Sediaan cair obat dalam yang diberikan lewat mulut tidak ditelan,
terdiri dari collutorium (obat cuci mulut), gargarisma (obat kumur),
litus oris(obat oles mulut) dan guttae oris (obat tetes mulut)
Beberapa faktor yang mempengaruhi suatu larutan yaitu
sebagai berikut :
1. Sifat polaritas bahan terlarut dan pelarut
• Istilah yang dikenal dengan like dissolves like, yaitu bahwa molekul-molekul dengan
distribusi muatan yang sama dapat larut, misalnya molekul polar akan larut dalam pelarut
yang polar, sebaliknya molekul non polar akan larut dalam pelarut non polar.
2. Co-solvency
• Merupakan pelarut campuran yang digunakan untuk melarutkan zat tertentu sehingga lebih
mudah larut
3. Temperatur
• Pada umumnya suatu zat kelarutannya bertambah dengan kenaikan temperatur, dan
disebut zat itu bersifat eksoterm. Sebaliknya zat yang jika dinaikkan suhunya justru akan
menyebabkan penurunan kelarutan, disebut zat bersifat endoterm, contohnya : CaSO4,
Ca(OH)2 , CaHPO3, (Ca hipofosfit), Ca-gliserofosfat, minyak atsiri, dan gas-gas yang terlarut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi suatu larutan yaitu
sebagai berikut :
4. Salting out dan Salting in
• Salting out adalah peristiwa adanya zat terlarut mempunyai kelarutan lebih besar
dibandingkan zat utamanya, sehingga menyebabkan penurunan kelarutan zat utama.
• Contoh :
• Kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun jika ke dalam larutan tersebut
ditambahkan larutan NaCl jenuh, karena kelarutan NaCl lebih besar dibandingkan
kelarutan minyak atsiri dalam air sehingga minyak atsiri akan memisah.
• Reaksi antara papaverin HCL dengan solutio Charcot akan menghasilkan endapaan
basa papaverin
• Salting in adalah peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang mempunyai kelarutan
lebih kecil dibandingkan kelarutan zat utamanya sehingga menyebabkan kenaikan
kelarutan zat utamanya. Misalnya Nikotinamidum menyebabkan riboflavin (vit B2)
larut dalam air, karena terjadi penggaraman.
Beberapa faktor yang mempengaruhi suatu larutan yaitu
sebagai berikut :
5. Pembentukan kompleks
• Kompleks terjadi karena adanya interaksi antara zat tidak larut dan
zat yang larut sehingga membentuk suatu senyawa kompleks yang
larut. Contoh : kofein yang tidak larut dalam air, jika ditambahkan
larutan Natrii Benzoat akan terbentuk kompleks dan mudah larut.
6. Ukuran partikel
• Kecepatan larut suatu zat dipengaruhi oleh ukuran partikel,
semakin halus partikel maka permukaan zat yang kontak dengan
pelarut semakin luas sehingga zat larut makin cepat
• Bahan yang mudah larut, dilarutkan dalam botol
• Bahan – bahan yang agak sukar larut, dilarutkan dengan
pemanasan
• Untuk bahan yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukkan
dulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa hidrat yang
Cara melarutkan lebih lambat
• Untuk bahan yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes
bahan dalam besar dalam dasar erlenmeyer atau botol maka saat melarutkan
suatu larutan perlu digoyang-goyangkan atau di gojok untuk mempercepat
larutnya bahan tersebut
yaitu sebagai • Bahan-bahan yang mudah terurai pada pemanasan tidak boleh
berikut : dilarutkan dengan pemanasan dan dilarutkan secara dingin.
• Bahan-bahan mudah menguap bila dipanasi, dilarutkan dalam
botol tertutup dan dipanaskan dengan suhu serendah-rendahnya
sambil digoyang-goyangkan
• Obat –obat keras harus dilarutkan tersendiri, untuk meyakinkan
apakah sudah larut semua, dapat dilakukan ditabung reaksi
KOMPOSISI SEDIAAN LARUTAN
2. Bahan tambahan/pembantu
• Berbagai bahan tambahan yang dapat ditambahkan dalam
sediaan larutan, tergantung tujuan yang diinginkan, misalnya zat
warna gunanya sebagai identifikasi selama proses dan
pendistribusian, memperbaiki warna sediaan, supaya lebih
menarik khususnya untuk anak- anak. Zat warna yang dianjurkan
anatara 0,1 – 3,5%, misalnya karetenoid, tartrazin, karminum,
karamel.
Larutan Oral
Potiones
Sirup
Eliksir
Potio Effervescent
Guttae
1. Potio (Obat minum) • Potio alba
contra Tussim
Obat minum bahasa latin disebut (Obat batuk
Potiones, merupakan bentuk putih/OBP)
sediaan larutan yang dimaksudkan • Potio nigra
untuk pemakaian dalam (per oral), contra Tussim
potio juga dapat berbentuk suspensi (Obat batuk
atau emulsi. hitam/OBH)
2. SIRUP
• Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa atau gula lain yang
berkadar tinggi (sirup simpleks adalah sirup yang hampir jenuh dengan
sukrosa). Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64 - 66%, kecuali
dinyatakan lain
• Selain sukrosa dan gula lain, pada larutan oral ini dapat ditambahkan
senyawa poliol seperti sorbitol dan gliserin untuk menghambat
penghabluran dan mengubah kelarutan, rasa dan sifat lain zat
pembawa. Umumnya juga ditambahkan zat antimikroba untuk
mencegah pertumbuhan bakteri, jamur dan ragi. Larutan oral yang
tidak mengandung gula, tetapi bahan pemanis buatan seperti sorbitol
atau aspartame dan bahan pengental seperti gom selulosa sering
digunakan untuk penderita diabetes.
Macam-macam sirup, yaitu :
Sirup simpleks, mengandung gula 65 % dengan
penambahan nipagin 0,25% b/v
Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang tersedia. Misalnya NaHCO3
digerus tuangkan kemudian masukkan kedalam botol
Bagian asam sebanyak 2/3 dimasukkan kedalam botol yang sudah berisi bagian
basanya, gas yang terjadi dibuang seluruhnya.
Sisa bagian asam dituangkan hati-hati lewat dinding botol, segera tutup dengan
sumbat berderaqt (sampagne knop) sehingga gas yang terjadi tertahan di dalam
botol.
5. POTIO EFFERVESCENT
• Cara pembuatannya yaitu sebagai berikut:
• Komponen basa dilarutkan dalam 2/3 bagian air yang
tersedia, misalnya NaHCO3 digerus-tuangkan kemudian
dimasukkan ke dalam botol
Potio effervescent • Komponen asam dilarutkan dalam 1/3 bagian air yang
tersedia.
adalah saturasi
• Seluruh bagian asam dimasukkan ke dalam botol yang sudah
dengan gas CO2 berisi bagian basanya dengan hati-hati, segera tutup dengan
yang lewat jenuh. sampagne knop.