2. Dasar Teori :
KESEGARAN IKAN
lkan segar lebih cepat mengalami kebusukan dibandingkan daging mamalia.
Kebusukan ikan mulai terjadi segera setelah rigor mortis selesai. Faktor yang menyebabkan
ikan cepat busuk adalah kadar glikogennya rendah sehingga rigor mortis berlangsung cepat
dan pH akhir daging ikan cukup tinggi yaitu 6.4 - 6.6; serta tingginya jumlah bakteri yang
terkandung dalam perut ikan. Bakteri proteolitik mudah tumbuh pada ikan segar dan
menyebabkan bau busuk hasil metabolism protein.
Pembusukan menyebabkan bahan pangan menurun mutunya bahkan tidak layak
dikonsumsi. Hal ini disebabkan karena terjadi penyimpangan sifat sensori (warna, tekstur,
bau, dan rasa) yang tidak diinginkan serta kemungkinan menyebabkan penyakit. Pembusukan
dapat diamati secara subyektif dan obyektif. Pengamatan subyektif dapat dilakukan melalui
uji sensori, sedangkan pengamatan obyektif menggunakan cara analisis kimia atau
mikrobiologi.
Pengamatan subyektif; dilakukan terhadap warna, keadaan mata, kulit, tekstur, sisik,
insang dan aroma. Mutu ikan ditentukan berdasarkan Tabel 1.
4. Prosedur :
a. Lakukan pengamatan subyektif terhadap karakteristik yang tersedia dalam tabel
pengamatan
b. Lakukan juga penggolongan ikan berdasarkan jenis dan bentuknya;
c. Buatlah tabel hasil pengamatan sesuai dengan petunjuk pembimbing praktikum;
d. Tetapkan kelas mutu ikan segar hasil pengamatan subyektif yang anda lakukan,
berdasarkan kriteria seperti yang terlihat pada Tabel 1 di atas.
LEMBAR KERJA PRAKTIKUM
Tabel Pengamatan
Jenis Ikan : ............................
Tingkat
No Parameter Karakteristik
Kesegaran
1 Penampakan
2 Mata
3 Mulut/rongga mulut
4 Insang
5 Perut
6 Daging
7 Lendir
8 Insang/kulit
9 Dubur/saluran pencernaan
10 Aroma dan rasa
11 Lain-lain :