Anda di halaman 1dari 20

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)
TAHUN AJARAN 2018/2019

Nama Sekolah : SMK NEGERI 1 SERAM BARAT


Mata Pelajaran : Teknik Pendederan Komoditas Air Payau dan Air Laut
Kelas/Semester : XI / II (genap)
Materi Pokok : Pemanenan Hasil Pendederan Komoditas Perikanan
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

1. Kompetensi Inti :
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya (K1)
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja
sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif melalui keteladanan, pemberian nasihat,
penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai
bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.(K2)
3. Memahami, menerapkan dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik
untuk memecahkan masalah. (K3)
4. Mencoba, mengolah, menyaji, merakit dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan
kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan dan kejujuran di bawah pengawasan
langsung. (K4)

2. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi :


KD IPK
3.3 Menganalisis pemanenan 3.3.1 Menjelaskan peralatan dan bahan pemanenan sesuai kebutuhan
hasil pendederan 3.3.2 Menentukan waktu pemanenan sesuai kondisi ikan
komoditas perikanan 3.3.3 Menentukan harga hasil panen dan konsumen
3.3.4 Menjelaskan teknik pemanenan sesuai prosedur

4.3 Melakukan pemanenan 4.3.1 Melaksanakan pemanenan hasil pendederan komoditas perikanan
hasil pendederan
komoditas perikanan

3. Tujuan Pembelajaran :
Setelah melalui proses pembelajaran melalui diskusi, peserta didik mampu menjelaskan
peralatan dan bahan pemanenan sesuai kebutuhan, menentukan waktu pemanenan sesuai
kondisi ikan, menentukan harga hasil panen dan konsumen, dan menjelaskan teknik
pemanenan sesuai prosedur dengan baik dan benar.

4. Materi Pembelajaran :
1 Peralatan dan bahan pemanenan sesuai kebutuhan (Pertemuan I)
2 Penentuan waktu pemanenan sesuai kondisi ikan (Pertemuan II)
3 Penentuan harga hasil panen dan konsumen (Pertemuan III)
4 Perhitungan jumlah ikan hasil pemanenan (Pertemuan IV)
5 Pengemasan ikan hasil pemanenan (Pertemuan IV)

5. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran :


1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Diskusi dan Tanya Jawab
3. Model Pembelajaran : Discovery Learning

6. Media/Alat dan Bahan

a. Media/alat : 1. Papan tulis, spidol


2. HP Android, hotspot seluler

b. Bahan : 1. Handout materi

7. Sumber belajar
1. Gusrina, Gus. 2008. Budidaya Ikan Jilid 2 Kelas 11 Untuk SMK. Jakarta : Direktorat
Pembinaan SMK-KEMENDIKBUD.
2. Anonim. 2013. Teknik Pembenihan Ikan Semester 4. Jakarta : Direktorat Pembinaan SMK-
KEMENDIKBUD.

8. Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I (3 x 45 menit)
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
1) Mengucapkan salam dan doa (sesuai agama masing-masing)
2) Mengecek kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi (dengan mengajukan pertanyaan)
- Siapa yang pernah melihat kegiatan panen benih ikan ?
- Proses apa saja yang dilakukan dalam kegiatan tersebut ?
No Kegiatan Waktu
- Sebelum kegiatan panen benih ikan, persiapan apa saja yang dilakukan ?
4) Siswa diberikan penjabaran mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti. 100 Menit


1) Siswa dibagi dalam 3 kelompok dan diberikan topik yang berbeda untuk masing-
masing kelompok
- Kelompok 1 : Alat dan bahan Panen benih ikan mas
- Kelompok 2 : Alat dan bahan Panen benih ikan lele
- Kelompok 3 : Alat dan bahan Panen benih ikan kerapu bebek
2) Masing-masing kelompok mencari informasi dari berbagai sumber (handout materi)
secara kooperatif yang bersifat penemuan (mengumpulkan data dan mengasosiasi)
3) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok secara bergiliran (mengkomunikasikan), sementara kelompok lain
menyimak materi yang dipresentasikan (mengamati)
4) Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan
dan pendapat terkait dengan hasil pembahasan. (menanya)
5) Guru memberikan klarifikasi atas jawaban yang dikemukakan kelompok.

3. Penutup. 20 menit
1) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
2) Siswa saling bertukar materi yang didiskusikan dalam kelompok
3) Siswa diminta untuk mengerjakan post-test
4) Siswa mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca doa (sesuai agama masing-
masing)

Pertemuan II (3 x 45 menit)
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
1) Mengucapkan salam dan doa (sesuai agama masing-masing)
2) Mengecek kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi (dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya)
4) Siswa diberikan penjabaran mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti. 100 Menit


1) Siswa dibagi dalam 3 kelompok dan diberikan topik yang berbeda untuk masing-
masing kelompok
- Kelompok 1 : Waktu pemanenan benih ikan mas
- Kelompok 2 : Waktu pemanenan benih ikan lele
- Kelompok 3 : Waktu pemanenan benih ikan ikan kerapu bebek
2) Masing-masing kelompok mencari informasi dari berbagai sumber (handout materi)
secara kooperatif yang bersifat penemuan (mengumpulkan data dan mengasosiasi)
3) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok secara bergiliran (mengkomunikasikan), sementara kelompok lain
menyimak materi yang dipresentasikan (mengamati)
No Kegiatan Waktu
4) Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan
dan pendapat terkait dengan hasil pembahasan. (menanya)
5) Guru memberikan klarifikasi atas jawaban yang dikemukakan kelompok.

3. Penutup. 20 menit
1) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
2) Siswa saling bertukar materi yang didiskusikan dalam kelompok
3) Siswa diminta untuk mengerjakan post-test
4) Siswa mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca doa (sesuai agama masing-
masing)

Pertemuan III (3 x 45 menit)


No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
1) Mengucapkan salam dan doa (sesuai agama masing-masing)
2) Mengecek kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi (dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya)
4) Siswa diberikan penjabaran mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti. 100 Menit


1) Siswa dibagi dalam 3 kelompok dan diberikan topik yang berbeda untuk masing-
masing kelompok
- Kelompok 1 : Penentuan harga benih ikan lele
- Kelompok 2 : Penentuan harga benih ikan mas
- Kelompok 3 : Penentuan harga benih ikan kerapu bebek
2) Masing-masing kelompok mencari informasi dari berbagai sumber (handout materi)
secara kooperatif yang bersifat penemuan (mengumpulkan data dan mengasosiasi)
3) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok secara bergiliran (mengkomunikasikan), sementara kelompok lain
menyimak materi yang dipresentasikan (mengamati)
4) Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan
dan pendapat terkait dengan hasil pembahasan. (menanya)
5) Guru memberikan klarifikasi atas jawaban yang dikemukakan kelompok.

