Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH PRAKTIKUM

DASAR-DASAR AGRONOMI

BUDIDAYA TANAMAN BAYAM (Amarathus spp.)

NAMA : Niko Rumahorbo


NIM : 05071281924040

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Lulus Mata Kuliah Praktikum


Dasar-Dasar Agronomi

Oleh
Nama : Niko Rumahorbo
NIM : 05071281924040

Indralaya, 30 Maret 2020


KoordinatorAsisten Asisten I Asisten II

Neta Nurdiani Annisa Irma Yanti Addina Fitrianti


NIM. 05091281722012 NIM. 05091181823014 NIM. 05091181823013

Universitas Sriwijaya
i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
            Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.   
          Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah Agroekoteknologi ini.
            Akhir kata kami berharap semoga makalah yang akan membahas sayur
bayam ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

Indralaya, 30 Maret 2020

            Penulis

Universitas Sriwijaya
i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................5
1.2 Tujuan................................................................................................................7
1.3 Ruang lingkup materi.................................................................……………....7
BAB II Landasan Teori
2.1 Sejarah tanaman……………….......................................................................10
2.2 Sistematika tanaman…………….....................................................................11
2.3 Syarat tumbuh………………………………………………………………..11
BAB III Pembahasan
3.1 Morfologi tanaman……………………………………………………….......13
3.2 Cara budidaya tanaman……………………………………………………....14
3.3 Gulma, hama dan penyakit menyerang………………………………………21
BAB IV Penutup
4.1 Kesimpulan......................................................................................................26
4.2 Saran................................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..28
LAMPIRAN……………………………………………………………….........29

Universitas Sriwijaya
4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah
diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan. Harganya
dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tumbuhan bayam ini awalnya
berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar keseluruh
dunia.
Di Indonesia hanya dikenal dua jenis bayam budidaya, yaitu bayam cabut
(Amaranthus tricolor L.) dan bayam petik (Amaranthus hybridus L.). Jenis ini
memang sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa daunnya enak,
empuk, dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain itu, daunnya yang
segar mempunyai nilai komersial yang tinggi (Bandinidan Nurudin,2001).
Bayam merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah Amerika
Tropik. Bayam semula dikenal sebagai tanaman hias, namun dalam
perkembangan selanjutnya bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber
protein, vitamin A dan C serta sedikit vitamin B dan mengandung garam-garam
mineral seperti: kalsium, posfor, dan besi (Sunarjono, 2006).
Bayam biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau.
Pertumbuhannya secara normal amat cepat, sehingga dalam waktu kurang dari
satu bulan bayam sudah bisa dipanen. Bayam telah lama dikenal dan
dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia dan merupakan bahan sayuran daun
yang bergizi tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Daun bayam
dapat dibuat berbagai sayur mayur, bahkan disajikan sebagai hidangan mewah
(elit). Bayam juga memiliki beberapa manfaat diantaranya dapat memperbaiki
daya kerja ginjal dan melancarkan pencernaan. Beberapa negara berkembang
telah mempromosikan bayam sebagai sumber protein nabati, karena berfungsi
ganda bagi pemenuhan kebutuhan gizi maupun pelayanan kesehatan masyarakat
(Sunarjono, 2006).
Umumnya bayam sangat memerlukan air dalam pertumbuhan dan
perkembangannya, karena tanaman tidak dapat hidup tanpa air. Untuk itu

Universitas Sriwijaya
5
dibutuhkan pemberian yang baik, agar dapat menghasilkan produksi yang banyak.
Air merupakan sistem pelarut dari sel dan memberikan suatu medium untuk
pengangkutan didalam tanah. Air dapat mempertahankan turgor yang sangat perlu
dalam kerumitan transpirasi dan pertumbuhan tanaman. Untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yang normal, tanaman memerlukan unsur hara, cahaya,
karbondioksida, dan air yang cukup. Kekurangan air mengakibatkan terganggunya
perkembangan tanaman dan akan mengganggu aktifitas fisiologis maupun
morfologis, sehingga mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Dalam pemberian
air perlu diperhatikan kebutuhan air dari setiap tanaman, demikian pula setiap
tahap dari pertumbuhan tanaman tertentu.
Indonesia memang menjadi surga bagi kita semua yang menyukai aktivitas
bercocok tanam, karena hampir semua pohon ataupun tanaman bisa hidup di tanah
agraris ini. Dengan keadaan alam yang sangat mendukung seperti ini, sebenarnya
kita bisa memanfaatkan peluang untuk menggenjot bisnis di sektor pertanian.
Budidaya bayam adalah salah satu peluang yang bisa coba kita manfaatkan
mengingat sayuran ini adalah salah satu sayuran yang telah sangat populer di
tengah-tengah kehidupan masyarakat. Dengan kepopulerannya, otomatis
konsumsi sayur bayam di masyarakat akan terus tinggi sehingga hasil dari panen
kita akan mudah untuk dipasarkan. Selain telah populer di kalangan masyarakat,
ada lagi beberapa faktor penting tentang budidaya bayam yang bisa menjadi
pertimbangan kita untuk mengerjakan budidaya sayuran ini. Yang pertama yaitu
bahwa cara budidaya bayam tergolong tidak merepotkan. Kemudian yang kedua
yaitu bahwa menumbuhkan tanaman bayam cukup mudah, karena hanya
menggunakan cara tanam yang sederhana dan gampang untuk dipelajari.

Negara ini memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah, baik kekayaan
fauna maupun kekayaan floranya.Tidak salah lagi bahwa di Indonesia terdapat
banyak tumbuhan yang beraneka ragam lengkap dengan ciri khasnya masing-
masing.Hal ini dikarenakan Indonesia dilalui oleh garis khatulistiwa yang
berdampak pada iklimnya, yaitu tropis dan banyaknya gunung berapi yang masih
aktif, menghasilkan tanah yang unsur hara, sehingga tanahnya subur dan cocok
untuk berbagai macam jenis tanaman.

Universitas Sriwijaya
6
Berbicara mengenai sayuran, terutama bayam, tumbuh amat melimpah
hampir di seluruh wilayah Indonesia.Tanaman ini mudah sekali untuk tumbuhnya
karena dipengaruhi oleh kondisi iklim dari negara ini.Dan masyarakat biasanya
memanfaatkannya sebagai bahan makanan, seperti diolah menjadi sayur bening,
sayur bayam atau biasa dikenal dengan sayur kunci.
Kandungan gizi dan vitaminnya sangat banyak, khususnya bagi anak-anak
yang sangat memerlukan gizi dan vitamin untuk pertumbuhan.Kandungannya
terdiri dari protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral dan serat. Kandungan
gizi bayam yang kaya akan nutrisi juga dapat menurunkan kolesterol, gula darah,
menurunkan tekanan darah dan melancarkan peredaran darah serta dapat
mencegah kanker usus, diabetes dan gagal ginjal.
Akan tetapi, bagi sebagian orang terutama anak-anak pastinya akan bosan
dengan olahan dari sayur bayam yang hanya sebagai sayuran saja. Maka dari itu
diperlukan solusi untuk mengubah anggapan dari orang-orang bahwa sayur bayam
bisa diolah menjadi cemilan yang enak.
Untuk itu peneliti tertarik mengembangkan sayur bayam menjadi keripik
bayam yang dicampur dengan bumbu-bumbu tetapi tidak menghilangkan rasa
khas dari bayam, sehingga rasanya akan membuat orang tertarik untuk mencoba
mengkonsumsinya.

1.2 Tujuan
1.        Untuk mengetahui pengertian tanaman bayam.
2.        Untuk mengetahui jenis – jenis tanaman bayam.
3.        Untuk mengetahui kandungan gizi dan manfaat sayur bayam.
4.        Untuk mengetahui syarat tumbuh bayam.
5.        Untuk mengetahui morfologi tanaman bayam.
6.        Untuk mengetahui teknik budidaya bayam.

1.3 Ruang Lingkup Materi


Bayam (Amaranthusspp.) merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk
dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau.Tumbuhan ini berasal dari Amerika

Universitas Sriwijaya
7
tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia.Tumbuhan ini dikenal sebagai
sayuran sumber zat besi yang penting.
Tanaman bayam merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang mudah
diperoleh disetiap pasar, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan.
Harganyapun dapat terjangkau oleh semua lapisan masyarakat.Tumbuhan bayam
ini awalnya berasal dari negara Amerika beriklim tropis, namun sekarang tersebar
keseluruh dunia. Hampir semua orang mengenal dan menyukai
kelezatannya.Rasanya enak, lunak dan dapat memberikan rasa dingin dalam perut
dan dapat memperlancar pencernaan.Umumnya tanaman bayam dikonsumsi
bagian daun dan batangnya.Ada juga yang memanfaatkan biji atau akarnya
sebagai tepung, obat, bahan kecantikan, dan lain-lain.Ciri dari jenis bayam yang
enak untuk dimakan ialah daunnya besar, bulat, dan empuk.Sedangkan bayam
yang berdaun besar, tipis diolah campur tepung untuk rempeyek (Yusni B,
Nurudin Azis, 2001)
Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia
Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di
Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam
bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun
Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain Bayam (Spinacia).
Bayam merupakan tanaman annual (semusim) yang berasal dari Amerika
Tropis. Dalam perkembangannya di Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai
tanaman pangan sumber protein, terutama bagi negara-negara berkembang.
Sedangkan bayam sebagai sayuran hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia
Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese Amaranth.
(Supriati Yati & Ersi Herliana. 2014)
Bayam adalah salah satu sayuran hijau yang paling bergizi. Bayam
bermanfaat mencegah berbagai penyakit karena melindungi dan memperkuat
tubuh melalui berbagai cara. (Anne Selby, 2005)
Bayam merupakan jenis sayuran yang sangat mudah tumbuh sehingga
siapapun dapat menanamnya. Bayam dapat tumbuh, baik didataran rendah
maupun didataran tinggi. Bayam merupakan tanaman perdu yang sangat

Universitas Sriwijaya
8
digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak, lunak, dan manfaatnya
yang banyak. (Pracaya, 2016)
Tanaman bayam dapat tumbuh pada tanah dengan ph 6—7 dan kondisi
tanah gembur. B udi daya tanaman bayam dilakukan tanpa melalui pembibitan.
Benih dapat langsung disemai di lahan penanaman. (Setyaningrum Hesti Dwi.,
Cahyo Saparinto. 2011)
Sayur bayam adalah olahan sayuran yang dapat dengan mudah ditemukan di
manapun anda berada. Bahannya yang sangat mudah ditemukan serta cara
pembuatannya yang sangat mudah membuatnya menjadi jenis sayur yang sangat
sering hadir di meja makan. Sayur bayam itu sendiri merupakan jenis sayuran
berdaun hijau yang dikenal memiliki kandungan gizi yang sangat tinggi.
Kandungan zat besi yang cukup tinggi di dalam sayur bayam dipercaya mampu
menghindarkan seseorang dari anemia atau penyakit kurang darah. Tidak hanya
itu saja, sayur bayam juga sangat dianjurkan untuk dikonsumsi oleh semua orang
terutama ibu menyusui untuk membantu memproduksi ASI yang lebih banyak dan
lebih sehat.

Universitas Sriwijaya
9
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Sejarah Tanaman


Bayam merupakan tanaman sayuran yang dikenal dengan nama ilmiah
Amaranthus spp. Kata "amaranth" dalam bahasa Yunani berarti "everlasting"
(abadi). Tanaman bayam berasal dari daerah Amerika tropik. Tanaman bayam
semula dikenal sebagai tumbuhan hias. Dalam perkembangan selanjutnya.
Tanaman bayam dipromosikan sebagai bahan pangan sumber protein, terutama
untuk negara-negara berkembang. Diduga tanaman bayam masuk ke Indonesia
pada abad XIX ketika lalu lintas perdagangan orang luar negeri masuk ke wilayah
Indonesia

Bayam sebagai sayur hanya umum dikenal di Asia Timur dan Asia
Tenggara, sehingga disebut dalam bahasa Inggris sebagai Chinese amaranth. Di
Indonesia dan Malaysia, bayam sering disalahartikan menjadi "spinach" dalam
bahasa Inggris (mungkin sebagai akibat penerjemahan yang dalam film kartun
Popeye), padahal nama itu mengacu ke jenis sayuran daun lain - lihat Bayam
(Spinacia).

