Anda di halaman 1dari 33

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMK NEGERI 1 SERAM BARAT


Mata Pelajaran : Teknik Pedederan Benih Ikan
Kelas/Semester : XI Perikanan 1/ 1
Materi Pokok : Desain dan Tata Letak Wadah Pedederan Komoditas Air
Payau dan Air Laut
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 6 x 45 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku a. jujur, b.disiplin, c. santun, d. peduli
(gotong royong, kerja sama, toleran, damai), e. bertanggung jawab, f. responsif, dan
g. pro-aktif, dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak
dilingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional.
3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian
dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


No KD Pengetahuan IPK Pengetahuan
3.2 3.2. Menerapkan desain dan tata letak 3..2.1. Menjelaskan desain dan tata
wadah pedederan pada komoditas air letak wadah pedederan
payau dan air laut 3.2.2. Menjelaskan jenis-jenis
wadah pedederan
3.2.3. Menjelaskan pengeleloaan
.
wadah dan media pedederan

4.2. 4.2.Membuat desain dan tata letak wadah 4.2.1 Mempraktekan desain dan
pedederan komoditas air payau dan tata letak pedederan
air laut komoditas air payau dan air
laut

C. Tujuan Pembelajaran
Setelah materi ini disampaikan dengan model Example Non Examples peserta didik
diharapkan mampu:
1. Menjelaskan desain dan tata letak wadah pedederan
2. Menjelaskan jenis-jenis wadah pedederan
3. menjelaskan pengelolaan wadah dan media pedederan

D. Materi Pembelajaran
1. Desain dan tata letak wadah pedederan
2. Pengelolaan wadah dan media pedederan

E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model Pembelajaran : Example Non Examples
3. Metode Pembelajaran : Diskusi, Tanya jawab, Presentasi

F. Media/Alat dan Bahan Pembelajaran


1. Media/alat :
a. Papan tulis, Spidol
b. Hp Android, Hotspor seluler

2. Bahan :
a. Bahan ajar
b. Handout materi
c.Gambar

G. Sumber Belajar

Buku Teks bahan Ajar Siswa Kurikulum 2013. Paket Keahlian: Budidaya Ikan. Teknik
Pembenihan ikan/ Kelas XI Semester 4. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Nanang. 2015 Desain dan Konstruksi wadah Budidaya Ikan Konsumsi.


https://www.mikirbae.com/2015/06/desain-dan-kontruksi-wadah.html

Admin.P.2016. Empat Jenis wadah budidaya Ikan.


http://soalmaterismk.blogspot.com/2016/08/4-jenis-wadah-budidaya-ikan-
materi.html

H. Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan ke 1 (2 x 45 menit)
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
1 Kegiatan 1. Peserta didik dan Guru memulai 15 menit
Pendahuluan pembelajaran dengan doa
2. Guru menanyakan kabar Peserta didik dan
melakukan presensi untuk mengetahui
kehadiran dan kesiapan Peserta didik
3. Apersepsi tentang materi yang akan
diajarkan melaui Gambar yang
ditampilkan

 Guru memberikan pertanyaan terkait dengan


gambar yang ditampilkan
1. Amati gambar!
2. Menurut Anda gambar apakah itu?
 Peserta didik diinformasikan tujuan
pembelajaran atau kompetensi yang dicapai
2 Kegiatan Inti  Guru menyiapkan gambar sesuai dengan 100 menit
KD dan tujuan pembelajaran yang akan
di ajarkan
 Guru menampilkan gambar melalui
proyektor/ohp
 Peserta didik membentuk 6 kelompok
diskusi. Masing-masing kelompok terdiri
darri 4-5 orang.
 Peserta didik diminta untuk mengamati
gambar yang ditampilkan
 Hasil diskusi dari mengamati gambar
tersebut dicatat pada kertas
 Tiap kelompok diberi kesempatan
membacakan hasil diskusinya
 Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta
didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai

3 Kegiatan  Peserta didik bersama Guru menyimpulkan 20 menit


Penutup hasil pembelajaran
 Guru meminta peserta didik untuk saling
mengcopy file agar dapat diketahui bersama
materi yang telah dipelajari.
 Peserta didik diminta untuk mengerkjakan
post test.
 Peserta didik bersama guru mengakhiri
pembelajaran dengan doa.

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian/ Bentuk Penilaian :
a. Penilaian pengetahuan:
Penilaian proses Belajar : Penilaian Lisan ( IPK 3.1 )
Penilaian hasil Belajar : Penilaian tertulis ( IPK 3.2.1, 3.2.2, 3.2.3)
b. Penilaian Sikap : Observasi tentang nilai - nilai karakter yang
terbangun dan tertanam dalam diri peserta didik dan dituangkan dalam
jurnal
c. Penilaian Ketrampilan : Tugas kelompok

J. Lampiran Pendukung RPP


Wael, 26 Agustus 2019
Guru pamong Guru Pengajar

Edwin Talapessy S. Pi Sherly Laumuru, S.Pi


NIP. 19780602 201408 1 002

Mengetahui
Kepala Sekolah SMK NEGERI 1 SERAM BARAT

Anwar Touwe S.Pd


NIP.19640226 200005 1 001

Lampiran 1. Uraian Materi

Desain dan Tata Letak wadah


Untuk membuat wadah pedederan ikan diperlukan desain dan tata letak wadah yang akan
digunakan untuk pedederan ikan. wadah pedederan ikan sendiri terdiri dari kolam, bak,
akuarium dan keramba atau jaring apung. Desain merupakan perencanaan dalam pembuatan
wadah budidaya ikan.

Dalam perencnaan pembuatan wadah dan peralatan pedederan ikan, pengusaha perlu
melakukan persiapan sebaik mungkin agar produk yang dihasilkan mempunyai menfaat dan
berdaya saing tinggi. sebelum pembuatan wadah, sebaiknya dilakukan pembuatan desain
wadah tersebut. desain yang akan dibuat disesuaikan dengan kondisi lahan yang tersedia.
desain akan mempermudah pembuatan wadah yang sebenarnya, sehingga kerugian akibat
kegagalan proses pembuatan dapat dihindari.
wadah budidaya ikan konsumsi yang dibuat nantinya dapat berguna untuk proses
budidaya ikan tersebut. wadah tersebut dapat berfungsi sebagai tempat pemijahan tempat
pemijahan, tempat penetasan telur, tempat pedederan, tempat pembesaran, tempat
pemberokan, tempat karantina (ikan sakit/ikan baru) dan pengelolaan kualitas air (filter,
pengendapan, pengolah limbah, ozonisasi)
Wadah pemeliharaan larva dan benih ikan secara umum sama baik bentuk, ukuran dan
desainnya. Hal tersebut karena sifat dan karakter larva dan benih ikan sama. Untuk memudahkan
pengoperasiannya wadah pemeliharaan larva dan benih ikan memiliki pipa pemasukan dan
pengeluaran air. Sedangkan bentuk dan ukuran wadah pada prinsipnya sama untuk semua larva
dan benih ikan.

a. Desain dan kontruksi kolam


Desain kolam bisa berbentuk persegi, persegi panjang, lingkaran, trapesium, segitiga bahkan
bentuk tidak beraturan. Hal tersebut disesuikan dengan kondisi lahan dan lokasi. Bentuk
kolam yang umum digunakan adalah persegi dan persegi panjang.
Perlu diperhatikan tentang persyaratan teknis kontruksi kolam. Kolam yang akan digunakan
sebaiknnya mempunyai pematang kolam, dasar kolam dan pintu air.

1. Pematang kolam dibuat untuk menahan massa air di dalam kolam agar tidak keluar.
Tanah yang cocok untuk membuat pematang adalah tanah liat. Tanah liat memiliki
sifat lengket, tidak poros, tidak mudah pecah dan mampu menahan air. Ukuran
pematang disesuaikan dengan ukuran kolam. Jenis tanah untuk pematang harus
kompak dan kedap air agar pematang tidak mudah bocor. 
2. Dasar kolam dibuat miring menuju saluran pembuangan air. 
3. Saluran air dibuat keliling (ceren) dan tegah (kamalir). Saluran air ini dibuat miring
kearah saluran pembuangan air untuk memudahkan pengeringan kolam dan
pemanenan ikan. 
4. Pintu air pada kolam terdiri dari pintu masuk dan keluar yang terpisah.  Letak pintu
pemasukkan dan pengeluaran air sebaiknya berada di tengah-tengah sisi kolam
terpendek agar air dalam kolam dapat berganti seluruhnya.

Pada wadah sistem tradisioanal/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu
kolam yang keseluruhan bagiannya terbuat dari tanah. Tanah liat / lempung yang sedikit
berpasir, mudah dibentuk, tidak mudah pecah, tidak melekat ditangan apabila dibentuk
sesuatu, cocok untuk pembuatan kolam. Pembuatan kolam dengan bahan tanah memiliki
keunggulan dan kelemahan sebagai berikut.

 Kelebihan yaitu biaya relatif murah, dapat membantu penyediaan pakan alami
(plankton) , perombaka n sisa pakan dan metabolisme bisa terjadi secara alami 
 Kekuranganyaitu rentan terhadap kebocoran akibat hewan perusak (ex:  kepiting),
serta akibat tekanan air dari dalam dan luar kolam, terutama apabila hujan deras, sulit
untuk mengontrol hewan predator, dan sulit mengontrol debit air yang masuk

Pada kolam semi intensif  yang menggunakan bagian dinding dan pematangnya terbuat dari
tembok, sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah juga memiliki beberapa keunggulan
dan kelemahan sebagai berikut.

 Kelebihan yaitu tahan terhadap kebocoran akibat hewan, tahan terhadap tekanan air
kolam, memudahkan dalam pengontrolan air dan hewan pengganggu, dan kualitas air
bisa dikontrol lebih cermat
 Kekurangan yaitu biaya lebih mahal jika dibandingkan dengan sistem tradisional,
penyediaan pakan alami pada kolam tembok lebih sedikit, dan proses penguraian
alami sulit terja

b. Desain dan kontruksi bak


Desain dan kontruksi bak pada dasarnya hampir sama dengan kolam. Desain dan kontruksi
bak terpal/ plastik banyak digunakan dalam kegiatan budidaya ikan konsumsi. Hal ini
dilakukan untuk menyiasati lahan yang terbatas dan kemudahan dalam proses pemeliharaan
ikan konsumsi. Desain dan kontruksi bak terpal/plastik disesuaikan dengan beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu :

1. Jenis ikan konsumsi yang akan dibudidayakan


2. Tahapan budidaya pembenihan atau pembesaran.
3. Keseimbangan antara volume air dan penyanggabak harus kuat.
4. Dasar peletakan untuk bak terpal/plastik harus rata agar tidak mudah bocor. Hal ini
bisa dilakukan dengan meratakan tanah terlebih dahulu kemudian diberikan sekam.
5. Ukuran bak disesuikan dengan ketersedian lahan
6. Distribusi air dan pengeluaran limbah produksi
7. Adanya jalur panen dan akses pengelolaan ikan

c. Desain dan kontruksi akuarium


Bentuk akuarium yang biasa digunakan adalah bentuk segi empat, trapezium, segi enam, segi
delapan, elips dan botol. Setelah mengetahui bentuknya hal yang perlu diperhatikan adalah
ukuran ketebalan kaca berkisar antara 3 mm – 16 mm. Ukuran ketebalan kaca untuk dasar
akuarium sebaiknya ditambah 1-2 mm. Semakin besar ukuran akuarium maka semakin tebal
ukuran kaca. Perbandingan antar ukuran akuarium dengan ketebalan kaca antara lain sebagai
berikut.
Tebal Kaca Panjang Akuarium Lebar Akuarium Tinggi Akuarium
(mm)  (cm) (cm) (cm)
3 30 20 20
3 40 20 30
3 50 30 30
5 70 35 35
5 80 40 40
6 90 45 45
6 120 50 50
10 150 45 50
10 150 45 60
10 180 45 60
12 190 50 60
16 200 70 65

d. Desain dan kontruksi jaring apung/ keramba jaring apung


Konstruksi wadah jaring apung terdiri dari dua bagian yaitu kerangka dan kantong jaring.
Kerangka berfungsi sebagai tempat pemasangan kantong jaring dan tempat lalu lalang orang
memberi pakan dan panen. Kantong jaring apung merupakan tempat pemeliharaan ikan.

