ACARA 11
Penanggung jawab :
FIKA PUSPITA
A1M012001
Rombongan 1
Kelompok 1
Fika Puspita A1M012001
Ajeng Pusparani Fahrunnisa A1M012008
Hilma Qurrota Aini A1M01200
Muhammad Ikhwan Baihaqi A1M01200
Risqiatul Jannah A1M01200
Annisa Fauziyah A1M01200
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada praktikum ini akan dibahas mengenai serealia dan kacang kacangan
dengan melakukan percobaan diantaranya pengupasan kulit kacang dengan
metode lye peeling, penetapan rendemen tepung, penetapan rendemen pati, dan uji
gluten.
B. TUJUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam serealia dan kacang kacangan juga terdapat pati, Pati adalah salah
satu bahan penyusunan yang paling banyak dan luas terdapat di alam, yang
merupakan karbohidrat cadangan pangan pada tanaman, Pati dapat dibagi menjadi
2 jenis, yaitu pati alami yang belum mengalami modifikasi (Native Starch) dan
pati yang telah termodifikasi (Modified Starch). Pati tersusun paling sedikit oleh
tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin dan material antara seperti,
protein dan lemak Umumnya pati mengandung 15–30% amilosa, 70–85%
amilopektin dan 5–10% material antara. Struktur dan jenis material antara tiap
sumber pati berbeda tergantung sifat-sifat botani sumber pati tersebut (Greenwood
dkk., 1979). Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-glikosidik.
Sifat pada pati tergantung panjang rantai karbonnya, serta lurus atau bercabang
rantai molekulnya. Pati terdiri dari dua fraksi yaang dapat dipisahkan dengan air
panas, fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi tidak terlarut disebut amilopektin
(Hee-Joung An, 2005).
Salah satu modifikasi serealia dan kacang kacangan adalah tepung.
Tepung merupakan butiran-butiran halus yang berukuran sangat kecil tergantung
pada jenis asalnya serta mengandung amilosa dan amilopektin. Tepung terigu
pada umumnya digunakan untuk membuat kue dan bahan masak-memasak
lainnya. Selain itu, tepung juga digunakan untuk pengentalan makanan,
kemampuan pengentalan tepung ini disebabkan oleh daya serapnya terhadap air
sehingga butiran-butiran tepung tersebut membesar dan apabila dipanaskan maka
granula tersebut akan rusak dan pecah sehingga terjadi proses gelatinisasi. Pada
peristiwa gelatinisasi tepung, viskositas bahan akan meningkat karena air telah
masuk kedalam butiran tepung dan tidak bisa bergerak bebas lagi (Moehyl, 1992).
Selanjutnya dalam praktikum ini juga terdapat uji gluten, maka kita harus
tau apa itu gluten. Protein yang terdapat dalam tepung terigu tidak terlarut didalam
air. Protein-protein yang tidak larut dalam air ini disebut gliadin dan glutein.
Glutein adalah bentuk dari protein yang tidak larut didalam air jika tepung
dipanaskan dan dicampurkan dengan air. Glutein bisa diekstrak dengan cara
mencucinya dengan air hingga patinya hilang. Glutein yang telah diekstrak
memiliki sifat elastis dan kohesi. Jika gliadin dan glutenin dipisahkan dari gluten
maka gliadin akan bersifat seperti substansi sirup yang menggumpal dan saling
terikat serta glutenin akan menghasilkan kekerasan yang berkemungkinan
memperbesar kekuatan tekstur bahan (Parker, 2003).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. ALAT
- kain pembungkus
- Panci
- Kompor
- mangkuk
- timbangan
- blender
- ayakan
- wadah
- wadah
- blender
- cawan
- kertas saring
- oven
- timbangan
- timbangan
- oven
- mangkuk
B. BAHAN
- Kedelai
- Kacang hijau
- Kacang tolo