Di tingkat konsumen, dikenal dua macam bayam sayur: bayam petik dan
bayam cabut. Bayam petik berdaun lebar dan tumbuh tegak besar (hingga dua
meter) dan daun mudanya dimakan terutama sebagai lalapan (misalnya pada
pecel, gado-gado), urap, serta digoreng setelah dibalur tepung. Daun bayam cabut
berukuran lebih kecil dan ditanam untuk waktu singkat (paling lama 25 hari),
lebih cocok untuk dibuat sup encer seperti sayur bayam dan sayur bobor. Bayam
petik biasanya berasal dari jenis A. hybridus (bayam kakap) dan bayam cabut
terutama diambil dari A. tricolor. Jenis-jenis lainnya yang juga dimanfaatkan
adalah A. spinosus (bayam duri) dan A. blitum (bayam kotok).

Kandungan besi pada bayam relatif lebih tinggi daripada sayuran daun lain
(besi merupakan penyusun sitokrom, protein yang terlibat dalam fotosintesis)
sehingga berguna bagi penderita anemia.

Universitas Sriwijaya
10
Beberapa kultivar A. tricolor memiliki daun berwarna merah atau putih dan
dipakai sebagai tanaman hias, meskipun dapat pula disayur. Jenis tanaman hias
lainnya adalah A. caudatus karena tandan bunganya berwarna merah panjang
menggantung seperti ekor. Di tempat asalnya, bayam dimanfaatkan bijinya
(bayam biji) sebagai sumber karbohidrat. Biji ini sekarang juga populer sebagai
makanan diet karena tidak menyebabkan kegemukan.

Akar tunggang bayam juga dimanfaatkan sebagai obat. Kebanyakan


digunakan oleh masyarakat sebagai salah satu alternatif memenuhi kebutuhan
hidup

2.2 Sistematika Tanaman

Klasifikasi ilmiah yang ada dalam tumbuhan ini, antara lain adalah sebagai
berikut;

 Kingdom : Plantae
 Divisi : Magnoliophyta
 Kelas : Magnoliopsida
 Ordo : Caryophyllales
 Famili : Amaranthaceae
 Sub famili : Amaranthoideae
 Genus : Amaranthus
 Spesies : Amaranthus Sp

2.3 Syarat Tumbuh


Iklim
1. Keadaan angin yang terlalu kencang dapat merusak tanaman bayam khususnya
untuk bayam yang sudah tinggi. Kencangnya angin dapat merobohkan tanaman.
2. Karena tanaman bayam cocok ditanam di dataran tinggi maka curah hujannya
juga termasuk tinggi sebagai syarat pertumbuhannya. Curah hujannya bias
mencapai lebih dari 1.500 mm / tahun.

Universitas Sriwijaya
11
3. Tanaman bayam memerlukan cahaya matahari penuh. Kebutuhan akan sinar
matahari untuk tanaman bayam cukup besar. Pada tempat yang terlindungi
(ternaungi), pertumbuhan bayam menjadi kurus dan meninggi akibat kurang
mendapatsinarmataharipenuh.
4. Suhu udara yang sesuai untuk tanaman bayam berkisar antara 16 - 20 derajat C.
5. Kelembaban udara yang cocok untuk tanaman bayam antara 40 - 60%.

MediaTanam
1. Tanaman bayam menghendaki tanah yang gembur dan subur. Jenis tanah yang
sesuai untuk tanaman bayam adalah yang penting kandungan haranya terpenuhi.
2. Tanaman bayam termasuk peka terhadap pH tanah. pH tanah di atas 7 (alkalis),
pertumbuhan daun-daun muda (pucuk) akan memucat putih kekuning - kuningan
(klorosis). Sebaliknya pada pH di bawah 6 (asam), pertumbuhan bayam akan
merana akibat kekurangan beberapa unsur. Sehingga pH tanah yang cocok adalah
6-7
3. Tanaman bayam sangat reaktif dengan ketersediaan air di dalam tanah. Bayam
termasuk tanaman yang membutuhkan air yang cukup untuk pertumbuhannnya.
Bayam yang kekurangan air akan terlihat layu dan terganggu pertumbuhannya.
Penanaman bayam dianjurkan pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
4. Kelerengan lahan untuk budidaya tanaman bayam adalah sekitar 15 - 45
derajat.

KetinggianTempat
Dataran tinggi merupakan tempat yang sesuai untuk pertumbuhan tanaman
bayam. Ketinggian tempat yang baik yaitu ±2000 m dpl

Universitas Sriwijaya
12
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Morfologi Tanaman

Adapun karakteristik yang menjadi ciri khas morfologi dari tanaman bayam,
diantaranya;

Akar
Bayam memiliki sistem perakaran tunggang bagian bawah serta serabut
pada bagian atas. Akar tanaman bayam dapat menembus kedalam tanah sampai
kedalaman 20-40 cm bahkan dapat lebih tergantung dari jenis media tanah yang
digunakan.

Batang
Tanaman bayam memiliki batang yang berbentuk tegak, tebal, dan
mengandung banyak air atau herbacius. Batang tanaman ini berukuran cukup
panjang sampai 0.5-1 meter serta memiliki cabang monodial. Batang bayam
memiliki warna hijau namun ada juga yang bewarna merah tergantung dari
varietas bayam yang ditanam.

Daun
Bayam memiliki daun tunggal dan bewarna hijau muda atau tua. Namun,
ada juga bayam yang memiliki daun bewarna merah tergantung dari varietas yang
digunakan. Bentuk dari daun bayam yaitu bulat memanjang dan oval. Panjang
daun berukuran sekitar 1.5 sampai 6 cm, untuk lebar daun sekitar 0.5 sampai 3.2
cm. pada daun terdapat tangkai yang berbentuk bulat serta opacus yang berukuran
0.5 sampai 9 cm.

