Anda di halaman 1dari 28

FARMASI INDUSTRI

“Krim Hidrocortison”
DOSEN PENGAMPU:
DR. GRESSY NOVITA, M.FARM , Apt

KELOMPOK 5:

DWIKI SEPTIAN S. Farm


INTAN PUTRI UTAMI S. Farm
MARJONI HENDRI S. Farm
NURUL FIKRIYAH S. Farm
RISKA WAHYUNI S. Farm
SARI RAHMA DHANI S. Farm
PRAFORMULASI
HIDROCORTISON ASETAT

Struktur C23H32O6
Molekul
BM 362,46 g/mol

Pemerian Serbuk hablur, putih atau hamper putih tidak berbau, rasa
tawar kemudian pahit

Kelarutan Sangat sukar larut dalam air dan eter; agaksukar larut
dalam aseton dan etanol; sukar larut dalam kloroform

Suhu lebur ± 2000 C disertai peruraian


HIDROCORTISONE ASESTAT
INDIKASI Nyeri inflamasi dari dermatosis yang responsive
terhadap kortikosteroid
FARMAKODINAMIK Kortikosteroid bekerja dengan mempengaruhi
kecepatan sintesis protein. Molekul hormone sel
memasuki melewati membrane plasma secara
difusi pasif. Hanya dijaringan target hormone ini
bereaksi dengan reseptor protein yng spesifik
dalam sitoplasma sel akan membentuk kompleks
reseptor-steroid. Kompleks ini mengalami
perubahan konformasi, lalu bergerak menujju
nokleus dan berikatan dengan kromatin. Ikatan
ini berfungsi menstimulasi transkripsi RNA dan
sintesis protein spesifik. Induksi sintesis protein
ini menghasilkan efek fisiologik steroid.
FARMAKOKINETIK Resorpsi diusus buruk makanya tidak digunakan
secara peroral, terikat dengan protein (globulin)
95% pengangkut transkortin, T1/2 1,5-2 jam, efek
maksimal sesudah 6-8 jam, ekskresi lewat ginjal
sebagai metabolit 17-keto yang mudah larut
KONTRA INDIKASI Diabetes militus, tukak peptic, infeksi berat,
hipertensi, dan hipersensitivitas.
EFEK SAMPING Gangguan saluran cerna, osteoporosis,
hiperkoagulbilitas, iritasi kulit, penggunaan lama
yang dihentikan secara tiba-tiba dapat
menyebabkan gejala demam, myalgia, arthralgia,
dan malaise
FORMULASI

 Hidrokortison asetat 2,5 %


 Asam stearat 10 %
 TEA 3 %
 Vaselin alba 8 %
 Paraffin liquid 10 %
 Nipagin 0,1%
 Nipasol 0,5 %
 Aqua dest ad 5 gr
Perhitungan
Sediaan dilebihkan 30%, Tiap 5 gr Hidrokortison Asetat mengandung:
Jumlah sediaan yg dilebihkan 30% : (30/100*5) + 5 g = 6,5 g
• Hidrokortison asetat = 2,5 % x 6,5 = 0,1625 g
Basis cream = 6,5 g - 0,1625 g = 6,3375 g
• Asam stearat 10 % x 6,3375 g = 0,63375 g
• TEA 3 % x 6,3375 g = 0,190125 g
• Vaselin alba 8 % x 6,3375 g = 0,507 g
• Paraffin liquid 10 % x 6,3375 g = 0,63375 g
• Nipagin 0,1% x 6,3375 g = 0,0063375 g
• Nipasol 0,5 % x 6,3375 g = 0,03168 g
• Aquadest 6,3375 gr-(0,63375 g + 0,190125 g + 0,507 g + 0,63375 g + 0,0063375 g + 0,0316875
g) = 4,33485 g.
ZAT AKTIF ALASAN
Hidrokortison Sebagai anti inflamasi pada kulit maka dipilihlah krim sebagai bentuk
sediaan topikal, karena krim dapat memberikan rasa sejuk dan nyaman
pada kulit, dan absorpsi di kulit sangat baik.
Asam Stearat Basis krim dan juga dapat memberi kesan lembut pada kulit.
TEA Membentuk sabun anionik yang dapat berguna sebagai pengemulsi
untuk membentuk emulsi minyak dalam air yang stabil (m/a).
Vaselin Alba Basis krim serap sebagai pembawa zat aktif kedalam kulit
Paraffin Memperbaiki konsistensi krim dan digunakan sebagai emolient
Liquid
Nipagin Pengawet yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang
disebabkan fase air
Nipasol Pengawet yang dapat mencegah pertumbuhan mikroorganisme yang
disebabkan oleh fase minyak.
TEKNIK PEMBUATAN

ditambahkan zat aktif KRIM


hidrokortison asetat sedikit demi HIDROKORTISON
sedikit ke diaduk hingga homogen ASETAT 2,5 %
UJI STERILISASI

Penyiapan komponen dan sebagian besar produk, yang memungkinkan


untuk disaring dan disterilisasi, hendaklah dilakukan di lingkungan minimal
Kelas D untuk mengurangi risiko kontaminasi mikroba dan partikulat. Bila
ada risiko terhadap produk yang di luar kebiasaan yaitu karena kontaminasi
mikroba, misal, produk yang secara aktif mendukung pertumbuhan mikroba
atau harus didiamkan selama beberapa saat sebelum sterilisasi atau
terpaksa diproses dalam tangki tidak tertutup, maka penyiapan hendaklah
dilakukan di lingkungan Kelas C. Pengisian produk yang akan disterilisasi
akhir hendaklah dilakukan di lingkungan minimal Kelas C.

Bila ada risiko terhadap produk yang di luar kebiasaan yaitu karena
kontaminasi dari lingkungan, misal karena kegiatan pengisian berjalan
lambat atau wadah berleher-lebar atau terpaksa terpapar lebih dari
beberapa detik sebelum ditutup, pengisian hendaklah dilakukan di zona
Kelas A dengan latar belakang minimal Kelas C. Pembuatan dan pengisian
salep, krim, suspensi dan emulsi umumnya hendaklah dilakukan di
lingkungan Kelas C sebelum disterilisasi akhir.
Pembuatan Secara Aseptis

Komponen, setelah dicuci, hendaklah ditangani di lingkungan minimal Kelas


D. Penanganan bahan awal dan komponen steril, kecuali pada proses
selanjutnya untuk disterilisasi atau disaring dengan menggunakan filter
mikroba, hendaklah dilakukan di lingkungan Kelas A dengan latar belakang
Kelas B. Proses pembuatan larutan yang akan disterilisasi secara filtrasi
hendaklah dilakukan di lingkungan Kelas C; bila tidak dilakukan filtrasi,
penyiapan bahan dan produk hendaklah dilakukan di lingkungan Kelas A
dengan latar belakang Kelas B. Penanganan dan pengisian produk yang dibuat
secara aseptis hendaklah dilakukan di lingkungan Kelas A dengan latar
belakang Kelas B.

Transfer wadah setengah-tertutup, yang akan digunakan dalam proses


beku-kering (freeze drying) hendaklah, sebelum proses penutupan
dengan stopper selesai, dilakukan di lingkungan Kelas A dengan latar
belakang Kelas B atau dalam nampan transfer yang tertutup di
lingkungan Kelas B. Pembuatan dan pengisian salep, krim, suspensi dan
emulsi hendaklah dilakukan di lingkungan Kelas A dengan latar belakang
Kelas B, apabila produk terpapar dan tidak akan disaring.
FILLING MACHINE

COLLOID MILL
Evaluasi Krim

• Uji organoleptis

Pemeriksaan organoleptis krim dilakukan untuk mengamati


stabilitas fisik sediaan dengan melihat perubahan bentuk,
warna, dan bau yang mungkin terjadi selama penyimpanan.
Diamati bentuk krim, warna dan bau krim.
• Daya Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk melihat dan mengetahui tercampurnya


bahan-bahan sediaan krim. Diambil 1 gram krim pada bagian atas, tengah,
dan bawah kemudian dioleskan pada sekeping kaca transparan. Diamati jika
terjadi pemisahan fase.

• Uji pH

Uji pH bertujuan mengetahui keamanan sediaan krim saat digunakan sehingga


tidak mengiritasi kulit. Ditimbang sebanyak 1 gram krim dan diencerkan
dengan 10 ml aquadest. Kemudian gunakan pH-meter yang bagian sensornya
dan dibaca pH pada bagian monitor. Persyaratn uji pH yaitu 4,2-6,5 (pH
kulit).
 Uji Daya Sebar

Uji daya sebar untuk mengetahui kelunakkan sediaan krim saat


dioleskan kekulit. Dengan cara sejumlah zat tertentu di letakkan
di atas kaca yang berskala. Kemudian bagian atasnya di beri kaca
yang sama, dan di tingkatkan bebannya, dan diberi rentang waktu
1-2 menit. Kemudian diameter penyebaran diukur pada setiap
penambahan beban, saat sediaan berhenti menyebar (dengan
waktu tertentu secara teratur). Persyaratan daya sebar untuk
sediaan topikal yaitu sekitar 5-7 cm.
 Uji Daya Lekat

Uji daya lekat untuk mengetahui lamanya daya lekat krim yang

dibuat. Cara kerjanya yaitu Diletakkan krim secukupnya diatas object

glass yang telah ditentukan luasnya, kemudian diletakkan object

tglass yang lain diatas krim tersebut. Ditekan dengan bahan tambahan

50 gram selama 5 menit, dipasang object glass pada alat uji. Dicatat

waktu yang diperlukan object glass pada saat terlepas. Diulangi

sebanyak 3 kali.
 Uji Kemampuan Proteksi

Uji ini dilakukan yang pada prinsipnya untuk mengetahui sediaan


krim tersebut memberika proteksi atau tidak. Cara kerja untuk uji ini
adalah dengan membuat kertas dari kertas saring 10 cm x 10 cm
kemudian dibasahi dengan indikator pp dan dikeringkan kemudian
dioleskan dengan sediaan krim yang telah dibuat. Selanjutnya
membuat areal dengan kertas saring ukuran 2,5 cm x 2,5 cm dan
ditetesi dengan parafin cair dan kemudian dikeringkan. Setelah itu
letakkan kertas tersebut dikertas pertama yang lebih besar dan tetesi
dengan KOH, amati terjadi warna merahkah pada areal tersebut, pada
selang waktu 15”, 30”, 45”, 60”, 3’,dan 5’. Kemudian lakukan
replikasi. Tujuan dari replikasi ini adalah untuk memperoleh data
yang akurat dan tepat.
 Penetapan Kadar Zat Aktif

Penetapan kadar dapat dilakukan dengan cara Kromatografi Cair

Kinerja Tinggi (KCKT). Krim hidrokortison mengandung

hidrokortison Asetat tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih dari

110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket.


 Keseragaman Sediaan

Keseragaman sediaan dapat ditetapkan dengan dua metode, yaitu


keragaman bobot atau keragaman kandungan. Persyaratan ini
digunakan untuk sediaan yang mengandung satu zat aktif dan
sediaan yang mengandung dua atau lebih zat aktif. Persyaratan
keragaman bobot diterapkan pada produk yang mengandung zat
aktif 50mg atau lebih yang merupakan 50% atau lebih, dari bobot
satuan sediaan. Keseragaman dari zat aktif lain, jika dalam jumlah
kecil ditetapkan dengan persyaratan keseragaman kandungan. Krim
hidrokortison mengandung 2,5% zat aktif. Karena zat aktifnya
kurang dari 50% maka keseragaman sediaan ditentukan dengan
keseragaman kandungan.
• Pemeriksaan Tipe Krim

Selapis tipis krim dioleskan pada objec glass, kemudian diteteskan


dengan larutan metilen blue, diamati penyebaran metilen blue pada
lapisan tipis krim tersebut di bawah mikroskop. Penyebaran warna
metilen blue merata pada tipe krim minyak dalam air (m/a) dan
penyebaran warna tidak merata pada tipe krim air dalam minyak (a/m)
• Uji Stabilitas
PENGUJIAN PENJELASAN
Elevated Setiap kenaikan suhu 10◦C akan mempercepat reaksi 2 sampai 3 kalinya,
temperatur namun secara praktis cara ini agak terbatas karena kenyataannya suhu
yang jauh diatas normal akan menyebabkan perubahan yang tidak
pernah terjadi pada suhu normal .
Elevated Umumnya uji ini dilakukan untuk menguji kemasan produk. Jika terjadi
humidities perubahan pada produk dalam kemasannya karena pengaruh
kelembapan, maka hal ini menandakan bahwa kemasannya tidak
memberikan perlindungan yang cukup dari atmosfer
Cycling test Tujuan dari uji ini sebagai simulasi adanya perubahan suhu setiap tahun
bahkan setiap harinya. Oleh karena itu, pada uji ini dilakukan pada suhu
dan atau kelembapan pada interval waktu sehingga produk dalam
kemasannya akan mengalami stress yang bervariasi dari pada stress
statis
Uji mekanik Tujuan dilakukan uji mekanik adalah untuk mengetahui terjadinya
(centrifugal test) pemisahan fase dari emulsi. Sampel disentrifugasi pada kecepatan 3750
rpm selama 5 jam atau 5000-10000 rpm selama 30 menit. Hal ini
dilakukan karena perlakuan tersebut sama dengan besarnya pengaruh
gaya gravitasi terhadap penyimpanan krim selama setahun.
PENGEMASAN (ETIKET, BROSUR DAN
WADAH
Etiket pada Kemasan
kemasan tube Primer (tube)

