Disusun Oleh:
NPM : E1G020080
Kelompok :3
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2021
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam serealia dan kacang kacangan juga terdapat pati, Pati adalah salah
satu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di alam, yang
merupakan karbohidrat cadangan pangan pada tanaman, Pati dapat dibagi menjadi
2 jenis, yaitu pati alami yang belum mengalami modifikasi (Native Starch) dan
pati yang telah termodifikasi (Modified Starch). Pati tersusun paling sedikit oleh
tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin dan material antara seperti,
protein dan lemak Umumnya pati mengandung 15–30% amilosa, 70–85%
amilopektin dan 5–10% material antara. Struktur dan jenis material antara tiap
sumber pati berbeda tergantung sifat-sifat botani sumber pati tersebut (Greenwood
dkk., 2019). Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik.
Sifat pada pati tergantung panjang rantai karbonnya, serta lurus atau bercabang
rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yaang dapat dipisahkan dengan air
panas, fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin
(Hee-Joung An, 2015).
Salah satu modifikasi serealia dan kacang kacangan adalah tepung.
Tepung merupakan butiran-butiran halus yang berukuran sangat kecil tergantung
pada jenis asalnya serta mengandung amilosa dan amilopektin. Tepung terigu
pada umumnya digunakan untuk membuat kue dan bahan masak-memasak
lainnya. Selain itu, tepung juga digunakan untuk pengentalan makanan,
kemampuan pengentalan tepung ini disebabkan oleh daya serapnya terhadap air
sehingga butiran-butiran tepung tersebut membesar dan apabila dipanaskan maka
granula tersebut akan rusak dan pecah sehingga terjadi proses gelatinisasi. Pada
peristiwa gelatinisasi tepung, viskositas bahan akan meningkat karena air telah
masuk kedalam butiran tepung dan tidak bisa bergerak bebas lagi (Moehyl, 2012).
Selanjutnya dalam praktikum ini juga terdapat uji gluten, maka kita harus
tau apa itu gluten. Protein yang terdapat dalam tepung terigu tidak terlarut didalam
air. Protein-protein yang tidak larut dalam air ini disebut gliadin dan glutein.
Glutein adalah bentuk dari protein yang tidak larut didalam air jika tepung
dipanaskan dan dicampurkan dengan air. Glutein bisa diekstrak dengan cara
mencucinya dengan air hingga patinya hilang. Glutein yang telah diekstrak
memiliki sifat elastis dan kohesi. Jika gliadin dan glutenin dipisahkan dari gluten
maka gliadin akan bersifat seperti substansi sirup yang menggumpal dan saling
terikat serta glutenin akan menghasilkan kekerasan yang berkemungkinan
memperbesar kekuatan tekstur bahan (Parker, 2013).
2.2 Bahan Penyegar
Teh adalah bahan minuman yang sangat bermanfaat, terbuat dari pucuk
tanaman teh ( Camellia sinensis ) melalui proses pengolahan tertentu. Manfaat
minuman teh ternyata dapat menimbulkan rasa segar, dapat memulihkan
kesehatan badan dan terbukti tidak menimbulkan dampak negatif. Teh yang
bermutu tinggi sangat diminati oleh konsumen. Teh semacam ini hanya dapat
dibuat dari bahan baku (pucuk teh) yang benar serta penggunaan mesin–mesin
peralatan pengolahan yang memadai (lengkap) (Arifin, 2010).
Menurut Wan et. al. (2019), teh digolongkan menjadi tiga jenis
berdasarkan perbedaan cara pengolahannya, khususnya tingkat fermentasi, yaitu
teh hijau (tanpa fermentasi), teh oolong (fermentasi sebagian), dan teh hitam
(fermentasi penuh).
Daun teh digunakan terutama untuk membuat the hitam dan teh hijau.
