Anda di halaman 1dari 35

Nama : Team AP Mata Pelajaran : Dasar-Dasar

Asal Sekolah : SMKN 1 Mundu Cirebon Agribisnis Perikanan


Jenjang/Kelas : SMK/X AP Jumlah Siswa : 30-36 Orang
Alokasi Waktu : 24 JP (@45 menit) Moda Pembelajaran : Tatap Muka dan PJJ
Jumlah Pertemuan : 4 Pertemuan (blended learning)
MODUL KE- : 1 Domain Mapel : -

ELEMEN DESKRIPSI PEMBELAJARAN


Proses bisnis secara Meliputi pemahaman proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis
perikanan antara lain tentang perbenihan, pembesaran, pemanenan, dan
menyeluruh di bidang agribisnis perlakuan pasca panen; penerapan K3LH, perencanaan produk, mata
perikanan rantai pasok (Supply Chain), logistik, proses produksi, penggunaan dan
perawatan peralatan di bidang agribisnis perikanan, serta pengelolaan
sumber daya manusia dengan memperhatikan potensi dan kearifan lokal .

Profil Pelajar : Berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis dan kreatif


Pancasila
Kata Kunci : Proses bisnis, k3lh, mata rantai pasok (Supply Chain)
Pertanyaan Inti : 1. Pernahkah kalian mendengar istilah bisnis?
2. Apa yang kalian ketahui tentang proses bisnis?
3. Apa yang membuat menarik dari mempelajari proses bisnis?
4. Bisnis apa saja yang kalian ketahui di bidang Perikanan?
5. Manfaat apa yang ingin kalian dapatkan dari materi/pelajaran
proses bisnis ini?
6. Apakah kalian tertarik untuk menjadi seorang pebisnis, khususnya
pebisnis di bidang perikanan?

Tujuan Pembelajaran

Peserta didik mampu :


1. Peserta didik mampu memahami proses bisnis secara menyeluruh industri agribisnis
perikanan.
2. Peserta didik mampu memahami penerapan K3LH
3. Peserta didik mampu memahami prosedur penggunaan dan perawatan peralatan agribisnis
perikanan
4. Peserta didik mampu memahami konsep pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan
memperhatikan potensi dan kearifan lokal.

Sarana Prasarana

1. Gawai (Handphone atau laptop)


2. Jaringan internet
3. Alat tulis dan buku
4. Akun gmail
5. Aplikasi google classroom
6. Ruang praktik/kelas di Sekolah

Karakteristik Peserta Didik

Target Peserta Didik : Peserta didik reguler di kelas masing-masing


Jumlah Peserta Didik : 30 – 36

Ketersediaan Materi Ajar

1. Pengayaan untuk siswa berpencapaian tinggi : YA/TIDAK


2. Alternatif penjelasan, metode, atau aktivitas untuk siswa yang suit memahami konsep :
YA/TIDAK

Materi, Alat dan Bahan

Materi Ajar :
1. Proses bisnis perikanan (perikanan tangkap, budidaya dan pengolahan)
2. K3LH
3. Prosedur Penggunaan dan Perawatan Peralatan Agribisnis Perikanan
4. Konsep Pengelolaan Sumber Daya Manusia dengan Memperhatikan Potensi dan Kearifan
Lokal

Alat dan Bahan :


1. Buku Penunjang
2. Lembar Kerja Siswa
3. Internet/laptop/kertas/alat tulis/karton/spidol berwarna

Kegiatan Pembelajaran

Pengaturan siswa : Individu dan kelompok (Terdiri dri 6 kelompok masing-masing 5-6 orang)
Metode : Ceramah, diskusi, observasi, presentasi
Model : Discovery learning

Asesmen

1. Sikap: observasi, penilaian diri, penilaian teman sebaya


2. Performa: presentasi, poster, video
3. Tertulis: essai
Persiapan Pembelajaran

1. Guru mempersiapkan rencana pembelajaran, materi pembelajaran dalam bentuk


paparan/bahan tayang, LKPD
2. Guru menyiapkan asesmen

Langkah-Langkah Kegiatan

PERTEMUAN 1. PROSES BISNIS PERIKANAN (270 menit)

Kegiatan Awal (30 menit) Kegiatan Inti (225 menit)

1. Peserta didik dan guru memulai dengan 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
berdoa bersama. secara umum tentang proses bisnis dan
2. Peserta didik disapa dan melakukan industri perikanan.
pemeriksaan kehadiran Bersama dengan 2. Guru menayangkan tayangan video yang
mendukung untuk kegiatan paparan umum
guru.
proses bisnis dan industri perikanan.
3. Peserta didik Bersama guru membahas
tentang kesepakatan yang akan KOMPONEN UTAMA 3. Guru membagi peserta didik menjadi 6
kelompok
diterapkan dalam pembelajaran. 4. Guru mengarahkan peserta didik untuk
4. Peserta didik dan guru berdiskusi melalui berdiskusi dan mengeksplorasi dari
pertanyaan pemantik: berbagai sumber (internet, youtube,
a. Sebutkan beberapa toko perikanan gambar atau lembar informasi) tentang
yang ada didaerah tempat tinggal proses bisnis industri perikanan pada
saudara? Dan setahu kalian apa saja Perikanan Budidaya, Perikanan
yang dijual ditoko tersebut dan untuk Tangkap, dan Pengolahan Perikanan
apa? terkait pengertian proses bisnis dan proses
b. Menurut kalian apa hubungannya jika produksi, manfaat merencanakan produk
kita seorang pengusaha keripik kulit perikanan, mata rantai pasok (suplay
ikan patin dengan seorang pembenih chain), penanganan logistic serta
ikan? pendistribusian,kemudian dibuat poster.
5. Tiap kelompok diminta melaporkan dan
mempresentasikan hasil studi pustakanya
dan kemudian bersama-sama dengan
dibimbing oleh guru mendiskusikan hasil
laporannya di depan peserta didik yang
lain.
6. Peserta didik secara bergantian
mengungkapkan pendapatnya tentang
proses bisnis industry perikanan.
7. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi.

Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami kepada guru
2. Peserta didik menyampaikan kesimpulan materi yang didapatkan pada hari ini
3. Peserta didik menerima penguatan materi, apresiasi dan motivasi dari guru
4. Peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
PERTEMUAN 2. PROSEDUR KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA
LINGKUNGAN HIDUP BIDANG PERIKANAN (270 menit)

Kegiatan Awal (30 menit) Kegiatan Inti (225 menit)

1. Peserta didik dan guru memulai dengan 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
berdoa bersama. secara umum tentang prosedur Kesehatan
2. Peserta didik disapa dan melakukan dan keselamatan kerja serta lingkungan
pemeriksaan kehadiran Bersama dengan hidup bidang perikanan.
guru. 2. Guru menayangkan tayangan video yang
3. Peserta didik Bersama guru membahas mendukung untuk kegiatan paparan umum
tentang kesepakatan yang akan prosedur K3LH.
3. Guru membagi peserta didik menjadi 6
diterapkan dalam pembelajaran.
kelompok.
4. Guru melakukan pengkondisian kelas
4. Guru mengarahkan peserta didik untuk
dengan menyampaikan tujuan
mengerjakan LKPD, berdiskusi dan
pembelajaran, skenario pembelajaran,
mengeksplorasi dari berbagai sumber
dan memotivasi siswa.
(internet, youtube, gambar atau lembar
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalu informasi) tentang prosedur K3LH bidang
pertanyaan pemantik: perikanan.
a. Pernahkah kalian mendengar istilah 5. Tiap kelompok diminta melaporkan dan
K3LH? mempresentasikan hasil studi pustakanya
b. Apa yang kalian ketahui tentang dan kemudian bersama-sama dengan
K3LH? dibimbing oleh guru mendiskusikan hasil
c. Mengapa K3LH penting untuk laporannya di depan peserta didik yang
diterapkan? lain.
d. Apa akibatnya jika K3LH tidak 6. Peserta didik secara bergantian
diterapkan? mengungkapkan pendapatnya tentang
6. Guru melakukan apersepsi dengan prosedur K3LH bidang perikanan.
menghubungkan pembelajaran 7. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi.
sebelumnya dan yang akan dipelajari
pada sesi ini.

Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami kepada guru
2. Peserta didik menyampaikan kesimpulan materi yang didapatkan pada hari ini
3. Peserta didik menerima penguatan materi, apresiasi dan motivasi dari guru
4. Peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
PERTEMUAN 3. PROSEDUR PENGGUNAAN DAN PERAWATAN PERALATAN
AGRIBISNIS PERIKANAN (270 Menit)

Kegiatan Awal (30 menit) Kegiatan Inti (225 menit)

1. Peserta didik dan guru memulai dengan 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan
berdoa bersama. secara umum tentang prosedur
2. Peserta didik disapa dan melakukan penggunaan dan perawatan peralatan
pemeriksaan kehadiran Bersama dengan agribisnis perikanan.
guru. 2. Guru menayangkan tayangan video yang
3. Peserta didik Bersama guru membahas mendukung untuk kegiatan paparan umum
tentang kesepakatan yang akan prosedur penggunaan dan perawatan
diterapkan dalam pembelajaran. peralatan agribisnis perikanan.
4. Guru melakukan pengkondisian kelas 3. Guru membagi peserta didik menjadi 5
dengan menyampaikan tujuan kelompok, dengan pembagian kelompok
pembelajaran, skenario pembelajaran, sebagai berikut :
dan memotivasi siswa. a. Kelompok Pembenihan
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalu b. Kelompok Pembesaran
pertanyaan pemantik: c. Kelompok Panen dan Pasca Panen
e. Tahukah kalian peralatan yang biasa d. Kelompok Pakan Alami dan Buatan
digunakan dalam budidaya e. Kelompok Kualitas Air dan Hama
perikanan? Sebutkan minimal 3 Penyakit
peralatan! 4. Peserta didik dipersilahkan untuk
f. Dari peralatan yang kalian sebutkan mengerjakan LKPD mengacu dari
tadi, tahukah kalian cara berbagai sumber (tayangan video, gambar,
menggunakannya? internet, bahan bacaan, dsb), jika
g. Apakah peralatan tersebut perlu memungkinkan peserta didik dapat
perawata? mengunjungi secara langsung industri atau
h. Apakah kalian tahu resiko yang dapat pembudidaya yang memiliki fasilitas
timbul jika peralatan tersebut tidak lengkap sebagai tempat studi lapangan.
dirawat dengan baik? 5. Tiap kelompok diminta mempresentasikan
i. Dapatkah kalian menjelaskan hasil kerja kelompoknya dan kemudian
bagaimana cara merawat salah satu bersama-sama dengan dibimbing oleh
peralatan yang telah kalian sebutkan guru mendiskusikan hasil laporannya di
sebelumnya? depan peserta didik yang lain.
6. Guru melakukan apersepsi dengan 6. Peserta didik secara bergantian
menghubungkan pembelajaran mengungkapkan pendapatnya tentang
sebelumnya dan yang akan dipelajari prosedur penggunaan dan perawatan
pada sesi ini. peralatan agribisnis perikanan.
7. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi.

Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami kepada guru
2. Peserta didik menyampaikan kesimpulan materi yang didapatkan pada hari ini
3. Peserta didik menerima penguatan materi, apresiasi dan motivasi dari guru
4. Peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup
PERTEMUAN 4. KONSEP PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN

MEMPERHATIKAN POTENSI DAN KEARIFAN LOKAL (270


Menit)

Kegiatan Awal (15 menit) Kegiatan Inti (240 menit)

1. 1. Peserta didik dan guru memulai 1. Peserta didik mendapatkan pemaparan


dengan berdoa bersama. secara umum tentang konsep
2. Peserta didik disapa dan melakukan pengelolaan sumber daya manusia
pemeriksaan kehadiran bersama dengan dengan memperhatikan potensi dan
guru. kearifan lokal.
3. Peserta didik bersama guru membahas
2. Peserta didik dipersilahkan membentuk
tentang kesepakatan yang akan
5 kelompok dengan bantuan guru/ketua
diterapkan dalam pembelajaran.
kelas dengan masing-masing kelompok
4. Guru melakukan pengkondisian kelas
sebagai berikut :
dengan menyampaikan tujuan
a. 2 Kelompok Pemerintahan
pembelajaran, skenario pembelajaran,
dan memotivasi siswa. b. 3 Kelompok Industri Perikanan
5. Peserta didik dan guru berdiskusi melalu 3. Guru dan peserta didik membuat
pertanyaan pemantik: strategi kegiatan wawancara, instrument
a. Apakah yang dimaksud dengan wawancara dan pengarahan terkait
sumber daya manusia? pengamatan langsung dilapangan sesuai
b. Kenapa diperlukan pengelolaan dengan kebutuhan dan ketersediaan
sumber daya manusia? daerah sekitar. Jika memungkinkan
c. Seperti apakah sumberdaya manusia setiap kelompok mengunjungi lokasi
yang diperlukan dalam bidang yang berbeda.
agribisnis perikanan? 4. Guru menyampaikan tata cara dan etika
d. Bagaimana mengoptimalkan potensi berkomunikasi yang baik dengan pihak-
dan kearifan lokal untuk pihak eksternal serta menjaga nama
pengembangan agribisnis perikanan? baik sekolah, jika diperlukan guru dapat
6. Guru melakukan apersepsi dengan mendampingi peserta didik selama
menghubungkan pembelajaran melakukan tugas wawancara.
sebelumnya dan yang akan dipelajari 5. Peserta didik dipersilahkan untuk
pada sesi ini.
melakukan wawancara dengan pihak
pemerintahan yang diwakili pada Kantor
Kelurahan/Desa serta pihak Industri
Perikanan dengan menggunakan LKPD
sebagai salah satu acuan bahan
wawancara.
6. Setiap kelompok diminta untuk
mempresentasikan hasil pengamatannya
secara bergantian dan kelompok lain
memperhatikan dan dapat memberikan
pertanyaan atau tanggapan.
7. Guru memberikan penjelasan dan
penguatan terhadap hasil presentasi dan
diskusi.
8. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi.
Kegiatan Penutup (15 menit)

1. Peserta didik dapat menanyakan hal yang tidak dipahami kepada guru
2. Peserta didik menyampaikan kesimpulan materi yang didapatkan pada hari ini
3. Peserta didik menerima, penguatan materi, apresiasi dan motivasi dari guru
4. Peserta didik menutup pertemuan dengan doa penutup

Strategi Asesmen

1. Asesmen tertulis (terlampir)


2. Penilaian presentasi kelompok (terlampir)

Pengayaan dan Remedial

Terlampir

Refleksi Guru

1. Apakah ada kendala pada kegiatan pembelajaran?


2. Apakah semua peserta didik aktif dalam kegiatan pembelajaran?
3. Apa saja kesulitan peserta didik yang dapat diidentifikasi pada kegiatan pembelajaran?
4. Apakah peserta didik yang memiliki kesulitan dalam kegiatan pembelajaran dapat
diatasi?
5. Apa level pencapaian rata-rata peserta didik dalam kegiatan pebelajaran ini?
6. Apakah seluruh peserta didik dapat dianggap tuntas dalam kegiatan pembelajaran ini?
7. Apa strategi agar seluruh peserta didik dapat menuntaskan kompetensi?

Refleksi Peserta Didik

1. Apakah kalian mudah menerima dan memahami materi yang isampaikan oleh guru?
2. Apakah informasi yang kalian terima merupakan hal baru dan menyenangkan untuk
dikaji lebih dalam melalui penggalian informasi?
3. Adakah hal yang menarik dari mempelajari proses dan teknis budidaya perikanan?
4. Bagaimana menurut kalian untuk mempersiapkan diri menjadi pembudidaya yang
baik?
5. Apakah selama pembelajaran kalian merasa nyaman, leluasa dan merdeka dalam
menekspresikan kemampuan baik pengetahuan dan keterampilan?
LAMPIRAN
RINGKASAN MATERI

RINGKASAN MATERI PERTEMUAN 1


PROSES BISNIS PERIKANAN

1. Proses Bisnis Agribisnis Perikanan


Negara Indonesia terkenal sebagai negara kepulauan yang ditunjukan dengan banyaknya
pulau-pulau di Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ikan yang banyak dan varisi
atau keanekaragaman ikan yang sangat kaya. Nilai ekonomi usaha perikanan termasuk
industri bioteknologi kelautan dan perairan tawar mampu memberikan devisa negara yang
besar setiap tahun. Nilai ekonomi yang besar ini baru dihasilkan dari aktivitas usaha
produksi dan pengolahan (pasca panen) hasil perikanan. Aktivitas bisnis (usaha) perikanan
mampu membangkitkan begitu banyak dampak ekonomi terhadap industri penunjang usaha
perikanan (seperti jaring, mesin kapal, kincir air tambak, pabrik pakan ikan, pabrik es, dan
cold storage), jasa transportasi, perhotelan, bank, dan lain sebagainya.

