Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PRODUKSI TANAMAN REMPAH DAN OBAT

BUDIDAYA GAP TANAMAN PENGHASIL OBAT

DARI DAUN TANAMAN SIRIH

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Andrian Dwi Saputra(E1J017016)

Wisnu Aji Prakoso (E1J018014)

Dosen Pengampu :

Dr. Ir. Prasetyo, MS.

Ir. Entang Inoriah Sukarjo, MP.

Kelas : BD

JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BENGKULU

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang telah
memberikan kemudahan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Budidaya GAP Tanaman penghasil Obat Dari Daun Tanaman Sirih”. Makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Produksi Tanaman Rempah dan Obat Fakultas
Pertanian Universitas Bengkulu.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang
telah mendukung serta membantu selama penyelesaian makalah ini. Penulis juga menngucapkan
terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Prasetyo, MS dan Ibu Ir. Entang Inoriah Sukarjo, MP selaku
Dosen Pengampu mata kuliah Produksi Tanaman Rempah dan Obat yang telah memberikan
tugas pembuatan makalah ini sehingga penulis bisa lebih memahami lagi mengenai bagaimana
teknik pembuatan simplisia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Penulis sangat mengharapkan kritik,
saran, dan masukan untuk perbaikan makalah ini. Semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita
semua.

Bengkulu, 8 April 2020

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Di zaman sekarang ini banyak ditemukan orang yang mengalami penyakit batuk,sakit
tenggorokan,panas dalam dan bau mulut .Banyak orang yang mengatasi penyakit tersebut
dengan menggunakan obat yang berdosis,sedangkan kita tahu orang dahulu dapatr membuat obat
dari tumbuh-tumbuhan,diantaranya adalahdaun sirih.Daun sirih dapat menyembuhkan penyakit
tersebut dengan cara merebusnya dan minum air sirih tersebut.

Pada saat yang sama tuntutan konsumen terhadap produk pertanian meningkat.
Kesadaran konsumen akan pentingnya keamanan pangan, mutu produk yang dikonsumsi,
tanggung jawab terhadap lingkungan dan tanggung jawab sosial konsumen telah meningkatkan
tuntutan mereka. Keinginan konsumen terhadap praktik bisnis yang jujur dan dapat dipercaya
dinyatakan dengan tuntutan adanya traceability (keterlacakan) produk pertanian yang mereka
beli. Good Agricultural practices adalah jawaban atas tuntutan konsumen tersebut. Karakter dari
praktik pertanian ini adalah adanya tanggung jawab produsen pangan (petani) terhadap (1)
konsumen (produk yang dihasilkan berkualitas dan aman, serta cara produksinya dapat
ditelusuri/adanya traceabilty; (2) dirinya sendiri (produktivits tinggi); (3) sosial (keselamatan,
keamanan dan kesejahteraan pekerja tani), (4) lingkungan (penggunaan pestisida, pupuk, dan
sarana usaha pertanian secara bijaksana.

Banyak permasalahan yang dihadapi petani. Mulai dari pengolahan lahan, pemilihan
bibit, teknik budi daya, sistem tanam, pengendalian hama penyakit, manajemen panen dan
pascapanen hingga kegiatan hilir berupa pemasaran. Semuanya butuh strategi yang
bijaksana.Selama ini banyak petani yang bertani dengan dasar pengetahuan turunan. Mereka
melakukan kegiatan pertanian mengikui pola-pola yang telah dilakukan leluhurnya.Tanpa
disadari, potensi lahan dan kegiatan pertaniannya dibiarkan begitu saja. Padahal cara bertani
yang bijaksana bisa menjadi bantuan yang besar terhadap kehidupan petani.Terlebih petani
gurem yang memiliki lahan tidak lebih dari 0,5 hektar.

Pertanian adalah salah satu teknologi dalam budidaya tanaman yang mempunyai tujuan awal untuk
mengurangi kerusakan lingkungan karena penggunaan pupuk dan pestisida buatan (an) secara intensif.
Suatu sistem produksi yang holistik untuk meningkatkan dan mengembangkan kesehatan agroekosistem,
termasuk keragaman hayati, siklus biologi dan aktifitas biologi tanah. Penggunaan pupuk dan pestisida
anorganik dihindari dalam sistem pertanian , oleh karena itu konsumen menganggap bahwa produk
adalah produk yang aman.