Bunga
Tanaman bayam memiliki bunga yang berkelamin tunggal, warna daunnya
yaitu hijau tua serta terdapat mahkota yang terdiri dari daun bunga dengan jumlah
4-5 buah, bakal buah dengan jumlah 2-3 buah dan benang sari 1-5 serta bagian
lain yang berguna untuk membantu penyerbukan.

Universitas Sriwijaya
13
Ukuran bunga bayam sekitar 1.5-2.5 mm, cara membedakan antara bunga
jantan dengan bunga betina yaitu bunga jantan memiliki bentuk bulir sedangkan
untuk bunga betina berbentuk bulat yang terdapat diketiak batang. Proses
penyerbukan bunga dibantu oleh hewan sekitar ataupun angin.

3.2 Cara Budidaya Tanaman


1.      Pembibitan
a.       Persyaratan Benih
Benih / biji yang baik untuk bertanam bayam adalah dapat memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a)      berasal dari induk yang sehat,
b)      bebas dari hama / penyakit,
c)      daya kecambah 80 prosen, dan
d)     memiliki kemurnian benih yang tinggi.
Disamping persyaratan seperti yang disebutkan diatas, benih / bibit yang
digunakan kalau bisa merupakan benih unggul agar nantinya tahan terhadap hama
dan penyakit.
b. Penyiapan Benih
Benih Bayam sayur yang ditanam petani kebanyakan swadaya dari
tanaman terdahulu yang sengaja dibiarkan tumbuh terus untuk produksi biji.
Keperluan benih untuk lahan 1 hektar berkisar antara 5 – 10 kg, atau 0,5 – 1,0
gram per m2 luas lahan. Biji dipanen pada waktu musim kemarau dan hanya
dipilih tandan yang sudah tua (masak). Tandan harus dijemur beberapa hari,
kemudian biji dirontokkan dari tandan dan dipisahkan dari sisa – sisa tanaman.
Untuk memproduksi bibit bagi satu hektar kebun yang berisi 25000 – 40000
tanaman, kemungkinan dibutuhkan sekitar 1 – 2 kg benih.
c. Teknik Penyemaian Benih
Lahan untuk pembibitan dipilih yang lebih tinggi dari sekitarnya dan bebas
dari hama dan penyakit tanaman maupun gulma. Pembibitan diberi atap plastik
atau atap jerami padi. Benih bayam disebar merata atau berbaris – baris pada
tanah persemaian dan ditutup dengan selapis tanah tipis.
d. Pemeliharaan Pembibitan / Penyemaian

Universitas Sriwijaya
14
Dalam pemeliharaan benih / bibit perlu dilakukan penyiraman dengan
teratur dan hati-hati. Tanah yang digunakan juga perlu dipupuk agar
kesuburannya tetap terjaga. Pupuk yang digunakan sebaiknya pupuk kandang.
Setelah bibit tumbuh dan ada benih yang terserang hama / penyakit maka perlu
disemprot dengan pestisida dengan dosis rendah.
e. Pemindahan Bibit
Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7 – 14 hari, bibit dipindah-tanam ke
dalam pot-pot yang terbuat daun pisang atau kantong plastik es mambo yang
sebelumnya telah diisi dengan medium tumbuh campuran tanah dan pupuk
organik yang halus (1:1). Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah berumur
sekitar 7 – 14 hari setelah dipotkan, bibit tersebut telah siap untuk dipindah-tanam
ke lapangan.
2.      Pengolahan Media Tanam
a.       Persiapan
Sebelum pengolahan lahan dilakukan perlu diketahui terlebih dahulu pH
tanah yang sesuai yaitu antara 6 – 7 sehingga perlu dilakukan pengukuran dengan
menggunakan pH-meter. Selanjutnya menganalisis tanah yang cocok untuk
tanaman bayam, apakah perlu dilakukan pemupukan atau tidak. Kapan tanaman
akan ditanam dan sebaiknya pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau.
Berapa luas lahan yang akan ditanami dan akan melakukan sistem polikultur atau
monokultur. Dan berapa banyak kebutuhan benih untuk dapat memenuhi produk
bayam yang diinginkan.
b.      Pembukaan Lahan
Lahan yang akan ditanami dicangkul / dibajak sedalam 30 – 40 cm,
bongkah tanah dipecah gulma dan seluruh sisa tanaman diangkat dan disingkirkan
lalu diratakan. Lahan kemudian dibiarkan selama beberapa waktu agar tanah
matang benar.
c. Pembentukan Bedengan
Setelah tahap pencangkulan kemudian dibuat bedengan dengan lebar
sekitar 120 cm atau 160 cm, tergantung jumlah populasi tanaman yang akan
ditanam nanti. Dibuat parit antar bedengan selebar 20 – 30 cm, kedalaman 30 cm

Universitas Sriwijaya
15
untuk drainase. Pada bedengan dibuat lubang – lubang tanam, jarak antar barisan
60-80 cm, jarak antar lubang (dalam barisan) 40-50 cm.
d. Pengapuran
Apabila pH tanah terlalu rendah maka diperlukan pengapuran untuk
menaikkannya. Pengapuran dapat menggunakan kapur pertanian atau Calcit
maupun Dolomit. Pada tipe tanah pasir sampai pasir berlempung yang pH-nya 5,5
diperlukan ± 988 kg kapur pertanian / ha untuk menaikkan pH menjadi 6,5.
Kisaran kebutuhan kapur pertanian pada tanah lempung berpasir hingga liat
berlempung ialah antara 1.730 – 4.493 kg / hektar. Sebaliknya, untuk menurunkan
pH tanah, dapat digunakan tepung Belerang (S) atau Gipsum, biasa sekitar 6 ton /
hektar. Cara pemberiannya, bahan – bahan tersebut disebar merata dan dicampur
dengan tanah minimal sebulan sebelum tanam.
e. Pemupukan
Pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang telah masak. Waktu
pemupukan dilakukan satu minggu atau dua minggu sebelum tanam. Cara
pemupukan adalah dengan disebarkan merata diatas bedengan kemudian diaduk
dengan tanah lapisan atas. Untuk pemupukan yang diberikan per lubanng tanam,
cara pemberiannya dilakukan dengan memasukkan pupuk ke dalam lubang tanam.
Dosis pemberian pupuk dasar disesuaikan dengan jenis tanaman dan keadaan
lahan. Akan tetapi dosis untuk pupuk kandang sekitar 10 ton per hektar.
Pemupukan per lubang tanam biasanya diperlukan sekitar 1 – 2 kg per lubang
tanam.
f. Pemberian Mulsa
Untuk memperoleh hasil produksi yang berkualitas baik maka di dalam
penanaman perlu dipasang palstik perak-hitam sebagai mulsa. Dengan
penggunaan plastik ini dapat mengurangi serangan hama dan penyakit termasuk
gangguan gulma dan lainnya.
3.Teknik Penanaman
a.Penentuan Pola Tanam
Jarak tanam untuk tanaman bayam adalah antara 60 cm x 50 cm atau 80
cm x 40 cm. Jarak tanam tersebut dapat divariasikan sesuai dengan tingkat
kesuburan tanah dan jenis bayam sehingga populasi tanaman per hektar berkisar

