Definisi
Tahap awal dalam rangkaian proses pembuatan sediaan farmasi yang
berpusat pada sifat-sifat fisika kimia zat aktif dimana dapat
mempengaruhi penampilan sediaan dan perkembangan suatu bentuk
sediaan farmasi.
meliputi pengkajian tentang karakteristik/sifat-sifat dari bahan sediaan
dan bahan tambahan obat yang akan diformulasi.
Tujuan
Membuat formula yang tepat sehingga menghasilkan produk akhir
berupa sediaan farmasi yang stabil, berkhasiat, aman dan nyaman
ketika digunakan.
Sifat fisika dan kimia zat aktif serta
zat tambahan
Farmakope Indonesia.
Martindale
Ekstra Farmakope
Hand book of pharmaceutical excipients
Farmakope Herbal
Pencampuran / Mixing
Pencampuran / mixing adalah salah
satu proses formulasi (pembuatan
sediaan) yang paling umum
Definisi pencampuran
Proses di mana dua atau lebih komponen dalam
kondisi campuran terpisah atau kasar
diperlakukan sedemikian rupa sehingga setiap
partikel dari salah satu bahan terletak sedekat
mungkin dengan partikel bahan atau komponen
lain.
Tujuan pencampuran
Spirit
larutan yang mengandung etanol atau hidroalcohol dari zat yang mudah menguap, dari bahan-bahan
yang berbau harum.
Tinctur
larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dibuat dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.
Epithema/Obat Kompres
Cairan yang dipakai untuk mendatangkan rasa dingin pada tempat yang sakit dan panas karena radang
atau berdasarkan sifat perbedaan tekanan osmose, digunakan untuk mengeringkan luka bernanah.
Cth : Sol Rivanol, campuran Borwater-revanol
Inhalationes
Sediaan yang dimaksudkan untuk disedot hidung atau mulut atau disemprotkan dalam bentuk kabut ke
dalam saluran pernafasan.
Tetesan butiran kabut harus seragam dan sangat halus sehingga dapat mencapai bronkhioli.
Inhalasi merupakan larutan dalam air atau gas.
Yang tidak di bahas dalam Fornas :
Litus Oris
Oles bibir adalah sediaan cair agak kental dan pemakaiannya secara
disapukan dalam bibir.
Cth: Lar 10 % borax dalam gliserin
Saturatio
Obat minum yang dibuat dengan mereaksikan asam dan basa tetapi gas
yang terjadi ditahan dalam wadah sehingga larutan jenuh dengan gas.
(ex : kratindeng)
Netralisasi
Obat minum yang dibuat dengan mencampurkan bagian asam dan
bagian basa sampai reaksi selesai dan larutan bersifat netral. Mis;
solutio citratis magnesii.
4. Keuntungan & kerugian sediaan cair
Keuntungan
⚫ Penyerapan/absorbsi obat lebih cepat dibanding sediaan padat.
⚫ Keseragaman dosis lebih terjamin dibanding sediaan padat karena dalam
bentuk larutan bahan obat terdispersi secara molekuler.
⚫ Bila akan diencerkan atau dicampur dengan bahan obat lain keseragaman
obat tetap terjaga.
⚫ Lebih disukai oleh penderita yang tidak bisa menelan tablet atau kapsul.
⚫ Dapat diberi perasa atau pewarna yang menarik sehingga bisa menimbulkan
kepatuhan minum obat pada penderita, terutama anak- anak.
Kerugian
⚫ Tidak sesuai untuk bahan obat yang tidak stabil/mudah rusak dalam air.
⚫ Tidak praktis untuk dibawa kemana-mana.
⚫ Lebih mudah ditumbuhi jamur atau mikroba lain dibandingkan bentuk padat.
5. Larutan
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat aktif
(solute) yang terlarut dalam medium/pelarut/solvent
yang sesuai. Medium/pelarut/solvent yang universal
adalah air.