Jaring apung secara sederhana bisa dibuat dari bambu. Keramba jenis ini biasa digunakan di
aliran air sungai atau selokan dengan arus air yang cukup besar. Perlu memperhitungkan
konstruksi wadah secara baik dan benar agar diperoleh wadah budidaya yang mempunyai
masa pakai yang lama. Persyaratan teknis yang harus diperhatikan adalah:

1. Arus air, diusahakan tidak terlalu kuat namun tetap ada supaya terjadi pergantian air
dan oksigen dengan baik, serta dapat menghayutkan sisa makanan dan kotoran.
Tingkat kesuburan, jenis perairan yang baik untuk digunakan dalam budidaya ikan di
jarring apung adalah perairan dengan tingkat kesuburan rendah hingga sedang.
Tingkat kesuburan tinggi berpengaruh buruk terhadap ikan karena kandungan oksigen
pada malam hari relatif rendah.
2. Bebas dari pencemaran, adanya penambahan benda/materi ke dalam perairan dapat
menimbulkan perubahan kualitas air sehingga mengurangi fungsinya.
3. Kualitas air, perairan yang dipilih harus memiliki kualitas air yang memenuhi
persyaratan untuk pertumbuhan ikan
4. Kontruksi keramba jaring apung terdiri dari kerangka, pelampung, pengikat, jangkar,
kantong jaring, pemberat, tali nilon dan tambang.

tata letak adalah susunan model wadah yang akan dibuat. Wadah tersebut tentunya
memiliki desain dan kontruksi sesuai dengan tujuan pembuatan wadah budidaya. Tata Letak
merupakan salah satu faktor penting yang perlu direncanakan dalam mebangun sebuah unit
pedederan. kesalahan atau kurang matangnya perencanaan tata letak akan menyebabkan
terganggunya operasional pendederan atau pemborosan biaya investasi yang digunakan.
Tata letak wadah pedederan ikan perlu diperhatikan untuk memudahkan operasional dan
efisiensi tempat. bak pemeliharaan benih, bak kultur pakan alami, instalasi udara, instalasi
air, penampungan air, pakan, obat-obatan, seser, waring dan sebagainya. Setiap kegiatan
pendederan ikan memiliki jumlah bak yang berbeda. Hal tersebut disebabkan setiap ukuran
ikan membutuhkan media yang lebih luas, oleh sebab itu perlu penjarangan ukuran larva
dan benih. Umumnya bak pemeliharaan larva lebih banyak dibandingkan bak penetasan
telur demikian juga bak pemeliharaan benih ikan lebih banyak dibanding bak pemeliharaan
larva.

Fasilitas pendukung operasional pendederan ikan umumnya memiliki sifat dan karakter
tersendiri oleh sebab penempatannya harus sesuai karakter alat dan bahan tersebut
misalnya obat-obatan dan hormon harus ditempatkan pada tempat yang dingin.

Gambar1. tata Letak wadah Pedederan

Jenis-jenis Wadah Pedederan

Dalam budidaya ikan air tawar, payau dan laut, ada beberapa jenis wadah yang dapat
digunakan antara lain adalah kolam, bak, akuarium, jaring terapung/ karamba jaring apung.
Kolam dapat digunakan sebagai wadah untuk budidaya ikan air tawar/payau sedangkan bak,
akuarium, jaring terapung dapat digunakan untuk melakukan budidaya ikan air tawar dan
laut.

1. Kolam
 jenis-jenis kolam yang akan digunakan sangat tergantung kepada sistem budidaya
yang akan diterapkan. Ada tiga sistem budidaya ikan air yang biasa dilakukan yaitu :
 1. Tradisional/ekstensif, kolam yang digunakan adalah kolam tanah yaitu kolam yang
keseluruhan bagian kolamnya terbuat dari tanah.

Gambar 2. Kolam tanah

 2. Semi intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang bagian kolamnya(dinding
pematang) terbuat dari tembok sedangkan dasar kolamnya terbuat dari tanah.

Gambar 3. Kolam Dinding Dasaran Tanah


 3. Intensif, kolam yang digunakan adalah kolam yang keseluruhan bagian kolam
terdiri dari tembok.
Gambar 4. Kolam Tembok

2. Bak

Wadah budidaya ikan selanjutnya adalah bak atau tanki yang dapat digunakan untuk
melakukan budidaya ikan. Berdasarkan proses budidaya ikan, jenis bak yang akan digunakan
disesuaikan dengan skala produksi budidaya dan hampir sama dengan kolam dimana dapat
dikelompokkan menjadi bak pemijahan, bak penetasan, bak pemeliharaan dan bak
pemberokan.
Bak yang digunakan untuk melakukan pemijahan ikan biasanya adalah bak yang terbuat dari
beton atau fiber sedangkan bak plastik biasanya digunakan untuk melakukan pemeliharaan
larva ikan.