Universitas Sriwijaya
16
antara 30.000 – 60.000 tanaman. Pola tanam untuk bayam cabut adalah
monokultur. Dalam satu hamparan lahan biasanya ditanam berbagai jenis tanaman
dengan pola mosaik (perca), yaitu berbagai tanaman ditanam monokultur pada
petak – petak tersendiri. Tanaman lainnya tadi antara lain seperti kakngkung
(darat), selada, lobak, paria, kemangi dan sayuran lalapan lainnya.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Lubang tanam dapat dibuat dengan menggunakan alat kayu dengan cara di
pukul-pukul sehingga membentuk lubang. Jarak antara barisan adalah 60 – 80 cm
dan jarak antar lubang (antar barisan) 40 – 50 cm.
c. Cara Penanaman
Penanaman dapat langsung di lapangan tanpa penyemaian atau dengan
penyemaian terlebih dahulu. Apabila tanpa penyemaian maka biji bayam
dicampur abu disebarkan langsung di atas bedengan menurut barisan pada jarak
antar barisan 20 cm dan arahnya membujur dari Barat ke Timur. Setelah
disebarkan benih segera ditutup dengan tanah halus dan disiram hingga cukup
basah. Waktu penanaman paling baik adalah pada awal musim hujan. Dengan
penyemaian maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih baik karena benih
diperoleh dengan cara seleksi untuk ditanam.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Apabila sewaktu menyebar benih secara langsung di lapangan tidak merata
maka akan terjadi pertumbuhan yang mengelompok (rapat) sehingga
pertumbuhannya terhambat karena saling bersaing satu sama lain. Oleh karena itu
perlu dilakukan penjarangan sekaligus sebagai panen pertama. Apabila tanaman
bayam dihasilkan dari benih yang disemai maka setelah penanaman di lapangan
ada yang mati / terserang penyakit, maka perlu dilakukan penyulaman dengan
mengganti tanaman dengan yang baru. Caranya dengan mencabut dan apabila
terserang penyakit segera dimusnahkan agar tidak menular ke tanaman lainnya.
Penyulaman dapat dilakukan seminggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan dilakukan apabila muncul gulma tanaman Gelang (Portulaca
oleracea) dan rumput liar lainnya. Kehadiran gulma gelang dapat menurunkan

Universitas Sriwijaya
17
produksi bayam antara 30 – 65%. Penyiangan dilakukan bersamaan dengan
penggemburan tanah. Alat yang digunakan dalam penyiangan dapat berupa
cangkul kecil atau sabit. Caranya dengan dicangkul untuk mencabut gulma atau
langsung dicabut dengan tangan. Disamping itu pencangkulan dilakukan untuk
menggemburkan tanah.
c. Pembubunan
Proses pembubunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan.
d. Perempalan
Apabila perawakan tanaman terlalu subur, mungkin perlu dilakukan
perempalan tunas–tunas liar dan pemasangan ajir / turus untuk memperkuat
tegaknya tanaman agar tidak rebah.
e. Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk organik, untuk tiap
lubang calon tanaman sekitar 0,4 – 0,8 kg. Dengan demikian kuantum pupuk
organik akan berkisar 15 – 30 ton. Untuk pertanaman di dataran rendah bekas
sawah, pupuk organik tidak diberikan, tinggi bedengan perlu ditambah dan
dalamnya parit antar bedengan perlu diperdalam. Pupuk organik yang diberikan
adalah pupuk N (Urea sekitar 250 kg / ha atau ZA 500 kg / ha) cara dilarutkan
dalam air ± 25 gram / 10 liter air, TSP 300 kg / ha dan KCl 200 kg/ha. N diberikan
dua kali, setengah takaran pada waktu tanam dan yang setengahnya lagi pada
umur 30 hari setelah tanam. Apabila ternyata nanti pertumbuhan tanaman kurang
subur, dapat dipertimbangkan untuk memberi pupuk N susulan dengan takaran
sekitar 125 kg / ha, interval sekitar 30 hari dan dihentikan 30 hari sebelum panen.
Pupuk P diberikan sekali pada waktu tanam, sedangkan pupuk K diberikan dua
kali, setengah takaran pada waktu tanam dan setengah lagi pada umur 30 hari
setelah tanam.
f. Pengairan dan Penyiraman
Pada fase awal pertumbuhan, sebaiknya penyiraman dilakukan rutin dan
intensif 1 – 2 kali sehari, terutama di musim kemarau. Waktu yang paling baik
untuk menyiram tanaman bayam adalah pagi atau sore hari, dengan menggunakan
alat bantu gembor (emrat) agar air siramannya merata.
g. Waktu Penyemprotan Pestisida

