Anda di halaman 1dari 49

Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


REPUBLIK INDONESIA
2021

Buku Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan


SMK Kelas X

Penulis : Wasaidin, S.Tr.Pi


Farid Pathurrahman, S.Si., M.Pd
ISBN :

Pembelajaran Unit Kompetensi 4

Bab 4.
Perkembangan
Sistem Teknologi
Agribisnis
Perikanan

151
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

A. Tujuan Pembelajaran

Meliputi perkembangan sistem teknologi dan budidaya ramah


lingkungan yaitu bioteknologi, otomatisasi, digitalisasi, Internet of
Thing (IoT), ekologi perairan dan isu-isu global terkait
perkembangan agribisnis perikanan seperti environment-friendly
aquaculture, smart farming, pemanasan global, perubahan iklim,
ketersediaan pangan global, regional dan lokal, serta sustainable
farming (pertanian berkelanjutan).

Tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh peserta didik setelah


mempelajari unit kompetensi 4. Perkembangan Sistem antara lain :
1. Peserta didik mampu memahami ekologi perairan dan sistem budidaya
periaran sebagai dasar pembelajaran perkembangan teknologi
agribinis perairan
2. Peserta didik mampu memahami dan menganalisis perkembangan
teknologi agribisnis perikanan sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan.
3. Peserta didik mampu memahami dan mengimplementasikan budidaya
ramah lingkungan (sustainable aquaculture)

B. Aktifitas Pembelajaran

Aktifitas Pembelajaran 1. Ekologi Peraiaran dan Sistem


Budidaya

Kode TP : X.PB.4.1
Tujuan : Peserta didik mampu membuat perhitungan
Pembelajaran dasar 152nstrum usaha bidang perikanan
sesuai dengan potensi disekitarnya.
Profil Pelajar : Beriman, bertaqwa kepada tuhan YME,
Pancasila berkebinekaan global, bergotong royong,
mandiri, kreatif dan bernalar kritis

152
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Sarana dan : Laptop, jaringan internet, alat tulis, lembar


prasarana pengamatan, media pembelajaran,
Model : Discovery Learning secara Luring/Daring
Pembelajaran
Metode : Diskusi, eksplorasi, dan presentasi
Pembelajaran
Penilaian : Individu dan kelompok
Alokasi Waktu : 12 JP (@ 45 menit)
Materi : 1. Ekologi perairan
Pembelajaran 2. Ekosistem perairan
3. Sistem budidaya perikanan
Pertanyaan : 1. Apakah saudara paham yang dimaksud
Pemantik dengan ekologi dan ekosistem perairan?
2. Apakah saudara tau kenapa harus
mempelajar
3. Apakah kalian tau kenapa pentingnya
memahami ekologi dan ekosistem
peraiaran?
4. Coba saudara sebutkan perairan apa yang
banyak saudara temui dilingkungan
sekitar saudara!
5. Coba sebutkan bagaimana pemanfaatan
perairan terebut untuk kegiatan budidaya
perikanan?
6. Apakah kegiatan budidaya didaerah
saudara sudah memanfaatkan teknologi?

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru membuka kegiatan dengan memberi salam dan menyapa peserta
didik
2. Guru memimpin doa sebelum aktifitas dimulai
3. Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik

153
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
4. Guru melakukan pengkondisian kelas dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran, 154nstrume pembelajaran, dan memotivasi siswa
5. Guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran
sebelumnya dan yang akan dipelajari pada sesi ini.
Kegiatan Inti (490 menit)
1. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran
yang akan dicapai, 154nstrume pembelajaran, apersepsi, penilaian,
pengkondisian dan motivasi.
2. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pemantik yang
diajukan oleh guru untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap materi
yang akan dipelajari
3. Guru menyampaikan menyampaikan pemaparan umum tentang ekologi
perairan dan sistem budidaya perikanan
4. Peserta didik dipersilahkan untuk membentuk kelompok sebanyak 4
kelompok di bantu guru atau ketua kelas
5. Guru membagi lokasi pengematan disesuaikan dengan materi yang akan
disampaikan untuk mewakili perairan yang ada didaerah sekitar seperti
Danau/Tambak/Sungai/Karamba Jaring Apung, atau Perkolaman untuk
mengisi 2 lembar pengamatanyang tersedia di LK X.PB.4.1
6. Peserta didik dipersilahkan untuk mengerjakan LK X.PB.4.1 secara
berkelompok untuk mengidentifikasi ekologi dan ekosistem serta
perairan dan sistem budidaya perikanan secara langsung dengan
pengamatan di lapangan.
7. Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan LK X.PB.4.1,
perwakilan peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil
pekerjaannya didepan kelas/rekan sejawat dan peserta didik lain
memperhatikan dan dapat memberikan pertanyaan atau tanggapan.
8. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil kerjanya, peserta
didik menyimak dan memperhatikan penjelasan dan penguatan yang
diberikan oleh guru.
9. Peserta didik memperhatikan arahan dan penjelasan guru terkait apa
yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari pada pembelajaran
berikutnya.
10. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi kelompok.

154
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Penutup (30 menit)
1. Guru membuka sesi tanya jawab sebelum merefleksikan hasil kegitan
pembelajaran 155nstrum dengan peserta didik.
2. Guru memberikan apresiasi dan motivasi pada siswa atas kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru membuat hubungan antar materi sebelum menutup kegiatan
4. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam

155
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kode TP : LK.X.PB.4.1
Tugas Diskusi : Ekologi dan ekosistem perairan
Nama Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
dst
Alat dan Bahan : Laptop, jaringan internet, lembar pengamatan,
Diskusi kamera, alat tulis, bahan bacaan

1. Siapkan form/ 156nstrument pengamatan ekologi dan karakteristik


komoditas perikanan beserta kelompok kalian didampingi oleh guru
pendamping. Saudara dapat menggunakan form berikut sebagai contoh
untuk kemudian dilengkapi!

Lokasi pengamatan :
Tanggal pengamatan :

Komponen Ekosistem Interaksi yang


No Lingkungan
Biotik Abiotik terjadi
1 Danau**

2 Tambak**

3 Karamba Jaring
Apung**

dst
Keterangan : *Coret yang tidak perlu
**Contoh lokasi pengamatan yang terdapat disekitar kalian

156
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

2. Untuk mengetahui karaktersitik komoditas perikanan lakukan


pengamatan terhadap komoditas yang terdapat pada peraiaran yang
sedang saudara amati, untuk melengkapi tabel berikut!

Lokasi pengamatan :
Tanggal pengamatan :
Ekologi Perairan : Tawar/Payau/Laut

Nama Habitat Lokasi


No Jenis*** Ciri-ciri
Komoditas Hidup** Budidaya
1.
2.
3.
dst
*Coret yang tidak perlu
**Tawar/Payau/Laut
***Fisnfish/Crustacea/Mollusca/Alga

157
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Aktifitas Pembelajaran 2. Perkembangan teknologi


agribinis perikanan

Kode TP : X.PB.4.2
Tujuan : Peserta didik mampu memahami dan
Pembelajaran menganalisis perkembangan teknologi
agribisnis perikanan sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan.
Profil Pelajar : Beriman, bertaqwa kepada tuhan YME,
Pancasila berkebinekaan global, bergotong royong,
mandiri, kreatif dan bernalar kritis
Sarana dan : Laptop, jaringan internet, alat tulis, lembar
prasarana pengamatan, media pembelajaran,
Model : Discovery Learning secara Luring/Daring
Pembelajaran
Metode : Diskusi, eksplorasi, dan presentasi
Pembelajaran
Penilaian : Individu dan kelompok
Alokasi Waktu : 12 JP (@ 45 menit)
Materi : 1. Teknologi budidaya perikanan
Pembelajaran 2. Teknk otomasi pada kegiatan budidaya
perikanan
3. Teknologi digital pada budidaya perikanan
Pertanyaan : 1. Apakah saudara tau bagaimana
Pemantik perkembangan teknologi perikanan yang
ada di Indonesia?
2. Apakah saudara merasa kerepotan dengan
rutinitas pemeliharaan ikan?
3. Apakah saudara bisa membayangkan bahwa
suatu saat nanti kegiatan budidaya
perikanan dapat dilakukan dengan cara
otomasi?
4. Apakah kalian dapat membayangkan
nantinya saudara tetap dapat memelihara
ikan di perusahaan yang saudara miliki

158
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

meskipun saudara sedang sibuk berada di


luar kota atau bahkan sedang berkumpul
dengan keluarga di rumah?

