Anda di halaman 1dari 19

PRAKTIKUM SEMI SOLID DAN LIQUID

SALEP GENTAMICIN

Disusun Oleh :
1. Elfrina : 332198220049
2. Ilham Septa Mulya : 332198220034
3. Melania Dwa Septi : 332198220063
4. Musdalifah Ainun putri : 332198220051
TUJUAN PERCOBAAN

1. Untuk mengetahui formulasi yang tepat dalam pembuatan


sediaan gentamicin.
2. Untuk mengetahui stabilitas fisik yang dilakukan pada sediaan
salep gentamicin.
TEORI
Menurut Farmakope Indonesia Edisi III. Salep adalah sediaan setengah padat
berupa massa lunak yang mudah dioleskan dan digunaka untuk pemakaian luar.
Menurut farmakope edisi IV sediaan setengah padat ditujukan untuk pemakaian
topical pada kulit atau selaput lendir.

Menurut Formularium Nasional salep adalah sedian berupa masa lembek, mudah
dioleskan, umumnya lembek dan mengandung obat, digunakan sebagai obat luar
untuk melindungi atau melemaskan kulit, tidak berbau tengik. Salep tidak boleh
berbau tengik. Kecuali dinyatakan lain kadar bahan obat dalam salep yang
mengandung obat keras atau narkotik adalah 10 %
PRINSIP
Fungsi Salep :

a. Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit


b. Sebagai bahan pelumas pada kulit
c. Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit
dengan larutan berair dan rangsang kulit ( Anief, 2005).
Persyaratan Salep :

a. Pemerian tidak boleh berbau tengik.


b. Kadar, kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras
atau narkotik, kadar bahan obat adalah 10 %.
c. Dasar salep yang cocok.
d. Homogenitas, Jika salep dioleskan pada sekeping kaca atau bahan transparan
lain yang cocok, harus menunjukkan susunan yang homogen.
e. Penandaan,pada etiket harus tertera “obat luar” (Syamsuni, 2005).
Kualitas Dasar Salep :

1. Stabil, selama masih dipakai mengobati. Maka salep harus bebas dari
inkompatibilitas, stabil pada suhu kamar dan kelembaban yang ada dalam
kamar.
2. Lunak, yaitu semua zat dalam keadaan halus dan seluruh produk menjadi
lunak dan homogen. Sebab salep digunakan untuk kulit yang
teriritasi,inflamasi dan ekskloriasi.
3. Mudah dipakai, umumnya salep tipe emulsi adalah yang paling mudah
dipakai dan dihilangkan dari kulit.
4. Dasar salep yang cocok yaitu dasar salep harus kompatibel secara fisika
dan kimia dengan obat yang dikandungnya. Dasar salep tidak boleh
merusak atau menghambat aksi terapi dari obat yang mampu melepas
obatnya pada daerah yang diobati.
MONOGRAFI ZAT AKTIF
1. Gentamicin
Gentamicin sulfate adalah garam sulfat atau campuran
garamnya dari golongan antibiotik yang di hasilkan oleh
pembiakan Micromonospora purpurea. Potensi setara
dengan tidak kurang dari 590 µg/mg gentamicin, di hitung
terhadap zat yang telah di keringkan (FI IV).
• Pemerian gentamicin : Serbuk; putih sampai
kekuning-kuningan. (FI V hlm. 491)
• Kelarutan gentamicin : Larut dalam air; tidak larut
dalam etanol, dalam aseton, dalam kloroform, dalam
eter dan dalam benzen. (FI V hlm. 491)
• Kadar penggunaan gentamicin Dalam sediaan
digunakan Gentamisin Sulfat dengan kadar 0,1%.
• Penyimpanan gentamicin : Dalam wadah tertutup rapat. (FI V hlm. 492)
• Keterangan lain pada gentamicin : Merupakan antibiotik golongan
aminoglikosida yang memiliki aksi bakterisida terhadap banyak bakteri aerob,
gram negatif dan terhadap beberapa strain stafilokokus. (Martindale 36th ed.
2009, p: 282)
LANJUTAN…
2. Propilenglikol (HPE : 624)
• Fungsi : untuk antimikroba, disenfektan,
humektan, solvent water miscrible solvent.
• Karakteristik fisika : Cairan jernih, kental, tidak
bewarna, tidak berbau, agak manis,
higroskopis
• Kelarutan : Dapat bercampur dengan air,
dengan etanol (95%), dan dengan kloroform,
larut dalam 6 bagian eter dengan minyak
lemak.
• Kadar : Humectant topical 15%, perservatife
solution semisolid 15 – 30%, Solvent or co
solvent aerosol solution 10 – 25%, topical 5 –
80%
LANJUTAN… 3. Natrium metabi sulfat atau BHT (HPE hal 81)
• Rentang Konsentrasi : 0,0075% - 0,1% sebagai
antioksidan topikal
• Karakteristik fisika : pemerian tidak bewarna,
krital prisma, bubuk putih, sangat larut dalam
glycerin, dalam air 1:9.
• Karakteristik kimia : Dalam air terurai menjadi
100 ml dan H2SO4 , memiliki pH 3,4 – 5.0, untuk
5% larut dalam suhu 20C dan memiliki titik didih
< 150 C.