Universitas Sriwijaya
18
Jenis pestisida yang digunakan untuk tanaman bayam adalah Dithane M –
45 dengan dosis 1,5 – 2 gram / liter air, Ambush 2 EC atau Lannate 2 EC dengan
konsentrasi 2 gram per liter air. Penyemprotan dilakukan dengan menggunakan
alat penyemprot berupa tangki sprayer. Cara penyemprotan yaitu jangan
dilakukan ketika angin bertiup kencang dan jangan menentang arah datangnya
angin. Jangan melakukan penyemprotan pada saat akan hujan dan sebaiknya
dicampurkan bahan perekat. Waktu penyemprotan dilakukan pada pagi hari benar
atau sore hari ketika udara masih tenang. Hal tersebut untuk menghindari matinya
lebah atau serangga lainnya yang menguntungkan.
5. Panen
a.Ciri dan Umur Panen
Ciri-ciri bayam cabut siap panen adalah umur tanaman antara 25-35 hari
setelah tanam.Tinggi tanaman antara 15-20 cm dan belum berbunga. Waktu panen
yang paling baik adalahpagi atau sore hari, saat suhu udara tidak terlalu tinggi.
b. Cara Panen
Cara panennya adalah dengan mencabut seluruh bagian tanaman dengan
memilih tanamanyang sudah optimal. Tanaman yang masih kecil diberi
kesempatan untuk tumbuh membesar,sehingga panen bayam identik dengan
penjarangan.
c. Periode Panen
Panen pertama dilakukan mulai umur 25-30 hari setelah tanam, kemudian
panen berikutnyaadalah 3-5 hari sekali. Tanaman yang sudah berumur 35 hari
harus dipanen seluruhnya, karenabila melampaui umur tersebut kualitasnya
menurun atau rendah; daun-daunnya menjadi kasardan tanaman telah
berbunga.3.6.4.
Prakiraan ProduksiProduksi bayam per hektar dapat mencapai sekitar 22.630 kg.
6. Pasca panen
Pasca panen tanaman bayam sudah bisa dipasarkan, untuk hasil pemasaran
yang baik, maka perlu dilakukan tahapan sebagai berikut :
a.Pengumpulan

Universitas Sriwijaya
19
Pengumpulan dilakukan setelah panen dengan cara meletakkan di suatu
tempat yang teduhagar tidak terkena sinar matahari langsung, karena dapat
membuat daun layu.
b. Penyortiran dan Penggolongan
Penyortiran dilakukan dengan memisahkan bayam yang busuk dan rusak
dengan bayam yangbaik dan segar. Disamping itu juga penggolongan terhadap
bayam yang daunnya besar dan yang daunnya kecil. Setelah itu diikat besar-besar
maupun langsung dengan ukuran ibu jari.
Proses sortasi ini meliputi:
1)   Membuang tanaman yang terlalu kecil, tanaman terlalu besar & terinveksi.
Tanaman harus seragam tidak boleh terlalu kecil ataupun terlalu besar. Tanaman
yang terinveksi penyakit atau virus juga harus dibuang karena biasanya tanaman
yang terinveksi ini akan mudah rusak selama proses penyimpanan dan penjualan.
2)   Membuang kutu yang ada di daun dengan menggunakan kuas yang bersih dan
halus. Jangan sampai pada produk hidroponik masih ada organisme yang
menyebabkan kerusakan sayuran.
3)   Membuang beberapa daun bawah. Untuk tanaman bayam pembuangan daun
bawah berjarak 5-7 cm dari akar. Untuk tanaman sawi dan caiisim diambil 1 atau
2 daun bawah yang kualitasnya jelek. Termasuk daun yang berubah warna juga
harus dibuang. Tujuan dari pembuangan beberapa daun ini untuk mencegah daun
menjadi kuning.
4)   Menggulung akar tanaman, tanpa membuang sisa rockwool. Akar tanaman
produk hidroponik tetap diikutkan selama proses pemasaran untuk membedakan
dengan produk sayuran lain. Maka tidak boleh dipotong, hanya digulung saja. Sisa
rockwool yang ada juga jangan dibuang agar kesegaran sayuran bertahan lebih
lama.
c. Penyimpanan
Penyimpanan untuk menjaga kesegaran bayam dapat diperpanjang dari 12
jam tempatterbuka (suhu kamar) menjadi 12-14 hari dengan perlakuan suhu
dingin mendekati 0 derajat C,12 / 13misalnya dengan remukan es.
d. Pengemasan dan Pengangkutan

Universitas Sriwijaya
20
Pengemasan (pewadahan) dalam telombong atau dedaunan yang
digulungkan menyelimutiseluruh bagian bayam, sehingga terhindar dari pengaruh
langsung sinar matahari.Pengangkutan ke pasar dengan cara dipikul maupun
angkutan lainnya, seperti mobil ataugerobak.
e. Pencucian
Pencucian hasil panen pada air yang mengalir dan bersih, atau air yang
disemprotkan melaluiselang maupun pancuran.
f. Penanganan Lain
Bayam dapat diolah menjadi berbagai jenis masakan. Sewaktu memasak
bayam ialah tidakboleh terlalu lama. Bayam cukup hanya direbus selama ± 5
menit. Memasak bayam terlalulama akan menyebabkan daun-daunnya menjadi
hancur (lonyoh), rasanya tidak enak, dankandungan vitamin C-nya menguap
(menghilang).

3.2 Gulma, Hama dan Penyakit yang Menyerang Tanaman


Hama dan Penyakit adalah organisme pengganggu tanaman yang menjadi
salah satu faktor ponyebab rusaknya pertumbuhan dan produksi tanaman. Bahkan,
dapat menyebabkan kematian bagi tanaman sehingga menimbulkan kerugian yang
besar bagi petani. Pemberantasan hama dan penyakit secara kimiawi pada
pertanaman bayam diusahakan untuk ditindaklanjuti karena dapat meracuni hasil
panen. Oleh karena itu, pemberian pestisida harus dihenntkan kira-kira 20 hari
sebelum panen (tergantung jenis pestisida yang dipakai) untuk menghindari efek
residu pestisida terkonsumsi oleh manusia pada tanaman bayam.
Penyakit tanaman dapat diartikan ganguan terhadap tanaman yang
disebabkan oleh pathogen dan non pathogen yang menyebabkan terganggunya
proses pertumbuhan pada bagian-bagian tertentu dari tanaman yang tidak dapat
berjalan sesuai fungsinya dengan normal dan dengan baik sehingga menghambat
pertumbuhan pada tanaman.Penyebaran penyakit phatogen dapat melalui jamur,
bakteri, riketsia. Miklopasma, spiroplasma dan hama yang membawa virus.

