Anda di halaman 1dari 38

PENGEMBANGAN SEDIAAN

LARUTAN (SIRUP, ELIKSIR)


DAN KONTROL KUALITAS
PART 1 (LARUTAN – SIRUP)
apt. Ratih Aryani, M.Farm
ALASAN PENGEMBANGAN SEDIAAN LIKUID
Pertimbangan pasien : bayi, orang lanjut usia dan beberapa pasien
tidak dapat menelan sediaan padatan.

Dalam bentuk cair, terapetik akan lebih baik

Senyawa obat akan mempunyai ketersediaan hayati yang lebih baik jika
dibuat dalam sediaan cair dibandingkan sediaan solida.
SEDIAAN LIKUID
Bergantung pada karakteristik fisikokimia dan stabilitas
zat aktif, sediaan oral cair dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Sediaan Larutan : suatu sediaan farmasi cair, dimana
semua zat padatnya terlarut di dalam cairan
pembawa nya.
2. Sediaan Suspensi : suatu sediaan farmasi cair,
dimana zat padatnya tidak larut dlm cairan
pembawanya dan hanya terdispersi di dalam cairan.
3. Sediaan Emulsi : Sediaan farmasi cair yang terdiri
dari dua atau lebih cairan yang tidak mau
bercampur se- samanya yg dg bantuan emulgator
dapat dibentuk suatu sediaan yg merata (homogen)
dlm waktu tertentu.
L A R U TA N :
Sediaan cair yang mengandung satu atau lebih zat kimia yang
terlarut. Misalnya : terdispersi secara molekular dalam pelarut
yang sesuai atau campuran pelarut yang saling bercampur.

• Fasa terdispersi → solut


• Fasa pendispersi → pelarut (solven) → bagian terbesar dari
sistem.

• Pelarutan → jumlah zat yang berpindah ke dalam larutan bila


tercapai kesetimbangan antara larutan dengan kelebihan zat
yang tidak terlarut.
• Larutan yang diperoleh → larutan jernih.
Penggolongan Larutan
Berdasarkan cara pemberian :
1. Larutan. Oral
a. Sirop : lar. Oral yang mengandung sukrosa atau gula lain dalam kadar tinggi
(sirop simpleks = sirop yang hampir jenuh dengan sukrosa).
b. Eliksir : lar. Oral yang mengandung kosolven/ pelarut campur.

2. Lar. Topikal
a. Losio (larutan/ suspensi) yang digunakan secara topikal.
b. Larutan otik : larutan yang mengandung air atau gliserin atau pelarut lain dan
bahan pendispersi. Penggunaan telinga luar, co. lar otik neomisin B sulfat.
Penggolongan Larutan
Berdasarkan sistem pelarut dan zat terlarut :
1. Spirit : larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol dari zat mudah
menguap, umumnya digunakan sebagai bahan pengaroma.

2. Tingtur : larutan yang mengandung etanol atau hidroalkohol yang dibuat


dari bahan tumbuhan atau senyawa kimia.

3. Air aromatik : larutan jernih dan jenuh dalam air, dari minyak mudah
menguap atau senyawa aromatik, atau bahan mudah menguap lainnya.
Air aromatik dibuat dengan cara destilasi dan disimpan dalam wadah
yang terlindung dari cahaya dan panas berlebih.
KEUNTUNGAN BENTUK
SEDIAAN LARUTAN
1. Memberikan jaminan keseragaman dosis dan ketelitian yang
lebih tinggi (Karena molekul-molekul dalam larutan
terdispersi secara merata).

2. Bentuk sediaan larutan mudah digunakan termasuk untuk


pasien yang sulit menelan obat seperti bayi, anak-anak dan
lansia.

3. Zat aktif sudah berada dalam bentuk terlarut dalam


sediaan sehingga lebih mudah mengalami proses absorbsi
di dalam tubuh.
tablet Partikel halus/ larutan Sistemik

Kapsul Partikel halus/ larutan Sistemik

LARUTAN Sistemik

Ketersediaan hayati lebih baik


Lebih menguntungkan untuk anak-anak atau orang dewasa yang
kesulitan menelan obat
KEKURANGAN BENTUK
SEDIAAN LARUTAN
1. Tidak sesuai untuk zat aktif yang mudah terurai dalam air

2. Tidak sesuai untuk zat aktif yang memiliki kelarutan yang


rendah dalam air

3. Bentuk sediaan larutan lebih sulit untuk dibawa dan


didistribusikan karena sifatnya yang bulky atau voluminous

4. Sediaan larutan mudah mengalami pertumbuhan


mikroorganisme karena pelarut utamanya adalah air.
PELARUT SEDIAAN LARUTAN
Air
− Digunakan luas
− Tidak toksik
− Dapat melarutkan banyak bahan obat dan bahan tambahan
− Jenis air dalam farmakope : air minum, air destilasi, air demineralisata, air untuk
injeksi.