4. Vaselin kuning ( FI hal 823)


• Pemerian : massa seperti lemak kekuningan, tidak berbau
dan berasa
• Kelarutan : tidak larut dalam air, mudah larut dalam
benzena, larut dalam eter
• Keterangan lain : fungsi sebagai emolient base
FORMULA
Bahan Kadar Fungsi

Gentamicin 0,1% Bahan aktif

Propilenglikol 15% Pengawet

BHT 0,1% Anti oksidan

Vaselin kuning add 100% Basis salep


PENIMBANGAN

Perhitungan Bahan

Dibuat tube 10 gr

Bahan Kadar Fungsi Perhitungan Jumlah Bahan

Gentamicin 0,1% Bahan aktif 0,1% / 10gr = 0,01 gr 10 mg

Propilenglikol 15% Pengawet 15% / 10gr = 1,5 gr 1500 mg

BHT 0,1% Anti oksidan 0,1% / 10gr = 0,01 gr 10 mg

Vaselin kuning add 100% Basis salep 10 gr - (0,01+1,5+0,01) gr = 8,48 gr 8480 mg


ALASAN FORMULA YANG TERPILIH
 1. Bahan Aktif
Gentamycin Sulfat karena cocok digunakan sebagai sediaan topical untuk mengobati penyakit kulit akibat
infeksi oleh bakteri yang peka terhadap antibiotic ini. Gentamycin sulfat termasuk antibiotic golongan
aminoglikosida yang digunakan untuk mengobati infeksi-infeksi yang disebabkan terutama oleh bakteri
gram negative ( pseudomas ) dan gram positif ( staphylococcus ), infeksikulit, infeksi jaringan lunak.
2. Pengawet

Propilenglikol karena dapat digunakan untuk antimikroba, disenfektan, humektan, solvent water miscrible
solvent. Kadar pada Humectant topical 15%, sudah sesuai dengan formulasi.
3. Anti Oksidan
Natrium metabi sulfat atau BHT dapat digunbakan sebagai anti oksidan topical dengan rentang
konsentrasi : 0,0075% - 0,1% , pada formulasi sudah sesuai dengan pemberian kadar 0,1 %. Memiliki pH
3,4 – 5.0 sehingga cocok digunakan untuk salep, sehingga pada saat pengujian pH salep berada rentang
pH normal kulit yaitu 4,5 – 7.
4. Basis
Vaselin kuning merupakan basis hidrokarbon yang bersifat kompalibel dengan banyak zat aktif, mudah
digunakan, tidak berbau dan berasa dan mudah pula dibersihkan.
ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan dalam melakukan Bahan yang dilakukan dalam penelitian ini
penelitian ini adalah : adalah :
• Gelas Ukur • Gentamisin
• Corong Gelas • Propilenglikol
• Batang Pengaduk • BHT
• Cawan Porselen • Vaselin kuning
• Stemper
• Mortir
• Kertas Saring
• Timbangan Analitik
PROSEDUR PEMBUATAN

Metode Pencampuran

• Perlakuan pertama yang dilakukan yaitu menyiapkan alat dan


bahan yang dibutuhkan
• Selanjutnya menimbang bahan sesuai dengan jumlah yang telah
ditentukan
• Kemudian mencampurkan bahan pada mortar satu persatu sambil
gerus ad homogeny
• Setelah itu dikemas dan dimasukkan pot salep dan diberi etiket.
EVALUASI
Evaluasi Sediaan Salep Evaluasi yang harus dilakukan dalam melakukan evaluasi sediaan salep
sebagai berikut :

1. Organoleptik
Uji organoleptis atau disebut dengan uji indra adalah pengujian yang dilakukan dengan
meggunakan indra manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
prodek kepada pasien. Pengujian organoleptis memiliki peranan penting dalam penerapan
mutu. Pengujian organoleptis dapat memberikan indikasi adanya pertumbuhan mikroba dengan
ditandai adanya ketengikan ataupun bau busuk atau tidak enak.
2. Homogenitas salep
Salep dinyatakan homogeny apabila pada pengamatan menggunakan visual tampak rata dan
tidak menggumpal.
3. Uji pH
Untuk uji pH menggunakan kertas pH indikator langsung pada sediaan yang dibuat.
4. Uji Daya Lekat
Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang di butuhkan oleh salep untuk melekat
pada kulit. Hal ini juga berhubungan dengan lama daya kerja obat. Semakin lama waktu yang
dibutuhkan maka semakin lama daya kerja obat.
PEMBAHASAN

Praktikum semi solid yang kami lakukan kali ini adalah membuat salep gentamicin.
Evaluasi terhadap sifar fisik pada sediaan topikal perlu dilakukan. Hal ini untuk menjamin
bahwa sediaan memiliki efek farmakologis yang baik dan tidak mengiritasi kulit ketika
digunakan. Sifat fisik sediaan mempengaruhi tercapainya efek farmakologis sesuai yang
diharapkan. Parameter pengujian sifat fisik salep antara lain yaitu uji daya sebar, uji
organoleptis, uji pH dan uji daya lekat.
Pengamatan organoleptis dari sediaan dilakukan dengan mengamati bentuk warna, bau
dan tekstur sediaan. Dari masing-masing formula memiliki sifat organoleptis yang layak.
Pemeriksaan homogentas dilakukan dengan kaca objek. Pengujian dilakukan dengan cara
mengoleskan sejumlah salep pada permukaan objek glass kemudian ditutup dengan glass
lain. Suatu sediaan harus menunjukan susunan yang homogen dan tidak terlihat butiran
kasar. Masing-masing formula memiliki homogenitas yang baik.
PEMBAHASAN

Uji daya sebar pada salep dilakukan untuk melihat kemampuan sediaan menyebar pada
kulit, dimana suatu basis salep sebaiknya memiliki daya sebar yang cukup baik.
Pengujisn sifat fisik selanjutnya adalah pengujian pH. Pegujian pH dilakukan untuk
melihat pH salep apakah berada rentang pH normal kulit yaitu 4,5 – 7. Jika pH terlalu basa
dapat mengakibatkan kulit kering. Sedangkan jika pH terlalu asam akan menyebabkan kulit
iritasi. Dalam praktikum alat bantu yang di gunakan adalah pH indikator..
.
KESIMPULAN
Gentamisin merupakan suatu antibiotika golongan aminoglikosida yang efektif
untuk menghambat kuman-kuman penyebab infeksi kulit primer maupun sekunder
seperti staphylococcus yang menghasilkan penisilinase, pseudomonas
aeruginosa dan lain-lain.

Gentamisin tidak bisa diberikan secara tunggal untuk memberikan efek yang
aman. Maka sediaan gentamisin dibuat sediaan salep secara topical, sehingga
salep gentamicin dapat di pakai dalam jangka panjang.

Setelah melakukan percobaan sekaligus evaluasi terhadap salep gentamisin,


yang perlu di perhatikan adalah formulasi antara penggunaan asam dan basa
harus stabil. Kestabilan dalam sediaan dapat di peroleh dengan penambahan
larutan buffer atau penetral. Selain itu kestabilan suhu juga harus di perhatikan,
perubahan suhu menyebabkan perubahan yang tidak terjaga akan menyebabkan
bentuk sediaan mengeras.
ETIKET
TERIMAKSIH

Anda mungkin juga menyukai