Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT

MELALUI PROMOSI KESEHATAN


“Ayo Cermat Dan Bijak Dalam Menggunakan Jamu Tanpa Bahan Kimia”
Di Jalan Srikuncoro III RT.3 RW.3
Kelurahan Kalibanteng, Semarang Barat
17 November 2019

Disusun oleh :
Lelie Anggraini 18405021160
Dewi Andini K.M., M.Farm., Apt 07.13.1.0244

PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS WAHID HASYIM
SEMARANG
2019
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT MELALUI
PROMOSI KESEHATAN
JUDUL : “Ayo Cermat Dan Bijak Dalam Menggunakan
Jamu Tanpa Bahan Kimia”
TEMPAT PELAKSANAAN : Jalan Srikuncoro III RT.3 RW.3
BIAYA : 1. Program Studi Profesi Apoteker Rp. 200.000
2. Pribadi Rp. 50.000

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat


Untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi
Universitas Wahid Hasyim

Semarang, Desember 2019


Disetujui oleh
Pembimbing Pengabdian Masyarakat Pelaksana

Dewi Andini K.M., M.Farm., Apt Lelie Anggraini


KATA PENGANTAR
Puji syukur atas berkat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nya penyusun

dapat menyelesaikan Promosi Kesehatan dengan judul “Ayo Cermat dan Bijak Dalam

Menggunakan Jamu Tanpa Bahan Kimia” di Jalan Srikuncoro III RT.3 RW.3.

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Apoteker

dan juga sebagai bentuk pertanggungjawaban penyusun atas terlaksananya promosi

kesehatan.

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui promosi kesehatan ini

memberikan pengalaman bagi penyusun dalam mengimplementasikan ilmu di bidang

kefarmasian khususnya dalam ruang promosi kesehatan. Penyusun mengucapkan

terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan sabar membimbing

selama melaksanakan kegiatan serta penyusunan laporan ini. Pada kesempatan ini

penyusun mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Aqnes Budiarti, M.Sc., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas

Wahid Hasyim Semarang.

2. Ibu Rhisa Fillah Fithria, M.Sc., Apt. selaku Ketua Program Studi Profesi

Apoteker Universitas Wahid Hasyim.

3. Ibu Dewi Andini K.M., M.Farm., Apt. selaku pembimbing kegiatan promosi

kesehatan yang selalu memberikan bimbingan, saran, dan nasehat selama

proses dan penyelesaian laporan ini.


4. Bapak Muhammad Rifai selaku ketua RT yang telah mengizinkan dan

menyediakan tempat bagi penyusun dalam melaksanakan kegiatan pengabdian

masyarakat.

5. Ibu-ibu anggota dawis yang telah meluangkan waktunya untuk mengikuti

promosi kesehatan yang penyusun adakan.

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu

dan mendukung penyusun hingga kegiatan pengabdian kepada masyarakat

selesai dilaksanakan.

Penyusun menyadari bahwa laporan promosi kesehatan ini masih

belum sempurna. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun

dari semua pihak. Penyusun berharap, laporan ini dapat bermanfaat bagi ibu-

ibu anggota dawis, almamater, dan mahasiswa profesi apoteker lainnya.

Semarang, Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

JUDUL……………………………………………………………… i
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………..... ii
KATA PENGANTAR………………………………………………. iii
DAFTAR ISI……………………………………………………...… v
DAFTAR GAMBAR……………………………………………….. vi
DAFTAR TABEL…………………………………………………... vii
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………... viii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………... 1
A. Latar Belakang…………………………………………..... 1
B. Tujuan Promosi Kesehatan……………………………….. 3
C. Manfaat Promosi Kesehatan…………………………….... 3
BAB II TINJAUAN UMUM……………………………………….. 4
A. Pengertian Jamu………………………………………….. 4
B. Pengertian Bahan Kimia Obat (BKO)…………………...... 5
C. Registrasi Obat Tradisional……………………………….. 6
1. Kriteria Izin Edar……………………………………… 6
2. Persyaratan Registrasi………………………………… 6
D. Aplikasi Cek BPOM………………………………………. 10
E. Cara Menghindari Bahaya Penggunaan Obat Tradisional... 12
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN……………………………. 14
A. Penentuan Judul…………………………………………… 14
B. Pelaksanaan Kegiatan……………………………………... 16
1. Judul Promkes………………………………………… 16
2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan………………………. 16
3. Metode Kegiatan yang Dilakukan dalam Promkes…… 16
4. Media Kegiatan yang Digunakan dalam Promkes……. 16
5. Sasaran………………………………………………… 16
6. Kegiatan……………………………………………….. 16
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……………………………. 17
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….. 18
LAMPIRAN………………………………………………………… 19
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Tampilan Aplikasi Cek BPOM………………………………. 10