- Larutan NaOH 2,5 %
- Kedelai
- Kacang hijau
- Beras
- Kedelai
- Kacang hijau
- Beras
- Akuades / air
DATA PENGAMATAN
5 menit 8 menit
Σ Biji % Σ Biji % rendemen
Bahan
terkelupas rendemen terkelupas
Kacang tolo 84 84% 91 91%
Kacang hijau 44 44% 20 20%
Kedelai 55 55% 63 63%
Kacang merah 96 96% 89 89%
a) Kacang tolo
% rendemen = jumlah kacang tolo yang terkelupas x 100%
Jumlah kacang tolo awal
= 84 x 100%
100
= 84 % (di masukan kedalam NaOH 2,5 % selama 5
menit)
= 91 x 100 %
100
= 91 % (di masukan kedalam NaOH 2,5 % selama 8 menit )
b) Kacang hijau
= 20 x 100 %
100
= 20 % (di masukan kedalam NaOH 2,5 % selama 8
menit )
c) Kedelai
= 63 x 100 %
100
= 63 % (di masukan kedalam NaOH 2,5 % selama 8 menit )
d) Kacang merah
% rendemen = jumlah kacang merah yang terkelupas x 100%
Jumlah kacang merah awal
= 96 x 100%
100
= 96 % (di masukan kedalam NaOH 2,5 % selama 5
menit)
= 89 x 100 %
100
= 89 % (di masukan kedalam NaOH 2,5 % selama 8 menit )
a) Beras
Rendemen tepung = 13,91 g x 100 % = 69,55 %
20 g
b) Kedelai putih
Rendemen tepung = 11,96 g x 100 % = 59,8 %
20 g
c) Kacang hijau
Rendemen tepung = 12,33 g x 100 % = 61,65 %
20 g
d) Kacang merah
Rendemen tepung = 6,71 g x 100 % = 33,55 %
20 g
e) Kacang tolo
Rendemen tepung = 9,06 g x 100 % = 45,3 %
20 g
f) Kedelai hitam
Rendemen tepung = 11,5 g x 100 % = 57,6 %
20 g
g) Kacang tanah
Rendemen tepung = 11,49 g x 100 % = 57,45 %
20 g
a) Beras
b) Kedelai putih
c) Kacang hijau
d) Kacang merah
f) Kedelai hitam
g) Kacang tanah
D. Uji Gluten
Gluten Kering
Tepung Terigu + aquades = 1,08 gram
+NaCl = 1,17 gram
Tepung Beras + aquades = 3,38 gram
+ NaCl = 3,30 gram
berat gluten basah
1. Rendemen Gluten Basah = × 100 %
berat terigu
berat gluten kering
2. Rendemen Gluten Kering = × 100 %
berat terigu
3. Uji gluten
% rendemen gluten basah
Bahan Larutan
Aquades NaCl 1%
Tepung beras 55,4% 61,2%
Tepung terigu 32,6% 34,4%
Bahan Larutan
Aquades NaCl 1%
Tepung beras 33,8% 33%
Tepung terigu 10,8% 11,7%
Perhitungan :
= 3,38 g x 100 %
10 g
= 33,8 %
d) Tepung beras + NaCL
Rendemen gluten basah = Berat gluten basah x 100 %
Berat tepung beras
= 6,12 g x 100 %
10 g
= 61,2 %
BAB V
PEMBAHASAN
Pada percobaan penetapan rendemen tepung dengan bahan berat awal sama 20
gram menghasilkan (dalam persen rendemen) Beras 69,55%, Kedelai Putih
59,8%, Kacang Hijau 61,65%, Kacang Merah 33,35%, Kacang Tolo 45,3%,
Kedelai Hitam 57,6%, dan Kacang Tanah 57,45%. Dalam Percobaan ini terbukti
bahwa pada beras menghasilkan rendemen tepung paling banyak dibanding
dengan bahan lain diikuti oleh kacang hijau, kedelai putih, kedelai hitam, kacang
tanah, dan kacang tolo. Sedangkan kacang merah menghasilkan rendemen tepung
paling sedikit. Pada beras paling banyak dikarenakan saat dihitung berat awal
secara bersamaan dengan bahan yang lain lalu saat digiling tidak ada pengupasan
kulit, sedangkan bahan yang lain harus dikupas dulu kulitnya, sehingga saat
penggilingan dan pengayakan rendemenn tepung beratnya berkurang dibanding
beras yang sudah tidak ada kulitnya saat ditimbang. Faktor-faktor yang
mempengaruhi besarnya rendemen tepung adalah banyaknya kandungan air yang
terkandung dalam bahan baku pada saat perebusan dapat meningkatkan
kandungan air sehingga berpengaruh terhadap rendemen. Faktor lain yang
mempengaruhi seperti bahan baku yang tidak sesuai dengan standar operating
procedure proses penggilingan yang tidak ditangani dengan baik dan terjadinya
kehilangan selama pengolahan.
Pada percobaan penetapan rendemen pati pada beras, kedelai putih, kedelai
hitam, kacang hijau, kacang merah, kacang tolo dan kacang tanah terdapat
perbedaan % rendemen pati pada semua bahan. Kedelai hitam paling banyak
mengandung pati yaitu 37,5% lalu kedelai putih 19,6%, kacang tanah 14,85%,
beras 14,65%, kacang hijau 11,1%, kacang tolo 11%, dan kacang merah 9,15%
Beberapa faktor yang mempengaruhi rendemen antara lain mutu bahan baku
(kondisi tanaman, umur panen), penanganan pascapanen (pengeringan dan
penyimpanan) dan proses ekstraksi (perajangan, perbandingan bahan-air-abu ;
lama perebusan, penyaringan, pengeringan dan penggilingan)
D. Uji Gluten
Berdasarkan hasil percobaan uji gluten pada tepung terigu dan tepung beras
sebagai pembanding, dengan masing – masing ditambahkan akuades dan NaCl
1% didapat bahwa Tepung beras ditambah akuades gluten keringnya lebih besar
yaitu 33,8% dibandingkan tepung beras yang ditambah NaCl 1% yang berat
gluten kering nya hanya 33%, sedangkan pada terigu yang ditambah NaCl 1%
lebih besar yakni 11,7% dibanding terigu yang ditambahkan akuades yang
beratnya 10,8%. Namun pada gluten basah tepung beras ditambah NaCl 1%
memiliki rendemen yang besar 61,2% selanjutnya tepung beras yang
menggunakan akuades 55,4%, pada tepung terigu gluten basah yang ditambah
NaCl 1% juga lebih besar yaitu 34,4% sedangkan yang ditambah akuades 32,6%.
Jadi jenis larutan yang ditambahkan mempengaruhi kadar gluten pada bahan
seperti pada hasil uji gluten basah tepung terigu dan tepung beras yang diberi
NaCl 1% sama sama memiliki rendemen yang besar dan yang diberi Akuades
rendemen nya lebih kecil.
BAB VI
KESIMPULAN
Pada uji gluten dapat disimpullkan bahwa masing masing bahan yang
ditambahkan Akuades dan NaCl 1% terlihat berbeda. Tepung beras ditambah
akuades gluten keringnya lebih besar yaitu 33,8% dibandingkan tepung beras
yang ditambah NaCl 1% yang berat gluten kering nya hanya 33%, sedangkan
pada terigu yang ditambah NaCl 1% lebih besar yakni 11,7% dibanding terigu
yang ditambahkan akuades yang beratnya 10,8%. Namun pada gluten basah
tepung beras ditambah NaCl 1% memiliki rendemen yang besar 61,2%
selanjutnya tepung beras yang menggunakan akuades 55,4%, pada tepung terigu
gluten basah yang ditambah NaCl 1% juga lebih besar yaitu 34,4% sedangkan
yang ditambah akuades 32,6%. Jadi jenis larutan yang ditambahkan
mempengaruhi kadar gluten pada bahan seperti pada hasil uji gluten basah tepung
terigu dan tepung beras yang diberi NaCl 1% sama sama memiliki rendemen
yang besar dan yang diberi Akuades rendemen nya lebih kecil.
DAFTAR PUSTAKA
Moehyl, S., 1992. Penyelenggara Makanan Institusi dan Jasa Boga. Bathara,
Jakarta.
Ratnaningsih et al. 2009. Pengaruh Jenis Kacang Tolo, Proses Pembuatan Dan
Jenis Inokulum Terhadap Perubahan Zat-Zat Gizi Pada Fermentasi Tempe
Kacang Tolo. Jurnal Penelitian Saintek. Vol. 14 (1): 97-128
Retno et al. 2005. Pembuatan Keju Dari Susu Kacang Hijau Dengan Bakteri
Lactobacillus Bulgaricus. E k u i l i b r i u m. Vol. 4 (2) :58 – 63