Anda di halaman 1dari 37

MODUL AJAR DASAR-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN

KELAS X
Tahun pelajaran 2021/2022

MANAJEMEN KEGIATAN AGRIBISNIS PERIKANAN


A. Bagian I: Informasi Umum

Nama Penyusun Yeyen, S.Pi


Nama Sekolah SMKN 1 Sungai Raya
Fase / Kelas E / X API
Capaian Pembelajaran Pada akhir fase E, peserta didik mampu memahami
tentang manajemen kegiatan agribisnis perikanan yaitu
pengelolaan sumber daya alam dasar, pengelolaan sumber
daya manusia, alur produksi perikanan yang berkelanjutan,
pengelolaan limbah dengan prinsip 8R (Rethink, Refuse,
Reuse, Refurbish, Repair, Repurpose, Recycle), serta
pelestarian kearifan lokal, keselamatan, Kesehatan Kerja
dan Lingkungan Hidup (K3LH)
Jumlah Pertemuan 4
Alokasi waktu (menit) 24 JP (6 x 45 menit)

Elemen / Domain Manajemen Kegiatan Agribisnis Perikanan

Kompetensi Awal 1. Memahami Kegiatan agribisnis perikanan


2. Dapat menggunakan peralatan dan perlengkapan di
tempat kerja

Profil Pelajar Pancasila Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlaq, kebhinekaan global, gotong royong, bernalar
kritis, kreatif, mandiri.
Sarana Prasarana • RPS Lab Basah Perikanan
• Pelindung tangan (sarung tangan kain, karet)
• Pakaian kerja (wearpack/jas laboratorium/baju lapang) •
• Topi pelindung/helm kerja
• Pelindung pernafasan (masker/respirator)
• Alas kaki (sepatu boots)
• Papan tulis
• Spidol
• Komputer/Laptop
• Jaringan Internet
• LCD Proyektor

Target Peserta Didik Regular/tipikal


Model Pembelajaran Discovery Learning
Moda Pembelajaran Luring
Metode Pembelajaran Diskusi, tanya jawab, praktik, dan presentasi
Sumber Pembelajaran Buku Paket, Modul, Internet dan Lainnya
Media Pembelajaran PPT, Video Youtube
B. BAGIAN II: KOMPONEN INTI

Tujuan Pembelajaran 1. Peserta didik mampu memahami tentang manajemen


kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan sumber daya
alam dasar secara kreatif dan mandiri
2. Peserta didik mampu memahami tentang manajemen
kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan sumber daya
manusia secara kreatif dan mandiri
3. Peserta didik mampu memahami tentang alur produksi
perikanan yang berkelanjutan secara kreatif dan mandiri
4. Peserta didik mampu memahami tentang pengelolaan
limbah dengan prinsip 8 R (Rethink, Refuse, Refurbish,
Repair, Repurpose, Recycle) secara kreatif dan mandiri
5. Peserta didik mampu memahami tentang pelestarian
kearifan lokal secara kreatif dan mandiri
6. Peserta didik mampu memahami tentang keselamatan,
Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) secara
kreatif dan mandiri

Pemahaman Bermakna 1. Peserta didik dapat memahami proses bisnis secara


menyeluruh di industri agribisnis perikanan
2. Peserta didik dapat memahami pentingnya penerapan
prosedur K3LH dalam mengembangkan usaha
budidaya perikanan

Pertanyaan Pemantik 1. Apa yang saudara pahami tentang agribisnis, agribisnis


perikanan dan manajemen agribisnis perikanan?
2. Apa hubungan antara usaha perikanan dan manajemen
agribisnis perikanan ?
3. Tahukah saudara pentingnya penerapan prosedur
K3LH dalam mengembangkan usaha budidaya
perikanan

Persiapan 1. Guru menyiapkan video tentang manajemen kegiatan


Pembelajaran agribisnis perikanan
https://www.youtube.com/watch?v=5zccqQrIdlI
2. Guru membuat presentasi tentang manajemen kegiatan
agribisnis perikanan
3. Guru membuat LKPD dan menggandakan LKPD

Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan
guru.
3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik :
a. Apa yang saudara pahami tentang agribisnis, agribisnis perikanan dan
manajemen agribisnis perikanan?
b. Apa hubungan antara usaha perikanan dan manajemen agribisnis perikanan ?

Kegiatan Inti (220 Menit)


Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
- Peserta didik mengamati tayangan video proses bisnis di industri perikanan yang
disajikan guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu,
https://www.youtube.com/watch?v=5zccqQrIdlI
- Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap
hasil pengamatan dari video yang diberikan.

Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah)


- Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi
masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk
menyelesaikan masalah pada video tersebut.
- Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan
diskusi tentang manajemen kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan sumber
daya alam dasar dan manajemen kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan
sumber daya manusia sesuai LKPD
- Guru membagikan LKPD ke peserta didik
- Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT

Tahap III : Data collection (pengumpulan data)


- Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan
d i s k u s i yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait diskusi, mencari tahu
prosedur penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses
pengetahuan barunya melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet,
modul yang disediakan, atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan
manajemen kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan sumber daya alam dasar
dan manajemen kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan sumber daya manusia
- Peserta didik m e l a k u k a n diskusi kelompok mengenai manajemen kegiatan
agribisnis perikanan pengelolaan sumber daya alam dasar dan manajemen
kegiatan agribisnis perikanan pengelolaan sumber daya manusia
- Peserta didik menyajikan hasil diskusi dalam bentuk lembar kerja
- Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok.

Tahap IV : Data processing (pengolahan data)


- Dari hasil menggali informasi bersama kelompoknya, peserta didik berdiskusi
dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi
penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara
bertanggung jawab

Tahap V : Verification (pembuktian)


- Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan
masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek)
untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan

Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan)

- Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat


dipresentasikan
- Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi.

Kegiatan Penutup (20 menit)


1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa

Pertemuan 2 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan
guru.
3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan
yang akan diterapkan dalam pembelajaran
4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik :
a. Apa yang dimaksud dengan kesehatan dan keselamatan kerja ?
b. Mengapa kesehatan dan keselamatan kerja penting ?
c. Bagaimana penerapannya di bidang perikanan budidaya ?

Kegiatan Inti (220 Menit)


Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
- Peserta didik mengamati tayangan video tentang alur produksi perikanan yang
berkelanjutan yang disajikan guru untuk menumbuhkan rasa ingin tahu.
(suhana.web.id/2021/03/29/mewujudkan-produk-perikanan-berkelanjutan/)
- Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap
hasil pengamatan dari video yang diberikan.

Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah)


- Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi
masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk
menyelesaikan masalah pada video tersebut.
- Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan
diskusi alur produksi perikanan sesuai LKPD
- Guru membagikan LKPD ke peserta didik
- Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT

Tahap III : Data collection (pengumpulan data)


- Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan diskusi
yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait praktik, mencari tahu prosedur
penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya
melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan,
atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan alur produksi perikanan
- Peserta didik m e l a k u k a n diskusi s e c a r a b e r k e l o m p o k mengenai alur
produksi perikanan
- Peserta didik menyajikan hasil pengamatan dan diskusi dalam bentuk lembar
kerja
- Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok.

Tahap IV : Data processing (pengolahan data)


- Dari hasil menggali informasi dan praktik bersama kelompoknya, peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi
penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara
bertanggung jawab

Tahap V : Verification (pembuktian)


- Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan
masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek)
untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan

Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan)


- Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat
dipresentasikan
- Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi.

Kegiatan Penutup (20 menit)


1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa

Pertemuan 3 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan
guru.
3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik :
a. Menurut saudara apakah usaha perikanan memberikan limbah industry ?
b. Jika ada, bahagimana penanganan limbah tersebut ?
c. Apakah kalian paham pengelolaan limbah dengan prinsip 8 R (Rethink, Refuse,
Refurbish, Repair, Repurpose, Recycle)?

Kegiatan Inti (220 Menit)


Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
- Peserta didik mengamati tayangan video pengelolaan limbah dengan prinsip 8 R
(Rethink, Refuse, Refurbish, Repair, Repurpose, Recycle)
(https://www.youtube.com/watch?v=njWYfA1cD9k)
- Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap
hasil pengamatan dari video yang diberikan.

Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah)


- Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi
masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk
menyelesaikan masalah pada video tersebut.
- Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan
wawancara dan diskusi tentang pengelolaan limbah dengan prinsip 8 R (Rethink,
Refuse, Refurbish, Repair, Repurpose, Recycle) sesuai LKPD
- Guru membagikan LKPD ke peserta didik
- Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT

Tahap III : Data collection (pengumpulan data)


- Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan diskusi
yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait praktik, mencari tahu prosedur
penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya
melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan,
atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan pengelolaan limbah
dengan prinsip 8 R (Rethink, Refuse, Refurbish, Repair, Repurpose, Recycle)
- Peserta didik m e l a k u k a n praktik s e c a r a b e r k e l o m p o k dan berdiskusi
dalam kelompok mengenai pengelolaan limbah dengan prinsip 8 R (Rethink,
Refuse, Refurbish, Repair, Repurpose, Recycle)
- Peserta didik menyajikan hasil pengamatan praktik dalam bentuk lembar kerja
- Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok.

Tahap IV : Data processing (pengolahan data)


- Dari hasil menggali informasi dan praktik bersama kelompoknya, peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi
penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara
bertanggung jawab

Tahap V : Verification (pembuktian)


- Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan
masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek)
untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan

Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan)


- Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat
dipresentasikan
- Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi.

Kegiatan Penutup (20 menit)


1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa

Pertemuan 4 (6 x 45 menit)
Kegiatan Awal (20 Menit)
1. Peserta didik dan Guru memulai pembelajaran dengan berdoa bersama.
2. Peserta didik disapa dan melakukan pemeriksaan kehadiran bersama dengan
guru.
3. Peserta didik bersama dengan guru membahas tentang kesepakatan yang akan
diterapkan dalam pembelajaran
4. Peserta didik melakukan pretest melalui pertanyaan diagnostik
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui pertanyaan pemantik :
a. Apakah yang dimaksud dengan kearifan lokal?
b. Kenapa diperlukan pelestarian kearifan lokal pada budidaya perikanan ?
c. Menurut anda bagaimanakah keselamatan, Kesehatan kerja dan Lingkungan
Hidup (K3LH) pada bidang perikanan ?

Kegiatan Inti (220 Menit)


Tahap I : Stimulation (Pemberian Rangsangan)
- Peserta didik mengamati tayangan video tentang pelestarian kearifan lokal dan
keselamatan, Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) yang disajikan guru
untuk menumbuhkan rasa ingin tahu,
https://www.youtube.com/watch?v=5VG1OLt2Yt8
- Memfasilitasi peserta didik untuk bertanya atau memberikan pendapat terhadap
hasil pengamatan dari video yang diberikan.

Tahap II : Problem statement (identifikasi masalah)


- Peserta didik secara responsif mengemukakan ide secara lisan/tulisan identifikasi
masalah dari hasil pengamatan terkait dengan apa yang diketahui dan apa yang
ditanyakan dari video dan kondisi penting apa yang menjadi kata kunci untuk
menyelesaikan masalah pada video tersebut.
- Guru membagi kelompok masing-masing terdiri dari 4-5 orang untuk melakukan
praktik pengamatan pelestarian kearifan lokal dan keselamatan, Kesehatan kerja
dan Lingkungan Hidup (K3LH) sesuai LKPD
- Guru membagikan LKPD ke peserta didik
- Guru menjelaskan LKPD melalui tayangan PPT

Tahap III : Data collection (pengumpulan data)


- Secara proaktif, peserta didik menggali informasi agar dapat melakukan praktik
yang telah diidentifikasi sebelumnya, materi terkait praktik, mencari tahu prosedur
penyelesaian. Dalam hal ini peserta didik dapat mengakses pengetahuan barunya
melalui kegiatan membaca dari hasil browsing di internet, modul yang disediakan,
atau sumber-sumber terkait yang berhubungan dengan pelestarian kearifan lokal
dan keselamatan, Kesehatan kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH)
- Peserta didik m e l a k u k a n diskusi s e c a r a b e r k e l o m p o k mengenai
konsep pelestarian kearifan lokal dan keselamatan, Kesehatan kerja dan
Lingkungan Hidup (K3LH)
- Peserta didik menyajikan hasil pengamatan praktik dalam bentuk lembar kerja
- Guru memberikan pendampingan dan pengarahan ke setiap kelompok.
Tahap IV : Data processing (pengolahan data)
- Dari hasil menggali informasi dan praktik bersama kelompoknya, peserta didik
berdiskusi dalam kelompoknya untuk menyusun langkah-langkah atau strategi
penyelesaian masalah dan menuangkannya pada lembar kerja secara
bertanggung jawab
Tahap V : Verification (pembuktian)
- Peserta didik melakukan verifikasi dan mengevaluasi dalam memecahkan
masalah yaitu saling bertanya, berdiskusi di kelompoknya (saling mengecek)
untuk finalisasi penyelesaian agar dapat dipertanggungjawabkan
Tahap VI : Generalization (menarik kesimpulan)
- Menginstruksikan peserta didik terhadap hasil pekerjaan untuk dapat
dipresentasikan
- Menfasilitasi peserta didik dari perwakilan kelompok untuk mempresentasikan
hasil diskusi kelompoknya di depan kelas dan yang lain dapat menanggapi.

Kegiatan Penutup (20 menit)


1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami pada guru
2. Peserta didik mengomunikasikan kendala yang dihadapi selama mengerjakan
3. Peserta didik menerima apresiasi dan motivasi dari guru.
4. Peserta didik dan guru mengakhiri pembelajaran dengan berdoa

Refleksi 1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?


2. Apakah semua siswa aktif dalam kegiatan
pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan siswa yang dapat diidentifikasi pada
kegiatan pembelajaran?
4. Apakah siswa yang memiliki kesulitan ketika
berkegiatan dapat teratasi dengan baik?
5. Apa level pencapaian rata-rata siswa dalam kegiatan
pembelajaran ini?
6. Apakah seluruh siswa dapat dianggap tuntas dalam
pelaksanaan pembelajaran?
7. Apa strategi agar seluruh siswa dapat menuntaskan
kompetensi?

Asesmen Asesmen Diagnostik


Asesmen Formatif : Lembar Kerja Peserta Didik
Asesmen Sumatif : Soal Latihan
Sungai Raya, 12 Juli 2022
Mengetahui, Guru Mata Pelajaran
Kepala Sekolah

Yeyen, S.Pi
Hamali Hd, S.Pd Nip. 19790411 200604 2 011
NIP. 19730523 200604 1 015

C.BAGIAN III : LAMPIRAN


BAHAN BACAAN

1. Proses Bisnis Agribisnis Perikanan

Negara Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang ditunjukan dengan


banyaknya pulau-pulau di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ikan yang banyak
dan varisi atau keanekaragaman ikan yang sangat kaya. Nilai ekonomi usaha perikanan
termasuk industri bioteknologi kelautan dan perairan tawar mampu memberikan devisa
negara yang besar setiap tahun. Nilai ekonomi yang besar ini baru dihasilkan dari aktivitas
usaha produksi dan pengolahan (pasca panen) hasil perikanan. Aktivitas bisnis (usaha)
perikanan mampu membangkitkan begitu banyak dampak ekonomi terhadap industri
penunjang usaha perikanan (seperti jaring, mesin kapal, kincir air tambak, pabrik pakan
ikan, pabrik es, dan cold storage), jasa transportasi, perhotelan, bank, dan lain sebagainya.

Dampak dari adanya peningkatan hasil potensi perikanan dan kelautan yang
dikelola dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mendukung
terciptanya industrialisasi perikanan di Indonesia. Ada beberapa faktor yang harus
dikuasai oelh para pelaku bisnis di bidang agribisnis perikanan untuk mendapatkan
hasil yang maksimal dari bisnis perikanannya, yaitu perencanaan produk, mata
rantai pasok (suplay chain), logistic perikanan dan proses produksi.

a. Perencanaan Produk

Perencanaan produk adalah kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang
akan dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan. Definisi
perencanaan produk itu sendiri adalah perencanaan tentang apa dan berapa
produksi yang akan dibuat oleh perusahaan dalam periode tertentu di waktu yang
akan datang.

Perencanaan produksi dapat didefinisikan juga sebagai suatu proses untuk


memproduksi produk atau barang-barang pada suatu periode tertentu yang
ditentukan melalui pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja,
bahan baku, dan sumber daya peralatan lainnya.

Perencanaan produk atau jasa meliputi berbagai aktifitas seperti uji pemasaran;
pemosisian produk dan merek; pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan
pilihan produk; fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk; penghapusan produk
lama; dan penyediaan layanan konsumen. Di bidang agribisnis perikanan, kegiatan
perencanaan produk adalah seperti merencanakan bibit ikan tertentu pada suatu
periode produksi, perencanaan membuat produk hasil olahan perikanan,
perencanaan produksi udang Windu, atau perencanaan untuk memproduksi ikan
hasil pembesaran dan lainnya.

Perencanaan dalam bisnis perikanan harus diperhatikan secara matang dan


tanggung jawab tinggi. Kemampuan dalam perencanaan produk perikanan
merupakan salah satu kemampuan kepemimpinan yang harus dikuasai oleh
entrepreneur (pengusaha) agibisnis perikanan.

Kemampuan kepemimpinan pengusaha ikan sangat penting untuk :

1) Mengambil keputusan dan mengelola resiko

2) Memutuskan untuk menjadi wirausahawan mandiri

3) Menumbuhkan sifat pantang menyerah

4) Mengelola konflik

5) Mengetahui visi, misi serta merencanakan strategi yang akan dirumuskan.

b. Mata Rantai Pasok (Suplay Chain)

Pada prinsip industri, seperti di dalam bisnis manufakturing, kegiatan industrinya


adalah mengkonversikan beberapa bahan mentah serta bahan-bahan
pendukungnya menjadi sebuah produk barang jadi (siap pakai) dan
mendistribusikannya kepada pelanggan. Dengan melaksanakan kegiatan merubah
bahan dasar menjadi produk siap pakai dan kemudian mengirimkan ke pelanggan
merupakan kegiatan Supply Chain atau Rantai Pasokan.

Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang sgribisnis
perikanan, kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan
efektif dan efisien sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan
bisnisnya. Untuk mendapatkan hasil maksimal dari kegiatan rantai pasok ini
biasanya diperlukan manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya.
Manajemen tersebut biasanya disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau
Supply Chain Management (SCM).

Definisi singkat Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan
adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan
pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk
ataupun layanan jasa kepada pelanggan yang mencakup administasi harian,
operasi, logistik dan pengolahan informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.
Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management
atau Manajemen Rantai Pasokan adalah mekanisme yang menghubungkan semua
pihak yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan
mentah menjadi barang jadi.

Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut bertanggung


jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada pelanggan pada
waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien. Dalam agribisnis
perikanan, bisnis yang sering dilaksanakan biasanya selain menjual ikannya secara
langsung, bisa juga produk lain dengan bahan baku ikan, ini disebut dengan produk
perikanan. Produk Perikanan adalah setiap bentuk produk pangan yang berupa ikan
utuh atau produk yang mengandung bagian ikan, termasuk produk yang sudah
diolah dengan cara apapun yang berbahan baku utama ikan. Dengan demikian,
runtutan alur atau urutan produk dari produsen sampai ke konsumen merupakan
mata rantai pasok. Sebagai contoh, berikut adalah mata rantai pasok dalam
agribisnis perikanan:

c. Logistik Perikanan

Kegiatan logistik perikanan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan mata rantai
pasok atau Supply Chain Manajement (SCM). Urutan kegiatan logistik perikanan
dimulai dari produksi perikanan atau produk perikanan, bahan baku dan alat
produksi sampai pada pengolahan informasi tentang pengadaan, penyimpanan
dan distribusi produk perikanan ke konsumen. Pemerintah melalui peraturan
Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 5/Permen-Kp/2014
mendefinisikan Sistem Logistik Ikan Nasional, yang selanjutnya disingkat SLIN
sebagai berikut :

SLIN adalah sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan
dan alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai
dengan distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan
kapasitas dan stabilisasi sistem produksi perikanan hulu‐hilir, pengendalian disparitas
harga, serta untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri
Dari definisi Sistim Logistik Ikan Nasioal diatas, dapat dipetakan beberapa
kegiatan logistik yang harus dikuasai oleh para manajemen pelaku usaha yang
bergerak di agribisnis perikanan, yaitu :
1) Penguasaan sistem manajemen rantai pasokan ikan
2) Penyediaan produk perikanan
3) Penyediaan bahan dan alat produksi
4) Kemampuan mengumpulkan informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan,
sampai dengan distribusi
5) Pembuatan kebijakan bisnis untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi
sistem produksi perikanan
6) Pengendalian disparitas harga, serta
7) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

d. Proses Produksi

Kegiatan terpenting dari sebuah kegiatan bisnis adalah produk itu sendiri. Produk
merupakan barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan yang merupakan hasil
dari kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk
dikenal dengan kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya
menghasilkan produk dikenal dengan kegiatan produksi.

Proses produksi merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-bahan


pembantu, tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang
dipergunakan. Menurut ahli lain, Subagyo, mendefinisikan proses produksi
adalah proses masukan menjadi keluaran. Subagyo (2000) menjelaskan bahwa
ada 3 jenis proses produksi, yaitu proses produksi secara terus menerus, proses
produksi putus-putus dan proses produksi intermediated. Berikut adalah
penjelasan proses produksi.

1) Proses produksi terus menerus Proses produksi terus menerus adalah proses
produksi yang tidak pernah berganti macam atau jenis barang yang
dikerjakan.
2) Proses produksi putus-putus Dikatakan proses produksi terputus-putus
karena perubahan proses produksi setiap saat terputus apabila terjadi
perubahan macam barang yang dikerjakan.
3) Proses produksi intermediated Dalam kegiatan produksi yang yang
sesungguhnya, proses produksi terus menerus dan terputus-putus tidak
sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran atau kombinasi dari
kedua proses produksi. Hal ini disebabkan karena macam atau jenis prodak
yang berbeda tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap
macamnya agak banyak.

Dalam agribisnis perikanan, kegiatan atau proses produksi bisnis perikanan bisa
dikategorikan pada 3 jenis produksi, yaitu :

1) Proses Produksi Melalui Kegiatan Budidaya

Proses produksi ini biasanya menghasilkan produk yang berupa bibit ikan, ikan siap
dijadikan indukan dan ikan segar untuk konsumsi. Kegiatan produksi saat proses
produksi adalah pemijahan yang akan menghasilkan produk larva ikan, pendederan
yang akan menghasilkan produk bibit ikan dan pembesaran yang akan menghasilkan
produk ikan siap konsumsi dan calon indukan ikan.

2) Proses Produksi Penangkapan Ikan

Proses produksi pada sektor penangkapan ikan biasanya dilakukan diperairan


lepas, seperti di laut. Perikanan di lautan memiliki macam dan ragam yang sangat
banyak. Terlebih jika manusia telah mampu menganalisa ikan yang ada di perairan
dasar laut. Akan tetapi kemampuan manusia dan peralatan saat ini masih sangat
terbatas.

Penangkapan ikan di laut merupakan kegiatan yang dilakukan diseluruh dunia


kecuali di daerah yang perairan yang kedalamannya tidak terjangkau, arus terlalu
kuat dan membahayakan serta di perairan yang terlarang karena undang-undang
internasional. Produk yang dihasilkan dari proses produksi penangkapan ikan
berupa ikan laut segar, kerang-kerangan dan rumput laut

3) Proses Produksi Pengolahan Hasil Perikanan

Proses produksi pada pengolahan hasil perikanan memiliki jenis yang sangat
beragam. Mulai dari pembuatan makanan kaleng dengan bahan utama ikan, produk
ikan yang di asap, fermentasi ikan, penggaraman ikan dan lain-lain.
Penanganan produksi ikan yang diolah memiliki tingkat kerumitan tersendiri, mulai
dari penyediaan bahan baku ikan yang berkualitas, proses produksi yang harus
bersih (higienis) serta pemasaran yang lebih gencar. Pelaku bisnis pengolahan hasil
perikanan memiliki peran penting dalam mensuplai asupan gizi konsumennya.
Konsumen yang tidak menyukai ikan secara utuh, bisa mendapatkan gizi dari ikan
seperti protein dan asam amino esensial melalui produk olahan yang berasal dari
ikan itu sendiri.

2. Kebutuhan sumberdaya manusia


Dalam merencanakan kebutuhan Sumber Daya Manusia secara efektif, perusahaan harus
memiliki ide yang jelas tentang apa yang sebenarnya dibutuhkan dan akan menjadi apa
mereka nantinya. Dalam hal ini perlu memperhatikan bagaimana saat ini karyawan tersebut
dikembangkan, seberapa sesuai kemampuan yang mereka miliki sekarang digunakan, dan
bagaimana supply kemampuan saat ini sesuai dengan kebutuhan nantinya.

Pemahaman tentang hal ini membutuhkan apresiasi terhadap perubahan kondisi dan
antisipasi dampak kejadian masa datang baik pada supply kemampuan dengan kebutuhan
akan kemampuan terhadap rencana bisnis.

Analisis kebutuhan sumber daya manusia berusaha menentukan sumber daya manusia
bagaimana yang dibutuhkan oleh organisasi untuk mempertahankan pertumbuhannya serta
memanfaatkan peluang di waktu mendatang. Analisis kebutuhan sumber daya manusia
tidaklah harus menghasilkan estimasi yang akurat akan kebutuhan sumber daya manusia di
masa depan, agar dapat disebut bermanfaat. Proses analisis kebutuhan itu sendiri terlepas dari
jumlah yang dihasilkan memudahkan proses perencanaan.

Analisis kebutuhan menyebabkan manajer wajib untuk memikirkan masa mendatang


serta mengantisipasi berbagai kejadian yang kemungkinan terjadi, meskipun kejadian itu
pada akhirnya tidak seperti yang diperkirakan semula.

Analisis kebutuhan akan kebutuhan sumber daya manusia seringkali dibagi lagi ke
dalam peramalan jangka panjang dan jangka pendek. Jenis terakhir ini hampir tidak
terhindarkan pada sebagian besar perusahaan, tetapi suatu penelitian atas 589 anggota
American Society of Personal Administration mengungkapkan bahwa hanya 32%
melaporkan adanya perencanaan jangka panjang atau kebutuhan sumber daya manusia
dalam organisasi mereka (Priyono, 2010).