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru membuka kegiatan dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik
2. Guru memimpin doa sebelum aktifitas dimulai
3. Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan pengkondisian kelas dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran, skenario pembelajaran, dan memotivasi siswa
5. Guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran
sebelumnya dan yang akan dipelajari pada sesi ini.
Kegiatan Inti (490 menit)
1. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, skenario pembelajaran, apersepsi,
penilaian, pengkondisian dan motivasi.
2. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pemantik yang
diajukan oleh guru untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap
materi yang akan dipelajari
3. Guru menyampaikan menyampaikan pemaparan umum tentang
perkembangan teknologi agribinis perikanan
4. Peserta didik dipersilahkan untuk membentuk kelompok sebanyak 4
kelompok di bantu guru atau ketua kelas
5. Guru membagi lokasi pengamatan disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan, dan siswa dipersilahkan untuk mempelajari
terlebih dahulu LK X.PB.4.2 yang akan digunakan sebagai lembar
pengamatan.
6. Peserta didik dipersilahkan untuk mengerjakan LK X.PB.4.2 dan
melengkapi lembar pengamatan dengan didampingi oleh guru
pendamping
7. Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan LK X.PB.4.1,
perwakilan peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil

159
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
pekerjaannya didepan kelas/rekan sejawat dan peserta didik lain
memperhatikan dan dapat memberikan pertanyaan atau tanggapan.
8. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil kerjanya,
peserta didik menyimak dan memperhatikan penjelasan dan
penguatan yang diberikan oleh guru.
9. Peserta didik memperhatikan arahan dan penjelasan guru terkait apa
yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari pada pembelajaran
berikutnya.
10. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi kelompok.
Penutup (30 menit)
1. Guru membuka sesi tanya jawab sebelum merefleksikan hasil kegitan
pembelajaran bersama dengan peserta didik.
2. Guru memberikan apresiasi dan motivasi pada siswa atas kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru membuat hubungan antar materi sebelum menutup kegiatan
4. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam

160
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kode TP : LK.X.PB.4.2
Tugas Diskusi : Perkembangan teknologi agribisnis perikanan
Nama Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
dst
Alat dan Bahan : Laptop, jaringan internet, lembar pengamatan,
Diskusi kamera, alat tulis, bahan bacaan

1. Apakah didaerah saudara ada kegiatan budidaya yang sudah


berkembang? Baik skala kecil ataupun skala besar. Saudara dapat
mengunjungi atau mengamati kegiatan-kegiatan budidaya didaerah
sekitar saudara untuk melengkapi tabel berikut!

Nama Usaha budidaya :


Lokasi pengamatan
Tanggal pengamatan :
Komoditas yang
:
dipelihara
Kegiatan budidaya yang
: Pembenihan/pendederan/pembesaran
dilakukan
Wadah/tempat
:
pemeliharaan
Lama waktu
:
pemeliharaan
Ukuran yang dipelihara :
Teknologi apa yang
telah digunakan :
diperusahaan tersebut
Teknis pemberian
:
pakan

161
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Pengelolaan kualitas air


:
yang dilakukan
Penngendalian hama
penyakit yang :
dilakukan
Sistem pemanenan yang
:
dilakukan
Bagaimana pengemasan
:
dan distribusinya
Bagaimana sistem
:
pemasarannya
2. Lengkapi dengan dokumentasi hasil pengamatan
3. Buatlah laporan hasil pengamatan dan diskusi kelompok

4. Setelah saudara melakukan pengamatan secara langsung, sekarang


coba saudara saksikan tayangan video pada tautan berikut
https://youtu.be/EGc9bMvWCiA kemudian coba saudara ceritakan
kembali tentang apa yang saudara saksikan, menurut saudara
bagaimana jika hal pada tayangan berikut bisa saudara nikmati secara
langsung?

a. Tuliskan secara singkat tentang tayangan pada tautan video


tersebut

b. Apa pendapat saudara tentang pemanfaatan teknologi pada


kegiatan budidaya?

162
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Aktifitas Pembelajaran 3. Sistem budidaya ramah


lingkungan (sustainable
aquaculture)

Kode TP : X.PB.4.3
Tujuan : Peserta didik mampu memahami dan
Pembelajaran mengimplementasikan budidaya ramah
lingkungan (sustainable aquaculture)
Profil Pelajar : Beriman, bertaqwa kepada tuhan YME,
Pancasila berkebinekaan global, bergotong royong,
mandiri, kreatif dan bernalar kritis
Sarana dan : Laptop, jaringan internet, alat tulis, lembar
prasarana pengamatan, media pembelajaran,
Model : Discovery Learning secara Luring/Daring
Pembelajaran
Metode : Diskusi, eksplorasi, dan presentasi
Pembelajaran
Penilaian : Individu dan kelompok
Alokasi Waktu : 12 JP (@ 45 menit)
Materi : 1. Isu-isu global agribisnis perikanan
Pembelajaran 2. Bioteknologi sebagai upaya budidaya
ramah lingkungan
Pertanyaan : 5. Apakah saudara pernah memperhatiakn
Pemantik tentang penggunaan pakan dan obat-
obatan pada kegiatan budidaya perikanan?
6. Tahukan kalian bahwa penggunaan obat
yang berlebihan juga dapat berdampak
kurang baik pada orang yang
mengkonsumsinya?
7. Apakah saudara juga pernah mengamati
mulai banyaknya tambak-tambak di
beberapa daerah saat ini sudah mulai
terbengkelai dan tidak produktif lagi?

163
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

8. Pernahkah saudara mencoba


membudidayakan ikan dengan tanaman?
Apa manfaat yang akan saudara peroleh?

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
Pendahuluan (20 menit)
1. Guru membuka kegiatan dengan memberi salam dan menyapa
peserta didik
2. Guru memimpin doa sebelum aktifitas dimulai
3. Guru melakukan presensi kehadiran peserta didik
4. Guru melakukan pengkondisian kelas dengan menyampaikan tujuan
pembelajaran, skenario pembelajaran, dan memotivasi siswa
5. Guru melakukan apersepsi dengan menghubungkan pembelajaran
sebelumnya dan yang akan dipelajari pada sesi ini.
Kegiatan Inti (490 menit)
1. Peserta didik menyimak penjelasan guru tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, skenario pembelajaran, apersepsi,
penilaian, pengkondisian dan motivasi.
2. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan pemantik yang
diajukan oleh guru untuk menumbuhkan ketertarikan terhadap
materi yang akan dipelajari
3. Guru menyampaikan menyampaikan pemaparan umum tentang
sistem budidaya ramah lingkungan
4. Peserta didik dipersilahkan untuk membentuk kelompok sebanyak 4
kelompok di bantu guru atau ketua kelas
5. Guru membagi lokasi pengamatan disesuaikan dengan materi yang
akan disampaikan, dan siswa dipersilahkan untuk mempelajari
terlebih dahulu LK X.PB.4.3 yang akan digunakan sebagai lembar
pengamatan.
6. Peserta didik dipersilahkan untuk mengerjakan LK X.PB.4.3 dan
melengkapi lembar pengamatan dengan didampingi oleh guru
pendamping
7. Setelah semua peserta didik selesai mengerjakan LK X.PB.4.3.
perwakilan peserta didik diminta untuk menyampaikan hasil

164
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

AKTIFITAS PEMBELAJARAN
pekerjaannya didepan kelas/rekan sejawat dan peserta didik lain
memperhatikan dan dapat memberikan pertanyaan atau tanggapan.
8. Setelah semua kelompok selesai menyampaikan hasil kerjanya,
peserta didik menyimak dan memperhatikan penjelasan dan
penguatan yang diberikan oleh guru.
9. Peserta didik memperhatikan arahan dan penjelasan guru terkait apa
yang telah dipelajari dan yang akan dipelajari pada pembelajaran
berikutnya.
10. Peserta didik menyerahkan hasil diskusi kelompok.
Penutup (30 menit)
1. Guru membuka sesi tanya jawab sebelum merefleksikan hasil kegitan
pembelajaran bersama dengan peserta didik.
2. Guru memberikan apresiasi dan motivasi pada siswa atas kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan
3. Guru membuat hubungan antar materi sebelum menutup kegiatan
4. Guru menutup kegiatan dengan berdoa dan salam

165
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK

Kode TP : LK.X.PB.4.3
Tugas Diskusi : Sistem budidaya ramah lingkungan
Nama Anggota : 1.
Kelompok 2.
3.
4.
5.
dst
Alat dan Bahan : Lembar kerja dan ATK
Diskusi Ember besar volume 80 liter
Arang batok kelapa
Gelas plastic
Benih lele
Tang
Kawat
Bibit kangkong
Solder

1. Persiapan media tanam


a. Lubangi terlebih dahulu bagian bawah 10 buah gelas plastik dengan
solder
b. Potong kangkung, sisakan bagian bawah yang masih terdapat
akarnya
c. Masukkan bibit kangkong ke dalam gelas yang telah dilubangi
bagian bawahnya
d. Isi gelas dengan arang batok kelapa antara 50-80 persen ukuran
gelas
e. Potong kawat kurang lebih 12 cm dan buat model kait yang bisa
dijadikan pegangan gelas di ember