Gambar 5. Bak

3. Akuarium

Akuarium merupakan salah satu wadah pemeliharaan ikan yang relatif sangat mudah
dalam perawatannya. Akuarium dapat digunakan untuk budidaya ikan tawar, payau dan air
laut biasanya pada proses kegiatan pembenihan ikan atau untuk pemeliharaan ikan hias.
Akuarium ini terbuat dari bahan kaca dimana penamaan akuarium ini berasal dari bahasa latin
yaitu aqua yang berarti air dan area yang berarti ruang. Jadi akuarium ini adalah ruangan yang
terbatas untuk tempat air yang berpenghuni, yang dapat diawasi dan dinikmati.
Akuarium yang digunakan untuk budidaya ikan ini dapat dibuat sendiri atau membeli
langsung dari toko. Fungsi akuarium sebagai wadah untuk budidaya ikan juga dapat berfungsi
sebagai penghias ruangan dimana akuarium tersebut dapat dinikmati keindahannya oleh
penggemarnya. Berdasarkan fungsinya, akuarium dapat dibedakan antara lain adalah :

4.Keramba Jarinng Apung

Wadah budidaya ikan selanjutnya yang dapat digunakan oleh masyarakat yang tidak
memiliki lahan darat dalam bentuk kolam, masyarakat dapat melakukan budidaya ikan di
perairan umum. Budidaya ikan dengan menggunakan karamba merupakan alternatif wadah
budidaya ikan yang sangat potensial untuk dikembangkan karena seperti diketahui wilayah
Indonesia ini terdiri dari 70% perairan baik air tawar maupun air laut. Dengan menggunakan
wadah budidaya karamba dapat diterapkan beberapa sistem budidaya ikan yaitu secara
ekstensif, semi intensif maupun intensif disesuaikan dengan kemampuan para pembudidaya
ikan.
Jenis-jenis wadah yang dapat digunakan dalam membudidayakan ikan dengan karamba ada
beberapa antara lain adalah karamba jaring terapung, karamba bambu tradisional dengan
berbagai bentuk bergantung pada kebiasaan masyarakat sekitar. Teknologi yang digunakan
dalam membudidayakan ikan dengan karamba ini relatif tidak mahal dan sederhana, tidak
memerlukan lahan daratan menjadi badan air yang baru serta dapat meningkatkan produksi
perikanan budidaya. Jenis karamba jaring apung yang digunakan untuk membudidayakan
ikan dapat dilihat pada Gambar.

Gambar 6. Kerambah Jaring Apung


3.Pengelolaan wadah dan Media Pedederan
a. Persiapan Wadah dan Media Pendederan
Persiapan wadah pendederan benih bertujuan agar benih ikan yang akan dipelihara dapat
tumbuh dan memiliki survival rate yang optimal. Agar benih ikan dapat sehat dan tumbuh
dengan optimal, lingkungan kolam harus diciptakan sesuai kebutuhan benih ikan. Kebutuhan
optimal benih ikan tersebut meliputi kualitas air, bebas dari hama dan penyakit, serta
tersedianya pakan. Oleh sebab itu perlu dilakukan persiapan kolam yang optimal. Pendederan
benih ikan dapat menggunakan bak/fiber/akuarium dan kolam.
1). Persiapan Bak / Fiberglass / Akuarium pendederan
Pendederan ikan di bak umumnya lebih intensif dibandingkan pendederan benih ikan di
kolam. Pendederan benih ikan di bak lebih terkontrol baik kualitas air, hama dan penyakit,
pertumbuhan, pakan dan sebagainya. Penentuan wadah pendederan benih ikan sangat
tergantung pada sifat dan karakter jenis benih ikan. Beberapa jenis benih ikan memiliki sifat
dan karakter membutuhkan suhu yang sejuk, cahaya yang redup, dan sebagainya.
Persiapan pendederan di bak meliputi, pemasangan aerasi, pengeringan, pencucian, sanitasi,
perbaikan pengeluaran air. Pemasangan aerasi di bak bertujuan untuk mensuplai oksigen
terlarut dalam air. Pada pendederan benih ikan di bak, sumber oksigen terlarut dalam air
berasal dari aerasi oleh sebab itu pasangan aerasi penting dilakukan. Bak yang akan
digunakan sebagai tempat pendederan terlebih dahulu dikeringkan. Pengeringan bertujuan
untuk membunuh hama penyakit. pengeringan dilakukan selama 2-3 hari. Pencucian bak
bertujuan untuk menghilangkan kotoran, lumpur, lumut, hama dan penyakit. Pencucian
dilakukan dengan menggosok dinding dan lantai bak. Sanitasi bak dilakukan untuk
membunuh hama dan penyakit ikan. Penyakit yang biasa terdapat di bak adalah Aeromonas,
white spot, tricodina, girodactilus dan sebagainya. Bak yang telah disiapkan diisi air.
Umumnya air yang digunakan di bak adalah air bersih. Air yang akan diisi ke bak sebaiknya
disaring menggunakan kain atau seser halus.
Pada beberapa persiapan bak, dilakukan pemupukan untuk kultur pakan alami.
Pemupukan dilakukan 4-7 hari sebelum dilakukan penebaran benih ikan. Kultur pakan alami
dimaksudkan untuk menyediakan pakan alami. Pemupukan di bak dapat dilakukan dengan
menebar pupuk ke dasar bak atau memasukkan pupuk kandang ke dalam plastik dan plastik
tersebut digantungkan dalam air bak.
Gambar 7. Persiapan Bak Pendederan Benih Ikan

2). Persiapan Kolam Pendederan Benih ikan


Penyiapan peralatan dan wadah pemeliharaan dilakukan bertujuan untuk menciptakan
lingkungan yang optimal bagi benih untuk hidup, berkembang dan tumbuh, serta
menghilangkan/mengurangi potensi serangan mikroorganisme merugikan. Wadah yang
digunakan untuk pemeliharaan benih berupa kolam tanah dengan ukuran 200 – 500 m2,
tergantung kepadatan tebar benih yang dipelihara. Sebaiknya kolam pemeliharaan tersebut
sudah disiapkan 2 – 3 hari sebelum benih ditebarkan.
Seperti yang disampaikan pada uraian di atas, bahwa persiapan kolam merupakan
usaha menciptakan lingkungan kolam yang optimal agar benih ikan dapat nyaman bagi ikan.
Lingkungan kolam yang optimal dan nyaman bagi benih ikan adalah memiliki kualitas air
yang baik, bebas dari hama dan penyakit ikan dan tersedianya pakan.
Sebelum digunakan, kolam dikeringkan terlebih dahulu selama 3 – 4 hari hingga
dasarnya retak – retak dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah dasar, membunuh
bibit – bibit penyakit yang ada di dalam tanah dan mengurangi/menguapkan bahan beracun
dalam tanah hasil dekomposisi dari bakteri aerob maupun anaerob yang ada di dasar tanah.
Setelah itu, dilakukan pengolahan dasar kolam pendederan, yang bertujuan agar tanah dasar
kedap air, strukturnya baik dan higienis. Hal ini dilakukan karena tanah dasar yang kedap
dapat menahan air dan tidak bersifat porous, sehingga memperlancar proses penguraian bahan
organik dan pakan alami dapat tumbuh dengan baik.