Masalah yang paling membingungkan dalam analisis kebutuhan permintaan sumber


daya manusia adalah memperkirakan huhungan antara permintaan terhadap sumber daya
manusia dengan keluaran (out put) - barang dan jasa - yang dihasilkan oleh perusahaan.
Analisis kebutuhan baik permintaan SDM maupun suplai internal yang tersedia hendaknya
meliputi: pengalaman, kemampuan, jenis kelamin.
Organisasi yang berbeda mempunyai kebutuhan yang berbeda, sehingga ramalan
haruslah dibuat sesuai dengan organisasi tersebut. Jumlah rincian yang dibutuhkan dapat
bervariasi dengan ukuran organisasi, akurasi informasi yang tersedia, dan rencana khusus
yang telah diperhitungkan.
Perhitungan ini mempengaruhi analisis kebutuhan dalam beberapa hal yaitu:
(1) tipe organisasi, perusahaan manufaktur cenderung lebih kompleks dibandingkan
perusahaan jasa,
(2) ukuran organisasi, semakin besar organisasi semakin besar karyawan yang dibutuhkan
(3) penyebaran organisasi, semakin tersebar secara geografis semakin sukar melakukan
Analisis kebutuhan SDM karena adanya tekanan pasar tenaga kerja
(4) akurasi informasi, ketepatan informasi akan memudahkan melakukan analisis
kebutuhan SDM yang mendekati akurasi, sehingga memudahkan dalam memberikan
judgment (Priyono, 2010)

Priyono, 2010 juga menjelaskan bahwa proses analisis kebutuhan paling tidak
memperhatikan enam hal yaitu:

1) Memahami lingkungan dan kondisi organisasi, meliputi: suplai tenaga kerja eksternal,
paksaan hukum, ekonomi, desain tugas dan struktur organisasi. Perubahan teknologi,
pola produktivitas, dan kecenderungan yang ada, filosofi dan kebijakan manajemen,
tujuan dan perencanaan. Pola perputaran dan mobilitas tenaga kerja.
2) Analisis SDM saat ini (tenaga kerja yang tersedia), data demografi, data penilaian,
interes tenaga kerja, pengalaman dan pendidikan.
3) Persediaan tenaga kerja (SDM) yang diproyeksikan di masa depan, pengurangan,
mobilitas, penggunaan skill, perubahan produktivitas.
4) Analisis keperluan SDM saat ini, posisi otorisasi, struktur organisasi, perpaduan
pekerjaan, kriteria perencanaan.
5) Keperluan SDM untuk masa yang akan datang, perubahan organisasi, anggaran,
perubahan perencanaan dalam aktivitas/operasional.
6) Forcasting diperlukan/ditampilkan, kebutuhan rekrutmen, kebutuhan latihan dan
pengembangan, perencanaan suksesi dan mobilitas, perubahan kebijakan, perubahan
jabatan dan organisasional

a. Pengadaan dan seleksi sumberdaya manusia


Priyono (2010) menjelaskan bahwab pengadaan (procurement) adalah fungsi
operasional pertama MSDM. Pengadaan karyawan ini merupakan masalah penting, sulit
dan kompleks, karena digunakan untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang
kompeten, serasi, serta efektif. Pengadaan karyawan didasarkan pada prinsip ”apa” dan
baru ”siapa”.
Apa dalam arti menetapkan lebih dahulu pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
”job description”. Sedangkan ”siapa”, merujuk kepada kualifikasi orang yang akan
menempati jabatan tersebut, dengan mendasarkan pada ”job specification”.

Bila pengadaan karyawan mendasarkan pada ”siapa” lebih dulu, baru kemudian ”apa”,
akan menyebabkan terjadinya mismanajemen dalam penempatan, karena kemungkinan
akan terjadi kesalahan dalam penempatan. Pengadaan (procurement) adalah proses
penarikan, seleksi, penempatan karyawan yang efektif dan efisien dalam membantu
tercapainya tujuan (perusahaan /organisasi).

Pengadaan karyawan harus mendapatkan perhatian yang serius, serta didasarkan pada
beberapa hal, antara lain :
1) Analisis pekerjaan (job analysis), Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai
pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.
Manfaat diadakannya analisis pekerjaan ini adalah akan memberikan informasi tentang
aktivitas pekerjaan, standar pekerjaan, konteks pekerjaan, persyaratan personalia,
perilaku manusia serta alat yang digunakan.
2) Uraian pekerjaan (job description), Uraian pekerjaan ini menjadi dasar untuk
menetapkan spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan bagi pejabat yang menjabat
jabatan itu. Uraian kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya pada jabatan
tersebut. Hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak beres, bahkan pejabat bersangkutan
menjadi overacting. Di sinilah letak pentingnya peranan uraian pekerjaan dalam setiap
organisasi. Uraian pekerjan adalah informasi tertulis yang menguraikan tugas dan
tanggung jawab, kondisi pekerjaan, hubungan pekerjaan dan aspek-aspek pekerjaan
pada suatu jabatan tertentu dalam organisasi.
3) Spesifikasi pekerjaan (job specification), Spesifikasi pekerjaan adalah uraian persyaratan
kualitas minimum orang yang bisa diterima agar dapat menjalankan satu jabatan dengan
baik dan kompeten.
Pada umumnya spesifikasi pekerjaan memuat ringkasan pekerjaan yang jelas dan
kualitas definitif yang dibutuhkan dan pemangku jabatan itu. Spesifikasi pekerjaan
memberikan uraian informasi mengenai :
a) Tingkat pendidikan pekerja;
b) Jenis kelamin pekerja;
c) Keadaan fisik pekerja;
d) Pengetahuan dan kecakapan pekerja;
e) Batas umur pekerja;
f) Status perkawinan;
g) Minat pekerja;
h) Emosi dan temperamen pekerja;
i) Pengalaman pekerja
4) Evaluasi pekerjaan (job evaluation).
Evaluasi pekerjaan (job evaluation) adalah menilai berat atau ringannya, mudah atau
sukar, besar atau kecil risiko pekerjaan dan memberikan nama, ranking, serta harga dari
suatu jabatan

Proses seleksi pegawai merupakan salah satu bagian yang teramat penting dalam
keseluruhan proses manajemen sumber daya manusia. Dikatakan demikian karena
dalam organisasi sekelompok pegawai dapat memenuhi tuntutan perusahaan atau tidak
itu tergantung pada tepat tidaknya proses seleksi yang dilakukan.
Seleksi adalah kegiatan pemilihan dan penentuan calon karyawan (pelamar) untuk
diterima atau ditolak menjadi karyawan yang didasarkan pada spesifikasi jabatan yang
dibutuhkan.
Sistem dan prosedur seleksi harus berasaskan efisien (uang, waktu, tenaga) dan
bertujuan untuk memperoleh karyawan yang terbaik dengan penempatannya yang tepat.

Sistem seleksi ada dua macam, yaitu :


1) Succesive‐Hurdles adalah sistem seleksi yang dilaksanakan berdasarkan uraian
testing, yakni jika pelamar tidak lulus pada suatu testing maka ia tidak boleh
mengikuti testing berikutnya dan pelamar tersebut dinyatakan gugur
2) Compensatory‐approach adalah sistem yang dilakukan di mana si pelamar mengikuti
seluruh testing, kemudian dihitung nilai rata-rata tes apakah mencapai standar atau
tidak. Pelamar yang mencapai nilai standar dinyatakan lulus, sedang pelamar yang
tidak mencapai standar dinyatakan guru atau tidak diterima

b. Pengembangan sumberdaya manusia mengacu pada potensi dan kearifan lokal

Keraf (2010) dalam Mayadi (2016) menyatakan bahwa kearifan lokal adalah kearifan tradisional
di sini adalah semua bentuk pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan serta adat
kebisaan atau etika yang menuntut perilaku manusia dalam kehidupan di dalam komunitas
ekologis dimana sangat berhubunga erat dengan sifat-sifat kedaerahan (regional).
Wales dalam Rosidi (2011) dalam Mayadi (2016), menyatakan bahwa local genius adalah
kemampuan kebudayaan setempat dalam menghadapi pengaruh kebudayaan asing pada
waktu kedua kebudayaan itu berhubungan. Kearifan lokal adalah nilai-nilai yang akan melekat
sangat kuat pada masyarakat tertentu dan nilai itu sudah melalui perjalanan waktu yang
panjang, sepanjang keberadaan masyarakat tersebut.

Pengembangan sumber daya manusia berbasis kearifan lokal pedoman nilai-nilai kearifan lokal
merupakan kriteria yang menentukan kualitas tindakan. Sebagai sebuah kriteria yang
menentukan, nilai-nilai kearifan lokal bisa menjadi sebuah pijakan untuk pengembangan
sebuah pembelajaran kepada manusia yang lebih berkarakter. Kearifan lokal dapat dinyatakan
sebagai ilmu pengetahuan ataupun juga teknologi yang berlangsung sebagai upaya manusia
menghadapi tantangan hidup. Raka Dalem, dkk (2007) dalam Mayadi (2016).

Dalam agribisnis perikanan, kearifan lokal yang terkait dengan sumberdaya manusia adalah
penempatan sumber daya manusia di suatu daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah
itu sendiri. Maknanya adalah, bahwa perusahaan atau pelau usaha agribisnis perikanan akan
mencari sumber daya manusia untuk dipekerjakan sesuai dengan kebiasaan dan keunggulan
yang adi daerah industri atau tempat usahanya. Hal ini sangat penting dilaksanakan karena
dengan adanya penempatan karyawan sesuai dengan wilayah dan kearifannya akan mampu
meningkatkan integritas karyawan dan tentu saja akan meningkatkan produktivitas yang
berdampak positif pada income perusahaan.

