Dosen pengampu:
DISUSUN OLEH:
DEPIT HERLINASARI(17.773)
PONOROGO
2017
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal pembuatan dan pengemasan
produk farmasi ini untuk memenuhi tugas matakuliah akhidissemester satu.
Terimakasih kami haturkan kepada semua pihak yang mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan proposal ini, sehingga proposal ini dapat
selesai tepat pada waktunya.
Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat banyak
kesalahan dalam penulisan proposal ini, penulis menyadari bahwa proposal ini
jauh dari kata sempurna.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga penulis
dapat memperbaiki proposal ini agar menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak
yang terkait terutama bagi penulis sendiri dan kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
2
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A.Latar Belakang.........................................................................................................4
Tujuan........................................................................................................................6
BAB II..................................................................................................................................7
PEMBAHASAN................................................................................................................7
PROFIL USAHA/PERUSAHAAN....................................................................................7
BENTUK SEDIAAN.......................................................................................................8
LEAFLET/BROSUR.....................................................................................................11
BAB IV...............................................................................................................................16
BAB V................................................................................................................................20
PENGEMASAN..............................................................................................................20
BAB VI...............................................................................................................................21
PEMASARAN.................................................................................................................22
BAB VII..............................................................................................................................23
PENUTUP......................................................................................................................23
A. Kesimpulan...........................................................................................................23
B. Saran........................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................25
3
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peningkatan gizi karena mengandung sumber vitamin, serat dan mineral yang
kematian dikalangan balita. Diperkirakan lebih dari 250 juta anak di seluruh dunia
lebih dari 60.000 anak menderita gangguan penglihatan yang pada umumnya
dunia terutama di negara berkembang dan dapat terjadi pada semua umur terutama
4
pada masa pertumbuhan. Kurang Vitamin A dalam tubuh dapat menimbulkan
berbagai jenis penyakit yang merupakan “Nutrition Related Diseases” yang dapat
mengenai berbagai macam anatomi dan fungsi dari organ tubuh seperti
Salah satu dampak kurang vitamin A adalah kelainan pada mata yang umumnya
terjadi pada anak usia 6 bulan - 4 tahun yang menjadi penyebab utama kebutaan di
masyarakat tidak menyukai rasa dari wortel terutama anak-anak walaupun sudah
dibuat dalam bentuk yang berbeda contohnya jus. Salah satu upaya untuk
mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih praktis dan efektif dalam
tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam tablet hisap tersebut akan
lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan sebagai bahan aktif di
dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet hisap, rasa yang tidak enak
dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga dapat dikonsumsi seperti
permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga digemari orang dewasa
maupun anak-anak.
5
Tujuan
Untuk membuat tablet hisap ekstrak wortel dengan formulasi dan cita rasa
yang disukai masyarakat dan untuk memenuhi tugas akhir semester matakuliah
TIK.
6
BAB II
PEMBAHASAN
PROFIL USAHA/PERUSAHAAN
Indonesia
Email : dekdepitherlinasari@gmail.com
supaya produk kita mudah di ingat dan di kenal oleh semua orang khususnya
target konsumen kita. Untuk usaha ini, kami memberikan nama “Vitma” yang di