Pelarut bukan air


− Digunakan bila jumlah air tidak cukup untuk melarutkan
− Bahan obat tidak stabil dalam air
− Untuk memperpanjang efek obat
− Perlu pertimbangan toksisitas, iritasi, potensi sensitifitasnya.
PELARUT SEDIAAN LARUTAN
Macam-macam pelarut bukan air :
1. Minyak tumbuhan
• Tidak menguap
• Ester asam lemak dengan gliserol
• Mintak zaitun, minyak jagung, minyak wijen, minyak kacang, dll
• Cocok untuk pelarut vitamin larut dalam minyak, vitamin A,D dan E

2. Parafin cair
• Digunakan kosolven obat luar dalam emulsi
PELARUT SEDIAAN LARUTAN
3. Etanol/ alkohol
• Paling banyak digunakan → terutama untuk pemakaian luar.
• Kadar > 15% → antimikroba
• Untuk oral dan parenteral → kadar rendah → kosolvensi dengan air.

4. DMSO
• Sangat polar → meningkatkan penetrasi obat melalui kulit (topikal)
PELARUT SEDIAAN LARUTAN
5. Alkohol polihidroksi
• Mengandung 2 gugus hidroksil
• Propilen glikol dan gliserol digunakan sebagai kosolvensi dengan air
• Poli etilen glikol (PEG) bobot molekul rendah (PEG 400) digunakan sebagai
pelarut injeksi eritromisin etil suksinat.
KELARUTAN
❑ Kelarutan merupakan faktor yang SANGAT PENTING dalam proses
pembuatan Sediaan Larutan
❑ Melarut tidaknya suatu Zat atau bahan ke dalam suatu sistem tertentu
dan besarnya kelarutannya, tergantung dari sifat serta intensitas
kekuatan yang ada.

Istilah Kelarutan Jumlah bagian pelarut yang diperlukan


untuk melarutkan 1 bagian zat

Sangat mudah larut Kurang dari 1

Mudah larut 1 sampai 10


Larut 10 sampai 30
Agak sukar larut 30 sampai 100
Sukar larut 100 sampai 1000
Sangat sukar larut 1000 sampai 10.000
Praktis tidak larut Lebih dari 10.000

15
Faktor –faktor yg mempengaruhi Kelarutan
❑ pH Larutan (lingkungan)
→ Kebanyakan obat bersifat asam atau basa lemah,
sehingga kelarutan sangat dipengaruhi oleh pH Larutan
❑ Kosolvensi
Kelarutan obat dapat ditingkatkan dengan penambahan
pelarut yang disebut dgn kosolven, Misalnya luminal
tidak larut dalam air, tetapi larut dalam campuran air dan
gliserin
❑ Sifat dari solute dan solvent
Solute yang polar akan larut dalam solvent yang polar pula.
Misalnya garam-garam anorganik larut dalam air.
Solute yang nonpolar larut dalam solvent yang nonpolar pula.
Misalnya alkaloid basa (umumnya senyawa organik)
larut dalam kloroform. 16
Faktor –faktor yg mempengaruhi Kelarutan
❑ Salting Out
Salting Out adalah Peristiwa adanya zat terlarut tertentu yang
mempunyai kelarutan lebih besar dibanding zat utama, akan
menyebabkan penurunan kelarutan zat utama atau
terbentuknya endapan karena ada reaksi kimia.
Contohnya : kelarutan minyak atsiri dalam air akan turun bila
kedalam air tersebut ditambahkan larutan NaCl jenuh.
❑ Salting In
Salting in adalah adanya zat terlarut tertentu yang
menyebabkan kelarutan zat utama dalam solvent menjadi
lebih besar.
Contohnya : Riboflavin tidak larut dalam air tetapi larut dalam
larutan yang mengandung Nicotinamida.
Faktor –faktor yg mempengaruhi Kelarutan
❑Temperatur
• Zat padat umumnya bertambah larut bila suhunya dinaikkan, zat
padat tersebut dikatakan bersifat endoterm, karena pada proses
kelarutannya membutuhkan panas.
Zat terlarut + pelarut + panas → larutan.
• Beberapa zat yang lain justru kenaikan temperatur menyebabkan
tidak larut, zat tersebut dikatakan bersifat eksoterm, karena pada
proses kelarutannya menghasilkan panas.
Zat terlarut + pelarut → larutan + panas
Contoh : KOH dan K2SO4
Faktor –faktor yg mempengaruhi Kelarutan
❑ Kompleksasi
Besarnya kelarutan suatu obat dapat ditingkatkan dengan
pembentukan suatu kompleks. Hal ini disebabkan karena adanya
penambahan kelarutan dari masing-masing senyawa dengan
kelarutan dari kompleks yg terbentuk.
Beberapa contoh reaksi kompleks yg meningkatkan kelarutan
i. Ferri chlorida dg Nat.pyrophosphas → Pyrophosphas natri- co ferrici larut
dlm air.
ii. Ferri chlorida dg zat alkalis → Fe(OH)3. Bila ada saccharida (e.g.
saccharum album) → Ferri saccharat, larut.
iii. Borax (Na2B4O7) dan Acidum boricum (H3BO3) dengan gliserin, asam
tartrat dan asam salicylat → kompleks yg larut.
iv. Coffein dengan Natrii benzoas sama banyak : terjadi campuran Coffein et
Natrii benzoas : larut dlm air.
v. Coffein dengan Acidum cirticum sama banyak : terjadi Citras coffein : yg
larut dlm air.
vi. Chinini sulfas dg Acidum sulfuricum dilutum terjadi Chinin bisulfas yg larut
dlm air 19
Faktor –faktor yg mempengaruhi Kelarutan
• Kecepatan kelarutan dipengaruhi oleh :
1. Ukuran partikel : Makin halus solute, makin kecil
ukuran partikel ; makin luas permukaan solute yang
kontak dengan solvent, solute makin cepat larut.
2. Suhu : Umumnya kenaikan suhu menambah kenaikan
kelarutan solute.
3. Pengadukan.
Macam-macam sediaan larutan obat
Digolongkan menurut tujuan pemakaiannya :