Perbedaan kedua macam the tersebut disebabkan oleh cara pengolahan yang
berbeda. Mutu the sangat ditentukan oleh cara daun yang dipetik. Kuncup atau
peko dan daun muda akan memberikan mutu the yang lebih baik dari pada daun
tua. Daun burung adalah daun pucuk terakhir sebelum pucuk dorman. System
pemetikan P+1 berarti pucuk yang dipetik dari pucuk peko dan sebuah daun
sebelumnya (di bawahnya), P+2 berarti peko dan 2 daun pucuk berturut – turut
sebelumnya (Tien, 2010)
Teh (camellia sinenesis) merupakan jenis tanaman yang tumbuh baik
didataran tinggi.Bagian yang paling Tien, 2010).banyak dimanfaatkan dari
tanaman teh adalah bagian daunnya. Daun the yang baru dipetik mengandung air
sekitar 75 – 82 % dan selebihnya terdiri dari bahan organic misalnya tannin,
kafein, pectin, protein, pati, minyak atsiri dan vitamin (Tien, 2010).
Kakao (Theobroma cacao L.) adalah salah satu produk pertanian yang
memiliki peranan yang cukup penting dan dapat diandalkan dalam mewujudkan
program pembangunan pertanian. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, areal kakao
rakyat terus mengalami per-tumbuhan, sehingga produksi kakao nasional juga
terus meningkat seiring dengan mening-katnya luasan areal. Kakao merupakan
komoditas penghasil devisa terbesar ketiga sub sektor perkebunan setelah kelapa
sawit dan karet. Menurut data International Cocoa Organization, permintaan
kakao dunia tumbuh sekitar 2-4 % per tahun (ICCO 2019).
Buah coklat biasanya mengandung 30 – 40 biji yang tertutup oleh pulp
yang berlendir.pulp segar umumnya berwarna putih susu, lunak dan berlendir.
Bagian pulp ini sebenarnya adalah bagian dinding buah yang melekat pada
epidermis kulit biji. Biji coklat mentah yang masih segar terdiri dari bagian –
bagian, berturut – turut dari luar adalah pulp, kulit biji, kulit ari, keeping biji dan
lembaga (embryo). Biji coklat umumnya terutama mengandung lemak,
karbohidrat, protein, dan tannin, disamping zat – zat lainnya seperti mineral,
pigmen, asam dan air. Tannin dalam coklat berperan dalam proses fermentasi
yang akan merubah aroma coklat yang dihasilkan, selain itu, pulp berperan
sebagai sumber fermentasi coklat (Winarno, 2018).
Biji coklat diperoleh dari buah tanaman coklat. Berdasarkan bentuk dari
buahnya dibedakan atas jenis Kriolo(Criollo) yang bentuknya agak memanjang
dan jenis Forastero yang bentuknya agak bulat. Selain dari bentuknya, jenis kriolo
dan forastero dibedakan berdasarkan pada warna dimana kriolo tidak berwarna
sedangkan forastero berwarna ungu muda. Pada umumnya mutu coklta forastero
lebih rendah daripada coklat kriolo (Winarno, 2014).
Kopi adalah biji dari tanaman Coffea spp dalam bentuk bugil dan belum
disangrai.Kopi merupakan sejenis berasal dari proses pengolahan dan ekstrasi biji
tanaman kopi.kata kopi sendiri beasal dari bahasa arab qahwah yang berarti
kekuatan ,karena pada awalnya kopi digunakan sebagai makanan berenergi
tinggi.Kata qahwah kembali mengalami perubahan menjadi kahvehdalam bahasa
belanda.Penggunaan kata koffie segera diserap ke dalam bahasa Indonesia
menjadi kata kopi yang dikenal saat ini (Winarno, 2011)
2.4 Rempah
2.5 Sayuran
2.6 Buahan
2.7 Telur
Telur adalah salah satu bahan makanan asal ternak yang bernilai gizi tinggi
karena mengandung zat-zat makanan yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia
seperti protein dengan asam amino yang lengkap, lemak, vitamin, mineral, serta
memiliki daya cerna yang tinggi. Telur merupakan bahan makanan yang bernilai
gizi tinggi. Hal ini ditandai dengan rendahnya zat yang tidak dapat diserap setelah
telur dikonsumsi. Akan tetapi disamping bernilai gizi tinggi, telur juga
mempunyai sifat yang kualitasnya mudah rusak .Oleh sebab itu perlu dilakukan
suatu tindakan atau usaha-usaha bidang teknologi kualitas dan penanganan pasca
produksi telur . Tindakan ini penting agar produksi telur yang dicapai dengan
segala usaha ini dapat sampai ke konsumen dengan kualitas yang masih tetap baik
( Sulistiati, 2013 ) .
METODOLOGI
1. Bentuk
Isi gelas ukur dengan air sebanyak setengah dari ukuran gelas
ukur. Kemudian masukkan bahan ke dalam gelas ukur. Volume
bahan adalah selisih antara volume air pada saat sebelum dan
sesudah bahan dimasukkan
Berat jenis bahan dinyatakan dalam gram per milliliter bahan
(BJ= berat bahan/volume bahan)
3. Ukuran
4. Warna dan aroma
3.4 Rempah
3.4.1 Alat Dan Bahan
Alat : picnometer, thermometer, penangas air, gelas piala,
erlemeyer, buret, pipet tetes, tisu / kertas serap, timbangan analitik
Bahan : rempah dari rimpang, bunga, buah, dan daun,
3.5 Sayuran
3.5.1 Alat Dan Bahan
Alat : pisau, neraca, kamera dan refrigerator
Bahan : sayuran yang dari bagian daun, bunga, buah, umbi dan
tunas muda, dan kertas koran, plastik, plastik yang dilubangi, tali
raffia, dan karet gelang.
3.5.2 Prosedur Kerja
1. Struktur
3.6 Buahan
3.6.1 Alat Dan Bahan
Bahan : buah yang matang dan yang mentah, bahan kimia untuk
analisis vitamin C, buffer pH 4 dan buffer pH 7, dan akuades.
3. Tekstur / kekerasan
5. Pengukuran derajat keasaman/pH
6. Padatan terlarut
Amati dan baca skala pada refraktometer yang dalam persen (%).
Bila sebagian besar filtar buah mengandung gula, maka baca juga
skala dengan satuan derajat Brix.
Lakukan pengukuran 3 kali (triplo).
3.7 Telur
3.7.1 Alat Dan Bahan
Alat yang dibutuhkan kertas HVS untuk teropong, cawan petri
diameter 15 cm, jangka sorong/ penggaris.
Bahan yang digunakan adalah telur ayam ras dan ayam kampong
(bukan ras).
3.8 Susu
3.8.1 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan: gelas kaca bening, sendok, kompor, panci.
Bahan yang digunakan adalah susu segar yang diperoleh dari
peternak sapi atau susu cair pateurisasi/UHT, etanol 70% dan air
perasan jeruk nipis, dan garam.
3.8.2 Prosedur Kerja
Uji alkohol 70% (v/v): campurkan susu dan alhokohol 1:1 di
dalam gelas. Kemudian aduk dan amati apakah tebentuk partikel
“curd” yang halus pada permukaan gelas dan ambil fotonya.
Pengaruh asam terhadap penampakan susu: Taruh susu 2 sendok
makan di dalam gelas dan tambahkan air perasan jeruk nipis
sebanyak 0,5, 1 sendok dan 2 sendok. Amati perubahan yang
terjadi. Bila terbentuk “curd” maka diberi tanda (+). Bila
bertambah banyak terbentuk “curd” maka diberi tanda (++), dan
seterusnya. Susun hasil tersebut dan foto hasil tersebut.
Simpan susu sebanyak setelah gelas pada suhu ruang selama 24
jam. Amati apa yang terjadi pada jam ke-0, jam ke-12 dan jam ke-
24. Foto hasil tersebut.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
4.1 Serelia Dan Kacang-Kacangan
1. Barat, Ukuran dan Warna
Berat (gram/100 ml) Ukuran Bahan (mm) Warna
Bahan Ulang Ulang Ulang Panja Leba Tebal/ secara secara
an 1 an 2 an 3 ng r Diame objekti subjektif
ter f
Beras 104 g 104 g 103 g 0,6 0,2 0,2 Putih Putih
Kualita mm mm mm bening
1
Beras 90 g 94 g 92 g 7 1,5 1,5 putih Putih
kualitas kekuning-
2 kuningan
Beras 105 106 105 0,7 - - Putih Putih
ketan tulang
Jagung 50 50 50 1,35 0,8 0,5 Kunin kuning
g
jagung
Kacang 70 72 71 1,5 1 cm 0,5 cm Coklat Kuning
tanah cm kecoklatan
Kacang 130 130 130 0,5 0,3 0,4 Hijau Hijau
hijau
Kacang 140 140 140 1,5 0,3 0,4 Merah Merah
merah bintik-
bintik
Kacang 120 125 130 0,7 0,5 0,6 Kunin kuning
kedelai g
kehija
uan
2. Densitas kamba, Tekstur, Daya Serap air, Rasio pengembangan dan kadar
Protein
Bahan Densitas Daya Rasio Kadar air Kadar abu
kamba Serap Air pengembangan
Beras 1,20 gr/ml 0,25 1,0 33,3% -
kualitas 1
Beras 0,781 1,5 0,8 25% -
kualitas 2 gr/ml
Beras ketan 1,50 0,25 1,2 17,50% -
Buah
Kelap
a (2) Oval
Buah
Kelap Oval agak
a (3) lonjong
Buah Cenderung
Kelap bulat/melonjong
a tidak teratur
Sawit
2. Pengamatan berat, ukuran dan warna
Komposisi
Berat Jenis Ukuran bahan (mm) berat bagian-
bagian
Bahan
Ulanga Ulanga Ulanga Panja Leba Tebal Kulit Dagin
n1 n2 n3 ng r Diam umbi g
eter umbi
Buah 1745 g 1745 g 1745 g 213,4 172 D(183 1250 275 g
kelapa mm mm ,2 g
(1) mm)
Buah 580 g 580 g 580 g 100 95 10 310 g 240 g
kelapa mm mm mm
(2)
Buah
kelapa 1164 gr 1164 gr 1164 gr 230 150 130 284 gr 260 gr
(3)
Buah
kelapa 2,11gr/ 0,982gr/ 1,105gr/ 36mm 31m 26mm 3,8gr 12,5gr
sawit ml ml ml m
4. Pengamatan produk
2.lengkuas 2. 2.
2.Cengkeh Seperti
bintang
Bahan dari Cabai Merah
buah....... keriting
.......
Daun Pandan
Bahan dari Jahe. Coklat dan dalam Jahe. Khas,aroma Jahe. Pedas
rimpang ....... kekunungan terapi Lengkuas.
Lengkuas. Kuning Lengkuas. Khas Sedikit pedas
keputih-putihan lengkuas
2.lengkuas 2. 2.
Bahan dari 1.Bunga Lawang
bunga.......
Seperti
2.Cengkeh bintang
.......
Daun Pandan
Bahan dari Jahe. Coklat dan Jahe. Khas,aroma terapi Jahe. Pedas
rimpang ....... dalam kekunungan Lengkuas. Khas Lengkuas.
Lengkuas. Kuning lengkuas Sedikit pedas
keputih-putihan
4.5 Sayuran
1. Pengamatan struktur
Sayuran
daun
Sayuran Buah sedikit
buah tomat lonjong
Sayuran Lonjong
Buah
Terong
Sayuran
Buah
Sayuran umbi wortel Bulat
lonjong
Sayuran umbi
Sayuran bunga KoL Bulat Oval
Panjang
Sayuran bunga pepaya
Sayuran
Buah
Terong
Sayuran
umbi
wortel
Sayuran
umbi
kentang
Sayuran
umbi
Sayuran
bunga kol
M Layu dan
Warna masih
Masih segar Kering dan daunya
segar Mulai agak
dan sedikit mulai layu pun
layu dan
kering mulai
kering
lepas.
Sayuran
bunga
pepaya
Masih segar Beberapa Hampir
bunga mulai seluruh Seluruh Seluruh
layu bunga layu bunga layu bunga
layu dan
tangkai
bunga
ikut layu
Sayuran Masih segar
bunga dan sedikit
sawi kuning
Mulai agak
Sayuran layu Kering dan Layu dan
masih segar layu lepas
Berat (gram)
Bahan Laju respirasi
Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke- Hari ke-
1 2 3 4 5
Sayuran
daun 10/30gram/
200gr 200gr 170gr 160gr 150gr
hari
(kangkung)
12 gr 9 gr 6 gr 4 gr 2 gr 2 gram/hari
Sayuran
bunga
pepaya
Sayuran 500gr 500gr 480gr 460gr 350gr 10/20
bunga sawi gram/hari
Sayuran
daun 190gr - - 190gr 190gr 95%
(kangkung)
Sayuran
daun
Sayuran
Buah
Sayuran
umbi
4.6 Buahan
1. Pengamatanstruktur
Buah Lonjong
Pepayamentah
Buah Mangga Lonjong
matang
Buah Mangga - -
mentah -
-
Buah Lonjong
Pisangmentah melengkung
Tekstur/kekerasan
Bahan Warna
Hari ke-1 Hari ke-2 Hari ke-3 Hari ke-4 Hari ke-5
Bagian
BuahPepayamat
dalam
ang(1)
berwarna
orange
Hijau
- - - - -
Buah Mangga
mentah
-
Tekstur/
Baha kekerasan Laju
n Hari Hari Hari Hari Hari ke-5 respirasi
ke-1 ke-2 ke-3 ke-4
820gram 820gram 800gram 630gram 620gram Laju respirasi
Buah Pepaya
Sebanyak
matang (1)
40 gram
1130 1115 1098 1057 1032 gram 15 – 41
Buah Pepaya
gram gram gram gram gram/hari
Matang (2)
1210 1205 1173 1124 1092 gram 30 gram
Buah
gram gram gram gram
Pepaya
mentah
420 gram380 gram370 gram360 gram350 gram 40 gram
Buah
Mangga
matang
- - - - - -
Buah
Mangga
mentah
Buah Jeruk Lembek Lembek Lembek Lembek Lembek 1,02gr/hari
matang
Buah Jeruk Keras Keras Sedikit Sedikit Lembek 1gr/hari
mentah keras keras
4.7 Telur
1. Pengukuran Berat Butir Telur
Jenis Telur Berat Telur Berat Telur Menurut
SNI
Telur Ayam Ras 120 gr Besar
Telur Ayam Kampung 41 gr K
e
2. Kondisi Kerabang
Kondisi Ayam Ras Tingkatan Ayam Tingkatan
Kerabang Mutu SNI Kampung Mutu SNI
Kondisi Kerabang
Telur Ayam Telur Ayam
Kondisi Kerabang
Ras Kampung
4.8 Susu
1. Uji Alkohol 70%
0,5 sdm +
1 sdm ++
2 sdm +++
BAB V
PEMBAHASAN
5.1 Serelia Dan Kacang-Kacangan
5.4 Rempah
5.5 Sayuran
Sayuran adalah bagian tanaman yang dikonsumsi beserta makanan utama.
Bagian tanaman yang dikonsumsi bisa bagian daun, akar, batang, dan buah muda.
Budidaya secara alami akan menghasilkan bahan pangan tergolong tidak menarik
dari sisi permormance.
Pada praktikum ini yang kami amati adalah bentuk, berat, berat yang dapat
dimakan, serta sifat organoleptik. Selama 4 haridengan penyimpanan pada suhu
ruang. Pengamatan wortel, pada wortel yang disimpan selama 5 hari mengalami
penurunan kualitas, tetapi tidak signifikan, akan tetapai pada hari ke lima wortel
mengkerut, hal ini karena kadar air dari wortel berkurang. Sehingga bagian yang
dapat dimakan dari wortel itu sendiri hanya sedikit. Pengamatan kangkung, pada
pengamatan kangkung ini bentuk, berat, berat yang dapat dimakan, serta sifat
organoleptiknya berubah sampai hari keempat. Pada hari pertama, sayuran
kangkung mengalami penurunan kualitas sehingga bagian yang dapat dimakan
setiap harinya menurun, hinggga pada hari ke lima bagian yang dapata dimakan
dari kangkung 0 gram.
Pengamatan buncis, pada pengamatan buncis sifatnya berubah karena
penyimpanan selama 5 hari, kualitas dari buncis itu sendiri menurun, sehingga
bagian yang dapat dimakan sampai hari terakrir tidak jauh berkurang. Penurunan
kualitas ini tidak begitu signifikan Pengamatan bungakol, mengalami penurunan
mutu ketika disimpan selama lima hari, karena bungakol memiliki kandungan air
yang tinggi, sampai pada hari terakhir berat bagian yang dimakan 0 gram.
Pengamatan touge, mengalami penurunan kualitas yang sangt signifikan, karena
toge berasal dari jringan muda, yang hampir 100 % mengandung air, sehingga
sampi pada hari ke lima berat bagian yang dimakan adalah 0 gram.Sehingga dapat
disimpulkan bahwa penyimpanan sayuran tidak dibolehkan dalam waktu yang
lama, karena akan menurunkan kualitas dari sayuran tersebut
5.6 Buahan
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap
bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang diawali
oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpin dahnya serbuk sari dari kepala sari ke
kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik, serbuk sari berkecambah
dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang berisi sperma. Buluh ini terus
tumbuh menembus tangkai putik menuju bakal biji, di mana terjadi persatuan
antara sperma yang berasal dari serbuk sari dengan sel telur yang berdiam dalam
bakal biji, membentuk zigot yang bersifat diploid
Pada praktikum kali ini kami melakukan pengamatan terhadap 2 jenis
buah : buah klimaterik (pisang masak dan mentah) dan non klimaterik (jeruk
manis). Buah klimaterik adalah buah yang stimulasi menuju kematangannya
terjadi secara”auto” ,buah klimaterik mempunyai peningkatan atau kenaikan laju
respirasi sebelum pemasakan, sedangkan buah non klimaterik tidak menunjukkan
adanya kenaikan laju respirasi.Buah non klimaterik adalah buah setelah dipanen
tidak mengalami proses pematangan tetapi ke arah pembusukan. Untuk
membedakan buah klimaterik dari buah non klimaterik adalah responnya terhadap
pemberian etilen yang merupakan gas hidrokarbon yang secara alami dikeluarkan
oleh buah-buahan dan mempunyai pengaruh dalam peningkatan respirasi. Buah
non klimaterik akan bereaksi terhadap pemberian etilen pada tingkat manapun
baik pada tingkat pra-panen maupun pasca panen.Sedangkan buah klimaterik
hanya akan mengadakan reaksi respirasi bila etilen diberikan dalam tingkat pra
klimakterik dan tidak peka lagi terhadap etilen setelah kenaikan respirasi dimulai.
Dari hasil pengamatan yang kami amati, dapat disimpulkan bahwa: sifat fisik,
kimia, organoleptic dan fisiologis setip jenis sayur berbeda. Hal yang kami atati
pada praktikum ini adalah bentuk, ukuran, berat, struktur, tekstur, keasaman serta
sifat organoleptiknya.
Pada pengamatan buah pepaya, yang diamati adalah 2 buah pepaya yang
terdiri dari pepaya masak dan pepaya mentah. Pada pepaya masak lebih lembut,
berat, dan besar ukuranya dibandingkan pepaya mentah, serta memeiliki aroma
yang harum khas pepaya. Pepaya masak juga memiliki rasa manis dibandingkan
pisang muda yang sepat. Hal ini dikarenakan pisang masak telah matang
sempurna sehingga komposisi kimianya telah sempuran. pH pepaya masak
menurun menjadi 4, sedangkan pH pepaya mentah adalah 5.
Untuk pengamatan buah papaya masak dan mentah, terdapat perbedaan
yang cukup/ sama seperti pisang, buah papaya yang matang memiliki tekstur yang
sedikit lunak dibandingkan papaya mentah yang keras. Pepaya masak juga
memiliki rasa yang manis, aroma khas papaya dan cenderung memiliki pH
(asam) yang sama dengan papaya mentah.
Pada pengamatan jeruk, jeruk yang matang lebih menarik dengan warna
yang orange kekunigan, dengan rasa yang manis, aroma khas jeruk dan memeiliki
pH asam . Sedangkan jeruk yang mentah memiliki warna hijau dan berasa asam.
Jenis sayuran yang kami amati ada 2 yaitu wortel dan bunga sawi. Wortel
memiliki strutur yang keras, berwarna orange, berasal dari tumbuhan bagian
umbi, yang memiliki pH= 6 dengan rasa manis dan berbau langu.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa buah dan sayur memiliki sifat yang
berbeda-beda tergantung jenis buah dan sayur itu sendiri, pH dari buah dan sayur
yang kami amati yaitu berkisar antara 4-6 hal ini beari buah dan sayur bersifat
asam.
5.7 Telur
Telur adalah produk peternakan yang mengandung nilai asam amino
esensial yang dibutuhkan tubuh manusia. Bahan yang kami amati adalah telur
ayam ras, telur ayam kampung, telur bebek, telur itik dan telur puyuh.
Pengamatan yang kami amati dari telur tersebut adalah pengamatan parameter
mutu telur yang mencakup warna, berat telur utuh, berat jenis, tebal dan berat
cangkang, diameter kuning telur dan putih telur, serta tinggi putih dan kuning
telur. Selaiin itu kami juga mengamati mutu telur, dengan pengamatan
pemeriksaan secara subjektif dan objektif.
Dari hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa, telur ayam kampung
yang kami amati memiliki kualitas mutu yang jelek. Hal ini mungkin telur ayam
kampung ini telah dierami oleh induknya, karena ketika kami memecahkan telur
dan terdapat bercak darah, bakal anak udah mulai kelihatan, kuning dan putih
telurnya sudah tercampur. Telur ini tidak baik lagi untuk dikonsumsi. Sedangkan
telur yang lainnya masih bagus dengan bentuk kuning telur yang utuh dan tidak
memiliki noda dalam tersebut. Serta aroma dari telur tersebut amis khas telur.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa telur yang bagus adalah telur yang
cangkang nya bersih, tidak pecah, putih telur bagus dan kuning telur bulat dan
kokoh tidak pecah danbercampur dengan putih telurnya.
5.8 Susu
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.1.1 Serelia Dan Kacang-Kacangan
1. Beberapa jenis serelia dan yang kami amati memiliki sifat yang
berbeda beda, pengamatan yang dilakukan yaitu bentuk, ukuran,
berat, warna, desitas kamba, tekstur, daya serap air pada suhu
800C, rasio pengembangan, kadar protein dan kadar air.
2. Produk serelia dan kacang-kacangan memiliki densitas kambah
sehingga dapat memprediksi ruang penyimpanannya.
6.1.4 Rempah
6.1.5 Sayuran
1. Pengamatan sifat fisik sayuran dilakukan dengan melihat bentuk,
ukuran, warna, tekstur, dan berat
2. Sifat fisiologi buah diamati dengan melakukan pengamatan
terhadap struktur sayur itu sendiri
3. Kaitan hububungan sifat fisik, kimia, fisiologi, organoleptik pada
sayuran satu dengan yang lainnya adalah stuktur, tekstur, warna,
rasa, aroma, serta bagian yang dapat dimakan berbeda-beda,
tergantung asal sayur itu sendiri. Sayuranyang berasal dari
janringan muda seluruhnya bisa dimakan, sayuran yang berasala
dari buah, bunga biasannya hampir seluruhnya bisa dimakan
hanya sebagian kecil dari buah tersebut yang dibuang, sedangkan
sayuran yang berasal dari seluruh bagian tanaman juga demiakian
hanya bagian akar, daun tua dan batang yang keraslah yang
dibuang, sedangkan tanaman yang berasal dari umbi misalnya
wortel yang dibuang adalah hanya kulitnya saja, selain itu bisa
dimakan. Semakin lama penyimpanan sayruran maka akan
mengalami peribahan sifat fisik, kimia, fisiologi, dan organoleptik
pada sayuran.
6.1.6 Buahan
1. Pengamatan sifat fisik buah dan sayur dilakukan dengan melihat
bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan berat.
2. Sifat fisiologi buah diamati dengan melakukan pengamatan
terhadap struktur bbuah dan sayur itu sendiri.
3. Kaitan hubungan antara sifat fisik, kimia, fisiologi dan
organoleptik buah dan sayuran adalah pada tingakat kematangan
buah dan sayur maka akan mengalami perunbahan berat, warna,
struktur, rasa, aroma, bentuk, tekstur serta bagian yang dapat
dimakan.
6.1.7 Telur
1. Sifat telur dapat diketahui dengan mengamati bentuk, warna,
berat, ketebalan cangkang, berat jenis, dan memeriksa isi telur
secara objektif dan subjektif.
2. Untuk memepertahankan mutu telur dan kualitas telur maka harus
mengetahui gambaran yang jelas mengenai sifat telur.
6.2 Saran
Pada saat praktikum sebaiknya praktikan melakukan praktikum dengan
benar, dan pada saat coast menerangkan sebaiknya para praktikan harus
mendengarkan dengan baik. Supaya pada saat melakukan praktikum, para
praktikan tidak bingung dalam membuat laporan . erta tempat penyimpanan bahan
praktikum disimpan ditempat yang aman sehingga tidak terjadi kesalahan
pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Aminah, Siti dan Hersoelistyorini, Wikanastri. 2012. Karakteristik Kimia Tepung
Kecambah Serealia Dan Kacangkacangan Dengan Variasi Blanching.
Seminar Hasil-Hasil Penelitian – LPPM UNIMUS 2012.
Anonim, 2000. Pengetahuan untuk Bahan Industri Pertania Bogor. Bogor: IPB.
Arifin, S. 1994. Petunjuk Teknis Pengolahan Teh dan Kina. Pusat Penelitian Teh
dan Kina. Gambung, Bandung.
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Fleet, dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Jakarta : UI-Press.
Fitriani, Dini. Laporan Praktikum 1 – karakteristik Fisik.. 2011.(online)
Hee-Young An., 2005. Effects of Ozonation and Addition of Amino acids on
Properties of Rice Starches. A Dissertation Submitted to the Graduate Faculty of
the Louisiana state University and Agricultural and Mechanical College.
ICCO. 2009. Annual Report 2007/2008. The International Cocoa Organization,
United Kingdom.
Ketaren. 1986. Minyak dan lemak Pangan. Jakarta: UI-Press
Kristian, 2003. Komoditi Ekspor Pertanian Tanaman Perkebunan. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Kusumastuty Inggita., Sri Andarini., dan Anak Agung Gede Anom Aswin. 2006.
PERBEDAAN PENGARUH PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT
(Palm Oil) DAN MINYAK KELAPA MURNI (Virgin Coconut Oil)
TERHADAP PERBAIKAN PROFIL LEMAK (KOLESTEROL) PADA
TIKUS DENGAN DIET ATEROGENIK. Jurnal Kedokteran Brawijaya,
Vol. XXII, No. Program Studi Ilmu Gizi. Fakultas Keokteran Brawijaya.
Malang.
Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging edisi ke-5. Penterjemah Aminudin Parrakasi.
Jakarta: Universitas Indonesia.
Marto, Z. M. 2010. The Role of Sprouts in Human Nutrition a review. Acta Univ.
Sapientiae, Alimentaria . Vol 82.
Moehyl, S., 1992. Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga. Jakarta:
Bathara.