Good Agricultural Practices (GAP) adalah cara pelaksanaan budi daya tanaman pertanian
(pangan, buah dan sayur) dan perkebunan secara baik, benar dan tepat.GAP mencakup kegiatan
pratanam hingga penanganan pascapanen dalam upaya menghasilkan produk buah dan sayur
segar yang aman dikonsumsi, bermutu baik, ramah lingkungan, berkelanjutan dan berdaya saing.

GAP mencakup proses sertifikasi produk dari sebelum benih ditanam sampai
meninggalkan kebun. Setelah produk pertanian meninggalkan kebun, produk tersebut di bawah
kendala kode etik dan skema sertifikasi yang relevan untuk kemasan dan pengolahan pangan.
GAP adalah sarana menggambungkan praktik-praktik Manajemen Hama Terpadu (PHT) dan
pengelolaan Tanamn Terpadu (PTT) dalam rangka produksi pertanian komersial (Poerwanto,
2011:255).

Dengan menerapkan GAP yang memiliki standard operational procedure (SOP) tertentu
diharapkan agar sistem budidaya yang dilakukan memberikan banyak manfaat baik terhadap
produk yang dihasilkan, pekerja dan mampu meminimalisir cemaran terhadap lingkungan
disekitar. Apabila produk pertanian yang dihasilkan hendak bersaing di era perdagangan bebas,
maka memiliki sertifikat GAP adalah sebuah kewajiban.

1.2.Tujuan

Untuk mengetahui cara budidaya pertanian tanaman Obat dari Tanaman sirih secara good
Agricultural Practices.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tanaman sirih

Daun sirih (Piper betle L.) merupakan tanaman yang sangat banyak memiliki fungsi
karena banyak sekali kegunaannya, antara lain digunakan untuk pengobatan berbagai macam
penyakit diantaranya obat sakit gigi dan mulut, sariawan, abses rongga mulut, luka bekas cabut
gigi, penghilang bau mulut, batuk dan serak, hidung berdarah, keputihan, wasir, tetes mata,
gangguan lambung, gatal-gatal, kepala pusing, jantung berdebar dan trachoma (Syukur dan
Hernani, 1999).

Tanaman sirih (Piper betle L) merupakan salah satu jenis obat-obatan dari alam yang
dapat dijadikan alternatif sebagai antiseptik di samping aman (tidak ada efek samping). Jenis
antiseptik ini juga mudah terdegradasi (terurai) murah dan mudah diperoleh serta mengandung
senyawa eugenol, kavikol, allipyrokatekol dan kavibetol yang dapat berfungsi sebagai zat
antiseptik (Oswald,1981).

Bagian tumbuhan ini yang banyak dimanfaatkan sebagai obat adalah bagian daun karena
pada daun sirih mengandung minyak atsiri, fenil propana, estragol, kavicol, hidroksikavicol,
kavibetol, caryophyllene, allylpyrokatekol, cyneole, cadinene, tanin, diastase, pati, terpennena,
seskuiterpena, dan gula. Semua zat itu, menyebabkan sirih seperti ditakdirkan menjadi tanaman
yang dapat menyehatkan manusia, karena kaya manfaat dan kegunaannya (imroatun,2012).

2.2. Klasifikasi Tanaman Daun Sirih

Dalam sistem binomial, klasifikasi daun sirih sebagai berikut:

Kingdom : Plantae.

Division : Magnoliophyta.

Class : Magnoliopsida.

Ordo : Piperales.

Family : Piperaceae.

Genus : Piper.