3. Pengelolaan limbah dengan 6 R (Reduce, Reuse, Recycle, Repair, Refuse, Rethink)

Pola pendekatan produksi bersih dalam melakukan pencegahan dan pengurangan limbah
yaitu dengan strategi 1E4R (Elimination, Reduce, Reuse, Recycle, Recovery) (UNEP, 1999).
Prinsip-prinsip pokok dalam strategi produksi bersih dalam Kebijakan Nasional Produksi Bersih
(KLH, 2003) dituangkan dalam 5R (Re-think, Re-use, Reduction, Recovery and Recycle). Hal
ini bisa diterapkan pada industri perikanan, yakni :
1. Elimination (kurangi pemakaian)

merupakan upaya untuk mencegah timbulan limbah langsung dari sumbernya, mulai dari
bahan baku, proses produksi sampai produk (Purwanto, 2005). Industri perikanan dalam
proses produksinya mengkonsumsi air dalam jumlah besar, yang digunakan dalam proses
penanganan, pengolahan dan pencucian. Proses – proses ini menyebabkan limbah cair industri
perikanan yang dihasilkan cukup besar mencapai 20m3 per ton produk yang dihasilkan (River
et al, 1998 dalam Ibrahim, el al 2010). Teknologi pengolahan limbah cair yang sering digunakan
dalam industri perikanan adalah kolam aerasi secara biologis dengan lumpur aktif (Fauzie et al,
2003 dalam Ibrahim et a,l 2010). Proses ini dinamakan nitrifikasi yang menghasilkan nitrat.

2. Re-think (berpikir ulang)

adalah suatu konsep pemikiran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi,
dengan implikasi (Purwanto, 2005). Pada proses berpikir ulang ini, maka pengusaha bisa
melihat apakah proses produksinya dan konsumsi sudah berlaku dengan baik, perlu dipikirkan
dan dikaji ulang mengenai analisis daur hidup produk. Adanya dukungan dari semua pihak
misal pemerintah, masyarakat, pekerja produksi dan pelaku usaha mengenai perubahan
dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku sangat diperlukan dalam keberhasilan produksi bersih
ini. Sebagai contoh pada industri pengolahan terasi yang dibuat dari produk awetan ikan-ikan
kecil atau rebon yang telah diolah melalui proses pemeraman atau fermentasi, penggilingan
atau penumbukan, dan penjemuran yang berlangsung selama ± 20 hari kemudian produk
tersebut ditambahkan garam yang berfungsi sebagai bahan pengawet. Terasi udang warnanya
coklat kemerahan sedangkan terasi ikan warnanya kehitaman. Kandungan gizi dalam 100 g
terasi menurut Daftar Analisis Bahan Makanan Fakultas Kedokteran UI, 1992 dalam Suprapti
(2002), kandungan protein sebesar 30 g, kandungan lemak sebesar 3.5 g, kandungan
karbohidrat sebesar 3.5 g, kandungan mineral sebesar 23.0 g, dan mengandung kalsium,
fosfor, juga besi. Proses produksi terasi pada dasarnya tidak banyak menghasilkan limbah.
Namun dalam proses pengolahannya masih bisa ditingkatkan efisiensi dan higienitasnya.
Upaya yang bisa dilakukan adalah membuat SOP (standar operasi kerja) pengolahan terasi,
menyediakan tempat penyimpanan bahan baku dan mengatur tata letak peralatan yang
digunakan. Sedangkan dari sisi pemasaran berupaya mengikuti event/ pameran industri
makanan, menganalisa kandungan nilai gizi serta memberikan lebel berupa sertifikasi halal,
tanggal kadaluarsa dan komposisi bahan gizi (Ma’ruf et al., 2013).

3. Reduce (pengurangan)

adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah pada sumbernya
(Purwanto, 2009). Reduce pada industri perikanan dapat dilakukan dengan meningkatkan
efisiensi dalam penggunaan bahan baku, sehingga akan mengurangi biaya bahan baku,
meminimalkan buangan limbah, sehingga akan mengurangi biaya penanganan dan
pembuangan limbah, mengurang atau mengeliminasi kebutuhan akan penanganan dengan
konsep EOP (end of pipe). Namun penanganan end of pipe ini lebih mahal dibandingkan
dengan pencegahan dari awal. Bisa juga dilakukan dengan optimalisasi alat dengan
menggunakan steam dan autoklaf, penggunaan siklon dapat dilakukan sebagai cara untuk
pemisahan minyak ikan dari air limbah. Fokus pada konsumsi air dan emisi air limbah serta
sumberdaya dan efisiensi energi (Thrane et al., 2009).

4. Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali)


adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan
fisika, kimia atau biologi (Purwanto, 2009). Pada industri perikanan limbah dari tulang ikan
dapat digunakan kembali sebagai gelatin untuk mencegah banyaknya timbulan limbah.
Ekstraksi gelatin dari tulang ikan merupakan usaha pemanfaatan limbah industri pengolahan
ikan yaitu dari industri pengalengan dan filet. Selama ini tulang ikan sebagai limbah belum
termanfaatkan secara optimal, yaitu hanya digunakan untuk bahan pembuatan pakan atau
pupuk sehingga nilai ekonomisnya sangat kecil. Selain itu, pemanfaatan tulang ikan sebagai
bahan baku gelatin merupakan pengolahan bersih (cleaner production) dari pengolahan ikan.
Gelatin dari bisa diperoleh dari industri perikanan berupa tulang ikan Nila, tulang ikan Tuna,
campuran tulang ikan Nila-Tuna. Proporsi tulang ikan terhadap tubuh ikan mencapai 12,4
persen. Tulang ikan yang dihasilkan dari industri filet nila pada tahun 2003 sekitar 900 ton
sedangkan dari pengalengan ikan tuna sekitar 5.803 ton. Umumnya rendemen gelatin dari
tulang ikan sekitar 12 persen, sehingga diperkirakan gelatin yang dapat diperoleh dari 6.703 ton
tulang ikan adalah 804,6 ton (Abudullah, 2005 dalam Junianto et al 2006).

5. Recycle (daur ulang)


adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah dengan memrosesnya
kembali ke proses semula melalui perlakuan fisika, kimia dan biologi. Bahan organik dalam
limbah industri perikanan terbilang cukup tinggi, karena mempunyai kandungan lemak, protein
dan nutrien lainnya. Dengan adanya bahan organik yang tinggi ini, menyebabkan limbah ini
menjadi sumber pertumbuhan bagi mikroba. Sebanyak 1.300 m3 /hari limbah cair dihasilkan
pada musim ikan (Romli dan Suprihatin 2009 dalam Ibrahim et al. 2014). Limbah cair perikanan
dapat digunakan sebagai sebagai penghasil listrik melalui teknologi microbial fuel cell (MFC),
serta mengetahui jumlah elektroda yang optimal untuk menghasilkan energi listrik dalam sistem
MFC. Sistem MFC ini dapat menurunkan rata-rata total N dalam limbah cair perikanan sebesar
16,98%, BOD sebesar 32,05%, COD sebesar 37,4%, dan nilai Total Amonia Nitrogen sebesar
71,74% (Ibrahim et al, 2014).

6. Recovery
adalah upaya mengambil bahan - bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu
limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuan fisika,
kimia dan biologi (Purwanto, 2009). Recovery yang bisa dilakukan dalam industri minyak ikan
adalah memanfaatkan soapstock dari proses pemurnian ikan untuk sabun colek atau biodiesel,
cairan residu ikan (limbah cair) untuk pupuk cair, dan memanfaatkan minyak ikan yang
kualitasnya terlalu rendah untuk aditif pembakaran boiler (Suprihatin dan Romli, 2009).

4. Kesehatan Dan Keselamatan Kerja Bidang Perikanan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan instrumen untuk memproteksi pegawai,


lingkungan, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan di lingkungan kerja dan
kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan pegawai di lingkungan kerja. Konsep Dasar K3
adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam menjalankan pekerjaannya
melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya yang ada di lingkungan
tempat kerjanya.

Secara umum, keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapannya yang berkaitan
dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja
dan lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan pegawai
dan aset agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Sedangkan kesehatan kerja
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pegawai melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan
pemberian makan serta minum yang bergizi.

Dalam lingkungan kerja, beberapa istilah yang sering ditemui antara lain:

a. Hazard (sumber bahaya) yaitu suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan


kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada;
b. Danger (tingkat bahaya) merupakan peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah
ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif;
c. Risk merupakan prediksi tingkat keparahan apabila terjadi bahaya dalam siklus tertentu;
d. Incident adalah munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang
dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas
badan/struktur);
e. Acontainer Craneident kejadian bahaya yang diserta adanya korban dan/atau kerugian
(manusia/benda).

Sebelum membahas pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (k3), disampaikan
konsep atau pandangan K3:

a. Konsep lama

1) Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan risiko yang harus diterima.

2) Tidak perlu berusaha mencegah

3) Masih banyak pengganti pekerja

4) Membutuhkan biaya yang cukup tinggi

5) Menjadi faktor penghambat produksi

b. Konsep masa kini

1) Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.

2) Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah

3) Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15 % sampai 20 %


4) Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian

5) Peran pimpinan sangat penting & menentukan Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan
kerja diartikan sebagai sebuah pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan: tenaga kerja dan manusia pada umumnya (baik jasmani maupun rohani),
hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil, makmur dansejahtera. Sedangkan ditinjau
dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam upaya mencegah kecelakaan, kebakaran, peledakan,
pencemaran, penyakit, dan sebagainya (https://prodiaohi.co.id/kesehatan-dan-keselamatan-
kerja)

a. Keselamatan (safety)

Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja;
menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi;
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam keselamatan (safety).

1) Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)

2) Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan resiko yang tidak bisa diterima
(the ability to identify and eliminate unacceptable risks)

b. Kesehatan (health)

Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian dari
kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-
tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja,
mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Beberapa tahapan prosedur kerja yang perlu dilakukan ditempat kerja antara lain :

a. Memeriksa area objek yang akan dikerjakan;


b. Menyiapkan dan memeriksa peralatan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
c. Menyingkirkan/mengamankan benda-benda di sekitarnya ke tempat yang aman;
d. Memasang tanda pengaman agar tidak dilintasi;
e. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kebutuhan;
f. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan urutannya;
g. Memeriksa hasil pekerjaan tersebut, apakah sesuai dengan yang diinginkan;
h. Mengembalikan benda-benda yang disingkirkan pada nomor 3 tersebut kepada posisi
semula;
i. Membersihkan peralatan yang digunakan dan menyimpan pada tempatnya semula.

Pengaruh lingkungan kerja terhadap kesehatan merujuk pada kondisi lingkungan kerja,
terutama aspek:

a. Gaya hidup seperti minuman keras, rokok, narkoba, dan makanan berlemak;

b. Bahan toksik seperti mikroorganisme, patogen, logam berat, B3; dan

c. Bahaya fisik seperti kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara.

Penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja

Penyakit yang diderita pegawai dalam hubungan dengan kerja, baik karena faktor resiko,
kondisi tempat kerja, peralatan kerja material yang dipakai, proses produksi, limbah, dan hasil
produksi.
a. Penyakit akibat kerja
Penyakit tersebut terjadi hanya diantara populasi pekerja, karena adanya paparan di tempat
kerja merupakan hal utama dan penyebabnya spesifik.
b. Penyakit terkait kerja
Penyakit ini terjadi juga pada populasi penduduk di luar lingkungan kerja. Pemaparan di
tempat kerja hanya merupakan salah satu faktor dan penyebabnya multifaktor.

Faktor penyebab penyakit akibat kerja


a. Fisik Berupa kebisingan, suhu dan kelembaban, kecepatan aliran udara/ angin,
getaran/vibrasi mekanis, radiasi gelombang elektromagnetik dan tekanan udara/atmosfir.
b. Kimia Berupa gas (Co, HCN), uap, debu (asbestosis), B3, dan larutan kimia.
c. Biologi Bakteri (E.coli dapat menyebabkan diare dan Mycobacterium bovis
menyebabkan TBC), virus (herpesviridae menyebabkan herpes), jamur (candida albican
dapat menyebabkan keputihan), binatang (serangga melalui gigitan dapat menyebabkan
dermatitis), dan tanaman (berupa getah dapat menyebabkan dermatitis).
d. Fisiologi a. sikap badan yang kurang baik; b. cara kerja dan jam kerja; dan c. berdiri
terus menerus dapat mengakibatkan varises.
e. Mental Psikologi a. suasana kerja, hubungan antara bawahan dan atasan; b. pekerjaan
yang tidak cocok dengan pendidikan/keahlian; c. tidak dapat bekerja sama; dan d.
mudah bosan.

Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan
dengan seksama pada semua para tenaga kerja yang berada didalam lingkup tersebut.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dengan menerapkan K3 akan
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja.

Kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970
tentang keselamatan kerja. Dalam dunia usaha bidang perikanan khususnya budidaya ikan
merupakan salah satu sector dunia usaha yang menggunakan tenaga kerja untuk memenuhi
target produksinya. Tempat kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tempat kerja untuk
keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumbersumber bahaya.

Pada dunia usaha budidaya ikan tempat bekerjanya terdapat di dalam ruangan atau diluar
ruangan bergantung pada tingkat usahanya. Usaha budidaya ikan dapat dilakukan secara
ekstensif, semi intensif ataupun intensif sangat menentukan penerapan kesehatan dan
keselamatan kerjanya. Pada usaha budidaya ikan secara ektensif atau tradisional dimana pada
usaha ini tidak banyak menggunakan peralatan-peralatan yang dapat menimbulkan bahaya
bagi para pekerjanya. Hirarki pengendalian resiko merupakan suatu urutan-urutan dalam
pencegahan dan pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan
secara berurutan.

Salah satunya dengan membuat rencana pengendalian antara lain :

a. Eliminasi (Elimination)

Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat permanen dan harus dicoba
untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai dengan memindahkan
obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan tempat kerja yang tidak dapat
diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB) yang diperkenankan. Cara pengendalian yang baik dilakukan adalah dengan
eliminasi karena potensi bahaya dapat ditiadakan.
b. Substitusi (Substitution)

Cara pengendalian substitusi adalah dengan menggantikan bahan- bahan dan peralatan yang
lebih berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau yang lebih
aman.

c. Rekayasa Teknik (Engineering Control)

Pengendalian rekayasa teknik termasuk merubah struktur obyek kerja untuk mencegah
seseorang terpapar potensi bahaya. Cara pengendalian yang dilakukan adalah dengan
pemberian pengaman mesin, penutup ban berjalan, pembuatan struktur pondasi mesin dengan
cor beton, pemberian alat bantu mekanik, pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin
yang menghasilkan kebisingan tinggi, dan lain-lain.

d. Isolasi (Isolation)

Cara pengendalian yang dilakukan dengan memisahkan seseorang dari obyek kerja, seperti
menjalankan mesinmesin produksi dari tempat tertutup (control room) menggunakan remote
control.

e. Pengendalian Administrasi (Admistration Control)

Pengendalian yang dilakukan adalah dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat
mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya yang tergantung dari perilaku
pekerjanya dan memerlukan pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian
administrasi ini. Metode ini meliputi penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang
akan ditangani, pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi
kebosanan dan kejenuhan, penerapan prosedur kerja, pengaturan kembali jadwal kerja,
training keahlian dan training K3.

f. Alat Pelindung Diri (Administration Control)

Alat pelindung diri yang digunakan untuk membatasi antara terpaparnya tubuh dengan potensi
bahaya yang diterima oleh tubuh.

Secara umum penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam:

a. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan/media
elektronik, bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja

b. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana, Cacat tubuh
yang tidak kentara (bodily defect), Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, Sikap dan
perilaku kerja yang tidak baik, biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.

Beberapa hal penting yang berhubungan dengan tingginya angka kecelakaan kerja serta
penyakit akibat kerja dalam suatu perusahaan meliputi:

a. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat
dalam perusahaan.

b. Lemahnya pengawasan terhadap K3

c. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri.

d. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3.

c. Penerapan kaidah K3 pada dunia usaha perikanan budidaya


Dalam dunia perikanan budidaya ada tiga fase yang dapat dijadikan segmen usaha
yaitu pembenihan, pendederan dan pembesaran. Usaha pembenihan adalah usaha dalam
budidaya ikan yang outputnya adalah benih ikan. Usaha pendederan adalah usaha dalam
budidaya ikan yang outputnya ukuran ikan sebelum ditebarkan ke unit pembesaran atau ukuran
sebelum konsumsi. Sedangkan usaha pembesaran adalah usaha dalam budidaya ikan yang
outputnya adalah ikan berukuran konsumsi.

Kegiatan produksi dalam budidaya ikan dibagi dalam beberapa kegiatan antara lain adalah
pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan
produksi tersebut harus dilakukan agar target produksi yang diharapkan tercapai dan tidak
terdapat kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan keselamatan kerja pada kegiatan
produksi ini berkaitan dengan metode produksi yang digunakan.

Metode produksi dalam budidaya ikan ada tiga yaitu : metode secara ekstensif, semi intensif,
intensif, dan super intensif Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya
ikan ini sangat berbeda karena sangat berbeda tentang target produksi dan peralatan-peralatan
yang digunakan untuk mencapai produksi. Pemilihan metode produksi ini sangat ditentukan
dari ketersediaan sarana prasarana yang dimiliki. Peralatan produksi yang dapat digunakan
dalam membudidayakan ikan ada beberapa macam.

Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya ikan, peralatan yang harus disediakan
antara lain adalah :

1. Peralatan pemberian pakan

2. Peralatan pengukuran kualitas air

3. Peralatan pencegahan hama dan penyakit ikan

4. Peralatan pengolahan lahan budidaya

5. Peralatan pembenihan ikan secara buatan

6. Peralatan panen

7. Peralatan listrik.

Kesehatan tempat bekerja pada dunia usaha budidaya ikan pada umumnya diruang terbuka
sehingga kebutuhan oksigen untuk para pekerja diluar ruangan tercukupi dan kondisi
lingkungan budidaya ikan yang berair mengakibatkan kondisi kelembaban ruang budidaya
sangat lembab.

Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan budidaya ikan para pekerja harus selalu
menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan jangan menggunakan
pakaian kerja yang basah.

Pemakaian baju kerja yang basah dapat mengganggu kesehatan para pekerja oleh karena itu
pada para pekerja yang bekerja berhubungan langsung dengan air yang akan membasahi
pakaian kerja sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang terlindung dari air. Atau dapat juga
pada saat bekerja yang berhubungan dengan air menggunakan pakaian kerja yang khusus dan
jika sudah selesai dengan pekerjaan bias menggunakan pakaian yang lain sehingga kesehatan
para pekerja tetap terjaminPenggunaan pakaian kerja yang basah dapat mengakibatkan
kesehatan para pekerja terganggu.

Oleh karena itu harus dipikirkan pakaian kerja yang tepat bagi para pekerja yang bermain
dengan air sebagai media hidup ikan yang dipeliharanya. Keselamatan kerja dalam kegiatan
budidaya ikan yang menggunakan peralatan listrik harus diperhatikan beberapa hal yang
biasanya menyebabkan kecelakaan diantaranya adalah :
a. Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sehingga dapat menimbulkan pemanasan
yang dapat membakar kulit kabel.
b. Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan standar
c. Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase
yang seharusnya
d. Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga dapat menimbulkan hubungan pendek
atau kebakaran. Kesehatan dan keselamatan kerja pada usaha budidaya ikan yang
mempunyai gudang bahan-bahan kimia harus diperhatikan tentangproses penyimpanannya.

Penyimpanan bahan kimia yang salah dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang diakibatkan
oleh kecerobohan manusia. Oleh karena itu dalam menyimpan bahan kimia harus diperhatikan
beberapa faktor yang akan mempengaruhi bahan kimia selama penyimpanan digudang antara
lain adalah :

a. Temperatur, terjadinya kenaikan suhu dalam ruang penyimpanan akan memicu terjadinya
reaksi bahkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia. Kondisi ini dapat mengubah
karakteristik bahan kimia. Resiko berbahayapun dapat terjadi sebagai akibat kenaikan suhu
di dalam ruang penyimpanan. Oleh karena itu didalam ruangan penyimpanan bahan kimia
harus terdapat alat ukur suhu ruang yaitu termometer. Ada beberapa termometer yang
dapat mengukur temperatur ruangan. Termometer yang biasa digunakan untuk mengukur
suhu ruangan yaitu temperature minimum dan maksimum.k
b. Kelembaban, kelembaban dapat diartikan sebagai perbandingan tekanan uap air diudara
terhadap uap air jenuh pada suhu dan tekanan udara tertentu. Kelembaban dapat diartikan
sebagai banyaknya uap air diudara. Faktor kelembaban sangat penting diperhatikan karena
berhubungan erat dengan pengaruhnya pada zat-zat higroskopis. Bahan kimia
higrokoskopis sangat mudah menyerap uap air dari udara, juga dapat terjadi reaksi hidrasi
eksotermis yang akan menimbulkan pemanasan ruangan. Kontrol terhadap kelembaban
ruang penyimpanan penting dilakukan untuk mencegah kerugiankerugianyang tidak
diinginkan. Ada beberapa alat pengukur kelembaban yang dapat digunakan seperti
higrometer, termohigrometer atau thermometer bola basah dan bola kering.
c. Interaksi dengan wadah, bahan kimia tertentu dapat berinteraksi dengan kemasan atau
wadah sehingga dapat merusak wadah sampai akhirnya menyebabkan kebocoran.
Kebocoran bahan kimia terutama yang berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan seperti
ledakan, kebakaran dan melukai tubuh. Misalnya, wadah yang terbuat dari bahan
besi/logam, sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat korosif
karena akan terjadi peristiwa karatan/korosif sehingga akan merusak wadah.
d. Interaksi antar bahan kimia, selama penyimpanan bahan kimia dapat berinteraksi dengan
bahan kimia lainnya. Interaksi ini dapat mengakibatkan perubahan karakteristik bahan kimia
tersebut, misalnya interaksi antara bahan kimia yang bersifat oksidator dengan bahan kimia
yang mudah terbakar dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, sehingga dalam
penyimpanannya harus terpisah. Penggunaan bahan-bahan kimia biasanya dilakukan pada
usaha budidaya ikan yang intensif dan melakukan kegiatan pengukuran kualitas air,
kesehatan ikan dengan bahan-bahan kimia. Oleh karena itu harus diperhatikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja yang bertanggungjawab pada unit tersebut.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Nama kelompok :
Nama : 1
2
3
4
5
Kelas :

Lembar kerja peserta didik Kesehatan dan Keselamatan Kerja Bidang Perikanan
Alat dan bahan diskusi : alat tulis, jaringan internet, lembar pengamatan, sumber bacaan

Diskusikanlah dengan teman sekelompokmu permasalahan berikut ini !

Perhatikan gambar-gambar berikut ini !


1) Jelaskan gambar apa yang kalian amati !

Jawaban :

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

2) Pada masing-masing gambar diatas adalah resiko kerja yang kemungkinan bisa terjadi
dari kegiatan-kegiatan tersebut ! Jelaskan !

Resiko kerja gambar 1 Resiko kerja gambar 2


Resiko kerja gambar 3 Resiko kerja gambar 4

3) Bagaimana pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan dari resiko kerja yang
dapat ditimbulkan dari gambar tersebut !

Resiko kerja gambar 1 Resiko kerja gambar 2

Resiko kerja gambar 3 Resiko kerja gambar 4

4) Dari ke-4 gambar tersebut manakah yang telah menerapakan upaya pencegahan dan
pengendalian resiko kerja di bidang pekerjaan ?

Jawab :
5) Jika ada gambar yang belum menerapakan upaya pencegahan resiko kerja ? Apakah
yang perlu dilakukan sehingga mereka terhindar dari resiko kerja ?

Jawab :

Assessment Diagnostik

Kisi Kisi Soal Uraian

Bahan/
Level
Bentuk No
Tujuan Kelas Konten/ Materi Kogniti Indikator Soal
Soal Soal
Semest f
er

peserta didik X/1 Definisi C2 Menjelaskan  Uraian 1


mampu proses bisnis pengertian
memahami proses bisnis
tentang
manajemen Identifikasi C2 Mengidentifikasi Uraian 2
kegiatan Industri industry
agribisnis perikanan perikanan
perikanan
Perencanaan C2 Menjelaskan Uraian 3
suatu produk manfaat
perikanan merencanakan
suatu produk
perikanan

Mata rantai C2 Menjelaskan Uraian 4


pasok (supply pengertian mata
chain) rantai pasok
(supply chain)
yaitu
pengelolaan Proses C2 Menjelaskan Uraian 5
sumber daya produksi proses produksi
alam dasar, perikanan perikanan
pengelolaan
sumber daya
manusia, alur
produksi
perikanan yang
berkelanjutan,
pengelolaan
limbah dengan
prinsip 8R

Soal Uraian :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan proses bisnis!

2.    Bagaimana industry perikanan yang kalian ketahui ?

3. Jelaskan apa manfaat merencanakan suatu produk perikanan ?

4.    Jelaskan apa yang dimaksud mata rantai pasok ( supply chain) !

5.    Bagaimana proses produksi perikanan yang kalian ketahui ?

Pedoman Penskoran Soal Uraian :

No Kunci jawaban Skor


soal maksimum
Proses bisnis аdаlаh ѕеmuа usaha
perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidayakan (usaha
penetasan, pembibitan,pembesaran) ikan,
1 termasuk kegiatan menyimpan, 20
mendinginkan, pengeringan, atau
mengawetkan ikan dеngаn tujuan untuk
menciptakan nilai tambah ekonomi bagi
pelaku usaha (komersial/bisnis )
2 industry perikanan meliputi tentang 20
perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan
perlakuan pasca panen; penerapan K3LH,
perencanaan produk, mata rantai pasok
(Supply Chain), logistik, proses produksi,
penggunaan dan perawatan peralatan di
bidang agribisnis perikanan, serta
pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
Manfaat merencanakan suatu produk
perikanan yaitu untuk mendukung
3 20
terciptanya industrialisasi perikanan di
Indonesia
Mata rantai pasok ( supply chain) adalah
serangkaian kegiatan yang meliputi
Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan
4 dan pengiriman produk ataupun layanan jasa 20
kepada pelanggan yang mencakup
administasi harian, operasi, logistik dan
pengolahan informasi mulai dari pelanggan
hingga ke pemasok.
Proses produksi bisnis perikanan yaitu :
a. Proses produksi melalui kegiatan
budidaya
5 20
b. Proses produksi penangkapan ikan
c. Proses produksipengolahan hasil
perikanan
Jumlah skor 100

RUBRIK PENILAIAN

Aspek Berkembang Mulai Berkembang Mahir Sangat Mahir


Isi Siswa kurang Siswa mampu Siswa mampu Siswa mampu
Permasalahan mampu memahami memahami dan memahami dan memahami dan
dan mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
mengidentifikasi permasalahan yang dan menuliskan dan menuliskan
permasalahan diberikan. Dan secara jelas secara jelas
yang diberikan dan menuliskan penyelesaian penyelesaian
menuliskan penyelesaian sudah permasalahan permasalahan
penyelesaian cukup jelas tetapi yang diberikan yang diberikan
permasalahan masih terlalu serta
masih belum jelas panjang menghubungkan
penyelesaian
terhadap
permasalahan
yang diberikan
Presentasi Belum Dapat Sudah dapat Sudah dapat Sudah sangat
difahami peserta difahami peserta difahami dengan dapat difahami
lain dengan jelas jelas oleh dengan jelas
peserta lain tetapi peserta lain oleh peserta lain
masih terlalu dengan sesuai dengan sesuai
panjang dengan dengan
pedoman pedoman
penilaian penilaian dan
mampu
menggunakan di
permasalahan
lain.