Penyakit pada tanaman bayam


1. Dumping off (Rebah Kecambah)

Universitas Sriwijaya
21
Penyakit ini menyerang tanaman bayam muda pada saat benih mulai
berkocambah. Gejala serangan menunjukkan pertumbuhan kecambah yang tidak
normal, batang lemah, dan mudah rebah karena akar dan batangnya busuk. Gejala
yang khas ialah busuk pada lapisan korteks akar utama dan pangkal batang
menjadi berwarna kecokelatan sehingga akar dan batang menjadi busuk dan
akhimya tanaman menjadi mati.

Penyakit ini disebabkan cendawan Rhizoctonia solani dan Phytium sp.


Cendawan ini dapat bertahan hidup pada keadaan yang kering dan cepat
menyerang tanaman lainnya. Sifatnya yang politagus menyebabkan hampir semua
tanaman diserangnya. Cara pengendalian dan pemborantasannya adalah sebagai
berikut. Perbaiki saluran drainase sehingga permukaan tanah tidak terlalu kering
dan tidak terlalu lembab. Peremajaan kembali tanaman dengan moncabut tanaman
yang terserang parah. Penggunaan pupuk yang berimbang. Penyemprotan
fungisida sesuai dosis anjuran pakai.

2. Penyakit karat putih


Terbentuknya bercak-bercak putih yang agak melepuh pada daun,
terutama pada sisi bawah tanaman bayam. Pada populasi karat meningkat dapat
terjadi kerusakan daun sehingga mengakibatkan hasil dan mutu daun menurun.
Penyakit ini disebabkan oleh cendawan Albogo candida. Pengendalian penyakit
cukup dilakukan dengan membongkar tanaman dan melakukan peremajaan
kembali bila serangan sudah parah.

3. Penyakit virus keriting (spinach blight )


Penyebab penyakit adalah sejenis virus dan jenis cucumbor mosaic virus
(CMV). Serangan virus menyebabkan daun menyempit, mengkerut, menggulung,
dan mengecil. Pada daun timbul bercak-bercak. Permukaan daun berwarna kuning
dan belang-belang (mosaik). Penyakit ini paling banyak menyerang daun muda.

Pengendalian dan pencegahan dilakukan dengan cara :

Universitas Sriwijaya
22
Mencabut tanaman yang sakit dan membakar tanaman yang sudah
terinfeksi agar tidak menyebar, kemudian melakukan peremajaan tanaman
kembali Melakukan penggiliran tanaman (rotas) dengan tanaman yang tidak
sefamili dengan bayam sebagai tindakan pencegahan. Selain itu, lahan harus
dibersihkan dari tanaman-tanaman yang mungkin sebagai inang bagi penyakit ini.

4. Penyakit kekurangan mangan (Mn)


Gejala penyakit ini ditandai dengan timbulnya bintik-bintik kuning pada
daun dan tepi daun menjadi keriting. Pertumbuhan daun menjadi lambat. Gejala
serangan ini banyak dijumpai bila keadaan cuaca sangat panas. Sebagai penyebab
dari gejala tersebut adalah kekurangan unsur mangan (Mn).

Pengendalian dan pencegahan dilakukan sebagai berikut :


Tanah dapat diberi multonik yang mengandung Mn saat serangan pertama
muncul Pencegahannya dilakukan dengan memberikankapur saat pengolahan
tanah, terutama pada tanah yang diduga kekurangan Mn.

Pada umumnya hama yang terdapat di areal pertanaman bayam hanya


sedikit, baik pada bayam petik maupun bayam cabut. Walaupun sedikit, tetapi
hama dapat menyerang tanaman mulai dari fase persemaian, pertumbuhan, sampai
fase panen. Beberapa hama penting bagi tanaman bayam yaitu ulat daun, ulat
penggulung daun, belalang, kutu dator, dan bekiootsiput.

Hama pada tanaman bayam


1. Ulat daun
Gejala serangan pada daun berupa lubang lubang bekas gigitan pada
bagian tengah dan tepi daun. Bila serangan berat maka hanya tersisa tulang daun-
daun saja. Penyebab gejala tersebut adalah ulat daun. Ulat ini berwarna hijau
seperti daun sehingga sulit diamati. Panjang ulat kira-kira 1-2 cm. Kelompok
telurnya berbentuk lonjong atau bulat, berwarna putih, dan terbungkus bulu-bulu
tipis. Pemberantasan ulat daun dilakukan dengan cara memotong daun yang

Universitas Sriwijaya
23
terserang ulat. Bila serangan hebat, dapat digunakan insektisida sesuai anjuran
pakai.
2. Ulat penggulung daun (Hymenia recurvalis [Fabricus])
Gejala serangan adalah daun berlubang dan menggulung. Gejala tersebut
disebabkan oleh ulat penggulung daun yang biasanya terdapat dalam gulungan
daun tertutup oleh semacam jaringan tipis, ulatnya berwarna hijau cerah.
Ngengatnya berwarna cokelat abu-abu gelap. Cara pengendaliannya dapat
dilakukan seperti berikut secara manual dengan membuang daun yang terserang.
Secara biologi yaitu dengan menggunakan musuh alami yang berasal dan ordo
Hymenoptera dan jenis Trathala flavoorbitalis (Cameron) yang menyerang pada
stadia larva ulat penggulung daun.

3. Belalang (Sexava spp.)


Gejala serangan pada daun yang masih muda terlihat bekas gigitan di
bagian tepi daun dan serangannya hampir menyerupai serangan oleh ulat daun.
Penyebab serangan adalah belalang (sexava spp.) yang banyak dijumpai hampir di
semua areal pertanian. Hama ini disebut juga belalang daun karena warna
sayapnya hijau menyerupai warna daun. Oleh karenanya, belalang sulit diamati
bila telah hinggap di daun. Pengandalkan terhadap hama belalang sangat mudah,
dengan cara mekanik belalang dapat dikurangi. Caranya dengan menggoyangkan
daun bayam ke kiri dan ke kanan dengan ujung sapu lidi agar belalang
beterbangan.