Species : P. Betle
2.2. Diskripsi Tanaman

Dengan berdasar pada klasifikasi daun sirih di atas, kita bisa sedikit mengurai
morfologinya. Batang sirih berwarna coklat kehijauan,berbentuk bulat, beruas dan
merupakan tempat keluarnya akar. Daunnya yang tunggal berbentuk jantung, berujung
runcing, tumbuh berselang-seling, bertangkai, dan mengeluarkan bau yang sedap bila
diremas. Panjangnya sekitar 5 - 8 cm dan lebar 2 - 5 cm. Bunganya majemuk berbentuk bulir
dan terdapat daun pelindung ± 1 mm berbentuk bulat panjang. Pada bulir jantan panjangnya
sekitar 1,5 - 3 cm dan terdapat dua benang sari yang pendek sedang pada bulir betina
panjangnya sekitar 1,5 - 6 cm dimana terdapat kepala putik tiga sampai lima buah berwarna
putih dan hijau kekuningan. Buahnya buah buni berbentuk bulat berwarna hijau keabu-abuan.
Akarnya tunggang, bulat dan berwarna coklat kekuningan.

Bagian daun tanaman sirih memiliki bentuk serupa jantung. Daunnya tunggal dan pada
bagian ujung cenderung runcing. Daun ini tersusun dengan cara selang seling. Pada tiap
daunnya terdapat tangkai. Daun tersebut memiliki aroma yang cukup khas apabila diremas.
Daun ini memiliki kisaran panjang antara 5 sampai 8 cm. Lebarnya mulai dari 2 cm sampai 5
cm.

Tanaman sirih memiliki bunga dengan bentuk bulir. Bunga ini juga memiliki daun
pelindung dengan ukuran 1mm, bentuknya bulat memanjang. Sirih juga memiliki buah yang
digolongkan sebagai buah buni (buah dengan dinding dua lapis). Bentuk buah ini bulat dan
warnanya hijau cenderung abu-abu.

Organ akar pada tanaman sirih digolongkan sebagai akar tunggang. bentuknya bulat dan
warnanya coklat dengan sedikit menjurus pada warna kuning khas akar lainnya

2.3. Syarat Tumbuh

Tanaman sirih memerlukan sandaran untuk tetap hidup dengan baik,tempat sandaran
berupa pohon randu,dadap,kelor atau kayu res.

Tanaman sirih merah tergolong tanaman langka, karena tidak tumbuh diseiap tempat atau
daerah. Sirih merah tidak tumbuh subur didaerah panas. Sementara itu, ditempat berhawa dingin
sirih merah dapat tumbuh dengan baik. Jika terlalu banyak terkena sinar matahari, batangnya
akan cepat mengering tetapi jika disiram berlabihan akar dan batang cepat membusuk. Pada
musim hujan banyak tanaman sirih merah yang mati akibat batang yang membusuk dan daun
yang rontok. Tanaman sirih merah dapat tumbuh dengan baik jika mendapatkan 60-75% cahaya
matahari. (Sudewo, 2005)

Hujan yang cukup pada saat tanam sangat dibutuhkan agar tanaman tumbuh dengan baik.
Distribusi curah hujan yang merata selama periode tumbuh akan menjamin pertumbuhan
vegetatif. Jenis tanah lempung berpasir, atau lempung liat berpasir sangat cocok untuk tanaman
obatpada umumnya. Kemasaman (pH) tanah yang cocok untuk tanaman obat adalah 6-7 (Syukur,
2001).

2.4.Budidaya GAP Tanaman Daun Sirih

1. Penyiapan Lahan

Lahan yang akan ditanami sirih dibersihkan dari gulma dan batu-batuan, dicangkul
dengan kedalaman olah 20 cm. Setelah diolah, dibuat bedengan, kemudian dibuat lubang tanam
dengan ukuran 80 cm x 40 cm x 60 cm. Jarak tanam 2 m x 2 m atau 2,5 m x 2,5 m. Satu bulan
sebelum tanam, pada setiap lubang tanam diberi pupuk kandang sebanyak 0,5 kg dan diaduk
rata. Untuk menopang pertumbuhan batang dan sulurnya, tanaman sirih membutuhkan pohon
tegakan, baik tegakan mati maupun hidup.Untuk tegakan hidup dapat digunakan tanaman dadap,
kelor, kayu kuda atau kapok.Tanaman tegakan sebaiknya ditanam sekitar 15 cm dari tempat
tanaman sirih agar perakaran sirih tidak terganggu.