ambil dari singkatan Vitamin Mata yaitu vitamin yang berasal dari kandungan
7
BENTUK SEDIAAN
Seperti telah diketahui dari sediaan obat yang beredar dan digunakan,
tablet merupakan sediaan obat yang lebih disukai oleh para dokter maupun pasien
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Hal ini disebabkan karena disamping
mudah cara pembuatan dan penggunaannya, dosisnya lebih terjamin, relatif stabil
dalam penyimpanan karena tidak mudah teroksidasi oleh udara. Transportasi dan
ekonomis, sediaan ini relatif lebih murah harganya, memberikan dosis yang tepat
Salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini agar lebih
praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat terutama
dalam bentuk sediaan tablet hisap, sehingga tanaman yang terkandung dalam
tablet hisap tersebut akan lebih mudah diserap oleh tubuh dan mudah dilepaskan
sebagai bahan aktif di dalam tubuh. Diharapkan dengan dibuat sebagai tablet
hisap, rasa yang tidak enak dan bau yang tidak disukai dapat tertutupi sehingga
dapat dikonsumsi seperti permen dengan rasa dan aroma yang enak sehingga
metode yang dipilih adalah granulasi basah dengan pelarut mudah menguap
8
dan kelembapan.Perbedaan antara tablet hisap dengan tablet konvensional terletak
diperpanjang pada lidah. Tablet hisap seharusnya terkikis (bukan hancur) selama
berada di dalam mulut (Peters, 1989). Tablet hisap dirancang agar tidak
mengalami kehancuran di dalam mulut, tetapi larut atau terkikis secara perlahan-
lahan dalam jangka waktu 5-10 menit (Peters, 1989). Adapun keuntungan dari
tablet hisap antara lain memiliki rasa manis yang menyenangkan, mudah dalam
penggunaan, kepastian dosis, memberikan efek lokal, dan tidak diperlukan air
Tablet hisap melarut secara perlahan di dalam mulut. Oleh karena itu,
tablet hisap menggunakan bahan pembantu dengan rasa seperti sukrosa, dekstrosa,
mannitol dan sorbitol (Mendes & Bhargava, 2007). Mannitol bersifat tidak
langsung, selain itu juga biasa digunakan dalam bentuk granul. Spray-dried atau
memiliki keuntungan yaitu dapat kering dengan mudah dan granul dapat mengalir
dengan bebas. Mannitol juga digunakan sebagai eksipien dalm formulasi tablet
hisap karena rasa yang manis dan sensasi dingin di mulut (Rowe et al., 2009).
tablet yang cukup diperlukan bahan pengikat. Bahan pengikat adalah zat
tablet melalui penyatuan partikel bersama serbuk lain dalam butir-butir granul
(Voigt, 1994). Bahan pengikat yang umum digunakan adalah polivinil pirolidon
9
(PVP), gelatin, HPMC, CMC-Na dan metil selulosa. Pada penelitian ini dipilih
bahan pengikat PVP K-30 karena mampu membentuk ikatan yang kuat antar
granul, sehingga tablet yang dihasilkan memilki kekerasan dan kerapuhan yang
cukup. PVP K-30 juga memiliki sifat alir yang baik, sudut diam minimum dan
menghasilkan daya kompaktibilitas lebih baik (Muktamar, 2007) dan PVP K-30
terbukti aman bahkan bisa digunakan pada larutan plasma ekspander. PVP K-30
pada pembuatan tablet hisap memiliki kadar antara 0,5-5% (Rowe et al, 2009).
Penggunaan PVP K-30 pada konsentrasi 1-3% pada pembuatan tablet ekstrak
kerapuhan yang rendah dan waktu melarut yang lama (Muktamar, 2007).
kurang dari 1% (Agoes, 2012), dan waktu melarut tablet yang baik adalah 5-10
menit (Peters,1989). Syarat tablet hisap adalah memiliki kekerasan yang tinggi
dan hal ini dapat dicapai dengan metode granulasi basah (Swarbick & Boyland,
1994).
menggunakan mannitol sebagai bahan pengisi, PVP K-30 sebagai bahan pengikat
dengan kadar 1%, 2%, dan 3%, Magnesium Stearat sebagai lubrikan, dan
pengikat PVP K-30 terhadap mutu fisik tablet hisap yang meliputi kekerasan,
kerapuhan, dan waktu melarut tablet. Dari penelitian ini dapat diketahui kadar
PVP K-30 optimal yang dapat menghasilkan mutu tablet hisap ekstrak wortel
10
yang memenuhi persyaratan.
LEAFLET/BROSUR
11
Vitma 800 mg
• Komposisi:
Betacaroten(calbiochem)..............................................................................25m
g
• Bahan tambahan
• Uraian:
• Indikasi:
• Kontra Indikasi:
• Aturan pakai:
• Kemasan:
• Diproduksi:
PT Farma Sari
BAB III
12
BAHAN, ALAT, DAN PROSEDUR PRODUKSI
Bahan:
Bahan Kimia:
Alat:
Alat pencetak tablet: Hanseaten type E 1 No. Kapasitas 70 tablet per menit
Alat penguji distribusi ukuran granul: Resch type 3D. West Germany
13
Alat penguji aliran dan sudut diam: corong gelas dan stopwatch
Alat-alat gelas
Prosedur:
Hasil parutan kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan tempat gelap sampai
kadar airnya kurang dari 10%, lalu diserbuk dengan gilingan dan diajak
menerus sampai diperoleh ekstrak (perklorat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan
dibasahi dengan aseton selama 2 jam. Serbuk yang sudah dibasahi tersebut
perkolator turun dan hampir sama dengan batas atas serbuk dalam perkolator.