3. Penutup. 20 menit
1) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
2) Siswa saling bertukar materi yang didiskusikan dalam kelompok
3) Siswa diminta untuk mengerjakan post-test
4) Siswa mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca doa (sesuai agama masing-
masing)

Pertemuan IV (3 x 45 menit)
No Kegiatan Waktu
1. Pendahuluan 15 menit
1) Mengucapkan salam dan doa (sesuai agama masing-masing)
2) Mengecek kehadiran siswa
3) Guru memberikan apersepsi (dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan
pembelajaran pada pertemuan sebelumnya)
4) Siswa diberikan penjabaran mengenai tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti. 100 Menit


1) Siswa dibagi dalam 3 kelompok dan diberikan topik yang berbeda untuk masing-
masing kelompok
- Kelompok 1 : Perhitungan jumlah benih dan pengemasan benih ikan lele
- Kelompok 2 : Perhitungan jumlah benih dan pengemasan benih ikan mas
- Kelompok 3 : Perhitungan jumlah benih dan pengemasan benih ikan kerapu
bebek
2) Masing-masing kelompok mencari informasi dari berbagai sumber (handout materi)
secara kooperatif yang bersifat penemuan (mengumpulkan data dan mengasosiasi)
3) Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan
kelompok secara bergiliran (mengkomunikasikan), sementara kelompok lain
menyimak materi yang dipresentasikan (mengamati)
4) Masing-masing kelompok diberikan kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan
dan pendapat terkait dengan hasil pembahasan. (menanya)
5) Guru memberikan klarifikasi atas jawaban yang dikemukakan kelompok.

3. Penutup. 20 menit
1) Siswa dan guru bersama-sama membuat kesimpulan dari pembelajaran hari ini
2) Siswa saling bertukar materi yang didiskusikan dalam kelompok
3) Siswa diminta untuk mengerjakan post-test
4) Siswa mengakhiri pelajaran tersebut dengan membaca doa (sesuai agama masing-
masing)

9. Penilaian :
a. Teknik Penilaian
1.1. Aspek Pengetahuan : Penilaian hasil belajar secara tertulis (IPK 3.3.1)
1.2. Aspek Sikap : Observasi tentang nilai-nilai karakter yang terbangun dan tertanam
dalam diri peserta didik
1.3 Aspek Keterampilan : Penilaian terhadap laporan praktikum (laporan pengamatan)

b. Instrumen Penilaian
1. Pengetahuan : Soal pilihan ganda
2. Sikap : Pedoman observasi
3. Keterampilan : Pedoman penilaian laporan praktikum
10. Lampiran Pendukung RPP

Menyetujui Wael, 12 April 2019


Guru Pamong Guru Pengajar

Edwin Talapessy, S.Pi, Dany M. Noya, S.Pi.


NIP. 19780602 201408 1 002 NIP. ..............................

Mengetahui
Kepala Sekolah

Anwar Touwe, S.Pd.


NIP. 19640226 200005 1 001
Lampiran-Lampiran

Lampiran 1. Materi Pembelajaran

IKAN MAS (Cyprinus carpio)


Aturan dalam budidaya ikan mas larva tidak langsung di tebar pada kolam pembesaran, namun
harus melalui beberapa tahap, yaitu tahap pendederan pendederan ikan mas. Biasanya jika larva
langsung di tebar di kolam pembesaran efeknya kurang baik. Larva di besarkan dahulu hingga
berukuran sekitar 8-12 cm.
Ada 2 tahap yang perlu di lakukan dalam pendederan. 1) Pendederan pertama selama 10 – 12
hari. 2) Pendederan ke dua selama 25 sampai 30 hari. Kegiatan setiap tahapnya terdiri dari persiapan
kolam, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, dan panen.

1. Persiapan kolam
Sebelum di pakai untuk pendederan ikan mas kolam di persiapkan terlebih dahulu, seperti
menumbuhkan pakan-pakan alami untuk membantu mencukupi kebutuhan vitamin ikan mas. Jika
pada kolam sudah subur dan banyak pakan alami ikan mas bisa tumbuh secara maksimal. Jadi tidak
boros pakan butan (pelet).
Persiapan kolam setiap tahapan pendederan terdiri dari pengeringan, perbaikan pematang,
pengolahan tanah dasar, perbaikan kemalir, pengapuran, pemupukan, serta pengairan.

2. Pengeringan
Pengeringan dilakukan dengan cara membuang seluruh air kolam. Kolam dibiarkan terjemur
sinar matahari. Pengeringan dianggap cukup bila tanah dasar sudah retak-retak. Biasanya selama 4 – 7
hari.
Pengeringan bertujuan untuk memberantas hama dan penyakit, memperbaiki struktur tanah
dasar dan membuang gas-gas beracun. Selain itu juga untuk mempermudah per-baikan pematang,
pengolahan tanah dasar dan pembuatan kemalir.

3. Perbaikan pematang
Pada dareah tertentu ada tanah yang susah untuk menampung air dan sering kehilangan air.
Nah jika kolam pada kondisi seperti itu kegiatan perbaikan pematang bisa menjadi kegiatan rutin
setiap bulan/panen. Jika pematang sering mengalami kebocoran kami sarankan pematang di beri
plastik yupi. Seringnya keluar masuk air tanpa kontrol bisa membuat pakan alami mudah habis.

4. Pengolahan tanah dasar


Pengolahan tanah dasar dilakukan dengan mencangkul seluruh bagian dasar kolam, tapi tidak
terlalu dalam. Tujuannya agar tanah dasar kedap air, strukturnya baik dan higenis. Tanah dasar yang
kedap dapat menahan air dan tidak porous. Struktur tanah yang baik dapat memperlancar proses
penguraian bahan organic (pupuk), sehingga pakan alami tumbuh dengan baik. Higenis artinya tanah
dasar terbebas dari gas-gas beracun, seperti amoniak, belerang dan lain-lain.
5. Pembuatan kemalir
Pembuatan kemalir dilakukan dengan cara menarik dua buah tali plastik dari pintu pemasukan
ke pintu pengeluaran. Jarak antara tali atau lebar kemalir antara 40 – 50 cm. Tanahnya digali sedalam
5 – 10 cm, lalu dilemparkan ke pelataran.
Pembuatan kemalir bertujuan untuk memudahkan penangkapan benih saat panen. Di depan
lubang pengeluaran dibuak kobakan dengan panjang 1,5 m, lebar 1 m, dan tinggi 20 cm. Setelah
kemalir dibuat, tanah dasar diratakan.

