekitar sepertiga meter)
berisi lebih dari 800 formula atau
resep, disamping itu disebutkan
juga 700 obat-obatan yang
berbeda.
• Dokumen ini ditemukan george ebers, seorang ahli
sejarah mesir berkebangsaan jerman. sekarang dokumen
ini disimpan di universitas of leipzig, Jerman.
 Raja Jerman Frederick II (1240 M)---memisahkan
farmasi dengan kedokteran

 Semakin lama masalah penyediaan obat semakin rumit, baik


formula maupun pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya
suatu keahlian tersendiri.
 Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan
pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam
dekritnya yang terkenal

“Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu


direnungkan adalah bahwa akar ilmu farmasi dan
ilmu kedokteran adalah sama.
 Karl Wilhelm Scheele (1742-1786 M)—
menemukan asam laktat dll
 Frederick Serturner (1783-1841 M)---isolasi
morfin dari opium
 Joseph Caventou (1795-1877 M) & Joseph
Pelletir (1788-1842 M)---isolasi kinin
 Pelletier dan Pierre Robiquet----memisahkan
kodein
Obat
 Unsur / zat yang aktif secara fisiologis dapat menimbulkan
perubahan dalam sistem biologi.

 Zat aktif / senyawa yang dalam organisme dapat menimbulkan


kerja biologis.

 Semua bahan tunggal / campuran yang dipergunakan oleh semua


makhluk untuk bagian dalam maupun luar, guna mencegah,
meringankan atau menyembuhkan penyakit.

 Peracikan obat dapat diartikan sebagai penyediaan obat dan


pengolahan suatu sediaan obat hingga membentuk suatu sediaan
farmasi tertentu. Umumnya pekerjaan peracikan itu
berdasarkan atas permintaan atau resep dari dokter.
Penggolongan Obat
1. Berdasarkan undang-undang

2. Berdasarkan mekanisme kerja

3. Berdasarkan tempat/lokasi pemakaian

4. Berdasarkan efek yang ditimbulkan

5. Berdasarkan cara pemberian

6. Berdasarkan bahan asal obat


Berdasarkan undang-undang
1. Obat narkotika (daftar obat O /opiat/bius) : obat yang
diperlukan dalam ilmu pengetahuan dan dapat
menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan.

2. Obat Psikotropika : obat yang mempengaruhi proses


mental, merangsang atau menenangkan, mengubah
pikiran/perasaan/kelakuan orang.

3. Obat keras (daftar obat G/ Gevarlijk) : bahaya / hati-


hati. Obat yang hanya diberikan dengan resep dokter.
diberi tanda merah dengan huruf K.
4. Obat bebas terbatas (daftar obatW/Warscwing)—obat yang
diberikan tanpa resep dokter tapi ada peringatan ditandai lingkaran
biru. Macam-macam peringatan adalah
- W1 Awas ! Obat keras, baca aturan pakai
- W2 Awas ! Obat keras hanya untuk kumur, jangan ditelan
- W3 Awas ! Obat keras hanya untuk bagian luar badan
- W4 Awas ! Obat keras hanya untuk dibakar
- W5 Awas ! Obat keras, jangan ditelan
- W6 Awas ! Obat wasir, jangan ditelan

5. Obat bebas /OTC (Over The Counter) obat yang dijual


bebas karena aman untuk pengobatan sendiri, ditandai
lingkaran hijau.
Berdasarkan mekanisme kerja
1. Untuk menyembuhkan (kuratif)ex antibiotik
2. Untuk pencegahan (preventif) ex vaksin
3. Untuk diagnosa Co, barium sulfat  sebagai zat kontras
untuk rontgen saluran cerna.
4. Mengganti / menambah fungsi-fungsi zat yang kurang
5. Pemberian plasebo : obat tanpa zat yang berkhasiat, lebih ke
psikis
Berdasarkan lokasi pemakaian
1. Obat dalam (etiket putih) dapat dalam bentuk :
a. padat : serbuk (pulvis dan pulveres),tablet
b. potio (obat cair yg diminum), (emulsi, suspensi,
solutio, elixir, mixtura)

2. Obat luar (etiket biru)


a. Unguenta (salep kulit), oculenta
b. Lotio
c. Guttae Ophthalmicae, Gtt. Auricurales dan Gtt.
Nasales.
d. Linimenta,clysma, suppositoria, ovula, injectio
Berdasarkan efek yang ditimbulkan
1. Lokal yaitu pada lokasi setempat
2. Sistemik , kerja obat terjadi 3 fase :
a. Fase farmasetika : fase hancurnya sediaan dan larutnya zat
berkhasiat
b. Fase farmakokinetika : fase dimana terjadi proses absorpsi
dan distribusi obat dalam organ
ADME ---- absorpsi, distribusi, metabolisme dan ekresi
c. Fase farmakodinamika : fase interaksi obat dengan reseptor
sehingga terjadi efek farmakologi
Berdasarkan cara pemberian
1. Oral : jalur yg paling biasa digunakan adalah pemakaian
melalui mulut. Jalur oral tidak cocok bagi pasien
pembedahan segera setelah atau sebelum operasi; bagi
pasien yang tidak sadar; pasien yg muntah-muntah; atau
bagi pasien yg mengalami absorpsi yg buruk.

2. Rektal : obat yang diberikan melalui rektum. Biasanya


diberikan untuk orang yang tidak bisa menelan obat / muntah-
muntah. Efek yang diberikan lebih cepat karena langsung ke
peredaran darah melalui selaput lendir. Tidak akan dipengaruhi
oleh asam lambung dan enzim pencernaan
3. Sublingual : diberikan dibawah lidah, zat aktif dibawa oleh
selaput lendir ke peredaran darah.

4. Bukal : disisipkan di pipi dan prinsipnya sama dengan sublingual

5. Inhalasi : Gas yg bersifat anestetik, cairan yang mudah menguap


dan obat yang dapat didispersikan dlm bentuk aerosol dapat
digunakan secara inhalasi untuk tujuan efek sistemik.

6. Parenteral : obat suntik melalui kulit yang langsung ke


peredaran darah
Berdasarkan cara pembuatan
a. Secara alamiah : tumbuh-tumbuhan ex jamur, hewan ex
hormon, mineral ex talkum
b. Secara sintetik
Hasil alamiah kurang praktis, hasil sedikit dan kurang
murni. Sedangkan sintetik lebih baik karena menggunakan
reaksi kimia

Berdasarkan jenis :
a. Obat paten
b. Obat generik
Interaksi Obat
OTT (Obat Tidak Tersatukan) adalah bila dua zat atau lebih
dicampurkan akan menimbulkan reaksi yang tidak tersatukan
a. Kimia
b. Fisika
c. Farmakologi

Efek kombinasi :
a. Antagonis : Menghilangkan daya kerja obat satu sama lain
b. Sinergis : salah satu efek diperkuat dengan yang lainnya

Anda mungkin juga menyukai