Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH SEMINAR UMUM

PENGARUH PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN


PISANG (Musa paradisiaca) DI LAHAN KERING

Disusun oleh:

Nama

: Sary Prihatini

NIM

: 08/270416/PN/11516

Prodi

: Agronomi

Dosen Penguji

: Ir. Sri Muhartini, MS.

Hari/Tanggal Presentasi : Kamis/ 3 Mei 2012

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012

ii

iii

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................

ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................

iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................

iv

INTISARI..............................................................................................................

I.

PENDAHULUAN .........................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Tujuan........................................................................................................

II. GAMBARAN UMUM TANAMAN PISANG .............................................

A. Asal dan Penyebaran Tanaman Pisang......................................................

B. Klasifikasi Tanaman Pisang ......................................................................

III. PEMUPUKAN...............................................................................................

IV. PENUTUP......................................................................................................

13

A. Kesimpulan................................................................................................

13

B. Saran ..........................................................................................................

13

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................

14

LAMPIRAN ..........................................................................................................

16

iv

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3. 1 Pertambahan tinggi tanaman pisang setiap pengamatan
pada beberapa perlakuan paket pemupukan .......................................

10

Tabel 3. 2 Pertambahan diameter batang pisang setiap pengamatan


pada beberapa perlakuan paket pemupukan .......................................

10

Tabel 3. 3 Pertambahan jumlah daun di setiap pengamatan


pada beberapa perlakuan paket pemupukan .......................................

11

Tabel 3. 4 Jumlah anakan pisang yang tumbuh setiap pengamatan


pada beberapa perlakuan paket pemupukan .......................................

11

PENGARUH PUPUK TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN


PISANG (Musa paradisiaca) DI LAHAN KERING

INTISARI
Pisang merupakan salah satu komoditas buah yang penting di Indonesia. Pada saat ini, pisang
menduduki peringkat ke empat setelah padi, jagung dan gandum. Budidaya tanaman pisang di Indonesia
masih sangat rendah, hal ini dikarenakan kurang optimalnya penggunaan lahan seperti beberapa wilayah
yang memiliki lahan kering. Pisang merupakan tanaman yang memiliki daya adaptasi yang baik pada
kondisi kekurangan air, sehingga pisang banyak ditanam petani di lokasi lahan kering. Tetapi dalam
pengembangan pisang tersebut petani belum menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar,
terutama mengenai pemupukan. Petani umumnya belum melakuan pemupukan secara berimbang,
sehingga produktivitas dan kualitas pisang yang dihasilkan masih relatif rendah. Pemupukan yang tepat
seperti pemberian urea, SP36, KCl, dan ZA dapat meningkatkan ketahanan tanaman terhadap cekaman
kekeringan serta dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Masing-masing unsur
hara yang terkandung dalam pupuk-pupuk tersebut memiliki manfaat selama masa pertumbuhan
tanaman.
Kata kunci : pemupukan, pisang, lahan kering

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pisang merupakan salah satu komoditas buah yang penting di Indonesia. Pada saat ini,
pisang menduduki peringkat ke empat setelah padi, jagung dan gandum. Data statistik
menunjukkan bahwa pada tahun 2009, luasan areal penanaman pisang mencapai 119.018
hektar dengan jumlah produksi 6.373.533 ton tandan buah pisang. Sementara itu,
produktifitas pisang yang berhasil dicapai pada tahun 2009 adalah sebesar 535,5 kuintal per
hektar (Anonim, 2011). Data tersebut menunjukkan bahwa produktifitas pisang di Indonesia
cukup rendah. Pada kondisi yang optimal, produktifitas tanaman pisang bisa mencapai 16 ton
per hektar (Putra, 2010).
Pisang merupakan salah satu komoditas buah unggulan di Indonesia. Luas dan
Produksi Pisang selalu menempati posisi pertama. Produksi pisang sebagian besar di panen
dari pertanaman kebun rakyat. Selain itu pisang mengandung vitamin dan mineral esensial
yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Oleh sebab itu maka pengembangan pisang perlu
mendapat perhatian yang lebih serius.
Pisang dapat tumbuh dari dataran rendah hingga ketinggian 1.300 m dari permukaan
laut. Hampir semua jenis tanah asalkan dikelola dengan baik dapat digunakan untuk budidaya
pisang. Pengembangan tanaman pisang semenjak beberapa tahun belakangan ini mulai
diarahkan pada lahan marginal, karena semakin berkurang dan terbatasnya lahan subur. Salah
1

satu wilayah di Indonesia yang dapat dijadikan sentra pembudidayaan tanaman pisang adalah
NTB. Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa tahun terakhir melakukan pengembangan pisang
khususnya di lahan kering karena potensi lahan kering NTB cukup luas dan belum dikelola
secara optimal. Pisang merupakan tanaman yang memiliki kemampuan adaptasi yang cukup
baik terhadap kekurangan air.
Usaha tani pisang cukup menguntungkan dan dapat memberikan pendapatan petani
secara kontinyu setiap bulannya. Seiring dengan itu peluang pemasaran pisang juga terbuka
luas baik untuk pasar lokal maupun pasar luar daerah (khususnya Bali) dengan harga jual
yang cukup tinggi dan stabil pada jenis-jenis pisang komersial. Hal ini yang mendorong
petani kuhusnya di Kabupaten Lombok Timur untuk banyak mengembangkan tanaman
pisang.
Namun disayangkan pengembangan pisang yang dilakukan oleh petani tersebut belum
diikuti dengan penanganan budidaya tanaman pisang yang tepat dan benar. Hal ini yang
menyebabkan produktivitas dan produksi pisang di Indonesia masih relatif rendah. Petani
masih melakukan usahatani pisang sesuai dengan tingkat pengetahuan dan kemampuan
ekonomi terutama mengenai pemupukan. Pemberian pupuk ditingkat petani masih sangat
bervariasi dan belum menggunakan pemupukan yang seimbang yaitu penggunaan pupuk
organik dan anorganik. Pemupukan yang berimbang mampu memberikan pertubuhan
tanaman menjadi lebih baik, tahan terhadap kerebahan, tahan terhadap hama dan penyakit,
dan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil. Pengunaan pupuk organik dapat
memberikan tambahan bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta
mengembalikan hara yang teangkut hasil anen. Selain itu juga dapat mencegah kehilangan air
dalam anah dan laju infiltrasi air (Soemarno, 1993).
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya produktifitas tanaman pisang,
yaitu penurunan status kesuburan tanah serta adanya tekanan hama dan penyakit. Terkait
dengan penurunan status kesuburan tanah, ternyata terdapat korelasi antara tingkat serangan
hama dan penyakit dengan status hara tanah. Status hara tanah yang buruk menstimulasi
munculnya serangan hama dan penyakit. Pada beberapa kasus, status hara tanah yang buruk
memperparah efek yang ditimbulkan oleh serangan hama dan penyakit. Berdasarkan kondisi
tersebut, perbaikan status kesuburan tanah dapat dimanfaatkan untuk menangkal pengaruh
negatif dari serangan hama dan penyakit.

