TEKNIK PENDEDERAN
KOMODITAS PERIKANAN
BUDIDAYA
GENAP
GENAP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Deskripsi
Budidaya perairan
perairan berasal dari dua kata yaitu budidaya
budidaya dan perairan. Budidaya
merupakan kegiatan / upaya untuk memperoleh hasil ( ikan ) dengan melakukan
berbagai usaha supaya produktifitas dapat menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan
perairan itu dibiarkan secara alami. Sedangkan perairan merupakan suatu hamparan
yang digenangi air atau dapat digenangi air. Dengan demikian budidaya perairan dapat
diartikan sebagai kegiatan / upaya untuk memperoleh hasil (ikan, udang, rumput laut
dan sebagainya) dengan jalan melakukan berbagai usaha supaya produktifitas menjadi
lebih tinggi pada suatu hamparan yang digenangi air.
2
dibudidayakan juga semakin beragam, mulai dari ikan konsumsi hingga ikan hias.
Dalam usaha pemeliharaan ikan secara intensif makanan merupakan faktor penting
yang menentukan keberhasilan
keberhasilan budidaya
budidaya ikan. Oleh karena itu pemberian
pemberian pakan yang
efektif dan efisien, dalam arti jenis, jumlah dan waktu pemberian yang tepat akan
menghasilkan pertumbuhan ikan yang optimal. Jenis – jenis makanan yang tepat dan
dapat diberikan pada ikan budidaya antara lain ada dua yaitu makanan alami (pakan
alami) dan makanan buatan (pakan buatan). Ketersediaan pakan yang cukup merupakan
faktor penting dalam budidaya ikan.
Segmen usaha dalam kegiatan budidaya ikan dikelompokkan menjadi tiga yaitu
pendederan, pendederan dan pembesaran. Menurut definisi dari Wikipedia pendederan
adalah tahap pelepasan / penyebaran benih
penyebaran benih (baik tumbuhan
tumbuhan atau ikan
atau ikan / udang)
udang) ke
ke tempat
pembesaran sementara. Dalam pendederan ikan / udang, larva
udang, larva atau ikan yang baru
menetas disebar di akuarium atau kolam kecil dengan pengaturan suasana air yang ketat
(baik derajat keasaman,
keasaman, kebersihan, suhu,
kebersihan, suhu, kadar oksigen,
oksigen, dan sebagainya. Setelah
hewan-hewan ini cukup besar, maka siap untuk disebar ke kolam pembesaran.
Pendederan dilakukan untuk melindungi tumbuhan/hewan sewaktu kecil karena
biasanya mereka rentan terhadap hama,
terhadap hama, penyakit,
penyakit, serta perubahan lingkungan yang
ekstrem.
hingga yang berukuran 1 – 3 cm. Pendederan bertujuan menghasilkan benih ikan
ukuran 5 – 10 cm dengan masa pemeliharaan 2 – 4 bulan. Namun ada jenis ikan
tertentu seperti ikan gurame dengan laju pertumbuhan yang relatif lambat, membagi
masa pendederan menjadi beberapa tahapan. Hasil pendederan kemudian dipelihara
lagi (untuk ikan konsumsi) di wadah pembesaran.
3
C. Prasyarat
Sebelum mempelajari buku teks ini, peserta didik diharapkan :
1 Sehat jasmani dan rohani
2 Memiliki keinginan untuk bisa memahami dan menggali
m enggali lebih banyak mengenai
informasi yang akan disampaikan
3 Mampu menganalisa materi yang akan disampaikan dengan sikap, pengetahuan
dan keterampilan yang sesuai dengan scientific
dengan scientific learning
D. Petunjuk Penggunaan
1. Prinsip – Prinsip
Prinsip Belajar
a. Berfokus pada peserta didik (student center learning)
b. Peningkatan kompetensi seimbang antara pengetahuan, keterampilan dan sikap
c. Kompetensi didukung empat pilar yaitu : inovatif, kreatif, efektif, dan produktif
2. Pembelajaran
a. Mengamati (melihat, mengamati, membaca, mendengar, menyimak)
b. Menanya (mengajukan pertanyaan dari yang factual sampai ke yang bersifat
hipotesis)
c. Mengeksplorasi / eksperimen (menentukan data yang diperlukan, menentukan
sumber data, mengumpulkan data)
d. Mengasosiasi (menganalisis data, menyimpulkan dari hasil analisis data)
e. Mengkomunikasikan (menyampaikan hasil konseptualisasi dalam bentuk lisan,
tulisan diagram, bagan, gambar, atau media)
4
3. Penilaian/Asessmen
a. Penilaian dilakukan berbasis kompetensi
b. Penilaian tidak hanya mengukur kompetensi dasar tetapi juga kompetensi inti
dan standard kompetensi lulusan
c. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat peserta didik sebagai instrument
utama penilaian kinerja peserta didik pada pembelajaran di sekolah dan industry
d. Penilaian dalam pembelajaran teknik pendederan komoditas perikanan dapat
dilakukan secara terpadu dengan proses pembelajaran
e. Aspek penilaian pembelajaran teknik pendederan komoditas perikanan meliputi
hasil belajar dan proses belajar peserta didik
f. Penilaian dapat dilakukan dengan menggunakan tes tertulis, observasi, tes
praktek, penugasan, tes lisan, portofolio, jurnal, inventori, penilaian diri, dan
penilaian antar teman.
g. Pengumpulan data penilaian selama proses pembelajaran melalui observasi juga
penting untuk dilakukan
h. Data aspek afektif seperti sikap ilmiah, minat, dan motivasi belajar dapat
diperoleh dengan observasi, penilaian diri, dan penilaian antar teman
E. Tujuan Akhir
Mata pelajaran teknik pendederan komoditas perikanan bertujuan untuk :
1 Menghayati hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya sebagai bentuk
kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Allah, SWT yang
menciptakannya
2 Mengamalkan pengetahuan dan keterampilan pada pembelajaran teknik
pendederan komoditas perikanan sebagai amanat untuk kemaslahatan umat
manusia
3 Menghayati sikap cermat, teliti dan tanggung jawab sebagai hasil implementasi
dari pembelajaran teknik pendederan komoditas perikanan
4 Menghayati pentingnya kerjasama sebagai hasil implementasi dari pembelajaran
teknik pendederan komoditas perikanan
5
6
7
8
BAB II
PEMBELAJARAN
KP 1. PROSEDUR PERSIAPAN WADAH PENDEDERAN
A. Deskripsi
Untuk dapat mengetahui dan memahami dengan baik prosedur persiapan wadah
pendederan komoditas perikanan diperlukan pengetahuan tentang prinsip – prinsip
wadah pendederan serta peralatan pendukung wadah pendederan.
Pada prosedur persiapan wadah pendederan ini akan dipelajari beberapa materi
antara lain :
1. Prosedur persiapan wadah pendederan komoditas perikanan
2. Prinsip – prinsip wadah pendederan komoditas perikanan sesuai
komoditas yang dibudidayakan
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik yang telah mempelajari materi ini diharapkan mampu :
2. Uraian Materi
Indikator pencapaian kompetensi dari materi prosedur persiapan wadah
pendederan adalah mampu menjelaskan, merencanakan dan melakukan kegiatan
persiapan wadah pendederan pada kolam dan bak.
bak.
9
Kolam adalah perairan terkendali, danua buatan, atau reservoir air yang
digunakan untuk memelihara sejumlah ikan untuk aktivitas budidaya ikan. Kolam
pemeliharaan benih adalah kolam yang digunakan untuk memelihara benih ikan sampai
ukuran siap jual (dapat berupa benih atau ukuran konsumsi). Kolam pemeliharaan
biasanya dapat dibedakan menjadi kolam pendederan dan kolam pembesaran ikan.
Wadah budidaya ikan selanjutnya adalah bak atau tanki yang dapat digunakan untuk
melakukan budidaya ikan. Bak atau tanki adalah suatu wadah budidaya ikan yang
sengaja dibuat oleh manusia yang berada di atas permukaan tanah yang dapat
menampung air dengan bahan baku yang digunakan untuk membuat bak tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan m
manusia.
anusia. Berdasarkan proses budidaya
budidaya ikan, jenis bak
yang akan digunakan disesuaikan dengan skala produksi budidaya.
lancar, diperlukan persiapan sarana dan prasarana yang meliputi peralatan, wadah dan
media. Sebelum memulai pekerjaan, peralatan telah disiapkan sesuai dengan jenis
pekerjaan. Begitu juga dengan wadah dan media pemeliharaan, disiapkan sesuai
prosedur dan jenis komoditas agar memenuhi persyaratan optimal kehidupan ikan.
Peralatan dan sarana yang digunakan dalam pemeliharaan ikan antara lain adalah :
b. Peralatan Pakan
c. Peralatan Panen
d. Alat ukur kualitas air
e. Alat ukur kuantitas air
10
Persiapan peralatan
Persiapan peralatan meliputi :
b. Membuat daftar peralatan yang dibutuhkan
c. Membersihkan peralatan
d. Melakukan sanitasi
e. Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan kondisi peralatan
f. Memperbaiki kerusakan
g. Memasang/merangkai alat dan kelengkapan
h. Melakukan uji coba pengoperasian
11
panas, menggunakan air panas dikarenakan suhu panas memberikan lingkungan yang
sangat tidak cocok jauh diatas suhu toleransi kehidupannya sehingga sudah barang tentu
bakteri, jamur dan virus tersebut akan mati. Juga menggunakan sabun, peran sabun
adalah ikut mensucihamakan dengan cara kimia, dengan kandungan kimia bisa jadi
sulfaktan dan zat kimia lain akan langsung mematikan bakteri, jamur atau virus dengan
cara membunuh dengan
dengan meracuni dan kontak langsun
langsung
g dengan bakteri, jamur dan virus
virus
tersebut, sehingga mati.
Cara desinfektan yang lain adalah dengan sterilisasi. Sterilisasi pada peralatan
budidaya yang kecil dapat dilakukan dengan
dengan teknik yang sederhana tanpa alat yaitu:
a. Perendaman dalam larutan HCL,
b. Pencucian dengan Sabun Cair,
c. Pembilasan dengan Air Tawar,
d. Sterilisasi dengan Uap Panas
e. Perebusan dan Penyemprotan dengan Alkohol,.
Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat atau bahan-bahan
dari segala macam bentuk
bentuk kehidupan,
kehidupan, terutama mikroba.
mikroba. Sterilisasi alat-alat dapat
dikerjakan juga dengan beberapa teknik lainnya meliputi: secara mekanik (misalnya
dengan cara penyaringan), secara kimia (menggunakan desinfektan), atau secara fisik
(dengan pemanasan, sinar Ultra
Ultra violet, sinar X dan lain-lain). Cara sterilisasi yang
digunakan sangat tergantung pada macam dan sifat bahan yang disterilkan (misalnya
ketahanan terhadap panas, bentuk bahan yang disterilkan : Padat, cair, atau gas).
Formalin +
1. 8 % + (60-70%) Tinggi
Alkohol
4. Alkohol 70
70 –
– 90 % Sedang
6. Fenol 0,5 –
0,5 – 3 % Rendah sedang
12
13
Gambar 2. Siklus Nitrogen Salah Satu Sumber Gas Beracun di Dasar Kolam
14
Kamalir
15
c. Perbaikan pematang
pematang dan pintu air
Perbaikan pematang dan pintu air bertujuan untuk mengembalikan fungsi
komponen tersebut yang mengalami kerusakan atau tidak berfungsi secara optimal
setelah digunakan untuk proses produksi siklus terdahulu.
te rdahulu.
d. Pengapuran
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan pH tanah serta membunuh bakteri
patogen dan organisme hama. Kapur yang digunakan adalah kapur pertanian
pe rtanian (CaCO3),
kapur tohor (CaOH2) dan dolomite. Dosis yang digunakan tergantung pada kondisi pH
tanah. Semakin rendah pH tanah maka kebutuhan kapur untuk pengapuran semakin
banyak. Kapur disebar merata dipermukaan tanah dasar kolam dan dibiarkan selama
beberapa hari. Selain itu pengapuran bertujuan untuk membasmi bibit penyakit dan
menetralkan pH tanah kolam. Kapur yang akan ditebar dengan dosis 0,1 kg/m2. Kapur
ditebar merata didasar kolam. Hickling ( 1962 ) melaporkan penggunaan 2200 kg/kg
batu kapur meningkatkan produksi
produksi kolam dari 243 sampai 385 kg/ha.
Pengapuran merupakan salah satu kegiatan dari sanitasi wadah dengan
memberikan kapur ke kolam/wadah pendederan ikan. Adapun tujuan dari pengapuran
adalah :
a. Meningkatkan pH air dan tanah d
dasar
asar perairan hingga
hingga sesuai dengan persyaratan
persyaratan
yang dikehendaki ikan yang dibudidayakan, misalnya pH harus menjadi 7 –
7 – 8
8
b. Meningkatkan alkalinitas air sehingga produktivitas kolam menjadi tinggi
c. Meningkatkan penyediaan mineral di dalam dasar kolam sehingga pertumbuhan
pakan alami (fitoplankton) menjadi lebih baik. Dengan mengubah atau
meningkatkan pH menjadi netral atau sedikit basa (alkalis), maka kompleks humus
tanah dasar perairan menjadi lebih lancar melepaskan mineral-mineral yang
dikandungnya
d. Memberantas penyakit ikan, yaitu sebagai desinfektan.
Jenis-jenis kapur yang digunakan dalam budidaya ikan ada beberapa macam
yakni kapur pertanian (CaCO 3), kapur tohor atau kapur mati (Ca(OH) 2), kapur bakar
(CaO) dan Kalsium sianida (CaCN 2). Jumlah kapur yang diberikan pada setiap kolam
kolam
akan berbeda-beda tergantung dari tingkat pH dan jenis tanah dasar perairan. Kolam
atau perairan yang mempunyai pH sangat rendah, untuk meningkatkan pH menjadi
netral atau alkalis, akan diperlukan kapur yang lebih banyak. Disamping itu, jenis tanah
16
dasar kolam juga termasuk faktor yang mempengaruhi dalam penentuan jumlah kapur
yang akan diberikan.
Kapasitas penetralan berbagai jenis kapur tersebut juga berbeda
berbeda beda. Sebagai
contoh, perbandingan kapasitas penetralan dari satu kilogram kapur pertanian (CaCO 3)
dengan berbagaimacam kapur adalah sebagai berikut :
0,7 kg kapur celup (Ca (OH)2)
0,55 kg kaput tohor (CaO)
2,25 kg kapur basa (CaCO3 + P2O5)
Semakin besar partikel (butir-butir) kapur, semakin berkurang efisiensinya.