6. Definisi sirup
Larutan pekat gula (64 – 66%) yang di dalamnya
ditambahkan zat aktif atau lainnya. Biasanya terdiri dari
gula, pengawet (0,1%-asam benzoat, campuran
paraben), pemberi rasa, pewarna dan penambah
kelarutan
a. Pencampuran bahan
b. Pemanasan
c. Penyaringan
d. Pengemasan
8. Definisi elixir
Sediaan larutan yg mempunyai rasa & bau sedap, selain
zat aktif juga mengandung zat tambahan seperti gula,
zat pewangi & zat pengawet, pelarut zat aktif adalah
etanol 90%
Proses pembuatan elixir lbh mudah karena umumnya
zat aktif mudah larut dalam alkohol
Umumnya menggunakan sakarin sebagai pemanis
9. Definisi Guttae (obat tetes)
Sediaan cair berupa larutan, emulsi atau suspensi digunakan
untuk untuk obat luar atau dalam, dilengkapi alat penetes
berskala (obat dalam) dan tidak berskala (obat luar)
Diteteskan pada selaput lendir mata di sekitar kelopak mata
dari bola mata
Syarat tetes mata :
Steril (angka mikroba & pirogen hrs memnuhi syarat yg
ditetapkan oleh BPOM)
Isotonis
Jernih
Bebas partikel asing
Ada buffer / penyangga (penstabil pH)
10. Definisi injeksi
Sediaan steril berupa larutan, emulsi atau
suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau
disuspensi lebih dahulu sebelum digunakan, yang
disuntikkan dengan cara merobek jaringan ke
dalam kulit atau melalui kulit atau selaput
lendir.
Sediaan injeksi umumnya digunakan untuk pasien
tidak bisa menelan obat atau tidak sadar
11. Tipe-tipe injeksi
a. Injection
Larut dalam cairan pembawa (cth : Insulin Injection)
b. For injection
Sediaan padat kering (serbuk), ditambah pelarut jika
digunakan (cth : Cefuroxime for injection)
c. Injectable emulsion
Terdispersi dalam medium yg sesuai (cth : Propofol)
d. Injectable suspension
Tersuspensi dalam medium yang sesuai (cth : Methy
prednisolone acetate suspension)
e. For injectable suspension
Sediaan kering padat (serbuk), ditambah pelarut jika
digunakan (cth : Imipenem dan Cilastatin for injectable
suspension)
12. Metode Sterilisasi
a. Steam
Autoclave suhu 121 C selama 20 mnt
b. Dry heat
Oven suhu 150 C – 170 C selama 2 jam
c. Filtration
Penyaring milipore filter
d. Gas
Gas ethylene oxide atau propylene oxide utk bhn yg sensitif
trhdp panas atau lembab
e. Ionizing radiation
Sinar gamma dan sinar katoda
13. Bahan-bahan untuk sediaan steril
a. Pembawa
WFI,PW
b. Antioksidan
- Pereduksi (asam askorbat, natrium bisulfit, natrium metabisulfit, natrium
formaldehid sulfoksilat)
- Pemblokir (ester asam pemblokir, BHT (Buthyl hidroxy toluen), tokoferol)
- Sinergis (asam sitrat, asam fosfat, asam tartrat)
- Zat pembentuk khelat (garam asam etilendiamintetraasetat)
c. Dapar pH
Asetat, sitrat, fosfat
d. Tonisitas
Tekanan osmose antara cairan tubuh atau cairan mata dengan tekanan osmose
sediaan steril harus sama.