B. Tujuan
1. Mengetahui

unsur-unsur

hara

yang

dapat

meningkatkan

pertumbuhan

dan

perkembangan tanaman pisang di lahan kering


2. Mengetahui takaran dan kombinasi pemupukan yang tepat untuk tanaman pisang yang
dibudidayakan di lahan kering.

II. GAMBARAN UMUM TANAMAN PISANG

A. Asal dan Penyebaran Tanaman Pisang


Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman asal Asia Tenggara yang kini sudah tersebar
luas ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Sudah lama buah pisang menjadi komoditas buah
tropis yang sangat populer di dunia. Hal ini dikarenakan rasanya lezat, gizinya tinggi, dan
harganya relatif murah. Data ekspor pisang pada tahun 2003 adalah sebanyak 0,24 juta ton,
sedangkan impor pisang mencapai 0,56 juta ton (Anonim, 2011). Dengan demikian peluang
untuk memproduksi pisang masih sangat terbuka lebar.
Hampir di setiap tempat dapat dengan mudah ditemukan tanaman pisang. Pusat
produksi pisang di Jawa Barat adalah Cianjur, Sukabumi dan daerah sekitar Cirebon. Tidak
diketahui dengan pasti berapa luas perkebunan pisang di Indonesia. Walaupun demikian
Indonesia termasuk salah satu negara tropis yang memasok pisang segar/kering ke Jepang,
Hongkong, Cina, Singapura, Arab, Australia, Belanda, Amerika Serikat dan Perancis. Nilai
ekspor tertinggi pada tahun 1997 adalah ke Cina (Anonim, 2011).
Pisang adalah tanaman buah berupa herba yang berasal dari kawasan di Asia Tenggara
(termasuk Indonesia). Tanaman ini kemudian menyebar ke Afrika (Madagaskar), Amerika
Selatan dan Tengah. Di Jawa Barat, pisang disebut dengan Cau, di Jawa Tengah dan Jawa
Timur dinamakan gedang (Anonim, 2011).
Pisang adalah salah satu tanaman hortikultura yang paling penting di dunia. Pisang
(Musa spp.) dibudidayakan di lima benua di sekitar 120 negara. Saat ini, produksi pisang di
dunia diperkirakan mencapai 97,5 juta ton per tahun mencakup 10 juta hektar (Mohamed,
2007).

B. Klasifikasi Tanaman Pisang


Klasifikasi botani tanaman pisang adalah sebagai berikut (Anonim, 2011):
Divisi

: Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae


Kelas

: Monocotyledonae

Keluarga

: Musaceae

Genus

: Musa

Spesies

: Musa paradisiaca
4

III.

PEMUPUKAN

Pembentukan struktur tanah yang baik merupakan modal bagi perbaikan sifat fisik
tanah yang lain. Sifat-sifat fisik tanah yang diperbaiki akibat terbentuknya struktur tanah yang
baik seperti perbaikan porositas tanah, perbaikan permeabilitas tanah serta perbaikan dari
pada tata udara tanah.
Perbaikan dari struktur tanah juga akan berpengaruh langsung terhadap perkembangan
akar tanaman. Pada lahan kering dengan makin baiknya perkembangan akar tanaman, akan
lebih mempermudah tanaman untuk mendapatkan unsur hara dan air, karena memang pada
lahan kering faktor pembatas utama dalam peningkatan produktivitasnya adalah kahat unsur
hara dan kekurangan air. Akibat lain dari kurangnya ketersediaan air pada lahan kering adalah
kurang atau miskin bahan organik. Kemiskinan bahan organik akan akan memburukkan
struktur tanah, lebih-lebih pada tanah yang bertekstur kasar sehubungan dengan taraf
pelapukan rendah
Kendala pokok pembudidayaan lahan kering ialah keterbatasan air, baik itu curah
hujan maupun air aliran permukaan. Notohadinagoro (1997) mengatakan bahwa tingkat
kekeringan pada lahan kering sampai batas tertentu dipengaruhi oleh daya tanah menyimpan
air. Tingkat kekeringan berkurang atau masa tanpa kekurangan air (water stress) bertambah
panjang apabila tanah mempunyai daya simpan air besar. Sebaliknya tingkat kekeringan
meningkat, atau masa dengan dengan kekurangan air bertambah panjang apabila tanah
mempunyai daya simpan air kecil. Lama waktu tanpa atau dengan sedikit kekurangan air
menentukan masa musim pertumbuhan tanaman, berarti lama waktu pertanaman dapat
dibudidayakan secara tadah hujan.
Unsur-unsur hara dan suplai air yang optimum sangat diperlukan untuk menghasilkan
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang baik. Kalium adalah salah satu unsur hara
makro yangdiperlukan beberapa tanaman. Kalium berperan sebagai katalisator dab translokasi
pati, gula dan lemak; meningkatkan kualitas hasil; menjaga ketegaran tanaman; membuat
tanaman tahan terhadap serangan OPT; serta merangsang pertumbuhan akar (Kurniasari,
1994).
Pupuk adalah bahan yang diberikan pada tanaman baik langsung maupun tidak
langsung, untuk mendorong pertumbuhan tanaman, meningkatkan produksi atau memperbaiki
kualitasnya, sebagai akibat perbaikan nutrisi tanaman. Sedangkan pemupukan artinya
5

