Anda di halaman 1dari 11

FORMULASI SEDIAAN TABLET EKSTRAK KAYU MANIS (Cinnamomum

burmani Nees ex Blume. cortex) DENGAN METODE GRANULASI BASAH


DAN ANALISIS SINAMALDEHID (PTP1B)

Pratiwi N. K.1, Erni Rustiani, M.farm.,Apt1, dan Almasyhuri, M.si., Apt1


1
Program Studi Farmasi. Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Pakuan Bogor

ABSTRAK
Kayu manis (Cinnamomum burmani) merupakan tanaman obat tradisional
yang berguna sebagai antidiabetes untuk diabetes tipe II. Penelitian ini untuk
mengetahui proporsi terbaik konsentrasi Amylum manihot dalam formulasi tablet
ekstrak kayu manis sebagai pengikat dan mengetahui kadar dan potensi sinamaldehid
dalam ekstrak kering kayu manis dan tablet ekstrak kayu manis. Ekstrak kayu manis
diperoleh dengan maserasi serbuk kulit kayu manis menggunakan etanol 70%.
Ekstrak yang diperoleh divaccum dry hingga diperoleh ekstrak kering kayu manis.
Formula tablet berdasarkan formulasi menggunakan berbagai konsentrasi Amylum
manihot yaitu F1 (5%), F2 (7,5%), dan F3 (10%). Tablet ekstrak kayu manis dibuat
secara granulasi basah. Granul kemudian diuji dengan uji aliran, uji sudut diam, dan
uji kompresibilitas. Evaluasi tablet jadi dilakukan meliputi uji penampilan fisik,
keseragaman ukuran, keseragaman bobot, kekerasan, friabilita dan uji waktu hancur.
Ekstrak kering kayu manis dan tablet ekstrak kayu manis dianalisis sinamaldehidnya
menggunakan spektrofotometri. Hasil penelitian menunjukkan Amylum manihot
dengan konsentrasi 7,5% memberikan hasil paling efisien pada tablet ekstrak kayu
manis yang dihasilkan memenuhi persyaratan. Hasil analisis menunjukkan kadar
sinamaldehid total pada ekstrak kering sebesar 0,35%. Potensi sinamaldehid F1
74,92%, F2 75,48%, F3 75,26% merupakan hasil potensi sinamaldehid dalam tablet
yang setara dengan 0,35% adalah (100% kandungan murni sinamaldehid dari 1 gram
ekstrak kering kayu manis). Sinamaldehid senyawa yang bersifat antidiabetes.

Kata kunci : Amylum manihot, Sinamalsehid, Ekstrak kayu manis, Tablet.

PENDAHULUAN Penyakit Diabetes mellitus


Di indonesia Kayu manis adalah suatu penyakit gangguan
merupakan salah satu tanaman tropis metabolisme yang kronis dengan
dan subtropis yang biasa dikonsumsi multietiologi yang ditandai dengan
sebagai bahan pangan, ternyata juga tingginya kadar gula darah atau biasa
mempunyai khasiat dalam bidang disebut hiperglikemia disertai dengan
kesehatan. Selain berfungsi sebagai gangguan metabolisme karbohidrat,
penyedap masakan dan pengharum lipid dan protein sebagai akibat
makanan, juga dapat menangkal insufisiensi fungsi insulin (Sowers,
kanker hati ganas, menurunkan kadar 2001).
lemak dan kolesterol, serta bersifat
sebagai antidiabetes (Azima, 2004).
Tumbuhan kayu manis BAHAN DAN METODE
(Cinnamomum burmani) mengandung
sinamaldehide (PTP1B), berfungsi Waktu dan Tempat
sebagai antidiabetes, biasanya dengan Penelitian dilaksanakan dari
cara mempercepat peredaran darah bulan Februari sampai April 2013 di
yang erat kaitannya dengan kerja Laboratorium Farmasi Fakultas
jantung dan dengan cara mempercepet Matematika dan Ilmu Pengetahuan
filtrasi serta ekskresi ginjal sehingga ALam Universitas Pakuan, Bogor dan
produksi urin meningkat. Karena laju penggunaan alat Vacuum Dry di
ekskresi glukosa melalui ginjal Laboratorium Institut Pertanian Bogor.
meningkat, ini akan menyebabkan
kadar dalam darah menurun sering Alat
dengan meningkatnya ekskresi urin Alat-alat yang digunakan dalam
(BPOM, 2004 ). penelitian ini adalah : oven, tanur,
pipet tetes, timbangan analitik, corong,
Tablet adalah sediaan padat
cawan petri, baskom, Thermometer,
yang yang mengandung bahan obat
Desikator, Hot plate, Stopwatch,
dengan atau tanpa bahan pengisi.
Moisture balance, Vaccum drier,
Berdasarkan metode pembuatan dapat
Powder taping density tester,
digolongkan sebagai tablet cetak dan
Flowmeter, alat uji kekerasan
tablet kempa. Tablet cetak dibuat
Schleuninger, Densitimeter, dan
dengan cara menekan massa serbuk
Spektrofotometri, alat uji waktu
lembab dengan tekanan rendah ke
hancur, mesin pencetak tablet, jangka
dalam cetakan. Tablet kempa dibuat
sorong, alumunium foil, gelas piala,
dengan memberikan tekanan tinggi
batang pengaduk, plat tetes, labu ukur,
pada serbuk atau granul menggunakan
gelas ukur, ayakan dengan berbagai
cetakan baja (tahan karat) (DepKes,
ukuran mesh serta alat-alat gelas dan
1995).
alat-alat umum lainnya yang lazim
Salah satu bahan tambahan
digunakan di dalam laboratorium.
tablet adalah pengikat, yang
mempunyai fungsi untuk membantu Bahan
pelekatan partikel dalam formulasi Bahan-bahan yang digunakan
yang memungkinkan granul dibuat dalam penelitian ini adalah kulit kayu
dan dijaga keterpaduan hasil tabletnya manis yang berasal dari koleksi Balai
sehingga tablet tidak mudah pecah dan Penelitian Tanaman Obat dan
retak. Amylum manihot merupakan Aromatik, Asam sinamat, NOAH,
polimer yang berfungsi sebagai NH4OH, CHCl3, H2SO4 2M, H2SO4
pengikat jika dibuat dengan pekat, serbuk Magnesium, HCl pekat,
konsentrasi 5-10% dari formulasi HCl 2N, CH3COOH anhidrat, Etanol
(Rowe et al, 2003). 70%, Amil alkohol, eter, Aquadest,
Amylum manihot, Avicel PH 102,
Laktosa, Talk, Mg Stearat, pereaksi
(Meyer, Dragendorf, Buchardad,
Wagner, Lieberman, dan FeCl3 10%.
Metode
1) Preparasi Sampel
Kulit kayu manis dibersihkan lahan hingga arang habis, dinginkan,
dari kotoran yang menempel, ditimbang. Jika dengan cara ini arang
kemudian dicuci bersih dan tidak dapat dihilangkan, tambahkan air
dikeringkan di bawah sinar matahari panas, disaring melalui kertas saring
secara tidak langsung (dengan ditutup bebas abu. Pijarkan sisa dan kertas
kain hitam) selama 1 minggu. Setelah saring dalam krus yang sama. Filtrat
kering digiling dan diayak dimasukkan ke dalam krus, diuapkan,
menggunakan mesh 40 (DepKes RI, dipijarkan hingga bobot tetap,
1985). ditimbang. Hitung kadar abu terhadap
bahan yang telah dikeringkan di udara
2) Pembuatan Ekstrak Kayu Manis
(Depkes, 1977).
Ekstrak kulit kayu manis dibuat
dengan cara maserasi, yaitu 1 kg 5) Uji Fitokimia
serbuk kayu manis dimasukan
Uji Fitokimia dilakukan
kedalam bejana, kemudian dituangi
terhadap serbuk simplisia dan ekstrak
dengan 5 liter etanol 70%, ditutup dan
kering kayu manis (Cinnamomum
dibiarkan selama 3 hari kemudian
burmani), yaitu :
dilakukan pengocokan sekali-kali
setiap 6 jam sekali, agar terdistribusi a. Uji Flavonoid
merata, sari diserkai dan ampas Sebanyak 0,5 gram ekstrak
diperas. Ampas ditambah etanol 70% dimasukkan kedalam gelas piala