6. Pengapuran
Pengapuran dilakukan setelah pembuatan kemalir dengan cara menyiramkan air kapur ke
seleuruh bagian tanah dasar dan pematang. Sebelumnya ditebar atau disiram, kapur direndam terlebih
dahulu dengan air. Untuk kapur yang sudah kering, pengapuran dapat dilakukan dengan cara
menaburkan ke seluruh bagian tanah dasar dan pematang.
Pengapuran bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tanah, terutama pH dan
alkalinitasnya. Untuk kolam yang pH-nya sudah 7, pengapuran tidak perlu dilakukan. Dosis
pengapuran setiap meternya dapat dilihat dalam table berikut (lihat pengapuran yang baik).

7. Pemupukan
Selain berguna untuk menyuburkan kolam, pemupukan juga bertujuan untuk menumbuhkan
pakan alami di dalam kolam. Karena pakan alami sangat penting untuk ikan, bagaimanapun ikan
butuh makanan alami.
Pemupukan dalam kolam bertujuan untuk menumbuhkan pakan alami agar kolam menjadi
subur. Pakan alami sangat berguna untuk berudu agar tumbuh lebih cepat. Setelah kolam dipupuk,
kolam diisi air selama 4 – 6 hari.
Caranya dengan menutup pintu pengeluaran air (monik) dengan 3 – 4 buah belahan papan
selebar masing-masing 10 cm, kemudian membuka pintu pemasukan air untuk mengalirkan air.
Setelah air mencapai ¾ bagi-an, pintu pemasukan ditutup, agar air pupuk tidak ter-buang. (lihat
pemupukan yang baik).
Selain cara di atas, pemupukan dapat pula dilakukan setelah kolam diisi air, agar tidak
menimbulkan bau yang tidak sedap. Pupuk yang baik untuk kolam adalah kotoran ayam atau puyuh.
Dosis pupuknya 500 – 1000 gram/m2.

8. Penebaran benih
Seperti larva ikan lain, penebaran larva/benih baiknya di lakukan pagi hari atau sore hari.
Penebaran pada pagi hari di lakukan sebelum matari terbit, antara jam 05.00 sampa jam 06.00. Dan
penebaran pada sore hari bisa di lakukan sekitar jam 17.00 sampai malam.
Penebaran larva atau benih dilakukan pagi hari, saat suhu air rendah, yaitu antara pukul 06.00
– 07.00. Tujuannya agar larva atau benih tidak stress akibat suhu tinggi. Larva atau benih yang ditebar
terlalu siang bisa strees akibat kepanasan.
Padat tebar setiap tahapan pendederan berbeda-beda, tergantung dari ukuran dan umur benih.
Pada pendederan pertama, larva ditebar dengan kepadatan antara 100 – 200 ekor/m2, pendederan
kedua 50 – 75 ekor/m2, dan pendederan ketiga 25 – 50 ekor/m2.
Agar jumlahnya diketahui, sebelum ditebar larva atau benih dihitung terlebih dahulu. Cara
menghitungnya harus hati-hati, karena kondisi tubuhnya masih lemah dan mudah terluka. Cara
menghitung yang paling baik dan risikonya paling kecil adalah secara volumetrik.
Cara menghitung larva secara volumetrik : tangkap larva dari hapa pemijahan, lalu masukan
dalam ember besar yang sudah diberi air sebanyak 2 liter, aduk larva dalam ember agar merata, ambil
satu liter sebagai sampel dan hitung. Untuk mengetahui jumlah keseluruhan dapat digunakan dengan
rumus :

A=BxC
A = Jumlah total berudu (ekor)
B = Jumlah berudu dalam 1 liter (ekor)
C = Volume air dalam ember (liter)

Cara menghitung benih secara volumetrik : tangkap benih dengan sekup net halus atau ayakan
kecil; biarkan selama 10 detik agar airnya turun; masukan benih ke dalam gelas minum, mangkuk
kecil, atau literan sebagai takaran; hitung benih dalam wadah itu; masukan ke wadah lain; takar
seluruh benih. Untuk menghitung jumlah berudu seluruhnya dapat digunakan dengan rumus :

A = B/C x D
A = Jumlah berudu keseluruhan (ekor
B = Jumlah berudu dalam takaran kecil (ekor)
C = Volume gelas (cc)
D = Volume total (cc)

8. Pemberian pakan tambahan


Pakan tambahan diberikan setelah 4 hari dari penebaran, karena pada awal penebaran, pakan
alami masih cukup tersedia, sedangkan setelah 4 hari pakan alami sudah mulai berkurang.
Pemberiannya dilakukan 2 kali dalam sehari, yaitu pada pukul 09.00 dan pukul 15.00.
Dosisnya 20 gram /100 ekor berudu pada minggu pertama, 30 gram pada minggu kedua, demikian
seterusnya dosisi pakan tambahan ditambah sesuai dengan kebutuhan. Pemberian pakan tambahan
dilakukan dengan cara menebar langsung ke kolam.

9. Pengontrolan
Pengontrolan dilakukan setiap hari untuk melihat keadaan kolam. Waktunya bisa bersamaan
dengan pemberian pakan tambahan. Saat pengontrolan keadaannya harus diamati dengan cermat, agar
setiap kejadian dapat segera ditangani.
Bila ada bocoran pada pematang, segera diperbaiki agar ketinggian air dapat dipertahankan dan
larva atau benih tidak terbawa aurs air. Air yang masuk juga harus diatur debitnya agar tidak terlalu
besar juga tidak terlalu kecil, tetapi air debit air tersebut cukup untuk mempertahankan ketinggian air
kolam.
Kemudian bila ada tanda-tanda benih terserang penyakit harus segera diambil tindakan. Benih
yang terserang ditandai dengan gerakannya lamban atau tidak normal, dan tidak napsu makan.
Kemudian bila dilihat lebih dekat atau ditangkap badannya berwarna pucat.
10. Pemanenan
Pemanen benih di lakukan secara hati-hati, saat pengeringan kolam, pengeluaran air harus
terkontrol sedikit demi sedikit jangan di lakukan sekaligus. Maksud dari cara ini agar ikan tidak
mudah stress karena pergerakan air terlalu cepat.
Langkah selanjutnya adalah menangkap benih dengan serokan, Benih yang sudah ditangkap
sebaiknya dibiarkan dalam hapa tersebut selama malam agar kondisinya tubuhnya pulih kembali. Air
yang masuk ke kolam penyimpanan hapa harus bersih agar tidak mengotori air dalam hapa.
Bila kondisi kurang aman sebaiknya benih dipindah ke dalam bak atau hapa lainnya yang
dipasang di tempat yang terjamin keamanannya, misalnya di dalam ruangan (indoor hatchery). Berikut
disajikan data pertumbuhan berudu hasil pendederan di kolam dalam setiap minggu.
Ukuran benih yang dihasilkan tergantung dari kesuburan kolam, dan cara pengelolaan. Namun
pada umumnya benih yang dihasilkan dari pendederan satu berukuruan 2 – 3 cm (berat antara 0,1 – 1
gram), pendederan 5 – 8 cm (berat antara 5 – 7 cm), dan pendederan ke tiga 10 – 12 cm (berat antara 9
– 11 gram).

LELE DUMBO (Clarias gariepinus)


