Anda di halaman 1dari 4

TAHAPAN PENETASAN TELUR IKAN

SPERMA

Sperma adalah gamet jantan yang dihasilkan oleh testis. Cairan sperma adalah larutan
spermatozoa yang berada dalam cairan seminal dan dihasilkan oleh hidrasi testis.
Campuran antara seminal plasma dengan spermatozoa disebut semen. Dalam setiap testis
semen terdapat jutaan spermatozoa.

Sperma ikan yang sudah matang terdiri dari kepala, leher dan ekor. Ada sperma yang
mempunyai “middel Piece” sebagai penghubung antara leher dan ekor. Di dalam middle
piece ini berisi mitokondria yang akan berfungsi untuk metabolisme sperma.

Kepala sperma, kepala sperma terisi materi inti, chromosom terdiri dari DNA yang
bersenyawa dengan protein. Informasi genetika yang dibawa oleh spermatozoa
diterjemahkan dan disimpan di dalam nolekul DNA. Sperma yang didalamnya terkandung
chromosom-X akan menghasilkan embrio betina sedangkan sperma mengandung
chromosom-Y akan menghasilkan embrio jantan.

Ekor sperma, ekor sperma berfungsi memberi gerak maju seperti gerak cambuk. Selubung
mitokondria berasal dari pangkal kepala membentuk dua struktur spiral kearah berlawanan
dengan arah jarum jam. Bagian tengah ekor merupakan gudang energi untuk kehidupan
dan pergerakan spermatozoa oleh proses-proses metabolik yang berlangsung di dalam helix
mitokondria. Mitokondria mengandung enzim-enzim yang berhubungan dengan
metabolisme spermatozoa. Bagian ini banyak mengandung fosfolipid, lecithin dan
plasmalogen.Plasmalogen mengandung satu aldehid lemak dan satu asam lemak yang
berhubungan dengan glicerol maupun cholin. Asam lemak dapat dioksidasi dan sebagai
sumber energi untuk aktifitas sperma.

Komposisi kimiawi sperma pada plasma inti (nukleoplasma) diantaranya adalah DNA,
Protamine, Non Basik Protein. Sedangkan seminal plasma mengandung protein, potassium,
sodium, calsium, magnesium, posfat, klarida. Sedangkan komposisi kimia ekor sperma
adalah protein, lecithin dan cholesterol.

Sperma tidak bergerak dalam semen/air mani, tetapi akan segera bergerak ketika
bersentuhan dengan air. Fruktosa dan galaktosa merupakan sumber energi utama bagi
sperma ikan mas. Gardiner dalam Norman (1995) menyatakan semen yang encer banyak
mengandung glukosa sehingga memberikan motilitas yang lebih baik. Sedangkan semen
yang kental banyak mengandung potassium sehingga akan menghambat motilitas sperma.
Motilitas sperma banyak dipengaruhi oleh konsentrasi glukosa, NaCl, KCl, serta Osmolitas
media.

Daya tahan hidup sperma dipengaruhi oleh pH, tekanan osmotik , elektrolit, non elektrolit,
suhu dan cahaya. Pada umumnya sperma than hidup dan aktif pada pH 7. Sperma tetap otil
untuk waktu lama di dalam media yang isotonik dengan darah. Pada umumknya sperma
mudah dipengaruhi oleh keadaan hipertonik dari pada hipotonik. Larutan elektrolit sperti
kalium, magnesium, dapat dipergunakan sebagai pengencer sperma tetapi Calsium, pospor
dan kalium yang tinggi dapat menghambat motilitas sperma. Sedangkan cuprum dan besi
merupakan racun bagi sperma. Larutan non elektrolit dalam bentuk gula, sperti fruktosa,
glukosa dapat dipergunakan sebagai pengencer sperma.

Prinsip dasar untuk mempertahankan agar sperma tetap hidup adalah dengan
menambahkan sesuatu kedalam semen yang berintikan mempertahankan pH, tekanan
osmotik serta menekan pertumbuhan kuman. Untuk keperluan yang sesuai bagi kebutuhan
sperma dipergunakan bahan glukosa, kuning telur, air susu yang mengandung lippoprotein
dan lecithin. Sedangkan untuk mempertahankan pH semen dipergunakan sitrat, fosfat dan
tris.Untuk menghambat pertumbuhan kuman dipergunakan penicilin, streptomicin,
sedangkan untuk pembekuan diperlukan glicerol.

SEL TELUR

Setelah telur matang maka telur akan diovulasikan oleh ikan betina. Ovulasi itu adalah
proses keluarnya sel telur (oosit) yang telah matang dari folikel dan masuk ke dalam rongga
ovarium atau rongga perut (Nagahama, 1990).