1. Lar. Untuk mata : collyrum (obat cuci mata), guttae opthalmicae (obat tetes mata).
2. Lar untuk telinga : solutio otic, guttae auriculares
3. Lar untuk hidung : collunarium (obat cuci hidung), guttae nasales, inhalationes
4. Lar untuk mulut : collutorium (obat cuci mulut), gargarisma/ gargle, litus oris (obat oles bibir),
guttae oris (tetes mulut).
5. Lar parenteral : injeksi
6. Lar untuk rektal : clysma, enema
7. Lar untuk vagina : douche
8. Lar oral : potiones (obat minum), sirop, eliksir, netralisasi, saturatio, potio, effervescent, guttae
9. Lar topikal : ephithema (obat kompres), lotiones
Part. 1

SYRUP
Definisi …. ?
• Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang
mengandung sakarosa. Kecuali diutarakan lain, kadar
sakarosa,C12H22O11,tidak kurang dari 64,0% dan tidak
lebih dari 66,0% (FI III).

• Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa


atau gula lain dalam kadar tinggi (Anonim, 1995).

• Sirup adalah sediaan cair kental yang minimal


mengandung 50% sakarosa (Ansel et al., 2005).

• Sirup adalah larutan oral yang mengandung sukrosa


atau gula lain yang berkadar tinggi (sirup simpleks
adalah sirup yang hampir jenuh dengan sukrosa).
Kadar sukrosa dalam sirup adalah 64-66%, kecuali
dinyatakan lain (Syamsuni, 2007).
Jenis-Jenis Sirup

• mengandung 65% • mengandung 1 jenis • tidak mengandung


gula dengan larutan obat atau lebih obat tetapi
nipagin 0,25% b/v dengan atau tanpa mengandung zat
zat tambahan dan pewangi atau zat
digunakan untuk penyedap lain.
pengobatan • Sebagai pembawa
Sirup obat/
Sirup pewangi/
Sirup simpleks medicated
sirup korigen
syrup
Komponen Sediaan Sirup
1. Zat berkhasiat/ zat aktif
2. Zat tambahan :
a. Pelarut / pembawa yang biasa digunakan adalah air, air
aromatik, sirup, atau campuran pelarut.
b. Pemanis
▪ Sukrosa
▪ Sorbitol, manitol, xylitol (dalam dosis tinggi menyebabkan
diare)
▪ Pemanis sintetik → LIHAT ADI (acceptable daily intake)
▪ Garam Na dan Ca dari sakarin
▪ Aspartam
▪ Siklamat
▪ Acesulfam
Komponen Sediaan Sirup
c. Pengawet
pada umumnya sediaan larutan → dosis berulang (multiple
dose)
adanya mikroorganisme di dalam sediaan akan mempengaruhi
stabilita sediaan/ potensi zat aktif
Contoh : asam benzoat, asam sorbat, ester hidroksibenzoat,
syrup dengan konsentrasi sukrosa lebih dari 65%, etanol, asam
dan garam benzoat, asam dan garam sorbat, metil paraben,
propil paraben, kombinasi metil paraben dan propil paraben
0,18% : 0,02%.

d. Antioksidan
Berfungsi sebagai zat yang mencegah reaksi oksidasi dari
senyawa yang teroksidasi oleh oksigen, contoh : Asam
askorbat, asam sitrat, natrium metabisulfit.
Komponen Sediaan Sirup
e. Pengatur pH (larutan dapar/ buffer)
Zat yang range stabilitasnya kecil maka harus didapar dengan
dapar yang sesuai.
Buffer adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam suatu
pelarut, senyawa ini mampu mempertahankan pH ketika suatu
asam atau basa ditambahkan.
Contoh : sitrat, fosfat

f. Pewarna
Untuk menutupi penampilan yang tidak menarik atau
meningkatkan penerimaan pasien.
Zat warna yang ditambahkan harus sesuai dengan flavour
sediaan tersebut.
Komponen Sediaan Sirup
g. Flavouring agent (pewangi dan pemberi rasa)
Menutupi rasa yang tidak enak
Pemilihan pewangi harus dipertimbangkan, misal anak-anak
: suka buah-buahan, dewasa : asam.

h. Anti cap locking.


Anticaplocking berguna untuk menghindari terbentuknya
benang-benang atau endapan kristal yang terdapat pada leher
dan tutup botol karena sering membuka dan menutup botol
sediaan. Contoh : Propilen glikol, sorbitol.

• pelarut-pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan


stabilisator.
Metode Pembuatan
Sirup
Melarutkan bahan- Melarutkan bahan-bahan
bahan dengan bantuan dengan pengadukan
pemanasan tanpa pemanasan

komponen sirup tidak menghindari panas


rusak atau menguap yang merangsang
oleh pemanasan inverse sukrosa.

Untuk bahan-bahan
yang tidak tahan
Cepat
(rusak) atau menguap
apabila dipanaskan.

Lebih lama tapi lebih


Contoh : Sirup akasia,
stabil
Sirup cokelat

Contoh : sirup ferro


sulfat.
Prosedur Pembuatan Sirup
1. Air sebagai pelarut atau pembawa harus dididihkan, kemudian didinginkan
dalam keadaan tertutup.
2. Penimbangan zat aktif & bahan pembantu yg diperlukan
3. Bila menggunakan sirupus simpleks lakukan pembuatan lar. Sir. Simplek
(sukrosa yang telah dilarutkan dalam sebagian air, panaskan hingga larut,
kemudian saring).
4. Zat aktif dan bahan pembantu berbentuk serbuk dihaluskan dalam mortir.
5. Melarutkan zat aktif dengan cara penambahan zat aktif sedikit-sedikit ke dlm
sejumlah volme pelarut, sambil diaduk sampai larut sempurna.
6. Bahan pembantu dilarutkan dengan cara yang sama ke dalam sebagian pelarut
yang diperlukan, volume pelarut ditentukan berdasarkan kelarutan eksipien
yang ditambahkan. (semua bahan padat harus dicampurkan dalam kondisi
terlarut).
7. Campurkan bahan-bahan yang sudah larut satu per satu, dan aduk sampai
homogen.
8. Penambahan flavour dalam keadaan terlarut dalam pelarut yang dapat
bercampur dengan pelarut yang digunakan.
9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan yang dibuat.
10. Masukkan ke dalam botol coklat yang telah ditara sebelumnya.
Resep Sirup :
Resep 1.
R/ Dextro Hbr 150 mg
Syr simpleks ad 60 mL
Mf sirup
S 3 dd cth 1

Pro Noni : 9 bulan

Resep 2.
R/ GG
INH aa 500 mg
Piridoksin HCl 10 mg
Syr simpleks 10%
Mf Potio 200 ml
S b dd cth II

Pro Gina : 40 kg
FORMULA SIRUP
Tentukan Fungsi dari eksipien dalam
formula sirup di bawah ini !
Soal
Tentukan kekuatan sediaan dari sirup dektrometorfan dan
sirup parasetamol yang biasa ada di pasaran (dalam takaran 5
mL) ! Tentukan apakah pada kadar tersebut dektrometorfan
dan parasetamol dapat larut sempurna dalam air ? (perhatikan
data kelarutannya)

Anda mungkin juga menyukai