secukupnya diaduk dan diserkai, kemudian ditambahkan 10 ml air
sehingga diperoleh seluruh sari panas dan dididihkan selama 5 menit.
sebanyak 10 liter. Bejana ditutup dan Disaring sehingga diperoleh filtrate
didiamkan selama 3 hari. Kemudian yang digunakan untuk pengujian.
endapan dipisahkan. Kemudian Semua Sebanyak 5 ml filtrat dimasukkan ke
maserat dikumpulkan lalu dikeringkan dalam tabung reaksi dan ditambahkan
dengan menggunakan Vaccum dry 0,5 g serbuk magnesium, 1 ml HCL
hingga diperoleh ekstrak kering. pekat dan 1 ml amil alkohol kemudian
3) Penetapan Kadar Air dikocok dengan kuat dan dibiarkan
Penetapan kadar air dilakukan memisah. Terbentuknya warna merah,
dengan menggunakan alat Moisture kuning, jingga pada lapisan amil
balance dengan cara meletakkan alkohol menunjukkan adanya
serbuk simplisia kayu manis pada plat flavonoid (DepKes RI, 1989).
lempengan alat sebanyak 1 g. b. Uji Alkaloid
Kemudian alat di set pada suhu 1050C
dan hasilnya ditunggu hingga Sebanyak 0,5 g ekstrak
presentase kadar air konstan. dilarutkan dalam 10 ml kloroform dan
Kemudian dilanjutkan dengan ekstrak 4 tetes NH4OH kemudian disaring dan
kering kayu manis dengan cara yang filtratnya dimasukkan ke dalam tabung
sama (Depkes, 1977). reaksi bertutup. Ekstrak kloroform
4) Penetapan Kadar Abu dalam tabung reaksi dikocok dengan
Lebih kurang 2g zat yang telah 10 tetes H2SO4 2M dan lapisan
digerus dan ditimbang saksama, asamnya dipisahkan ke dalam tabung
dimasukkan ke dalam krus platina atau reaksi yang lain. Lapisan asam ini
krus silikat yang telah dipijarkan dan diteteskan pada lempeng tetes dan
dirata-ratakan. Dipijarkan perlahan- ditambahkan pereaksi Meyer, Wagner,
dan Dragendorf yang akan Tabel. 1 Formulasi Tablet
menimbulkan endapan berturut-turut
Komposisi (%) F1 F2 F3
putih, coklat, dan juga merah (DepKes
Kayu manis 56* 56* 56*
RI, 1989).
Avicel PH 102 20 20 20
c. Uji Tanin Amylum manihot 5 7,5 10
Sebanyak 100 mg ekstrak Avicel PH 102 10 10 10
diencerkan dengan air dan larutan Laktosa 6 3,5 1
tersebut ditambahkan pereaksi FeCl3 Talk 2 2 2
10%. Terbentuknya warna biru tua Mg stearat 1 1 1
atau hijau kehitaman menunjukkan * : dosis ekstrak kayu manis : 280
adanya golongan tanin (DepKes RI, mg/tablet
1989). b. Proses pembuatan granulasi
d. Uji Saponin Sebelum melakukan proses
Sebanyak 0,5 gram ekstrak granulasi semua bahan diayak dengan
dimasukkan ke dalam gelas piala ayakan mesh 30, ditimbang sesuai
kemudian ditambahkan 10 mL air formula yang akan dibuat kemudian
panas, dinginkan dan kocok kuat-kuat dibuat larutan pengikat dengan cara
selama 10 detik dan didiamkan selama menuangkan air kedalam wadah gelas
10 menit. Adanya saponin ditunjukkan yang berisi Amylum manihot sambil
dengan terbentuknya buih yang stabil diaduk, kemudian ditambahkan air
dan dengan penambahan 1 tetes HCl mendidih (95ºC), sambil diaduk
2N buih tidak hilang (DepKes RI, sehingga terbentuk larutan kental dan
1989). jernih, campurkan ekstrak kering kayu
manis, laktosa (pengisi) dan avicel PH
e. Uji Steroid/Tripernoid
102 (penghancur dalam) kedalam
Sebanyak 0,5 g ekstrak wadah baskom dan diaduk sampai
dilarutkan dalam 25 ml etanol panas homogen, kemudian ditambahkan
(500C) kemudian hasilnya disaring ke larutan pengikat Amylum manihot
dalam pinggan porselen dan diuapkan (pada suhu 60ºC atau hangat) diaduk
sampai kering. Residu ditambahkan hingga menjadi massa kempal. Massa
eter dan ekstrak eter dipindahkan ke yang kempal diayak menggunakan
dalam lempeng tetes kemudian ayakan mesh 8 hingga terbentuk
ditambahkan 3 tetes anhidrida asetat granul basah, lalu granul yang didapat
dan 1 tetes H2SO4 pekat (Uji disimpan pada nampan yang
Liebermann-Bouchard). Terbentuknya beralaskan kain batis dan dikeringkan
warna hijau atau biru menunjukkan pada oven suhu 40º-50ºC selama 24
adanya senyawa golongan steroid dan jam sehingga terbentuk granul kering.
terbentuknya merah atau warna ungu Granul yang telah kering kemudian
menunjukkan adanya senyawa diayak dengan ayakan mesh 12,
golongan triterpenoid (DepKes RI, dimasukkan ke dalam wadah lalu
1977). ditambahkan ke dalamnya avicel PH
102 (penghancur luar), talk, dan
magnesium stearat lalu diaduk sampai
6) Pembuatan Sediaan Tablet homogen kemudian dicetak dengan
a. Formula tablet mesin pencetak tablet dengan bobot
tiap tablet 500 mg.
uji sudut diam dan uji kompresibilitas.
Dilakukan pengamatan pada ketiga
7. Evaluasi Granul
formula granul.
Evaluasi yang dilakukan adalah
uji kadar air granul, uji aliran granul,