Elektrolit dan mono/di sakarida (NaCl)
e. Pengawet
Natrium benzoat (untuk lbh dr 1 x pemakaian)
14. Uji sterilitas
⚫ Uji Sterilitas
Terdiri dari uji Angka lempeng total dan Uji jenis
mikroba (menggunakan media agar)
⚫ Uji pirogen
Hasil metabolik dari mikroorganisme hidup atau mati
yang menyebabkan demam (menggunakan Limulus
Lyale Test / LAL-tes)
15. Definisi emulsi
Sediaan cairan yg mengandung bahan zat aktif,
terdispersi dalam cairan pembawa dan distabilkan
dengan emulgator yg sesuai
16. Tipe-tipe emulsi
a. Tipe minyak dalam air atau oil in water (o/w)
b. Tipe air dalam minyak atau water in oil (w/o)
⚫ Inversi
Berubahnya tipe m/a ke a/m atau sebaliknya, karena :
- Suhu
- Penambahan emulgator yg berlawanan dgn tipe
emulsi
⚫ Breaking, pecah atau cracking
Emulsi menjadi 2 lapisan krn : garam, zat bersifat asam,
& zat yg mengambil air (CaCl3 dan CaO), lama
penyimpanan
19. HLB
HLB (hydrophyl-lipophyl balance) merupakan suatu
tingkat keseimbangan bagian hidrofil dan bagian lipofil
dari suatu emulgator dalam membentuk emulsi yang
stabil.
20 HLB
Harga HLB
Nama Dagang Identitas Kimia Harga
HLB
Catatan :
a. Jika harus diencerkan dahulu sebelum digunakan,
pada etiket harus disebutkan cara pengencerannya
b. Pada etiket diberi tanda yang jelas yaitu obat cuci
mulut, tidak boleh ditelan
26. Definisi Kolirium (obat cuci mata)
Sediaan larutan steril, jernih, isotonus digunakan untuk
membersihkan mata dengan cara meneteskan obat pada selaput
lendir mata di sekitar kelopak mata. Dapat ditambahkan zat dapar
& zat pengawet
Batas isotonis 0,6% - 2%
Dibuat hipertonik (menarik kotoran yg ada di kelopak mata) agar
mudah menyerap
Catatan :
a. Kolirium yang tidak mengandung zat pengawet hanya boleh
digunakan paling lama 24 jam setelah botol dibuka tutupnya
b. Kolirium yang mengandung zat pengawet hanya boleh
digunakan paling lama 7 hari setelah botol dibuka tutupnya
27. Definisi gargle/gargarismae (obat kumur)
Sediaan larutan, umumnya larutan pekat yang harus
diencerkan terlebih dahulu , ditujukan untuk pencegahan
atau pengobatan infeksi tenggorokan
Tidak mengandung minyak yg dpt tetahan di tenggorokan
karena bukan untuk melindungi selaput lendir
Catatan :
a. Pada etiket harus disebutkan cara pengencerannya
b. Pada etiket diberi tanda yang jelas yaitu obat cuci mulut,
tidak boleh ditelan
28. Definisi linimentum
Sediaan cair atau kental, mengandung analgetik dan zat
yang mempunyai sifat rubefasien (melemaskan otot atau
menghangatkan), digunakan sebagai obat luar, bukan
untuk luka atau lecet
29. Definisi losio
Sediaan larutan, suspensi atau emulsi untuk
menyembuhkan luka atau radang pada kulit
c. Anti caplocking
⚫ Untuk mencegah kristalisasi gula di cap botol
maka umumnya digunakan alkohol polyhydric
seperti sorbitol, gliserol, atau propilenglikol.
31. Formula umum sediaan cair
d. Dapar
Buffer/ dapar adalah suatu material yang ketika
dilarutkan dalam suatu pelarut, senyawa ini mampu
mempertahankan pH ketika suatu asam atau basa
ditambahkan. Buffer yang sering digunakan adalah:
karbonat, sitrat, glukonat, laktat, posfat atau tartrat.