Dalam peraturan mentri pertanian tahun 2013, penyiapan lahan harus,

a.Dilakukan tindakan untuk mempertahankan kesuburan tanah.

b. penyiapan lahan/media tanam dilakukan dengan cara yang dapat memperbaiki atau
memelihara struktur tanah dan menghindari terjadinya pemadatan tanah.

Media Tanam:

a. media tanam diketahui sumbernya.

b. media tanam tidak mengandung cemaran Bahan Berbahaya dan Beracun

c. media tanam yang digunakan tidak mengandung OPT.

2. Penyiapam Bibit

Pembibitan sirih dilakukan dengan menggunakan stek sulur. Sebaiknya sulur yang akan
dijadikan bibit telah mengeluarkan akar yang banyak dan panjang. Sulur dipotong sepanjang 30
– 50 cm. Stek sulur ditanam pada polibeg yang telah diisi media tanam berupa campuran tanah
dan pupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1. Penyiraman dilakukan 1 – 2 kali sehari.Areal
pembibitan diberi naungan. Stek akan berakar dan siap dipindahkan kea real penanaman setelah
berumur 3 – 4 minggu.

3.Penanaman

Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.Bibit dalam polibeg dipilih
yang pertumbuhannya baik dan seragam. Bibit dipindahkan ke lubang tanam yang telah
disiapkan dengan cara merobek salah satu sisi polibeg. Tanah di sekitar bibit dipadatkan agar
pertumbuhannya kokoh.Bibit yang telah ditanam disiram dengan air secukupnya.

4. Pemeliharaan

Sebaiknya pemupukan tanaman sirih hanya menggunakan pupuk kandang.


Pupuk kandang dari kotoran ayam akan mengakibatkan daun berwarna kekuning kuningan,
sedangkan pupuk kandang kotoran sapi atau kerbau akan menghasilkan daun berwarna hijau
segar.
Apabila digunakan pupuk kimia, pupuk urea diberikan dengan dosis 50 kg/ha pada saat
penanaman dan 50 kg/ha setelah tanaman berumur 4 bulan.Pupuk TSP diberikan pada saat tanam
dengan dosis 150 kg/ha.Pupuk KCl juga diberikan pada saat tanam dengan dosis 200
kg/ha.Untuk membantu pertumbuhan cabang dan daun dapat diberikan pupuk daun.
Penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara rutin setiap 1,5 – 2 bulan.
Gangguan pertumbuhan yang disebabkan serangan penyakit dan hama hampir tidak ditemui pada
budidaya tanaman sirih.

Pemupukan diberikan pada tanaman dengan tujuan menambahkan unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Unsur hara yang terdapat didalam tanah yang akan menyediakan kebutuhan
tersebut, tetapi bila jenis tanah yang dipakai tidak mencukupi, atau terus-menerus diambil
tanaman, maka perlu dilakukan pemupukan.

Jenis pupuk yang diberikan pada tanaman dapat berupa pupuk atau an pada pertanian
konvensional. Pada budidaya sayuran jenis pupuk yang lebih diutamakan. Menurut Permentan
No.2/Pert/Hk.060/2/2006 tentang pupuk dan pembenah tanah, menuliskan bahwa pupuk adalah
pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri atas bahan yang berasal dari tanaman dan atau
hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan
menyuplai bahan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Pembagiannya berupa
kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen, limbah ternak, limbah industri dan limbah
kota, yang lazim dan banyak digunakan adalah pupuk kandang.

5. Panen dan Pasca Panen

Panen dapat dilakukan setelah tanaman berumur setahun atau disesuaikan dengan
kebutuhan. Pemanenan dilakukan dengan cara memetik daun yang telah tua dari cabang
samping.Daun sirih umumnya digunakan dalam keadaan segar. Kegiatan pascapanen yang
dilakukan hanya pencucian.