8. Pencetakan dan Evaluasi Tablet


1. Hasil Pembuatan Ekstrak Kayu
Granul yang sudah jadi dan telah
Manis
dievaluasi, kemudian dikempa dengan
mesin cetak sampai terbentuk tablet
yang sesuai dengan persyaratan
farmakope Indonesia edisi IV,
kemudian dilakukan evaluasi tablet
yang meliputi uji penampilan, uji
keseragaman ukuran, uji keseragaman
bobot, uji kekerasan, uji friabilita, dan
uji waktu hancur. Kulit kayu manis diperoleh dari
koleksi balai penelitian tanaman obat
9. Analisis Kadar dan aromatik. Serbuk kering kayu
manis yang diperoleh dari simplisia
Penentuan potensi sinamaldehid basah sebanyak 3 kg.
(PTP1B) pada tablet ekstrak kering
kayu manis ini dilakukan tahapan yang Ekstrak kering yang diperoleh
sama seperti penentuan kadar sebanyak 408,3 g berdasarkan
sinamaldehid (PTP1B) pada ekstrak simplisia awal yang digunakan
kering kayu manis menggunakan alat sebanyak 1000 g, maka rendemen
spektrofotometri. ekstrak yang diperoleh adalah 40,83%
(b/b). Penentuan rendemen berfungsi
untuk mengetahui kadar senyawa yang
10. Analisa Data terbawa oleh pelarut namun dalam hal
ini tidak dapat menentukan jenis
Analisis data dilakukan untuk senyawa yang terbawa.
mendapatkan suatu kesimpulan hasil
penelitian. Data penelitian yang 2. Karakterisasi Serbuk Simplisia
diperoleh dianalisa dengan dan Ekstrak Kayu Manis
menggunakan program SPSS, untuk Karakterisasi serbuk simplisia
mengetahui standar deviasi tablet dan ekstrak kayu manis dilakukan
pada ketiga formula. terhadap kadar air, kadar abu, dan uji
organoleptik.
Syarat standar deviasi <2% yaitu,
maka semakin kecil angka standar Hasil penetapan kadar air
deviasinya maka semakin seragam serbuk simplisia 8,70% dan ekstrak
suatu data tersebut. kering kayu manis sebesar 7,71%.
Penetapan kadar air dilakukan dengan
menggunakan alat Moisture Balance.
Penetapan kadar abu dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN bertujuan untuk mengetahui
kandungan senyawa anorganik yang
terkandung dalam bahan. Kadar abu
rata-rata dari serbuk simplisia kayu
manis didapatkan sebesar 3,40%.
3. Uji Fitokimia mengekstrak senyawa. Hasil uji
fitokimia serbuk simplisia dan ekstrak
Uji fitokimia bertujuan untuk
kering kayu manis menunjukkan hasil
mengetahui kandungan metabolit
yang sama bahwa kayu manis
sekunder secara kualitatif yang
mengandung flavonoid, saponin, dan
terdapat dalam serbuk simplisia dan
tanin. Hasil uji fitokimia tersebut
ekstrak kering kayu manis dan
secara lengkap disajikan pada Tabel.
mengetahui efektivitas pelarut dalam