Gambar 1. Perusahaan yang bergerak dibidang budidaya ikan

Dampak dari adanya peningkatan hasil potensi perikanan dan kelautan yang dikelola
dengan baik, bertanggung jawab dan berkelanjutan akan mendukung terciptanya
industrialisasi perikanan di Indonesia. Ada beberapa faktor yang harus dikuasai oelh para
pelaku bisnis di bidang agribisnis perikanan untuk mendapatkan hasil yang maksimal dari
bisnis perikanannya, yaitu perencanaan produk, mata rantai pasok (suplay chain), logistic
perikanan dan proses produksi.

a. Perencanaan Produk
Perencanaan produk adalah kegiatan dalam merumuskan barang atau produk yang
akan dijadikan sebagai komoditas usaha yang akan dilaksanakan. Definisi perencanaan
produk itu sendiri adalah perencanaan tentang apa dan berapa produksi yang akan
dibuat oleh perusahaan dalam periode tertentu di waktu yang akan datang.
Perencanaan produksi dapat didefinisikan juga sebagai suatu proses untuk
memproduksi produk atau barang-barang pada suatu periode tertentu yang ditentukan
melalui pengorganisasian sumber daya, baik sumber daya tenaga kerja, bahan baku,
dan sumber daya peralatan lainnya. Perencanaan produk atau jasa meliputi berbagai
aktifitas seperti uji pemasaran; pemosisian produk dan merek; pemanfaatan garansi;
pengemasan; penentuan pilihan produk; fitur produk, gaya produk, dan kualitas produk;
penghapusan produk lama; dan penyediaan layanan konsumen.

Di bidang agribisnis perikanan, kegiatan perencanaan produk adalah seperti


merencanakan bibit ikan tertentu pada suatu periode produksi, perencanaan membuat
produk hasil olahan perikanan, perencanaan produksi udang Windu, atau perencanaan
untuk memproduksi ikan hasil pembesaran dan lainnya. Perencanaan dalam bisnis
perikanan harus diperhatikan secara matang dan tanggung jawab tinggi. Kemampuan
dalam perencanaan produk perikanan merupakan salah satu kemampuan
kepemimpinan yang harus dikuasai oleh entrepreneur (pengusaha) agibisnis perikanan.
Kemampuan kepemimpinan pengusaha ikan sangat penting untuk :
1) Mengambil keputusan dan mengelola resiko
2) Memutuskan untuk menjadi wirausahawan mandiri
3) Menumbuhkan sifat pantang menyerah
4) Mengelola konflik
5) Mengetahui visi, misi serta merencanakan strategi yang akan dirumuskan.

b. Mata Rantai Pasok (Suplay Chain)


Pada prinsip industri, seperti di dalam bisnis manufakturing, kegiatan industrinya adalah
mengkonversikan beberapa bahan mentah serta bahan-bahan pendukungnya menjadi
sebuah produk barang jadi (siap pakai) dan mendistribusikannya kepada pelanggan.
Dengan melaksanakan kegiatan merubah bahan dasar menjadi produk siap pakai dan
kemudian mengirimkan ke pelanggan merupakan kegiatan Supply Chain atau Rantai
Pasokan.

Pada semua kegiatan bisnis atau usaha, termasuk bisnis di bidang sgribisnis perikanan,
kegiatan Supply chain atau Rantai Pasokan ini perlu dijalankan dengan efektif dan
efisien sehingga memberikan makna dalam peningkatan keuntungan bisnisnya. Untuk
mendapatkan hasil maksimal dari kegiatan rantai pasok ini biasanya diperlukan
manajemen yang profesional dalam pelaksanaannya. Manajemen tersebut biasanya
disebut dengan Manajemen Rantai Pasokan atau Supply Chain Management (SCM).

Definisi singkat Supply Chain Management (SCM) atau Manajemen Rantai Pasokan
adalah serangkaian kegiatan yang meliputi Koordinasi, penjadwalan dan pengendalian
terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman produk ataupun layanan jasa
kepada pelanggan yang mencakup administasi harian, operasi, logistik dan pengolahan
informasi mulai dari pelanggan hingga ke pemasok.

Sedangkan untuk definisi lainnya yang lebih sederhana, Supply Chain Management atau
Manajemen Rantai Pasokan adalah mekanisme yang menghubungkan semua pihak
yang bersangkutan dan kegiatan yang terlibat dalam mengkonversikan bahan mentah
menjadi barang jadi. Pihak yang bersangkutan ataupun kegiatan yang dimaksud tersebut
bertanggung jawab untuk memberikan barang-barang jadi hasil produksi kepada
pelanggan pada waktu dan tempat yang tepat dengan cara yang paling efisien.

Dalam agribisnis perikanan, bisnis yang sering dilaksanakan biasanya selain menjual
ikannya secara langsung, bisa juga produk lain dengan Dasar-Dasar Agribisnis
Perikanan 48 bahan baku ikan, ini disebut dengan produk perikanan. Produk Perikanan
adalah setiap bentuk produk pangan yang berupa ikan utuh atau produk yang
mengandung bagian ikan, termasuk produk yang sudah diolah dengan cara apapun
yang berbahan baku utama ikan. Dengan demikian, runtutan alur atau urutan produk dari
produsen sampai ke konsumen merupakan mata rantai pasok. Sebagai contoh, berikut
adalah mata rantai pasok dalam agribisnis perikanan:

Gambar 2. Rantai Pasokan atau Supply Chain Agribisnis Perikanan

c. Logistik Perikanan
Kegiatan logistik perikanan merupakan kegiatan lanjutan dari kegiatan mata rantai pasok
atau Supply Chain Manajement (SCM). Urutan kegiatan logistik perikanan dimulai dari
produksi perikanan atau produk perikanan, bahan baku dan alat produksi sampai pada
pengolahan informasi tentang pengadaan, penyimpanan dan distribusi produk perikanan
ke konsumen. Pemerintah melalui peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 5/Permen-Kp/2014 mendefinisikan Sistem Logistik Ikan Nasional, yang
selanjutnya disingkat SLIN sebagai berikut :

SLIN adalah sistem manajemen rantai pasokan ikan dan produk perikanan, bahan dan
alat produksi, serta informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai dengan
distribusi, sebagai suatu kesatuan dari kebijakan untuk meningkatkan kapasitas dan
stabilisasi sistem produksi perikanan hulu-hilir, pengendalian disparitas harga, serta
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi dalam negeri.

Dari definisi Sistim Logistik Ikan Nasioal diatas, dapat dipetakan beberapa kegiatan
logistik yang harus dikuasai oleh para manajemen pelaku usaha yang bergerak di
agribisnis perikanan, yaitu :
1) Penguasaan sistem manajemen rantai pasokan ikan
2) Penyediaan produk perikanan
3) Penyediaan bahan dan alat produksi
4) Kemampuan mengumpulkan informasi mulai dari pengadaan, penyimpanan, sampai
dengan distribusi
5) Pembuatan kebijakan bisnis untuk meningkatkan kapasitas dan stabilisasi sistem
produksi perikanan
6) Pengendalian disparitas harga, serta
7) Kemampuan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi

d. Proses Produksi
Kegiatan terpenting dari sebuah kegiatan bisnis adalah produk itu sendiri. Produk
merupakan barang atau jasa yang dapat diperjualbelikan yang merupakan hasil dari
kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk dikenal
dengan kegiatan produksi. Sedangkan kegiatan dalam upaya menghasilkan produk
dikenal dengan kegiatan produksi.

Proses produksi merupakan interaksi antara bahan dasar, bahan-bahan pembantu,


tenaga kerja dan mesin-mesin serta alat-alat perlengkapan yang dipergunakan. Menurut
ahli lain, Subagyo, mendefinisikan proses produksi adalah proses masukan menjadi
keluaran.

Subagyo (2000) menjelaskan bahwa ada 3 jenis proses produksi, yaitu proses produksi
secara terus menerus, proses produksi putus-putus dan proses produksi intermediated.
Berikut adalah penjelasan proses produksi.
1) Proses produksi terus menerus
Proses produksi terus menerus adalah proses produksi yang tidak pernah berganti
macam atau jenis barang yang dikerjakan.
2) Proses produksi putus-putus
Dikatakan proses produksi terputus-putus karena perubahan proses produksi setiap
saat terputus apabila terjadi perubahan macam barang yang dikerjakan.
3) Proses produksi intermediated
Dalam kegiatan produksi yang yang sesungguhnya, proses produksi terus menerus
dan terputus-putus tidak sepenuhnya berlaku. Biasanya merupakan campuran atau
kombinasi dari kedua proses produksi. Hal ini disebabkan karena macam atau jenis
prodak yang berbeda tetapi macamnya tidak terlalu banyak dan jumlah barang setiap
macamnya agak banyak.

Dalam agribisnis perikanan, kegiatan atau proses produksi bisnis perikanan bisa
dikategorikan pada 3 jenis produksi, yaitu :
1) Proses Produksi Melalui Kegiatan Budidaya
Proses produksi ini biasanya menghasilkan produk yang berupa bibit ikan, ikan siap
dijadikan indukan dan ikan segar untuk konsumsi. Kegiatan produksi saat proses
produksi adalah pemijahan yang akan menghasilkan produk larva ikan, pendederan
yang akan menghasilkan produk bibit ikan dan pembesaran yang akan menghasilkan
produk ikan siap konsumsi dan calon indukan ikan.
Gambar 3. Kegiatan budidaya ikan di masyarakat

2) Proses Produksi Penangkapan Ikan


Proses produksi pada sektor penangkapan ikan biasanya dilakukan diperairan lepas,
seperti di laut. Perikanan di lautan memiliki macam dan ragam yang sangat banyak.
Terlebih jika manusia telah mampu pemberian pakan pemanenan hasil budidaya
menganalisa ikan yang ada di perairan dasar laut. Akan tetapi kemampuan manusia
dan peralatan saat ini masih sangat terbatas.