1. Panen Tanaman Sirih

Tanaman siap panen minimal berumur 4 bulan. Saat itu sirih merah terdiri atas 16 sampai
20 daun. Pada saat itu daun sudah relatif lebar, dengan panjang 15 sampai 20 cm. Daun siap
petik harus berumur 1 bulan, bersih, dan warna mengkilap. Daun yang dipetik berumur sedang,
tidak terlalu tua atau muda, karena kadar zat aktifnya tinggi.Daun yang subur berukuran 10 cm
dan 5 cm. Bila dipegang, daun terasa tebal dan kaku (tidak lemas). Semakin tua warna daun,
semakin tebal. Semakin tebal daun, semakin kaku. Aroma daun tajam dan rasanya pahit. Dalam
sepekan panen sekali, tapi bila tanaman rimbun panen setiap hari juga memungkinkan. Hindari
memetik daun yang terkena cipratan tanah, terutama pada waktu musim hujan. Menurut
Bambang sudewo, pemetikan dimulai dari tanaman bagian bawah menuju atas. Daun dipetik
sekitar 60 cm dari permukaan tanah , dengan tujuan meminimalkan bila ada kotoran atau debu
yang menempel. Bila daun dipetik sekitar 10 cm dari permukaan tanah, kotoran terlalu banyak
sehingga kurang layak panen.Semakin sering daun dipanen, semakin cepat tunas tumbuh.
Pemetikan sebaiknya pada pagi hingga pukul 11.00. Bila dipetik pada sore hari, menghambat
proses pengeringan. Pemetikan dengan pisau tajam dan steril.

2. Pasca Panen Sirih

Selesai dipetik, daun disortir dengan standar mutu : daun bersih, segar, tebal, dan
mengkilap. Daun kotor, cacat, dan kusam dibuang. Daun direndam dalam air selama 1530 menit
untuk membersihkan kotoran dan debu yang menempel. Kemudian dibilas hingga bersih, dan
ditiriskan.Langkah berikutnya daun dirajang dengan alat yang bersih, steril, dan tajam. Lebar
irisan sekitar 1 cm, langsung dikeringanginkan di atas tampah beralas kertas selama 1 jam.
Rajangan yang telah kering 60% ditutup dengan kain hitam transparan untuk menghindari debu,
serangga, atau kemungkinan terbang karena tertiup angin.Setelah kering, daun dimasukkan ke
kantong plastik tebal transparan. Bila perlu berikan silica gel untuk menyerap kadar air. Tutup
rapat kantong, beri label, dan tanggal kering. Kemudian simpan di tempat bersih, tidak lembap,
dan mudah dijangkau, misalnya stoples kaca. Dengan cara ini kualitas sirih merah tetap terjaga
hinggAa setahun. Ketika hendak mengkonsumsi, ambil rajangan kering sirih merah 34 lembar,
dan rebus hingga mendidih. Minumlah setelah rebusan dingin dan melalui penyaringan. (Ratna,
2008)

6. Kandungan Daun Sirih

Sirih mengandung minyak atsiri 1% – 4,2 %, hidrosikavicol, kavicol 7,2 – 16,7%,


kavibetol 2,7 – 6,2%, allypyrokatekol 0 – 9,6%, karvakrol 2,2 – 5,6%, eugenol 26,8 –-42,5%,
eugenol methyl ether 4,2 – 15,8%, p-cymene 1,2 – 2,5%, cineole 2,4 – 4,8%, caryophyllene 3,0 –
9,8%, cadinene 2,4 -15,8%, estragol, terpenena, seskuiterpena, fenil propane, tannin, diastase 0,8
– 1,8%, gula, pati.
2.5. Khasiat dan Cara Pakai

1. Mengurangi produk ASI yang berlebihan

Bahan: 4 lembar daun sirih dan minyak kelapasecukupnya.Cara membuat: daun sirih diolesi
dengan minyakkelapa, Kemudiandipanggang dengan api. Cara menggunakan: dalam keadaan
masih hangatditempelkan diseputar buah dada.

2.Keputihan

Bahan: 7 -10 lembar daun sirih.Cara membuat: direbus dengan 2,5 liter air sampai
mendidih.Cara menggunakan: air rebusan daun sirih tersebut dalam keadaan masih hangat
dipakai untuk membasuh / membersihkan seputar kemaluan secara berulang-ulang.

3. Sakit Jantung

Bahan: 3 lembar daun sirih, 7 pasang biji kemukus,3 siung bawang merah,1sendok jintan putih.

Cara membuat:

semua bahan tersebut ditumbuk sampai halus,ditambah 5 sendok air panas, dibiarkan beberapa
menit, kemudian diperas dan disaring.

Cara menggunakan:diminum 2 kali1hari dan dilakukan secara teratur.

4.Sifilis

Bahan : 25 – 30 lembar daun sirih bersama tangkainya; 0,25 kg gula aren dan garam dapur
secukupnya.

Cara membuat: semua bahan tersebut direbusbersama dengan 2 liter air sampai mendidih,
kemudian disaring.Cara menggunakan: diminum 3 kali1hari secaraterus menerus.

5.Alergi / biduren

Bahan : 6 lembar daun sirih,1potong jahe kuning,1,5 sendok minyak kayu putih

Cara membuat: semua bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.Cara


menggunakan : Dioleskan/digosokkan pada bagian badan yang gatal-gatal.

6. Diare

Bahan: 4-6 lembar daun sirih, 6 biji lada,1sendok makan minyakkelapa.Cara membuat: semua
bahan tersebut ditumbuk bersama-sama sampai halus.Cara menggunakan: digosokkan pada
bagian perut.

7.Menghentikan pendarahan gusi


Bahan: 4 lembar daun sirih.Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara
menggunakan : setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

Menghentikan pendarahan hidung (mimisen =Jawa)

Bahan:1 lembar daun sirih.Cara membuat: daun sirih digulung sambil ditekan-tekan sedikit
supaya keluar minyaknya.Cara menggunakan: dipakai untuk menyumbat hidung yang berdarah /
mimisen.

8.Sakit gigi berlubang

Bahan:1 lembar daun sirih.Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih Cara
menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur,diulang secara teratur sampai sembuh.

Bahan: 2 lembar daun sirih diremas, Garam 0,5sendok

Cara membuat: diseduh dengan air panas 1 gelas,aduk sampai garam larut, biarkan sampai
dingin Cara pemakaian: dipakai untuk berkumur-kumur.

9.Bronkhitis

Bahan: 7 lembar daun sirih dan 1 potong gula batu.Cara membuat: daun sirih dirajang, kemudian
direbus bersama gulabatu dengan air 2 gelas sampai mendidih hingga tinggal 1 gelas,dan
disaringCara menggunakan: diminum 3 kali sehari 3 sendok makan

10.Batuk

a) Bahan: 4 lembar daun sirih.Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untukkumur, diulang secara teratur sampai sembuh.

b) Bahan: 4 lembar daun sirih.Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai
mendidihCara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur sampai
sembuh.

c) Bahan: 4 lembar daun sirih, 3 lembar daun widoroupas danm adu secukupnya.Cara
membuat: daun sirih diiris-iris, kemudian direbus bersama daun widoro dengan 2 gelas air
sampai mendidih Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untuk kumur, diulang secara teratur
sampai sembuh.

d) Bahan: 4 lembar daun sirih.Cara membuat: direbus dengan 2 gelas air sampai mendidih
Cara menggunakan: setelah dingin dipakai untukkumur, diulangsecara teratur sampai sembuh.
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Good Agriculture Practices(GAP) adalah suatu pedoman pelaksanaan budidaya pertanian


yang ramah lingkungan,sehat di konsumsi,dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi.Pada praktek
budidaya pertanian tanaman obat,daun sirih merupakan bagian tanaman yang digunakan sebagai
ramuan,GAP digunakan untuk mempersiapkan atau menghasilkan daun sirih yang sehat dan
terbebas dari bahan kimia sintetik.
DAFTAR PUSTAKA

Imroaum,2012. Khasiat daun sirih hijau.

Oswald,1981. Tumuhan obat. Penerbit Bahratara Karya Aksara. Jakarta

Pratiwi,Febi B.2012.Budidaya Tanaman Sirih Merah(Piper crocatum) Dan Khasiat Sebagi Obat

Tradisional Fi PT Indmira Citra Tani Nusantara Yogyakarta.Perpustakaan.uns.ac.id.

Anda mungkin juga menyukai