(RPP)
A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b.disiplin, c. santun, d. peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan
g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
dilingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.
4.2. 4.2.Membuat desain dan tata letak wadah 4.2.1 Mempraktekan desain dan
pedederan komoditas air payau dan tata letak pedederan
air laut komoditas air payau dan air
laut
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah materi ini disampaikan dengan model Example Non Examples peserta didik
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan desain dan tata letak wadah pedederan
2. Menjelaskan jenis-jenis wadah pedederan
3. menjelaskan pengelolaan wadah dan media pedederan
D. Materi Pembelajaran
1. Desain dan tata letak wadah pedederan
2. Pengelolaan wadah dan media pedederan
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Example Non Examples
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya jawab, Presentasi
2. Bahan :
a. Bahan ajar
b. Handout materi
c.Gambar
G. Sumber Belajar
Buku Teks bahan Ajar Siswa Kurikulum 2013. Paket Keahlian: Budidaya Ikan. Teknik
Pembenihan ikan/ Kelas XI Semester 4. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan 1. Peserta didik dan Guru memulai 15 menit
Pendahuluan pembelajaran dengan doa
2. Guru menanyakan kabar Peserta didik dan
melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran dan kesiapan Peserta didik
3. Apersepsi tentang materi yang akan
diajarkan melaui Gambar yang
ditampilkan
Mengetahui
Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 SERAM BARAT
Dalam perencnaan pembuatan wadah dan peralatan pedederan ikan, pengusaha perlu
melakukan persiapan sebaik mungkin agar produk yang dihasilkan mempunyai menfaat dan
berdaya saing tinggi. sebelum pembuatan wadah, sebaiknya dilakukan pembuatan desain
wadah tersebut. desain yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
desain akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat
kegagalan proses pembuatan dapat dihindari.
wadah budidaya ikan konsumsi yang dibuat nantinya dapat berguna untuk proses
budidaya ikan tersebut. wadah tersebut dapat berfungsi sebagai tempat pemijahan tempat
pemijahan, tempat penetasan telur, tempat pedederan, tempat pembesaran, tempat
pemberokan, tempat karantina (ikan sakit/ikan baru) dan pengelolaan kualitas air (filter,
pengendapan, pengolah limbah, ozonisasi)
Wadah pemeliharaan larva dan benih ikan secara umum sama baik bentuk, ukuran dan
desainnya. Hal tersebut karena sifat dan karakter larva dan benih ikan sama. Untuk memudahkan
pengoperasiannya wadah pemeliharaan larva dan benih ikan memiliki pipa pemasukan dan
pengeluaran air. Sedangkan bentuk dan ukuran wadah pada prinsipnya sama untuk semua larva
dan benih ikan.
1. Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air di dalam kolam agar tidak keluar.
Tanah yang cocok untuk membuat pematang adalah tanah liat. Tanah liat memiliki
sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran
pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Jenis tanah untuk pematang harus
kompak dan kedap air agar pematang tidak mudah bocor.
2. Dasar kolam dibuat miring menuju saluran pembuangan air.
3. Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran air ini dibuat miring
kearah saluran pembuangan air untuk memudahkan pengeringan kolam dan
pemanenan ikan.
4. Pintu air pada kolam terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah. Letak pintu
pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam
terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.
Pada wadah sistem tradisioanal/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu
kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah. Tanah liat / lempung yang sedikit
berpasir, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, tidak melekat ditangan apabila dibentuk
sesuatu, cocok untuk pembuatan kolam. Pembuatan kolam dengan bahan tanah memiliki
keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.
Kelebihan yaitu biaya relatif murah, dapat membantu penyediaan pakan alami
(plankton) , perombaka n sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami
Kekuranganyaitu rentan terhadap kebocoran akibat hewan perusak (ex: kepiting),
serta akibat tekanan air dari dalam dan luar kolam, terutama apabila hujan deras, sulit
untuk mengontrol hewan predator, dan sulit mengontrol debit air yang masuk
Pada kolam semi intensif yang menggunakan bagian dinding dan pematangnya terbuat dari
tembok, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah juga memiliki beberapa keunggulan
dan kelemahan sebagai berikut.
Kelebihan yaitu tahan terhadap kebocoran akibat hewan, tahan terhadap tekanan air
kolam, memudahkan dalam pengontrolan air dan hewan pengganggu, dan kualitas air
bisa dikontrol lebih cermat
Kekurangan yaitu biaya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem tradisional,
penyediaan pakan alami pada kolam tembok lebih sedikit, dan proses penguraian
alami sulit terja
Jaring apung secara sederhana bisa dibuat dari bambu. Keramba jenis ini biasa digunakan di
aliran air sungai atau selokan dengan arus air yang cukup besar. Perlu memperhitungkan
konstruksi wadah secara baik dan benar agar diperoleh wadah budidaya yang mempunyai
masa pakai yang lama. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan adalah:
1. Arus air, diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada supaya terjadi pergantian air
dan oksigen dengan baik, serta dapat menghayutkan sisa makanan dan kotoran.
Tingkat kesuburan, jenis perairan yang baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di
jarring apung adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang.
Tingkat kesuburan tinggi berpengaruh buruk terhadap ikan karena kandungan oksigen
pada malam hari relatif rendah.
2. Bebas dari pencemaran, adanya penambahan benda/materi ke dalam perairan dapat
menimbulkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi fungsinya.
3. Kualitas air, perairan yang dipilih harus memiliki kualitas air yang memenuhi
persyaratan untuk pertumbuhan ikan
4. Kontruksi keramba jaring apung terdiri dari kerangka, pelampung, pengikat, jangkar,
kantong jaring, pemberat, tali nilon dan tambang.
tata letak adalah susunan model wadah yang akan dibuat. Wadah tersebut tentunya
memiliki desain dan kontruksi sesuai dengan tujuan pembuatan wadah budidaya. Tata Letak
merupakan salah satu faktor penting yang perlu direncanakan dalam mebangun sebuah unit
pedederan. kesalahan atau kurang matangnya perencanaan tata letak akan menyebabkan
terganggunya operasional pendederan atau pemborosan biaya investasi yang digunakan.
Tata letak wadah pedederan ikan perlu diperhatikan untuk memudahkan operasional dan
efisiensi tempat. bak pemeliharaan benih, bak kultur pakan alami, instalasi udara, instalasi
air, penampungan air, pakan, obat-obatan, seser, waring dan sebagainya. Setiap kegiatan
pendederan ikan memiliki jumlah bak yang berbeda. Hal tersebut disebabkan setiap ukuran
ikan membutuhkan media yang lebih luas, oleh sebab itu perlu penjarangan ukuran larva
dan benih. Umumnya bak pemeliharaan larva lebih banyak dibandingkan bak penetasan
telur demikian juga bak pemeliharaan benih ikan lebih banyak dibanding bak pemeliharaan
larva.
Fasilitas pendukung operasional pendederan ikan umumnya memiliki sifat dan karakter
tersendiri oleh sebab penempatannya harus sesuai karakter alat dan bahan tersebut
misalnya obat-obatan dan hormon harus ditempatkan pada tempat yang dingin.
Dalam budidaya ikan air tawar, payau dan laut, ada beberapa jenis wadah yang dapat
digunakan antara lain adalah kolam, bak, akuarium, jaring terapung/ karamba jaring apung.
Kolam dapat digunakan sebagai wadah untuk budidaya ikan air tawar/payau sedangkan bak,
akuarium, jaring terapung dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan air tawar dan
laut.
1. Kolam
jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya
yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu :
1. Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang
keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.
2. Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya(dinding
pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.
2. Bak
Wadah budidaya ikan selanjutnya adalah bak atau tanki yang dapat digunakan untuk
melakukan budidaya ikan. Berdasarkan proses budidaya ikan, jenis bak yang akan digunakan
disesuaikan dengan skala produksi budidaya dan hampir sama dengan kolam dimana dapat
dikelompokkan menjadi bak pemijahan, bak penetasan, bak pemeliharaan dan bak
pemberokan.
Bak yang digunakan untuk melakukan pemijahan ikan biasanya adalah bak yang terbuat dari
beton atau fiber sedangkan bak plastik biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan
larva ikan.
Gambar 5. Bak
3. Akuarium
Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan yang relatif sangat mudah
dalam perawatannya. Akuarium dapat digunakan untuk budidaya ikan tawar, payau dan air
laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan hias.
Akuarium ini terbuat dari bahan kaca dimana penamaan akuarium ini berasal dari bahasa latin
yaitu aqua yang berarti air dan area yang berarti ruang. Jadi akuarium ini adalah ruangan yang
terbatas untuk tempat air yang berpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati.
Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau membeli
langsung dari toko. Fungsi akuarium sebagai wadah untuk budidaya ikan juga dapat berfungsi
sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmati keindahannya oleh
penggemarnya. Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat dibedakan antara lain adalah :
Wadah budidaya ikan selanjutnya yang dapat digunakan oleh masyarakat yang tidak
memiliki lahan darat dalam bentuk kolam, masyarakat dapat melakukan budidaya ikan di
perairan umum. Budidaya ikan dengan menggunakan karamba merupakan alternatif wadah
budidaya ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena seperti diketahui wilayah
Indonesia ini terdiri dari 70% perairan baik air tawar maupun air laut. Dengan menggunakan
wadah budidaya karamba dapat diterapkan beberapa sistem budidaya ikan yaitu secara
ekstensif, semi intensif maupun intensif disesuaikan dengan kemampuan para pembudidaya
ikan.
Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ada
beberapa antara lain adalah karamba jaring terapung, karamba bambu tradisional dengan
berbagai bentuk bergantung pada kebiasaan masyarakat sekitar. Teknologi yang digunakan
dalam membudidayakan ikan dengan karamba ini relatif tidak mahal dan sederhana, tidak
memerlukan lahan daratan menjadi badan air yang baru serta dapat meningkatkan produksi
perikanan budidaya. Jenis karamba jaring apung yang digunakan untuk membudidayakan
ikan dapat dilihat pada Gambar.
Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dan meratakan dasar kolam.
Pada saat pengolahan dasar kolam juga dibuat kamalir di pinggir atau di tengah kolam.
Kamalir berfungsi untuk mempercepat pemasukan dan pengeringan kolam, mempercepat
pemanenan dan sebagai tempat berlindungnya benih ikan dari hama dan terik matahari.
Pupuk hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk organik yang berasal dari bahan-bahan nabati. Jenis pupuk
hijau yang terpenting digolongkan sabagai berikut:
(1) Pupuk hijau Leguminosae artinya berasal dari tanaman Leguminosae. Pada akar dikotil
tanaman Leguminosae terdapat bakteri yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Bakteri ini
disebut bakteri kulit akar. Contoh tanaman dari golongan ini yaitu Rhizobium radicicola dan
orok-orok (Crotalaris sp).
(2) Pupuk hijau Non Leguminosae berasal dari tanaman yang tidak mengikat nitrogen.
Misalnya pupuk hijau dari tanaman gandum dan rerumputan
3). Teknik Pemupukan
Penentuan jumlah pupuk yang akan ditebarkan dalam areal budidaya sangat penting,
begitu pula jenis pupuknya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah pupuk dan
jenisnya, diantaranya adalah kondisi tanah dan air baik sifat fisik, kimiawi dan biologi.
Setelah ditentukan jumlah pupuknya, langkah selanjutnya adalah merencanakan tata cara atau
teknik pemupukan yang akan dilakukan. Kekeliruan dalam tata cara pemupukan dapat
menimbulkan pengaruh yang merugikan atau tidak tercapainya tujuan pemupukan tersebut.
Salah satu contoh teknik pemupukan yang dilakukan dalam budidaya ikan di kolam sebagai
berikut :
1) Mula-mula tanah dasar kolam dibiarkan dijemur sampai kering atau retak—retak,
tetapi tidak sampai berdebu
2) Sebarkan pupuk organik, seperti pupuk kandang/kompos kering sebanyak 2000 –
3000 kg/ha.
3) Metode pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditebarkan, (dionggokkan) di
dasar kolam atau digantungkan dalam karung di badan air. Pupuk diaduk rata
kemudian disebar ke seluruh permukaan tanah dasar kolam.
4) Masukkan air ke dalam kolam dengan ketinggian 10 – 15 cm, kemudian dibiarkan
selama 2 – 3 hari. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemupukan sehingga pakan alami dapat tumbuh dengan baik.
5) Selanjutnya dapat ditambah pupuk anorganik yaitu Urea + TSP dengan perbandingan
2 : 1 atau sebanyak 50 kg/ha : 25 kg/ha
6) Ketinggian air selanjutnya dapat dinaikkan secara perlahan-lahan sampai ketinggian
40 -60 cm dan akan terus dinaikkan dan dipertahankan pada ketinggian 75 -100 cm
tergantung kepadatan ikan yang ditebar.
7) Biasanya 7 – 10 hari setelah pemupukan warna air akan berubah. yang warna air
sudah hijau terang atau hijau muda menandakan pakan alami telah tumbuh dan benih
ikan sudah dapat ditebar.
8) Untuk menjaga pertumbuhan pakan alami bisa berjalan terus secara teratur,
pemupukan dapat diulang 3 – 4 kali selama masa pemeliharaan benih ikan. Pupuk
lanjutan cukup dengan pemberian Urea dan TSP yang dicampur dengan perbandingan
2 : 1 atau sebanyak 25 kg/ha : 12,5 kg/ha setiap pemberian.
Pemupukan kolam pendederan benih ikan dilakukan setelah pengolahan dasar kolam. Pupuk
yang digunakan dapat berasal dari pupuk organik maupun anorganik. Apabila menggunakan
pupuk organik berupa kotoran ayam, maka dosis yang dibutuhkan adalah 250 – 500 g/m2.
Sedangkan untuk pupuk anorganik, maka dapat digunakan TSP dan urea masing – masing 8 –
10 g/m2. Pupuk tersebut dapat ditebarkan secara langsung atau dapat dionggokkan di dasar
kolam. Untuk memutus siklus hama dan penyakit yang ada di dasar kolam, maka dilakukan
pengapuran. Kapur yang biasa digunakan berupa kapur pertanian dan ditebarkan dengan dosis
25 – 50 g/m2. Setelah dilakukan proses pengapuran, langkah selanjutnya adalah pemupukan
pada dasar kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dibutuhkan oleh benih ikan. Pupuk
yang digunakan dapat berasal dari pupuk organik maupun anorganik. Apabila menggunakan
pupuk organik berupa kotoran ayam, maka dosis yang dibutuhkan adalah 250 – 500 g/m2.
Sedangkan untuk pupuk anorganik, maka dapat digunakan TSP dan urea masing – masing 8 –
10 g/m2. Pupuk tersebut dapat ditebarkan secara langsung atau dapat dionggokkan di dasar
kolam.
Pengisian air kolam dilakukan setelah pemupukan dan pengapuran. Pengisian air dilakukan
dengan ketinggian 30 – 40 cm, kemudian pipa pemasukan air ditutup. Air kolam dibiarkan
selama 5-7 hari agar pakan alami tumbuh dengan baik. Air kolam pendederan diisi kembali
sampai ketinggian 50-70 cm. Menaikkan air tersebut dimaksudkan untuk mengencerkan
kepekatan pakan alami di dalam kolam.
Lampiran 2: Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Bentuk soal : Pilihan ganda
No Aspek No IPK Teknik Bentuk Instrumen Rubik
IPK Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian
1 Pengetahuan
3.3.1. Mejelaskan desain dan tata letak Tes Tulis Pilihan Ganda Terlampir Terlampir
wadah pedederan
3.3.2. Menjelaskan Jenis-jenis wadah Tes Tulis Pilihan Ganda Terlampir Terlampir
pedederan
3.3.3 Mejelaskan pengelolaan wadah dan Tes Tulis Pilihan Ganda Terlampir Terlampir
media pededran
2 Keterampilan 4.4.1 Mempraktekan desain dan tata letak Unjuk Daftar Check Terlampir Terlampir
wadah pedederan
Kerja List
a.Mengamati Gambar
Kerjakan sesuai petunjuk dibawah ini :
Kelompok 1.
Kelompok 2.
Kelompok 3.
Kelompok 4.
Kelompok 5.
KARTU SOAL
(Pilihan Ganda)
Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 SERAM BARAT
Kurikulum : 2013
Kompetensi Dasar : 3.3. Menerapkan rencana kegiatan teknik pedederan komoditas air
payau dan air laut
Materi : Jenis komoditas air payau dan air laut, alat dan bahan pedederan,
modal usaha, analisa usaha.
Kelas/Semester : XI Perikanan 1/ 1
Indikator Soal : Disajikan soal menjelaskan Jenis komoditas air payau dan air laut,
menjelaskan alat dan bahan pedederan, menentukan modal usaha,
menghitung analisa usaha.
Level Kognitif : PENALARAN
1. Jenis atau biota yang mampu hidup dalam campuran antara air tawar dan air laut adalah
pengertian dari…….
b. Komoditas air tawar
c. Komoditas air laut
d. Komoditas air payau
e. komoditas air asin
5. Alat yang digunakan untuk membantu menambah oksigen saat hendak melakukan
pedederan benih ikan agar larva tetap sehat dan tumbuh dengan cepat adalah
a. selang air
b. pompa air
c. aerator
d. ember
6. Sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
suatu usaha merupakan pengertian dari…
a. investasi
b. modal
c. biaya tetap
d. biaya variabel
7. Jenis-jenis modal dapat dibedakan atas 3 bagian. Berikut yang termasuk dalam jenis
jenis modal berdasarkan sumber modal adalah
a. modal perorangan
b. modal internal
c. modal eksternal
d. b dan c benar
10. Rumus untuk menghitung keuntungan per bulan dalam usaha budidaya ikan kerapu
adalah…..
a. total investasi / keuntungan
b. total pendapatan - total biaya operasional
c. biaya total + biaya variabel
d. total pendapatan + total biaya operasional
Kunci Jawaban:
1. C
2. C
3. D
4. D
5. C
6. B
7. D
8. B
9. D
10. A
Lampiran 5 : Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja ( laporan pengamatan )
Penilaian Laporan hasil pengamatan
wab Tanggungjja
Kepedulian
Kerjasama
Kejujuran
Disiplin
Jumlah
No. Nama Nilai
Skor
1. Junaidin Tarmon
2. Samsir Samal
3. Wa Nurma
4. Isna Sari
5. Wa Fitria Ode
6. Wa Widya Wati
7. Ruqoyyah arafikah
8. Rosdiana Tomagola
9. Titi La Idi
10 Windi
11 Wiwin Moni
12 Sabaria
13 Arfian
14 Rusdin Ngone
15 La Jasno
16 Dandi Darma Ali
17 Sugianto
18 Rahmat Ramadani
19 Wa Ode Lin
20 Widya Kaimudin
21 La Anan
22 Mirati
23 Fivin kaimudin
24 Indah Sri Ningsih
25 Fatir Ahmad
26 Arman Samal
Ketentuan skor :
SKO KETERANGAN
R
1 jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator ( SKK)
2 jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator, tetapi belum konsisten ( KK)
3 jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator ( MK)
4 jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator ( K )
5 jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator ( SK)