pemberian pupuk pada tanaman atau tanah dan substrat lainnya. Pemupukan bertujuan untuk
memperoleh produksi yang tinggi dan bernilai dengan memperbaiki penyediaan hara sambil
mempertahankan atau memperbaiki kesuburan tanah tanpa merusak lingkungan.
Penetapan macam dan jumlah pupuk sangat dipengaruhi oleh: 1) jenis tanaman yang
akan diusahakan, ini berhubungan dengan nilai ekonomi, angkutan hara dan kemampuan
serap tanaman, 2) keadaan kimia tanah, sehubungan dengan jumlah hara yang tersedia dan, 3)
keadaan fisik tanah, sehubungan dengan aerasi tanah. Keadaan fisik ini berpengaruh terhadap
pemakaian pupuk.
Bahan organik berfungsi sebagai penyimpan unsur hara yang secara perlahan dan akan
dilepaskan kedalam larutan tanah dan disediakan bagi tanah. Bahan organik yang berada di
dalam atau di atas permukaan tanah juga akan melindungi dan membantu mengatur suhu dan
kelembaban tanah.
Penambahan bahan organik ke dalam tanah liat berat dapat memperbaiki drainase, dan
pada tanah berpasir dapat memperbaiki daya simpan air. Bahan organik juga dapat berfungsi
sebagai stabilisator dengan jalan merangsang jasad mikro mampu menghasilkan bahan yang
dapat mengikat partikel-partikel tanah. Bahan organik memberikan beberapa keuntungan
meliputi pengurangan toksisitas Al dan Mn dengan membentuk kompleks Al- bahan organik
yang tidak beracun, menyediakan dan menambah unsur hara N, P, K dan S melalui
mineralisasi, menurunkan fiksasi P, meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, meningkatkan
sifat-sifat fisik tanah termasuk kapasitas ikat air dan stabilitas agregat, meningkatkan aktivitas
mikroorganisme tanah, mengurangi aliran permukaan dan erosi tanah.
Bahan organik yang diberikan akan meningkatkan nilai kapasitas tukar kation
sehingga dari peningkatan nilai KTK yang akan semakin memudahkan tanaman dalam
menyerap unsur hara. Sedangkan peningkatan N-total di dalam tanah akan bertambah melalui
proses dekomposisi bahan organik dan juga berasal dari suplai N melalui pemupukan N, P, K
yang berada dalam bentuk tersedia.
Bahan organik berperan penting untuk menciptakan kesuburan tanah. Peranan bahan
organik bagi tanah adalah dalam kaitannya dengan perubahan sifat-sifat tanah, yaitu sifat
fisik, biologis, dan sifat kimia tanah. Bahan organik merupakan pembentuk granulasi dalam
tanah dan sangat penting dalam pembentukan agregat tanah yang stabil. Bahan organik adalah
bahan pemantap agregat tanah yang tiada taranya. Melalui penambahan bahan organik, tanah
yang tadinya berat menjadi berstruktur remah yang relatif lebih ringan. Pergerakan air secara
6

vertikal atau infiltrasi dapat diperbaiki dan tanah dapat menyerap air lebih cepat sehingga
aliran permukaan dan erosi diperkecil. Demikian pula dengan aerasi tanah yang menjadi lebih
baik karena ruang pori tanah (porositas) bertambah akibat terbentuknya agregat.
Bahan organik memainkan beberapa peranan penting di tanah. Sebab bahan organik
berasal dari tanaman yang tertinggal, berisi unsur-unsur hara yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanaman. Bahan organik mempengaruhi struktur tanah dan cenderung untuk
menjaga menaikkan kondisi fisik yang diinginkan. Peranan bahan organik ada yang bersifat
langsung terhadap tanaman, tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan
sifat dan ciri tanah.
Manfaat dan efek kekurangan unsur-unsur hara makro dan mikro terhadap
pertumbuhan dan perkembangan tanaman antara lain:
Nitrogen ( N )
1. Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan
2. Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri
3. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman
4. Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun
5. Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya : pertumbuhan lambat/kerdil, daun hijau
kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun tua cepat menguning dan mati.
Phospat (P)
1. Pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman
2. Merangsang pembungaan dan pembuahan
3. Merangsang pertumbuhan akar
4. Merangsang pembentukan biji
5. Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel
6. Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya: pembentukan buah/dan biji berkurang,
kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan (kurang sehat)
Kalium ( K )
1. Berfungsi dalam proses fotosintesis, pengangkutan hasil asimilasi, enzim dan mineral
termasuk air.
2. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit

3. Tanaman yang kekurangan unsur K gejalanya: batang dan daun menjadi lemas/rebah,
daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat, ujung daun menguning
dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.
Sulfur
1. Membantu pembentukan butir hijau daun sehingga daun menjadi lebih hijau.
2. Menambah kandungan protein dan vitamin hasil panen.
3. berperan penting pada proses pembulatan zat gula.
4. memperbaiki kualitas dan meningkatkan produksi serta nilai gizi hasil panen dan
pakan ternak karena peningkatan kadar protein pati, padi, gula, lemak, vitamin.
5. Memperbaiki rasa dan warna hasil panen.
6. Tanaman lebih sehat dan lebih tahan terhadap gangguan lingkungan (hama, penyakit,
kekeringan)
Hasil penelitian (Erawati et al., 2007) yang dilaksanakan dilahan petani di Desa
Labuan Pandan Kecamatan Sambelia Kabupaten Lombok Timur, pada bulan Januari Juni
2007. Tipologi lokasi penelitian adalah lahan kering. Rancangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan yang diulang 12 kali, dan masingmasing perlakuan menggunakan 10 tanaman sampel. Perlakuan terdiri dari beberapa paket
pemupukan yaitu : O = tanpa menggunan pupuk (kontrol), A = Pupuk kompos (20 kg/pohon)
/aplikasi, B = Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi, C = ZA 200 g + SP36
200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi, dan D = Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10
kg/pohon/aplikasi. Perlakuan diatur pada lahan petani, berdasarkan rancangan percobaan yang
telah ditentukan. Bahan yang digunakan adalah bibit (dalam polybag) yang sudah
dikembangkan dari bonggol. Jenis pisang yang digunakan adalah pisang susu. Penanaman
dilakukan secara bersamaan, setiap lubang ditanami satu tanaman, dengan jarak tanam 3 m x
3,5 m. Pemupukan dilakukan sesuai dengan paket pada setiap perlakuan. Untuk perlakuan
yang memiliki kompos A dan D, kompos diberikan 2 minggu sebelum tanam. Sedangkan
untuk pemupukan an organik di berikan 2 minggu setelah penanaman.
Pengamatan dilakukan setiap satu bulan, dimulai dari satu bulan setelah aplikasi
pemupukan anorganik selama 3 bulan pengamatan. Peubah yang diamati adalah pertambahan
tinggi tanaman, pertambahan diameter batang, dan jumlah anakan yang keluar. Data hasil
pengamatan dianalisia dengan analisis varian pada taraf 5%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tanaman kontrol memberikan pertumbuhan


vegetatif tanaman yang paling rendah dari beberpa peuah yang diamati menunjukkan bahwa
tanaman pisang tetap membutuhkan tambahan unsur hara makro maupun mikro dalam proses
pertumbuhan vegetatifnya. Pemberian kompos saja sejumlah 20 kg/pohon/aplikasi belum
cukup untuk mendukung petumbuhan vegetatif tanaman pisang. Disamping itu juga pupuk
kompos tidak segera dapat dimanfaatkan oleh tanaman. Pelepasan unsur hara dari pupuk
kompos berlangsung secara bertahap dan lama sehingga, seperti yang ditunjukan oleh oleh
hasil penelitian, memerlukan waktu 1-2 bulan untuk dapat diserap oleh tanaman pisang.
Paket pemupukan ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi yang ada
pupuk ZA-nya (Ammonium sulfat = (NH4)2SO4) cendrung lebih baik dibandingkan dengan
paket pemupukan Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g /pohon/aplikasi yang ada pupuk
Urea-nya. Terlihat bahwa unsur nitrogen dan belerang yang ada pada pupuk ZA sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman pisang. Pemberian nitrogen pada pertumbuhan
awal akan memacu pertumbuhan vegetatif tanaman. Unsur belerang memiliki pengaruh yang
baik terhadap pertumbuhan tanaman pisang karena belerang merupakan unsur esensial bagi
pertumbuhan tanaman yang sangat diperlukan untuk berbagai reaksi dalam sel hidup,
terutama sebagai penyusun dari asam amino metionin dan sistein Pemberian nitrogen dalam
bentuk pupuk ZA pada pisang lebih baik dibanding bentuk urea. Ini sama seperti pemberian
pupuk ZA pada padi sawah di Sulawesi Selatan dapat meningkatkan hasil lebih banyak jika
dibadingkan dengan pemberian pupuk nitrogen dalam bentuk urea demikian juga pada
pertanaman tebu (Dalal dan Prasad, 1975).