4. Kutu daun (Myzus persicae)


Gejala pertama yang disebabkan oleh hama ini adalah mengisap cairan
daun yang menyebabkan daun bayam melengkung dan berpilin. Bila serangan
sudah berat maka daun akan rontok, pertumbuhan tanaman lambat dan kerdi.
Penyebabnya adalah kutu daun (Myzus persicae) yang menyerang tanaman pada
musim kemarau. Hama ini menusuk daun dengan moncongnya, kemudian
mengisap cairan daun. Serangan semakin ganas jika panas matahari semakin terik.
Pengendalian hama kutu daun dilakukan secara mekanik dengan mencabut dan

Universitas Sriwijaya
24
membakar tanaman yang terserang kutu daun. Jika serangan hebat, bisa disemprot
dengan pestisida sesuai dosis anjuran.

5. Bekicot/siput
Hama ini menyerang dengan memakan benih di pesemaian sehingga
tanaman tidak tumbuh Pada daun, batang, dan akar bayam torlihat bekas gigitan
berupa lubang-lubang. Hal ini akan menurunkan kualitas hasil panen. Pada areal
sekitar tanaman yang terserang terdapat kotoran hama yang berwarna hitam.
Pengendalian bekicot/siput sebagai berikut : Secara mekanik dengan mencari
bekicot/siput dan membunuhnya Pengendalian dengan menggunakan perangkap
dari tempurung kelapa berpintu. Di dalamnya diletakkan umpan berupa makanan
beracun, yaitu campuran antara 1 kg dedak basah dengan 50 gr metaldehyde.
Untuk 1 ha, dibutuhkan 50-60 kg, bekicot siput akan berdatangan masuk ke dalam
tempurung kelapa untuk memakan umpan. Akhimya hama tersebut akan mati dan
terkumpul dalam perangkap tersebut, perangkap ini akan lobih efektit bila
dipasang pada malam hari agar tidak termakan oleh binatang lain.

Universitas Sriwijaya
25
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Bayam tumbuh baik bila ditanam di lahan terbuka dengan sinar matahari penuh
atau berawan dan tidak tergenang air/becek.
2. Bayam memiliki 2 jenis yaitu bayam jenis liar dan  bayam budi daya pada
kedua perbedaan ini bayam liar adalah bayam yang yang tumbuh di sembarang
tempat dan hasil dari bayam tersebut tidak seberapa berkarakter rasanya agak getir
sehingga lebih banyak digunakan sebagai obat atau bahan untuk kecantikan.
Sedangkan pada bayam yang dibudidayakan ini memiliki tekstur yang berkarakter
sengaja dibudidayakan untuk dikonsumsi karena rasa daunnya enak, empuk, dan
mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Selain itu, daunnya yang segar
mempunyai nilai komersial yang tinggi.
3.  Kandungan Gizi pada Bayam Hijau dan Bayam Merah memiliki beberapa
perbedaan pada kalori bayam merah lebih tinggi di banding bayam hijau yang
hanya memiliki kalori 3.6 dan pada karbohidrat,lemak,protein,kalsium,fosfor
bayam merah yang memiliki kandungan paling tinggi sedangkan pada zat
besi,vitamin A,dan air Bayam hijau lebih tinggi di banding Bayam merah tetapi
pada vitamin B1 dan vitamin C mereka berdua memiliki persamaan pada
kandungan gizi.
4. Pada pascapanen sendiri bayam memiliki beberapa tahapan dari pengolongan,
penyortiran dan penggolongan, penyimpanan, pengemasan dan pengangkutan,
pencucian, dan penanganan lainnya .
5. Syarat tumbuh tanaman bayam dapat tumbuh sepanajng tahun, dimana saja,
baik didataran rendah maupun didataran tinggi.

6. Pertumbuhan paling baik pada tanah subur dan banyak sinar matahari. Suhu
yang baik 25-36 c dan pH tanah antara 6-7.

7. waktu tanam terbaik pada awal musim kemarau. Teknik budidaya tanaman
bayam seperti pada halnya tanaman lainya yaitu mulai dari menyiapan benih,
persiapan lahan, pemupukan, penanaman/penaburan benih, pemeliharaan,

Universitas Sriwijaya
26
pengendalian organisme pengganggu tumbuhan (OPT) hingga panen dan pasca
panen.

4.2 Saran
Makalah ini kami buat dengan semaksimal mungkin, dan kami berharap
sangat bermanfaat bagi para pembaca kami, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik dari para pembaca kami demi kebaikan dimasa mendatang

Universitas Sriwijaya
27
DAFTAR PUSTAKA
Anna Selby, 2005. Makanan Berkhasiat: 25 Makanan Bergizi Super Untuk
Kesehatan Prima. Jakarta : Erlangga
Bandini, Yusni. dan Nurudin. Azis. 2010. Bayam.Pewarta Pertanian. Jakarta
Guntoro. 2011. Budidaya kebun bergizi. Pos daya Edisi 127 / Tahun XII /
Agustus.

Pracaya, Gema Juang Kartika. 2016. Bertanam 8 Sayuran Organik. Penebar


Swadaya. Jakarta.
Setyaningrum Hesti Dwi., Cahyo Saparinto. 2011. Panen Sayur secara Rutin di
Lahan Sempit. Jakarta: Penebar Swadaya.

Supriati, Yati & Ersi Herliana. 2014. 15 Sayuran Organik Dalam Pot.
Jakarta:Penebar Swadaya.

Universitas Sriwijaya
28
LAMPIRAN

Bayam ketika berumur 2 minggu Bayam ketika berumur 1 minggu

Bayam ketika berumur 4 hari Pembersihan sersa-sersa tanaman

Pengukuran panjang dan lebar lahan Pembuangan sersa-sersa tanaman

Universitas Sriwijaya
29
Pembuangan tumpukan rumput yang Pembukaan lahan dan pembersihan
telah disatukan lahan bersama

Petakan lahan yang telah dibagi Penggemburan lahan masing-masing

Penggemburan lahan Penarikan rumput yang masih


tertimbun di dalam tanah

Universitas Sriwijaya
30

Anda mungkin juga menyukai