Tabel 4. Uji fitokimia


Ekstrak
Serbuk
Golongan Senyawa Parameter Kering Kayu
Simplisia
Manis
Flavonoid Jingga + +
a.Dragendroff Endapan kuning - -
Alkaloid b. Wagner Endapan merah - -
c.Mayer Endapan hitam - -
Saponin Terbentuk buih + +
Tanin Hijau kecoklatan + +

a. Hasil Evaluasi Granul karakteristik mudah mengalir maka


dapat disimpulkan semua formula
memenuhi syarat.
Dari hasil pengujian
kompresibilitas granul,
diperoleh nilai yang berbeda-
beda hal ini karna perbedaan
Evaluasi laju alir menunjukkan konsentrasi bahan yang
bahwa semua formula mempunyai laju berbeda pada bahan pengikat
alir dengan karakteristik mudah yang digunakan. Didapat
mengalir, yaitu F1 sebesar 7,98g/s, F2 kompresibilitas pada F1
sebesar 7,28g/s, dan F3 8,71g/s karena sebesar 9,3%, F2 sebesar 9,8%
harga laju alir 4-10g/s masuk dalam dan F3 sebesar 9,2%, dari hasil
karakteristik mudah mengalir. yang diperoleh maka semua
Evaluasi sudut diam formula memenuhi persyaratan
menunjukkan bahwa semua formula (syarat 5-12% aliran sangat
mudah mengalir, yaitu F1 sebesar baik sekali).
24,28º, F2 sebesar 23,80º dan F3 Penetapan kadar air
sebesar 25,13º karena sudut istirahat granul bertujuan untuk
lebih dari 25º<α<40º masuk dalam mengetahui kandungan air
yang terdapat dalam granul. 6,53%, F2 sebesar 7,24%, dan
Kadar air juga berpengaruh F3 sebesar 8,95%. Evaluasi
terhadap lama penyimpanan. kadar air granul menunjukkan
Evaluasi kadar air granul ketiga formulasi granul
menunjukkan ketiga formulasi memenuhi persyaratan (syarat
granul memenuhi standar. kadar air tidak lebih dari 10%).
Hasil perhitungan rata-
rata kadar air granul F1 sebesar

b. Hasil Evaluasi Tablet


1. Uji Penampilan sama atau tidak berbeda jauh antara
F1, F2, dan F3 yaitu tebal : 0,64cm
dan diameter 1,1cm.
3. Uji keseragaman Bobot

Evaluasi ini dalam tablet


sangat diperlukan untuk mengetahui
evaluasi bentuk fisik tablet, bobot tablet sesuai ketentuan yang
tablet memiliki bentuk fisik yang diinginkan dan juga untuk ketepatan
sama pada ketiga formula. Tablet dosis pada setiap tablet. Dari uji
memiliki warna pink keputihan, keseragam bobot tablet dapat dilihat
mempunyai permukaan yang halus bahwa formula 1, 2, dan 3
tidak mengkilap, berbentuk bundar, memperoleh nilai Range yakni F1
cembung pada kedua permukaan, rangenya sebesar A = 479,1-529,8 mg
tidak terdapat garis patahan pada dan B = 453,9-554,8, F2 rangenya
bagian atas ataupun tengah tablet sebesar A = 498,8-551,4 mg dan B =
tetapi bagian atas dan bawah tablet 472,6-577,6, F3 rangenya sebesar A =
polos, tablet berbau khas aromatik. 478,5-528,8 mg dan B = 453,3–554,0.
Maka dari itu baik kolom A ( toleransi
2. Keseragaman Ukuran 5%) maupun kolom B (toleransi 10%)
Keseragaman ukuran yang memenuhi syarat.
terdiri dari diameter dan ketebalan
tablet diukur menggunakan alat jangka 4.Uji kekerasan
sorong, pengukuran diameter dan
ketebalan tablet bertujuan untuk Dilihat dari hasil uji kekerasan
mengetahui keseragaman diameter dan tablet diatas, kekerasan tablet pada F2
keseragaman ketebalan pada tablet rata-rata sebesar 4,8 kp (range 2,0-3,5)
yang dibuat. berikut hasil pengukuran dan F3 rata-rata sebesar 5,7 (range
diameter dan ketebalan tablet kayu 4,1-5,8) memenuhi persyaratan (syarat
manis. Hasil uji diameter dan tablet 4-8 kp), sedangkan pada F1
ketebalan tablet memenuhi persyaratan tidak memenuhi syarat yaitu F1 rata-
karena tidak ada satu tablet pun yang rata sebesar 2,8 kp (range 2,0-3,5).
mempunyai diameter lebih dari 3x Semakin besar konsentrasi bahan
atau 11/3 tebal tablet standar. pengikat yang ditambahkan semakin
Sedangkan dari ketebalannya tablet besar kekerasan yang dihasilkan
diatas rata-rata ketebalan tablet hampir sehingga menyebabkan granula-
granula dalam tablet terikat dengan dipengaruhi oleh ukuran partikel,
sangat kuat, selain itu juga dapat pengadukan bahan dan pelincir.

