PENDAHULUAN
B. Tujuan Khusus
Mahasiswa dapat mengikuti dan melaksanakan ketentuan praktikum.
Mahasiswa dapat menyusun hasil pengkajian praformulasi bahan aktif untuk
sediaan Krim Hidrokortison.
Mahasiswa dapat membuat rekomendasi untuk desain komponen, mutu dan proses
pembuatan sediaan Krim Hidrokortison.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, kortikosteroid topikal akan memberikan efek samping baik lokal
maupun sistemik. Efek samping sistemikterjadisetelahpenyerapansteroid.
Kortikosteroidefektif karena berpenetrasike dalam kulit.Anak-anak memilikipermukaan
kulityang relatif besardibandingkan denganorang dewasa danefek sampingsistemiklebih
mungkinterjadi. Setelah penyerapan secara sistemik,
kortikosteroidmengganggusintesiskortikosteroiddalam kelenjaradrenal. Sehingga,
produksiendogen akan dihambatdan terjadi kekurangan cadangankortikosteroid. Hal ini
menyebabkanpenurunanresponstres fisik. Ketikapenyerapankortikosteroidberlangsung
selamawaktu yang lama, dan terutama ketikasteroidkuatdigunakan,
aktivitaskortikosteroiddalam tubuhmungkinterlalu tinggi. Hal ini
menyebabkanefekmetabolik, yaituSindrom Cushingsecara luasdikenal. Pada anak-anak akan
terjadi keterbelakanganpertumbuhan akibatpenggunaan yang berkepanjangankortikosteroid.
Farmakokinetika kortikosteroid adalah tingkat penyerapan perkutan kortikosteroid
topikal ditentukan oleh beberapa faktor yaitu pembawa/basis , integritas penghalang
epidermis , dan penggunaan dressing oklusif .Kortikosteroid topikal dapat diserap dari kulit
utuh normal. Peradangan dan / atau lainnya proses penyakit di kulit meningkatkan
penyerapan perkutan .Dressing oklusif secara substansial meningkatkan penyerapan
perkutan kortikosteroid topikal .Dengan demikian , dressing oklusif dapat menjadi tambahan
yang berharga untuk terapi pengobatan dermatosis resisten. Setelah diserap melalui kulit ,
kortikosteroid topikal ditangani melalui farmakokinetik jalur yang sama dengan
kortikosteroid sistemik diberikan . Kortikosteroid adalah terikat protein plasma dalam
derajat yang bervariasi . Kortikosteroid dimetabolisme terutama di hati dan kemudian
diekskresikan oleh ginjal .
Pelembab yang karena kandungan airnya menguap secara lambat menimbulkan rasa
dingin pada kulit. Biasanya bentuk sediaannya air dalam minyak namun tidak terlalu
lunak dan tidak terlalu lengket, berisi bees-wax, mineral oil, paraffin, dan spermaceti.
Ditujukan untuk memperbaiki kulit yang rusak dan meninggalkan minyak dipermukaan
kulit dalam waktu yang agak lama, biasanya berbentuk krim A/M.
4. Krim tangan atau badan (hand and body cream)
Tidak memberi makanan kulit tetapi hanya untuk lubrikasi, mengurangi hilangnya
kelembaban kulit dan tidak menghilangkan kerut secara permanent. Isi terpenting adalah
lanolin, white germ oil, sun flower oil atau corn oil
2. Uji Homogenitas
Mengoleskan krim pada kaca benda yang bersih dan kering sehingga
membentuk suatu lapisan yang tipis
Catat pH
4. Uji Tipe Krim
Masukkan sediaan krim yang sudah jadi kedalam 2 gelas beker, 2. Lalu gelas beker 1
masukkan minyak, gelas beker 2 masukkan air , diaduk dan amati apakah sediaan
pecah?