Tabel 3. 1 Pertambahan tinggi tanaman pisang setiap pengamatan pada beberapa perlakuan
paket pemupukan
Pertambahan tinggi tanaman
(cm)
Perlakuan

Pengamatan ke
1

O : (Kontrol)

24,83 a

47,30 a

24,70 a

A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi)

25,08 a

50,60 b

29,00 b

B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g


/pohon/aplikasi)

25,58 a

54,70 c

38,60 c

C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g


/pohon/aplikasi)

27,08 a

66,10 d

41,90 c

D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg


/pohon/aplikasi)

25,75 a

68,60 d

40,70 c

Keterangan : Angka-angka pada kolom yang sama yang didampingi huruf yang sama tidak
berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada taraf 5 % (berlaku untuk tabeltabel berikutnya)
Tabel 3. 2 Pertambahan diameter batang pisang setiap pengamatan pada beberapa perlakuan
paket pemupukan
Pertambahan diameter batang
(cm)
Perlakuan

Pengamatan ke
1

O : (Kontrol)

1,03 a

3,24 a

2,23 a

A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi)

1,17 b

3,39 b

2,26 a

B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150


g/pohon/aplikasi)

1,25 b

3,82 c

2,62 b

C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100


g/pohon/aplikasi)

1,18 b

4,52 d

2,87 b

D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10


kg/pohon/aplikasi )

1,19 b

4,72 d

2,99 b

10

Tabel 3. 3 Pertambahan jumlah daun di setiap pengamatan pada beberapa perlakuan paket
pemupukan
Pertambahan Jumlah daun (helai)
Perlakuan

Pengamatan ke1

O : (Kontrol)

4,08 a

4,42 a

4,42 a

A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi)

3,67 a

4,17 a

4,42 a

B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g


/pohon/aplikasi)

4,00 a

4,50 a

4,92 b

C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g


/pohon/aplikasi)

3,83 a

4,25 a

4,92 b

D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg


/pohon/aplikasi)

4,83 b

4,83 a

4,92 b

Tabel 3. 4 Jumlah anakan pisang yang tumbuh setiap pengamatan pada beberapa perlakuan
paket pemupukan
Pengamatan jumlah anakan yang
tumbuh (anakan)
Perlakuan

Pengamatan ke1

O : (Kontrol)

0,00 a

0,00 a

0,00 a

A : (Kompos 20 kg/pohon/aplikasi)

0,00 a

0,00 a

0,00 a

B : (Urea 250 g + SP36 100 g + KCl 150 g


/pohon/aplikasi)

0,00 a

0,00 a

0,17 b

C : (ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g


/pohon/aplikasi)

0,00 a

0,25 b

0,58 b

D : (Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg


/pohon/aplikasi).

0,00 a

0,50 b

0,75 b

Efisiensi pemupukan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman


sebaiknya dikombinasikan antara pupuk organik dan anorganik, seperti pada perlakuan Urea
200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi. Pada penelitian terlihat bahwa
11

perlakuan Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg /pohon/aplikasi umumnya tidak berbeda
dengan perlakuan ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g /pohon/aplikasi pada beberapa
peubah yang diamati. Ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan organik berpengaruh baik
terhadap kerja bahan an organik. Pada paket pemupukan di perlakuan Urea 200 g + SP36 150
g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi tidak terdapat pupuk KCl tetapi terdapat pupuk kompos
(organik), karena bahan organik mempunyai peranan penting dalam menentukan ketersediaan
kalium dalam tanah. Selain itu juga pupuk kompos merupakan pupuk organik yang dapat
memberikan tambahan bahan organik, hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta
mengembalikan hara yang terangkut hasil panen. Disamping itu juga dapat mencegah
kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air.