Pelepasan sel telur terjadi akibat:


1. Telur membesar.
2. Adanya konstraksi aktif dari folikel (bertindak sebagai otot halus) yang menekan sel
telur keluar.
3. Daerah tertentu pada folikel melemah, membentuk benjolan hingga pecah dan
terbentuk lubang pelepasan hingga telur keluar.

Enzim yang berperan dalam pemecahan dinding folikel: protease iplasmin kemudian diikuti
oleh hormon Prostaglandin F2􀁄 (PGF2􀁄) atau Cotecholamin yang merangsang konstraksi
aktif dari folikel Setelah ovulasi kemudian akan diikuti oleh ikan jantan untuk mengeluarkan
sperma. Sperma yang tadinya bergerak lamban menjadi bergerak cepat (motilitas tinggi)
dikarenakan bersentuhan dengan air. Pergerakan sperma tersebut akan mengarah pada sel
telur kerena distimulasi oleh adanya Gimnogamon I yang dieksresikan oleh telur.

Setelah sperma menempel pada telur, telur akan mengeluarkan Androgamon I untuk
menekan motilitas sperma dan Gymnogamon II untuk menggumpalkan sperma. Berjuta-juta
sperma menempel pada sel telur tetapi hanya satu sperma yang bisa masuk melalui
micropil.

Kepala sperma masuk dan ekornya tertinggal diluar, sebagai sumbat micropile sehingga
yang lain tidak bisa masuk. Berjuta-juta sperma yang menempel pada telur disingkirkan oleh
telur dengan reaksi kortek. Karena apabila tidak disingkirkan akan mengganggu
metabolisme zigot. Pembuahan sel telur merupakan awal dari perkembangan embrio ikan.

Pembuahan merupakan penggabungan sel telur dengan spermatozoa sehingga membentuk


zygote. Pembuahan pada ikan umumnya terjadi di luar tubuh, dimana induk betina
mengeluarkan telur dan induk jantan mengeluarkan spermatozoa.

Telur yang tidak dibuahi akan mati dan berwarna putih air susu. Menurut Nesler dalam
Sumantadinata (1983), suatu substansi yang disebut fertilizing merangsang spermatozoa
untuk berenang berusaha mencapai telur. Telur akan mengeluarkan fertilizing pada saat-
saat terakhir ketika dilepas dan siap dibuahi.

Pembuahan satu telur hanya membutuhkan satu spermatozoa bagian kepalanya masuk
Kedalam telur melalui mycropyle, sedangkan bagian ekornya tetap berada tertinggal di luar.
Cytoplasma dan chorion merenggang dan semakin tersumbat yang akan segera menutup
mycropyle untuk menghalangi masuknya spermatozoa lainnya.

Sumantadinata (1983) mengatakan, setelah memasuki telur, inti spermatozoa mulai


membesar dan chromosomnya mengalami perubahan sehingga memungkinkan untuk
berhimpun dengan chromosom dari sel telur fase awal pembelahan.

Setelah induk ikan melakukan pemijahan maka sel telur dan sel sperma akan bertemu dan
mengalami proses pembuahan (fertilisasi) yang akan membentuk zygot. Oleh karena itu
pembuahan ini merupakan proses peleburan antara sel telur dan sel sperma untuk
membentuk zygot.

Pembuahan terjadi ditandai dengan masuknya spermatozoa ke dalam telur lewat micropyle.
Tiap sel sperma cukup untuk membuahi satu butir telur. Pada saat pembuahan spermatozoa
masuk yaitu hanya kepalanya saja sedangkan ekornya tinggal di luar, cytoplasma dan
chorion merenggang dan semacam sumbat segera menutup micropyle untuk menghalangi
masuknya spermatozoa lain.

Pengerasan chorion disebabkan oleh enzim pengeras yang terdapat pada bagian dalam
lapisan chorion. Pengerasan chorion berguna untuk melindungi embrio yang masih sangat
sensitif. Setelah membentuk zygot maka setiap individu akan mengalami proses
embriogenesis sebelum menetas. Untuk memahami tentang proses penetasan telur maka
harus dipahami proses tentang embryogenesis.

A. Perkembangan embrio

Perkembangan embrio dimulai dari pembelahan zygote (cleavage), stadia morula (morulasi),
stadia blastula (blastulasi), stadia gastrula (gastrulasi) dan stadia organogenesis.