BAB III
METODE KERJA
3.1 Praformulasi
DATA PRAFORMULASI BAHAN AKTIF
Nama Bahan Aktif : Hidrokortison
No Parameter Data
1. Pemerian sebruk hablur,putih,atau hampir putih,tidak berbau
2. Kelarutan sangat sukar larut dalam air dan dalam eter , agak sukar larut
dalam etanol dan dalam aseton,sukar larut dalam kloroform
3. Konsentrasi 0,1 %
5. Khasiat Adrenoglukokortikoidum
No Parameter Data
1. Pemerian Padatan putih kekuningan, sedikit tembus cahaya dalam
keadaan lapis tipis, bau khas lemah dan bebas bau tengik
2. Kelarutan Tidak larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol dingin,
larut sempurna dalam kloroform dan eter juga minyak lemak.
3. Konsentrasi 1-20 %
4. Kegunaan Stabilisator emulsi
5. OTT Inkompatibel dengan zat pengoksidasi
6. Fungsi Nonionik surfaktan, suspending agent dan emulgator
7. Wadah Stabil jika disimpan pada wadah tutup dan terlindung dari
cahaya
DATA PRAFORMULASI BAHAN TAMBAHAN
Nama Bahan Tambahan : Vaselin Album
Farmakope Indonesia IV hal.822, Handbook of Excipients 6th edition Hal. 331
No Parameter Data
1. Pemerian Putih atau kekuningan massa berminyak, transparan dalam
lapisan tipis setelah didinginkan pada suhu 0 c
2. Kelarutan Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etanol dingin, atau
panas dan dalam etanol mutlak dingin, mudah larut dalam
benzene, karbon disulfit,dalam kloroform, larut dalam heksan
dalam sebagian besar minyak lemak dan minyak atsiri.
3. Konsentrasi 10-30 %
4. Kegunaan Emolien dan basis salep
5. OTT Merupakan bahan inert yang tidak dapat bercampur dengan
banyak bahan
6. Stabilitas Jika teroksidasi dapat menimbulkan warna dan bau yang tidak
dikehendaki. Untuk mencegah ditambahkan antioksidan
7. Wadah dan Di tempat tertutup rapat, terlindung dari cahaya,ditempat sejuk
Penyimpanan dan kering.
No Parameter Data
1. Pemerian Berwarna sampai kuning pucat, cairan kental
2. Kelarutan Bercampur dengan aseton dalam benzene 1:24, larut dalam
kloroform,bercampur dengan etanol
3. Konsentrasi 2-4%
4. Kegunaan Zat pengemulsi
5. OTT Akan bereaksi dengan asam mineral menjadi bentuk garam
Kristal dan ester dengan adanya asam lemak tinggi
6. Stabilitas TEA dapat berubah menjadi warna coklat dengan paparan udara
dan cahaya
No Parameter Data
1. Rumus Molekul C8H8O3
No Parameter Data
1. Rumus Molekul C10H12O3
2. Bobot Molekul 180,20
3. Pemerian serbuk putih atau hablur kecil, tidak berwarna
4. Kelarutan sangat sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, sukar
larut dalam air mendidih
5. Konsentrasi 0,02% bersama dengan metil paraben (0,18%)
6. OTT surfaktan non ionik akan membentuk misel
7. Khasiat antimikroba,preservatif stabilitas
8. Stabilitas pada pH 3-6
9. Wadah dan Wadah tertutup baik
penyimpanan
No Parameter Data
1. Pemerian Hablur padat, putih,bau khas lemah
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, gliserin, propilen glikol, asam-
asam mineral dan larutan alkali, mudah larut dalam etanol,
aseton, benzene, dan parafin liquid, lebih mudah larut dalam
minyak-mnyak makanan dan lemak.
3. Konsentrasi 0,02 %
4. Kegunaan Antioksidan untuk minyak-minyak dan lemak.
5. OTT Bahan pengoksidasi kuat seperti peroksida dan pemanganat.
6. Wadah dan Dalam wadah tertutup baik
Penyimpanan
No Parameter Data
1. BM 18,02
2. Rumus Molekul H2O
3. Pemerian Cairan jernih , tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
4. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
5. Stabilitas Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam bentuk
stabil (es,air, dan uap). Air harus disimpan dalam wadah
yang sesuai, pada saat penyimpanan dan pengunaanya
harus terlindungi dari kontaminasi partikel-partikelion dan
bahan organic yang dapat menaikan konduktivikasikan dan
jumlah karbon organic. Serta harus terlindungi dari
partikel- partikel lain dan mikroorganisme yang dapat
tumbuh dan merusak fungs air.