Penangkapan ikan di laut merupakan kegiatan yang dilakukan diseluruh dunia kecuali
di daerah yang perairan yang kedalamannya tidak terjangkau, arus terlalu kuat dan
membahayakan serta di perairan yang terlarang karena undang-undang internasional.
Produk yang dihasilkan dari proses produksi penangkapan ikan berupa ikan laut
segar, kerang-kerangan dan rumput laut

Gambar 4. Kegiatan penangkapan ikan

3) Proses Produksi Pengolahan Hasil Perikanan


Proses produksi pada pengolahan hasil perikanan memiliki jenis yang sangat
beragam. Mulai dari pembuatan makanan kaleng dengan bahan utama ikan, produk
ikan yang di asap, fermentasi ikan, penggaraman ikan dan lain-lain.

Gambar 5. Hasil Produksi pengolahan hasil perikanan

Penanganan produksi ikan yang diolah memiliki tingkat kerumitan tersendiri, mulai
dari penyediaan bahan baku ikan yang berkualitas, proses produksi yang harus bersih
(higienis) serta pemasaran yang lebih gencar. Pelaku bisnis pengolahan hasil
perikanan memiliki peran penting dalam mensuplai asupan gizi konsumennya.
Konsumen yang tidak menyukai ikan secara utuh, bisa mendapatkan gizi dari ikan
seperti protein dan asam amino esensial melalui produk olahan yang berasal dari ikan
itu sendiri.

RINGKASAN MATERI PERTEMUAN 2


KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA
BIDANG PERIKANAN

Keselamatan dan Kesehatan Kerja merupakan instrumen untuk memproteksi pegawai,


lingkungan, dan masyarakat sekitar dari bahaya akibat kecelakaan di lingkungan kerja dan
kondisi yang dapat mempengaruhi kesehatan pegawai di lingkungan kerja.

Konsep Dasar K3 adalah melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja dalam
menjalankan pekerjaannya melalui upaya-upaya pengendalian semua bentuk potensi bahaya
yang ada di lingkungan tempat kerjanya.

Secara umum, keselamatan kerja merupakan ilmu dan penerapannya yang berkaitan dengan
mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan
lingkungan kerja serta cara melakukan pekerjaan guna menjamin keselamatan pegawai dan
aset agar terhindar dari kecelakaan dan kerugian lainnya. Sedangkan kesehatan kerja
bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pegawai melalui peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit akibat kerja yang meliputi pemeriksaan kesehatan, pengobatan, dan
pemberian makan serta minum yang bergizi.

Dalam lingkungan kerja, beberapa istilah yang sering ditemui antara lain:
a. Hazard (sumber bahaya) yaitu suatu keadaan yang memungkinkan/dapat menimbulkan
kecelakaan, penyakit, kerusakan atau menghambat kemampuan pekerja yang ada;
b. Danger (tingkat bahaya) merupakan peluang bahaya sudah tampak (kondisi bahaya sudah
ada tetapi dapat dicegah dengan berbagai tindakan preventif;
c. Risk merupakan prediksi tingkat keparahan apabila terjadi bahaya dalam siklus tertentu;
d. Incident adalah munculnya kejadian yang bahaya (kejadian yang tidak diinginkan, yang
dapat/telah mengadakan kontak dengan sumber energi yang melebihi ambang batas
badan/struktur);
e. Acontainer Craneident kejadian bahaya yang diserta adanya korban dan/atau kerugian
(manusia/benda).

Sebelum membahas pengertian dari keselamatan dan kesehatan kerja (k3), disampaikan
konsep atau pandangan K3:
a. Konsep lama
1) Kecelakaan merupakan nasib sial dan merupakan risiko yang harus diterima.
2) Tidak perlu berusaha mencegah
3) Masih banyak pengganti pekerja
4) Membutuhkan biaya yang cukup tinggi
5) Menjadi faktor penghambat produksi
b. Konsep masa kini
1) Memandang kecelakaan bukan sebuah nasib.
2) Kecelakaan pasti ada penyebabnya sehingga dapat dicegah
3) Penyebab: personal factors 80-85% dan environmental factors 15 % sampai 20 %
4) Kecelakaan selalu menimbulkan kerugian
5) Peran pimpinan sangat penting & menentukan

Secara filosofi, keselamatan dan kesehatan kerja diartikan sebagai sebuah pemikiran dan
upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan: tenaga kerja dan manusia pada
umumnya (baik jasmani maupun rohani), hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil,
makmur dansejahtera. Sedangkan ditinjau dari keilmuan, keselamatan dan kesehatan kerja
diartikan sebagai suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam upaya mencegah
kecelakaan, kebakaran, peledakan, pencemaran, penyakit, dan sebagainya
(https://prodiaohi.co.id/kesehatan-dan-keselamatan-kerja)

a. Keselamatan (safety)
Keselamatan kerja diartikan sebagai upaya-upaya yang ditujukan untuk melindungi pekerja;
menjaga keselamatan orang lain; melindungi peralatan, tempat kerja dan bahan produksi;
menjaga kelestarian lingkungan hidup dan melancarkan proses produksi. Beberapa hal yang
harus diperhatikan dalam keselamatan (safety).
1) Mengendalikan kerugian dari kecelakaan (control of accident loss)
2) Kemampuan untuk mengidentifikasikan dan menghilangkan resiko yang tidak bisa
diterima (the ability to identify and eliminate unacceptable risks)

b. Kesehatan (health)
Kesehatan diartikan sebagai derajat/tingkat keadaan fisik dan psikologi individu (the degree of
physiological and psychological well being of the individual). Secara umum, pengertian dari
kesehatan adalah upaya-upaya yang ditujukan untuk memperoleh kesehatan yang setinggi-
tingginya dengan cara mencegah dan memberantas penyakit yang diidap oleh pekerja,
mencegah kelelahan kerja, dan menciptakan lingkungan kerja yang sehat.

Beberapa tahapan prosedur kerja yang perlu dilakukan ditempat kerja antara lain :
a. Memeriksa area objek yang akan dikerjakan;
b. Menyiapkan dan memeriksa peralatan sesuai dengan pekerjaan yang akan dilakukan;
c. Menyingkirkan/mengamankan benda-benda di sekitarnya ke tempat yang aman;
d. Memasang tanda pengaman agar tidak dilintasi;
e. Memakai Alat Pelindung Diri (APD) sesuai dengan kebutuhan; 6) Melaksanakan pekerjaan
sesuai dengan urutannya;
f. Memeriksa hasil pekerjaan tersebut, apakah sesuai dengan yang diinginkan;
g. Mengembalikan benda-benda yang disingkirkan pada nomor 3 tersebut kepada posisi
semula;
h. Membersihkan peralatan yang digunakan dan menyimpan pada tempatnya semula.

Pengaruh lingkungan kerja terhadap kesehatan merujuk pada kondisi lingkungan kerja,
terutama aspek:
a. Gaya hidup seperti minuman keras, rokok, narkoba, dan makanan berlemak;
b. Bahan toksik seperti mikroorganisme, patogen, logam berat, B3; dan
c. Bahaya fisik seperti kebisingan, sinar ultraviolet, debu di udara.
Penyakit akibat kerja dan penyakit terkait kerja Penyakit yang diderita pegawai dalam
hubungan dengan kerja, baik karena faktor resiko, kondisi tempat kerja, peralatan kerja material
yang dipakai, proses produksi, limbah, dan hasil produksi.
a. Penyakit akibat kerja Penyakit tersebut terjadi hanya diantara populasi pekerja, karena
adanya paparan di tempat kerja merupakan hal utama dan penyebabnya spesifik.
b. Penyakit terkait kerja Penyakit ini terjadi juga pada populasi penduduk di luar lingkungan
kerja. Pemaparan di tempat kerja hanya merupakan salah satu faktor dan penyebabnya
multifaktor.

Faktor penyebab penyakit akibat kerja


a. Fisik Berupa kebisingan, suhu dan kelembaban, kecepatan aliran udara/ angin,
getaran/vibrasi mekanis, radiasi gelombang elektromagnetik dan tekanan udara/atmosfir.
b. Kimia Berupa gas (Co, HCN), uap, debu (asbestosis), B3, dan larutan kimia.
c. Biologi Bakteri (E.coli dapat menyebabkan diare dan Mycobacterium bovis menyebabkan
TBC), virus (herpesviridae menyebabkan herpes), jamur (candida albican dapat
menyebabkan keputihan), binatang (serangga melalui gigitan dapat menyebabkan
dermatitis), dan tanaman (berupa getah dapat menyebabkan dermatitis).
d. Fisiologi a. sikap badan yang kurang baik; b. cara kerja dan jam kerja; dan c. berdiri terus
menerus dapat mengakibatkan varises.
e. Mental Psikologi a. suasana kerja, hubungan antara bawahan dan atasan; b. pekerjaan yang
tidak cocok dengan pendidikan/keahlian; c. tidak dapat bekerja sama; dan d. mudah bosan.