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Formulir Pengajuan Judul Promosi Kesehatan………………. 20


Lampiran 2. Surat pengantar untuk melakukan promosi 21
kesehatan………...
Lampiran 3. Media yang digunakan untuk promosi 22
kesehatan……………..
Lampiran 4. Dokumentasi…………………………………………………. 23
Lampiran 5. Daftar hadir peserta 25
penyuluhan………………………………
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan yang Diajukan……………………………. 26
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Obat tradisional Indonesia khususnya jamu telah berabad-abad lamanya

dipergunakan secara luas oleh masyarakat Indonesia, meskipun masih banyak

bahan baku standar yang belum memiliki persyaratan resmi. Obat tradisional pada

umumnya menggunakan bahan-bahan alam yang lebih dikenal sebagai simplisia.

Simplisia ialah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum

mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang

telah dikeringkan (Permenkes, 2012).

Syarat obat tradisional adalah mengandung bahan alam murni tanpa

campuran bahan kimia. Namun, semakin maraknya penggunaan obat tradisional

berdasarkan khasiat yang turun temurun semakin memperluas kesempatan

terjadinya pemalsuan simplisia bahkan ada beberapa jamu yang mengandung

bahan kimia obat (BKO) yang telah jelas dilarang penambahannya baik sengaja

maupun tidak disengaja kedalam produk obat tradisional.

Seiring perkembangan zaman dan meningkatnya ekspektasi masyarakat

pada penyembuhan dengan obat tradisional banyak dicari oleh masyarakat. Bagi
masyarakat, obat tradisional yang bagus adalah yang memberikan reaksi cepat

terhadap penyakit yang diderita dengan harga yang terjangkau.

Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Semarang, berhasil

menertibkan produksi jamu illegal yang diduga mengandung bahan kimia. Total

barang bukti yang disita yaitu senilai Rp 89.295.300. Dalam proses produksinya,

jamu dibuat dengan berlantai tanah dan hanya berlapis plastik. Pegawainya pun

tidak memakai alat standar kebersihan yang memenuhi syarat. Selain itu Balai

Besar POM juga menemukan obat yang digunakan sebagai campuran antara lain

Fenamin, Piroxicam, Dexamethasone, Kokoson, CTM, Ferrous Sulphate,

Kokodex, Prednison, Vitamin B1 dan B12. Bahaya dari jamu yang mengandung

bahan kimia tersebut adalah rusaknya lambung jika dosis atau takarannya tidak

pas. Balai Besar POM menghimbau untuk mengetahui jamu illegal agar

masyarakat mengecek jenis kapsul dan serbuk obat sebelum menggunakan. Untuk

jamu kapsul, buka kemasan kapsul dan taruh serbuk di dalamnya ke atas kertas

atau tisue putih. Jika terlihat bintik warna-warni, maka perlu diwaspadai. Begitu

pun dengan jamu serbuk, letakkan serbuk di atas kertas atau tisue putih. Bintik

putih, hijau, biru dan sebagainya itu adalah campuran obat karena dalam proses

mencampur tidak dengan halus (Detik News, 2019).

