MATERI KE 5
Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok A2
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2020
A. PENDAHULUAN
Ikan merupakan bahan pangan sumber protein hewani yang bermutu dan sebagai
sumber lemak yang baik. Hasil-hasil perikanan mempunyai struktur fisik yang berbeda
beda. Tidak semua bagian tubuh hasil perikanan dapat dikonsumsi. Untuk mengetahui
berapa persen sebenarnya bagian yang dilayak dimakan perlu dilakukan pemisahan.
Bagian-bagian yang umumnya dibuang antara lain sisik, cangkang, isi perut, insang,
kepala, tulang, sirip dan ekor.
Kerusakan zat gizi protein dan lemak juga dialami ikan selama proses pengolahan.
Ikan segar lebih cepat mengalami kebusukan dibandingkan daging mamalia. Kebusukan
ikan mulai terjadi segera setelah rigor mortis selesai. Faktor yang menyebabkan ikan
cepat busuk adalah kadar glikogen rendah, pH akhir daging ikan tinggi (6,4 - 6,6) dan
jumlah bakteri yang terkandung dalam perut ikan tinggi.
Pembusukan menyebabkan mutu bahan pangan menurun bahkan menjadi tidak
layak dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena terjadi penyimpangan sifat sensori (warna,
tekstur, bau dan rasa) yang tidak diinginkan serta kemungkinan menyebabkan penyakit.
Pembusukan dapat diamati secara obyektif (uji kimia dan mikrobiologi) dan subyektif
(pengamatan fisik).
Tabel Spesifikasi Mutu Ikan
No Kriteria
1. Warn Cerah Agak pudar Pudar Pucat/putih
a
2. Mata Mata jernih, Warna gelap, Warna Putih
cembung cembung keputihan
3. Kulit Sedikit Berlendir Berlendir Berlendir
berlendir banyak
4. Tekst Kenyal Kehilangan sifat Lunak Lunak
ur kenyal
5. Sisik Melekat kuat Agak mudah lepas Mudah lepas Mudah lepas
6. Insan Merah cerah Agak pudar Pudar Putih
g
7. Arom Khas (segar) Netral Bau asam Busuk
a
8. Mutu 1 2 3 4
B. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Mahasiswa mengetahui struktur fisik ikan dan hasil perikanan.
2. Mahasiswa mengetahui kriteria mutu ikan berdasarkan pengamatan subyektif.
3. Mahasiswa mampu menghitung bagian yang dapat dimakan.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Pisau 1 buah
2. Timbangan 1 buah
3. Talenan 1 buah
4. Ikan segar 1 ekor
5. Udang 1 ekor
6. Ikan tidak segar 1 ekor
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Kriteria Mutu Ikan Berdasarkan Pengamatan Subyektif
a. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian mata.
b. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian warna.
c. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian insang.
d. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian sisik.
e. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian aroma.
f. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian tekstur.
g. Melakukan pengamatan pada ikan segar dan ikan tidak segar di bagian kulit.
2. Struktur Fisik Ikan dan Udang
a. Melakukan pengamatan terhadap warna bagian luar pada ikan segar dan ikan
tidak segar.
b. Melakukan penimbangan untuk berat awal pada ikan segar dan ikan tidak segar.
c. Membersihkan bagian sisik, kulit, dan bagian luar lainnya pada ikan segar dan
ikan tidak segar.
d. Mengamati warna, bentuk, dan struktur bagian dalam daging pada ikan segar dan
ikan tidak segar.
e. Melakukan pengamatan terhadap warna bagian luar pada udang.
f. Melakukan penimbangan untuk berat awal pada udang.
g. Membersihkan bagian kulit dan bagian luar lain pada udang.
h. Mengamati warna, bentuk, dan struktur bagian dalam daging pada udang.
3. Menghitung Bagian yang Dapat Dimakan
a. Mencuci ikan segar dan ikan tidak segar menggunakan air bersih, kemudian
tiriskan.
b. Melakukan penimbangan terhadap berat utuh dari ikan segar dan tidak segar
c. Memisahkan bagian sisik, ekor, sirip, kepala, insang, isi perut, dan tulang dari
daging ikan segar dan ikan tidak segar.
d. Melakukan penimbangan berat BDD pada ikan segar dan ikan tidak segar.
e. Melakukan penimbangan terhadap berat utuh dari udang.
f. Memisahkan bagian kulit, kulit kepala, dan kotoran pada udang.
g. Melakukan penimbangan berat BDD pada udang.
h. Melakukan perhitungan terhadap persentase bagian yang dapat dimakan pada
ikan segar, ikan tidak segar, dan udang.