Kesehatan dan keselamatan kerja pada dunia usaha dan dunia industri harus diperhatikan
dengan seksama pada semua para tenaga kerja yang berada didalam lingkup tersebut.
Pelaksanaan K3 merupakan salah satu bentuk upaya untuk menciptakan tempat kerja yang
aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dengan menerapkan K3 akan
dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada
akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kesehatan dan keselamatan
kerja telah diatur dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja.
Dalam dunia usaha bidang perikanan khususnya budidaya ikan merupakan salah satu sector
dunia usaha yang menggunakan tenaga kerja untuk memenuhi target produksinya. Tempat
kerja adalah suatu ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap dimana
tenaga kerja bekerja atau sering dimasuki tempat kerja untuk keperluan suatu usaha dan
dimana terdapat sumbersumber bahaya. Pada dunia usaha budidaya ikan tempat bekerjanya
terdapat di dalam ruangan atau diluar ruangan bergantung pada tingkat usahanya. Usaha
budidaya ikan dapat dilakukan secara ekstensif, semi intensif ataupun intensif sangat
menentukan penerapan kesehatan dan keselamatan kerjanya. Pada usaha budidaya ikan
secara ektensif atau tradisional dimana pada usaha ini tidak banyak menggunakan peralatan-
peralatan yang dapat menimbulkan bahaya bagi para pekerjanya.

Hirarki pengendalian resiko merupakan suatu urutan-urutan dalam pencegahan dan


pengendalian resiko yang mungkin timbul yang terdiri dari beberapa tingkatan secara
berurutan. Salah satunya dengan membuat rencana pengendalian antara lain :
a. Eliminasi (Elimination) Eliminasi merupakan suatu pengendalian resiko yang bersifat
permanen dan harus dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi
dapat dicapai dengan memindahkan obyek kerja atau sistem kerja yang berhubungan
dengan tempat kerja yang tidak dapat diterima oleh ketentuan, peraturan atau standar baku
K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang diperkenankan. Cara
pengendalian yang baik dilakukan adalah dengan eliminasi karena potensi bahaya dapat
ditiadakan.
b. Substitusi (Substitution) Cara pengendalian substitusi adalah dengan menggantikan bahan-
bahan dan peralatan yang lebih berbahaya dengan bahanbahan dan peralatan yang kurang
berbahaya atau yang lebih aman.
c. Rekayasa Teknik (Engineering Control) Pengendalian rekayasa teknik termasuk merubah
struktur obyek kerja untuk mencegah seseorang terpapar potensi bahaya. Cara
pengendalian yang dilakukan adalah dengan pemberian pengaman mesin, penutup ban
berjalan, pembuatan struktur pondasi mesin dengan cor beton, pemberian alat bantu
mekanik, pemberian absorber suara pada dinding ruang mesin yang menghasilkan
kebisingan tinggi, dan lain-lain.
d. Isolasi (Isolation) Cara pengendalian yang dilakukan dengan memisahkan seseorang dari
obyek kerja, seperti menjalankan mesinmesin produksi dari tempat tertutup (control room)
menggunakan remote control.
e. Pengendalian Administrasi (Admistration Control) Pengendalian yang dilakukan adalah
dengan menyediakan suatu sistem kerja yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang
terpapar potensi bahaya yang tergantung dari perilaku pekerjanya dan memerlukan
pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian administrasi ini. Metode ini
meliputi penerimaan tenaga kerja baru sesuai jenis pekerjaan yang akan ditangani,
pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk mengurangi kebosanan dan
kejenuhan, penerapan prosedur kerja, pengaturan kembali jadwal kerja, training keahlian
dan training K3.
f. Alat Pelindung Diri (Administration Control) Alat pelindung diri yang digunakan untuk
membatasi antara terpaparnya tubuh dengan potensi bahaya yang diterima oleh tubuh.

Secara umum penyebab kecelakaan kerja dapat dibagi dalam:


a. Kondisi berbahaya (unsafe condition), yaitu kondisi yang tidak aman dari peralatan/media
elektronik, bahan, lingkungan kerja, proses kerja, sifat pekerjaan dan cara kerja
b. Perbuatan berbahaya (unsafe act), yaitu perbuatan berbahaya dari manusia, yang dapat
terjadi antara lain karena Kurangnya pengetahuan dan keterampilan pelaksana, Cacat tubuh
yang tidak kentara (bodily defect), Keletihanan dan kelemahan daya tahan tubuh, Sikap dan
perilaku kerja yang tidak baik, biasanya kecelakaan menyebabkan, kerugian material dan
penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada yang paling berat.

Beberapa hal penting yang berhubungan dengan tingginya angka kecelakaan kerja serta
penyakit akibat kerja dalam suatu perusahaan meliputi:
a. Tidak dilibatkannya tenaga ahli K3 dan penggunaan metode pelaksanaan yang kurang tepat
dalam perusahaan.
b. Lemahnya pengawasan terhadap K3
c. Kurang memadainya kualitas dan kuantitas ketersediaan peralatan pelindung diri.
d. Kurang disiplinnya para tenaga kerja dalam mematuhi ketentuan mengenai K3.

c. Penerapan kaidah K3 pada dunia usaha perikanan budidaya


Dalam dunia perikanan budidaya ada tiga fase yang dapat dijadikan segmen usaha yaitu
pembenihan, pendederan dan pembesaran. Usaha pembenihan adalah usaha dalam budidaya
ikan yang outputnya adalah benih ikan. Usaha pendederan adalah usaha dalam budidaya ikan
yang outputnya ukuran ikan sebelum ditebarkan ke unit pembesaran atau ukuran sebelum
konsumsi. Sedangkan usaha pembesaran adalah usaha dalam budidaya ikan yang outputnya
adalah ikan berukuran konsumsi. Kegiatan produksi dalam budidaya ikan dibagi dalam
beberapa kegiatan antara lain adalah pembenihan, pendederan dan pembesaran. Kesehatan
dan keselamatan kerja pada kegiatan produksi tersebut harus dilakukan agar target produksi
yang diharapkan tercapai dan tidak terdapat kecelakaan kerja. Penerapan kesehatan dan
keselamatan kerja pada kegiatan produksi ini berkaitan dengan metode produksi yang
digunakan. Metode produksi dalam budidaya ikan ada tiga yaitu : metode secara ekstensif,
semi intensif, intensif, dan super intensif

Kesehatan dan keselamatan kerja pada setiap metode budidaya ikan ini sangat berbeda
karena sangat berbeda tentang target produksi dan peralatan-peralatan yang digunakan untuk
mencapai produksi. Pemilihan metode produksi ini sangat ditentukan dari ketersediaan sarana
prasarana yang dimiliki. Peralatan produksi yang dapat digunakan dalam membudidayakan
ikan ada beberapa macam. Berdasarkan kegiatan yang dilakukan dalam budidaya ikan,
peralatan yang harus disediakan antara lain adalah :
1. Peralatan pemberian pakan
2. Peralatan pengukuran kualitas air
3. Peralatan pencegahan hama dan penyakit ikan
4. Peralatan pengolahan lahan budidaya
5. Peralatan pembenihan ikan secara buatan
6. Peralatan panen
7. Peralatan listrik.

Kesehatan tempat bekerja pada dunia usaha budidaya ikan pada umumnya diruang terbuka
sehingga kebutuhan oksigen untuk para pekerja diluar ruangan tercukupi dan kondisi
lingkungan budidaya ikan yang berair mengakibatkan kondisi kelembaban ruang budidaya
sangat lembab.

Oleh karena itu dalam melakukan kegiatan budidaya ikan para pekerja harus selalu
menggunakan pakaian kerja sesuai dengan peraturan perusahaan dan jangan menggunakan
pakaian kerja yang basah. Pemakaian baju kerja yang basah dapat mengganggu kesehatan
para pekerja oleh karena itu pada para pekerja yang bekerja berhubungan langsung dengan air
yang akan membasahi pakaian kerja sebaiknya menggunakan pakaian kerja yang terlindung
dari air. Atau dapat juga pada saat bekerja yang berhubungan dengan air menggunakan
pakaian kerja yang khusus dan jika sudah selesai dengan pekerjaan bias menggunakan
pakaian yang lain sehingga kesehatan para pekerja tetap terjamin. Penggunaan pakaian kerja
yang basah dapat mengakibatkan kesehatan para pekerja terganggu. Oleh karena itu harus
dipikirkan pakaian kerja yang tepat bagi para pekerja yang bermain dengan air sebagai media
hidup ikan yang dipeliharanya.

