Anda di halaman 1dari 10

Penyakit Antraknosa (Colletotrichum spp.

)
Terbawa Benih Pada Tanaman Kedelai (Glycine
max L.)

KELOMPOK 1

Putri Sarah Ariva 1605109010017


Intan Mulia Savira 1705109010005
Izzahton Naili 1705109010007
PENDAHULUAN
Kedelai (Glycine max L.)
merupakan tanaman pangan
terpenting ke tiga setelah padi dan
jagung. Produktivitas kedelai
nasional masih rendah, 1.3 t/ha,
yang antara lain disebabkan oleh
penggunaan benih bermutu rendah,
cekaman biotik, dan abiotik.

Jenis cendawan patogen


Colletotrichum terbawa benih kedelai
diantaranya Colletotrichum dematium,
C. truncatum, C. geniculata, C.
intermedia, C. lunata, dan C. Pallescens.
Namun yang umum terdapat pada
benih kedelai adalah Colletotrichum
dematium dan C. truncatum.
KLASIFIKASI

Kingdom : Fungi
Phylum : Ascomycota
Subphylum : Pezizomycotina
Class : Sordariomycetes
Order : Glomerellales
Famili : Glomerellaceae
Genus : Collecticum
Spesies : Collecticum spp.
Dampak Penyakit Antraknosa Terbawa
Benih Kedelai

• Anthracnose yang disebabkan oleh C. truncatum


merupakan cendawan patogen utama pada kedelai.
• Infeksi pathogen ini menyebabkan penurunan tajam
perkecambahan, mutu benih, dan hasil panen pada iklim
subtropis yang hangat dan lembab.
• Persentase survival tertinggi patogen C. truncatum pada
residu kedelai berada pada polong, mencapai 16,21%, di
batang 13,6%, dan di akar 0,17%. Hal ini
mengindikasikan bahwa C.truncatum memang termasuk
seed borne patogen.
SIKLUS PENYAKIT

• Patogen bertahan dalam bentuk miselium pada residu tanaman atau


pada biji terinfeksi.
• Jamur penyebab antraknosa menyerang tanaman kedelai pada semua
fase pertumbuhan.
• Infeksi batang dan polong terjadi selama fase reproduksi apabila cuaca
lembab dan hangat.
• Penyakit antraknosa banyak dijumpai di indonesia pada pertanaman
kedelai yang tumbuh di daerah yang lembab.
• Tanaman yang diserang ialah bibit baru yang berkecambah , tanaman
muda, maupun tanaman dewasa.
Perkembangan Penyakit

• Cuaca hangat dan lembab dengan suhu


26-32C sangat sesuai bagi perkembangan
penyakit.
• Daun yang selalu basah karena embun
atau air hujan mendukung
perkecambahan spora.
• Jamur dapat bertahan hidup lebih dari
tiga bulan pada batang tanaman di
lapangan.
• Patogen mempunyai tanaman inang
sangat banyak, antara lain kacang gude,
kacang tanah, putri malu, dan terong.
Epidemiologi

• Antraknosa pada kedelai tersebar luas di


seluruh Indonesia dan sudah lama di kenal di
Indonesia. Penyakit ini juga terdapat di
Malaysia dan Thailand.
• Penyebaran patogen ini dapat melalui benih
(seed-borne patogen) dan sisa-sisa tanaman
sakit.
• Keberadaan jamur ini dapat dicirikan dengan
adanya badan bauh (aservuli) berwarna hitam
yang banyak terdapat pada stroma.
• Aservuli berbentuk oval sampai memanjang,
kemisfer sampai rompang kerucut (trucated
conical) dan menonjol aservuli berbentuk
setengah bola, ditumbuhi jarum-jarum kecil
(setae) berwarna hitam.
• Konidia terbentuk pada konidiopora, yang
terdiri dari satu sel dan berbentuk bulan sabit.
Gejala Serangan

• Penyakit Antraknosa menyerang batang,


polong, dan tangkai daun. Gejala hanya
timbul bila kondisi menguntungkan
perkembangan jamur.
• Gejala pada daun berupa nekrosis pada
tulang daun dan dapat mengakibatkan
daun menggulung atau kanker pada
tangkai daun.
• Biji yang terinfeksi biasanya tidak
menunjukkan gejala yang khas, hanya
berupa bercak samar berwarna coklat. Biji
tersebut sering tidak tumbuh atau bibit
mati setelah berkecambah.
• Pada kotiledonnya terdapat luka berwarna
coklat tua sampai hitam.
• Pada batang akan timbul bintik-bintik
hitam berupa duri-duri jamur yang
menjadi ciri khas
Pengendalian

Beberapa pengendalian pada penyakit ini adalah:


• Mengusahakan tanaman tumbuh sehat agar terhindar dari infeksi, karena
penyakit antraknosa umumnya merupakan penyakit sekunder.
• Menjaga kebersihan lahan.
• Sebelum menanam kedelai, tanah perlu dibajak atau dicangkul dan sisa-sisa
tanaman dibenamkan kedalam tanah atau dibakar.
• Jangan menanam kedelai pada musim hujan atau kelembaban tinggi.
• Lakukan pergiliran tanaman dengan tanaman lain yang tidak dapat diserang
penyakit antraknosa.
• Menggunakan antagonis seperti P. aeruginosa, T. harzianum dan T. virens
• Ekstrak air rimpang lengkuas yang digunakan dalam perlakuan biji mampu
menekan pertumbuhan Colletotrichum spp. pada benih kedelai.
• Benih perlu diberi perlakuan fungisida berbahan aktif benomil agar jamur
dalam benih mati.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai