KOMODITAS PERIKANAN
Penyediaan benih ikan mas yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan utama dalam
meningkatkan produktivitas usaha budidaya ikan air tawar. Benih ikan bermutu yang
dihasilkan oleh Balai-Balai Penelitian perlu dikembangkan penyebarluasannya di daerah.
Ikan mas rajadanu dapat dipelihara di kolam tergenang/mengalir (Radona et al., 2012).
Pendederan merupakan pemeliharaan ikan setelah periode larva sampai ukuran tertentu
dalam hal pertumbuhan. Pemeliharaan di kolam pada pendederan menggunakan benih
ukuran 0,1-0,2 g (1-3 cm), padat tebar 50-100 ekor/ m2, dipelihara selama satu bulan Untuk
pendederan II: Benih ukuran 1-2 g (3-5 cm), padat tebar 10-25 ekor/ m2 dipelihara selama
satu bulan (Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2004).
Kualitas air sangat dipengaruhi oleh mutu air sumber, kondisi dasar media
pemeliharaan,manajemen pakan, padat tebar, plankton, sirkulasi air, keadaan pasang surut
dan cuaca. Intensifikasi budidaya perikanan melalui penggunaan padat penebaran dan laju
pemberian pakan yang tinggi dapat menimbulkan masalah kualitas air yang berat. Sisa
pakan, kotoran organisme budidaya, organisme dan plankton yang mati serta material
organik berupa padatan tersuspensi maupun terlarut yang terangkut melalui pemasukan
sumber air (inflow water) merupakan sumber bahan organik pada media pemeliharaan Input
bahan organik ini semakin bertambah seiring dengan aktivitas budidaya karena kebutuhan
pakan organisme akuatik mengikuti pertumbuhan biomassanya (Boyd, 1982).
.
Pertumbuhan benih ikan mas rajadanu yang optimal berada pada kisaran suhu 24-30°C,
sedangkan derajat keasaman (pH) dengan kisaran 6-8, dan DO optimal berkisar antara 3-5
mg/L (Boyd, 1982).
Pakan dan kualitas air merupakan faktor yang memegang peranan sangat penting dalam
keberhasilan usaha perikanan.Ketersediaan pakan merupakan salah satu faktor utama
untuk menghasilkan produksi ikan lele secara maksimal(Arief et al., 2009). Pakan
merupakan salah satu biaya pengeluaran terbesar dalam usaha budidaya. Tingginya harga
pakan terkait dengan bahan baku utama pembuatan pakan yaitu tepung ikan sebagai
sumber protein yang masih mengandalkan import (Pasaribu, 2007).
Manajemen budidaya ikan yang baik selain memperhatikan nutrisi dan jenis bahan baku
dalam pakan juga perlu memperhatikan alokasi pemberian pakan.Pemberian pakan dalam
jumlah berlebih akanmenyebabkan sisa pakan dalam air kolam menumpuk yang dapat
mempengaruhi kondisi kualitas air.Dekomposisi dari sisa pakan yang menumpukakan
menghasilkan racun dan penyebab timbulnya penyakit (Patang, 2016).
Menurut Effendi (2003) sumber amonia di perairan dipengaruhi oleh adanya proses
pemecahan nitrogen organik (protein dan urea) dan nitrogen anorganik yang terdapat di
dalam tanah dan air yang berasal dari dekomposisi bahan organik termasuk diantaranya
hasil ekskresi biota (feses) dan sisa pakan yang tidak termakan.
Keberadaan amonia selain dipengaruhi oleh hasil dari sisa metabolisme oleh ikan itu sendiri
(Ramdhan, 2015) juga dipengaruhi oleh ketersedian oksigen terlarut/Dissolved Oxigen (DO)
yang ada dalam badan air. Dalam penelitian ini setiap wadah penelitian menggunakan
aerasi yang tentunya berfungsi untuk menyuplai oksigen masuk ke dalam air sehingga
konsentrasi oksigen dalam air dapat terpenuhi.
Menurut Effendi (2003) amonia jarang ditemukan pada perairan yang memiliki pasokan
oksigen yang cukup. Sebaliknya, pada wilayah yang kekurangan pasokan oksigen (anoksik)
kadar amonia relatif tinggi. Dengan demikian kadar ammonia yang
terdapat dalam media pemeliharaan menjadi rendah bahkan tidak ada ammonia sedikitpun
sehingga tidak membahayakan ikan lele dumbo yang dipelihara (Wijaya et al., 2016).