6. OTT Dalam formula air dapat bereaksi dengan bahan eksipient
lainnya yang mudah terhidrolisis
7. Wadah dan Dalam wadah tertutup baik dan terlindung dari cahaya
Penyimpanan
0,5%
8. BHT Antioksidan 0,5 – 1 % 0,0495 g 0,2475 g
9. Aqua Pelarut Ad 10 Ad 10 5,527 ml 27,635 ml
A. Penimbangan Bahan
Prosedur :
Siapkan alat dan timbang bahan-bahan yang diperlukan
B. Pemanasan Lumpang
Prosedur:
Panaskan lumpang dengan memasukan air panas kedalam lumpang untuk pemanasan
lumping
F. Pencampuran Bahan
Prosedur:
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan bahan tambahan lain yang telah dilarutkan kedalam basis krim
3. Dispersikan zat aktif kedalam basis krim
4. Ad aqua dest sesuai kebutuhan
5. Gerus hingga homogen
G. Pengemasan
Prosedur:
1. Siapkan wadah dan sediaan krim yang sudah jadi
2. Sediaan krim yang sudah jadi dimasukkan kedalam wadah (pot)
4.1 Hasil
1. Uji Organoleptis
No Organoleptis Dinginkan Hasil
1. Warna Putih Putih
2. Bau Tidak berbau Tidak berbau
3. Rasa Tidak berasa Tidak berasa
4. Homogenitas Homogen Homogen
2. Uji pH
Jumlah sampel PH yang diinginkan Hasil
50 g 6-7 7
3. Uji Homogenitas
Syarat Hasil Kesimpul
an
Susunan Homogen Susunan Homogen dan Memenuhi
dan tidak terlihat tidak terlihat adannya syarat
adannya butiran kasar butiran kasar
4.2 Pembahasan
Dalam praktikum ini, dibuat formula dengan bahan aktif Hidrokortison Asetat 0,1%.
Sediaan digunakan untuk topikal karena absorbsi di oral buruk. Untuk mempertahankan dan
meningkatkan kelembutan kulit serta tidak menyebabkan lengket, sediaan dibuat dalam
bentuk krim.Krim adalah bentuk sediaan setengah padat berupa emulsi yang mengandung
satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai
(mengandung air tidak kurang dari 60%) (Syamsuni, 2006).
Fungsi krim adalah Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit,
sebagai bahan pelumas bagi kulit, sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak
langsung dengan zat-zat berbahaya. (Anief,1999).
Krim ada dua tipe yakni krim tipe M/Adan tipe A/M. Krim yang dapat dicucidengan air
(M/A), ditujukan untukpenggunaan kosmetika dan estetika (Juwita, 2013). Karena sediaan
ditujukan untuk pengobatan pada luka terbuka yang besar, maka sediaan krim dibuat steril.
Suatu krim steril digunakan untuk penggunaan pada luka terbuka yang besar atau pada kulit
yang terluka parah. Namun, dalam kompendial disebutkan bahwa hidrokortison asetat dapat
dibuat dengan teknik aseptik, maka dapat dikatakan bahwa zat aktif tidak tahan pemansan.
Maka saat proses pembuatan dilakukan dengan metode aseptik.Pada dasarnya, mekanisme
kerja hidrokortison dengan hidrokortison asetat adalah sama, yaitu sebagai anti inflamasi
golongan kortekosteroid. Radang atau inflamasi adalah suatu respon protektif tubuh terhadap
cedera atau jejas. Keadaan ini bukanlah suatu penyakit namun merupakan manifestasi adanya
penyakit. Reaksi ini merupakan upaya pertahanan tubuh untuk menghilangkan penyebab
cidera (Lanti, dkk., 2012).