Instrumen Asesmen Formatif Penilaian Keterampilan Diskusi/Presentasi

Tanggal Penilaian:

No Nama Siswa Kriteria Aspek Skor Nilai


1 2 3 4 5
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Kriteria:
1. Kemampuan menjawab
2. Kemampuan bertanya
3. Ketertiban
4. Keberanian tampil di depan kelas
5. Menghargai pendapat orang lain

Nilai = JumlahSkor / total soal x 100


Tabel. Rubrik Penilaian Ketrampilan Pengamatan

Aspek Skor Kriteria

Persiapan alat dan bahan 4 Menguasai


3 Cukup Menguasai
2 Penguasaan terbatas
1 Tidak Menguasai
Jika menggunakan semua perlengkapan K3LH
Menggunakan Perlengkapan
4 (wearpack, sarung tangan, pelindung mata dan
K3LH
sepatu)

3 Jika menggunakan 3 jenis perlengkapan K3LH

2 Jika menggunakan 2 jenis perlengkapan K3LH


1 Jika menggunakan 1 jenis perlengkapan K3LH

Melakukan diskusi 4 Menguasai


3 Cukup Menguasai
2 Penguasaan terbatas
1 Tidak Menguasai
Menuliskan hasil pengamatan 4 Menguasai
3 Kurang menguasai
2 Penguasaan terbatas
1 Tidak menguasai

Nilai = Jumlah Skor yang diperoleh /skor total x 100

Soal Latihan
Kisi Kisi Soal Uraian

Tujuan Kelas / Konten / Level Indikator soal Bentuk No


Semeste Materi Kognitif Soal Soal
r
Peserta didik Industri C2 Menjelaskan Uraian 1
mampu perikanan industri
memahami perikanan
tentang
manajemen
kegiatan
agribisnis X/ 1
perikanan
pengelolaan
sumber daya
alam dasar
secara kreatif dan
mandiri
Peserta didik Analisis C3 Menganalisis Uraian 3
mampu kebutuhan kebutuhan
memahami sumber daya sumber daya
tentang manusia manusia
manajemen
kegiatan
agribisnis
perikanan
pengelolaan
sumber daya
manusia secara
kreatif dan
mandiri
Peserta didik Penerapan C2 Menjelaskan Uraian 4
mampu pengolahan pengertian dari
memahami limbah dengan Recycle dan
tentang Recycle penerapan di
pengelolaan bidang
limbah dengan perikanan
prinsip 8 R
(Rethink, Refuse,
Refurbish, Repair,
Repurpose,
Recycle)
Peserta didik konsep C2 Menjelaskan Uraian 5
mampu pengelolaan konsep
memahami sumber daya pengelolaan
tentang manusia sumber daya
pelestarian dengan manusia
kearifan lokal memperhatikan dengan
secara kreatif dan potensi dan memperhatikan
mandiri kearifan lokal potensi dan
kearifan local
dalam
agribisnis
perikanan
Peserta didik Konsep dasar Menjelaskan
mampu dari Kesehatan Konsep Dasar
memahami dan Kesehatan dan
tentang keselamatan keselamatan
keselamatan, kerja kerja
Kesehatan kerja
dan Lingkungan
Hidup (K3LH)
secara kreatif dan
mandiri

Petunjuk : Jawablah soal-soal berikut dengan jelas dan benar !

1. Jelaskan tentang industry perikanan yang kalian ketahui !


(skor :15)
2. Jelaskan fungsi dari menganalisis kebutuhan sumber daya manusia !(skor :20)
3. Jelaskan konsep pengelolaan sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan
kearifan local dalam agribisnis perikanan ! (Skor 20)
4. Jelaskan maksud dari Recycle dan penerapan di bidang perikanan ! (Skor 20)
5. Jelaskan konsep dasar dari Kesehatan dan keselamatan kerja ! (Skor 20)

No Butir Soal Alternatif Jawaban Skor


1 Jelaskan tentang industry industry perikanan meliputi tentang 20
perikanan yang kalian perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan
ketahui perlakuan pasca panen; penerapan K3LH,
perencanaan produk, mata rantai pasok
(Supply Chain), logistik, proses produksi,
penggunaan dan perawatan peralatan di
bidang agribisnis perikanan, serta
pengelolaan sumber daya manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal.
2 Jelaskan fungsi dari fungsi dari menganalisis kebutuhan sumber 20
menganalisis kebutuhan daya manusia yaitu untuk menentukan
sumber daya manusia sumber daya manusia bagaimana yang
dibutuhkan oleh organisasi untuk
mempertahankan pertumbuhannya serta
memanfaatkan peluang di waktu
mendatang.
3 Jelaskan konsep Konsep pengelolaan sumber daya manusia 20
pengelolaan sumber daya dengan memperhatikan potensi dan
manusia dengan kearifan local dalam agribisnis perikanan
memperhatikan potensi dan yaitu bahwa perusahaan atau pelaku usaha
kearifan local dalam agribisnis perikanan akan mencari sumber
agribisnis perikanan ! daya manusia untuk dipekerjakan sesuai
dengan kebiasaan dan keunggulan yang
ada di daerah industri atau tempat
usahanya
4 Jelaskan pengertian dari Recycle adalah upaya mendaur ulang 20
Recycle dan penerapan di limbah untuk memanfaatkan limbah dengan
bidang perikanan memrosesnya kembali ke proses semula
melalui perlakuan fisika, kimia dan biologi.
Limbah cair perikanan dapat digunakan
sebagai sebagai penghasil listrik melalui
teknologi microbial fuel cell (MFC), serta
mengetahui jumlah elektroda yang optimal
untuk menghasilkan energi listrik dalam
sistem MFC.
5 Jelaskan konsep dasar dari Konsep Dasar K3 adalah melindungi 20
Kesehatan dan keselamatan keselamatan dan kesehatan para pekerja
kerja ! dalam menjalankan pekerjaannya melalui
upaya-upaya pengendalian semua bentuk
potensi bahaya yang ada di lingkungan
tempat kerjanya.
Nilai = Total skor 100
REMIDIAL DAN PENGAYAAN

A. Remidial

1. Peserta didik yang nilainya kurang dari 65 agar memperdalam lagi Materi Modul
Manajemen Kegiatan Agribisnis Perikanan
2. Peserta didik yang nilainya lebih dari atau sama dengan 65 mempelajari Modul
Pengenalan Analisa Usaha Dan Pemasaran

CONTOH PROGRAM REMIDI

A Sekolah : ……………………………………………..

B. Kelas/Semester : ……………………………………………..

C. Mata Pelajaran : ……………………………………………..

D. Ulangan Harian Ke : ……………………………………………..

E. Tanggal Ulangan Harian : ……………………………………………..

F. Bentuk Ulangan Harian : ……………………………………………..

G. Materi Ulangan Harian : ……………………………………………..


H. KKM : ……………………………………………..

Nama Indikator yang Bentuk


Nilai Nilai Setelah
No Peserta Belum Tindakan
Ulangan Remedial KET
Didik Dikuasai Remedial

dst

B. Pengayaan

Guru memberikan nasihat agar tetap rendah hati, karena telah mencapai KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal). Guru memberikan soal pengayaan sebagai berikut :

1. Membaca buku-buku tentang materi yang relevan. 


2. Mencari informasi secara online tentang materi
3. Membaca surat kabar, majalah, serta berita online tentang materi
4. Mengamati langsung tentang materi yang ada di lingkungan sekitar.
5. Menyampaikan informasi yang diperoleh

GLOSARIUM

Acontainer : Kejadian bahaya yang diserta adanya korban dan/atau kerugian


(manusia/benda).
Craneident
Danger : Peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah ada tetapi
dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif
Hazard : suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan
pekerja yang ada
Incident : Munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan,
yang dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang
melebihi ambang batas badan/struktur)
Perencanaan : Kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang akan
produk dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan
Perencanaan : Sebagai suatu proses untuk memproduksi produk atau barang-
produksi barang pada suatu periode tertentu yang ditentukan melalui
pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja,
bahan baku, dan sumber daya peralatan lainnya.
Perikanan : Kegiatan manusia yang berhubungan dengan pengelolaan dan
pemanfaatan sumberdaya hayati perairan.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan


Republik Indonesia, Buku Teks Bahan Ajar Siswa Dasar-dasar Budidaya Perairan

Rahmawati, L. 2018. Wawasan, Peluang dan Tantangan Agropreneur Indonesia. Lely


Rahmawati blogspot.com

Rejeki, S. 2001. Pengantar Budidaya Perairan. Universitas Diponegooro. Semarang.

Setyogati W. 2013. Modul Dasar-Dasar Budidaya Perairan. Pusat Pengembangan dan


Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pertanian. Cianjur

Wardiningsih Sri. 2014. Prasarana dan Sarana Pembenihan Ikan. Teknik Pembenihan Ikan
(Edisi 2). Universitas Terbuka. Tangerang Selata

Yapanto L M. 2020. Rantai Pasok Perikanan dan Tantangan yang Dihadapi nelayan di
Indonesia. https://darilaut.id/kajian/rantai-pasokperikanan-dan-tantangan-yang-
dihadapi-nelayan-di-indonesia

Anda mungkin juga menyukai