Pemberantasan peredaran jamu illegal oleh BPOM tidak bisa dilakukan

secara maksimal tanpa ada keterlibatan masyarakat sebagai konsumen dari produk

ini. Upaya yang dilakukan BPOM dalam memberantas peredaran jamu illegal

adalah dengan meluncurkan aplikasi CEK BPOM. Aplikasi ini dapat membantu
masyarakat untuk dapat menggunakan produk yang aman dan terpercaya. Tetapi

kendala yang terjadi adalah minimnya sosialisasi kepada masyarakat terkait

aplikasi ini sehingga dibutuhkan kegiatan promosi kesehatan yang dapat

memberikan gambaran dalam penerapannya.

Berdasarkan hal tersebut, penulis melaksanakan kegiatan promosi

kesehatan mengenai kecermatan dan bijak dalam penggunan obat tradisional

khususnya jamu tanpa adanya campuran bahan kimia obat melalui CEK BPOM

agar diharapkan masyarakat dapat menerapkannya sendiri guna mendapatkan obat

yang aman dan terpercaya.

B. TUJUAN KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

Adapun tujuan dilakukannya kegiatan promosi kesehatan adalah

masyarakat menjadi lebih cermat dan bijak dalam menggunakan Jamu.

C. MANFAAT KEGIATAN PROMOSI KESEHATAN

Manfaat yang diperoleh dengan adanya kegiatan promosi kesehatan ini

adalah agar masyarakat mampu mengetahui cara pencegahan penggunaan obat

ilegal dengan menggunakan aplikasi CEK BPOM sehingga dapat menciptakan

rasa aman dan percaya terhadap produk yang digunakan.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN JAMU

Jamu termasuk Obat Tradisional yang dibuat dari bahan atau ramuan

dari tumbuhan, hewan atau mineral dan sediaan sarian atau campurannya

yang secara turun-temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan

norma yang berlaku di masyarakat. Jamu yang telah digunakan secara turun-

temurun selama berpuluh-puluh tahun bahkan mungkin ratusan tahun, telah

membuktikan keamanan dan manfaat secara langsung untuk tujuan

kesehatan tertentu. Manfaat dari jamu sendiri yaitu dapat digunakan untuk

memelihara kesehatan misalnya kunyit asam dan jahe manis, bisa juga dapat

digunakan untuk penambah nafsu makan misalnya temulawak dan beras

kencur (BPOM RI, 2015).

Menurut Permenkes No.7 tahun 2012 Obat Tradisional dilarang

mengandung :

1. Etil alkohol lebih dari 1%, kecuali dalam bentuk sediaan tingtur yang

pemakaiannya dengan pengenceran.

2. Bahan kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat

obat

3. Narkotika atau psikotropika


4. Bahan lain yang berdasarkan pertimbangan kesehatan dan atau

berdasarkan penelitian dapat membahayakan kesehatan.

B. PENGERTIAN BAHAN KIMIA OBAT (BKO)

Bahan kimia obat merupakan senyawa kimia obat yang ditambahkan

dengan sengaja kedalam jamu, dengan tujuan agar efek yang diinginkan

tercapai lebih cepat dari biasanya. Salah satu cara yang paling tepat dan

sederhana untuk mendeteksi adanya bahan kimia obat dalam jamu adalah

dengan mengamati efek penyembuhan yang dirasakan oleh konsumen. Jika

efek penyembuhan yang dirasakan cepat maka kemungkinan besar jamu

tersebut mengandung bahan kimia obat dengan dosis yang cukup tinggi

(GNPOPA, 2015).

Berdasarkan analisis resiko yang dilakukan oleh BPOM pada 10 tahun

terakhir, maka diperoleh kesimpulan bahwa pada awal ditemukan bahan

kimia obat dalam jamu (sekitar tahun 2007-2010) temuan bahan kimia obat

menunjukkan tren kearah obat rematik dan penghilang rasa sakit, misalnya

mengandung fenilbutazon dan metampiron. Data yang diperoleh dari situs

BPOM RI mulai tahun 2007, temuan bahan kimia obat dalam jamu

menunjukkan perubahan tren kearah obat pelangsing, stamina dan diabetes,

antara lain mengandung sibutramin hidroklorida, sildenafil, tadalafil, dan

glibenklamid. Sebagian besar hasil temuan pengawasan tersebut merupakan

produk illegal atau tidak terdaftar di BPOM, tetapi mencantumkan nomor

pendaftaran fiktif pada labelnya (GNPOPA, 2015).