12

IV. PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Paket pemupukan ZA 200 g + SP36 200 g + KCl 100 g/pohon/aplikasi) dan Urea 200 g
+ SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi menunjukkan pertumbuhan vegetatif
tanaman pisang terbaik.
2. Urea 200 g + SP36 150 g + kompos 10 kg/pohon/aplikasi lebih efisien untuk diterapkan
ditingkat petani.
3. Pengaruh unsur nitrogen pada pupuk ZA lebih baik dibandingkan dengan bentuk Urea
untuk pertumbuhan vegetatif tanaman pisang.
4. Metode pemupukan yang terbaik untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman
pisang perlu dipadukan antara penggunaan pupuk organik dan anorganik.

B. Saran
Pemupukan dapat meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman apabila
disesuaikan dengan dosis kebutuhan tanaman serta melihat aspek-aspek lingkungan yang
mempengaruhi tanaman tersebut.

13

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009. Fungsi Pupuk ZA Bagi Tanaman Kita. <http://banyuagung.
wordpress.com/2009/07/30/fungsi-pupuk-za-bagi-tanaman-kita/>. Diakses tanggal 21
April 2012.
Anonim. 2011. Data Statistik Tanaman. Departemen Pertanian Republik Indonesia
<http://www.deptan.go.id/web/guest/data_produksi_tanaman.html>. Diakses pada
tanggal 18 Maret 2011.
Anonim. 2011. Pisang (Musa spp.). <http://www.warintek. ristek.go.id/ pertanian/
pisang.pdf>. Diakses tanggal 1 Mei 2011.
Annisa, 1992. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan Mangga Gadung yang
disambung Pada Lima varietas Batang Bawah Mangga (Mangifera indica L.).
Fakultas Pertanian, Unversitas Brawijaya, Malang.
Bugiesta, A. A. 2012. Peranan Bahan Organik terhadap Tanah dan Tanaman.
<http://alulagro.blogspot.com/2010/03/peranan-bahan-organik-terhadap-tanah. html>.
Diakses tanggal 21 April 2012.
Dalal, R. C dan Martoyo. 1986. Kajian Sorgum Manis (Sorghum vulgare L.)Bahan Baku
Potencial Pabrik Gula. Prosiding Pertemuan Teknis Tengah tahunan II. Balai
Penelitian Perusahaan Perkebunan Gula Pasuruan, Jawa Timur.
Eka.

2012.
Unsur
Hara
yang
Dibutuhkan
Tanaman.
<http://ekaboymaster.blogspot.com/2012/03/fungsi-unsur-hara-makro-dan-mikropada.html>. Diakses tanggal 21 April 2012.

Erawati, B. T. R., A.Hipi., dan A. Sutanto. 2007. Pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan
vegetatif tanaman pisang (Musa paradisiaca) di lahan kering. Balai Penelitian
Tanaman Buah Tropika, Solok, Sumatra Barat.
Kurniasari, H. 1994. Pengaruh pemberian pupuk kalium dan boron terhadap pertumbuhan dan
produksi semangka (Citrullus vulgaris Schard.). Fakultas Pertanian. Institut Pertanian
Bogor. Bogor. Skripsi.
Limin, S.H. 1992. Respon Jagung Manis (Zea mays Saccharata Surt) Terhadap pemberian
Kotoran Ayam, Posfat dan Dolomit Pada tanah gambut Pedalaman. Mineral dan
Kapur dengan Gambut Pedalaman. Dalam Proseding Kongres II HGI, Jakarta.
Mohamed, A. and El-Sawy. 2007. Morphological and molecular characterization of some
banana Micro-propagated variants. International journal of agriculture & biology 9:
707-714.
Notohadinagoro, Tejoyuwono. 1997. Bercari manat Pengelolaan Berkelanjutan Sebagai
Konsep Pengembangan Wilayah Lahan Kering. Makalah Seminar Nasional dan
14