E. HASIL PENGAMATAN
1. Pengamatan Mutu Ikan Berdasarkan Pengamatan Subyektif
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mutu Ikan
3. Penghitungan Bagian yang Dapat Dimakan Pada Ikan Dan Hasil Perikanan
Tabel 3. Hasil Pengamatan bagian ikan dapat dimakan
F. PEMBAHASAN
1. Pembahasan Hasil Pengamatan Tabel 1
Ikan merupakan komoditas yang muda dan cepat membusuk, sehingga
ikan memerlukan penanganan yang cepat dan cermat dalam upaya
mempertahankan mutunya sejak ikan di angkat dari air. Pendinginan merupakan
perlakuan yang paling umum dalam mempertahankan mutu hasil perikanan
terutama dalam tahap penanganan. Dalam penanganan ikan segar di upayakan
suhu tetap rendah mendekati 0 o C. Penanganan ikan harus di lakukan secepat
mungkin untuk menghindari kemunduran mutu ikan sehingga di butuhkan bahan
dan media pendinginan yang sangat cepat dalam menurunkan suhu ikan pada
pusat thermal ikan. Tingkat kesegaran ikan akan semakin cepat menurun atau
ikan akan mudah menjadi busuk pada suhu tinggi dan sebaliknya
pembusukanan dapat di hambat suhu rendah. Pembusukan adalah kegiatan mikro
organisme yang berasal dari tubuh ikan itu sendiri (bakteri dan enzim) dan
faktor luar (kontaminasi dan oksidasi) yang dapat terjadi secara bersamaan.1
Ikan yang masih segar memiliki ciri-ciri yaitu sisik melekat kuat di badan,
matanya bening, bulat dan tidak rusak, dagingnya jika ditekan elastis, insangnya
berwarna merah, aroma pada ikan masih segar, warna sisik masih mengkilap dan
tidak berlendir. Sedangkan ikan yang yang tidak segar memiliki ciri-ciri yaitu mata
berwarna kusam dan tenggelam, dinding perutlunak sisik mudah lepas, insang
berwarna kelabu dan berlendir.2
Pada praktikum mutu fisik ikan didapatkan hasil ikan segar dengan ciri-ciri
warna ikan cerah, matanya cembung dan jernih, kulitnya sedikit berlendir, memiliki
tekstur yang kenyal, sisik pada ikan masih melekat kuat, insangnya berwarna merah
cerah segar, dan memiliki aroma khasn ikan. Untuk hasil pengamatan ikan tidak
segar memiliki ciri-ciri warna yang pucat, matanya keputihan, kulit pada ikan
berlendir, tekstur yang dimiliki lunak / lembek, sisik pada ikan mudah lepas,
insangnya berwarna pudar keputihan, dan memiliki aroma yang agak berbau. Jika
dibandingkan dengan tabel spesifikasi mutu ikan, maka ikan segar yang digunakan
pada praktikum ini termasuk ke dalam mutu 1 atau mutu terbaik, sedangkan ikan
tidak segar termasuk ke dalam mutu 3.
Terdapat beberapa factor yang mempengaruhi terjadinya kemunduran mutu
ikan, sebagai berikut :3
1. Kerusakan Fisik
Kerusakan fisik dapat terjadi mulai ikan ditangkap, ditangani diatas kapal,
saat pembongkaran ikan ditempat pendaratan ikan, dan saat pengangkutan untuk
dipasarkan. Kerusakan ini ditandai dengan bagian tubuh ikan yang tergores,
luka, memar, terdapat bekas genjetan yang membekas dan lain-lain. Luka fisik
ini akan mempercepat pembusukan karena merupakan bagian yang dapat
menyebabkan penetrasi bakteri ke dalam daging ikan atau menjadi tempat
aktifitas mikrobiologis.
2. Kerusakan kimiawi
Mudah ditandai dengan adanya perubahan bau dan rasa yang tengik
(rancidity) yang disebabkan oleh adanya oksidasi lemak. Juga secara jelas dapat
terlihat bahwa warna ikan menjadi kusam.