31. Formula umum sediaan cair
e. Pengawet
Metil paraben 0,25% b/v, benzalkonium klorida 0,01 % b/v,
asam benzoat, nipagin, nipasol
f. Antioksidan
asam askorbat, asam sitrat, Na metabisulfit, Na sulfite, asam
galat
g. Pemanis
glukosa, sukrosa, sorbitol, manitol, xytol, garam Na dan Ca
dari sakarin, aspartam, thaumatin
h. Pengemulsi
Alam : Gelatin, gom arab, tragakan
Sintetik : poliglikol, polisorbat, sorbitan
i. Suspending agent
CMC, tragakan, bentonit, karbomer
32. Pengujian (evaluasi) sediaan cair
⚫ Organoleptis (rasa, warna, bau)
⚫ pH
⚫ Kadar gula/konsentrasi gula
⚫ Viskositas
⚫ BJ
⚫ Kebocoran wadah
⚫ Volume
⚫ Kadar zat aktif
⚫ Mikroba (Angka lempeng total, kapang)
33. Permasalahan pembuatan sediaan cair
a. Kontaminasi mikroba
Diatasi dengan menggunakan zat pengawet, proses dilakukan dgn
cara higienis, aseptis
b. Oksidasi zat aktif
Diatasi dengan zat anti oksidan, pada ruang kosong di dalam
wadah cairan / botol dibuat sesempit mungkin
c. Sediaan suspensi mudah mengendap
Diatasi dengan : memperkecil ukuran partikel, viskositas tinggi
d. Sediaan emulsi pecah
Diatasi dengan emulgator / surfaktan, kecepatan putar mesin
disesuaikan, suhu sesuai ketika pencampuran fase air & minyak,
pengujian
⚫ Pengolahan : organoleptis (rasa, warna, bau – oral), pH
sesuai, viskositas, volume
Sediaan Semi Padat
PENDAHULUAN
1. Jenis – jenis sediaan semi padat
2. Mesin untuk membuat sediaan semi padat
3. Definisi salep
4. Formula salep
5. Basis salep
6. Basis Hidrokarbon
7. Basis Absorbsi
8. Basis Absorbsi (W/O)
9. Basis tercuci
10. Basis terlarut
11. Surfaktan
12. Serbuk
13. Humektan
14. Bahan pengental
15. Bahan pengeras
16. Antioksidan
17. Buffer
18. Permeation enhancer
19. Skin mouisturizer
20. Metode pembuatan salep
21. Definisi pasta
22. Keuntungan & kerugian pasta
23. Definisi jel
24. Jenis jel
25. Basis jel
26. Formula jel
27. Definisi salep mata
28. Cara pembuatan salep mata
29. Persyaratan salep mata
30. Definisi krim
31. Jenis - jenis krim
32. Kelebihan & kekurangan krim
1. Jenis Sediaan Semi Padat
Digunakan untuk kulit sehat, sakit atau
terluka dan membram mukosa (hidung,
mata)
⦿ Salep
⦿ Krim
⦿ Gel/ jelly
⦿ Pasta
⦿ Salep mata
2. Mesin untuk membuat produk
semipadat
Vacuum Homogenous Mixer
3. Definisi Salep
Merupakan sediaan semi solid yang mengandung satu atau lebih zat aktif
yang larut atau terdispersi dalam basis salep yang sesuai
⦿ Salep Endodermic
Salep dimana bahan obatnya menembus ke dalam tetapi tidak melalui kulit dan terabsorbsi
sebagian. Untuk melunakkan kulit atau selaput lendir diberi lokal iritan. Dasar salep yang baik
adalah minyak lemak.
⦿ Vaselin putih sudah dimurnikan/dipucatkan (dengan as. sulfat) tidak boleh untuk salep
mata.
⦿ Digunakan bila dikehendaki adanya film penutup pada kulit yang diobati. Kemampuan
menyerap air 5%. Untuk menaikkan kemampuan air dapat ditambahkan kholesterol
Petrolatum/parafin
Parafin adalah campuran hidrokarbon yang diperoleh dari minyak mineral.
Terdiri dari 2 bentuk, yaitu bentuk padat dan bentuk cair. Parafin padat
digunakan untuk mengeraskan salep sebab titik lebur campuran akan naik.
Parafin cair terdiri dari 2 macam yaitu yang viskositasnya encer dan viskositas
kental. Viskositas encer digunakan untuk pembuatan Vanishing cream,
viskositas kental digunakan untuk pembuatan cold cream.