Pelatihan Pengelolaan Lahan Kering FOKUSHIMITI di Jember. Universitas Jember,


Jember.
Soemarno, 1993. Kalium tanah dan Pengelolaannya. Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian,
Unversitas Brawijaya, Malang.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri tanah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

15

LAMPIRAN

16

DAFTAR PERTANYAAN DAN JAWABAN

Sesi 1
1. Nurul Hidayah (11971)
Bagaimana cara aplikasi pupuk pada lahan seluas 10 ha?
Jawab:
Di Indonesia, pengaplikasian pupuk pada perkebunan pisang masih dilakukan secara
manual yaitu dengan bantuan tenaga manusia, pupuk biasany diberikan di sekitar lubang
tanaman.
2. Nurmasari Fitrisiana (11342)
- Bagaimana cara pemupukan pada berbagai jenis pisang?
Jawab:
Hampir semua tanaman pisang memiliki dosis pemupukan yang sama hanya saja yang
membedakan jenis tanah di lokasi pertanaman pisang dan fase pertumbuhan tanaman
pisang, pemupukan dilakukan secara manual.
- Bagaimana kondisi tanah penelitian
Jawab:
Kondisi tanah penelitian karena dilakukan di lahan marginal, kondisi tanah belum
terkelola dengan baik, merupakan lahan kering yang kandungan airnya sangat minim,
serta diperlukan perlakuan khusus untuk mengembalikan kemampuan tanah agar dapat
digunakan untuk pertanaman pisang, tetapi tanaman pisang merupakan tanaman yang
mudah adaptasi di daerah kering sehingga tidak perlu penyiraman maupun perlakuan
yang sulit.
3. Rean Afina (11539)
- Kapan waktu aplikasi pupuk yang tepat?
Jawab:
Waktu pengaplikasian pupuk berdasarkan fase pertumbuhan tanaman, untuk fase
vegetatif atau pertumbuhan awal, tanaman memerlukan kandungan Nitrogen yang lebih
tinggi, sehingga diperlukan pengaplikasian pupuk urea. Pemupukan dilakukan pada pagi
hari, karena jika dilakukan pada siang hari akan memudahkan pupuk-pupuk yang
diberikan menguap atau volatil khususnya urea.

17

- Bagaimana pengaruh pupuk anorganik ke tanah?


Jawab:
Pemberian pupuk anorganik yang sesuai dengan dosis kebutuhan tanaman akan
memacu pertumbuhan tanaman, aplikasi pupuk anorganik yang terlalu berlebihan dapat
menghambat pertumbuhan tanaman.
Sesi ke-2
1. Alfi Marifah (11545)
- Bagaimana pengaruh pemangkasan jantung pisang?
Jawab:
Pemangkasan jantung pisang pada waktu yang tepat dapat mengoptimalkan
pertumbuhan buah seperti jumlah sisir pisang yang terbentuk banyak, ukuran buah
maksimal, dikarenakan suplai karbohidrat maupun unsur hara pada saat fase generatif
akan disuplai pada buah pisang.
- Kapan waktu yang optimal untuk pemangkasan jantung pisang/
Jawab:
Pemangkasan jantung pisang dapat dilakukan dengan melihat visual buah, kulit buah
sudah mengeluarkan getah, berwarna coklat kehitaman, ukuran optimal.
2. Maslikhatul Umami (11499)
Apakah ada perbedaan dosis takaran pupuk dan cara aplikasi di lahan kering dan lahan
cukup air?
Jawab:
Sebenarnya kebanyakan tanaman pisang termasuk tanaman yang tidak membutuhkan
perlakuan maupun kondisi khusus untuk dibudidayakan. Hanya saja perbedaan
pembudidayaan tanaman pisang di lahan kering dan cukup air adalah dosis pemberian
pupuk, pada daerah kering dosis pemberian pupuk organik lebih banyak dibandingkan di
daerah cukup air, hal ini bertujuan untuk dapat memberikan tambahan bahan organik,
hara, memperbaiki sifat fisik tanah, serta mengembalikan hara yang terangkut hasil panen.
Disamping itu juga dapat mencegah kehilangan air dalam tanah dan laju infiltrasi air.
Sedangkan untuk dosis pupuk anorganik tidak berbeda.

18

Anda mungkin juga menyukai