Keselamatan kerja dalam kegiatan budidaya ikan yang menggunakan peralatan listrik harus
diperhatikan beberapa hal yang biasanya menyebabkan kecelakaan diantaranya adalah :
a. Beban listrik terlalu besar untuk satu stop kontak sehingga dapat menimbulkan pemanasan
yang dapat membakar kulit kabel.
b. Sistem kabling yang tidak memenuhi persyaratan standar
c. Kesalahan menyambungkan peralatan pada sumber listrik yang jauh lebih tinggi dari voltase
yang seharusnya
d. Adanya tikus-tikus yang mengerat kabel sehingga dapat menimbulkan hubungan pendek
atau kebakaran.

Kesehatan dan keselamatan kerja pada usaha budidaya ikan yang mempunyai gudang bahan-
bahan kimia harus diperhatikan tentangproses penyimpanannya. Penyimpanan bahan kimia
yang salah dapat mengakibatkan kecelakaan kerja yang diakibatkan oleh kecerobohan
manusia. Oleh karena itu dalam menyimpan bahan kimia harus diperhatikan beberapa faktor
yang akan mempengaruhi bahan kimia selama penyimpanan digudang antara lain adalah :
a. Temperatur, terjadinya kenaikan suhu dalam ruang penyimpanan akan memicu terjadinya
reaksi bahkan dapat menyebabkan terjadinya perubahan kimia. Kondisi ini dapat mengubah
karakteristik bahan kimia. Resiko berbahayapun dapat terjadi sebagai akibat kenaikan suhu
di dalam ruang penyimpanan. Oleh karena itu didalam ruangan penyimpanan bahan kimia
harus terdapat alat ukur suhu ruang yaitu termometer. Ada beberapa termometer yang dapat
mengukur temperatur ruangan. Termometer yang biasa digunakan untuk mengukur suhu
ruangan yaitu temperature minimum dan maksimum.
b. Kelembaban, kelembaban dapat diartikan sebagai perbandingan tekanan uap air diudara
terhadap uap air jenuh pada suhu dan tekanan udara tertentu. Kelembaban dapat diartikan
sebagai banyaknya uap air diudara. Faktor kelembaban sangat penting diperhatikan karena
berhubungan erat dengan pengaruhnya pada zat-zat higroskopis. Bahan kimia
higrokoskopis sangat mudah menyerap uap air dari udara, juga dapat terjadi reaksi hidrasi
eksotermis yang akan menimbulkan pemanasan ruangan. Kontrol terhadap kelembaban
ruang penyimpanan penting dilakukan untuk mencegah kerugiankerugianyang tidak
diinginkan. Ada beberapa alat pengukur kelembaban yang dapat digunakan seperti
higrometer, termohigrometer atau thermometer bola basah dan bola kering.
c. Interaksi dengan wadah, bahan kimia tertentu dapat berinteraksi dengan kemasan atau
wadah sehingga dapat merusak wadah sampai akhirnya menyebabkan kebocoran.
Kebocoran bahan kimia terutama yang berbahaya dapat menimbulkan kecelakaan seperti
ledakan, kebakaran dan melukai tubuh. Misalnya, wadah yang terbuat dari bahan
besi/logam, sebaiknya tidak digunakan untuk menyimpan bahan kimia yang bersifat korosif
karena akan terjadi peristiwa karatan/korosif sehingga akan merusak wadah.
d. Interaksi antar bahan kimia, selama penyimpanan bahan kimia dapat berinteraksi dengan
bahan kimia lainnya. Interaksi ini dapat mengakibatkan perubahan karakteristik bahan kimia
tersebut, misalnya interaksi antara bahan kimia yang bersifat oksidator dengan bahan kimia
yang mudah terbakar dapat menimbulkan terjadinya kebakaran, sehingga dalam
penyimpanannya harus terpisah. Penggunaan bahan-bahan kimia biasanya dilakukan pada
usaha budidaya ikan yang intensif dan melakukan kegiatan pengukuran kualitas air,
kesehatan ikan dengan bahan-bahan kimia. Oleh karena itu harus diperhatikan tentang
kesehatan dan keselamatan kerja para pekerja yang bertanggungjawab pada unit tersebut.
RINGKASAN MATERI PERTEMUAN 3
PENGGUNAAN DAN PERAWATAN PERALATAN
AGRIBISNIS PERIKANAN

Penggunaan dan Perawatan Peralatan Agribisnis Perikanan Peralatan agribisnis perikanan erat
kaitannya dengan penggunaan sarana prasarana yang digunakan. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI), sarana diartikan sebagai “segala sesuatu yang dapat dipakai
sebagai alat atau media dalam mencapai maksud atau tujuan”. Sedangkan prasarana adalah
“segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggaranya suatu proses (usaha,
pembangunan, proyek, dan sebagainya”.

Menurut Moenir (1992), mengatakan sarana adalah segala jenis peralatan, perlengkapan kerja
dan fasilitas yang berfungsi sebagai alat utama atau pembantu dalam pelaksanaan pekerjaan,
dan juga dalam rangka kepentingan yang sedang berhubungan dengan organisasi kerja.

Dari pengertian sarana yg di katakan Moenir tersebut jelas memberi petunjuk sarana
merupakan seperangkat alat yang digunakan dalam suatu proses kegiatan baik alat tersebut.
Sementara prasarana adalah peralatan pembantu atau juga peralatan utama, dan kedua alat
tersebut berfungsi untuk mewujudkan suatu tujuan yang ingin di capai. Fungsi sarana dan
prasarana tentu berbeda berdasarkan ruang lingkup penggunaannya masing-masing. Misalnya,
sarana dan prasarana perikanan budidaya dengan perikanan tangkap ataupun pengolahan
perikanan sangatlah berbeda. Pada pembahasan ini kita hanya akan membahas mengenai
sarana prasarana perikanan budidaya.

Budidaya perikanan adalah kegiatan bisnis karena bertujuan untuk mendapatkan keuntungan
sehingga bisa diistilahkan sebagai akuabisnis sebagai padanan agribisnis dalam bidang
pertanian. Sistem akuabisnis terdiri dari beberapa subsistem sebagaimana berlaku di dalam
agribisnis. Berikut ini akan diuraikan subsistem yang dimaksud tersebut, serta cakupan
kegiatannya yaitu sebagai berikut.
a. Subsistem pengadaan sarana dan prasarana produksi Pengadaan prasarana produksi
mencakup pemilihan lokasi, pengadaan bahan dan pembangunan fasilitas produksi,
sedangkan pengadaan sarana produksi mencakup pengadaan induk, benih, pakan, pupuk,
obatobatan, pestisida, peralatan akuakultur, dan tenaga kerja.
b. Subsistem proses produksi Subsistem ini mencakup kegiatan sejak persiapan wadah kultur,
penebaran (stocking), pemberian pakan, pengelolaan lingkungan, pengelolaan kesehatan
ikan, pemantauan ikan hingga pemanenan.
c. Subsistem penanganan pascapanen dan pemasaran Subsistem ini mencakup kegiatan
meningkatkan mutu produk hingga bisa lebih diterima konsumen, distribusi produk, dan
pelayanan (servis) terhadap konsumen.
d. Subsistem pendukung Subsistem terakhir ini mencakup, antara lain aspek hukum
(perundangundangan dan kebijakan), aspek keuangan (pembiayaan/kredit dan
pembayaran), aspek kelembagaan (organisasi perusahaan, asosiasi, koperasi, perbankan,
lembaga birokrasi, serta lembaga riset dan pengembangan).

Setiap subsistem kegiatan yang dilakukan pada perikanan budidaya pastinya meemerlukan
peralatan yang sesuai dengan kebutuhannya. Hal ini yang berpengaruh pada penggunaan dan
fusngis peralatan disetiap kegiatan peru disesuaIkan berdasarkan fungsi dan keguanaannya.

