GENETIKA DASAR
“PROSES PERSILANGAN SEMANGKA 2N (DIPLOID) DENGAN
SEMANGKA 4N (TETRAPLOID) UNTUK MENGHASILKAN
SEMANGKA TANPA BIJI 3N (TRIPLOID)”
Kelompok 2 :
AA SIRLI SAKOTI (4122.1.16.11.0001)
FIRMAN AGUNG NUGRAHA (4122.1.16.11.0035)
KARIMA NUR MAULIDA (4122.1.16.11.0011)
RICKY HASRAT DIRMAWAN (4122.1.16.11.0015)
WINA NURAENI (4122.1.16.11.0019)
FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS WINAYA MUKTI
SUMEDANG
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca, dan untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi dari makalah agar menjadi lebih baik lagi.
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI....................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Tujuan...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat dan kegunaan............................................................................ 2
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 13
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................... 14
2
3
BAB I
PENDAHULUAN
1
Semangka tanpa biji merupakan salah satu tanaman hibrida. Hal ini
berdampak terhadap benih pada semangka tanpa biji tidak bisa ditumbuhkan,
sehingga perlu adanya benih semangka tanpa biji dalam jumlah banyak. Selain itu,
industri benih semangka kebanyakan disuplai dari industri luar negeri. Apabila
suplai benih semangka tanpa biji bisa diproduksi dalam negeri bisa diperbanyak,
maka akan berdampak positif terhadap pemasaran di Indonesia. Selain itu,
keilmuan akan pembuatan benih hibrida akan berkembang. Dengan demikian
untuk mengetahui proses terbentuknya semangka tanpa biji penting diketahui.
Apalagi prospek pasar terhadap produksi semangka semakin melejit.
1.2. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk mempelajari teknik dan proses menghasilkan buah semangka tanpa
biji (Triploid/3N).
2. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika Dasar.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
(monoceous), tetapi berkelamin satu (unisekual) berwarna kuning, kecil (diameter
3cm). Bunga jantan berbentuk terompet dan bunga betina mempunyai bakal buah
yang bulat sebesar kelereng di bagian bawah mahkotanya. Jumlah bunga jantan
lebih banyak dari bunga betina, biasanya dengan perbandingan 1 banding 5.
Penyerbukan bunga alami terjadi secara silang (crossing) oleh lebah madu, lalat
hijau, atau serangga perantara lainnya. Biasanya tanaman berbunga 45-60 hari
setelah tanam (Sunarjono, 1998). Buah semangka memiliki kulit yang keras,
berwarna hijau pekat atau hijau muda dengan larik-larik hijau tua. Tergantung
kultivarnya, daging buahnya yang berair berwarna merah atau kuning. Tanaman
ini cukup tahan akan kekeringan terutama apabila telah memasuki masa
pembentukan buah (Wikipedia, 2017).
Ukuran buah didasarkan kepada beratnya, buah berukuran besar bila beratnya
lebih dari 4 kg, buah berukuran sedang bila beratnya antara 2-4 kg, dan buah
dikatakan kecil bila beratnya kurang dari 2 kg. Bentuk buah semangka terdiri dari
bulat, oblong, dan oval. Warna daging buah terdiri dari merah tua, jingga, merah
jambu, kuning, dan putih tergantung varietasnya.
4
Kondisi tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah yang cukup
gembur, kaya bahan organik, bukan tanah asam dan tanah kebun/persawahan yang
telah dikeringkan. Keasaman tanah (pH) yang diperlukan antara 6-6,7. Jika pH <
5,5 (tanah asam) maka diadakan pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan
tingkat keasaman tanah tersebut. Tanah yang cocok untuk tanaman semangka
adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi
tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka.
Ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300
mdpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang
mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan
ketinggian lebih dari 300 m dpl (Prihatman, 2000).
5
mutagenik. Metode penggandaan kromosom ini sangat penting dalam ilmu
pemuliaan tanaman.
2.5 Kolkisin
Salah satu alkaloid yang sering dijumpai adalah kolkisin. Kolkisin adalah suatu
senyawa yang diekstrak dari umbi dan biji tanaman krokus (Colchicum
autumnale). Rumus kimia kolkisin adalah C22H25O6N dan struktur kimia
kolkisin adalah:
6
Kolkisin akan efektif apabila diteteskan atau direndam pada saat sel membelah.
Sebab, kolkisin akan diserap oleh sel dan mempengaruhi pembelahan sel yang
sedang berlangsung. Penetesan ini sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari.
Yaitu pada saat suhu udara rendah dan kelembaban tinggi. Hal ini dilakukan
karena sifat kolkisin yang mudah menguap (Kalie, 1993).
Perendaman dengan air sebelum perlakuan perendaman dengan larutan
kolkisin akan lebih mengefektifkan pemberian kolkisin, sebab sel-sel benih sudah
berimbibisi terlebih dahulu. Dengan demikian, benih lebih mudah menerima
pengaruh kolkisin. Benih semangka yang akan digandakan sebaiknya juga
direndam dahulu dalam larutan fungisida agar tidak terkontaminasi penyakit
(Priadi et al., 2005).
7
2.7 Membuat Semangka Tetraploid
Sebelum disemaikan, rendam biji semangka diploid (2n) dalam larutan
kolkisin 0.02% selama 24 jam. Setelah biji berkecambah, teteskan bagian titik
tumbuhnya dengan larutan kolkisin 0,2% untuk mencegah terbentuknya dinding
sel baru. Lakukan penetesan ini dalam beberapa tahapan perlakuan hingga
akhirnya diperoleh semangka tetraploid (4n).
Larutan kolkisin 0,2 % dibuat dengan cara melarutkan 2 g kolkisin dalam 1
liter aquades. Apabila kolkisin yang akan diperlukan hanya sebanyak 20 mg,
larutkan dengan 3 cc alkohol, kemudian campurkan dengan 10 g lanolin dan 100
cc aquades. Bila benih sudah berkecambah dan daun pertama mulai tumbuh
larutan kolkisin 0,2 % mulai diberikan.
Lakukan penetesan sebanyak 6 kali selama 4 hari berturut-turut. Teteskan
kolkisin tepat pada titik tumbuh semangka, cukup sebanyak 1-2 tetes. Kolkisin 0,2
% selama 4 hari ini dapat diatur sebagai berikut;
1. Pada hari pertama, teteskan kolkisin 0,2 % pada sore hari pukul 17.00.
2. Pada hari kedua, lakukan 2 kali penetesan yaitu pada pagi hari pukul 07.00
dan sore hari 17.00.
3. Pada hari ketiga, lakukan 2 kali penetesan seperti pada hari kedua.
4. Pada hari keempat, teteskan kolkisin 1 kali pada pagi hari sekitar pukul
07.00.
Bibit yang telah berumur 2 minggu dipersemaian dapat dipindahkan ke lahan
pertanaman. Berdasarkan penelitian, tingkat keberhasilan terbentuknya semangka
tetraploid hanya 10-20% dari seluruh jumlah benih yang diperlakukan dengan
kolkisin. Perbedaan antara semangka tetraploid dan semangka diploid adalah
semangka tetraploid memiliki keadaan fisik yang lebih besar. Misalnya, daun dan
bunga lebih besar dan tebal. Selanjutnya biji-biji semangka tetraploid (4n) ini
ditanam sebagai benih induk (Samadi, 1996).
8
9
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
Semangka hibrida triploid (tanpa biji), dihasilkan dari persilangan antara induk
betina tetraploid (4x) dengan induk jantan diploid (2x) yang normal. Induk betina
tetraploid dihasilkan dengan perlakuan kolkisin terlebih dahulu. Setelah itu benih
akan mengalami poliploidi (tetraploid). Persilangan antara tanaman tetraploid
(betina) dan diploid/normal (jantan) akan menghasilkan keturunan triploid.
Tanaman triploid tersebut adalah tanaman yang menghasilkan semangka tanpa
biji/seedless (Cahyono, 1996).
Biji buah semangka tripoid inilah yang digunakan sebagai benih semangka
tanpa biji. Kultivar benih tanpa biji yang beredar yaitu produksi Know You Seed,
Taiwan. Tanaman semangka triploid memiliki bunga jantan dengan tepung sari
steril (mandul). Oleh karena itu, membududayakan semangka triploid harus
menanam pula semangka diploid untuk keperluan penyerbukan buatan. Bunga
betina semangka triploid diserbuki dengan semangka diploid sehingga terjadi
pembentukan buah tanpa biji (Samadi 1996).
10
Gambar 4. Skema tahap pembuatan semangka tanpa biji.
11
Gambar 5. Bentuk bunga semangka.
4. Daun
Daun semangka tanpa biji terletak bersebrangan dan berbentuk caping
dengan tangkai yang panjang. Ukuran daun lebih besar dan tebal
dibandingkan dengan daun semangka berbiji.
5. Buah
Buah semangka tanpa biji sangat bervariasi, baik bentuk maupun tipe
permukaan kulitnya. Berdasarkan bentuknya buah semangka tanpa biji dapat
dibedakan menjadi 3 macam, yaitu buah berbentuk bulat, oval dan lonjong.
Kultivar semangka tanpa biji kebanyakan memiliki bentuk bulat. Berdasarkan
tipe kulit buahnya, buah semangka tanpa biji dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu permukaan kulit buah bergaris dan tidak bergaris. Buah semangka tanpa
biji yang saat ini banyak beredar dipasaran sebagian besar memiliki tipe
permukaan kulit buah bergaris. Selain itu rasa daging buahnya lebiih manis
(Samadi, 1996).
12
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Salah satu upaya untuk mendapatkan hibrida semangka tanpa biji dapat
dilakukan dengan perakitan semangka triploid dari kultivar unggul yang tersedia.
Hibrida triploid dapat diperoleh dari persilangan tanaman tetraploid (4x) dan
tanaman diploid (2x). Induksi ploidi dengan kolkisin yang lebih efektif ialah
melalui perendaman benih dan penetesan kolkisin pada titik tumbuh.
4.2 Saran
Pemberian kolkisin untuk menghasilkan semangka tetraploid sebaiknya tidak
kurang atau lebih dari 0.02 % untuk perendaman benih agar menghasilkan tingkat
keberhasilan yang baik. Materi tentang semangka tanpa biji untuk terjemahan
sebaiknya diperbanyak agar mempermudah dalam mencari literatur.
13
DAFTAR PUSTAKA
14
DAFTAR GAMBAR
15