didapatkan bobot ekstrak wortel yang konstan. Selanjutnya ekstrak ini siap untuk
diformulasikan menjadi tablet hisap ekstrak wortel. Seluruh proses mulai dari
redup dan hindari pemanasan karena beta karoten cenderung akan mengalami
oksidasi yang cepat dan isomerasi saat terpapar oleh cahaya panas (Ikan, 1984).
2. Pembuatan Granul.
demi sedikit, gerus hingga homogen. Bahan pengikat metilselulosa 4000 ditambah
kedalam campuran serbuk, gerus hingga terbentuk massa granul. Massa granul
dikeringkan dalam lemari pengering sampai kadar air<20% (30 menit). Setelah
granul yang meliputi: kadar air, distribusi ukuran, granul, penentuan sifat alir,
15
Tablet hisap ekstrak wortel direncanakan mengandung 0,5 mg beta karoten
per tablet. Kadar beta karoten dalam ekstrak diperhitungkan dari pendekatan
sebanyak 132 tablet. Jadi untuk membuat 600 tablet diperlukan wortel segar 5 kg.
ekstrak wortel per tablet adalah 25,0 mg. Masing-masing granul yang sudah
berdasarkan berat granul. Campuran massa granul dicetak menjadi tablet dengan
BAB IV
diparut kemudian dikeringkan pada suhu kamar dan diserbuk dengan gilingan
16
untuk meningkatkan luas partilkel sehingga memudahkan ekatraksi. Kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar air simplisia dengan alat moisture balance 45, kadar
air harus kurang dari 10%, selanjutnya diekstraksi dengan metode perkolasi dan
rasa yaitu menjadi kesat. Pelaut aseton digunakan karena beta karoten larut dalam
menghilangkan aseton dari ekstrak. Cara penanganan ekstrak bebas aseton yaitu
ekstrak kemudian dilakukan identifikasi beta karoten dengan KLT dimana eluen
yang digunakan adalah heksan : aseton (99:1) dengan menggunakan noda H2SO4
pekat. Noda yang dihasilkan berwarna coklatnya harga Ef untuk baku standar 0,70
akan diperoleh tablet yang sangat rapuh. Setelah ekstrak digranulasi dengan
metode granulasi basah maka dilakukan uji mutu fisik granul yaitu distribusi
ukuran granul, penentuan sifat akhir dan sudut diam, % kompresibilitas dan kadar
air granul.
(Felmiester, 1970) kecuali harga F0 karena pada formula ini tidak ada pengikat
internal.
Untuk uji sudut diam dilakukan bersama dengan pengukuran kecepatan air
memberikan hasil baik yaitu kecepatan alir antara 11,28-13,41% g/dt (F0=12,00
g/dt, F1=11,49 g/dt, F2=11,28 g/dt, F3=13,41 g/dt, F4=12,96 g/dt. Sudut diam
Hal ini sesuai dengan pustaka yang menyebutkan bahwa struktur diam yang kecil
yang menyebutkan kadar air campuran serbuk untuk tablet hisap berkisar antara
Dari uji mutu fisik gradual diatas maka diperoleh kesimpulan bahwa
Setelah dilakukan uji mutu fisik granul, granul dibuat tablet dengan
mutu fisik tablet antara lain kekerasan, kerapuhan, dan waktu melarut.