Wardiningsih (2014) menjelaskan bahwa suatu unit pembenihan ikan harus mempunyai fasilitas
yang lengkap, termasuk peralatan-peralatan yang diperlukan untuk pengoperasiannya.
Sebelum menentukan fasilitas yang diperlukan dalam pengoperasian suatu unit usaha
pembenihan ikan, hendaknya memperhatikan: jenis ikan yang akan dipelihara, ukuran ikan
yang dihasilkan, sistem produksi, target produksi, sistem pemberian pakan (alami/buatan), dan
sistem penyebaran/ pemasaran hasil. Fasilitas yang diperlukan dalam suatu unit pembenihan
ikan adalah seluruh sarana berupa bangunan, perkakas dan peralatan yang digunakan untuk
pengoperasian secara efisien dan efektif. Komarudin, et. al (1988) mengkategorikan fasilitas
tersebut berdasarkan operasionalnya yang terdiri atas sarana pokok, sarana penunjang serta
peralatan dan bahan.

a. Sarana Pokok
1) Kolam pemijahan. Kolam pemijahan digunakan untuk pemijahan induk. Bentuk, ukuran,
dan jumlah kolam disesuaikan dengan jenis ikan, metode pemijahan, dan skala usaha. Pada
sistem pemijahan buatan diperlukan fasilitas pemijahan (hatching house) yang di dalamnya
terdapat sarana dan peralatan stripping, treatment induk, penampungan telur, penetasan
telur, treatment larva, pakan larva, laboratorium yang berhubungan dengan pemijahan
seperti analisis kualitas air, penyakit, dan tempat pengepakan larva (Kovari, 1983). Kolam
pemijahan dapat berukuran antara 50-100 m2, berbentuk empat persegi panjang dengan
kedalaman 0,5-1,2 m.
2) Kolam pendederan I. Setelah persediaan makanan berupa kuning telur (umur 4-5 hari)
habis, larva dipindahkan ke kolam pendederan II dan III. Untuk memelihara benih berumur
4-5 hari sampai dengan 3-4 minggu, sebaiknya dipilih tempat yang dekat dengan kolam
pemijahan dan terlindung dari gangguan lingkungan. Tujuannya adalah pertama untuk
memudahkan pemindahan benih yang kondisinya masih fragile serta mengurangi stres;
kedua kondisi benih pada umur tersebut sangat sensitif terhadap fluktuasi lingkungan.
Menurut Kovari (1988) dalam Wirdiningsih (tth), kolam pendederan I dapat berukuran antara
100-1000 m2, atau tergantung dari jumlah benih yang dipelihara serta kapasitas dari kolam
pemijahan. Di Unit Usaha Pembenihan, kolam pemijahan dapat mencapai antara 13.000-
23.500 m2 .
3) Kolam pendederan II dan III. Ukuran optimum untuk kolam pendederan II dan III dapat
berkisar antara 1-10 ha, dengan kedalaman 1-15 m (Direktorat Jenderal Perikanan, 1988
dalam Wirdingsih, tth)). Luas kolam dan jumlahnya tergantung dari jenis ikan dan skala
usaha. Misalnya, untuk kolam pendederan ikan mas luasnya adalah antara 500- 2000 m2
/petak, sedangkan untuk ikan lele antara 250-1000 m2 /petak.
4) Kolam pemeliharaan calon induk/induk. Kolam dapat berbentuk empat persegi panjang
atau bundar. Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari jenis ikan, skala usaha, dan target
produksi yang ingin dicapai. Kolam pemeliharaan induk dapat berukuran 200-750 m2 ,
namun ada juga yang luasnya antara 500-1000 m2 .
5) Kolam penampungan benih. Setelah benih ikan dipanen dari kolam pendederan, benih
ikan tersebut ditampung terlebih dahulu sebelum dipasarkan. Ukuran dan jumlah kolam
tergantung dari jenis dan ukuran ikan, waktu penangkapan/penjualan ke pasar, dan skala
usaha. Kolam penampungan benih dapat berukuran 500- 2000 m2 (Kovari, 1983). Pada
kolam ini kualitas air harus diperhatikan kandungan oksigen minimal 3 ppm, air harus
mengalir dan selalu berganti dengan debit 10- 15 lt/detik. Untuk mengantisipasi fluktuasi
suhu, kedalaman kolam ini antara 50-70 cm.
b. Sarana Penunjang
1) Kolam pemberokan. Kolam pemberokan digunakan untuk memberok induk sebelum
dipijahkan. Jumlah dan luas kolam pemberokan tergantung dari skala usaha. Pada
umumnya luas kolam pemberokan antara 75-150 m2 , dengan kedalaman antara 50-75 cm.
2) Kolam pengendapan. Kolam pengendapan berfungsi untuk mengendapkan partikel-partikel
kasar, sehingga air yang akan digunakan relatif telah bersih dari pasir dan lumpur. Unit bak
pengendapan mempunyai luas penampang lebih kurang 40 kali dari luas penampang
saluran air dan dibuat panjang berkelok-kelok. Hal ini dimaksudkan agar air dapat mengalir
secara pelan-pelan, sehingga partikel-partikelnya dapat mengendap, terutama yang kasar.
Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari skala usaha dan kualitas air.
3) Kolam filter dan reservoir. Kolam filter digunakan untuk menyaring air dari partikel-partikel
halus, hama, dan penyakit. Air yang telah disaring, ditampung dalam bak reservoar dan
selanjutnya digunakan untuk keperluan pembenihan.
4) Kolam pemeliharaan ikan donor. Pada sistem pemijahan buatan, diperlukan kolam
pemeliharaan donor. Ukuran dan jumlah kolam tergantung dari skala usaha. Pada umumnya
luas kolam pemeliharaan ikan donor antara 400-1000 m2 . Sarana penunjang lainnya selain
kolam-kolam tersebut di atas adalah gudang untuk penyimpanan pakan, obat-obatan, bahan
kimia, dan peralatan. Untuk proses pemanenan dan pengepakan diperlukan suatu bangsal.
5) Peralatan dan Bahan. Jenis dan jumlah peralatan tergantung pada skala usaha serta
metode pemeliharaan. Contoh jenis, jumlah peralatan, dan bahan di BBI terdiri atas:
Peralatan teknik:
a) Alat -alat pembenihan dan perkolaman.
b) Hapa ukuran 2  1  0,75 m dan 2  4  0,75 m sebanyak 10-20 set.
c) Corong penetas dengan garis tengah 0,50 m, tinggi 0,50 m, sebanyak 25- 50 buah.
d) Waring, jala seser.
e) Timbangan 1 kg, 10 kg, dan 100 kg.
f) Mistar, termometer, pH meter, meteran gulung 30 m, dan loupe perbesaran 30 kali.
g) Alat hypophisa (jarum suntik, sentrifugal, mortar, gelas ukur, alat bedah, lemari es, dan
termos).
h) Tangki fiber 500 liter, 2 buah.
i) Aerator 10 set.
j) Alat pertanian, cangkul, dan parang.

Alat transportasi ikan:


a) Alat pengepakan dan pembongkaran kotak benih ikan.
b) Aerator.
c) Tangki oksigen 1 m3 dan 2 m3 masing-masing 3 buah.

Alat pembuatan pelet, makanan ikan. Kompor, ketel saringan, ember, nyiru, timbangan 1 kg
dan 50 kg, dan tempat penyimpanan bahan baku.

c. Bahan Pembantu pada Unit Pembenihan Ikan


Bahan pembantu pada Unit Pembenihan Ikan meliputi pupuk (organik dan anorganik), kapur,
obat-obatan (insektisida dan herbisida), dan pereaksi kimia lainnya.
1) Pupuk
a) Pupuk organik diperlukan untuk memperbaiki kesuburan struktur dasar kolam, berupa
pupuk kandang, kompos atau pupuk hijau.
b) Pupuk anorganik diperlukan untuk memperbaiki kesuburan dengan lebih cepat, berupa
pupuk yang mengandung N dan P.

Kebutuhan pupuk untuk unit usaha pembenihan didasarkan pada pedoman sebagai
berikut.
a) Pupuk organik diperlukan sebanyak 30 ton/tahun di unit usaha pembenihan sentral,
sedangkan di unit usaha pembenihan lokal sebesar 15 ton/tahun. Pemupukan
dilakukan pada kolam-kolam pendederan saja.
b) Pupuk anorganik diperlukan lebih kurang 150 kg/tahun di unit usaha pembenihan
sentral dan lebih kurang 75 kg/tahun di unit usaha pembenihan lokal.
Pemupukan dilakukan apabila kesuburan kolam relatif sangat rendah. untuk
mencegah blooming algae, sebaiknya penggunaan pupuk anorganik dibatasi jumlah
penggunaannya.

2) Kapur
Kapur tohor (CaCO3) dipakai sebesar 60 ton/tahun di unit usaha pembenihan sentral dan 30
ton di unit usaha pembenihan lokal.
3) Insektisida
Insektisida sebanyak 100 liter di unit usaha pembenihan sentral dan 50 liter di unit usaha
pembenihan lokal.
4) Bahan pereaksi kimia a) Bahan pereaksi kimia dan obat-obatan lebih kurang 2 kg KMnO4 di
unit usaha pembenihan sentral, 1 kg KMnO4 di unit usaha pembenihan lokal. b)
Aceton/alkohol sebanyak 10 liter di unit usaha pembenihan sentral, dan 5 liter di unit usaha
pembenihan lokal. c) Hormon buatan (HCG) sebanyak 30.000 IU di unit usaha pembenihan
sentral dan 15.000 IU di unit usaha pembenihan lokal. d) Aquades lebih kurang 50 liter.
untuk unit usaha pembenihan sentral dan 20 liter. di unit usaha pembenihan lokal. e) Bahan
anestesia (MS.222) sebanyak 1 liter. di unit usaha pembenihan sentral dan 0,5 liter. di unit
usaha pembenihan lokal. f) Antibiotik (Terramycine Kemicitine), 500 gram di unit usaha
pembenihan sentral dan 150 gram di unit usaha pembenihan lokal

Selain penggunaan berbagai peralatan yang perlus sesuai dengan standar operasional
prosedur, peralatan yang digunakan atau pun dalam kondisi disimpan perlu juga melakukan
perawatan secara berkala disesuaikan dengan setiap karakteristik peralatan. Perawatan
peralatan dapat dilakukan dengan cara membersihkan kembali peralatan yang telah digunakan,
melakukan desinfeksi terhadap peralatan lapangan dan laboratorium, mengkalibrasi kembali
peralatan-peralatan elektrik dan Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan 68 digital sebelum disimpan
pada tempat yang sesuai penempatannya. Penyimpanan peralatan dalam kondisi bersih dan
tertata merupakan salah satu upaya perawatan peralatan operasional. Pendataan peralatan
yang disimpan serta jumlah dan spesifikasi peralatan perlu dilakukan untuk mempermudah saat
alat akan digunakan.