CITASON ® Cream Netto 5 g Cream


HIDROCOTISONE 2,5%

PT. KHAYANGAN FARMA


HARUS DENGAN RESEP DOKTER
PEKANBARU- INDONESIA

TIAP GRAM MENGANDUNG: NO.BATCH 0270221


HIDROCORTISONE ACETAT ……...2,5% NO. REG DKL
WASHABLE CREAM………………...q.s. 2000500129A1
KETERANGAN LAIN: MGF: FEBRUARI 2020
LIHAT BROSUR TERLAMPIR EXP: FEBRUARI 2023
CITASON ®
HIDROCOTISONE 2,5 %
Brosur Obat Kemasan
sekunder
Tiap Gram Mengandung:
Hidrocortisone Asetat ……………..2,5% (kotak obat)
Farmakologi:
Hidrokortisone asetat bekerja dengan mempengaruhi kecepatan
sintesis protein. Molekul hormone sel memasuki melewati membrane
plasma secara difusi pasif. Hanya dijaringan target hormone ini
bereaksi dengan reseptor protein yng spesifik dalam sitoplasma sel
akan membentuk kompleks reseptor-steroid. Induksi sintesis protein
ini menghasilkan efek fisiologik steroid.

Indikasi :
Inflamasi non infeksi pada kulit seperti dermatitis atopic, dermatitis
kontak, dan reaksi alergi kulit lain yang responsive terhadap
kortikosteroid.

Kontra Indikasi :
Hipersensitivitas terhadap hidrocortison asetat

Efek samping : Iritasi kulit.

Aturan pakai : Oleskan tipis pada tempat yang sakit 2-4 kali sehari

HARUS DENGAN RESEP DOKTER

SIMPAN DITEMPAT SEJUK


DAN TERLINDUNG DARI CAHAYA

Kemasan : Tube 5 gram


No.reg : DKL 2000500129A1

Diproduksi oleh:
PT. KHAYANGAN FARMA
PEKANBARU- INDONESIA
ALUR REGISTRASI
Penjelasan :
1. HPR / Surat Pengantar diberikan ke loket registrasi obat untuk permintaan SPB (Surat
Perintah Bayar) dan pengambilan SPB tersebut
2. Dilakukan pembayaran ke Bank dan pengambilan bukti pembayaran
3. Bukti pembayara, SPB, HPR dan permintaan form elektronik diberikan ke loket
registrasi untuk di install dan keluarlah form elektronik
4. Form elektronik dan form registrasi diserahkan untuk pemeriksaan kelengkapan
berkas
5. Apabila form tidak lengkap dikemblikan kepada pemohon untuk dilengkapi
kembali dan dilakukan pendaftaran ulang
6. Apabila berkas lengkap dilakukan pendataan
7. Dilakukan proses evaluasi dan konsultasi di ruang konsultasi
8. Hasil evaluasi :
 Surat permintaan tambahan data dilakukan pelengkapan data dan setelah
lengkap dilakukan penyerahan tambahan data dan dilakukan evaluasi kembali.
 Apabila tidak ada surat permintaan tambahan data maka dilanjutkan
tahap selanjutnya
9. Keluar Nomor Izin Edar (NIE) / surat persetujuan dan surat penolakan
10. Nomor izin edar dan persetujuan telah boleh untuk didistribusikan
11. Nomor izin edar yang ditolak dilakukan pendaftaran ulang kembali
BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN I
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN RI
NOMOR HK. 03.1.123.10.11.08481 TAHUN 2011

BADAN PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN


REPUBLIK INDONESIA
FORMULIR REGISTRASI OBAT DAN PRODUK BIOLOGI
DOKUMEN RAHASIA
Diisi oleh Badan POM
No . Pendaftaran :
Tanggal Penerimaan :
Kode Evaluasi :
Sub Kode Evaluasi :

Anda mungkin juga menyukai