Pengolahan dasar kolam dilakukan dengan mencangkul dan meratakan dasar kolam.
Pada saat pengolahan dasar kolam juga dibuat kamalir di pinggir atau di tengah kolam.
Kamalir berfungsi untuk mempercepat pemasukan dan pengeringan kolam, mempercepat
pemanenan dan sebagai tempat berlindungnya benih ikan dari hama dan terik matahari.

Gambar 8. Kolam pendederan yang dilengkapi dengan kamalir

b. Pemupukan dan Pengapuran Kolam Pendederan


Pemberian pupuk pada tanah dasar kolam akan memberikan pengaruh terhadap komposisi
jenis pertumbuhan pakan alami dan tingkat produktifitasnya. Tanah dan air merupakan media
untuk pertumbuhan pakan alami di kolam budidaya. Produktifitasnya ditentukan oleh
kelengkapan unsur-unsur hara sebagai pembentuk komponen bahan esensial dalam
pertumbuhan pakan alami tersebut. Pemupukan diperlukan untuk memberikan asupan agar
unsur-unsur yang dibutuhkan tersebut menjadi lengkap.
Maksud pemupukan adalah untuk mencapai kondisi media yang baik agar pakan alami dapat
tumbuh secara optimal. Jadi tujuan pemupukan itu adalah untuk menyediakan unsur-unsur
hara, memperbaiki struktur tanah, derajat keasaman dan lain-lain. Jenis tanah dasar kolam
ditentukan oleh tanah yang menyusunnya. Pada umumnya ada tiga jenis tanah yang
menyusun tanah dasar kolam yaitu liat berpasir, liat berdebu, pasir berdebu dan lain-lain.
1). Kegunaan Pupuk Dalam Budidaya Ikan
Unsur-unsur hara yang tersedia dalam tanah dan air kolam dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu unsur mutlak dan unsur tidak mutlak. Unsur mutlak adalah unsure yang harus
tersedia untuk pertumbuhan pakan alami antara lain Carbon (C), idrogen ( ), Oksigen (O₂),
Nitrogen (N), Fosfor (P), Sulfur (S), kalsium (Ca) dan Magnesium (Mg). Bila tidak tersedia,
harus diberi masukan dengan cara pemupukan.
Unsur tidak mutlak adalah unsur-unsur yang sudah cukup terbawa oleh aliran air yang masuk
ke dalam kolam, antara lain Kalium (K), Natrium (Na), Klor (Cl), Aluminium (Al) dan
Silikon (Si).
Keberhasilan suatu pemupukan sangat ditentukan oleh banyak faktor, diantaranya adalah
jenis dan jumlah atau dosis pupuk serta cara pemupukannya. Penentuan dosis pupuk secara
tepat pada prakteknya adalah sangat sulit karena setiap tempat mempunyai tingkat kesuburan
tanah dan air yang berbeda.
(a) Nitrogen
Nitrogen merupakan bagian yang sangat penting karena berfungsi sebagai pembentuk
protein. Pada sel tumbuhan, protein berguna sebagai pembentuk dinding sel dan jaringan.
Pemupukan dengan pupuk nitrogen harus diberikan dalam jumlah atau dosis yang cukup.
Pemberian pupuk nitrogen yang berlebihan dapat mengakibatkan perkembangbiakan secara
berlebihan suatu jenis alga seperti alga biru hijau (Microcystis sp). Jenis alga ini kurang
bermanfaat sebagai pakan alami ikan dan udang karena sulit dicerna dan menimbulkan bau
busuk. Sedangkan kekurangan nitrogen dapat menghambat produktifitas pakan alami
terutama yang mengandung klorofil.
(b) Fosfat
Fosfat merupakan nutrient yang penting untuk meningkatkan produktifitas pakan
alami yang berguna antara lain untuk pernapasan, produksi protein, pembelahan sel dan
pertumbuhan. Perairan yang kaya akan fosfat ditandai dengan banyaknya fitoplankton
sebaliknya perairan yang miskin fosfat ditandai dengan warna air yang jernih.
Kandungan fosfat yang berlebihan di perairan menyebabkan terjadinya blooming
fitoplankton, akibatnya mempengaruhi kondisi perairan seperti penurunan penetrasi sinar
matahari ke dalam badan air dan terganggunya keseimbangan oksigen antara kebutuhan saat
berlangsungnya respirasi dan pelepasan saat berlangsungnya fotosintesa . Oleh karena itu
pemberian pupuk fosfat lebih baik diberikan sedikit demi sedikit secara bertahap.

Tabel 7. Hubungan kandungan fosfat dan Kesuburan perairan


kesuburan perairan Kandungan fosfat (ppm)
0,000 – 0,020 rendah
0,021 – 0,050 cukup
0,051 – 0,100 baik
0,101 – 0,200 baik sekali
0,201 + lebih

2). Jenis-jenis Pupuk dan Komposisinya


Dalam kegiatan budidaya ikan, secara umum pupuk yang sering digunakan dapat dibedakan
menjadi dua yakni pupuk anorganik dan organik.
(a) Pupuk Anorganik
Pupuk anorganik merupakan pupuk buatan pabrik dimana komposisi dan jumlah
unsur-unsur penyusunnya tertentu. Beberapa keuntungan pupuk anorganik adalah
menyediakan unsur dalam jumlah dan perbandingan yang diinginkan, mudah larut dan dapat
langsung dimanfaatkan oleh organisme-organisme yang berklorofil setelah ditebarkan di air.
Jenis pupuk anorganik dapat dilihat pada Tabel 8.
(b) Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang berasal dari nabati dan hewani atau dari sisa
sampah buangan dari rumah tangga. Beberapa keuntungan penggunaan pupuk organik yakni
memperbaiki struktur tanah, terutama untuk tanah berpasir, menaikan daya serap tanah
terhadap air, mengandung unsur hara yang lengkap (C, H, O, N, P, K, S, Na, Ca, Mg, Mn, Cu,
Al, Si, Zn)
Tabel 8. Beberapa Komposisinya Reaksi pada air
jenis pupuk
anorganik Jenis
pupuk anorganik
1. Pupuk Nitrogen
a). Pupuk nitrat Kalsium Nitrat Kadar N Basa
[Ca(NO3)2] 15,5%
b). Pupuk Amonium Kadar N 21% Asam
amoniak sulfat
[(NH4)2]
Jenis pupuk Komposisinya Reaksi pada air
anorganik
c). Amoniak (NH3) Kadar N 46% Basa
cairan
2. Pupuk Fosfat
a). Triple superfosfat Superfosfat Kadar P2O5 36 –
(TSP) [Ca(PO4)2] 43%
b). Fosfat api Phenania fosfat Ca Na PO4]
3. Pupuk Kalium
a). Kalium sulfat Kadar [K2SO4] 44 – 45%
b). Kainit Kadar KCl 20 – 30%
c). Kalium Kalium klorida Kadar K 10%
magnesium sulfat (KCl), Magnesiun Kadar Mg 5%
sulfat (MgSO4)
4. Pupuk Campuran
a). Pupuk NP Fosfat NP 20 + 20 Asam
amonium nitrat (Kadar N 20%
Kadar P2O5
20%)
b). Pupuk PK P2O, K2O PK 25 + 25 Basa
c). Pupuk NPK NPK 17+17+17 Asam
5. Pupuk Kalsium
a). Kalsium oksida CaO Basa
(kapur
Jenis pupuk Komposisinya Reaksi pada air
anorganik
bakar)
b). Kalsium Ca (OH)2 Basa
hidroksida (kapur
mati)
c). Kalsium karbonat (CaCO3) Basa
Batu kapur
d). Kalsium silikat (Ca Si O3) Basa

 Pupuk hijau
Pupuk hijau merupakan pupuk organik yang berasal dari bahan-bahan nabati. Jenis pupuk
hijau yang terpenting digolongkan sabagai berikut:
(1) Pupuk hijau Leguminosae artinya berasal dari tanaman Leguminosae. Pada akar dikotil
tanaman Leguminosae terdapat bakteri yang dapat mengikat nitrogen dari udara. Bakteri ini
disebut bakteri kulit akar. Contoh tanaman dari golongan ini yaitu Rhizobium radicicola dan
orok-orok (Crotalaris sp).

(2) Pupuk hijau Non Leguminosae berasal dari tanaman yang tidak mengikat nitrogen.
Misalnya pupuk hijau dari tanaman gandum dan rerumputan
3). Teknik Pemupukan
Penentuan jumlah pupuk yang akan ditebarkan dalam areal budidaya sangat penting,
begitu pula jenis pupuknya. Banyak faktor yang mempengaruhi penentuan jumlah pupuk dan
jenisnya, diantaranya adalah kondisi tanah dan air baik sifat fisik, kimiawi dan biologi.
Setelah ditentukan jumlah pupuknya, langkah selanjutnya adalah merencanakan tata cara atau
teknik pemupukan yang akan dilakukan. Kekeliruan dalam tata cara pemupukan dapat
menimbulkan pengaruh yang merugikan atau tidak tercapainya tujuan pemupukan tersebut.
Salah satu contoh teknik pemupukan yang dilakukan dalam budidaya ikan di kolam sebagai
berikut :
1) Mula-mula tanah dasar kolam dibiarkan dijemur sampai kering atau retak—retak,
tetapi tidak sampai berdebu
2) Sebarkan pupuk organik, seperti pupuk kandang/kompos kering sebanyak 2000 –
3000 kg/ha.
3) Metode pemberian pupuk dapat dilakukan dengan cara ditebarkan, (dionggokkan) di
dasar kolam atau digantungkan dalam karung di badan air. Pupuk diaduk rata
kemudian disebar ke seluruh permukaan tanah dasar kolam.
4) Masukkan air ke dalam kolam dengan ketinggian 10 – 15 cm, kemudian dibiarkan
selama 2 – 3 hari. Hal ini dimaksudkan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas
pemupukan sehingga pakan alami dapat tumbuh dengan baik.
5) Selanjutnya dapat ditambah pupuk anorganik yaitu Urea + TSP dengan perbandingan
2 : 1 atau sebanyak 50 kg/ha : 25 kg/ha
6) Ketinggian air selanjutnya dapat dinaikkan secara perlahan-lahan sampai ketinggian
40 -60 cm dan akan terus dinaikkan dan dipertahankan pada ketinggian 75 -100 cm
tergantung kepadatan ikan yang ditebar.
7) Biasanya 7 – 10 hari setelah pemupukan warna air akan berubah. yang warna air
sudah hijau terang atau hijau muda menandakan pakan alami telah tumbuh dan benih
ikan sudah dapat ditebar.
8) Untuk menjaga pertumbuhan pakan alami bisa berjalan terus secara teratur,
pemupukan dapat diulang 3 – 4 kali selama masa pemeliharaan benih ikan. Pupuk
lanjutan cukup dengan pemberian Urea dan TSP yang dicampur dengan perbandingan
2 : 1 atau sebanyak 25 kg/ha : 12,5 kg/ha setiap pemberian.
Pemupukan kolam pendederan benih ikan dilakukan setelah pengolahan dasar kolam. Pupuk
yang digunakan dapat berasal dari pupuk organik maupun anorganik. Apabila menggunakan
pupuk organik berupa kotoran ayam, maka dosis yang dibutuhkan adalah 250 – 500 g/m2.
Sedangkan untuk pupuk anorganik, maka dapat digunakan TSP dan urea masing – masing 8 –
10 g/m2. Pupuk tersebut dapat ditebarkan secara langsung atau dapat dionggokkan di dasar
kolam. Untuk memutus siklus hama dan penyakit yang ada di dasar kolam, maka dilakukan
pengapuran. Kapur yang biasa digunakan berupa kapur pertanian dan ditebarkan dengan dosis
25 – 50 g/m2. Setelah dilakukan proses pengapuran, langkah selanjutnya adalah pemupukan
pada dasar kolam untuk menumbuhkan pakan alami yang dibutuhkan oleh benih ikan. Pupuk
yang digunakan dapat berasal dari pupuk organik maupun anorganik. Apabila menggunakan
pupuk organik berupa kotoran ayam, maka dosis yang dibutuhkan adalah 250 – 500 g/m2.
Sedangkan untuk pupuk anorganik, maka dapat digunakan TSP dan urea masing – masing 8 –
10 g/m2. Pupuk tersebut dapat ditebarkan secara langsung atau dapat dionggokkan di dasar
kolam.

Gambar 9. Penebaran Kapur pada Kolam Pendederan Ikan

Pengisian air kolam dilakukan setelah pemupukan dan pengapuran. Pengisian air dilakukan
dengan ketinggian 30 – 40 cm, kemudian pipa pemasukan air ditutup. Air kolam dibiarkan
selama 5-7 hari agar pakan alami tumbuh dengan baik. Air kolam pendederan diisi kembali
sampai ketinggian 50-70 cm. Menaikkan air tersebut dimaksudkan untuk mengencerkan
kepekatan pakan alami di dalam kolam.
Lampiran 2: Penilaian Pengetahuan dan Keterampilan
Bentuk soal : Pilihan ganda
No Aspek No IPK Teknik Bentuk Instrumen Rubik
IPK Penilaian Penilaian Penilaian Penilaian
1 Pengetahuan
3.3.1. Mejelaskan desain dan tata letak Tes Tulis Pilihan Ganda Terlampir Terlampir
wadah pedederan
3.3.2. Menjelaskan Jenis-jenis wadah Tes Tulis Pilihan Ganda Terlampir Terlampir
pedederan
3.3.3 Mejelaskan pengelolaan wadah dan Tes Tulis Pilihan Ganda Terlampir Terlampir
media pededran

2 Keterampilan 4.4.1 Mempraktekan desain dan tata letak Unjuk Daftar Check Terlampir Terlampir
wadah pedederan
Kerja List

Nama sekolah : SMK PERIKANAN Jumlah soal : 10


Mata Pelajaran : Desain dan Tata Letak Wadah pedederan Waktu : 30 menit
Kurikulum : 2013 Penyusun : Sherly Laumuru, S.Pi
Kompetensi dasar : 3.2 . Menerapkan desain dan tata letak wadah pedederan

No Materi Kelas/Se IPK Indikator Soal Level Bentuk No


mester Kognitif Soal Soal
1 Desain dan tata X1 SMK/I Menjelaskan Jenis komoditas Disajikan soal pilihan ganda, siswa Penalaran PG 1,2,3
letak wadah air payau dan air laut
(Ganjil) dapat mejawab
pedederan
2 Jenis-jenis wadah X1 SMK/I Menjelaskan lat dan bahan Disajikan soal pilihan ganda, siswa Penalaran PG 4,5,6
pedederan (Ganjil)
dapat mejawab
3 Pengelolaan wadah X1 SMK/I menentukan modal usaha Disajikan soal pilihan ganda, siswa Penalaran PG 7,8,9,1
dan media (Ganjil)
dapat mejawab 0
pedederan
Lampiran 3.
LKS
(LEMBAR KERJA SISWA)

a.Mengamati Gambar
 Kerjakan sesuai petunjuk dibawah ini :
Kelompok 1.

Kelompok 2.
Kelompok 3.

Kelompok 4.
Kelompok 5.
KARTU SOAL
(Pilihan Ganda)
Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 SERAM BARAT

Mata Pelajaran : BUDIDAYA PERAIRAN

Kurikulum : 2013

Kompetensi Dasar : 3.3. Menerapkan rencana kegiatan teknik pedederan komoditas air
payau dan air laut
Materi : Jenis komoditas air payau dan air laut, alat dan bahan pedederan,
modal usaha, analisa usaha.
Kelas/Semester : XI Perikanan 1/ 1
Indikator Soal : Disajikan soal menjelaskan Jenis komoditas air payau dan air laut,
menjelaskan alat dan bahan pedederan, menentukan modal usaha,
menghitung analisa usaha.
Level Kognitif : PENALARAN

Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dibawah ini.

1. Jenis atau biota yang mampu hidup dalam campuran antara air tawar dan air laut adalah
pengertian dari…….
b. Komoditas air tawar
c. Komoditas air laut
d. Komoditas air payau
e. komoditas air asin

2. di bawah ini merupakan jenis-jenis komoditas air payau kecuali…


a. Ikan nila
b. ikan bandeng
c. ikan kuwe
d. udang

3. Perhatikanlah jenis komoditas di bawah ini.


1. Ikan kerapu, ikan kuwe, ikan nila, ikan bandeng
2. Ikan kerapu, ikan kuwe, kepiting, udang
3. ikan kerapu, ikan kuwe, teripang, rumput laut
4. ikan kerapu, kerang, ikan ikan kuwe, teripang
yang termasuk dama komoditas air laut adalah
a. 1 dan 2 benar
b. 1 dan 2 salah
c. 3 dan 4 salah
d. 3 dan 4 benar
4. Alat yang digunakan dalam kegiatan pedederan adalah sebagai berikut kecuali
1. Ember, aerator.jerigen,
2. Seser, selang air, pompa air,
3. Hapa/jaring
4. Timbangan

5. Alat yang digunakan untuk membantu menambah oksigen saat hendak melakukan
pedederan benih ikan agar larva tetap sehat dan tumbuh dengan cepat adalah
a. selang air
b. pompa air
c. aerator
d. ember

6. Sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
suatu usaha merupakan pengertian dari…
a. investasi
b. modal
c. biaya tetap
d. biaya variabel

7. Jenis-jenis modal dapat dibedakan atas 3 bagian. Berikut yang termasuk dalam jenis
jenis modal berdasarkan sumber modal adalah
a. modal perorangan
b. modal internal
c. modal eksternal
d. b dan c benar

8. Analisa usaha adalah……


a. sekumpulan uang atau barang yang digunakan sebagai dasar untuk melaksanakan
suatu pekerjaan/usaha
b. kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam
melaksanakan suatu kegiatan usaha
c. penanaman aset atau dana yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau
perorangan untuk jangka waktu tertentu demi memperoleh timbal balik yang lebih
besar di masa depan.
d. modal yang didapatkan dari perusahaan itu sendiri biasanya dari hasil penjualan.

9. di bawah ini yang tidak termasuk dalam biaya variabel adalah…..


a. pakan tambahan
b. obat-obatan
c. biaya angkut
d. kolam kerambah

10. Rumus untuk menghitung keuntungan per bulan dalam usaha budidaya ikan kerapu
adalah…..
a. total investasi / keuntungan
b. total pendapatan - total biaya operasional
c. biaya total + biaya variabel
d. total pendapatan + total biaya operasional

Nilai = JUMLAH JAWABAN BENAR x100


JUMLAH SOAL

Kunci Jawaban:

1. C
2. C
3. D
4. D
5. C
6. B
7. D
8. B
9. D
10. A
Lampiran 5 : Penilaian Ketrampilan : Unjuk Kerja ( laporan pengamatan )
Penilaian Laporan hasil pengamatan

Aspek yang di Skor Kriteria Komentar


ni lai
Lay out 6- 10 Sangat baik : Cover depan , nama
laporan jelas, kelas, judul pengamatan ,
diskripsi tanggal , bulan dan tahun (diketik)
original.
1-5 Kurang baik : Cover depan : tidak
memenuhi salah satu unsure diatas
Isi laporan 60 – 80 Sangat baik-Sempurna : sesuai
dengan sistematka : judul , tanggal
pelaksanaan , tujuan percobaan ,
dasar teori , alat bahan . langkah
kerja ,hasil pengamatan dan
pembahasan , kesimpulan . daftar
pustaka
40 – 59 Cukup-baik : cukup : jika tidak
ada daftar pustaka

20 – 39 Sedang – Cukup : jika tidak ada


kesimpulan dan daftar pustaka
10 - 19 Sangat kurang- Kurang : Tidak
sesuai dengan sistematika pelapora
Teknik 6-10 Sangat baik- Sempurna : font,
pengetikan spasi dan margin sesuai criteria

1-5 Kurang – Baik : font, spasi dan


margin tidak sesuai criteria

Lampiran 6: Penilaian sikap : Presentasi kerja kelompok


INSTRUMEN PENILAIAN KERJA KELOMPOK
Materi : Desain dan Tata Letak Wadah Pedederan
Kelas/Semester : X1/I
Hari/Tanggal : 26 Agustus 2019.

wab Tanggungjja
Kepedulian
Kerjasama

Kejujuran
Disiplin
Jumlah
No. Nama Nilai
Skor

1. Junaidin Tarmon
2. Samsir Samal
3. Wa Nurma
4. Isna Sari
5. Wa Fitria Ode
6. Wa Widya Wati
7. Ruqoyyah arafikah
8. Rosdiana Tomagola
9. Titi La Idi
10 Windi
11 Wiwin Moni
12 Sabaria
13 Arfian
14 Rusdin Ngone
15 La Jasno
16 Dandi Darma Ali
17 Sugianto
18 Rahmat Ramadani
19 Wa Ode Lin
20 Widya Kaimudin
21 La Anan
22 Mirati
23 Fivin kaimudin
24 Indah Sri Ningsih
25 Fatir Ahmad
26 Arman Samal

INSTRUMEN PENILAIAN PRESENTASI

Topik :: Desain dan Tata Letak wadah Pedederan


Hari/ tanggal : 26 Agustus 2019
Kelas / Semester : X1/I
Jumlah Siswa : 26 orang.
Menyampaikan Menanggapi Mempertahankan Jlh Nilai
No Nama siswa pendapat (1) (2) argumentasi (3) score
(4)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Junaidin
Tarmon
2. Samsir
Samal
3. Wa Nurma
4. Isna Sari
5. Wa Fitria
Ode
6. Wa Widya
Wati
7. Ruqoyyah
arafikah
8. Rosdiana
Tomagola
9. Titi La Idi
10 Windi
11 Wiwin Moni
12 Sabaria
13 Arfian
14 Rusdin
Ngone
15 La Jasno
16 Dandi
Darma Ali
17 Sugianto
18 Rahmat
Ramadani
19 Wa Ode Lin
20 Widya
Kaimudin
21 La Anan
22 Mirati
23 Fivin
kaimudin
24 Indah Sri
Ningsih
25 Fatir Ahmad
26 Arman
Samal

Ketentuan skor :
SKO KETERANGAN
R
1 jika peserta didik sangat kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang
tertera dalam indikator ( SKK)
2 jika peserta didik kurang konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator, tetapi belum konsisten ( KK)
3 jika peserta didik mulai konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator ( MK)
4 jika peserta didik konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera dalam
indikator ( K )
5 jika peserta didik selalu konsisten memperlihatkan perilaku yang tertera
dalam indikator ( SK)

FORMAT PENILAIAN SIKAP KERJA KELOMPOK

Nilai = Jumlah Skor X 100


Skor perolehan

Anda mungkin juga menyukai