Penggunaan dan perawatan peralatan atau sarana sesuai dengan kebutuhan dan kapasitasnya
merupakan salah satu factor penting dalam kegiatan agribisnis perikanan. Penggunaan alat
yang tepat didukung dengan perawatan sarana prasarana dengan baik secara langsung dapat
membantu pencegahan serangan hama dan penyakit yang bisa menyerang komoditas
perikanan yang dipelihara, hal ini karena dengan peralatan yang bersih maka kontaminasi
dapat dihindari. Desinfeksi juga dapat dilakukan saat sebelum dan sesudah penggunaan
peralatan dan sarprasa budidaya untuk menghindari serangan hama penyakit yang dapat
berdampak pada keberhasilan usaha agribisnis perikanan.
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD)

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


DASAR-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN
SMKN 1 MUNDU CIREBON

Nama Anggota Kelompok : 1. _____________________


2. _____________________
3. _____________________
4. _____________________
5. _____________________
6. _____________________
Kelas : X APAT ____
Semester : Ganjil

JUDUL
Proses Bisnis Industri Perikanan Budidaya/Tangkap/Pengolahan

ALOKASI WAKTU
6 JP

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu memahami proses bisnis pada beberapa usaha perikanan
2. Peserta didik mampu memahami jenis-jenis usaha pada agribisnis perikanan

ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Lembar kerja
3. Internet
4. Buku ajar

INSTRUKSI KERJA
1. Silahkan ananda diskusikan bersama kelompok tentang proses bisnis dibawah ini:

a. Kelompok I proses bisnis secara menyeluruh tentang Perbenihan


b. Kelompok II proses bisnis secara menyeluruh tentang Pembesaran
c. Kelompok III proses bisnis secara menyeluruh tentang Pemanenan
d. Kelompok IV proses bisnis secara menyeluruh tentang Perlakuan pasca panen

2. Identifikasilah jenis-jenis Usaha dalam proses bisnis pada kelompok kalian masing-
masing

3. Buatlah Proses Bisnis dan jenis usaha tersebut dalam bentuk poster
4. Presentasikan hasil diskusi ananda didepan kelas.

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK


DASAR-DASAR AGRIBISNIS PERIKANAN
SMKN 1 MUNDU CIREBON

Nama Anggota Kelompok : 1. _____________________


2. _____________________
3. _____________________
4. _____________________
5. _____________________
6. _____________________
Kelas : X APAT ____
Semester : Ganjil

JUDUL
K3LH

ALOKASI WAKTU
6 JP

TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Peserta didik mampu memahami proses bisnis pada beberapa usaha perikanan
2. Peserta didik mampu memahami jenis-jenis usaha pada agribisnis perikanan

ALAT DAN BAHAN


1. Alat tulis
2. Lembar kerja
3. Internet
4. Buku ajar

INTRUKSI KERJA
A. Bersama kelompok belajar anda lakukan analisis mengenai faktor -faktor penyebab
kecelakaan kerja dalam proses bidang perikanan, beserta contoh kasusnya dari
berbagai sumber yang ada baik dari internet, surat kabar, buku sumber lain. Sertakan
sumber/Linknya

Faktor Faktor Penyebab


No Contoh Kasus
Kecelakaan Kerja

2
3

B. Dalam membangun usaha bisnis perikanan kita perlu menggunakan beberapa alat
keamanan di bidang agribisnis perikanan. Sebutkan dan jelaskan fungsi alat keamanan
tersebut

No Alat Keamanan bidang agribisnis perikanan fungsi

C. Diskusikan dengan kelompok anda, Amati peralatan yang ada di labor alat-alat praktek
sekolah, temukan 5 alat dan tuliskan penggunaan dan perawatan peralatan tersebut.

No Alat Praktek Penggunaan Perawatan


Rubrik Penilaian: Diskusi Proses Bisnis

Aspek yang Dinilai Sangat Baik Kurang Tidak Baik Nilai


Baik Baik

Keterlibatan secara penuh

Inisiatif bertanya

Ketepatan menjawab pertanyaan

Penyampaian gagasan orisinil

Kriteria Penilaia (Skor)

Sangat baik = 4; Baik = 3; Kurang Baik = 2; Tidak Baik = 1

N = Jumlah skor yang diperoleh Peserta Didik x 100

Skor Maksimal = 20

Rubrik Penilaian : Lk 1 Menyajikan Hasil observasi dan diskusi pada kelompok

Aspek yang Dinilai Sangat Baik Kurang Tidak Baik Nilai


Baik Baik

Kejelasan substansi Poster

Kesesuaian poster dengan isi materi


Kriteria Penilaian

(Skor)

Sangat baik = 4; Baik = 3; Kurang baik = 2; Tidak Baik = 1

N = Jumlah skor yang diperoleh Peserta Didik x 100

Skor Maksimal = 15

Rubrik Penilaian Presentasi

Nama       :

Kelas /Semester          :

Tanggal Penugasan    :

No Nama Aspek penilaian Total nilai

Kelancaran Kelengkapan Kebenaran


Informasi Isi

Pedoman Penskoran

Aspek Penilaian Kriteria Rentang Skor Skor Maksimal


Kelancaran Sangat lancar 81- 100
menyampaikan informasi

Cukup lancar 71-80


menyampaikan informasi

Kurang lancar 66-70


menyampaikan informasi

Tidak lancar 60-65


menyampaikan informasi

Kelengkapan  informas Informasi yang 85-100 100


i disampaikan sangat
lengkap

Informasi yang 70-84


disampaikan sedikit
kurang lengkap

Hanya separuh Informasi 55-69


yang disampaikan

Informasi yang 54-40


disampaikan sangat
kurang

Kebenaran isi Informasi yang 85-100 100


disampaikan benar
semua

Informasi yang 70-84


disampaikan hampir
benar semua

Informasi yang 55-69


disampaikan separuh
yang benar

Informasi yang 54-40


disampaikan sebagian
besar salah
Pengayaan dan Remedial

Pengayaan

� Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik mengenai materi


pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta didik yang telah tuntas
mencapai tujuan pembelajaran dan dapat mengembangkan potensinya
� Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan dengan
peserta didik.
� Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah mencapai
ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan untuk perluasan
atau pendalaman materi (kompetensi), antara lain proses bisnis yang lebih
mendalam di bidang agribisnis perikanan.

Remedial

� Remedial dapat diberikan kepada peserta didik yang capaiannya belum tuntas.
� Guru memberi semangat kepada peserta didik yang belum tuntas.
� Guru akan memberikan tugas bagi peserta didik yang belum tuntas dalam bentuk
pembelajaran ulang, bimbingan perorangan, belajar kelompok, pemanfaatan
tutor sebaya bagi peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai
hasil analisis penilaian.

LEMBAR REFLEKSI

Pada akhir pembelajaran, Anda diminta untuk menjawab pertanyaan – pertanyaan yang tersedia pada
lembar refleksi untuk mengetahui sejauh mana pencapaian hasil belajar yang telah Anda lalui.
Diskusikan bersama guru Anda, bila terdapat materi yang kurang anda pahami.

Isilah titik – titik di bawah ini secara jujur ! Nama :

Apakah ananda dapat memahami materi Proses bisnis secara menyeluruh di bidang agribisnis
perikanan? …………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………

Menurut ananda bagian materi mana yang membutuhkan pemahaman yang lebih mendalam?
……………………………….
………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………

Cara – cara yang saya lakukan untuk mempelajari materi ini adalah …………

……………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………

Kesan saya setelah mengikuti materi ini ……………………………………….............................

……………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA

Afrianto, E dan Liviawaty, E. 1998. Metode Budidaya Ikan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Effendi. 2004. Pengantar Akuakultur. Penebar Swadaya. Jakarta.

Gusrina. 2008. Budidaya Ikan Jilid 1. Direktorat Pembinaan Sekolah Menenah Kejuruan.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Koolman J and Rohm KH. 2001. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Wanadi SI penerjemah.
Sadikin M , editor. Hipokrates. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai