Produk perikanan termasuk produk yang memiliki sifat sangat mudah rusak/busuk
(perishable food). Tubuh ikan mempunyai kadar air yang tinggi dan pH tubuh yang
mendekati netral sehingga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri
pembusuk maupun organisme lain. Untuk menghambat proses pembusukan pada
produk perikanan, maka harus dilakukan penanganan ikan sebaik mungkin sehingga
produk perikanan dapat disimpan selama mungkin dalam keadaan baik.
Sortasi
Sortasi adalah pemisahan ikan/hasil ikan berdasarkan jenis, ukuran, dan tingkat
kesegaran. Berdasarkan jenisnya, ikan terbagi menjadi dua kelompok yakni ikan pelagis
dan ikan demersal. Ikan pelagis merupakan ikan yang hidup di permukaan sedangkan
ikan demersal merupakan ikan yang hidup didasar perairan. Berdasarkan ukuran terdiri
atas ikan kecil, sedang, dan besar. Berdasarkan tingkat kesegarannya, ikan terbagi
menjadi ikan segar dan ikan yang telah mengalami kemunduran mutu/terkontaminasi
mikroba.
Pada umumnya sortasi dilakukan terhadap ikan yang akan diekspor. Pada saat ikan
akan diproses, ikan dikeluarkan dari tempat penyimpanan dan diletakkan berjajar diatas
meja prosesing.
Sebagai contoh ikan tuna, umumnya ikan yang diperkirakan beratnya kurang dari 15 Kg
tidak diekspor, namun batas ini dapat berubah sesuai dengan keadaan pasar di Negara
tujuan ekspor.Jika persediaannya kurang maka ikan yang berukuran lebih kecil dapat
juga diekspor, tetapi jika melimpah batas minimum itu dinaikkan.
Pemeriksaan ini umumnya dilakukan oleh petugas khusus atau langsung oleh
pembeli.Ikan diperiksa satu per satu. Sasaran yang diperiksa meliputi:
- Penampilan ikan secara keseluruhan: ikan harus utuh dan mulus , bebas dari cacat
akibat gigitan binatang lain, memar, sisik banyak terkelupas, tidak bernoda.
- Sayatan daging pada batang ekor.
Sorting terbagi atas: Sorting Warna, Sorting Ukuran, dan Sorting Final
a. Sorting Warna
b. Sorting Ukuran
Sorting ukuran adalah suatu cara penyortiran ikan/hasil ikan berdasarkan ukurannya.
Biasanya dikelompokkan sesuai dengan jumlah tertentu untuk setiap kg. Contoh jumlah
standar ukuran udang HL (Head Less) sebagaimana berikut:
c. Sorting Final
Sortasi final dilakukan untuk mengoreksi hasil sortasi yang belum seragam baik
mengenai mutu, ukuran, maupun warna. Dalam proses ini diperlukan ketelitian dan
keterampilan yang lebih tinggi dan cermat bila dibandingkan dengan sortasi
sebelumnya. Dengan demikian diperlukan petugas sortir yang memiliki kemampuan
khusus dalam kegiatan tersebut.Setiap tahapan sortasi dilakukan dalam system rantai
dingin (cold chain system).
Kriteria penentuan kualitas daging tuna umumnya meliputi komponen dibawah ini:
1. Tekstur daging, tuna yang baik memiliki daging yang berserat dan tidak lembek saat
dipegang.
2. Warna, tuna yang baik memiliki daging berwarna merah dan mata yang bening.
Grading
Grading berasal dari kata grade yang berarti tingkat/kelas. Yang dimaksud
dengan Grading dalam istilah perikanan merupakan suatu upaya pengelompokan
ikan/hasil ikan menjadi beberapa tingkat/kelas (grade) sehingga masing-masing kelas
memiliki kualitas mutu yang seragam. Umumnya pengkelasan ini dilakukan pada produk
ikan/hasil ikan yang akan diekspor. Untuk itu diperlukan standar mutu baku yang dapat
digunakan pada saat pembelian bahan baku. Masing-masing Negara pengimpor
memiliki standar mutu baku tertentu. Sebagai contoh untuk ekspor udang black tiger
shrimp ke Jepang, maka ditetapkan spesifikasi standar bahan baku udangblack tiger
shrimp (japan grade).
Sedangkan Grade pada tuna diinisialkan dari yang kualitasnya yang bagus hingga
yang buruk berturut-turut yaitu AAF, AA, AF, F, A , dan B+ untuk tujuan ekspor dan B
untuk pasar lokal. Selain penggunaan inisial tersebut, adapula yang menginisialkan
kelas atau grade pada ikan tuna dengan inisial Grade A, B, C dan D. Penetapan inisial
dalam penentuan grade ikan tuna memang berbeda-beda untuk setiap perusahaan.
Namun demikian, umumnya tuna dikelaskan berdasarkan tingkat kesegaran, warna
daging, kadar lemak, kondisi dan ukuran fisik.
Grading pada Ikan Tuna umumnya dilakukan oleh checker (seorang ahli), namun
terkadang dilakukan juga secara langsung oleh pembeli dengan memeriksa ikan untuk
melihat kualitas mutunya sehingga dapat menetapkan harga lelang.
Pada dasarnya, baik sortasi ataupun grading merupakan tahapan dalam proses
penanganan ikan yang bermaksud untuk memisahkan ikan agar diperoleh ikan yang
seragam. Bedanya, sortasi dilakukan agar diperoleh ikan yang seragam baik menurut
jenisnya maupun ukurannya, sedangkan grading dilakukan untuk memperoleh ikan yang
seragam dalam hal kualitasnya sesuai dengan yang diinginkan oleh pasar.
Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menentukan mutu / kualitas ikan
adalah dengan menggunakan metode pengujian secara organoleptik. Namun demikian
terlebih dahulu harus diketahui perbedaan antara ikan yang masih segar yang
menandakan ikan tersebut berkualitas/bermutu dengan ikan yang sudah mengalami
penurunan mutu atau ikan sudah mulai membusuk. Berikut ini adalah perbedaannya:
SASARAN HASIL
KEADAAN IKAN NILAI
PENGAMATAN PENILAIAN
Sangat segar, biji mata cembung 5
hitam, kornea jernih
Agak tenggelam, biji mata kelabu, 3
MATA warna kornea agak keruh
Tenggelam, biji mata putih, kornea 2
keruh
Biji mata tenggelam total 0
INSANG Warna merah cerah, tidak berlendir, 5
akibat bakteri
Warna sedikit memucat, sedikit lendir 3
Warna banayk berubah, lender banyak 2
Warna sangat pucat, lender sangat 0
banyak
Perut utuh, tidak ada perubahan warna 5
pada dinding perut
Dinding perut sedikit berubah warna 3
DINDING dan menjadi agak lunak
PERUT Dinding perut banyak berubah warna 2
dan menjadi lunak
Dinding perut berubah warna secara 0
total dan sangat lembek
Kenyal, elastis terhadap tekanan jari 5
Sedikit lunak 3
DAGING Lebih lunak, sisik mudah lepas 2
Sangat lembek, jika ditekan dengan 0
jari bekasnya tidak hilang
Segar, rasa manis yang khas dari 5
species yang bersangkutan
Rasa netral, rasa khas hilang 4
BAU DAN
Rasa hambar 3
RASA
Rasa tidak enak, asam, tengik, berbau 2
amoniak
Berbau busuk 0
- Amati kondisi ikan secara seksama, mulai dari kenampakan, bau, rasa, tekstur, dll.
- Berikan nilai pada setiap sasaran pengamatan (mata, insang, dinding perut, daging,
bau, dan rasa) sesuai dengan yang tertera pada lembar penilaian (score sheet).