5.Waktu Hancur
Waktu hancur tablet 6. Friabilita
dipengaruhi oleh kekerasan tablet. Uji keregasan dilakukan untuk
Semakin tinggi kekerasan suatu tablet mengetahui seberapa tahanan tablet
maka semakin lama waktu hancurnya. untuk menahan terjadinya goncangan
Hal ini dapat dilihat pada F3 sebesar pada transportasi diperjalanan,
69 detik yang mempunyai waktu sehingga tablet tidah hancur atau tahan
hancur sedikit lebih lama dari F1 terhadap guncangan dan pengikisan
sebesar 41 detik dan F2 sebesar 48 tersebut.
detik. Waktu hancur untuk tablet yang
Hasil evaluasi menunjukkan
tidak bersalut harus hancur kurang dari semua formula memenuhi persyaratan
15 menit. Waktu hancur dilakukan yaitu tidak lebih dari 1%, syarat
untuk mengetahui waktu pelepasan friabilita tablet ≤ 1%. Dari data yang
obat dalam tubuh, dimana tablet pecah diperoleh pada setiap formula terdapat
menjadi partikel yang kecil dan variasi nilai friabilitas, yakni F1
selanjutnya diabsorpsi oleh tubuh. sebesar 1,0%, F2 sebesar 0,8% dan F3
Hasil uji waktu hancur, semua sebesar 0,5%. hal ini disebabkan
formulasi memenuhi persyaratan karena perbedaan konsentrasi bahan
waktu hancur tablet. Syarat waktu pengikat yang digunakan pada setiap
hancur untuk tablet pada semua formula dan ukuran partikel dalam
formula tidak lebih dari 15 menit. tablet.
c. Analisis Sinamaldehid Hasil analisis menunjukkan
semua formula memenuhi persyaratan
Absorban kadar sinamaldehid
yaitu dari syarat 60% - 99% potensi
total pada ekstrak kering kayu manis
sinamaldehid dalam tablet ekstrak
ini, nilai absorban adalah = 0,354A,
kulit kayu manis. Maka potensi
berdasarkan perhitungan regrasi linear
sinamaldehid (100% kandungan
yang diperoleh Y = 0,1994x+0,151
murni) yang didapat yaitu tablet F1
dan keakuratan data dapat dilihat pada
sebesar 74,92%, F2 sebesar 75,48%
nilai koefisien korelasinya R2 =
dan F3 sebesar 75,26%. Berdasar data
0,9992. Maka kadar sinamaldehid total
yang diperoleh pada setiap formula
sebesar 0,35% merupakan (100%
terdapat variasi nilai presentase
kandungan murni asam sinamat
potensi sinamaldehid. Potensi 100%
(sinamaldehid)), dari 1 gram ekstrak
kandungan murni sinamaldehid dalam
kering kayu manis.
tablet ekstrak kayu manis masing-
Analisis tablet pada masing- masing formula terjadi penurunan, hal
masing setiap formula bertujuan untuk ini disebabkan karna pada pengerjaan
mengetahui berapa (%) potensi pembuatan granulasi ada proses
sinamaldehid yang terkandung pengovenan granul, mungkin terjadi
didalam kayu manis setelah dibuat penguapan sehingga kandungan trans-
menjadi tablet cetak. sinamaldehid kayu manis menjadi
menurun, karna kayu manis memiliki Hasil analisis standar deviasi
sifat yang kurang stabil terhadap suhu menggunakan SPSS menghasilkan
dan udara, dipengaruhi juga oleh nilai deviasi sebesar <2% yaitu,
interaksi bahan tambahan yang semakin kecil angka standar
memiliki sifat kimiawi dan fisik yang deviasinya maka semakin bagus atau
bisa mempengaruhi senyawa
semakin seragam kekerasan, waktu
sinamaldehid pada saat pencampuran
sehingga jumlah sinamaldehid yang hancur dan friabilita suatu sediaan
ada dalam granul/tablet menjadi tablet.
rendah atau sedikit.
d. Analisis data SPSS
Kekerasan Tablet
Kekerasan

Formula Mean N Std.