Oleh karena itu, sebelum digunakan kapur terlebih dahulu dihancurkan
dihancurkan sebelum
digunakan. Seperti telah dijelaskan bahwa pengapuran akan menimbulkan pengaruh
yang menguntungkan
menguntungkan bagi budidaya
budidaya ikan. Keuntungan akan dapat tercapai bila keadaan
kolam pada waktu itu membutuhkan
membutuhkan kapur.
kapur. Hickling ( 19
1962
62 ) melaporkan penggunaan
penggunaan
2200 kg/kg batu kapur meningkatkan produksi kolam dari 243 sampai 385 kg/ha
Sedang apabila keadaan kolam sudah cukup mengandung kapur, maka tindakan
pengapuran tersebut tidak akan berdaya
berdaya guna.
Pengaruh pengapuran akan sangat kecil bila keadaan kolam sudah cukup
mengandung kapur, bahkan akan berbahaya bagi air yang sangat kaya akan unsur
kalsium. Hal ini karena bentuk
bentuk fosfor ak
akan
an diendapkan sebagai
sebagai kalsium fosfat pada
dasar kolam. Pengapuran kolam dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu :
1. Pengapuran dasar kolam yang sedang dikeringkan
2. Pengapuran pada air kolam, yang dilakukan pada saat kolam masih berisi air
atau pada waktu pemeliharaan. Jadi, didalam kolam masih terdapat ikan.
3. Pengapuran pada aliran air yang akan masuk kedalam kompleks perkolaman.
Pada umumnya
umumnya cara cara pengapuran tesebut diterapkan
diterapkan semuanya. Tetapi
apabila berhubungan dengan pengolahan dasar kolam , pengapuran dilakukan pada saat
kolam sedang dikeringkan. Berhasil atau tidaknya pengapuran pada saat tersebut
tergantung pada bagaimana kapur tersebut
terse but menyatu dengan tanah.
Pengapuran pada tanah dasar kolam, baik cara maupun jumlah kapur yang
dibutuhkan akan berbeda-beda antara satu kolam dan kolam yang lainnya. Kolam yang
baru digali harus diberikan perlakuan
per lakuan atau cara pengapuran yang berbeda dengan kolam
yang sudah pernah dikapur sebelumnya.
17
18
merata didasar kolam atau di tumpukkan pada salah sudut kolam. Pemupukan susulan
dilakukan setiap 3 minggu selama kegiatan pemeliharaan benih ikan.
Pada saat pupuk kandang masuk kedalam kolam langsung terjadi proses alami
berupa pembusukan dan penguraian oleh bakteri. Sebagian hasil proses penguraian
tersebut di manfaatkan oleh phytoplanton dan zooplanton. Huisman ( 1991) mengatakan
pupuk kandang dari ayam dan babi mengandung banyak nutrien yang bisa dimanfaatkan
langsung oleh ikan. Batterson ( 1988) mengatakan pemupukan pada kolam ikan nila
menunjukkan bahwa hasil panen dapat
dapat meningkatkan
meningkatkan produksi secara linier dengan
dengan
bertambahnya pemupukan
pe mupukan dengan pupuk kotoran ayam kering 12,5 gr/m, 25 gr/m, 50
gr/m dan 100 gr/m dari 900 kg/ha/5 bulan menjadi 2300 kg/ ha/5 bulan.
e. Pengisian air
Segera setelah pemupukan kolam dialiri dengan air. Pengairan dilakukan hingga
ketinggian air mencapai 30 –
30 – 40
40 cm. Setelah ketinggian tersebut, pipa pemasukan air di
tutup dan air dibiarkan tergenang selama 3 – 7 hari. Hal ini dimaksudkan untuk
meningkatkan efisiensi dan efektifitas pemupukan. Sebelum dilakukan pengisian air,
tersebih dahulu dilakukan penutupan pipa pengurasan air. Selain itu dilakukan
pemasangan saringan pada pipa pelimpasan.
2) Bak
Wadah budidaya ikan yang lainnya adalah bak tembok atau bak beton, bak yang
akan digunakan untuk budidaya ikan harus dilakukan persiapan wadah sebelum
dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya. Persiapan wadah bertujuan untuk
mengkondisikan wadah agar dapat digunakan secara efesien dan memenuhi persyaratan
lingkungan yang optimal, sehingga ikan dapat hidup dengan laju pertumbuhan yang
optimum. Persiapan bak budidaya ikan meliputi:
1. Sanitasi wadah
- Prinsip Prinsip Sanitasi Wadah Pendederan Ikan
Sanitasi wadah pendederan ikan merupakan usaha menjadikan wadah
pendederan ikan menjadi bersih bebas dari kotoran dan bahan berbahaya lainnya.
Bahan berbahaya
berbahaya dapat berbentuk terjadi secara fisik, mikrobiologi dan ag
agen-a
en-agen
gen
kimia atau biologis
biologis dari penyakit.
penyakit. Sanitasi wadah
wadah pendederan ikan memiliki prinsip
yaitu bersih secara fisik, bersih secara kimiawi, dan bersih secara mikrobiologi.
19
Kolam atau bak yang akan digunakan untuk pendederan benih ikan harus bebas
dari kotoran dan hama serta penyakit. Umumnya bibit penyakit akan berkembang pada
perairan yang mengandung banyak
ban yak bahan organik (kotoran). Persiapan bak pemijahan
meliputi mengeringkan, membersihkan bak dan sanitasi. Pengeringan bak pemijahan
dilakukan selama 1 – 2 hari untuk membasmi bibit penyakit. Membersihkan bak
dilakukan dengan mengeluarkan kotoran berupa sisa makanan dan kotoran ikan yang
ada pada bak. Sanitasi dilakukan dengan membasmi bibit hama dan penyakit yang
terdapat di bak. Sanitasi dilakukan dapat menggunakan formalin, kalium permanganat,
methalyn blue, bio security dan sebagainya.
- Teknik dan Sanitasi Wadah Pendederan Ikan
Sanitasi wadah penting di lakukan sebelum kegiatan pendederan ikan di mulai.
Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud
mencegah ikan
mencegah ikan bersentuhan
bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya
lainnya dengan harapan usaha ini akan
a kan menjaga dan meningkatkan kesehatan
meningkatkan kesehatan ikan.
Wadah yang akan digunakan untuk budidaya ikan sebelum digunakan
dibersihkan dari kotoran yang menempel, agar tidak terdapat sisa-sisa kotoran yang
dapat menyebabkan
menyebabkan pembawa penyakit. Wadah pendederan ikan terdiri dari bak /
fiberglass / akuarium dan kolam.
Bak yang akan digunakan untuk pendederan benih ikan harus bebas dari kotoran
dan hama serta penyakit. Umumnya bibit penyakit akan berkembang pada perairan
perair an yang
mengandung banyak bahan organik (kotoran). Persiapan bak pemijahan meliputi
mengeringkan, membersihkan bak dan sanitasi.
Proses sanitasi bak dilakukan adalah dengan membersihkan seluruh permukaan
dan dinding bak. Membersihkan bak dilakukan dengan mengeluarkan kotoran berupa
sisa makanan dan kotoran
kotoran ikan yang ada pada bak. Sanitasi dilakukan dengan
membasmi bibit hama dan penyakit yang terdapat di bak. Sanitasi dilakukan dapat
menggunakan formalin, kalium permanganat, methalyn blue, bio security, detergent,
dan sebagainya. Sanitasi wadah dapat dilakukan menggunakan Chlorin 200 ppm,
Malachite green 100 ppm, Formalin 25 ppm dan alkohol 70%.
Bahan sanitasi tersebut diberikan ke seluruh dasar dan dinding bak. Setelah itu,
dilakukan pembilasan wadah dengan menggunakan air tawar untuk menghilangkan sisa
deterjen atau bahan lain yang menempel dan menghilangkan bau dari bahan tersebut.
20
korosif dan mudah dicuci dari permukaan. Proses sanitasi ini dilanjutkan dengan
pengeringan wadah selama 2 –
2 – 3
3 hari. Pengeringan atau penjemuran ini dilakukan untuk
menguapkan air sisa pembilasan, sehingga wadah benar-benar kering dan tidak berbau
bahan sanitasi. Melalui pengeringan atau penjemuran wadah tersebut, dapat mematikan
siklus hidup penyakit yang
yang masih menempel atau tersisa. Setelah dilakukan sanitasi
wadah di isi dengan air untuk memeriksa kebocoran bak.
Untuk mencegah serangan jamur, terutama pada bak penetasan biasanya
digunakan Methylen Blue. Jamur biasanya akan menyerang telur-telur ikan terutama
bila temperatur air terlalu
ter lalu rendah. Methylen Blue juga dapat digunakan untuk mencegah
serangan jamur pada
pada induk maupun
maupun anak-anak ikan yang dipelihara. Benih penyakit
penyakit
atau parasit dapat masuk ke kolam karena terbawa air, tumbuhan air atau benda maupun
binatang lain yang sengaja dimasukkan sebagai hiasan. Selain itu, benih penyakit
penyakit atau
parasit dapat pula terbawa oleh binatang jasad renik makanan ikan, seperti jentik
nyamuk (cuk), kutu air (cladocera, daphnia), cacing sutera.
Sanitasi wadah dimaksudkan agar wadah terbebas dari kehidupan bakteri, jamur
dan virus sehingga komoditas yang dipelihara tumbuh dan berkembang dengan optimal.
Prinsip sanitasi wadah adalah :
a. Mengambat tumbuh dan berkembang bakteri, jamur dan virus
b. Membunuh bakteri, jamur dan virus, calon
cal on pengganggu
pengganggu komoditas yang dipelihara
Untuk lingkungan perairan sangat perlu dijaga kebersihanya, kebersihan dari
kotoran tidak hanya kotoran dari sampah melainkan kotoran yang tidak kelihatan
sekalipun perlu dijaga seperti bakteri, jamur dan virus, dengan cara paling tidak sebelum
masuk ke lokasi pendederan ikan baik indoor maupun outdoor terlebih dahulu sepatu
harus bebas dari penyakit. Hal ini bisa dilakukan dengan
dengan merendam atau melewati
wadah yang telah diberi methylin blue (MB), agar sepatu bebas dari parasit
para sit dan jamur.
21
2. Perbaikan wadah
Sebelum wadah digunakan dilakukan pemeriksaan apakah bak tersebut siap
untuk digunakan untuk budidaya ikan. Pemeriksaan bertujuan untuk mengetahui apakah
bak yang akan digunakan mengalami kerusakan baik karena kebocoran dasar dan
dinding bak maupun karena adanya kebocoran pada pipa pengeluaran dan pemasukan.
Oleh karena itu kerusakan tersebut harus diperbaiki dahulu sebelum digunakan. Bahan
untuk memperbaiki kebocoran bak dapat berupa resin serat kaca untuk bak yang terbuat
dari serat fiber, semen atau lem khusus untuk beton untuk bak yang terbuat dari beton,
bila bak yang akan
aka n digunakan terbuat dari plastik maka dapat digunakan selotip tahan
air untuk menutupi kebocoran wadah budidaya. Setelah kerusakan diperbaiki maka bak
harus dibiarkan beberapa hari agar
a gar bahan tersebut telah kering dan tidak membahayakan
ikan yang akan dibudidayakan.
pada air
ai r media tergantung dari kekuatan pompa yang ada. Oleh karena itu pompa yang
22
yang telah lemah harus segera diperbaiki, karena dapat berakibat fatal bagi ikan bila
terhentinya aliran udara dalam waktu lama.
4. Perbaikan Instalasi Air
Pada budidaya ikan menggunakan wadah bak biasanya tidak mempunyai pipa
pemasukan air seperti dikolam, pada bak pintu pemasukkan air merupakan kran air yang
yang
dimasukkan kedalam bak budidaya. Sumber air yang digunkan dapat berasal dari mata
air atau dari sumur yang dipompakan ke bak-bak melalui pipa pengaturan. Kebocoran
sering terjadi pada pipa penyaluran dan kran pengatur aliran. Air harus tetap tersedia
karena untuk keperluan pergantian air pada media pemeliharaan ikan. Sedangkan pintu
pengeluarannya berupa pipa yang terbuat dari pipa PVC dalam bentuk L atau lurus.
Pintu pengeluaran air ini harus diperiksa apakah terjadi penyumbatan pada saluran
pembuangannya.
23
kecil yang menempel pada kantong jarring, oleh karena itu harus dilakukan
pembersihan dengan cara menyikat kantong jarring
ja rring dan menjemurnya
menjemurnya kembali setelah
dibersihkan agar hewan-hewan kecil tersebut bersih dari jaring.
24
Instalasii Udara
Instalas
Instalasi udara berfungsi untuk membagi udara dari blower/aerator ke b
bak/
ak/
kolam pendederan ikan. Pembagian udara di mulai dari blower/aerator yang
dihubungkan dengan pipa. Pipa udara tersebut di pasang dari bak / kolam ke bak /
kolam lainnya. Pipa disambung selang aerasi, dimana selang aerasi yang dilengkapi
batu aerasi masuk kedalam air bak / kolam.
Seser
Bentuknya bisa persegi atau bulat.Seser/serokan ini terbuat dari bahan nilon atau
polyetheline yang dilengkapi dengan
de ngan tangkai dan kerangka dari kawat besar atau
a tau kayu.
Ukuran seser/serokan ini disesuaikan dengan peruntukannya (larva,benih, atau ikan
konsumsi). Fungsi seser adalah untuk menangkap benih ikan
Gambar 8. Seser/serokan
Seser/sero kan
25
Hapa
Hapa/waring/jarring.fungsinya untuk menampung/memelihara ikan.Bentuk nya
empat persegi yang terbuat dari bahan polyethiline.Ukuran disesuaikan dengan
kebutuan
Kantong
Kantong Plastik
Kantong plastik, fungsinya untuk membawa benih/ikan Kantong ini mempunyai
kapasitas angkut untuk benih bawal 500 ekor, untuk benih ikan mas 5 - 10 kg.
Tabung Oksigen
Tabung oksigen, fungsinya untuk menambah suplai oksigen pada benih/ikan
yang dikemas dalam kantong plastik.
26
27
kedalam bak / kolam pendederan ikan. Penyiponan dilakukan dengan hati hati
khususnya benih ikan masih kecil.
28
benih ikan tidak teraduk oleh gerakan air. Cara penambahan air adalah dengan
menempatkan ujung selang pada salah satu dinding bak pendederan ikan sehingga
tekanan air tidak deras dan menyebar keseluruh bak.
Penggantian air dapat juga dilakukan dengan mengalirkan air kedalam bak /
kolam secara terus menerus. Penggantian air dengan cara ini dilakukan jika ikan dalam
bak / kolam telah berukuran > 2 cm. Jika ikan dalam bak masih berukuran larva
sebaiknya jangan mengalirkan air teru menerus. Debit air yang di masukkan kedalam
bak / kolam sebesar 0,5 – 1 liter/ menit. Selama mengalirkan air pipa
pipa pengeluaran air
di pasangan saringan agar ikan tidak keluar bak / kolam.
Gambar 13.
13. Penggantian Air Bak Ko
Kolam
lam
c) Pemasanga
Pemasangan
n Aerasi
Pemasangan aerasi bertujuan untuk meningkatkan kandungan oksigen terlarut
dalam air pendederan ikan. Udara yang dihembuskan oleh blower / aerator melalui
selang masuk kedalam air selanjutnya oksigen yang terdapat dalam udara direduksi
olehair. Sehingga oksigen menyatu dengan air selanjutnya di gunakan oleh ikan dan
planton yang terdapat di dalam air.
Jumlah titik pemasangan aerasi dalam bak tergantung luas bak dan padat
penebaran benih ikan.
i kan. Jika padat penebaran ikan
i kan dalam bak tinggi seba iknya di
dipasang
pasang
aerasi sebanyak 2-3 titik sehingga kebutuhan oksigen terlarut dalam media pendederan
ikan dapat tercukupi. Pemasangan aerasi sebaiknya menggunakan batu aerasi sehingga
gelembung udara lebih kecil. Gelembung udara yang lebih kecil akan dapat
29
meningkatkan daya reduksi air terhadap oksigen lebih tinggi. Selain itu, jika gelembung
air kecil, larva/ benih ikan tidak tertekan / terlempar oleh gelembung udara dalam air.
organik dalam bak / kolam. Salah satu sumber bahan organik dalam bak/kolam adalah
sisa pakan ikan. Oleh sebab itu perlu di kontrol jumlah pakan yang diberikan ke larva /
benih ikan. Kontrol pakan dapat dilakukan dengan pemberian pakan larva / benih ikan
sedikit demi sedikit sampai larva / benih ikan kenyang. Larva / benih ikan kentang
ditandai dengan perut telah terisi pakan dan larva / benih ikan tidak merespon pakan
yang diberikan.
5. Menghitung Kebutuhan Wadah Pendederan
Perhitungan kebutuhan wadah pendederan dihitung pada saat penggunaan
penggunaan wadah
pada titik puncak/optimal. Wadah pendederan terdiri dari wadah pemijahan induk,
wadah penetasan telur ikan, wadah pemeliharaan larva, wadah pendederan, wadah
pakan alami, instalasi udara, insatalasi air dan laboratorium. Perhitungan penggunaan
fasilitas / wadah tersebut
terse but harus mempertimbangkan :
jumlah optimal pemijahan induk
jumlah optimal fekuinditas telur oleh induk
induk
jumlah optimal penetasan telur
jumlah optimal larva yang menetas
jumlah optimal benih ikan yang
yang dipelihara
jumlah optimal kebutuhan pakan alami
alami
jumlah optimal kebutuhan aerasi
30
akan dipijahkan. Pada kegiatan pemijahan setiap 1 kg induk membutuhkan volume air
sebanyak 2-3 m3. Jika setiap kali pemijahan induk
induk dilakukan sebanyak 10 kg, maka
kebutuhan volume
volume air sebanyak
sebanyak 20-30 m. Perhitungan jumlah bak/kolam yang akan
digunakan untuk setiap kali pemijahan tergantung dari kapasitas air kolam/bak yang
tersedia. Jika setiap bak pemijahan memiliki ukuran 2x3x0,75 berarti memiliki volume
4,5 m3. Berarti jumlah bak yang dibutuhkan setiap kali pemijahan induk adalah 5
wadah pemijahan.
b) Bak Penetasan Telur Ikan
Perhitungan bak penetasan telur ikan didasarkan pada kriteria :
fekuinditas induk ikan
kepadatan maksimum telur setiap liter air
tingkat /persentase penetasan telur
jumlah awal penetasan larva
volume air wadah penetasan telur
Berdasarkan kriteria diatas maka perhitungan bak penetasan yang disediakan
diawali fekuinditas induk ikan. Contoh pemijahan induk ikan bawal dipijahkan
sebanyak 10
10 kg.
kg. Fekuinditas induk ikan bawal setiap kg adalah 200.000 butir. Maka
jumlah telur adalah 2.000.000 butir. Kepadatan maksimum penetasan
penetasa n telur ikan adalah
2.000 butir/ lter air. untuk menetaskan telur diatas membutuhkan air sebanyak 1.000
liter. Jika setiap bak penetasan memiliki kapasitas 200 liter, maka jumlah bak yang
dibutuhkan adalah 5 bak penetasan. Di asumsikan hatching rate telur ikan adalah 75%
maka jumlah larva adalah 1.500.000 ekor larva.
c) Bak Pemeliharaan Larva
Perhitungan jumlah bak pemeliharaan larva didasarka pada
pada kriteria jumlah larva
ikan yang tersedia. Perhitungan jumlah larva ikan yang tersedia berdasarkan rata rata
kelangsungan hidup saat pemindahan dari bak penetasan ke bak pemeliharaan larva.
Rata-rata kelangsungan hidup larva tergantung pada bebrapa variable seperti bentuk
31
32
33
3. Refleksi
1 Dari hasil kegiatan pembelajaran apa saja yang telah anda peroleh dari aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ?
2 Apakah anda merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut, jika ya apa manfaat
yang anda peroleh ? Jika tidak, mengapa ?
34
PEMBELAJARAN
KP 2. PROSEDUR PERSIAPAN MEDIA PENDEDERAN
A. Deskripsi
Untuk dapat mengetahui dan memahami dengan baik prosedur persiapan media
pendederan komoditas perikanan diperlukan pengetahuan tentang prinsip – prinsip
media pendederan, persyaratan optimal media pendederan serta teknik pengelolaan
media pendederan.
Pada prosedur persiapan wadah pendederan ini akan dipelajari beberapa materi
antara lain :
1. Prosedur persiapan media pendederan komoditas perikanan
2. Prinsip – prinsip media pendederan komoditas perikanan sesuai
komoditas yang dibudidayakan
3. Persyaratan optimal media pendederan sesuai komoditas yang
dibudidayakan
4. Teknik pengelolaan media pendederan
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik yang telah mempelajari materi ini diharapkan mampu :
2. Uraian Materi
Indikator pencapaian kompetensi dari materi prosedur persiapan media
pendederan adalah mampu menjelaskan prosedur persiapan media pendederan,
35
memahami prinsip – prinsip media pendederan, dan persyaratan optimal media
pendederan serta teknik pengelolaan media pendederan pada kolam dan bak :
1. Media Pendederan Ikan
Media pendederan ikan merupakan tempat hidup bagi ikan untuk tumbuh dan
berkembang yaitu air. Air juga sebagai media tumbuh biota air lainnya merupakan
pendukung sangat
sangat penting bagi pendederan ikan misalnya pakan alami, dekomposer dan
bakteri lainnya. Pakan alami sebagai makanan bagi benih ikan dapat tumbuh dengan
baik jika perairan subur dan memiliki parameter kualitas air dapat mendukung
kehidupan biota air.
Air yang dapat digunakan sebagai media pendederan ikan harus mempunyai
standar kuantitas dan kualitas yang sesuai dengan persyaratan hidup ikan. Setiap
perairan memiliki kualitas air yang berbeda, bahkan beberapa kolam yang
yang berada di satu
lokasi memiliki kualitas air y
yang
ang berbeda. Pada waktu tertentu
tertentu kualitas air dapat
berbeda antara pagi, siang dan malam hari pada wadah/kolam/bak
wadah/kolam/bak yang sama.
Media pendederan ikan adalah air dan struktur komunitas yang ada didalamnya.
Air yang dapat digunakan sebagai media hidup ikan harus diukur dan dianalisa agar
ikan dan organisme air lainnya
lainnya dapat tumbuh dengan baik. Keberadaan planton pada
wadah/ kolam / bak merupakan indikator kualitas air yang paling mudah di amati pada
kolam. Perairan yang subur dan baik akan banyak tumbuh planton, sebaliknya perairan
yang tercemar maka planton tidak akan tumbuh. Hal ini dikarenakan organisme ini
merupakan produsen primer sebagai pendukung kesuburan perairan. Oleh karena itu,
kondisi perairan/air harus mampu menyiapkan kondisi yang baik, terutama untuk
tumbuhan tingkat rendah (Fitoplankton) dalam proses asimilasi sebagai sumber
makanan hewan terutama ikan.
Kualitas air media pendederan ikan memiliki peran yang sangat penting dalam
menentukan kualitas dan kuantitas produksi benih. Kualitas air pada perairan alami
memiliki peranan yang berbeda dibanding perairan budidaya. Pada perairan alami,
kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan seperti bakteri, tanaman air,
ikan, zooplanton lainnya. Demikian juga setiap bagian siklus hidup masing masing
individu dalam komunitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan
struktur komunitas dalam perairan tersebut.
36
Pada budidaya secara intensif, air bertindak sebagai sarana bagi transport
oksigen dan hasil buangan ( kotoran) yang berasal dari ikan dan dampak kualitas air
tersebut dapat diterima dan tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ikan, penetasan telur dan sebagainya. Oleh karena itu hasil analisa kualitas air pada
37
oksigen hewan
hewan air serta daya racun suatu
suatu bahan pencemar. Semakin tinggi
tinggi suhu suatu
perairan semakin sedikit oksigen terlarut di dalamnya sedangkan kebutuhan oksigen
setiap 10ºC oleh organisme perairan naik hampir dua kali lipat. Contoh lain yakni daya
racun potasium sianida terhadap ikan akan naik dua kali lipat setiap kenaikkan suhu
10ºC. Sesuai hukum Van Hoff bahwa untuk setiap perubahan kimia, kecepatan
reaksinya naik dua sampai tiga kali lipat setiap kenaikkan suhu sebesar 10ºC.
Setiap organisme mempunyai persyaratan suhu maksimum, optimum dan
minimum untuk hidupnya serta mempunyai kemampuan menyesuaikan diri sampai
suhu tertentu. Secara alamiah ikan mempunyai toleransi yang rendah terhadap
perubahan suhu. Suhu yang baik untuk pendederan ikan air tawar berkisar antara 25 -
30ºC.
Suhu merupakan salah satu faktor yang penting di dalam kegiatan budidaya
perikanan. Suatu aktivitas metabolisme ikan berbanding lurus terhadap suhu air.
Semakin tinggi suhu air semakin aktif pula metabolisme ikan, demikian pula
sebaliknya. Kondisi suhu sangat berpengaruh terhadap kehidupan ikan. Pada suhu
rendah, ikan akan kehilangan nafsu makan dan menjadi lebih rentan terhadap penyakit.
Sebaliknya jika suhu terlalu tinggi maka ikan akan mengalami stress pernapasan dan
bahkan dapat menyebabkan kerusakaninsang permanen. Suhu air yang optimal untuk
pertumbuhan ikan nila berkisar antara 28°C - 32°C. Namun demikian, tidak menutup
kemungkinan ikan nila yang dibudidayakan mampu beradaptasi dengan suhu air
diantara keduanya, mulai dari 14°C sampai 38°C.
Pada perairan alam dan dalam sistem pemeliharaan ikan, konsentrasi
karbondioksida diperlukan untuk proses fotosintesis oleh tanaman air. Nilai CO
2
ditentukan antara lain oleh
oleh pH dan suhu. Jumlah CO2 di dalam perairan yang bertambah
akan menekan aktifitas pernapasan ikan dan menghambat pengikatan oksigen oleh
hemoglobin sehingga dapat membuat ikan menjadi stress. Kandungan CO2 dalam air
untuk kegiatan pembesaran nila sebaiknya kurang dari 15mg/liter. Pada proses
fotosintesis dihasilkan oksigen tetapi hal yang berlawanan dari itudiperlukan
karbondioksida, yaitu gas yang dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan air renik
maupuntumbuhan tingkat tinggi untuk melakukan fotosintesis. Bagi tumbuhan hijau
jumlah CO2 harus tersedia dalam jumlah yang cukup banyak tetapi jika jumlah
tersebutmelampaui batas akibatnya kehidupan hewan-hewan air akan mengalami saat
38
kritis, karena selain mempengaruhi pH, kadar karbondioksida yang terlampau tinggi
dapat menjadi racun bagi hewan air secara langsung. Meskipun peranan karbondioksida
sangat besar bagi kehidupan organisme air, namun jika dalam jumlah yang berlebihan
akan mengganggu organisme yang dibudidayakan.
39
40
Proses konsumsi pada media pendederan ikan secara intensif adalah penggunaan
oksigen terlarut oleh organisme didalam air. Proses dekomposisi melibatkan proses
bioteknologi seperti
sepe rti sedimentasi, filtrasi, biodegradasi, aerasi dan sterilisasi air. Proses
konsumsi dan dekomposisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan oksigen terlarut
dalam perairan merupakan
merupakan kunci keberhasilan. Ketersediaan oksigen terlarut dalam air
dapat berasal dari air mengalir, aerasi, kincir dan sebagainya. Dalam pendederan ikan
secara intensif, air lebih berfungsi sebagai faktor fisiologi untuk membawa O2 ke dalam
tubuh ikan dan membuang
membuang O2 dari tubuh
tubuh ikan.
1) Oksigen Terlarut
Kebutuhan oksigen bagi ikan mempunyai dua aspek yaitu kebutuhan lingkung
lingkungan
an
bagi spesies tertentu dan kebutuhan konsumtif yang tergantung pada keadaan
metabolisme ikan. Perbedaan kebutuhan oksigen
oksigen dalam suatu lingkungan bagi
bagi ikan dari
spesies tertentu disebabkan oleh adanya perbedaan struktur molekul sel darah ikan.
Perbedaan struktur molekul tersebut mempengaruhi hubungan antara tekanan parsial
oksigen dalam air dan derajat kejenuhan oksigen dalam sel darah.
Ikan memerlukan oksigen untuk pembakaran makanan agar meningkatkan
aktivitasnya seperti berenang, pertumbuhan, reproduksi atau sebaliknya. Oleh karena
kare na itu
dengan tegas bahwa ketersediaan oksigen bagi ikan menentukan lingkaran aktivitas
41
ikan. Konversi makanan dan laju pertumbuhan bergantung pada oksigen dengan
ketentuan semua faktor dan kondisi lainnya adalah optimum.
Pada pendederan
pendederan ikan, konsentrasi oksigen terlarut adalah 6-8 ppm. Menurut
Chiba dan Huisman,( 1974 ) dalam budidaya ikan mas dan salmon konsentrasi oksigen
saturasi). Apabila dikaitkan dengan tekanan udara dan suhu, maka kelarutan oksigen
saturasi).
dalam air akan menurun dengan menurunnya tekanan udara dan suhu. Pada usaha
pendederan ikan air tawar di hatchery kadar oksigen terlarut dapat dioptimalkan deng
dengan
an
bantuan aerasi.
Konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan mengalami fluktuasi selama sehari
semalam (24 jam). Konsentrasi terendah terjadi pada waktu subuh (dini hari) kemudian
meningkat pada siang hari dan menurun kembali pada malam hari. Perbedaan
konsentrasi oksigen terlarut tertinggi terdapat pada perairan yang mempunyai kepadatan
planktonnya tinggi
tinggi dan sebaliknya.
2) Nitrogen
Nitrogen mempunyai peranan yang sangat penting dalam siklus nutrien yang
terdapat dalam perairan. Kandungan nitrogen yang jenuh dapat membahayakan ikan
yang menyebabkan gas bubble disease
disease atau emboli akibat adanya tekanan total gas.
Tekanan total gas dalam air dengan mudah dapat ditingkatkan melalui peningkatan
temperatur perairan dan tekanan terhadap badan air ( air terjun).
Ketersediaan bahan organik dalah wadah pendederan ikan dapat menyuburkan
air dan meningkatkan produksi ikan. Tetapi perlu diperhatikan pada bahan organik
terdapat kandungan NH4+, sehingga aktivitas nitrifikasi pada wadah pendederan dapat
meningkatkan keasaman. Peningkatan keasaman perairan menyebabkan pengaruh
42
negatif terhadap produktivitas kolam. Oleh sebab itu pemupukan pada kolam
pendederan sebaiknya digunakan pupuk campuran yangg mengandung fosfor maupun
nitrogen.
Penyiponan atau mengganti air pada wadah pemeliharaan benih ikan bertujuan
untuk mengurangi bahan organik berupa sisa pakan, kotoran ikan dan lainnya. Bahkan
pada pemeliharaan ikan menggunakan
menggunakan air mengalir seperti kolam air deras keberadaan
nitrogen sangat kecil sehingga ikan memiliki pertumbuhan yang optimal. Oleh sebab itu
media ( kualitas air ) pendederan ikan sebaiknya bebas dari bahan organik.
3) pH
pH merupakan logaritma negatif konsentrasi ion H+ pada suatu perairan. Nilai
pH pada banyak
ba nyak perairan alami memiliki nilai 4 -9. Pada daerah hutan bakau, pH dapat
mencapai nilai yang sangat rendah karena kandungn asam sulfat pada tanah dasar
tersebut tinggi. Air yang digunakan untuk budidaya ikan pada kolam air tenang
mempunyai nilai pH antara 6,7 – 8,2. Pada umumnya nilai pH rendah bersamaan
dengan rendahnya kandungan mineral pada perairan tersebut. Mineral tersebut
digunakan sebagai nutrien di dalam siklus produksi perairan dan umumnya perairan
alkali adalah lebih produkstif dari pada perairan yang asam. Nilai pH air sangat
dipengaruhi oleh aktivitas fotosintesis oleh kehidupan tanaman dalam badan air
tersebut.
4) Karbondioksida
43
Pada umumnya, perairan mempunyai daya mengikat asam antara 0,1 -6,0 unit.
Kisaran yang lebih tinggi lebih baik dari pada yang rendah karena hal ini bersamaan
dengan kandungan nutrien yang lebih tinggi termasuk CO 2 / HCO3- / CO32- y a ng
digunakan untuk fotosintesis. Hasil fotosintesis di perairan akan meningkatkan
produktifitas perairan. Fotosintesis akan mengambil CO2 pada siang hari sedangkan
phytoplanton di perairan menghasilkan
menghasilkan CO2 pada malam hari.
5) Amonia
Pada umumnya nitrogen dalam ekosistem perairan berada berbagai bentuk.
Amonia dalah suatu produk yang sangat penting dalam suatu perairan. Di sisi lain,
amonia merupakan hasil akhir metabolisme protein sedangkatn pada sisilain amonia
dalam bentuknya yang tidak terionisasi ( NH3 ) merupakan racun bagi ikan walaupun
dalam konsentrasi rendah. Menurut Burrow, ( 1994 ) walaupun ikan tahan terhadap
NH3 karen mudah menyesuaikan diri tetapi pada konsentrasi 0,006 ppm dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan insang. Sedangkan dayaracun yang akut bagi
ikan mas adalah 2,0 mg/l.
Pada perairan, bentuk yang tidak terionisasi dari konsentrasi total amonia (NH3+
NH4) tergantung pada nilai pH dan suhu perairan.
perairan. Mengingat daya
daya racun amonia
amonia tak
terionisasi yang
yang sangat tinggi, maka nilai
nilai pH diatas 10 atau dibawah 7 sesuai bagi
pendederan ikan secara intensif. Amoniak merupakan hasil akhir dari proses
metabolisme. Pada sistem budidaya ikan sisa pakan yang berlebih merupakan
sumber penyebab naiknya kadar
kadar amoniak. Amoniak dalam bentuk tidak terionisasi mer
44
dalam pendederan ikan air tawar, karena berfungsi sebagai pakan alami serta penyedia
oksigen terlarut dalam air bagi ikan untuk bernafas (respirasi
( respirasi)) .
1) Plankton
Plankton merupakan jasad-jasar renik yang melayang di dalam air, tidak
bergerak atau bergerak sedikit dan selalu mengikuti arus. Plankton dibagi menjadi
fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani). Berdasarkan
ukurannya plankton terbagi atas makroplankton ukuran 200 – 2000 μ, mikroplankton
ukuran 20 - 200μ, nannoplankton ukuran 2–20 μ dan ultra nannoplankton ukuran < 2 μ.
45
ikan keberadaan serangga ini perlu untuk dicegah karena menjadi pemangsa bagi larva
ikan.
3) Benthos
Benthos merupakan organisme yang hidup baik di lapisan atas dasar perairan
( Epifauna)
Epifauna) maupun di dalam dasar perairan ( Infauna
Infauna)) dan dapat menjadi pakan alami
bagi ikan atau sebaliknya apabila dalam jumlah banyak menjadi penyaing atau predator
bagi ikan. Secara ekologi bentos yang
yang berperan penting di perairan adalah zoobentos.
Berdasarkan ukurannya zoobenthos digolongkan atas empat jenis yaitu
Megalobenthos ukuran > 4,7 mm, Makrobentos ukuran antara 4,7 mm – 1,4 mm,
Meiobenthos ukuran antara 1,3 – 0,59
0,59 mm dan Mikrobenthos ukuran antara 0,5 mm –
0,15 mm.
46
Media pendederan ikan adalah air dan struktur komunitas yang ada didalamnya.
Kualitas air media pendederan ikan memiliki peran yang sangat penting dalam
47
menentukan kualitas dan kuantitas produksi benih. Kualitas air pada perairan alami
memiliki peranan yang berbeda dibanding perairan budidaya. Pada perairan alami,
kualitas air mempengaruhi seluruh komunitas perairan seperti bakteri, tanaman air,
ikan, zooplanton lainnya. Demikian juga setiap bagian siklus hidup masing masing
individu dalam komunitas mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembentukan
struktur komunitas dalam perairan tersebut.
Persiapan media meliputi kuantitas dan kualitas air yang harus memenuhi
persyaratan teknis antara lain :
1. Kuantitas air harus cukup.
2. Air harus bebas dari pencemaran fisik, kimia dan biologi.
3. Bebas dari pestisida, minyak dan deterjen serta logam berat.
4. Bebas gulma, hewan pemangsa atau pengganggu dan jasad patogen.
5. Kisaran suhu air 25º - 30º C
6. pH 6,7 –
6,7 – 8,6
8,6
7. Oksigen terlarut 5 - 6 ppm
8. Karbondioksida maksimum 25 ppm
9. Salinitas 0 –
0 – 4 ‰
‰
10. Alkalinitas 50 –
50 – 500
500 ppm
11. Pestisida maksimum 0,01 ppm
Ikan sebagai salah satu jenis organisme yang hidup pada suatu perairan, jika
manusia melakukan kegiatan budidaya yaitu memproduksi organisme tersebut dalam
suatu lingkungan perairan yang terbatas dan terkontrol
te rkontrol dengan baik maka manusia harus
memahami tentang lingkungan perairan dimana ikan tersebut dapat tumbuh dan
berkembangbiak seperti di habitat aslinya. Lingkungan
Lingkungan perairan tempat ikan yang
dibudidayakan tumbuh dan berkembang biasa disebut dengan media. Media yang dapat
dipergunakan untuk melakukan kegiatan budidaya ikan ada beberapa persyaratan-
persyaratan agar ikan dapat tumbuh dan berkembangbiak pada wadah yang terbatas
tersebut. Sumber air yang dapat dipergunakan untuk kegiatan budidaya ikan antara lain
adalah air tanah, air sungai atau air pam. Berdasarkan asalnya sumber air yang dapat
digunakan untuk kegiatan budidaya ikan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu air
permukaan dan air tanah. Air permukaan yaitu air hujan yang mengalami
48
danau dan rawa. Selain itu air permukaan dapat juga didefenisikan sebagai air yang
berada disungai, danau, waduk, rawa dan badan air lainnya yang tidak mengalami
infiltrasi kedalam. Sumber air permukaan tersebut sudah banyak dipergunakan untuk
kegiatan budidaya ikan. Sedangkan air tanah yaitu air hujan yang mengendap atau air
yang berada dibawah permukaan tanah. Air tanah yang saat ini digunakan untuk
kegiatan budidaya dapat diperoleh melalui cara pengeboran air tanah dengan kedalaman
tertentu sampai diperoleh titik sumber air yang akan keluar dan dapat dipergunakan
untuk kegiatan budidaya. Beberapa parameter yang menjadi acuan dalam melakukan
pengelolaan kualitas air baik aspek fisik. Kimia dan biologi pada usaha pembesaran
ikan dapat dilihat pada Tabel 3.
Aspek Kimia
1. Oksigen terlarut 5 – 6
6 ppm DO meter/Metode Winkler
2. Karbondioksida Max 25 ppm CO meter/Metode Titrasi
3. pH 6,5 –
6,5 – 8
8 pH meter/Kertas Lakmus
4. Alkalinitas 50
50 –
– 500
500 ppm CaCO3
5. Kesadahan 3 – 15
15 dH dH meter
6.
7. Ammonia
H2S <
< 1,5
0,1 ppm
ppm Spektrofotometer
Spektrofotometer
8. Nitrit < 0,2 ppm Spektrofotometer
9. Nitrat 0 – 1,5
1,5 ppm Spektrofotometer
10. Phosphat < 0,02 ppm Spektrofotometer
Pada budidaya secara intensif, air bertindak sebagai sarana bagi transport
oksigen dan hasil buangan ( kotoran) yang berasal dari ikan dan dampak kualitas air
tersebut dapat diterima dan tidak mempunyai pengaruh negatif terhadap pertumbuhan
ikan, penetasan telur dan sebagainya. Oleh karena itu hasil analisa kualitas air pada
media pendederan ikan ditujukan untuk
untuk proses pengembangbiakan dan
dan pertumb
pertumbuhan
uhan
benih ikan.
49
penetasan telur, perawatan larva dan pendederan benih ikan disiapkan 1-2 dua hari
sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan. Selama persiapan air tersebut dipasang aerasi
agar oksigen terlarut, pH dan amoniak dapat sesuai dengan kebutuhan ikan.
Pada prinsipnya pendederan ikan secara
seca ra intensif merupakan perbaikan ekosistem
yang memungkinkan terjadinya proses konsumsi dan dekomposisi. Proses konsumsi
pada media pendederan ikan secara intensif adalah penggunaan oksigen terlarut oleh
organisme didalam air. Proses dekomposisi melibatkan proses bioteknologi seperti
sedimentasi, filtrasi, biodegradasi, aerasi dan sterilisasi air. Proses konsumsi dan
dekomposisi diatas dapat disimpulkan bahwa penyediaan oksigen terlarut dalam
Bagaimana cara sanitasi tersebut, sanitasi media dapat dilakukan dengan menggunakan
peralatan sandfilter dan cartridge (Gambar 18) atau kotak lampu dengan sinar
ultraviolet atau dengan gelombang elektromagnetik. Peralatan ini bekerja sebagai
penyaring dan membunuh bakteri, jamur serta virus dengan cara menyaring dan
menyinari air yang lewat terlebih didalam air tersebut ada bakteri, jamur serta virusnya.
Sehingga sebelum air masuk ke dalam wadah budidaya diusahakan melewati minimum
salah satu dari peralatan tersebut, akan lebih bagus apabila memang air yang akan
masuk untuk dipergunakan telah melewati peralatan tersebut secara baik dan berurutan,
disaring terlebih dahulu (Gambar 19) kemudian disinari (Gambar 20).
50
5. Prinsip-prin
Prinsip-prinsip
sip Pengelolaan Me
Media
dia Pembesa
Pe mbesaran
ran
51
Bentuk kegiatan pengelolaan air dalam wadah pemeliharaan larva dan benih ikan antara
lain pemberian dan pengaturan aerasi, pemeriksaan/pemantauan kualitas air dan
pergantian air. Pemberian aerasi dilakukan untuk meningkatkan kadar oksigen dalam air
wadah pembesaran ikan. Selain itu, aerasi juga bertujuan untuk mendistribusikan pakan,
terutama pakan buatan yang berbentuk pellet. Adanya aerasi bisa menyebabkan pakan
buatan tersebut terdistribusi dan selalu bergerak sehingga memudahkan benih untuk
menangkap makanannya. Untuk meningkatkan difusi oksigen, udara yang dimasukkan
ke dalam air dibuat menjadi gelembung kecil dengan bantuan batu aerasi. Oleh karena
itu, beberapa faktor untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas aerasi perlu
diperhatikan 1) kekuatan (tekanan dan volume) aerasi, 2) jumlah titik aerasi, 3)
kedalaman titik aerasi dalam badan air.
Untuk mempertahankan kondisi kualitas air optimum, maka dilakukan
pemantauan/pemeriksaan kualitas air pada suhu, salinitas, DO, pH dan kualitas air
lainnya. Pemeriksaan kualitas air ini dapat dilakukan setiap pagi atau sore hari. Apabila
kualitas air dalam wadah pemeliharaan larva sudah tidak memenuhi persyaratan
optimum, maka dilakukan perbaikan kualitas air dengan pergantian air.
Agar pertumbuhan budidaya ikan maksimal, harus selalu dilakukan pemantauan
kualitas air kolam. Parameter penentu kualitas air pada kolam pembesaran ikan antara
lain adalah kandungan oksigen terlarut dan pH air. Bisa juga dilakukan pemantauan
kadar CO2, NH3 dan H2S bila memungkinkan. Bila kandungan oksigen dalam kolam
menurun, langkah paling mudah dilakukan oleh pembudidaya ikan adalah
meningkatkan debit air yang masuk ke dalam kolam pembesaran. Bila kolam sudah
banyak mengandung NH3 dan H2S yang ditandai dengan bau busuk, segera lakukan
penggantian air. Penggantian air tersebut dilakukan dengan cara mengeluarkan air kotor
sebesar ⅓ nya, kemudian menambahkan air baru ke dalam kolam pembesaran. Dalam
keadaan normal pada kolam seluas 100 m2 atur debit air sebesar 1 liter/detik.
Pengukuran pH dan oksigen terlarut bertujuan
ber tujuan untuk mengukur kesesuaian kadar
oksigen dan pH. Jika pH terlalu basa ataupun asam akan menyebabkan pertumbuhan
ikan terganggu bahkan dapat mengakibatkan kematian ikan. Pergantian air bertujuan
untuk membuang feses, amonia, CO 2 dan sebagainya ke luar wadah pemeliharaan.
Bahan-bahan yang tidak bermanfaat biasanya mengendap di dasar wadah pemeliharaan
52
wadah pemeliharaan. Air yang ikut terbuang diganti dengan air baru sehingga
pemeliharaan kembali segar.
53
lead, mercury,
mercury, nitrate, dan
dan radium, dan lain-lain. Dengan kemampuannya tersebut,
Penyaring Air Reverse Osmosis merupakan teknologi pengolahan air yang sangat
umum digunakan guna menghasilkan air yang berkualitas tinggi.
Proses penyaringan air Reverse Osmosis dilakukan dengan memberi tekanan
tinggi pada air yang dialirkan melalui membran semi permeable dimana pemisahan ion
terjadi. Dengan pemisahan ion, molekul air membentuk barier yang memungkinkan
molekul air lainnya untuk liwat dan menghalangi liwatnya hampir semua kontaminan.
Tingkat penolakan kontaminan ini berkisar antara 85-95% yang tergantung pada
kualitas awal dari air yang diolah.
Teknologi yang spesifik atau kombinasi dari beberapa teknologi biasanya
digunakan untuk mengatasi tuntutan permasalahan kualitas air baku yang akan
diproses menjadi air minum.
minum. Dengan kombinasi teknologi ini proses penjernihan akan
dilakukan melalui beberapa tahapan, Setiap tahapan berfungsi guna membuang
kontaminan tertentu. Teknologi penyaringan air reverse osmosis (RO) yang digunakan
pada setiap tahapan, serta jumlah tahapan akan menentukan kualitas air yang dihasilkan.
Teknologi Reverse Osmosis ini dapat diterapkan pada berbagai skala penggunaan yang
dibutuhkan seperti untuk skala perkotaan, industri, maupun rumah tangga. Penjernih air
Reverse Osmosis mampu menyingkirkan 96% partikel padat air yang diprosesnya.
Perawatan alat terbatas pada penggantian filter secara berkala. Umur komponen
filter air (Media) sangat ditentukan oleh waktu penggunaan
penggunaan alat (beberapa jam sehari
sehari
atau sepanjang hari) dan kualitas air input (Sumber Air). Lamanya penggunaan
alat akan menentukan kotoran yang
yang tersedot oleh filter air, sebagaimana juga halnya air
yang mengandung banyak partikel padat akan lebih cepat menyumbat pori-pori pada
filter. Rekomendasi pabrik menyebutkan ada filter yang harus diganti setiap 6 bulan, 1
tahun, 2 tahun dan 3 tahun, tergantung dari jenis masing-masing filter air. Teknis
penggantian filter air ini dapat dilakukan dengan
dengan sangat mudah dan praktis.
Filter air terbaik dilengkapi dengan membran penyaring air diantranya
membrane Reverse osmosis
osmosis (RO), Elektrodialisis (ED), Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi (UF), dan
Mikrofiltrasi (MF). Penyaring air menggunakan membran adalah suatu teknik
pemisahan campuran 2 atau lebih komponen tanpa menggunakan panas dan juga telah
menjadi alat dasar dalam pembuatan larutan-larutan steril dan penggunanya telah
dikuatkan secara resmi oleh United State Pharmacopoeia (USP) dan The US Food and
54
Drug Administration (FDA). Membran dengan porositas berkisar dari 0,2 atau 0,45
mikron biasanya dispesifikasikan untuk penyaringan-penyaringan steril. Dalam kisaran
porositas ini, filter air membran mungkin dapat tersumbat dengan cepat, sehingga
digunakan pra filter/ pretreatment untuk menghilangkan beberapa benda koloid untuk
dengan diameter lebih kecil daripada ukuran sel mikroba pada umumnya. Jadi selama
proses penyaringan berlangsung, sel-sel yang terdapat pada sempel akan terjebak dari
peralatan filtrasi kedalam cawan petri berisi media. Kertas membran ini bersifat solid
sehingga dapat menahan sel yang terjebak tetap pada posisinya dan kemudian dapat
berkembang tanpa bercampur dengan sel lain yang ikut terjebak juga. Nutrisi yang
terdapat pada media akan berdifusi dan terserap kedalam kertas membrane sehingga sel-
sel yang tersebar acak dan kasat mata itu dapat tumbuh menjadi koloni yang dapat
dihitung dengan mata telanjang setelah melewati masa waktu inkubasi tertentu. Bentuk,
warna dan sifat lain dari masing-masing koloni tergantung kepada jenis mikroba yang
55
Filter air lainnya yang dapat dipergunakan untuk memperbaiki kualitas air
adalah dengan menggunakan membran elektrodialisis
elektrodialisis.. Filter membran yang digunakan
tidak permeable
tidak permeable untuk
untuk air tetapi permeable
tetapi permeable bagi
bagi kation dan anion. Filter membran yang
sering digunakan dalam proses elektrodialisis adalah filter yang dibuat dari hydrated
cellophan dan media lain yang dapat digunakan untuk menentukan ukuran pori-pori
membran. Membran mampu berfungsi sebagai penukar kation dan anion, dimana
larutan yang akan diolah dilewatkan diantara anoda dan katoda. Ruang antara katoda
dan anoda dibuat sekecil mungkin untuk meminimalisasi pemakaian energi listrik.
Ketika arus listrik searah dilewatkan pada anoda dan katoda, terjadi perpindahan anion
ke anoda dan kation ke katoda. Karena pada satu membran hanya berfungsi untuk anion
atau kation saja, maka diperlukan dua membran untuk memisahkan kation dan anion.
Filter air membrane Ultrafiltrasi menggunakan membran dengan ukuran pori
lebih kecil dari 0,1 mikron dan gaya tekan berkisar antara 30 sampai 90 Psi. Ultrafiltrasi
Ultrafiltrasi
dapat digunakan untuk menyisihkan bakteri, virus, koloid, dan senyawa-senyawa
organik yang mempunyai molekul berukuran besar. Beberapa jenis membran
ultrafiltrasi dapat dibersihkan dengan melakukan backwash. Kecepatan proses filtrasi
dapat berkurang karena adanya bahan-bahan tersuspensi yang disisihkan akibat proses
filtrasi dan polarisasi konsentrasi. Akibat adanya akumulasi kontaminan pada
mikrofiltrasi dalam
mikrofiltrasi dalam teknik lingkungan adalah mengisolasi coliform dari contoh air yang
56
diteliti. Mikrofiltrasi
Mikrofiltrasi juga
juga dapat digunakan untuk menyisihkan partikulat di udara yang
akan digunakan sebagai bahan baku generator ozon. Membran MF dapat dibuat dari
berbagai macam material termasuk selulosa asetat. Besarnya pori-pori filter membran
berkisar antara 0,1 mikron sampai dengan 0,45 mikron.
3. Refleksi
1 Dari hasil kegiatan pembelajaran apa saja yang telah anda peroleh dari aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ?
2 Apakah anda merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut, jika ya apa manfaat
yang anda peroleh ? Jika tidak, mengapa ?
57
PEMBELAJARAN
KP 3. ANALISA KUALITAS
KUALITAS BENIH
BENIH DAN PROSEDUR
PROSEDUR PENEBARANNYA
A. Deskripsi
Untuk dapat mengetahui dan memahami dengan baik analisa kualitas benh pada
pendederan komoditas perikanan diperlukan pengetahuan tentang ciri –
ciri – ciri
ciri benih yang
baik, teknik seleksi benih ikan, perhitungan daya dukung kolam, perhitungan padat
tebar / kebutuhan benih, teknik penebaran benih, teknik sampling benih ikan, teknik
grading benih ikan, perhitungan populasi, dan pengangkutan benih ikan.
B. Kegiatan Belajar
1. Tujuan Pembelajaran
Menganalisis kualitas benih sesuai dengan kriteria benih yang baik pada
pendederan komoditas perikanan
Menjelaskan teknik seleksi benih ikan
Menentukan perhitungan padat penebaran
Menentukan teknik penebaran benih ikan
Menerapkan prosedur aklimatisasi pada kegiatan penebaran benih
Menerangkan teknik sampling benih ikan
Menerangkan teknik grading benih ikan
Menjelaskan perbedaan sortasi
perbedaan sortasi dan
dan grading
grading komoditas
komoditas perikanan
Menjelaskan tentang pengangkutan benih ikan
2. Uraian Materi
Indikator pencapaian kompetensi dari materi analisa kualitas benih pada
pendederan komoditas perikanan
pe rikanan adalah mampu menjelaskan ciri ciri benih yang baik,
teknik seleksi benih ikan, dan pengangkutan benih ikan serta teknik grading dan sortasi
benih :
58
melakukan proses seleksi benih ikan yang akan ditebar. Seleksi terhadap benih ikan ini
bertujuan agar
a gar pertumbuhan ikan
ika n pada pendederan dapat
da pat berlangsung seca
se cara
ra ma
maksimal.
ksimal.
Seleksi dilakukan berdasarkan keseragaman ukuran tubuh, kesehatan ikan, spesies
defenitif dan tidak bercampur dengan spesies lain.
2. Padat Penebaran Benih
Sebelum dilakukan penebaran terlebih dahulu dihitung kepadatan benih yang
disesuaikan dengan luas lahan pendederan. Padat penebaran benih adalah jumlah
(biomassa) benih yang ditebar per satuan luas atau volume. Padat penebaran benih akan
menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Semakin tinggi padat penebaran benih
yang berarti semakin banyak jumlah atau biomassa benih per satuan luas maka semakin
59
perikanan.
Padat penebaran benih ikan sangat bergantung antara lain pada kesuburan
kolam, ukuran ikan, lama pemeliharaan dan sistem budidaya. Pada budidaya ikan secara
tradisional yang mengandalkan pakan alami jika padat penebaran semakin tinggi maka
persediaan pakan alami tersebut semakin rendah. Pada budidaya ikan secara intensif
maka padat penebarannya semakin tinggi karena mengandalkan pakan buatan. Padat
penebaran benih adalah jumlah (biomasa) benih yang ditebarkan per satuan luas atau
volume. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan. Padat
penebaran benih ikan yang ditebar di kolam dan tambak bervariasi
bervaria si menurut pola
padat penebaran beberapa jenis ikan pada sistem pembesaran secara intensif:
60
Benih ikan mas yang Kolam air deras (running water), padat tebarnya 200 –
200 –
300 ekor/m2, dengan berat benih rata-rata 40 –
40 – 50
50 gram/ekor.
Benih ikan nia yang ditebar Kolam air deras padat
padat tebarnya
tebarnya 300 – 400
ekor/m2, dengan berat benih rata-rata 20 –
20 – 30
30 gram/ekor.
2
Benih ikan mas yang ditebar di KJA, mencapai 50 kg/49 m , dimana rata-rata
per kg benih berisi 15 –
15 – 20
20 gram/ekor.
Benih ikan nila yang ditebar di KJA, mencapai 75 kg/49 m 2, dimana rata –
rata benih nilanya
nilanya per kg berbobot 15
15 –
– 20
20 gram/ekor.
300 ekor/m2 dengan ukuran
Benih ikan bandeng di KJA padat tebarnya 200 – 300
benih (nener) 8 gram.
Benih nila merah yang dipelihara di karamba padat tebarnya 200 – 300
ekor/m2, dengan biomasa rata-rata 15 –
15 – 20
20 gram/ekor.
Benih ikan baronang, padat tebarnya 250 ekor/m 2, dengan biomasa rata-rata
30
30 –
– 50
50 gram/ekor.
2
Kakap merah, padat tebarnya 100 ekor/m dengan biomassa rata-rata 50
gram. Untuk benih ukuran lebih besar
besar (200 gram/ekor)
gram/ekor) padat tebarnya 11 –
12 ekor/m2.
Sebelum ditebar, benih terlebih dahulu diadaptasikan (aklimatisasi) dengan
media pendederan atau pembesaran. Aklimatisasi suhu dilakukan dengan cara
mengapungkan wadah pengangkutan benih di permukaan air dalam wadah pendederan,
sedangkan aklimatisasi peubah lingkungan lainnya dilakukan dengan memasukkan air
ke dalam wadah pengangkutan benih ikan sedikit demi sedikit. Pelepasan benih ikan
61
0 0
mentolerir perubahan suhu hanya ± 5 C, perubahan ini mampu ditolerir 0,5 C
permenit.
Benih ikan yang akan ditebar dalam wadah budidaya harus merupakan benih
ikan yang baik dan sehat. Benih ikan yang sehat biasanya tidak mempunyai kecacatan
pada tubuhnya, morfologinya lengkap, bergerak aktif dan sangat responsif terhadap
gerakan. Pelepasan benih juga berpengaruh pada padat penebaran yang tergantung
kepada ”Carrying
”Carrying Capacity”
Capacity” kolam tersebut dan sifat serta ukuran ikan. Carrying
capacity bisa
capacity bisa diartikan daya dukung kolam yang menyangkut kelimpahan pakan alami,
ketersediaan oksigen serta minimalnya faktor penggangu hidupnya ikan. Carrying
capacity bisa
capacity bisa dihitung, contoh : ada beberapa juta sel per ml kelimpahan planktonnya,
ada berapa ppm kandungan oksigennya
oksigennya atau berapa
ber apa kapasitas oksigen per volume kolam
tersebut.
3. Aklimatisasi
62
kantong plastik mengapung selama lebih kurang 30 menit agar suhu di dalam
kantong kemasan sama dengan
dengan suhu di dalam wadah (proses aklimasi).
2) Setelah 30 menit, kantong dibuka satu persatu, tambahkan air dari wadah atau
air lingkungan
lingkungan sebanyak kira-kira
kira-kira 1/4 dari volume air kemasan ke dalam
kantong tersebut, biarkan selama 15 menit. Perlu diperhatikan agar setelah
kantong dibuka posisinya di air tidak miring, sehingga
sehingga air tidak masuk.
63
64
Selain untuk mengetahui laju tumbuh mingguan dan pendugaan total bobot
biomassa ikan, sampling juga untuk mengecek kesehatan ikan yang dipelihara
khususnya pengecekan terhadap sisik, sirip dan insang karena jika diketahui salah satu
insang terserang penyakit dapat segera dilakukan pemisahan dari populasinya untuk
diobati.
menimbang dan menghitung berat ratanya. Agar ikan tidak stress sampling sebaiknya
dilakukan pada pagi
pagi hari. Data yang diperoleh sebaiknya
sebaiknya dicatat dengan jelas dan teliti,
mengingat data sampling ini memiliki nilai yang tinggi dan selanjutnya dikompilasi
(Tabel 4).
Sampling harus dilakukan pada kegiatan usaha pendederan ikan karena sangat
berfungsi pada saat menghitung jumlah kebutuhan pakan secara periodik dan dapat
65
Contoh Sampling
Langkah sampling:
1) Membaca data awal (luas kolam, padat penebaran, luas alat)
2) Menghitung populasi awal
3) Menentukan 5 titik secara acak dikolam untuk ditangkap ikannya dengan
menggunakan alat tangkap tersebut
4) Menghitung ikan tertangkap tiap titik dan menimbang bobot ikan tiap titik
5) Menghitung jumlah ikan pada 5 titik dan bobot ikan pada 5 titik
6) Menghitung rataan jumlah ikan per titik dan bobot ikan pertitik atau
menghitung bobot ikan per individu
7) Menghitung jumlah populasi ikan dengan rumus :
66
8) Menghitung bobot biomass = Jumlah ikan atau populasi ikan di kolam kali
bobot ikan per individu
9) Menghitung kebutuhan pakan = 3-5% kali bobot biomass.
Apabila menggunakan sistem periodik, maka pakan diberikan dengan dosis 3 –
5% dari biomassa, dengan frekuensi
fre kuensi pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari, yaitu pada
pagi, siang dan sore hari. Pada dasarnya, jumlah pakan yang diberikan
diberi kan tersebut harus
disesuaikan dengan pertambahan bobot larva ikan dan populasi. Pertumbuhan bobot
larva ikan dan populasi dapat diperoleh melalui sampling. Dari data sampling tersebut,
dapat ditentukan kebutuhan pakan harian dengan cara sebagai berikut:
a. Menentukan bobot rata –
rata – rata
rata dengan sampling
b. Menentukan populasi
c. Menghitung biomassa
67
Menentukan jumlah pakan harian dengan cara mengalikan bobot biomassa dan feeding
rate (%).
Jumlah dan bobot rata-rata ikan yang dibudidayakan dalam wadah produksi
harus diketahui setiap saat. Pengetahuan tersebut penting untuk mengetahui bobot
biomassa ikan sehingga asset dalam kolam dapat ditentukan dan jumlah pakan yang
harus diberikan secara harian dapat dihitung. Pemantauan populasi menghasilkan
informasi kelangsungan hidup ikan, sedangkan pemantauan bobot rata-rata akan
menghasilkan informasi laju pertumbuhan dan kondisi kesehatan ikan. Informasi laju
pertumbuhan dapat digunakan untuk menganalisa
me nganalisa nafsu makan ikan dan waktu panen,
sedangkan informasi kesehatan ikan dapat dijadikan landasan untuk penentuan teknik
penanganan ikan selanjutnya. Informasi nafsu makan ikan dapat digunakan untuk
oleh ikan yang besar sehingga mengalami luka-luka dan dapat mengakibatkan kematian.
Faktor kedua disebabkan oleh faktor keturunan atau genetik. Dalam satu
populasi (kelompok) ikan yang berasal
bera sal dari satu kali pemijahan (bisa beberapa induk)
biasanya akan didapat 10-20 % ikan yang tumbuhnya lebih lambat, sebaliknya juga
akan didapat ikan yang tumbuhnya lebih cepat dari rata-rata. Untuk itulah perlu
dilakukan pemisahan ukuran (sortasi/grading) ikan pada tahap pendederan.
Pelaksanaan grading dilakukan pada hapa/bak penampungan sementara benih
ikan. Sebelum dilakukan grading terlebih dahulu disiapkan wadah penampungan sesuai
ukuran. Grading merupakan mengelompokkan benih ikan berdasarkan ukuran. Kegiatan
grading merupakan sebuah kegiatan untuk menyeleksi benih ikan sesuai dengan ukuran
68
benih ikan yang diharapkan. Tujuan grading adalah untuk mendapatkan keseragaman
ukuran benih ikan yang
yang akan tebar.
Umumnya benih benih ikan yang dipasarkan akan dibesarkan kembali pada
kolam pembesaran ikan. Benih ikan yang di tebar dengan ukuran seragam peluang
mendapatkan makanan adalah sama. Sebaliknya jika penebaran benih ikan yang
berbeda ukuran maka benih ikan yang lebih besar akan mendapatkan makan lebih
banyak sehingga pertumbuhan benih ikan yang berukuran besar akan lebih cepat dan
sebaliknya. Penebaran benih ikan yang
yang seragam untuk mengantisipasi sifat kanibalisme
kanibalisme
sesama benih dimana benih yang memiliki ukuran yang lebih besar berpotensi
memakan benih yang berukuran lebih kecil sehingga pemeliharaan benih ikan yang
berbeda ukuran harus dipisahkan.
Grading pada kegiatan pendederan dilakukan bukan hanya untuk memisahkan
ukuran tetapi juga untuk penjarangan sehingga semakin besar ukuran ikan kepadatan
dalam kolam/jaring akan semakin berkurang. Melalui proses penjarangan ikan diberi
kesempatan untuk dapat tumbuh normal. Jika setelah dilakukan grading ada kelompok
ikan yang tidak mau tumbuh atau pertumbuhannya sangat lambat, maka sebaiknya
pemeliharaannya dihentikan, ikan dijual atau dilepas. Kelompok ikan kuntet ini tidak
akan mencapai ukuran normal dan hanya menghabiskan biaya pemeliharaan saja.
Grading benih ikan umumnya dilakukan terhadap ikan mas, nila, bawal, patin,
baung, lele dan ikan lainnya. Grading terhadap benih ikan mas, nila dan bawal
dilakukan dengan cara manual atau menggunakan jaring. Grading secara manual
dilakukan dengan memilih ukuran ikan yang seragam menggunakan tangan. Grading
juga dapat menggunakan jaring yang memiliki ukuran mata jaring ½ inch, ¾ inchi, 1
inchi, 1 ½ inchi dan sebagainya. Grading benih ikan mas dilakukan setiap 3 – 4
4 minggu.
Pembenih ikan biasanya melakukan grading benih ikan mas dan nila sesuai dengan
tahapan pendederan ikan. Tahapan pendederan ikan adalah
adalah pendederan I ukuran benih
ikan 1-3 cm, pendederan II ukuran benih ikan 3-5 cm, pendederan III ukuran ikan 5-7
cm, pendederan IV ukuran benih ikan 7-9 cm.
Grading benih ikan patin umumnya dilakukan setiap 3-4 minggu sekali. Grading
benih ikan patin bertujuan agar pemeliharaan/pendederan dalam wadah
wadah memiliki ukuran
yang sama. Pemeliharaan /pendederan benih ikan patin dengan ukuran yang seragam
69
patin yang biasa di pasarkan memiliki ukuran ½ inchi, ¾ inchi, 1, inchi, 1 ½ inchi, 2
inchi dan 3 inchi. Setiap ukuran tersebut memiliki harga yang berbeda beda.
Benih ikan lele dan baung memiliki sifat kanibal sehingga pemeliharaan /
pendederan dengan ukuran seragam sangat penting dilakukan. Grading benih ikan lele
pertama sekali dilakukan pada ukur 20 hari. Pada penyortiran pertama ini, biasanya
akan mendapat 3 ukuran benih yakni: 2-3cm, 3-4cm, dan 5-6cm atau lebih. Untuk
melakukan grading ukuran benih ikan lele tersebut dapat dilakukan secara manual atau
menggunakan baskom. Grading secara manual dilakukan dengan memilih dan
mengelompokkan benih ikan sesuai masing masing ukuran menggunakan tangan.
Grading menggunakan baskom dapat dilakukan menggunakan tiga baskom,
dimana setiap baskom memiliki ukuran lobang sesuai ukuran benih ikan yang di
harapkan. Grading benih ikan lele dimulai dari baskom yang memiliki lobang lebih
besar. Sehingga ukuran benih ikan yang besar akan tertinggal di baskom sedangkan
70
Di atas telah dijelaskan bahwa sortasi merupakan kegiatan seleksi benih baik
ikan yang mati, cacat atu ikan yang sakit. Ikan yang mati, cacat, luka atau sakit baik
pada saat pemanenan atau saat proses budidaya
budidaya harus di pisahkan dengan ikan yang
sehat/normal. Jika ikan yang sakit di tebar dapat menularkan penyakit ke ikan yang
sehat. Demikian juga pada saat ikan sakit di kemas/packing dengan ikan sakit dapat
menularkan penyakit ke ikan yang sehat. Oleh sebab itu, penyortiran sangat penting
dilakukan sebelum ditebar atau di angkut ke tempat lain.
Pelaksanaan sortasi dilakukan dengan menangkap benih ikan yang cacat, terluka,
sakit atau mati. Ikan yang sakit dan terluka ditempatkan pada wadah tersendiri untuk di
obati. Sedangkan ikan yang cacat dipelihara selanjutnya. Demikian juga dengan benih
ikan yang mati segera di buang agar tidak mengotori wadah penampungan benih ikan.
Sebelum dilakukan pengemasan hasil panen ikan yang dipelihara harus
dilakukan sortasi dan grading. Proses pengelompokkan (grading) dan sortasi ikan, baik
berdasarkan jenis ikan, ukuran, maupun kesehatannya. Pengelompokkan ikan
berdasarkan ukuran dilakukan untuk untuk menyeragamkan ukuran ikan dalam suatu
kemasan. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi kepadatan
kepadatan ikan dalam satu
kemasan. Pada saat pengepakan ikan perlu dibedakan apak
apakah
ah ikan y
yang
ang akan dikemas
termasuk benih atau ikan konsumsi. Semakin besar ukuran
ukuran ikan y
yang
ang akan dikemas,
71
Ikan yang kondisi fisiknya jelek atau cacat harus dipisahkan, karena akan
mempengaruhi dari nilai jual ikan tersebut.
Selain sortasi berdasarkan ukuran, juga dilakukan sortasi berdasarkan
kesehatannya. Ikan yang sehat jangan
jangan disatukan dengan ikan yang sakit. Hal i ni
dilakukan untuk menghindari kemungkinan penularan penyakit. Jika ikan dikemas
dalam keadaan sakit, maka kondisinya lemah dan persentasi kemungkinan mati tinggi.
Ikan yang kondisi fisiknya jelek atau cacat harus dipisahkan, karena akan
mempengaruhi dari nilai jual ikan tersebut. Penyortiran ikan yang akan dikemas
dilakukan berdasarkan jenis atau ukuran ikan dengan menggunakan tangan atau alat
mengetahui toleransi dan kemampuan hidup ikan. Kelangsungan hidup benih ikan dapat
diamati dengan cara menghitung total benih yang hidup pada saat dilakukan
pemanenan.
Perhitungan tingkat kelangsungan hidup / survival rate benih ikan dapat
dilakukan dengan beberapa metode antara lain adalah dengan cara perhitungan total
atau langsung, dalam artian benih yang di panen tidak dihitung total persekat melainkan
dihitung dengan total per kolam, sehingga pada setiap benih yang dipanen dikumpulkan
per kolam kemudian dihitung satu per satu. Metode lainnya adalah gravimetri atau
volumetrik yang
yang akan diuraikan selanjutnya.
72
atau konsumen terhadap ukuran ikan atau benih ikan yang dipanen sangat bervariasi
ukurannya. Misalkan untuk ikan mas, ukuran yang bisa masuk pasar adalah dari 1
kilogram isi 10 ekor sampai 1 kilogram isi 3 ekor. Ikan nila, dari ukuran 1 kilogram isi 6
sampai 1 kilogram isi 1 ekor. Ikan lele, dari ukuran 1 kilogram isi 10 ekor sampai 1
kilogram isi 4 ekor.
Demikian juga halnya dengan penjualan benih ikan dipengaruhi oleh permintaan
konsumen atau pasar. Untuk ikan mas dan ikan nila, konsumen menginginkan yang 1
kilogram isi 50 –
50 – 100
100 ekor. Ukuran benih sangat berpengaruh terhadap waktu (periode)
pemeliharaan. Makin besar benih yang ditebar, makin cepat periode pemeliharaannya.
Banyaknya ikan atau benih ikan yang dipanen ditentukan oleh konsumen atau pasar.
Konsumen akan datang langsung ke tempat proses produksi berlangsung. Sebagai
contoh, seorang tengkulak/bandar ikan lele mau membeli ikan lele ukuran konsumsi (1
kg isi 10 – 5 ekor) jika dalam satu kali panen dapat dihasilkan paling sedikit 350
kilogram ikan.
Jumlah ikan atau benih ikan dalam satu periode pemeliharaan dapat diketahui dari
penghitungan. Penghitungan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penghitungan
langsung, volumetrik dan gravimetrik.
a. Penghitungan langsung
Penghitungan langsung dilakukan dengan cara ikan atau benih dihitung satu
persatu. Cara ini sangat efektif untuk ikan atau benih yang
yang jumlahnya sedikit. Sementara
kalau jumlah ikan atau benih banyak, cara ini kurang efektif karena membutuhkan
waktu yang lama dan ikan atau benih bisa rusak.
b. Penghitungan volumetrik
Penghitungan volumetrik didasarkan pada volume benih yang ada. Sistem ini
sangat efektif untuk jumlah benih yang banyak. Penghitungannya diawali dengan
pengambilan beberapa sampel benih yang masing-masing bervolume sama, misalnya
satu liter. Jumlah benih masing-masing sampel dihitung, lalu dirata-ratakan. Setelah itu,
73
c. Penghitunga
Penghitungan
n gravimetrik
Penghitungan gravimetrik didasarkan pada berat ikan atau benih yang ada.
Sistem ini sangat efektif untuk jumlah ikan atau benih yang banyak. Selain itu, dapat
diketahui berat total ikan atau benih sehingga jumlah pakan selama masa pemeliharaan
dapat ditentukan. Penghitungannya diawali dengan mengambil beberapa sampel ikan
atau benih yang masing-masing berbobot sama, misalnya 1 kilogram. Jumlah ikan atau
benih masing-masing sampel dihitung dan dirata-ratakan. Setelah itu,
i tu, seluruh ikan ata
atauu
benih hasil panen ditimbang secara bertahap untuk mengetahui berat total. Adapun
jumlah keseluruhan ikan atau benih dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata
rata-rat a
dengan berat total.
Perhitungan Survival Rate/ Tingkat Kelulushidupan (SR) secara umum dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
beri kut:
Nt
Survival Rate 100% (Effendi, 1997)
No
Keterangan :
Persentase kelangsungan hidup benih dapat menghasilkan hasil SR yang sangat kecil,
hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
diantara nya yaitu:
1. Faktor kanibalisme, karena pada saat panen didapatkan beberapa ekor ikan lele
yang ukurannya jauh lebih besar dibandingkan ikan lainnya yang dipelihara
karena ikan lele merupakan ikan karnivora yang dapat memakan temannya
74
sendiri, sehingga dapat disimpulkan bahwa ikan yang ukurannya lebih besar
memakan ikan yang ukurannya lebih kecil.
2. Cuaca/musim yang tidak menentu (terkadang hujan, terkadang panas), hal ini
dapat menyebabkan ikan menjadi stress dikarenakan suhu air kolam berubah-
ubah dengan waktu yang tak menentu sehingga menyebabkan kematian pada
benih ikan yang hidup didalamnya.
dan sebagainya. Kolam yang memiliki daya dukung kolam yang baik dan melimpah
dapat menebar benih ikan dengan padat, sebaliknya kolam yang memiliki daya dukung
yang rendah maka padat penebarannya juga rendah.
Padat penebaran adalah jumlah (biomassa) benih yang ditebarkan per satuan luas
atau volume. Padat penebaran benih akan menentukan tingkat intensitas pemeliharaan.
Semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin banyak jumlah atau biomassa
benih per satuan luas, sehingga pemeliharaannya juga
ju ga harus semakin intens. Selain itu,
it u,
semakin tinggi padat penebaran benih, maka semakin tinggi pula tingkat teknologi yang
digunakan.
75
3. Refleksi
1 Dari hasil kegiatan pembelajaran apa saja yang telah anda peroleh dari aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ?
2 Apakah anda merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut, jika ya apa manfaat
yang anda peroleh ? Jika tidak, mengapa ?
76
PEMBELAJARAN
KP. 4 PEMANTAUAN
PEMANTAUAN PE
PERKEMBANGAN
RKEMBANGAN BENIH
A. Deskripsi
Untuk dapat mengetahui dan memahami dengan baik prosedur teknik sampling
menghitung laju pertumbuhan pada pendederan komoditas perikanan, diperlukan
pengetahuan tentang factor –
factor – factor
factor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan, pengukuran
pertumbuhan ikan, teknik sampling pertumbuhan ikan, laju pertumbuhan harian ikan,
laju pertumbuhan mutlak ikan, survival
ikan, survival rate ikan.
rate ikan.
B. Kegiatan Pembelajaran
1. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik yang telah mempelajari materi ini diharapkan mampu :
Mengklasifikasikan factor – factor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan
secara santun
Menjelaskan prosedur pengukuran pertumbuhan ikan secara santun
Menjelaskan teknik sampling pertumbuhan ikan secara santun
Menghitung laju pertumbuhan harian ikan secara cermat dan santun
Menjelaskan laju pertumbuhan mutlak ikan secara cermat dan santun
2. Uraian Materi
Pertumbu
Pertumbuhan
han Ikan
77
tetapi kalau kita lihat lebih lanjut, sebenarnya pertumbuhan itu merupakan proses
biologis yang komplek dimana banyak faktor mempengaruhinya.
mempengaruhinya.
Pertumbuhan ikan digambarkan dalam bentuk kurva yang menghubungkan
antara ukuran panjang dengan waktu atau umur. Bentuk kurva pertumbuhan ikan
78
dengan pemberian pakan normal yang terjadi setelah ikan melewati periode pembatasan
pemberian pakan lalu diberi pakan kembali sesuai dengan kebutuhannya. Beberapa
penelitian antara lain pada ikan nila merah yang dipelihara pada kondisi air laut da
dann
ikan bawal air tawar (Colossoma macropomum) menunjukkan pertumbuhan yang relatif
sama antara ikan yang dipuasakan dengan yang tidak dipuasakan dan adanya
penghematan pakan sebanyak
sebanyak 15-40% pada ikan yang dipuasakan.
dipuasakan.
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai perubahan ukuran (panjang, berat)
ikan pada waktu tertentu atau perubahanan kalori yang tersimpan menjadi jaringan
somatik dan reproduksi. Perubahan ini dapat diartikan sebagai faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan ikan yaitu energi dari makanan (I), yang terukur sebagai
kalori, merupakan energi yang dikeluarkan untuk metabolisme (M) atau pertumbuhan
(G) atau sebagai energy yang terbuang (E). Hal ini dapat dituliskan dalam persamaan : I
= M + G + E Pertumbuhan cepat terjadi pada ikan ketika berumur 3 – 5 tahun. Pada
ikan tua walaupun pertumbuhan itu terus tetapi berjalan dengan lambat. Hal ini
disebabkan ikan yang sudah tua pada umumnya kekurangan makanan untuk
pertumbuhan, karena sebagian besar makanannya digunakan untuk pemeliharaan tubuh
dan pergerakan.
Kecenderungan pertumbuhan yang meningkat pesat pada umur antara 0-1 tahun.
Pada umur 0-1 setelah fase pasca larva, pertumbuhan pada setiap jenis ikan memasuki
pertumbuhan somatik dimana energi yang diperoleh dari makanan terdistribusi hanya
untuk pertumbuhan panjang dan bobot ikan serta metabolisme basal untuk proses
pemeliharaan organ-organ dalam ikan. Pertumbuhan somatik, mulai mengalami
penurunan laju perkembangan ketika ikan masuk ke fase dewasa. Karena pada fase
dewasa energi yang diperoleh dipergunakan untuk pertumbuhan somatik, gonadik, dan
metabolisme basal.
ada pula spesies ikan yang tidak mempunyai perbedaan pertumbuhan pada ikan betina
dan ikan jantan.
Tercapainya kematangan gonad untuk pertama kali dapat mempengaruhi
pertumbuhan yaitu kecepatan pertumbuhan menjadi lambat. Hal ini dikarenakan
sebagian dari makanan yang dimakan tertuju kepada perkembangan gonad. Pembuatan
sarang, pemijahan, penjagaan keturunan membuat pertumbuhan tidak bertambah karena
pada waktu tersebut pada umumnya ikan tidak makan. Setelah periode tersebut ikan
mengembalikan lagi kondisinya dengan mengambil makanan seperti sedia
kala. Umur telah diketahui dengan jelas berperanan terhadap pertumbuhan.
1.1.3 Umur
Umur dan kematian merupakan prediksi yang sangat baik untuk laju
pertumbuhan relatif ikan, meskipun laju pertumbuhan absolut sangat dipengaruhi oleh
80
immature.
Istilah penuaan mengacu pada proses perubahan negatif yang mengiringi
bertambahnya umur ikan. Proses ini ditandai oleh melambatnya pertumbuhan,
percepatan laju mortalitas, kapasitas reproduksi yang menurun secara bertahap, dan
meningkatnya abnormalitas anakan. Kurun umur tua tipikal memperlihatkan
perlambatan aktivitas yang diikuti oleh perubahan dalam cara makan, distribusi dan
tingkah laku lainnya.
pertukaran zat. Hal ini dapat mengganggu pertumbuhan ikan karena gangguan sistem
percernaan.
Pada suhu optimum apabila ikan itu tidak mendapat makanan tidak pula dapat
tumbuh. Untuk daerah tropik suhu perairan berada dalam batas kisar optimum untuk
pertumbuhan. Oleh karena itu apabila ada ikan dapat mencapai ukuran 30 Cm dengan
berat 1 kg dalam satu tahun di perairan tropik, maka ikan yang sama spesiesnya di
daerah bermusim empat ukuran tadi mungkin akan dicapai dalam waktu dua atau tiga
tahun. Setiap spesies ikan suhu optimum untuk pertumbuhannya tidak sama, oleh
karena itu dalam kultur ikan agar tercapai tujuan suhu optimum dari perairan tadi ada
kolam yang diberi tanaman untuk memberi bayangan pada perairan dan ada pula yang
tidak.
1.2.2 Pakan
Pakan adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ikan karena pakan berfungsi sebagai pemasok energi untuk meningkatkan pertumbuhan
dan mempertahankan kelansungan hidup. Ketersediaan pakan merupakan salah satu
persyaratan mutlak bagi berhasilnya usaha budiday
budidayaa ikan. Pakan merupakan sumber
protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang penting bagi ikan, oleh karena itu
pemberian pakan dengan ransum harian yang cukup dan berkualitas tinggi serta tidak
berlebihan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan tingkat keberhasilan
usaha budidaya ikan.
Konversi pakan dipengaruhi oleh daya serap nutrisi pakan oleh saluran
pencernaan. Saluran pencernaan ikan mengandung mikroorganisme yang membantu
penyerapan nutrisi. Pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi
mikroorganisme dalam sistem pencernaan, berakibat meningkatnya daya cerna bahan
pakan dan menjaga kesehatan. Berdasar penelitian sebelumnya pada ikan patin dan pada
ikan bandeng menunjukkan bahwa penambahan probiotik berpengaruh terhadap
pertumbuhan dari ikan tersebut.
organisme patogen yang lebih berbahaya, yaitu berupa kerusakan organ luar,
82
diserang itu alat pencernaan makanan atau organ lain yang vital sehingga efisiensi
berkurang karena kekurangan makanan yang berguna untuk pertumbuhan. Namun
sebaliknya dapat terjadi pada ikan yang diserang oleh parasit tidak begitu hebat
menyebabkan pertumbuhan ikan itu lebih baik daripada ikan normal atau tidak diserang
parasit tadi. Hal ini terjadi karena ikan tersebut
terse but mengambil
me ngambil makanan lebih banyak dari
biasanya sehingga terdapat kelebihan makanan untuk
untuk pertumbuhan.
1.2.5 Ammonia
Amonia merupakan hasil ekskresi primer ikan,
i kan, namun bila ada dalam
konsentrasi yang tinggi dapat menghambat laju pertumbuhan. Sebagai contoh,
pengukuran berat
bera t juvenil
juvenil Ictalurus
Ictalurus punctatus yang ditempatkan pada akuarium dengan
kondisi penambahan kandungan amonia. Mekanisme penghambatan pertumbuhan olah
amonia masih belum diketahui. Pada umumnya, diketahui bahwa amonia un-ion (NH3)
di perairan lebih toksik dari pada bentuk ion amonia (NH4+) pada konsentrasi yang
sama. Proporsi dari kedua bentuk tersebut di perairan sangat tergantung pada pH air.
83
Pemantauan pH air merupakan bagian yang esensial dari sistem kultur ikan air tawar.
Walaupun amonia merupakan komponen alami di perairan, pengaruhnya terhadap ikan
menjadikan amonia ini polutan yang khas dan dapat menurunkan laju pertumbuhan.
Ammonia yang tak terionisasi (NH3) di air memberikan efek racun terhadap ikan
daripada bentuk yang terionisasi (NH4+) pada konsentrasi yang sama. Ketika
konsentrasi ammonia naik di dalam air, maka ekskresi ammonia oleh ikan menurun
sehingga konsentrasi ammonia dalam darah dan jaringan lainnya naik. Konsentrasi
ammonia yang tinggi dalam air juga memengaruhi permeabilitas ikan terhadap air dan
mereduksi konsentrasi ion internal. Ammonia juga meningkatkan konsumsi oksigen
oleh jaringan, merusak insang, dan mereduksi kemampuan darah membawa oksigen.
Perubahan histologic terjadi dalam ginjal, limpa, tiroid dan darah ikan yang terkena
konsentrasi subletal ammonia. Kenaikan ammonia meningkatkan kerentanan terhadap
penyakit dan mereduksi pertumbuhan
pertumbuhan ikan.
1.2.6 Salinitas
Salinitas sebagai salah satu parameter kualitas air berpengaruh secara langsung
terhadap metabolisme tubuh ikan, terutama proses osmoregulasi. Dengan memberikan
perlakuan salinitas diharapkan mampu meningkatkan
meningkatkan efisiensi penggunaan energi dalam
proses osmoregulasi pada benih gurame (O. gouramy), sehingga mampu
ma mpu meningkatkan
pertumbuhannya. Salah satu
sa tu aspek fisiologi ikan yang dipengaruhi oleh salinitas adalah
tekanan osmotik dan konsentrasi cairan tubuh serta kebutuhan oksigen.
Salinitas juga mempengaruhi laju pertumbuhan. Ikan-ikan eurihalin
menunjukkan laju pertumbuhan yang maksimum pada salinitas 35 ppt dari pada
salinitas yang lebih tinggi atau lebih rendah. Fotoperiod (panjang hari) juga
mempengaruhi fenomena pertumbuhan secara musiman. Terdapat suatu hubungan yang
erat antara pertumbuhan ikan danau Coregonus clupeaformis dan fotoperiod musiman.
1.2.7 Kompetisi
Anak ikan yang lemah dan tidak berhasil mendapatkan makanan akan mati
sedangkan yang kuat terus mencari makanan dan pertumbuhannya baik. Jumlah
individu yang terlalu banyak dalam perairan yang tidak sebanding dengan keadaan
84
dalam kepadatan yang rendah akan lebih agresif, sedang ikan yang dipelihara dalam
kepadatan yang tinggi akan lambat pertumbuhannya karena tingginya tingkat kompetisi
dan banyaknya sisa-sisa metabolisme yang terakumulasi dalam media air. Predasi dapat
di hindarkan dan kualitas air dapat di perbaiki melalui pemeliharaan benih terkendali
dalam ruangan.
Teknik Sampling
Sampling berasal dari kata sample atau bahasa Indonesianya „Sampel‟ yang
berarti contoh
c ontoh Sampling merupakan kegiatan
ke giatan yang dilakukan
dila kukan untuk memantau
mema ntau jum
jumlah
lah
dan bobot rata-rata benih yang dipelihara. Sampling ini juga berfungsi untuk
menentukan jumlah pakan yang diberikan secara harian. Pemantauan populasi ini akan
menghasilkan informasi kelangsungan hidup benih, sedangkan pemantauan bobot rata-
rata akan menghasilkan informasi laju pertumbuhan dan kondisi kesehatan ikan.
Informasi laju pertumbuhan dapat digunakan untuk menganalisis nafsu makan ikan dan
waktu panen, sedangkan informasi kesehatan ikan dapat dijadikan landasan untuk
penentuan teknik penanganan ikan selanjutnya.
selanjutnya.
Informasi nafsu makan benih ikan dapat digunakan untuk menganalisis kondisi
lingkungan dan mengantisipasi perbaikan lingkungan dalam sistem budidaya.
Sampling benih dilakukan dengan mengambil sejumlah contoh benih kemudian diukur
atau dihitung.
dihitung. Data yang
yang diperoleh
diperoleh selanjutnya
selanjutnya digunakan untuk menduga bobot rata-
rata -
rata dan jumlah benih
benih dalam wadah budidaya.
budidaya. Sampling dapat dilakukan secara
berkala, setiap 2 –
2 – 4
4 minggu sekali. Data yang diperoleh sebaiknya dicatat dengan jelas
dan teliti, mengingat data sampling ini memiliki nilai yang tinggi dan selanjutnya
dikompilasi (Tabel 12).
85
Sampling harus dilakukan pada kegiatan usaha pemeliharaan ikan karena sangat
berfungsi pada saat menghitung jumlah kebutuhan pakan secara periodik dan dapat
mengetahui dampak pemberian pakan terhadap
terhadap pertumbuhan ikan. Pertumbuh
Pertumbuhan
an ikan
tersebut akan berdampak pada jumlah biomasa di dalam kolam pemeliharaan. Teknik
sampling yang
yang digunakan adalah dengan cara sebagai berikut: Jika ikan dipelihara d
dii
kolam maka cara mengambil sample ikan terlebih dahulu ditentukan titik pengambilan
sample. Sebaiknya tentukan titik yang diperkirakan bisa mewakili
me wakili populasi, secara acak.
Sample diambil/ditangkap dengan cara dan alat yang sama. Sampel yang diambil
minimal 10 % dari jumlah populasi
populasi awal. Kemudian lakukan perhitungan
perhitungan jumlah
Langkah sampling:
1) Membaca data awal (luas kolam, padat penebaran, luas alat)
2) Menghitung populasi awal
3) Menentukan 5 titik secara acak dikolam untuk ditangkap ikannya dengan
menggunakan alat tangkap tersebut
4) Menghitung ikan tertangkap tiap titik dan menimbang bobot ikan tiap titik
5) Menghitung jumlah ikan pada 5 titik dan bobot ikan pada 5 titik
6) Menghitung rataan jumlah ikan per titik dan bobot ikan pertitik atau menghitung
bobot ikan per individu
7) Menghitung jumlah populasi ikan dengan rumus :
8) Menghitung bobot biomass = Jumlah ikan atau populasi ikan di kolam kali bobot
ikan per individu
9) Menghitung kebutuhan pakan = 3-5% kali bobot biomass.
Teknik yang diterapkan untuk mengetahui biomasaa adalah dengan sampling untuk
mengukur panjang dan bobot benih ikan. Panjang benih yang diukur biasanya ada dua,
yaitu panjang total dan panjang baku. Panjang total adalah panjang ikan yang diukur
dari ujung ekor sampai kepala, sedangkan panjang baku adalah panjang ikan yang
diukur dari pangkal ekor sampai kepala. Penimbangan biomassa benih ikan yang akan
Sampling Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan perubahan panjang atau berat yang terjadi pada tubuh
organisme hidup (Effendi, 1997). Untuk mengetahui laju pertumbuhan larva perlu
dilakukan sampling pertumbuhan setiap 10 hari sekali. Sampling dilakukan dengan
tujuan untuk mengukur berat dan panjang tubuh benih ikan. Pengukuran berat benih
dilakukan dengan menggunakan timbangan digital.
Pelaksanaan sampling untuk mengukur berat tubuh dilakukan terhadap sejumlah
benih yang kemudian ditimbang dan dihitung jumlah benih dari sampel tersebut
sehingga dapat diketahui bobot rata – ratanya. Sedangkan untuk sampling panjang
tubuh dapat dilakukan pada 20 - 50 ekor benih agar data sampel dapat mewakili
sejumlah benih yang ada dan kemudian disimpan diatas cawan petri kemudian diukur
dengan menggunakan penggaris.
Pertumbuhan mutlak adalah laju pertumbuhan rata – rata ikan dalam kurun
Keterangan :
GR : Growth Rate /
Rate / Pertumbuhan mutlak (gr/ ekor/ hari)
Wt : Berat rata
rata –
– rata
rata akhir benih Lele Sangkuriang (gr/ ekor)
Wo : Berat rata
rata –
– rata
rata awal benih Lele Sangkuriang (gr/ ekor)
t : Lama pemeliharaan (hari)
Pertumbuhan bobot harian adalah persentase penambahan berat benih per hari.
Pertumbuhan bobot harian dapat diketahui dengan menggunakan rumus :
GR
AGR 100%
Wo
Keterangan :
AGR : Pertumbuhan bobot harian(%/hari)
Wt : Bobot rata
rata –
– rata
rata akhir ( gr/ekor )
Wo : Bobot rata
rata –
– rata
rata awal ( gr/ekor )
t : Waktu (hari)
88
Keterangan :
P : Pertumbuhan panjang (cm)
Pt : Panjang akhir ikan (cm)
Po : Panjang awal ikan (cm)
Jumlah dan bobot rata-rata ikan yang dibudidayakan dalam wadah produksi harus
diketahui setiap saat. Pengetahuan tersebut penting untuk mengetahui bobot biomasa
ikan sehingga asset dalam kolam dapat ditentukan dan jumlah pakan yang harus
diberikan secara harian dapat dihitung. Pemantauan populasi menghasilkan informasi
Teknik Mengukur Panjang Tubuh Ikan (L) dan Menimbang Bobot (W) Ikan
Panjang tubuh sangat berhubungan dengan berat tubuh. Hubungan panjang
dengan berat seperti hukum kubik yaitu bahwa berat sebagai pangkat tiga dari
panjangnya. Namun, hubungan yang terdapat pada ikan sebenarnya tidak demikian
karena bentuk dan panjang ikan bebeda-beda. Panjang dan berat ikan dalam suatu
bentuk rumus yang umum yaitu: W = cLn, dimana W = berat L = panjang, c & n =
konstanta. Rumus umum tersebut bila ditranformasikan ke dalam logaritma, maka kita
akan mendapatkan persamaan : log W = log c + n log L, yaitu persamaan linier atau
persamaan garis lurus. Harga n ialah
i alah harga pangkat yang harus cocok
c ocok dari panjang ikan
agar sesuai dengan berat ikan. Harga eksponen ini telah diketahui dari 398 populasi ikan
berkisar 1,2 –
1,2 – 4,0,
4,0, namun kebanyakan dari harga n tadi berkisar dari 2,4 –
2,4 – 3,5.
3,5.
Bilamana harga n sama dengan 3 menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan tidak
berubah bentukny
bentuknyaa yaitu pertambahan panjang ikan seimbang dengan pertambahan
panjang yang sebenarnya diantara dua umur atau dalam waktu satu tahun. Umumny
Umumnyaa
kecepatan pertumbuhan mutlak menurun apabila ikan makin bertambah. Kecepatan
mutlak/absolute ini dapat dibuat persamaan dengan melihat panjang atau berat (Y)
dengan waktu (T) : (Y2 – Y1) / (T2 – T1) Kecepatan pertumbuhan
nisbi/relatif dirumuskan sebagai persentase pertumbuhan pada tiap interval waktu, atau
dengan kata lain ialah perbedaan ukuran pada waktu akhir interval dengan ukuran pada
waktu awal interval dibagi dengan ukuran pada waktu akhir interval. Umumnya
pertambahan dalam berat jauh lebih
le bih banyak digunakan karena mempunyai nilai praktis
dari pada panjang.
panjang.
90
Dalam melakukan pengukuran panjang dan berat ikan haruslah mengikuti suatu
ketentuan yang
yang telah umum digunakan.
digunakan. Di Indonesia,
Indonesia, pengukuran
pengukuran panjang ikan
biasanya dinyatakan dalam satuan „millimeter‟ (mm) sedang pengukuran berat
dinyatakan dalam satuan „gram‟ (gr).
(gr).
ekor, jika ekor ikan tersebut bercabang dan mudah disatukan. Kalau kedua lobi
lobi ekor
susah disatukan dan tidak sama besar, maka
m aka yang dimasukkan dalam pengukuran adalah
ujung lobus yang terpanjang.
Pengukuran dengan cara fork length biasanya dilakukan pada ikan – ikan laut
yang mempunyai
mempunyai ekor yang kedua
kedua lobinya susah
susah disatukan karena keras. Sedangkan
Sedangkan
pengukuran panjang standard biasa digunakan dalam penentuan sistematik ikan. Di
lapangan, pengukuran panjang standar dilakukan dengan cara membengkok –
bengkokkan dasar ekor sehingga dapat diketahui ujung belakang tulang punggung.
punggung.
Biasanya ujung tulang punggung ini terletak sebelum pangkal jari –
jari – jari
jari sirip ekor.
91
Seperti halnya pada pengukuran panjang ikan, maka dalam pengukuran berat
ikan perlu diketahui tata cara penimbangan sehingga kesalahan – kesalahan yang
mungkin terjadi dapat dihindarkan. Beberapa hal yang
yang harus diperhatikan
diperhatikan pada saat
melakukan penimbangan, antara lain adalah : penggunaan alat timbang yang praktis,
ketelitian alat timbang cukup dapat dipercaya, pengaruh faktor luar terhadap alat
timbang factor luar dan goncangan) mudah diatasi, dan lain –
lain – lain.
lain.
Pada saat melakukan penimbangan harus konsisten, jika menggunakan sampel
segar, penimbangan selanjutnya harus menggunakan sampel yang segar pula,
sebaliknya bila menggunakan sampel yang telah diawetkan maka penimbangan
dengan ikan itu sendiri seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan,
kemampuan untuk memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor
eksternall merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang
meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi
kualitas dan kuantitas.
Rumus yang dipakai untuk menentukan laju pertumbuhan ikan yaitu
Pertumbuhan bobot mutlak :
Wt = Wf –
– W
Wi
92
Pertumbuhan
Pertumbuhan Harian Spesifik
SGR
Faktor – Faktor
Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kelangsungan Hidup Benih Ikan
Kelangsungan hidup adalah peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu,
sedangkan mortalitas adalah peluang hidup suatu individu dalam waktu tertentu,
sedangkan mortalitas adalah kematian yang terjadi pada suatu populasi organisme yang
menyebabkan berkurangnya jumlah individu di populasi tersebut. Tingkat kelangsung
kela ngsungan
an
hidup akan menentukan produksi yang diperoleh dan erat kaitannya dengan ukuran ikan
i kan
yang dipelihara.
Kelangsungan hidup benih ditentukan oleh kualitas induk, kualitas telur, kualitas
air serta perbandingan antara jumlah makanan dan kepadatannya. Padat tebar yang
terjadi dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya tingkat kelangsungan hidup suatu
organisme, terlihat kecenderungannya bahwa makin meningkat padat tebar ikan maka
tingkat kelangsungan hidupnya
hidupnya akan makin
ma kin kecil.
Nilai tingkat kelangsungan hidup ikan rata-rat
rata-rataa yang baik berkisar antara 73,5-
86,0 %. Kelangsungan hidup ikan ditentukan oleh beberapa
beberapa faktor, diantaranya kualitas
air meliputii suhu, kadar amoniak dan nitrit, oksigen yang terlarut, dan tingkat
keasaman (pH) perairan, serta rasio antara jumlah pakan dengan
dengan kepadatan. Rumus
yang dipakai untuk menentukan tingkat kelangsungan hidup ikan yaitu
3. Refleksi
1 Dari hasil kegiatan pembelajaran apa saja yang telah anda peroleh dari aspek
pengetahuan, keterampilan, dan sikap ?
2 Apakah anda merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut, jika ya apa manfaat
yang anda peroleh ? Jika tidak, mengapa ?
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Karyawan Perangin Angin, M.Si.S.St. 2015. Modul Diklat PKB Guru Budidaya
Perikanan Grade 7. Kemendikbud. Dirjen Guru & Tenaga Kependidikan
Pertanian. Cianjur
Karyawan Perangin Angin, M.Si.S.St. 2015. Modul Diklat PKB Guru Budidaya
Perikanan Grade 9. Kemendikbud. Dirjen Guru & Tenaga Kependidikan
Pertanian. Cianjur
Taufik Ahmad,
Ahmad, Erna Ratnawati, M. Jamil R. Yakob. 2009. Budidaya B
Bandeng
andeng Secara
Secara
Intensif. Penerbit PT. Penerbit Swadaya. Jakarta
96
TENTANG PENULIS