Respon inflamasi ditandai dengan adanya warna merah karena adanya aliran darah yang
berlebihan pada daerah cedera, panas yang merupakan respon inflamasi pada permukaan
tubuh dan rasa nyeri karena adanya penekanan jaringan akibat edema. Selain itu juga
menimbulkan bengkak (edema) karena pengiriman cairan dan selsel dari sirkulasi darah ke
daerah interstitial (Dyatmiko, 2003). Edema merupakan cairan berlebih di sela-sela jaringan
(Lanti, dkk., 2012). Fase inflamasi berawal setelah terjadinya luka, dilanjutkan dengan
aktivasi pembekuan, serta kaskade komplemen. Pelepasan faktor kemotaksis (prostaglandin,
faktor komplemen, interleukin-1) akan menstimulasi migrasi sel-sel inflamasi, misalnya
neutrofil dan makrofag. Sel-sel tersebut akan membersihkan luka. Makrofag melepaskan
sitokin dan faktor pertumbuhan, misalnya Transforming Growth Factor (TGF-β) serta
Platelet Derived Growth Factor (PDGF). Faktor pertumbuhan ini akan membentuk formasi
matriks pada luka (Nouri, 2005).
Dalam sediaan terdapat vaselin album yang mudah teroksidasi dengan adanya cahaya
(Rowe, 2009), maka pada sediaan ditambahkan anti oksidan yaitu BHT didefinisikan sebagai
senyawa yang dapat memperlambat dan mencegah proses oksidasi. Senyawa ini dapat
menstabilkan senyawa radikal bebasyaitu dengan cara bereaksi dengan elektron bebas pada
kulit terluar dari radikalbebas sehingga terbentuk senyawa yang relatif stabil (Febrina, dkk.,
2007).Sediaan digunakan sebagai multiple dose dan disimpan dalam jangka waktu yang lama,
sehingga rentan ditumbuhi mikroba. Maka dari itu, kedalam sediaan yang dibuat ditambahkan
pengawet. Bahan pengawet berfungsi menghambat, memperlambat, menutupi atau menahan
proses pembusukan, pengasaman atau dekomposisi, yang ditambahkan ke dalam bahan
makanan, obat atau minuman (Husniati dkk, 2012).
Bahan aktif memiliki pH stabilitas yang sempit yaitu 3,5 – 4,5. Namun pada sediaan
krim tidak ditambahkan dapar, karena sediaan krim tidak terlalu banyak mengandung air,
selain itu, bahan aktif memiliki koefisien partisi yang besar dimana zat aktif lebih banyak
terlarut dalam lemak, bila dapar ditambahkan tidak akan berpengaruh banyak terhadap bahan
aktif. Sediaan dibuat sebanyak 5 pot cream, bobot masing-masing sediaan adalah 10 gram.
Setelah sediaan jadi dilakukan uji organoleptik, yang meliputi bau, dan warna. Uji pH
sediaan, uji homogenitas, uji tipe krim.
Saat di uji pH, pH yang didapat adalah 7 ini sesuai dengan yang di inginak pada pH 6-
7. Hal ini sudah benar dan dikarenakan oleh sanitasi dan higiene dari personil yang sudah
benar, kandungan bahan pendapar asam dan basa yang sudah seimbang, Kesesuaian pH kulit
dengan pH sediaan topikal mempengaruhi penerimaan kulit terhadap sediaan. Sediaan topikal
yang ideal adalah tidak mengiritasi kulit. Dan pada saat uji organoleptis warna, bau, dan rasa
sesuai dengan literature.
Pada uji tipe krim, ketika ditetesi metilen blue, sediaan berwarna biru, ini menandakan
bahwa tipe krim adalah krim M/A, karena metilen blue larut dalam air. Sehingga jika sediaan
berupa tipe M/A, ketika ditetesi pada sediaan, metilen blue akan tersebar dan terlarut kedalam
sediaan. Dan, pada uji homogenitas, sediaan terlihat homogen, sesuai dengan syarat karena
tidak terlihatnya butiran kasar.
Oleh karena itu, menurut kelompok kami sediaan yang telah kami produksi boleh untuk
dipasarkan karena dari 4 pengujian semua pengujian tersebut memenuhi persyaratan. Dan
tidak dan tidak menimbulkan efek merugikan pada pasien yang memakainya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mahasiswa mampu membuat sediaan krim hidrocortison dengan baik dan
benar.
2. Mahasiswa mampu mengevaluasi sediaan krim hidrocortison (Uji
Organoleptis, Uji pH, Uji Homogenitas, dan Uji tipe krim).
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
\\