3. Kerusakan mikrobiologis
Disebabkan adanya konsentrasi bakteri pada bagian tertentu pada tubuh
ikan terutama pada insang, isi perut dan kulit. Bakteri ini kemudian dapat aktif
dan menempati seluruh tubuh ikan bahkan sampai penetrasi ke dalam daging.
Jenis bakteri yang terdapat pada ikan termasuk pada golongan acromobacter
dan flavobacterium serta pseudomonas maupun clostridium.
4. Suhu lingkungan
Merupakan salah satu syarat yang diperlukan oleh bakteri untuk hidup. Di
mana pada saat ikan masih hidup bakteri belum dapat tumbuh dengan baik.
Tetapi saat setelah ikan mati dan proses autolysis berjalan, suhu akan segera
naik dan membuat suhu yang kondusif bagi pertumbuhan bakteri pembusuk.
Seperti yang sudah dijelaskan bahwa ikan merupakan komoditas yang cepat
dan mudah mengalami penurunan mutu dan juga terdapat beberapa factor yang
mempengaruhi penurunan mutu ikan. Maka penanganan pada ikan harus dilakukan
dengan cepat, dan tepat agar ikan tetap terjaga kesegarannya. Akan lebih baik pula
ketika kita membeli ikan untuk segera diolah sebelum terjadinya penurunan mutu
pada ikan.
G. KESIMPULAN
1. Ikan dan hasil perikanan lainnya merupakan komoditas yang sudah mengalami
penurunan mutu, untuk itu penangannya harus dilakukan dengan cepat dan tepat.
2. Ada beberapa factor yang mempengaruhi penurunan mutu ikan dan hasil perikanan
lainnya.
3. Perbedaan warna yang terdapat pada ikan dan udang disebabkan oleh keberadaan
pigmen.
4. BDD pada ikan dan udang dapat dihitung dengan membagi berat bersih dengan berat
kotor kemudian dikali seratus persen.
H. DAFTAR PUSTAKA
1. Deni S. Karakteristik Mutu Ikan Selama Penanganan pada Kapal KM. Cakalang.
Jurnal Ilmiah agribisnis dan Perikanan (agrikan UMMU-Ternate). 2015;Vol. 8 No.
2:73.
2. Erwin L. Gemar Makan Ikan 25 Cita Rasa Ikan Bawal. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2011.
3. Murdiyanto, Husen E. Penanganan Hasil Tangkapan Ikan di Atas Kapal. Jakarta: STP
Press; 2020.
4. Audina M, Yanti A, Setyawati T. Tingkat Kecerahan Sisik Bagian Pangkal Caput,
Dorsal dan Pangkal Caudal Ikan Barbodes lateristriga yang Ditemukan di Sungai
Mentuka Kabupaten Sekadau. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA, Universitas
Tanjungpura. 2017;6(3).
5. Soeparno, Rihastuti R, Indratiningsih, Triatmojo S. Dasar Teknologi Hasil Ternak.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press; 2011.
6. Febriani M, Bhagawati D, Suryaningsih S. Karakteristik Morfologi Ikan Belanak
(Mugil cephalus&Crenimugil seheli) dari TPI Tegal Kamulyan, Cilacap Jawa Tengah.
Jurnal Ilmiah Biologi, Universitas Soedirman. 2019;1(2).
7. Irawan B. Karsinologi. Surabaya: Airlangga University Press; 2013.
8. Amri K, Kanna I. Budi Daya Udang Vaname. Jakarta: PT Gramedia; 2020.
9. Roni KA. Pengaruh Penambahan Cairan Kulit Dan Bonggol Nanas Pada Proses
Pembuatan Tempe. Berk Tek. 2013;3(2):573–85.
10. Handayani, SP. 2008. Konversi Satuan Ukuran Rumah Tangga ke Dalam Satuan
Berat (gram) Pada Beberapa Jenis Pangan Sumber Protein. Jurnal Gizi dan Pangan.
Vol. 3. No. 1. Hal. 49-60
11. Damayanthi et al. 2014. Buku Pegangan Ilmu Gizi Dasar. Bogor (ID) : IPB Press
I. LAMPIRAN
1. Pengamatan Mutu Ikan Segar dan Ikan Tidak Segar
Mengamati insang
2. Pengamatan Struktur Fisik Ikan Segar , Ikan Tidak Segar dan Udang
Mengamati warna
dagingnya