Pendederan lele dumbo adalah pemeliharaan benih lele dumbo yang berasal dari hasil
pembenihan sehingga mencapai ukuran tertentu. Pendederan dilakukan dalam dua tahap, yakni
pendederan pertama dan pendederan kedua. Pada pendederan pertama, benih lele dumbo yang
dipelihara adalah benih yang berasal dari pembenihan yang berukuran 1 – 3 cm. Benih ini dipeliharan
selama 12 – 15 hari sehingga saat panen akan diperoleh lele dumbo berukuran kurang lebih 5 – 6 cm
perekornya. Pada pendederan ke dua, benih yang dipelihara berasal dari hasil pendederan pertama.
Pemeliharaan dilakukan selama 12 – 15 hari sehingga diperoleh benih lele dumbo berukuran 8 – 12
cm perekornya. Pendederan ini dapat dilakukan di kolam tanah atau kolam tembok. Penebaran benih
dilakukan setelah 6 hari dari pemupukan atau saat pakan alami telah tersedia. Penebaran benih
dilakukan pada pagi atau sore hari dengan kepadatan 200 – 300 ekor/M2 berukuran 1 - 3 cm per
ekornya. Penebaran harus dilakukan dengan hati-hati agar benih lele dumbo tidak mengalami stress.
Benih yang akan didederkan sebaiknya jangan ditebar langsung ke kolam namun terlebih dahulu
dilakukan aklimatisasi untuk menghindari perubahan suhu yang mencolok antara suhu air kolam dan
suhu air pada wadah pengangkutan.
Cara penebaran untuk proses adaptasi (aklimatisasi) benih lele dumbo cukup mudah. Benih
lele dumbo yang masih berada di dalam wadah pengangkutan di biarkan terapung-apung diatas
permukaan air selama 5 menit. Selanjutnya ditambahkan air dari kolam ke wadah pengangkutan
sedikit demi sedikit. Dengan cara ini diharapkan kualitas air yang ada di dalam wadah pengangkutan
tersebut akan sama dengan yang ada di kolam. Kegiatan pemeliharaan benih merupakan kegiatan inti
dari pendederan. Selama pemeliharaan, benih harus diberi pakan tambahan. Pakan tambahan berupa
tepung pelet sebanyak 3 – 5 % dari jumlah total benih yang dipelihara. Pakan diberikan 3 – 4 kali
sehari. Agar pemberian pakan lebih efektif, sebaiknya pemberian pakan disebarkan merata pada kolam
pendederan. Untuk memperkecil mortalitas atau kehilangan benih, selama pemeliharaan harus
dilakukan pengontrolan terhadap serangan hama dan penyakit. Hama yang menyerang benih lele
berupa belut, ular, ikan gabus. Tindakan pencegahan penyakit cukup dengan menjaga kualitas dan
kuatitas air kolam, yakni dengan menghindarkan pemberian pakan yang berlebihan. Karena pakan
yang berlebihan akan menumpuk di dasar kolam dan bisa membusuk yang akhirnya menjadi salah
satu sumber penyakit.
Pemeliharaan larva dilakukan selama 6 - 8 hari, larva berumur 3 hari sudah dapat berenang di
dasar wadah pemeliharaan. Sedangkan larva umur 5 hari sudah dapat berenang dipermukaan air.
Pemeliharaan larva meliputi pemberian pakan dan pengelolaan kualitas air. Selama pemeliharaan,
larva dapat diberi pakan berupa pakan alami, tepung ikan, dedak halus dan sebagainya. Pakan yang
diberikan harus lebih kecil dari bukaan mulut larva dan jumlah pakan. Ukuran butiran pakan harus
lebih kecil dari bukuaan mulut larva. Demikian pula jumlah pakan harus sesuai dengan jumlah larva.
Pakan yang tersisa di wadah pemeliharaan dapat mengakibatkan kualitas air kurang baik. Oleh sebab
itu setiap hari dilakukan penyiponan terhadap kotoran atau sisa pakan. Air harus terus menerus
mengalir di wadah. Selain itu sebaiknya diberi aerasi pada wadah pemeliharaan larva. Benih yang
telah berumur 7 - 8 hari ditebar di kolam pendederan. Diharapkan pada saat penebaran pakan alami
sudah tersedia di kolam. Padat penebaran benih ikan nila sebanyak 75 - 100 ekor/m2. Benih dari
wadah pemeliharaan larva ditangkap menggunakan seser halus. Larva yang tertangkap tersebut
ditampung di wadah. Selanjutnya benih tersebut ditebar di kolam. Sebelum ditebar terlebih dahulu di
lakukan aklimatisasi dengan cara wadah yang berisi larva dimasukkan ke dalam air kolam. Jika suhu
air wadah penampungan larva lebih rendah dari suhu air kolam maka air kolam dimasukkan sedikit
demi sedikit ke wadah penampungan sampai suhu kedua air tersebut sama. Selanjutnya larva ditebar
dengan cara memiringkan wadah penampungan larva sehingga larva dapat keluar dengan sendirinya
berenang ke kolam. Penebaran larva sebaiknya dilakukan pagi atau sore hari pada saat suhu udara
rendah. Pendederan dilakukan selama 3 – 4 minggu. Pada umur tersebut benih ikan sudah men-capai
ukuran 3 – 5 cm. Selama pendederan benih ikan selain mendapatkan makanan alami di kolam juga
diberi pakan tambahan yang halus seperti dedak. Pakan tambahan tersebut ditebar di sepanjang kolam.
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 - 3 kali perhari. Kandungan protein pakan benih ikan sebesar
30 %. Jumlah pakan yang diberikan 10 % dari biomasa. Kualitas air sangat penting diperhatikan dalam
kegiatan pendederan. Suhu yang baik untuk pendederan ikan adalah 28 – 30 􀁱C. Sedangkan oksigen
terlarut sebesar 6 - 8 ppm. Pertumbuhan ikan mulai terganggu pada suhu 􀁤 18 􀁱C dan 􀁴 30 􀁱C.
Pada suhu optimum, pertumbuhan ikan normal. Suhu air sangat berpengaruh pada laju
metabolisme ikan. Perubahan temperatur yang terlalu drastis dapat menimbulkan gangguan fisiologis
ikan yang dapat menyebabkan ikan stress. Pencegahan hama dan penyakit pada kegiatan pendederan
sangat perlu dilakukan. Pencegahan tersebut dapat dilakukan dengan pengeringan dan pengapuran
dasar kolam serta pergantian air kolam, membuat saringan air sebelum air masuk ke kolam. Hama
yang sering menyerang benih ikan lele adalah belut, ular, burung, dan ikan gabus. Penyakit yang
menyerang terutama penyakit parasitik seperti Ichthyophthirius multifilis yang mengakibatkan bintik
putih dipermukaan tubuh ikan dan mengakibatkan kematian masal. Pencegahan penyakit ini dilakukan
dengan menambahkan garam dapur di kolam media pendederan sebanyak 200 gr/m3. Pemeliharaan
benih pada ikan lele meliputi pemberian pakan, pengelolaan kualitas air serta pengendalian/hama
penyakit ikan. Pemberian pakan yang perlu diperhatikan adalah jenis pakan, kadar protein, jumlah
ukuran, dan frekuensi pemberian pakan. Pemberian pakan benih ikan lele yang dipelihara secara
intensif dapat diberikan jenis cacing tubifex, daphnia, rotifera dan lain-lain. Pemberian pakan benih
ikan harus disesuaikan ukuran benih ikan dengan ukuran pakan. Pakan yang diberikan untuk benih
ikan sesuai dengan bukaan mulut benih ikan. Pakan yang diberikan harus lebih kecil dengan bukaan
mulut ikan.
Pengelolaan kualitas air mutlak perlu diperlukan karena benih lele sangat peka terhadap
perubahan lingkungan khususnya kualitas air. Pada pemeliharaan benih ikan lele secara intensif yang
dilakukan di bak atau akuarium perlu dilakukan pembersihan kotoran dan penggantian air di wadah
pemeliharaan. Pembersihan wadah dilakukan dengan menyipon kotoran dan sisa makanan
menggunakan selang. Pada saat menyipon harus dilakukan dengan hati-hati agar benih ikan tidak ikut
keluar. Penyiponan dapat juga dilakukan juga sekaligus dengan penggantian air. Air yang dikeluarkan
pada saat penyiponan segera diganti dengan air bersih. Air yang dikeluarkan sebanyak 25 - 50%.
Sehingga air yang diganti sebanyak air yang dikeluarkan. Hal yang perlu diperhatikan pada saat
penggantian air adalah suhu air. Suhu air yang akan dimasukkan ke dalam wadah pemeliharan. Selain
itu air baru yang akan dimasukkan sebaiknya telah diendapkan terlebih dahulu. Pengendalian hama
dan penyakit benih ikan lele lebih ditekankan pada pencegahan. Pencegahan dapat dilakukan dengan
sanitasi lingkungan seperti wadah dan air. Demikian juga air yang akan digunakan sebaiknya
disanitasi demgan menggunakan methylene blue, malachyte green, Kalium permanganat dan
sebagainya. Wadah yang akan digunakan sebaiknya terlebih dahulu dibersihkan menggunakan
deterjen. Hama dan penyakit ikan timbul disebabkan oleh kondisi lingkungan, kondisi benih ikan dan
bibit penyakit. Ketiga bibit penyakit tersebut menjadi suatu sistem sehingga benih ikan terserang
penyakit. Kondisi lingkungan yang kotor menyebabkan benih ikan lemah, kurang nafsu makan. Pada
kondisi tersebut benih ikan mudah terserang bibit penyakit. Parasit/penyebab penyakit sering
menyerang bibit benih ikan lele adalah Ichthyopthirius mulitifilis atau white spot, gyrodactius sp,
dactilogyrus sp, aeromonas sp dan sebagainya. Ichthyopthirius sp sering menyerang pada bagian sisik
dan sirip benih ikan. Benih ikan yang terserang penyakit ich biasanya menggosokgosokkan bagian
tubuhnya ke dinding atau dasar wadah. Jika pemeliharan benih ikan lele di kolam harus dilakukan
persiapan. Persiapan tersebut meliputi pengolahan dasar kolam, pemupukan dan pengapuran,
pembuatan kamalir, perbaikan saluran dan sebagainya. Pengolahan dasar kolam berfungsi untuk
mengoksidasi gas beracun yang terdapat di dasar kolam. Pengolahan dasar kolam meliputi pencangkul
tanah dasar kolam. Selanjutnya dilakukan pemerataan dasar kolam. Pemupukan bertujuan untuk
menumbuhkan pakan alami dikolam. Pakan alami ini diharapkan menjadi pakan utama bagi benih
ikan. Pupuk ditebar merata di dasar kolam. Dosis pupuk yang ditebar sebanyak 0,3 - 0,5 kg/m2.
Selanjutnya kolam diisi dengan air setinggi 40 cm. Pakan alami akan mencapai puncaknya
aetelah 10 – 14 hari dari pemupukan. Pada hari ke 10 air kolam dinaikkan menjadi 50-70 cm.
Selanjutnya benih ikan dapat dilepas ke kolam. Pelepasan benih sebaiknya dilakukan sore hari agar
suhu air kolam sudah menurun. Pelepasan benih ikan menggunakan metode aklimatisasi. Demikian
juga untuk pelepasan benih ikan lele ini juga menggunakan metode aklimatisasi. Metode aklimatisasi
adalah suatu cara memberikan kesempatan kepada ikan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan
baru. Lingkungan baru tersebut adalah suhu, pH dan salinitas. Suhu merupakan ”Controling factor”
yaitu apabila suhu air berubah maka faktor yang lain akan berubah. Sedangkan pH termasuk ”Masking
factor” yaitu sebagai faktor pengendali perubahan kimia dalam air. Ikan mempunyai alat dan cara
untuk beradaptasi terhadap lingkungannya. Alat-alat tersebut akan dipergunakan pada saat sedang
mengadakan proses osmoregulasi. Alat-alat tersebut antara lain kulit, insang, ginjal. Namun demikian
ikan mempunyai batas toleransi terhadap perubahan lingkungannya. Begitu juga ikan mempunyai
batas toleransi terhadap perubahan lingkungannya. Sebagai contoh ikan hanya mampu mentolerir
perubahan suhu hanya ± 5 0C, perubahan ini mampu ditolerir 0,5 0C permenit. Betapa pentingnya
kehatihatian saat pelepasan benih ikan lele.
Padat penebaran sangat tergantung kepada ”Caryng Capacity” kolam tersebut dan sifat serta
ukuran ikan. Caryng capacity bisa diartikan daya dukung kolam yang menyangkut kelimpahan pakan
alami, ketersediaan oksigen serta minimalnya faktor penggangu hidupnya ikan. Caryng capacity bisa
dihitung, contoh : ada beberapa juta sel per ml kelimpahan planktonnya, ada berapa ppm kandungan
oksigennya atau berapa kapasitas oksigen per volume kolam tersebut. Kemudian dengan
menggunakan metode sampling ada berapa juta sel plankton yang terdapat dalam perut ikan dan
berapa laju kecepatan respirasi ikan tersebut dalam menyerap oksigen. Hal ini bisa digunakan rumus
Schroeder (1975), respirasi ikan pada suhu 20-30 0C.
Y= 0.001 W0,82
Y= Konsumsi O2/ikan (gr)/jam
W= Berat ikan
R= 0.99
Dengan membandingkan caring capacity dengan jumlah plankton isi perut ikan dan laju
respirasi ikan maka padat penebaran bisa dicari. Secara singkat caryng capacity biasanya telah
diketemukan berdasarkan pengalaman atas beberapa kali pendederan ikan atau pemeliharaan ikan
pada kolam tersebut. Contoh kolam A seluas 200 m2 biasanya ditebar ikan 100 ekor/ m2 atau
menghasilkan ikan 300 kg. Dalam pemeliharaan benih ikan lele harus dilakukan pemberian pakan.
Menurut beberapa penelitian bahwa pendekatan jumlah pakan yang diberikan per hari adalah 3% dari
total bobot ikan. Frekuensi pemberian pakannya 3 kali yaitu pagi, siang dan sore hari dengan jumlah
yang sama. Tetapi kondisi permintaan pakan akan berubahubah tergantung suhu air. Apabila cuaca
cerah, matahari bersinar terang maka suhu air akan naik segala proses/metabolism dipercepat.
Barangkali apabila kondisi demikian frekuensi pemberian pakan akan lebih dari 2 kali. Tetapi apabila
cuaca mendung, matahari tidak bersinar otomatis suhu akan menurun, kondisi ini dibarengi dengan
fotosintesis plankton terhambat. Sehingga produksi oksigen menurun sebagai akibat nafsu makan ikan
menurun permintaan ikan akan pakan juga menurun. Ada suatu teori bahwa untuk mengatasi ikan
kekurangan oksigen disamping melakukan aerasi air, diusahakan ikan selalu berenang dipermukaan
air. Hal ini terjadi apabila ikan dipuasakan. Pakan yang diberikan selama pendederan benih ikan lele
adalah campuran tepung pelet dengan bekatul dengan perbandingan 1 : 2. Tetapi sebenarnya jenis ikan
ini sangat menyukai pakan alami. Jika kombinasi kedua jenis pakan yaitu pakan buatan dan pakan
alami diberikan bersama adalah sangat baik, karena unsur gizinya saling melengkapi. Dari hari kehari
ikan hidup itu tumbuh, baik bertambah panjang maupun bertambah berat. Begitu pula dari hari ke hari
populasi ikan semakin berkurang ada beberapa ikan yang mati. Atas dasar kejadian ini maka untuk
menetukan berikutnya perlu diadakan sampling ikan. Jika total bobot ikan diketahui maka jumlah
pakan yang dibutuhkan dapat dihitung. Konversi/efesiensi pakan akan dapat dihitung apabila jumlah
pakan yang diberikan serta bobot total ikan diketahui. Untuk itu pendataan hal ini perlu ketekunan.

KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis)


Kegiatan pendederan adalah suatu usaha budidaya ikan kerapu yang memelihara benih yang
berukuran 1,5-2,0 cm berasal dari pembenihan atau yang tertangkap dari alam dan dibesarkan dijaring
hapa atau bak sampai berukuran 5-7 cm (fingerling). Kegiatan pembesaran adalah suatu usaha
budidaya ikan kerapu yang memelihara benih ikan kerapu ukuran 5-7cm (fingerling) sampai
berukuran konsumsi. Pemanenan benih ikan kerapu bebek harus dilakukan secara benar karena ikan
ini termasuk peka terhadap perubahan lingkungan. Panen yang dilakukan secara tidak tepat dapat
mengakibatkan tingginya kematian benih. Persiapan panen yang harus dilakukan meliputi:
1. Sebelum panen benih diberokan atau dipuasakan dulu sekitar 12-24 jam. Pemberokan ini dilakukan
dengan tujuan mengurangi kegiatan metabolisme sehingga kualitas air selama proses pemanenan dan
pengangkutan tetap terjaga.
2. Alat panen yang harus disiapkan diantaranya adalah seser atau skop net, ember, bambu panjang,
waring, dan peralatan aerasi.
3. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada waktu pagi hari, sore hari atau malam untuk menghindari
fluktuasi suhu yang terlalu tinggi
Pemanenan benih ikan kerapu hasil pendederan ini dapat dilakukan dengan cara disesuaikan
dengan tempat pemeliharaannya.
1. Pemanenan benih kerapu bebek dari jaring hapa
· Jaring hapa yang digunakan untuk mendederkan ikan kerapu ini dapat diletakkan di karamba jaring
apung atau tambak. Pemeliharaan benih didalam hapa sangat memudahkan untuk
melakukan pemanenan setelah ikan berukuran 5-7 cm atau sekitar 65-85 hari dipelihara di pendederan.
· Hapa diangkat secara perlahan-lahan dan diangkat menuju satu sudut sehingga benih berkumpul.
Benih yang sudah terkumpul dalam satu sudut ini akan mudah diambil dengan menggunakan seser
halus. Benih tersebut dimasukkan kedalam ember atau baskom plastik dan dipindahkan ke tempat
penampungan benih. Selanjutnya benih siap diangkut dan dipasarkan.
2. Pemanenan benih kerapu bebek dari bak/tangki
· Dasar bak harus dalam keadaan bersih, kalau perlu disipon dahulu.
· Volume air dikurangi perlahan-lahan sampai tinggi permukaan air mencapai sekitar 30 cm.
· Benih kerapu digiring ke sudut bak dengan waring ukuran 250 mm, dengan bagian sisi kanan dan
sisi kiri waring berbingkai yang menempel pada dinding bak sedangkan bagian bawah waring
menempel pada dasar bak.
· Setelah terkumpul pada sudut bak, benih ditangkap dengan seser atau serok, serta ditampung dalam
ember dan diberi aerasi.
· Benih dihitung dan dimasukkan ke dalam wadah fiberglass yang telah disiapkan.
Pemanenan benih ikan kerapu hasil pendederan ini dapat dilakukan dengan cara disesuaikan
dengan tempat pemeliharaannya yaitu pemanenan benih dari jaring hapa dan pemanenan benih dari
bak/tangki. Pemanenan dapat dilakukan setelah benih kerapu berukuran sekitar 5-7 cm. Pemanenan
benih ikan kerapu bebek harus dilakukan secara benar karena ikan ini termasuk peka terhadap
perubahan lingkungan. Sebelum panen benih diberokan atau dipuasakan dulu sekitar 12-24 jam.
Pemberokan ini dilakukan dengan tujuan mengurangi kegiatan metabolisme sehingga kualitas air
selama proses pemanenan dan pengangkutan tetap terjaga. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada
waktu pagi hari, sore hari atau malam hari untuk menghindari fluktuasi suhu yang terlalu tinggi.
Benih ikan kerapu yang telah dipanen selanjutnya akan dipelihara di karamba jaring apung
(KJA) laut. Lokasi pendederan benih ikan kerapu dengan lokasi pembesaran ikan kerapu ini tidak
selalu berdekatan. Oleh karena itu dibutuhkan waktu pengangkutan untuk mencapai lokasi
pembesaran dan harus disiapkan bagaimana cara mengemas benih ikan kerapu dengan benar agar
sampai di tujuan dengan kondisi yang tetap sehat serta kelangsungan hidup yang tinggi. Pengemasan
benih ikan kerapu hasil pendederan ini sebaiknya harus memperhatikan jarak dan waktu tempuh, serta
jumlah benih yang diangkut dalam wadah. Kondisi parameter kualitas air yang penting selama
pengangkutan adalah suhu, salinitas, oksigen terlarut dan pH air di dalam wadah pengangkutan. Suhu
air yang baik untuk pengemasan ikan hidup adalah 15–200C dan pH air 7–8. Jumlah oksigen yang
ditambahkan pada wadah pengemasan harus 3 kali jumlah air.
Pengemasan benih ikan kerapu bebek dapat dilakukan dengan sistem pengemasan terbuka atau
tertutup. Sistem pengemasan terbuka digunakan untuk ikan yang akan diangkut dengan cara angkutan
terbuka, sedangkan sistem pengemasan tertutup digunakan untuk ikan kerapu yang akan diangkut
dengan cara angkutan tertutup.
Persiapan Pengemasan
1. Ikan yang akan dikemas dipuasakan terlebih dahulu sekitar 12-24 jam.
2. Ikan yang akan dikemas ukurannya harus seragam untuk menghindari kanibalisme.
3. Air laut yang akan digunakan untuk pengangkutan harus jernih dan mempunyai salinitas
yang sama dengan media budidaya.
4. Siapkan bahan dan peralatan pengemasan yaitu oksigen murni, kantong plastik, karet
pengikat, stirofom, es batu, wadah/ember dan lakban.
A. Sistem Pengemasan Terbuka
Sistem ini biasanya digunakan untuk pengangkutan melalui jalur darat dan jarak yang akan
ditempuh relatif dekat. Pengemasan tertutup dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Isilah wadah pengangkutan berupa drum plastik atau fiberglass dengan air laut hingga ½ atau 2/3
bagian wadah disesuaikan dengan jumlah ikan yang akan diangkut.
2. Oksigen dialirkan ke dalam wadah melalui selang oksigen yang telah diberi pemberat dan batu
aerasi serta dilengkapi dengan regulator yang berfungsi mengatur keluarnya oksigen.
3. Masukkan ikan yang akan diangkut
4. Masukkan es yang dibungkus kantong plastik untuk menghindari menurunnya salinitas akibat
mencairnya es.
B. Sistem Pengemasan Tertutup
Sistem ini merupakan sistem pengemasan yang dianggap paling aman untuk digunakan, baik
untuk pengangkutan jarak pendek maupun jarak jauh. Pengemasan terbuka dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1. Bahan-bahan yang harus disiapkan adalah oksigen murni, kantong plastik, karet, stirofom, es batu
dan lakban.
2. Kantong plastik dengan ukuran 150 cm diikat pada bagian tengahnya sehingga terbagi dua bagian,
setelah itu bagian yang satu dibalik sehingga plastik nampak terlihat rangkap.
3. Air laut dimasukkan ke dalam kantong plastik sebanyak sepertiga bagian dari volume kantong
plastik untu kepadatan benih 110-120 ekor/wadah.
4. Udara yang ada di dalam kantong plastik dibuang dan kemudian dimasukkan oksigen murni ke
dalamnya melalui selang yang yang disambungkan dengan tabung oksigen.
5. Kantong plastik kemudian diikat dengan karet dan hindari adanya gelembung udara.
6. Kantong plastik dimasukkan ke dalam stirofom dengan posisi kantong plastik ditidurkan
7. Untuk mempertahankan suhu, dimasukkan es batu yang sudah dibungkus plastik ke dalam stirofom.
Pengemasan benih ikan kerapu bebek dapat dilakukan dengan sistem pengemasan terbuka dan
sistem pengemasan tertutup. Sistem pengemasan terbuka biasanya digunakan untuk pengangkutan
melalui jalur darat dan jarak yang akan ditempuh relatif dekat. Sistem pengemasan tertutup merupakan
sistem pengemasan yang dianggap paling aman untuk digunakan baik untuk pengangkutan jarak
pendek maupun jarak jauh.
Lampiran 2 : Penilaian sikap selama berkelompok

INSTRUMEN PENILAIAN KERJA KELOMPOK


Materi : ........................................................
Kelas/Semester : ........................................................
Mata Pelajaran : ........................................................
Hari/Tanggal : ........................................................

Tanggungjawab
Kepedulian
Kerjasama

Kejujuran
Disiplin
No. Kelompok dan Nama siswa Jumlah Skor Nilai

FORMAT PENILAIAN SIKAP SELAMA BERKELOMPOK


Nilai KETERANGAN
Total Displin Kerjasama Kejujuran Kepedulian Tanggung jawab
1 Tugas dan Kerjasama kelompok Terdapat Tidak terdapat Tidak bertanggung jawab
kehadiran yang kurang terlihat ketidakjujuran kepedulian antar seperti berbicara tanpa
tidak pernah seperti kurang kompak seperti tidak kelompok seperti bisa di pertanggung
dikumpulkan konsisten tidak saling jawabkan
dalam berucap membantu
2 Tugas dan Kerjasama kelompok Terkadang Kadang ditemui Terkadang tidak
kehadiran yang terkadang terlihat tidak jujur ketidak pedulian bertanggung jawab seperti
terkadang ada seperti terkadang seperti kadang antar kelompok tidak konsisten dalam
kompak terkadang dalam berucap bertanggung jawab
tidak tidak jujur
3 Tugas dan Terlihat ada kerjasama Ada nilai Ditemui terdapat Ada nilai tanggung jawab
kehadiran ada kelompok seperti kejujuran nilai kepedulian
terdapat kekompakan
4 Tugas dan Kerjasama kelompok Terdapat nilai Selalu memiliki Selalu bertanggung jawab
kehadiran selalu ada seperti kejujuran yang nilai kepedulian seperti selalu ditemui
selalu ada selalu kekompakan konsisten sikap tanggung jawab
Nilai Akhir = Jumlah Skor x 5
Nilai Akhir = A : 100-80, B : 79-70, C : 69-50, D : 49-30 dan E : kurang dari 30
Lampiran 3 : Penilaian Ketrampilan : (laporan pengamatan)

Penilaian Ketrampilan dalam Laporan hasil pengamatan Praktikum

Aspek yang di nilai Skor Kriteria Komentar

Lay out laporan 60- 100 Sangat baik : Cover depan , nama jelas, kelas, judul pengamatan ,
diskripsi tanggal , bulan dan tahun (diketik) original.
10 - 50 Kurang baik : Cover depan : tidak memenuhi salah satu unsur
diatas
Isi laporan 60 – 90 Sangat baik-Sempurna : sesuai dengan sistematka : judul ,
40 – 59 tanggal pelaksanaan , tujuan percobaan , dasar teori , alat bahan .
langkah kerja ,hasil pengamatan dan pembahasan , kesimpulan .
daftar pustaka
20 – 39 Cukup-baik : cukup : jika tidak ada daftar pustaka
Sedang – Cukup : jika tidak ada kesimpulan dan daftar pustaka
10 - 19 Sangat kurang- Kurang : Tidak sesuai dengan sistematika
pelaporan
Teknik pengetikan 60-100 Sangat baik- Sempurna : kerapian, font, spasi dan margin sesuai
criteria
10-50 Kurang – Baik : font, spasi dan margin tidak sesuai criteria
Lampiran 4 : Penilaian Pengetahuan

KISI-KISI SOAL

Mata Pelajaran : Teknik Pendederan KAPDAL Alokasi Waktu : 10 menit


Kelas : XI Jumlah Soal :5
Semester : 4 (genap) Penulis : Dany Noya, S.Pi.

Kompetensi Dasar : Menganalisis pemanenan hasil pendederan komoditas perikanan

IPK Indikator Soal C1 C2 C3 C4 Md Sd Sk


3.3.1 Menjelaskan 1. Alat 1, 2 3, 4 1, 2,
peralatan dan bahan 2. Bahan 5 3, 4 5
pemanenan sesuai
kebutuhan

KARTU SOAL

Mata Pelajaran : Teknik Pendederan KAPDAL Alokasi Waktu : 10 menit


Kelas : XI Jumlah Soal :5
Semester : 4 (genap) Penulis : Dany Noya, S.Pi.

Kompetensi Dasar : Menganalisis pemanenan hasil pendederan komoditas perikanan

No Pertanyaan Jawaban Skor


1 Jenis alat yang biasa digunakan untuk kegiatan pendederan ikan adalah .... C 1
A. ijuk, kakaban, seser, timba dan ayakan
B. seser, ayakan, kolam, kakaban dan daun kelapa
C. seser, kolam , timba, dan timbangan
D. bambu, serok, timba, timbangan dan daun kelapa

2 A 1
Alat yang digunakan untuk sortasi ukuran benih ikan (grading) pada
kegiatan pendederan ikan adalah ....
A. seser halus
B. filter
C. sheltering
D. waring putih
3 B 1
Pemanenan ikan kerapu hasil pendederan mengunakan alat untuk
menyeser benih yaitu ….
a. hapa
b. seser
c. jarring
4 B 1
d. ember

Ukuran kantong platik dalam pengemasan yang benar adalah ….


a. 50 – 60 cm
5 b. 60 – 80 cm D 1
c. 80 – 100 cm
d. > 100 cm

Hal yang perlu dilakukan dalam penebaran benih ikan ke kolam adalah .....
A. dengan memperhatikan waktu penebaran
B. menggunakan peralatan yang sesuai
C. aklimatisasi suhu
D. dilakukan di pagi hari atau sore hari
TOTAL SKOR 5

PEDOMAN PENSKORAN

NILAI = JUMLAH SKOR BENAR X 20


Menyetujui Wael, 12 April 2019
Guru Pamong Guru Pengajar

Edwin Talapessy, S.Pi, Dany M. Noya, S.Pi.


NIP. 19780602 201408 1 002 NIP. ..............................

Mengetahui
Kepala Sekolah

Anwar Touwe, S.Pd.


NIP. 19640226 200005 1 001

Anda mungkin juga menyukai