C. KODE OBAT TRADISIONAL

Registrasi adalah prosedur pendaftaran dan evaluasi Obat Tradisional

untuk mendapatkan izin edar (Permenkes, 2012).

1. Persyaratan Registrasi

a) Registrasi Obat Tradisional Produksi Dalam Negeri

Registrasi obat tradisional produksi dalam negeri hanya dapat

dilakukan oleh IOT, UKOT, atau UMOT yang memiliki izin sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan.

b) Registrasi Obat Tradisional Kontrak

1) Registrasi obat tradisional kontrak hanya dapat dilakukan oleh

pemberi kontrak dengan melampirkan dokumen kontrak.

2) Pemberi kontrak dapat berupa IOT, UKOT, atau UMOT yang

memiliki izin.

3) Pemberi dan penerima kontrak bertanggung jawab atas keamanan,

khasiat/manfaat, dan mutu obat tradisional yang diproduksi

berdasarkan kontrak.

4) Penerima kontrak hanya dapat berupa IOT atau UKOT yang

memiliki izin dan sertifikat CPOTB untuk sediaan yang

dikontrakkan.

c) Registrasi Obat Tradisional Lisensi


Registrasi obat tradisional lisensi hanya dapat dilakukan oleh

IOT atau UKOT penerima lisensi yang memiliki izin.

d) Registrasi Obat Tradisional Impor

1) Registrasi obat tradisional impor hanya dapat dilakukan oleh IOT,

UKOT, atau importir obat tradisional yang mendapat penunjukan

keagenan dan hak untuk melakukan registrasi dari industri di

negara asal.

2) Importir tersebut harus memenuhi syarat :

 Memiliki fasilitas distribusi obat tradisional sesuai ketentuan

yang berlaku

 Memiliki penanggung jawab Apoteker

3) Penunjukan keagenan dan hak untuk melakukan registrasi hanya

dapat diberikan untuk satu nama produk kepada satu IOT, UKOT,

atau importir

4) Penunjukan keagenan dan hak untuk melakukan registrasi hanya

dapat diberikan untuk satu nama produk kepada satu IOT, UKOT,

atau importir.

5) Pemenuhan persyaratan CPOTB bagi industry di luar negeri

dibuktikan dengan sertifikat cara pembuatan yang baik untuk obat

tradisional dan jika diperlukan dilakukan pemeriksaan setempat

oleh petugas yang berwenang.


6) Sertifikat tersebut harus dilengkapi dengan data inspeksi terakhir

paling lama 2 tahun yang dikeluarkan oleh pejabat berwenang

setempat.

7) Ketentuan mengenai tata cara pemeriksaan ditetapkan dengan

Peraturan Kepala Badan.

e) Registrasi Obat Tradisional Khusus Ekspor

1) Registrasi obat tradisional khusus ekspor dilakukan oleh IOT,

UKOT, dan UMOT yang memiliki izin.

2) Obat tradisional khusus ekspor harus memenuhi ketentuan sesuai

izin edar.

3) Dikecualikan dari ketentuan diatas bila ada persetujuan tertulis

dari negara tujuan.

D. Aplikasi Cek BPOM

Gambar 1. Tampilan Aplikasi Cek BPOM


Demi mempermudah penyampaian informasi terkait produk yang

aman untuk dikonsumsi masyarakat dan mengadaptasi tren teknologi terkini,

selain telah dikembangkan Website Cek Produk BPOM

(cekbpom.pom.go.id), pada tahun 2015 Badan POM kembali mengeluarkan

terobosan baru yaitu mengembangkan aplikasi Cek BPOM.