A.1. Stadia Cleavage


Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yang lebih kecil yang di
sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaian mitosis yang berlangsung
berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan morula dan blastomer.

A.2. Stadia Morula


Morula merupakan pembelahan sel yang terjadi setelah sel berjumlah 32 sel dan berakhir
bila sel sudah menghasilkan sejumlah blastomer yang berukuran sama akan tetapi
ukurannya lebih kecil. Sel tersebut memadat untuk menjadi blastodik kecil yang membentuk
dua lapisan sel. Pada saat ini ukuran sel mulai beragam. Sel membelah secara melintang
dan mulai membentuk formasi lapisan kedua secara samar pada kutup anima. Stadia
morula berakhir apabila pembelahan sel sudah menghasilkan blastomer.

Blastomer kemudian memadat menjadi blastodisk kecil membentuk dua lapis sel. Pada akhir
pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama kelompok sel-sel utama
(blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells),
fungsinya adalah membentuk tubuh embrio. Kedua adalah adalah kelompok sel-sel
pelengkap, yang meliputi trophoblast, periblast, auxilliary cells, fungsinya adalah melindungi
dan menghubungi antara embrio dengan induk atau lingkungan luar. Kelompok sel-sel yang
terdiri dari jaringan embrio (blastodic) dan jaringan periblas, pada ikan, reptil dan burug
disebut cakram kecambah (germinal disc).

A.3. Stadia Blastula


Blastulasi adalah proses yang menghasilkan blastula yaitu campuran sel-sel blastoderm
yang membentuk rongga penuh cairan sebagai blastocoel. Pada akhir blastulasi, sel-sel
blastoderm akan terdiri dari neural, epidermal, notochordal, meso-dermal, dan endodermal
yang merupakan bakal pembentuk organ-organ. Dicirikan dua lapisan yang sangat nyata
dari sel-sel datar membentuk blastocoel dan blastodisk berada di lubang vegetal berpindah
menutupi sebagian besar kuning telur. Pada blastula sudah terdapat daerah yang
berdifferensiasi membentuk organorgan tertentu seperti sel saluran pencernaan,
notochorda, syaraf, epiderm, ektoderm, mesoderm dan endoderm.
A.4. Stadia Gastrula
Gastrulasi adalah proses perkembangan embrio, dimana sel bakal organ yang telah
terbentuk pada stadia blastula mengalami perkembangan lebih lanjut. Proses
perkembangan sel bakal organ ada dua, yaitu epiboli dan emboli. Epiboli adalah proses
pertumbuhan sel yang bergerak ke arah depan, belakang dan kesamping dari sumbu embrio
dan akan membentuk epidermal, sedangkan emboli adalah proses pertumbuhan sel yang
bergerak ke arah dalam terutama diujung sumbu embrio.

Stadia gastrula ini merupakan proses pembentukan ketiga daun kecambah yaitu ektoderm,
mesoderm dan endoderm. Pada proses gastrula ini terjadi perpindahan ektoderm,
mesoderm, endoderm dan notochord menuju tempat yang definitif. Pada periode ini erat
hubungannya dengan proses pembentukan susunan syaraf.

Gastrulasi berakhir pada saat kuning telur telah tertutupi oleh lapisan sel. Dan beberapa
jaringan mesoderm yang berada disepanjang kedua sisi notochord disusun menjadi
segmen-segmen yang disebut somit yaitu ruas yang terdapat pada embrio.

A. 5. Stadia Organogenesis
Organogenesis merupakan stadia terakhir dari proses perkembangan embrio. Stadia ini
merupakan proses pembentukan organ-organ tubuh makhluk hidup yang sedang
berkembang. Dalam proses organogenesis terbentuk berturutturut bakal organ yaitu syaraf,
notochorda, mata, somit, rongga kuffer, kantong alfaktori, rongga ginjal, usus, tulang
subnotochord, linea lateralis, jantung, aorta, insang, infundibullum dan lipatan-lipatan sirip.

Sistem organ-organ tubuh berasal dari tiga buah daun kecambah, yaitu ektodermal,
endodermal dan mesodermal. Pada ektodermal akan membentuk organ-organ susunan
(sistem) saraf dan epidermis kulit.

Endodermal akan membentuk saluran pencernaan beserta kelenjar-kelenjar pencernaan


dan alat pernafasan, dan mesodermal akan membentuk rangka, otot, alat-alat peredaran
darah, alat eksresi, alat-alat reproduksi dan korium (chorium) kulit. Jika proses
organogenesis ini telah sempurna maka akan dilanjutkan dengan proses penetasan telur.

Anda mungkin juga menyukai