Deviation

formula 1 2.8550 20 .54142


formula 2 4.8900 20 .51493
formula 3 5.7350 20 .52643
Total 4.4933 60 1.32472

Waktu Hancur Tablet


Waktu hancur

Formula Mean N Std.


Deviation

formula 1 41.00 2 1.413


formula 2 48.00 2 .707
formula 3 69.00 2 1.414
Total 52.83 6 1.178

Friabilita Tablet
Friabilita

Formula Mean N Std.


Deviation

formula 1 10.2750 2 .00707


formula 1 10.1650 2 .02121
formula 2 10.4700 2 .01414
formula 2 10.3800 2 .01414
formula 3 10.5400 2 .01414
formula 3 10.4800 2 .01414
Total 10.3850 12 .13581
KESIMPULAN DAN SARAN Low Density Lipoprotein.
http://Kompas.com. diakses
Kesimpulan
tanggal 24/08/2011. Jakarta.
1. Konsentrasi bahan pengikat
Amylum manihot mempengaruhi mutu Badan Pengawas Obat dan Makanan
sediaan tablet kayu manis, semakin RI. 2005. Monograph of
tinggi konsentrasi bahan pengikat Indonesian Medicinal Plant
yang ditambahkan maka semakin Extracts Volume I. Jakarta.
tinggi pula nilai kekerasaan tablet, Hal 18-20.
begitu pula sebaliknya. Formula 2 Departemen Kesehatan RI. 1977.
konsentrasi 7,5% dan Formula 3 Materia Medika Indonesia,
konsentrasi 10% memenuhi syarat uji Edisi I. Direktorat
keseragaman bobot, keseragaman Pengawasan Obat dan
ukuran, uji kekerasan, friabilita dan Makanan. Jakarta.
waktu hancur. Sedangkan konsentrasi
Departemen kesehatan RI. 2004. Info
bahan pengikat yang paling efisien
POM. “ Mengenal beberapa
adalah 7,5%.
tanaman yang digunakan
masyarakat sebagai
antidiabetes untuk membantu
2. Kadar sinamaldehid pada ekstrak
menurunkan gula dalam
kering kayu manis adalah 0,35%
darah “ Badan Pengawas
(potensi 100% kandungan murni
Obat dan Makanan RI. Jakarta.
sinamaldehid). Sedangkan potensi
sinamaldehid pada tablet F1 Sebesar ______. 1979. Farmakope Indonesia,
74,92%, F2 sebesar 75,48% dan F3 Edisi III. Direktorat
sebesar 75,26%. Pengawasan Obat dan
Makanan. Jakarta.
Saran
1. Dalam pembuatan tablet ekstrak
kering kayu manis agar mendapatkan
efek atau potensi sinamaldehid yang
dikehendaki yaitu mengandung 100%
sinamaldehid murni, perlu
ditambahkan jumlah ekstrak kayu
manis pada pembuatan tablet dengan
diperhitungkan jumlah penurunan
potensi sinamaldehid pada formulasi.

DAFTAR PUSTAKA

Azima F. 2004, ekstrak kulit pohon


kayu manis efektif untuk
menghambat pembentukan
Elchebly M, Payette P, Michaliszyn E
et al, 1999, Increased insulin
sensitivity and obesity
resistance in mice lacking the
protein tyrosine phosphatase-
1B gene, Science 283(5407),
1544–1548 (1999).
Harborne, J.B. 1987. Metode
Fitokimia: Penentuan Cara
Modern Menganalisis
Tumbuhan (Padmawinata K,
penerjemah). ITB. Bandung.
hal.84-94.
Rowe, C.R, J.P, Shesky, J.P. Weller,
2003. Handbook of
Phermaceutical Excipients
Edition. Pharmaceutical Press
And American Pharmaceutical
Associaton. TheUnited States
Of America.
Sower, J.R., Epstein, M., and Frohlich,
E.D, 2001, Hypertention and
Cardiovascular disease: an
Update Hypertention,
37,1053-1105.
Wang, R., Yang, B., 2009. Extraction
of essential oils from five
cinnamon leaves and
identification of their volatile
compound compositions.
Innovative Food Science and
Emerging Technologies,
10,289–292.

Anda mungkin juga menyukai