Cek BPOM merupakan aplikasi berbasis Android. Aplikasi ini

menampilkan data produk yang diperbolehkan beredar di Indonesia (telah

melewati proses evaluasi oleh Pre-Market). Data produk yang ditampilkan

dalam aplikasi ini terdiri atas :

1. Nomor Registrasi

2. Jenis Produk (Obat, Obat Tradisional, Suplemen Makanan, Kosmetika,

dan Minuman)

3. Nama Produk

4. Tanggal Terbit

5. Nama Dagang (merk)

6. Jumlah dan Kemasan

7. Bentuk Sediaan

8. Komposisi

9. Nama Perusahaan Pendaftar dan Produsen

Cara menggunakan aplikasi tersebut yaitu dengan melakukan

pencarian aplikasi di Google Play dengan menggunakan kata kunci “Cek

BPOM”, untuk mencari produk yang dimaksud, masyarakat hanya diminta


memilih Kategori Pencarian serta memasukkan beberapa karakter Kata

Kunci Pencarian (minimal 3 karakter) kemudian tekan tombol CARI

(cekbpom.pom.go.id).

Tips pencarian produk :

a. Kata Kunci Pencarian bisa dimasukkan sebagian huruf dan/atau angkanya

saja tanpa perlu dimasukkan secara lengkap.

b. Khusus untuk Kategori Pencarian berdasarkan Nomor Registrasi, Kata

Kunci Pencarian bisa dimasukkan sebagian huruf dan/atau angkanya saja

tanpa tanda titik dan spasi.

E. Cara Menghindari Penyalahgunaan Obat Tradisional

Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat mengkonsumsi obat

tradisional yaitu :

1. Gunakan obat tradisional yang sudah memiliki nomor pendaftaran

BPOM.

2. Jangan gunakan obat tradisional bersama dengan obat kimia (resep

dokter).

3. Jika meminum obat tradisional menimbulkan efek yang cepat, patut

dicurigai ada penambahan bahan kimia obat yang memang dilarang

penggunaannya dalam obat tradisional.

4. Selalu periksa tanggal kadaluarsa.

5. Kunjungi website Badan POM (www.pom.go.id) untuk mengetahui obat

tradisional yang mengandung bahan kimia obat pada bagian “public

warning”.
6. Perhatikan informasi “Peringatan/Perhatian”. Jangan konsumsi obat

tradisional jika ada efek samping yang rentan dengan kondisi kesehatan

yang diderita.

7. Baca aturan pakai sebelum mengkonsumsi jamu (GNPOPA, 2015)


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN KEGIATAN

1. Judul Promkes

“Ayo Cermat dan Bijak Dalam Menggunakan Jamu Tanpa Bahan Kimia”

2. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

Tempat : Jalan Srikuncoro III RT.3 RW.3

Hari, Tanggal : Minggu, 17 November 2019

Waktu : 18.30- 19.30

3. Metode kegiatan yang digunakan dalam promosi kesehatan

a. Ceramah

b. Tanya jawab disertai doorprize

4. Media yang digunakan untuk promosi kesehatan

Leaflet

5. Sasaran

Ibu-ibu kelompok dawis di daerah Sri Kuncoro III

6. Kegiatan

Kegiatan Promosi Kesehatan yang dilakukan dengan menggunakan

media leaflet (Lampiran 3). Kegiatan yang dilakukan diawali dengan

pembagian leaflet kepada peserta ibu-ibu kelompok dawis (Lampiran 4)

dan pengisian daftar hadir oleh peserta dapat dilihat di Lampiran 5 . Sesi

pertama dalam kegiatan ini yaitu penulis melakukan perkenalan diri dan
menjelaskan secara singkat terkait pengertian obat tradisonal,

penggolongan obat tradisional, jenis-jenis bahan kimia obat yang sering

ditambahkan kedalam jamu, penjelasan tentang aplikasi Cek BPOM,

manfaat serta cara pemakaiannya.

Sesi kedua yaitu dilakukan proses tanya jawab kepada ibu-ibu

kelompok dawis disertai dengan pemberian doorprize bagi ibu-ibu yang

bisa menjawab pertanyaan dari penulis. Kegiatan promosi kesehatan yang

dilakukan berjalan dengan lancar dan mendapat respon yang positif dari

ibu-ibu kelompok dawis. Hal tersebut ditunjukkan dari antusias para

peserta dalam memperhatikan penjelasan dari penulis serta memberikan

pertanyaan terkait dengan penggunaan Cek BPOM, sehingga ada umpan

balik dari kegiatan tersebut yang dapat dilihat pada lampiran 4 .

Melalui kegiatan ini para ibu-ibu kelompok dawis diharapkan mampu

memahami pentingnya mengkonsumsi obat tradisional yang aman dan

legal secara mandiri dikarenakan kendala dari pemilihan produk ini sendiri

adalah belum tersosialisasinya cara memilih produk yang aman.


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kegiatan Promosi Kesehatan yang dilakukan pada ibu-ibu kelompok

dawis berjalan dengan lancar serta mampu memahami cara penggunaan

aplikasi Cek BPOM.

B. SARAN

Saran untuk kegiatan ini, supaya dilakukan promosi kesehatan dengan

target yang lebih luas, agar semua masyarakat mengetahui cara memilih dan

mengkonsumsi jamu tanpa adanya bahan kimia obat.


DAFTAR PUSTAKA

Badan POM RI, 2018, Cek Produk BPOM https://cekbpom.pom.go.id/ Diakses


pada tanggal 28 November 2019

Detik News, 2019, Balai BPOM Semarang Temukan Kasus Jamu Ilegal di
Grobogan, Available in (https://news.detik.com/berita/1968519/pabrik-jamu-
ilegal-di-grobogan-berhasil-dibongkar Diakses pada tanggal 25 Desember
2019

GNPOPA, 2015, Materi tentang Edukasi Peduli Obat dan Pangan yang Aman.
Gerakan Nasional Peduli Obat dan Pangan Yang Aman, Jakarta

Menkes RI, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006
Tahun 2012 Tentang Industri dan Obat Tradisional, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta

Menkes RI, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007
Tahun 2012 Tentang Registrasi Obat Tradisional, Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta
Lampiran 1. Formulir pengajuan judul promosi kesehatan
Lampiran 2. Surat pengantar untuk melakukan promosi kesehatan
Lampiran 3. Media yang digunakan untuk promosi kesehatan
Lampiran 4. Dokumentasi
Lampiran 5. Daftar hadir peserta penyuluhan
Lampiran 6. Daftar Pertanyaan yang Diajukan
1. Apa yang disebut dengan jamu ?

Jawab : Jamu adalah obat herbal khas Indonesia dari jaman kuno yang terdiri

dari berbagai jenis tanaman herbal dan rempah pilihan.

2. Sebutkan bahan kimia obat yang sering dicampurkan dalam sediaan jamu ?

Jawab : Paracetamol, Dexamethasone, Natrium Diklofenak, Sildenafil, CTM

3. Bagaimana langkah-langkah dalam menggunakan aplikasi Cek BPOM ?

Jawab : Cara menggunakan aplikasi tersebut yaitu dengan melakukan

pencarian aplikasi di Google Play dengan menggunakan kata kunci “Cek

BPOM”, untuk mencari produk yang dimaksud, masyarakat hanya diminta

memilih Kategori Pencarian serta memasukkan beberapa karakter Kata Kunci

Pencarian (minimal 3 karakter) kemudian tekan tombol CARI

(cekbpom.pom.go.id). Tips pencarian produk :

a. Kata Kunci Pencarian bisa dimasukkan sebagian huruf dan/atau angkanya

saja tanpa perlu dimasukkan secara lengkap.

b. Khusus untuk Kategori Pencarian berdasarkan Nomor Registrasi, Kata

Kunci Pencarian bisa dimasukkan sebagian huruf dan/atau angkanya saja

tanpa tanda titik dan spasi.

Anda mungkin juga menyukai