18
Pada pemeriksaan kekerasan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan hasil
antara 3,91 kg-6,50 kg (F0=3,91 kg, F1= 4,53 kg, F2=5,30 kg, F3=6,06
hisap (10-20 kg Parrot, 1970), tetapi kekerasan tablet hisap bukan merupakan
faktor yang sangat menentukan, karena bila dengan kekerasan tertentu didapatkan
waktu melarutkan yang sesuai persyaratan maka tablet hisap yang dihasilkan
pada formula ini tidak menggunakan bahan pengikat eksternal sehingga memiliki
kekuatan yang relatif kurang baik dibanding formula yang lain dan
Pada pemisahan tablet hisap ekstrak wortel didapatkan antara 5,29 menit-
7,46 menit. Semua formula memenuhi persyaratan waktu melarutkan tablet hisap
Dari hasil uji mutu fisik tablet hisap ekstrak wortel maka diperoleh
kesimpulan bahwa formula 2(1%) memiliki mutu fisik yang optimal karena
dengan bahan pengikat yang rendah menghasilkan kekerasan yang cukup untuk
19
melarutkan secara perlahan tanpa mengalami disintegrasi.
BAB V
PENGEMASAN
Pengemasan merupakan salah satu faktor yang sangat penting dan mutlak
diperlukan dalam persaingan dunia usaha seperti saat ini. Dalam pengemasan
produk tablet hisap ekstrak wortel "Vitma" kami menggunakan kemasan strip
packaging dimana setiap strip berisi dua tablet hisap. Setiap 50 strip di kemas
tunggal, biasanya untuk sediaan padat (tablet, kapsul, kaplet, dan lain-lain) yang
20
digunakan secara per oral. Metode pengemasan ini cocok untuk tablet hisap
karena bahannya mengandung alumunium yang bisa menjaga obat dari pengaruh
kelembaban serta kemasannya mudah dibuka. Setelah itu setiap 50 strip di kemas
BAB VI
Modal:
Dimana dalam produksi kami membuat 600 tablet hisap dengan modal Rp:
2.000.000
21
Penentuan Harga Jual Produk:
Laba Rugi:
Laba = (hasil produksi x harga jual) – modal = (600 x Rp: 5.000) – Rp: 2.000.000
PEMASARAN
Dalam proses pemasaran produk ini, kami tidak hanya melalui indoor,
tetapi juga outdoor yaitu tidak hanya kepada masyarakat sekitar melainkan ke
daerah-daerah lain metode yang kami gunakan dengan memasang iklan online dan
22
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikian proposal ini disusun dengan harapan permohonan produksi
tablet hisap "Vitma" yang kami dirikan dapat diterima. Pembuatan proposal ini
bertujuan untuk membuat usaha produksi tablet hisap ekstrak wortel untuk
menyimpulkan bahwa salah satu upaya untuk mengembangkan tanaman wortel ini
agar lebih praktis dan efektif dalam penggunaannya serta disukai oleh masyarakat
diformulasikan dalam bentuk sediaan tablet hisap. Oleh karena itu, kami ingin
membuat tablet hisap ekstra wortel "Vitma" dengan formulasi yang disukai
23
krisis global seperti sekarang ini.
Saya menyadari bahwa tiada yang sempurna di dunia ini kecuali Tuhan
yang Maha Esa. Dalam pembuatan proposal ini tentunya masih banyak
kekurangan, untuk itu saya mengharapkan kritik dan saran Bapak/Ibu yang
sifatnya membangun guna sebagai bahan evaluasi saya untuk kedepannya agar
Akhir dari penulisan proposal ini saya ucapkan terimakasih kepada semua
pihak khusunya anggota PT Sari Farma yang telah ikut membantu dan
Terimakasih juga atas penerimaan proposal ini, serta saya berharap agar
B. Saran
Agar pelaksanaan produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar, saya
mendatang.
24
5) Perencanaan proses produksi harus dapat menentukan jumlah produk, jenis
produk, kualitas produk, warna produk, ukuran produk, bentuk produk, dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA
Luthfi. 2016. https://luthfan.com/contohproposalusahamakanan/. Diakses pada 26
November 2017 pukul 12:17 WIB.
Porri Mario, Frans. 2006. http://repository.unair.ac.id/10159/2/gdlhub-gdl-s1-
2006-mairifrans-1591-ff.66_06.pdf. Diakses pada Minggu, 26 November 2017
pukul 19.00 WIB.
Elhadi, Wahyu. 2014. https://latarkelas.wordpress.com/2014/05/29/merancang-
proses-produksi/.Diakses pada Jumat, 01 Desember 2017 pukul 21.20 WIB.
25
LAMPIRAN
26