Minyak tumbuhan
Contohnya : oleum sesami, oleum olivarum
⦿ Kurang cocok untuk obat yang larut dalam air dan mudah terhidrolisa.
10. Basis terlarut
Contoh : Polyethylen Glycol ointment
⦿ Polietilen glikol/Makrogol/poliglikol adalah produk polimerisasi dari
etilenoksida atau produk kondensasi dari etilenglikol. Tergantung pada
pemilihan persyaratan reaksinya diperoleh produk dengan tingkat
polimerisasi yang berbeda, yang dinyatakan melalui keterangan molekul
rata-rata.
⦿ Rumus molekulnya H(O-CH2-CH2)nOH.
⦿ Dengan naiknya ukuran molekul, konsistensinya makin meningkat. PEG
sampai massa molekul 600 menggambarkan cairan kental. Produk yang
sampai massa molekul 20000 bersifat sejenis malam.
⦿ Salep – PEG dibuat dengan pencampuran dan peleburan bersama 2 jenis
PEG (cair dan padat/semi padat) dengan perbandingan tertentu sehingga
akan diperoleh suatu konsistensi yang dikehendaki.
Contoh :
R/ PEG 4000 40 %
PEG 400 60 %
Sifat-sifat dari salep basis PEG
Contoh:
⦿ Stabilitas dan aktivitas obat sangat tinggi dalam basis
hidrokarbon, tetapi basis hidrokarbon kurang nyaman karena
berlemak.
Fungsi:
1. emulsifying untuk membentuk sistem O/W atau W/O, sebagai
2. Pensuspensi
3. Thickening
4. Cleansing
5. penambah kelarutan
6. Pembasah
7. bahan pemflokulasi.
Contoh: surfaktan nonionik (ester polioksietilen),
kationik (contoh benzalkonium klorida)
anionik (contoh natrium dodesil sulfat).
12. Serbuk/powders
Fungsi: protective, lubrikan, absorben, astrigen, dan juga untuk tujuan khusus
untuk meminimalkan iritasi
Contoh serbuk
1. Metode pencampuran/incorporation
⦿ Jika bahan obat larut dalam air/minyak, maka dapat dilarutkan dalam air/minyak.
Kemudian larutan tersebut ditambahkan (incorporated) ke dalam bahan pembawa
(vehicle) bagian per bagian.
⦿ Jika bahan obatnya tidak larut (kelarutannya sangat rendah), maka partikel bahan obat
harus dihaluskan, dan kemudian disuspensikan ke dalam bahan pembawa (vehicle).
2. Metode peleburan
Metode peleburan dilakukan dengan meleburkan/memanaskan basis salep yang
padat (mis.lemak, malam) dan kemudian obat dicampurkan ke dalam basis sambil
didinginkan dan terus diaduk.
Permeation Enhancers
salep yang menagandung lebih dari 50 % zat padat ( serbu) suatu salep yang tebal
karena merupakan penutup atau pelindung bagian luar kulit yang diolesi.
Jenis pasta :
a. fase tunggal mengandung air, misalnya pasta natrium korboksimetilselulose ( Nat.
CMC )
b. pasta berlemak misalnya pasta zinc oksida merupakan salep yang padat, kaku,
tidak meleleh pada suhu tubuh dan berfungsi sebagai lapisan pelindung pada
bagian yang diolesi.
⦿ Pembuatan pasta umumnya bahan dasar yang berbentuk setengah padat
dicairkan terlebih dahulu baru dicampur dengan bahan padat dalam
keadaan panas agar lebih mudah bercampur dan homogen.
pasta kering
adalah suatu pasta bebas minyak mengandung kurang lebih 60 % zat padat
(serbuk).
supaya tidak menjadi kering
- ditempatkan ditempat yang gelap.
- Bentonit ditambahkan sebagai stabilisator, bentonit dicampur dengan serbuk
yang lain baru ditambahkan cairan yang tersedia.
21. Keuntungan & kerugian pasta
Keuntungan
⦿ Mengikat cairan sekret (eksudat)
⦿ Tidak mempunyai daya penetrasi gatal dan terbuka, sehingga
mengurangi rasa gatal lokal.
⦿ Lebih melekat pada kulit sehingga kontaknya dengan jaringan
lebih lama.
⦿ Konsentrasi lebih kental dari salep.
⦿ Daya absorbsi sediaan pasta lebih besar dan kurang berlemak
Kerugian
⦿ Karena sifat pasta yang kaku dan tidak dapa ditembus, pasta pada
umumnya tidak sesuai untuk pemakaian pada bagian tubuh yang
berbulu
⦿ Dapat mengeringkan kulit dan merusak lapisan kulit epidermis
⦿ Dapat menyebabkan iritasi kulit.
22. Definisi jel
merupakan semi padat yang terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel
anorganik kecil atau molekul organik besar, terpenetrasi oleh suatu cairan
salep yang lebih halus, umumnya cair dan sedikit mengandung atau tanpa
mokusa sebagai pelican atau basis, biasanya terdiri atau campuran
sederhana dari minyak lemak dan zat aktif.
23. Jenis jel
2 macam gel :
a. Sistem dua fase (magma)
membentuk semi padat jika dibiarkan dan menjadi cair pada pengocokan
Contoh : gel aluminium hidroksida
b. Sistem satu fase (jelly)
makromolekul organik yang tersebar serba sama dalam suatu cairan
sedemikian hingga tidak terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang
terdispersi dan cairan
Contoh : Bioplacenton
24. Basis gel
⦿ Karbopol (Karbomer)
⦿ HPMC
⦿ Gelatin
⦿ Alginat, dll.
25. Formula gel
⦿ Gelling agent
⦿ Pengawet
⦿ Pembasah : gliserol, propilen glikol, sorbitol
⦿ Chelating agent : EDTA
26. Definisi salep mata
(oculenta)
Salep steril yang digunakan pada mata
salep yang banyak mengandung air, mudah diserap kulit. Suatu tipe
yang dapat dicuci dengan air.
30. Jenis krim
2 tipe krim :
a. tipe minyak air (m/a)
Zat pengemulsi : sabun polivalen, span, adeps lanae, kolesterol dan cera
b. tipe air minyak (a/m)
Zat pengemulsi : sabun monovalen seperti tietanolamin, natrium stearat, kalium
stearat dan ammonium stearat
Kekurangan
⦿ Susah dalam pembuatannya harus dalam keadaan panas
⦿ Gampang pecah disebabkan dalam pembuatan formula tidak pas
⦿ Mudah kering dan mudah rusak khususnya tipe a/m karena
terganggu sistem campuran terutama disebabkan oleh perubahan
suhu dan perubahan komposisi disebabkan penambahan salah satu
fase secara berlebihan.
- Ada usulan tentang produk (biasanya dr marketing)
- Mengisi Formulir Rencana Produk Baru dan diajukan ke bagian R&D
- R&D akan melakukan studi literatur (ISO, Hand book of
pharmaceutical excipients, Farmakope, Fornas, Jurnal penelitian dll)
- Mencari bahan ke suplier (jika belum memiliki bahan )
- Melakukan trial skala laboratorium di R&D
- Melakukan trial skala pilot di produksi (sbg dasar produksi full batch)
- Melakukan uji stabilitas dipercepat
- Melakukan validasi proses
- hasil ok, registrasi ke BPOM
- Membuat dokumen produksi induk
Proses pembuatan sediaan cair
a. Dispensing
b. Mixing (pemanasan)
c. filtering (IPC : pH, Clarity.)
d. Cooling
e. Filling
f. capping. (IPC : Volume, removalcap, appearance
clarity)
g. Labelling
h. Packaging
Proses pembuatan sediaan semi padat
a. Dispensing
b. pelelehan basis dan bahan (jika diperlukan)
c. Pencampuran / mixing
d. Pendinginan
e. filling tube
f. Labeling
g. packaging
LITERATUR / REFERENSI KOSMETIKA
Langkah – langkah mencari /
searching bahan baku
1. Pastikan saat mencari bahan baku, sumber / suplier yang dipilih
adalah pabrik yang cukup dikenal, memiliki dokumen cukup lengkap,
lokasi cukup aman dari issue lingkungan. Contoh source material
bahan baku serta dokumennya dapat anda lihat
pada https://www.bahanbakufarmasi.com/bahan-baku-obat-active-
pharmaceutical-ingredient/
2. Meminta statement atau pernyataan jaminan supply, minimal 5 tahun
kedepan.
3. Pastikan mendapatkan source dari vendor/supplier lokal (jika dari local
trading) yang cukup dapat dihandalkan dan memiliki respon yang
cepat, serta mampu proaktif memaintain dokumentasinya dengan
update (GMP, DMF, Halal).
4. Jika merupakan produk dari hewan, pastikan ada dokumen Halal atau
dokumen pendukung seperti rute sintesa (route of Synthesis), Asal
material/bahan baku, dan statement bebas porcine (babi).
5. Jika memiliki Halal, pastikan diakui oleh majelis Halal Indonesia, dan
terdaftar di badan/ sertifikasi Halal MUI
( http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/139/1529/p
age/1)
6. Pastikan ada minimal 2 pabrik yang didevelop, agar jika satu pabrik
bermasalah maka development atau launching masih tetap sesuai
schedule dengan sisa satu source.
7. Pastikan jika memilih source harganya sesuai dengan target, agar saat
launching dan dipasarkan mampu bersaing dengan kompetitor.
8. Pastikan minimal order (MOQ) nya sesuai kebutuhan. Jangan sampai
saat order tidak sanggup karena MOQ nya besar, atau akan ada potensi
musnah barang yang sisa atau expired, karena tidak habis pakai.
9. Sebaiknya pilih penggunaan Retest Date dari pada Expired Date, agar
masih dapat diretest dan digunakan jika masih ada sisa bahan saat
mencapai retest date. Jika expired date, harus dimusnah karena tidak
dapat diperpanjang.
10. Pastikan Packing Size (PS) nya sesuai dengan kebutuhan/ batch size
atau kapasitas mesin atau area produksi atau gudang. Jangan sampai salah
beli/salah develop tanpa memperhatikan packing size, karena
kemungkinan besar tidak bisa repack di vendor. Bayangkan jika anda punya
fasilitas produksi hanya masuk packing 5 kg, tapi anda terlanjur membeli
packing yang 10 kg, apa yang terjadi?
11. Untuk material/ bahan baku farmasi steril, pastikan juga packing sizenya
sesuai dengan batch size, karena biasanya tidak dapat disimpan sisanya,
karena potensi kontaminasi.
12. Pastikan bahwa sudah ada customer lain yang menggunakanya, agar
dapat menjaga kelangsungan supply karena marketnya cukup besar.
13. Dipastikan kembali saat sourcing bahan baku, grade material sesuai
dengan produknya (grade API/Active Pharmaceutical Company, grade
food, grade kosmetik, grade teknis, pharma grade, excipient grade)
PT.SETIA TRITUNGGAL INTI ARTHA;Type Supplier:;API, Excipient,
Veterinary/Feed , Food;Contoh Produk API:Rifampicin, Ketorolac, Vitamin B1
HCL, Vitamin B1 Mononitrate, Vitamin B6 HCL;Alamat:Kawasan Bangunan
Multi Guna Taman Tekno BSD Blok H2 No. 5, BSD City Sektor XI, Setu, Kota
Tangerang Selatan, Banten 15314;Email:peter@stia.co;Telp:+62-21 756-3663/
756-3685/ 756-3701;Fax:+62-21 756-3713;Website:http://www.stia.co. Bahan
baku farmasi yang dijual oleh PT. Setia Tritunggal Inti Artha antara lain adalah
Vitamin B1 HCl, Vitamin B6 HCl, Propylen Glycol, Methylen Choride,
Rifampicin.