2. Persiapan media budikdamber


a. Letakkan ember yang terkena sinar matahari secara langsung
b. Isilah ember dengan 60 liter air atau 4/5 bagian, diamkan kurang
lebih 1-2 hari

166
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

c. Siapkan 50-80 ekor benih lele untuk setiap embernya, lakukan


penimbangan benih terlebih dahulu untuk menghitung kebutuhan
pakan dan melengkapi data pertumbuhan yang nantinya saudara
perlukan.
d. Masukkan 50-80 ekor benih lele pada pagi atau sore hari secara
perlahan, diamkan selama 1-2 hari
e. Rangkai gelas yang telah disiapkan sebelumnya pada bagian pinggir
ember

3. Pemeliharaan benih lele dan kangkong


a. Beri makan benih lele secara rutin pada pagi dan sore hari sebanyak
5% dari bobot tubuh totalnya, atau sekenyangnya
b. Lakukan penggantian air secara berkala setiap seminggu sekali
sebayak 50-80 persen
c. Jika volume air berkurang, tambahkan air sesuai dengan ukuran air
awal
d. Lakukan pengamatan kualitas air media pemeliahraan lele dan
kangkong
e. Amati tingkah laku lele secara berkala, untuk memantau kesehatan
ikan lele yang saudara pelihara
f. Lakukan pengamatan pertumbuhan kangkong dan ikan lele yang
saudara pelihara
g. Selama proses pemeliharaan dapat dilakukan sortasi sortasi ikan
lele sebulan sekali untuk menghindari kanibalisme dan mengontrol
pertumbuhan ikan lele.

4. Pemanenan kangkong dan ikan lele


a. Tanaman kangkong akan dapat dipanen setelah 14-21 hari setelah
penanaman
b. Potong bagian batang kangkong dan sisakan bagian bawah batang
kangkong yang masih ada akarnya supaya kangakung dapat tumbuh
kembali
c. Jika benih lele telah tumbuh dengan baik, maka ikan lele akan dapat
dipanen setelah berusia 2-3 bulan setelah penanaman.
d. Pemanenan juga dapat dilakukan secara total atau berkala, sesuai
dengan kebutuhan.

167
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

5. Pengamatan pertumbuhan
a. Untuk melengkapi data dan keberhasilan kegiatan yang saudara
lakukan timbang kembali lele yang saudara panen
b. Saudara juga dapat menghitung jumlah lele yang saudara panen
untuk mengetahui tingkat kematian lele yang saudara pelihara
(survival rate)
c. Buatlah laporan pemeliharaan dilengkapi dengan dokumentasi dan
data-data yang telah saudara kumpulkan
d. Data minimal yang harus saudara miliki adalah sebagai berikut :

No Data Hasil Pengamatan


1 Jumlah budikdamber
2 Jumlah bibit kangkung
3 Jumlah benih
lele/ember
4 Panjang awal benih lele
5 Bobot awal total benih
lele
6 Bobot pakan yang
diberikan
7 Jadwal penggantian air
8 Jadwal panen kangkong
9 Jadwal sortasi
10 Perubahan kualitas air
yang saudara amati
11 Tigkah laku ikan lele
yang saudara amati
12 Bobot akhir lele saat
panen
13 Jumlah ikan lele saat
panen
14 Tingkat pertumbuhan
ikan lele
15 Tingkat kematian ikan
lele

168
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

C. Penguatan Materi
Perkembangan sistem teknologi agribisnis perikanan saat ini berkembang
sangat pesat seiring dengan perkembangan kemajuan teknologi indistri
4.0. Kemajuan teknologi perikanan harus pula menyeimbangkan dengan
daya dukundan kelestarian lingkungan. Luasnya peluang dan tantangan
pada bisang agribsinis perikanan membuat kita pun harus dapat
menyesuaikan kebutuhan produksi dengan efisiensi usaha agribisnis
perikanan.

1. Ekologi perairan dan sistem budidaya perikanan

Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari organisme dalam tempat


hidupnya atau dengan kata lain mempelajari hubungan timbal-balik antara
organisme dengan lingkungannya. Ekologi hanya bersifat eksploratif
dengan tidak melakukan percobaan, jadi hanya mempelajari apa yang ada
dan apa yang terjadi di alam. Perairan adalah suatu kumpulan massa air
pada suatu wilayah tertentu, baik yang bersifat dinamis (bergerak atau
mengalir) seperti laut dan sungai maupun statis (tergenang) seperti danau.
Perairan ini dapat merupakan perairan tawar, payau, maupun asin (laut).
Sehingga Ekologi perairan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari
hubungan organime dengan lingkungan perairan. Ekologi tidak lepas dari
mempelajari ekosistem, sedangkan ekosistem sendiri memiliki arti suatu
sistem yang saling terkait antara organisme hidup dan organisme tak hidup
atau lingkungan fisiknya.

a. Ekologi perairan

Pada ekosistem perairan terdapat komponen-komponen ekosistem yang


berperan dalam bidang perikanan. Komponen-komponen tersebut antara
lain :
1) Komponen biotik
Merupakan bagian hidup dari lingkungan, termasuk seluruh populasi
yang berinteraksi dengannya. Contoh dampak faktor biotik pada suatu
lingkungan adalah penyerbukan bunga oleh angin. Komponen biotik
dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya, adalah :

169
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

a) Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/


mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari
bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari
(phototrops) dan kimia (chemoautotrophs). Dengan kata lain
autotrof adalah organisme yang mampu mengubah bahan an
organik menjadi bahan organik. Oleh sebab itu komponen autotrof
disebut juga sebagai produsen didalam rantai makanan karena
selain mampu menghasilkan makanan sendiri dan makanan
tersebut dapat digunakan oleh organisme lain pada rantai
makanan.
b) Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-
bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut
disediakan oleh organisme lain. Organisme heterotrof tidak dapat
mensintesis makanan mereka sendiri. Organisme heterotrof
tergantung pada produsen atau autotrof, untuk penyediaan
senyawa organik yang diperlukan untuk pertumbuhan organisme
tersebut. Organisme heterotrof dapat dikelompokkan dalam
beberapa kelompok berdasarkan jenis makanannya yaitu :
 Herbivora yaitu hewan yang hanya makan tumbuhan/
produsen (hewan pemakan tumbuhan). Kelompok hewan ini
dalam rantai makanan biasanya bertindak sebagai konsumen
tingkat I.
 Karnivora yaitu hewan yang hanya makan daging (hewan lain)
 Omnivora yaitu makhluk hidup pemakan hewan dan
tumbuhan (pemakan segala).
 Dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan
organik menjadi anorganik untuk kemudian digunakan oleh
produsen. Dekomposer dapat disebut juga sebagai organisme
detritivor atau pemakan bangkai. organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati
(bahan organik kompleks).
2) Komponen abiotik
Merupakan semua bagian tidak hidup dari ekosistem. Peranan
komponen abiotik untuk makhluk hidup adalah sebgai berikut,
kemampuan organisme untuk hidup dan berkembang biak bergantung
pada beberapa faktor fisika dan kimia di lingkungannya. Sebagai faktor

170
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

pembatas, faktor yang membatasi kehidupan organisme. Contohnya,


jumlah kadar air sebgai faktor pembatas yang menentukan jenis
organisme yang hidup di padang pasir. Komponen abiotik pada
ekosistem diantaranya : air, cahaya matahari, oksisgen, suhu, garam,
tanah, iklim, kelembaban, dan udara.

Sekelompok organisme dalam berbagai tingkatan yang meliputi: individu,


populasi, komunitas, ekosistem. Pembagian tingkatan organisasi
ekosistem berdasarkan analisa struktur, aktifitas dan perubahan yang
terjadi di dalam dan diantara tingkatan-tingkatan. Pembagian tingkatan
tersebut kita harus mempelajari cara kerja alam seperti bagaimana
hubungan antara tanaman dengan tanaman sejenis atau hubungan antara
tanaman dengan hewan di lingkungannya.
1) Individu
Individu merupakan sekumpulan organ – organ seperti jantung, paru
paru, mata, ginjal, otak, alat pencernaan, kaki dan sebagainya saling
berinteraksi dan berfungsi bersamasama. Individu-individu akan
berinteraksi dengan lingkungannya. Interaksi antar organisme dapat
dikategorikan sebagai berikut;
a) Netral adalah hubungan tidak saling mengganggu Antar organisme
dalam habitat yang sama yang bersifat tidak menguntungkan dan
tidak merugikan kedua belah pihak, disebut netral.
b) Predasi adalah hubungan antara mangsa dan pemangsa
(predator). Hubungan ini sangat erat sebab tanpa mangsa,
predator tak dapat hidup. Sebaliknya, predator juga berfungsi
sebagai pengontrol populasi mangsa.
c) Parasitisme adalah hubungan antar organisme yang berbeda
spesies, bilasalah satu organisme hidup pada organisme lain dan
mengambil makanandari hospes/inangnya sehingga bersifat
merugikan inangnya.
d) Komensalisme adalah merupakan hubungan antara dua
organisme yang berbeda spesies dalam bentuk kehidupan
bersama untuk berbagi sumber makanan; salah satu spesies
diuntungkan dan spesies lainnya tidak dirugikan
e) Mutualisme adalah hubungan antara dua organisme yang berbeda
spesies yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

171
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

2) Populasi
Populasi adalah sekelompok mahkluk hidup dengan spesies yang sama,
yang menempati ruang yang sama dalam kurun waktu yang sama pula.
Anggota-anggota populasi secara alamiah saling berinteraksi satu sama
lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Populasi suatu spesies
adalah bagian dari suatu komunitas. Faktor-faktor yang membatasi
suatu populasi diantaranya ketersediaan jumlah makanan yang rendah,
pemangsa, persaingan dengan mahkluk hidup sesama spesies atau
spesies lainnya, iklim dan penyakit.
3) Komunitas
Komunitas adalah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan
mempengaruhi satu sama lain. Komunitas memiliki derajat
keterpaduan yang lebih kompleks bila dibandingkan dengan individu
dan populasi. Secara umum Komunitas adalah sebuah kelompok sosial
dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki
ketertarikan dan habitat yang sama. Didalam komunitas, tidak semua
organisme memiliki peran penting dalam menentukan lingkungannya.
4) Ekosistem
Ekosistem merupakan sekumpulan komunitas dengan lingkungan
abiotiknya. Atau tempat terjadinya interaksi antara organisme dengan
lingkungan abiotiknya. Ekosistem dibedakan menjadi 2, yaitu
ekosistem darat (Pegunungan, lembah, Hutan, Sawah, Ladang, Kebun,
dan sebagainya), dan ekosistem perairan (Kolam, sungai, danau, pantai,
laut, dan sebagainya). Selain terjadi interaksi, dalam ekosistem juga
terjadi peristiwa siklus energi, daur materi, produktivitas, dan
sebagainya. Ekosistem terbentuk dari sebuah komunitas dan
lingkungan abiotiknya seperti iklim, tanah, air, udara, nutrien dan
energi. Pada ekosistem akan terjadi hubungan aktifitas fisika dan
biologi dalam suatu lingkungan.
5) Biosfer
Biosfer adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan,
dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung.
Dalam pengertian luas menurut geofisiologi, biosfer adalah sistem
ekologis global yang menyatukan seluruh makhluk hidup dan
hubungan antar mereka, termasuk interaksinya dengan unsur litosfer

172
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

(batuan), hidrosfer (air), dan atmosfer (udara) Bumi. Bumi hingga


sekarang adalah satu-satunya tempat yang diketahui yang mendukung
kehidupan.

b. Ekosistem Perairan

1) Ekosistem air tawar


Ekosistem air tawar, yaitu ekosistem yang terbentuk di permukaan
daratan. Memiliki kondisi air tawar (konsentrasi garam-garam mineral
sedikit). Meliputi danau, sungai, rawa, dll. Ada 2 macam ekosistem air
tawar, yaitu :
a) Ekosistem air tawar lentik (tenang)
Ekosistem air tenang merupakan peraira dengan arus yang hampir
tidak Menurut Odum (1994) Berdasarkan kedalaman penetrasi cahaya
matahari kedalam suatu perairan. Beberapa perairan lentik yang
digunakan untuk kegiatan budidaya antara lain danau, rawa dan
waduk. Perairan lentik dapat dibedakan berdasarkan beberapa zona
perairan, yaitu:
(1) Zona litoral merupakan daerah perairan dangkal pada danau,
dimana penetrasi cahaya dapat mencapai hingga ke dasar
perairan. Organisme yang menempati pada zona ini terdiri dari
produsen yang merupakan tumbuhan, meliputi tanaman berakar
(anggota spermatophyta) dan tanaman yang tidak berakar
(fitoplankton, ganggang), sedangkan konsumennya meliputi
beberapa larva serangga air, rotifera, moluska, ikan, penyu,
zooplankton dan lain sebagainya.
(2) Zona limnetik merupakan daerah perairan terbuka sampai pada
kedalaman penetrasi cahaya yang efektif, sehingga daerah ini
efektif untuk proses fotosintesis. Organisme yang hidup pada
zona ini terdiri dari produser yang meliputi fitoplankton dan
tumbuhan air yang terapung-apung bebas, sedangkan organisme
konsumennya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan
beberapa jenis ikan.
(3) Zona profundal merupakan daerah dasar dari perairan danau
yang dalam, dimana pada daerah ini tidak dapat lagi dicapai oleh
penetrasi cahaya efektif. Sebagai organisme utama yang hidup

173
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

pada zona ini adalah konsumen yang meliputi jenis cacing darah
dan kerang-kerang kecil.

Gambar 10. Zona Perairan Danau


(Sumber : https://www.temukanpengertian.com/2015/08/pengertian-daerah-bentik.html)

Berdasarkan tingkat kesuburannya, Perairan danau dapat


diklasifikasikan menajadi empat kriteria (Effendi, 2003) yaitu :
(1) Oligotrofik (miskin unsur hara dan produktivitas rendah), yaitu
perairan dengan produktivitas primer dan biomassa yang
rendah. Perairan ini memiliki kadar unsur hara nitrogen dan
fosfor rendah, namun cenderung jenuh dengan oksigen.
(2) Mesotrofik (unsur hara dan produktivitas sedang), yaitu perairan
dengan produktivitas primer dan biomassa sedang. Perairan ini
merupakan peralihan antara oligotrofik dan eutrofik.
(3) Eutrofik (kaya unsur hara dan produktivitas tinggi), yaitu
perairan dengan kadar unsur hara dan tingkat produktivitas
primer tinggi. Perairan ini memeliki tingkat kecerahan yang
rendah dan kadar oksigen pada lapisan hipolimnion dapat lebih
kecil dari 1 mg/l.
(4) Distrofik, yaitu perairan yang banyak mengandung bahan
organik misalnya asam humus dan fulvic.

b) Ekosistem air tawar lotik (bergerak)


Zona perairan lontik dapat dikelompokkan menjadi :
 Zona arus deras, daerah dangkal dan kecepatan arus cukup tinggi,
shg dasar perairan padat dan tdk ada endapan. Organisme yg
hidup: bentos yg telah beradaptasi, periphyton yg melekat kuat,
ikan yg dpt berenang kuat

174
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

 Zona arus lambat, daerah perairan yg dalam & kecepatan arus


sudah berkurang, shg terjadi proses pengendapan dan dasar
perairan lunak. Organisme yg hidup : plankton, nekton penggali,
bentos di dasar endapan

Contoh peraiaran lontik antara lain sungai, selokan atau air terjun. Ciri-
ciri dari ekosistem ini adalah airnya yang mengalir dan kadar oksigen
terlarut yang sangat tinggi. Jenis aliran yang terdapat dalam ekosistem
ini juga menentukan komposisi komponen biotik yang hidup dalam
ekosistem tersebut. Aliran air sendiri bergantung pada topografi dan
besarnya tempat air mengalir.

Ekosistem sungai ini mempunyai suatu ciri khas. Ciri khas yang
dimiliki oleh ekosistem sungai ini adalah adanya aliran air yang searah
sehingga memungkinkan adanya perubahan fisik dan kimia di
dalamnya yang berlangsung secara terus menerus. Selain ciri khas
tersebut, kita juga dapat menemukan beragam ciri atau karakteristik
yang dimiliki oleh ekosistem sungai ini. Beberapa ciri atau
karakteristik utama yang dimiliki oleh ekosistem sungai antara lain:
 Adanya air yang terus mengalir dari arah hulu menuju ke arah
hilir.
 Terdapat variasi kondisi fisik dan juga kimia dalam tingkat aliran
air yang sangat tinggi.
 Adanya perubahan kondisi fisik dan juga kimia yang berlangsung
secara terus menerus.
 Dihuni oleh berbagai macam tumbuhan dan juga binatang yang
telah beradaptasi dalam kondisi aliran air.

Itulah beberapa ciri utama yang dimiliki oleh ekosistem sungai. Perlu
kita ketahui bersama bahwasannya ciri atau karakteristik tersebut
hanya dipuyai oleh ekosistem air ini dan tidak dimiliki oleh jenis
ekosistem lainnya.

2) Ekosistem air payau


Perairan payau dikenal juga dengan perairan estuary. Perairan payau
adalah suatu badan air setengah tertutup yang berhubungan langsung

175
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

dengan laut terbuka, dipengaruhi oleh gerakan pasang surut, dimana air
laut bercampur dengan air tawar dari buangan air daratan, perairan
terbuka yang memiliki arus, serta masih terpengaruh oleh proses-proses
yang terjadi di darat (Pangesti, 2013). Jika kadar garam yang dikandung
dalam satu liter air adalah antara 0,5 sampai 30 gram, maka air ini disebut
air payau. Namun jika konsentasi garam melebihi 30 gram dalam satu liter
air disebut air asin (Suprayogi, dalam Darmawansa, 2014).

Estuari adalah jenis perairan yang memiliki variasi yang tinggi ditinjau dari
faktor fisik, kimia, biologi, ekologi dan jenis habitat yang terbentuk di
dalamnya. Hal ini disebabkan karena dinamika dari estuari sangat besar,
baik dalam skala waktu yang pendek karena adanya pasang surut maupun
dalam skala waktu yang panjang karena adanya pergantian musim. Hal ini
disebabkan karena organisme tersebut harus mampu untuk menyesuaikan
diri dengan lingkungannya. Respon dari tingkah laku organisme tersebut
dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya juga beragam dan
memiliki ciri khas tersendiri. Organisme yang mampu bertahap pada
kondisi fisik dan kimia perairan dapat tetap hidup di habitatnya, tetapi bagi
organisme yang tidak mampu bertahan pada ambang toleransinya akan
menjadi organisme pengunjung transisi. Dimana pada saat sesuai dengan
batas ambangnya organisme ini akan masuk ke habitat di estuari, tetapi
jika tidak maka organisme ini akan meninggalkan daerah estuari ini.

Gambar 11. Interaksi kompleks pada perairan estuary


Sumber : https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/estuary

176
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Estuari sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau
rawa garam. Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air
tawar ke laut. Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan
pasang surut airnya. Nutrien dari sungai memperkaya daerah estuari.

Bentuk estuaria bervariasi dan sangat bergantung pada besar kecilnya air
sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk garis pantai. Kebanyakan estuaria
didominasi subtrat lumpur yang berasal dari endapan yang dibawa oleh air
tawar maupun air laut. Karena partikel yang mengendap kebanyakan
bersifat organik, subtrat dasar estuaria biasanya kaya akan bahan organik.
Bahan organik ini menjadi cadangan makanan utama bagi organisme
estuaria. Dengan kondisi lingkungan fisik yang bervariasi dan merupakan
daerah peralihan antara darat dan laut, estuari mempunyai pola
pencampuran air laut dan air tawar yang tersendiri. Menurut (Kasim,
2005), pola pencampuran sangat dipengaruhi oleh sirkulasi air, topografi,
kedalaman dan pola pasang surut karena dorongan dan volume air akan
sangat berbeda khususnya yang bersumber dari air sungai.

Secara fisik dan biologis, estuaria merupakan ekosistem produktif yang


setaraf dengan hutan hujan tropik dan terumbu karang, karena :
a) Estuaria berperan sebagai jebak zat hara yang cepat di daur ulang.
Jebakan ini bersifat fisik dan biologis. Ekosistem estuaria mampu
menyuburkan diri sendiri melalui :
 Dipertahankanya dan cepat di daur ulangnya zat-zat hara oleh
hewan-hewan yang hidup di dasar esutaria seperti bermacam
kerang dan cacing.
 Produksi detritus, yaitu partikel-partikel serasah daun tumbuhan
akuatik makro (makrofiton akuatik) seperti lamun yang kemudian
di makan oleh bermacam ikan dan udang pemakan detritus.
 Pemanfaatan zat hara yang terpendam jauh dalam dasar lewat
aktivitas mikroba (organisme renik seperti bakteri ), lewat akar
tumbuhan yang masuk jauh kedalam dasar estuary, atau lewat
aktivitas hewan penggali liang di dasar estuaria seperti bermacam
cacing.

177
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

b) Beragamnya komposisi tumbuhan di estuaria baik tumbuhan makro


(makrofiton) maupun tumbuhan mikro (mikrofiton), sehingga proses
fotosintesis dapat berlangsung sepanjang tahun.
c) Adanya fluktuasi permukaan air terutama akibat aksi pasang-surut,
sehingga antara memungkinkan pengangkutan bahan makanan dan zat
hara yang diperlukan berbagai organisme estuaria.

Berdasarkan adaptasinya organisme di lingkungan estuaria mempunyai 3


(tiga) tipe adaptasi (Kennish, 1990). yaitu :
a) Adaptasi morfologis : organisme yang hidup di Lumpur memiliki
rambut-rambut halus (setae) untuk menghambat penyumbatan-
penyumbatan permukaan ruang pernapasan oleh partikel lumpur.
b) Adaptasi fisiologis : berkaitan dengan mempertahankan keseimbangan
ion cairan tubuh dalam menghadapi fluktuasi salinitas eksternal.
c) Adaptasi tingkah laku: pembuatan lubang ke dalam lumpur oleh
organisme, khususnya invertebrata.

Fungsi ekologis perairan payau antara lain :


a) Sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi
pasang-surut (tidal circulation)
b) Penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan (ikan, udang, dsb) yang
bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat
mencari makanan (feeding ground)
c) Tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh besar (nursery
ground) terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang.

3) Ekosistem air laut


Ekosistem perairan laut adalah lingkungan perairan yang memisahkan
daratan. Hampir 70% dari permukaan bumi ini terdiri dari perairan laut
sehingga ciri utama dari perairan laut ini adalah habitatnya yang tidak
terisolasi dan berhubungan satu sama lain. Dengan keadaan ini
penyebaran organisme yang ada di dalamnya menjadi tidak terbatas.
Walaupun demikian, pada wilayah-wilayah tertentu mempunyai
karakteristik tersendiri sebagai faktor pembatas organisme yang ada.

178
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Ekosistem air laut ini terdiri atas beberapa ekosistem lainnya yakni
ekosistem perairan dalam, ekosistem pantai pasir dangkal atau bitarol, dan
ekosistem pasang surut. Ekosistem air laut ini didominasi oleh perairan
asin yang sangat luas dan merupakan ekosistem yang menjadi tempat
tinggal berbagai biota laut, mulai dari hewan ber sel satu, mamalia,
invertebrata, hingga tanaman- tanaman laut seperti alga dan terumbu
karang. Ekosistem air laut mempunyai ciri khusus yang membedakannya
dengan ekosistem lainnya. Ciri- ciri ekosistem laut ini secara umum adalah
sebagai berikut:
a) Mempunyai variasi suhu, yakni perbedaan suhu antara bagian
permukaan laut dengan bagian dalam atau kedalaman air laut.
b) Memiliki tingkat salinitas yang tinggi, yakni semakin mendekati garis
khatulistiwa maka salinitas semakin tinggi.
c) Tidak terlalu dipengaruhi oleh keadaan iklim dan juga cuaca.
d) Didominasi oleh NaCI hingga mencapai 75%.

Sebagai suatu ekosistem, ekosistem laut ini terdiri atas beberapa bagian.
Secara umum, bagian- bagian dari ekosistem air laut ini dilihat dari jarak
dari pantai dan juga kedalamannya. Dilihat dari sudut tersebut, ekosistem
air laut dibedakan menjadi zona litoral, zona neritik, dan juga zona oseanik.
a) Zona litoral
Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pasang surut, yakni
merupakan zona yang paling atas atau paing dangkal dari lautan. Zona
litoral ini merupakan zona dari laut yang berbatasan langsung dengan
daratan. Di zona litoral ini, kita akan menemukan banyak hewan atau
sekelompok hewan, diantaranya adalah bintang laut, udang, kepiting,
bulu babi, hingga cacing laut.
b) Zona neritik
Zona neritik ini disebut juga dengan ekosistem pantai pasir dangkal.
Zona neritik ini merupakan bagian dari laut yang mempunyai tingkat
kedalaman sekitar 200 meter, sehingga masih dapat ditembus oleh
cahaya matahari hingga ke bagian dasar. zona neritik ini merupakan
zona yang banyak dihuni oleh berbagai jenis tumbuhan ganggang atau
rumput laut dan juga berbagai jenis ikan. Di zona neritik ini kita akan
menemukan suatu ekosistem lainnya yang lebih kecil, yakni :
 ekosistem terumbu karang,

179
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

 ekosistem pantai batu, dan


 ekosistem pantai lumpur.
Ketiga ekosistem tersebut disebut juga sebagai jenis-jenis dari
ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.
c) Zona oseanik
Zona oseanik merupakan zona yang paling dalam dari ekosistem air
laut. Zona oseanik ini merupakan wilayah ekosistem air laut yang lepas,
yang mana kedalamannya sangat dalam. Saking dalamnya, zona ini
sampai terlihat gelap. Zona oseanik ini dibedakan menjadi dua macam,
yakni zona batial dan juga zona abisal.
 Zona batial merupakan zona yang memiliki kedalaman sekitaran
200 hingga 2000 meter. Zona batial mempunyai keadaan yang
remang- remang karena cahaya matahari yang masuk hanya sidkit
sekali, sehingga tanpak remang- remang. Di zona batial ini kita tidak
bisa menemukan produsen karena hanya dihuni oleh nekton
(sejenis organisme yang aktif berenang).
 Zona abisal merupakan zona yang memiliki kedalaman yang lebih
jauh lagi yakni lebih dari 2000 meter. Zona abisal ini merupakan
zona yang sama sekali tidak dapat ditembus oleh cahaya matahari.
Zona abisal ini dihuni oleh binatang- binatang predator, detrivitor
atau pemakan sisa organisme, dan juga pengurai.
Secara umum, air di zona oseanik ini tidak dapat bercampur dengan
dengan air di permukaan air laut, hal ini karena keduanya memiliki
perbedaan suhu. Batas dari kedua bagian ini dinamakan daerah
termoklin.

Jika ditinjau berdasarkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam


perairan, maka ekosistem peraiaran laur dapat dikelompokkan menjadi :
a) Zona fotik, yakni merupakan zona yang mudah ditembus cahaya
matahari dan mempunyai kedalaman air kurang dari 200 meter. Di
zona fotik ini kita akan menemui organisme yang melakukan
fotosintesis.
b) Zona twilight, yakni zona yang mempunyai kedalaman air antara 200
hngga 2000 meter. Di zona ini, cahaya matahari yang masuk hanya
sedikit, oleh karena itu bersifat remang- remang.

180
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

c) Zona afotik, merupakan zona yang tidak dapat ditembus cahaya


matahari sama sekali, yakni di kedalam lebih dari 2000 meter.

Sedangkan jika ditinjau dari wilayah permukaan secara vertikal, laut


dibedakan atas beberapa zona antara lain :
a) Epipelagik merupakan daerah antara permukaan dengan kedalaman
air sekitar 200 m.
b) Mesopelagik merupakan daerah dibawah epipelagik dengan
kedalaman 200-1000 m.
c) Batiopelagik merupakan daerah lereng benua dengan kedalaman 200-
2.500 m.
d) Abisalpelagik merupakan daerah dengan kedalaman mencapai 4.000
m; tidak terdapat tumbuhan tetapi hewan masih ada. Sinar matahari
tidak mampu menembus daerah ini.
e) Hadal pelagik merupakan bagian laut terdalam (dasar). Kedalaman
lebih dari 6.000 m. Di bagian ini biasanya terdapat lele laut dan ikan
yang dapat mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen di tempat ini
adalah bakteri yang bersimbiosis dengan karang tertentu.

Gambar 12. Zonasi perairan laut


Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem_laut

Ekosistem air laut merupakan ekosistem yang beraneka ragam. Berikut ini
adalah macam-macam dari ekosistem air laut:
a) Ekosistem laut dalam. Ekosistem alut dalam ini terdapat di daerah laut
paling dalam atau palung laut. Ekosistem ini tidak dapat ditembus oleh
cahaya matahari. Organisme yang hidup di ekosistem ini adalah
predator dan ikan yang dapat memancaran cahayanya sendiri.

181
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

b) Ekosistem terumbu karang. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang


jernih. Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, antara lain
adalah terumbu karang, hewan spons, mollusca, bintang laut, ikan, dan
juga ganggang. Ekosistem terumbu karang ini mempunyai manfaat
ekosistem terumbu karang bagi biota laut dan manusia yang beraneka
ragam.
c) Ekosistem estuari. Ekosistem ini berada di daerah percampuran air laut
dengan air sungai. Di ekosistem estuari ini terdapat ekosistem yang
khas, yakni ekosistem padang lamun dan ekosistem hutan mangrove
d) Ekosistem pantai pasir. Ekosistem pantai pasir merupakan ekositem
yang berada di pesisir pantai dengan hamparan pasir. Tempat ini selalu
terkena deburan ombak dan cahaya matahari yang kuat pada siang
harinya.
e) Ekosistem pantai batu. Ekosistem pantai batu ini merupakan ekosistem
yang memiliki banyak bongkahan batu yang besar maupun kecil.
Banyak organisme yang hidup di ekosistem ini, misalnya ganggang
cokelat, kepiting, kerang, siput, dan juga burung.

c. Sistem Budidaya Perikanan

Efendi (2004) menjelaskan bahwa sistem budidaya perikanan adalah suatu


interaksi komponen komoditas perikanan beserta lingkungan dan fasilitas
pendukungnya termasuk teknologi yang diterapkan sehingga dapat
bekerja secara sinergis untuk memproduksi ikan. Ruang lingkup sistem
budidaya perikanan dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain ruang
lingkup berdasarkan kegiatan, spasial, sumber air, zonasi darat-laut dan
posisi wadah produksi.
1) Ruang lingkup berdasarkan kegiatan
Sistem budidaya merupakan sistem produksi yang mencakup input
produksi (prasarana dan sarana produksi), proses produksi (sejak
persiapan hingga pemanenan), dan output produksi (penanganan
pascapanen dan pemasaran). Orientasi akuakultur adalah
mendapatkan keuntungan sehingga akuakultur merupakan kegiatan
bisnis (aquaculture/aquabusiness) atau akuabisnis, sebagai padanan
agribisnis dalam bidang pertanian.
2) Ruang lingkup berdasarkan spasial

182
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Secara spasial, kegiatan akuakultur bisa berlangsung di darat dan di


laut, mulai dari pegunungan, perbukitan, dataran tinggi, dataran
rendah, pantai, muara sungai, teluk, selat, perairan dangkal (shallow
seas), terumbu karang (reef flat) hingga laut lepas/laut dalam (open
seas/deep seas). Kegiatan akuakultur bisa berlangsung dalam bentang
spasial demikian selama tersedia sumber daya air yang memadai
secara kuantitatif dan kualitatif. Di kawasan pegunungan, perbukitan,
dan dataran tinggi terdapat sumber daya air berupa mata air, sungai
(jeram), dan danau dataran tinggi. Di kawasan dataran rendah
terdapat sungai (tenang), danau dataran rendah, rawa, dan sumur. Di
kawasan pesisir terdapat pantai, muara sungai dan rawa payau,
sedangkan di kawasan laut terdapat perairan laut dangkal, teluk, selat,
dan perairan laut lepas/laut dalam. Perairan laut dangkal biasanya
berupa perairan karang yang berbentuk reef flat dan laguna (goba).
3) Ruang lingkup berdasarkan sumber air
Di permukaan bumi, perairan dibedakan berdasarkan salinitas atau
kandungan garam NaCl-nya menjadi perairan tawar, payau, dan laut.
Semua perairan tersebut dapat dijadikan sumber air bagi kegiatan
akuakultur. Oleh karena itu, berdasarkan sumber air yang digunakan
untuk kegiatan produksi akuakultur maka dikenal budidaya air tawar
(freshwater culture), budidaya air payau (brackishwater culture) dan
budidaya laut (mariculture/marikultur). Budidaya air tawar dilakukan
dengan menggunakan sumber air dari perairan tawar, sedangkan
budidaya air payau dan marikultur masing-masing menggunakan
perairan payau dan laut sebagai sumber airnya. Komoditas yang
dipelihara dalam budidaya air tawar, payau dan marikultur adalah
spesies yang berasal dari habitat tersebut atau sudah beradaptasi
masing-masing di lingkungan air tawar, payau dan laut. Sebagai
contoh, bandeng dan udang windu yang merupakan spesies perairan
payau ternyata masing-masing bisa dibudidayakan di dalam karamba
jaring apung di waduk dan sawah, di mana keduanya merupakan
perairan tawar. Rupanya komoditas budidaya air payau umumnya
bersifat euryhaline, yakni spesies yang memiliki toleransi terhadap
salinitas dengan kisaran yang luas

183
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Gambar 13. Budidaya perikanan berdasarkan sumber airnya


Sumber : Hadi, et al (2007)

4) Ruang lingkup berdasarkan zonasi darat-laut


Ruang lingkup akuakultur juga dapat didasarkan kepada zonasi darat
dan laut sehingga dikenal inland aquaculture dan marine aquaculture
(mariculture). Inland aquaculture adalah kegiatan akuakultur yang
dilakukan di darat (land-base) dengan menggunakan sumber air
berupa air tawar (mata air, sungai, danau, waduk, saluran irigasi, air
hujan, air sumur, dan genangan air lainnya) atau air payau. Marine
aquaculture adalah kegiatan akuakultur yang dilakukan di laut.
Pembagian seperti ini juga berlaku pada kegiatan penangkapan
sehingga dikenal inland fisheries atau penangkapan di perairan umum
dan marine fisheries, yaitu penangkapan ikan di laut terbuka. Perairan
umum mencakup sungai, saluran irigasi, danau, waduk, rawa, dan
genangan air lainnya.
5) Ruang lingkup berdasarkan posisi media produksi
Sistem budidaya dibedakan berdasarkan posisi wadah produksi
terhadap sumber air sehingga terdapat akuakultur yang berbasiskan
daratan (land-base aquaculture) dan berbasiskan perairan (water-base
aquaculture). Dalam land-base aquaculture unit budidaya berlokasi di
daratan dan mengambil air dari perairan di dekatnya. Contohnya,
kolam air tenang, kolam air deras, sawah dan tambak. Terdapat
pembatas antara unit budidaya dengan perairan sebagai sumber air,
minimal oleh pematang sehingga land-base aquaculture merupakan
sistem tertutup (closed system). Faktor lingkungan eksternal yang
mempengaruhi sistem produksi, seperti pencemaran, dapat direduksi

184
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

dengan cara menutup aliran air masuk ke dalam sistem atau


memberikan treatment air terlebih dahulu sebelum digunakan.

Kolam air tenang Hatchery Minapadi

Gambar 14. Land Based Aquaculture

Berbeda dengan land-base aquaculture, unit budidaya water-base


aquaculture ditempatkan di badan perairan (sungai, saluran irigasi,
danau, waduk, dan laut) sehingga merupakan suatu sistem yang
terbuka (open system). Di dalam sistem ini, interaksi antara ikan (unit)
budidaya dengan lingkungan perairan tersebut berlangsung hampir
tanpa pembatasan. Contoh sistem water-base aquaculture adalah
jaring apung, rakit apung, jaring tancap, karamba, kombongan,
kandang (pen culture), sekat (enclosure), rakit dan tambang (longline).
Unit wadah produksi pada water-base aquaculture ditempatkan di
perairan yang umumnya milik bersama/publik (common properties)
dan bersifat multifungsi sehingga bisa terkena dampak pencemaran
atau sebagai salah satu sumber pencemaran lingkungan (agen
pencemar). Konflik kepentingan dan isu lingkungan pada water-base
aquaculture lebih sering muncul dan lebih rumit dibandingkan pada
land base aquaculture.

Karamba jaring
Longline Penculture
apung

Gambar 15 Water Based Aquaculture


Sumber : https;//google.com

185
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

2. Perkembangan teknologi budidaya perikanan

a. Teknologi budidaya perikanan

Teknologi budidaya perikanan terus berkembang seiring dengan semakin


tingginya tuntutan kebutuhan hasil produksi perikanan budidaya, namun
terbatas dengan daya dukung lahan ataupun permasalahan lingkungan.
Upaya peningkatan efisiensi biaya produksi pun turut berperan
mengembangkan teknologi budidaya perikanan, sehingga perkembangan
teknologi budidaya yang sederhana, hingga pemanfaatan digitalisasi terus
berkembang.

Pemanfaatan teknologi pada kegiatan budidaya perikanan tidak hanya


sebatas optimalisasi wadah atau media budidaya namun juga upaya
penerapan teknologi pada bidang pengelolaan pakan, pengendalian hama
penyakit, optimalisasi kualitas air, bahkan pemilihan lokasi budidaya di
perairan khususnya perairan laut dengan menggunakan citra satelit
sebagai data pendukung untuk mengetahui carriying capacity lahan
potensial.

Seiring perkembangan teknologi pada bidang budidaya perikanan, sistem


budidaya juga dapat dibedakan berdasarkan pemanfaatan teknologi yang
digunakan antara lain :
1) Budidaya secara ekstensif/tradisional, adalah budidaya perairan yang
pengelolaannya masih belum menggunakan teknologi. Wadah
budidaya masih menggunakan kolam tanah, pakan yang diberikan
masih didominasi pakan alami, serta belum adanya pengelolaan
kualitas air serta pengendalian hama penyakit. Padat penebaran yang
digunakan pada pemeliharaan relative sedikit untuk menghindari
persaingan perolehan makanan.
2) Budidaya secara semi intensif, adalah budidaya perairan yang telah
mulai menggunakan peran teknologi dan pengelolaan manusia. Wadah
budidaya yang digunakan sudah mulai menggunakan kolam/wadah
yang dapat dikondisikan sesuai, pemberian pakan menggunakan
campuran antara pakan alami dengan pakan buatan, sudah mulai

186
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

dilakukan pengelolaan kualitas air dan hama penyakit meskipun belum


sepenuhnya dapat dikelola.
3) Budidaya secara intensif, adalah budidaya perairan yang dilakukan
dengan menggunakan teknologi dan manajemen yang seutuhnya
dikelola oleh manusia. Padat tebar yang digunakan pada pemeliharaan
tinggi karena kebutuhan pakan dapat dipenuhi dengan baik dengan
kondisi lingkungan perairan yang tetap terkontrol.
4) Budidaya secara super intensif, adalah budidaya periaran yang
dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi, dengan kepadatan
komoditas tinggi uantuk memperoleh hasil yang tinggi dalam waktu
singkat dan wadah yang sangat terbatas. Budidaya super intensif sangat
membutuhkan pengendalian yang sangat teliti baik dari pengelolaan
kualitas air, pakan dengan nutrisi tinggi hingga manajemen
pengelolaan yang sudah menggunakan teknologi digital untuk
mempermudah pengawasan dan pengelolaan kegiatan budidaya.

Tambak tradisional Tambak semi intensif


https://www.lalaukan.com/2017/04/wadah-budidaya-
https://www.youtube.com/watch?v=IRGLy9D1Sa4
perikanan-tambak.html

Tambak intensif Tambak super intensif


https://christianrobirosa.wixsite.com/vaname/post/tambak
https://daftarhewan.com/zeolit-untuk-tambak-udang/
-intensif-vs-supra-intensif-mana-yg-saya-pilih

Gambar 16. Perkembangan teknologi perikanan tambak

187
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Penggunaan teknologi pada kegiatan budidaya terus berkembang seiring


dengan semakin berkembangnya dunia industri. Dengan semakin
meningkatnya kebutuhan pasar perikanan budidaya maka hal ini ikut
memicu ketersediaan pasokan ikan budidaya, maka intensifikasi teknologi
budidaya perikanan pun semakin ditingkatkan. Berikut dibawah ini contoh
perkembangan manajemen budidaya di tambak berdasarkan pada
perkembangan teknologinya.

Tabel 1. Manajemen budidaya berdasarkan tingkat teknologi yang


digunakan
Kegiatan Ekstensif Semi Intensif Intensif Super Intensif
Padat tebar < 10 e/m2 30 – 80 e/m2 80 – 125 e/m2 >500
Kincir Tanpa kincir Setiap 3 kincir Setiap 3 kincir Super case
untuk 125.000 untuk 125.000
ekor ekor
Tinggi air 1 – 1,5 m 1 – 1,5 m 1,5 – 2 m
Persiapan - pengeringan - angkat lumpur - angkat lumpur - angkat lumpur
lahan - pengapuran - pengeringan - pengeringan - pengeringan
- pemberantasan - pengolahan - pengolahan - pengolahan
hama tanah dasar tanah dasar tanah dasar
- pengapuran - pengapuran - pengapuran
- pemberantasan - pemberantasan - pemberantasan
hama hama hama
- pemupukan - pemupukan - pemupukan
Dasar petakan Tanah Tanah Tanah/semen Plastic/ semen
Manajemen Hanya Selalu Selalu Selalu diupayakan
kualitas air berdasarkan diupayakan diupayakan dalam kondisi
warna air yang optimal, tapi optimal, tapi optimal jadi
terjadi kalua hanya beberapa hanya beberapa diukur lengkap
sudah pekat parameter parameter untuk
biasanya petani kualitas air yang kualitas air yang mendapatkan data
memasukkan air dianggap paling dianggap paling akurat sebagai
untuk sirkulasi berpengaruh berpengaruh acuan untuk
untuk dianalisa untuk dianalisa treatmen harian
rutin : pH, rutin : pH, petakan kualitas
salinitas, PO4, salinitas, PO4, air, bak teri dan
NO2, plankton NO2, plankton patologi
dan NH4, dan NH4,
parameter lain parameter lain
diukur saat diukur saat
diperlukan diperlukan
Strategi Pakan Dikontrol sangat Dikontrol sangat Dikontrol sangat
pemberian buatan/rucah ketat ketat ketat berdasarkan
pakan diberikan saat berdasarkan jam berdasarkan jam jam pakan dan
udang telah pakan dan pakan dan control anco

188
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

Kegiatan Ekstensif Semi Intensif Intensif Super Intensif


berumur ±1 control anco control anco dimana
bulan dimana dimana penambahan /
penambahan penambahan pengurangan
/pengurangan /pengurangan pakan dilakukan
pakan dilakukan pakan dilakukan per jam pakan
per jam pakan per jam pakan
Pembersihan Hanay memiliki Biasanya saluran Biasanya saluran Biasanya ada
kotoran pintu out let buang ditengah buang ditengah saluran buang
yang sederhana dasar petakan dasar petakan ditengah dasar
untuk panen dan setting dan setting petakan dan
kincir yang kincir yang setting kincir yang
mendukung mendukung mendukung
sehingga kotoran sehingga kotoran sehingga kotoran
bisa terkumpul bisa terkumpul bisa terkumpul di
di dasar tengah di dasar tengah dasar tengah
petakan petakan selain petakan selain out
out let yang bisa let yang bisa
diatur untuk diatur untuk
buang air atas buang air atas dan
dan bawah bawah bahkan
disipon (kotoran
disedot dari atas)
Aktivitas Tergantung Mudah dan bisa Mudah dan bisa Mudah bisa kapan
panen tinggi air sungai kapan saja kapan saja saja
Sumber : Sarwono, 2007

b. Teknik otomasi pada budidaya perikanan

Pemanfaatan teknik otomasi pada kegiatan budidaya perikanan telah


banyak digunakan pada kegiatan budidaya semi intensif. Teknik otomasi
diperlukan untuk mempermudah kegiatan budidaya yang dilakukan
sehingga dapat meningkatkan nilai produktifitas yang diperoleh. Pada
beberapa kegiatan budidaya perikanan yang digunakan beragam
macamnya tergantung pada fungsinya. Teknik otomasi di bidang perikanan
jika dikeolompokkan berdasarkan alur tahapan produksinya adalah
sebagai berikut :

1) Sistem resirkulasi air yang sering digunakan pada kegiatan


pembenihan ikan di dalam hatchery maupun pembesaran ikan di
kolam/tambak. Pada sistem resirkulasi telah dilakukan pemompaan
untuk memompa dan mencampur air sebagai media hidup komoditas
perikanan sesuai dengan kriteria yang dapat mendukung kehidupan

189
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

dan pertumbuhan ikan, penggunaan kincir air di tambak atau kolam


berperan dalam meningkatkan oksigen terlerut pada media,
penggunaan aerasi pun merupakan suatu upaya meningatkan kadar
oksigen dalam air, demikian juga dengan sistem sterilisasi air yang
digunakan dengan menggunakan gas ozon maupun cahaya ultraviolet
(UV), penggunaan water heater sebagai control suhu pun dilakukan
pada sistem resirkulasi yang digunakan untuk kegiatan pembenihan
ikan. Semua komponen pada sistem resirkulasi akan berjalan baik jika
disukung dengan kelistrikan yang mumpuni sesuai dengan
kebutuhannya hal ini pun ikut mendukung otomosi pada kegiatan
budidaya perikanan.

Gambar 17. Teknik otomasi pada sistem resirkulasi budidaya perikanan


Sumber : http://lele-ras-system.blogspot.com/2015/04/budidaya-ikan-sistem-resirkulasi.html

2) Sistem pengendalian kualitas air dan hama penyakit di laboratorium


merupakan unsur pendukung yang memegang peranan penting pada
kegiatan budidaya perikanan. Pengendalian kualitas air telah banyak
menggunakan otomasi dengan berbagai alat sederhana hingga digital
yang semakin berkembang pesat. Pengukuran kualitas air pun
dikebangkan dengan lebih fleksibel, awalnya dilakukan dengan
menggunakan kit dan langsung dilakukan pengukuran dilapangan saat
ini peralatan semakin kecil dan ringkas sehingga dapat dibawa dengan
mudah. Demikian juga dengan pengendalian hama dan penyakit
berbagai upaya telah dilakukan untuk mempermudah kegiatan

190
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

pengendalian hama penyakit mulai dari alat sampling dilapangan


hingga alat analisa penyakit seperti pengamatan dengan mikroskop,
jaringan histopatologi, hingga penggunaan alat PCR pun saat ini telah
digunaka, sehingga identifikasi penyakit tidak hanya penyakit yang
kasat mata namun juga dapat mengetahui jenis virus ataupun bakteri
yang menyerang ikan.

Pengukuran kualitas air Pengamatan mikroorganisme


Sumber :
https://www.cuplik.com/read/15807/Jamin- Sumber :
Kualitas-Hasil-Perikanan,-KKP-Terapkan- https://www.liputan6.com/news/read/39121
Standarisasi-Laboratorium 58/foto-melihat-laboratorium-budi-daya-ikan-hias-di-
depok?page=1

Gambar 18. Pemanfaatan teknologi di laboratorium perikanan

3) Produksi pakan alami dan pakan buatan pun telah mengaplikasikan


teknik otomasi. Otomasi sangat berperan pada produksi pakan buatan,
sebagian besar alat-alat produksi pakan merupakan teknik otomasi
yang terus berkembang seiring semakin meningkatnya kebutuhan
produksi yang akan dihasilkan. Mesin-mesin penghalus bahan baku,
mesin pencampur (mixer), mesin pencetak, mesin ekstruder, mesin
pengemas pun terus berkembang. Skala usaha sangat berpengaruh
pada penggunaan mesin-mesin pembuatan pakan buatan. Pada
produksi pakan alami teknik otomasi juga dimanfaatkan dalam kultur
alami ataupun kultur massal yang dilakukan secara outdoor baik dalam
tahapan persiapan media kultur nya ataupun pemeliharaan kutur
hingga proses panen dan pengamasan pakan alami.

Industri pakan ikan Budidaya pakan alami


Sumber : Sumber :
https://news.kkp.go.id/index.php/kkp-yakin- https://explorebiotech.com/everythi
produksi-pakan-mandiri-dapat-ditingkatkan/ ng-need-know-algal-biotechnology/

Gambar 19. Pemanfaatan teknologi pada industri pakan buatan dan pakan alami

191
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

c. Teknologi digital pada budidaya perikanan

Perkembangan teknologi dan digitalisasi merupakan terobosan global


yang tak bisa dihindari. Perkembangan industri 4.0 mendorong dunia
usaha, termasuk perikanan, untuk membuat inovasi-inovasi ke arah
pemanfaatan teknologi dan ekonomi digital. Otomasi dengan
menggunakan sarana digital untuk mempermudah pemeliharaan dan
meningkatkan produktifitas hasil perikanan budidaya masih terus
dikembangkan hingga saat ini. Pengenalan atau adaptasi teknologi digital
pun masih terus dilakukan dan belum banyak diaplikasikan dilapangan,
mengingat kebutuhan biaya operasional yang masih relative tinggi dan
proses adaptasi bagi petani yang belum merata. Namun secara umum
pemanfaatan teknologi digital di bidang budidaya perikanan sangat
membantu mempermudah upaya pemeliharaan komoditas perikanan,
mampu megurangi jumlah tenaga kerja secara langsung sehingga efisiensi
operasional dapat lebih mudah dikendalikan. Internet of Things (IoT)
merupakan kumpulan benda-benda (things), berupa perangkat fisik
(hardware/embedded sistem) yang mampu bertukar informasi antar
sumber informasi, operator layanan ataupun perangkat lainnya yang
terhubung kedalam sistem sehingga dapat memberikan kemanfaatan yang
lebih besar.

Penerapan teknologi digital pada kegiatan budidaya perikanan telah


banyak berkembang antara lain :
1) Teknologi digital untuk pengelolaan pemberian pakan
Teknologi digital yang telah berkembang adalah penggunaan
automatic feeder. Dengan menggunakan automatic feeder, maka
kesalahan cara pemberian pakan secara manual yang ditebar secara
keliling bisa dihindari, dengan kata lain alat ini sangat efektif dalam
memperbaiki manajemen pemberian pakan. Mesin automatic
fedeer ini bisa disetel sesuai dengan kebutuhan pakan udang
berdasarkan cek anco. Disamping itu pakan bisa diberikan secara
nonstop, sehingga pakan yang ditebar dengan alat ini langsung
dimakan oleh udang dalam kondisi masih segar serta buangan pakan
yang tidak termakan oleh udang bisa dikurangi serta udang secara
terus menerus bisa makan. Kontrol pemberian pakan

192
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

melalui automatic feeder secara langsung akan mengurangi buangan


limbah pakan ke perairan.
Teknologi terintegrasi dengan ponsel melalui internet untuk
pengaturan yang lebih mudah. Keuntungan penggunaan automatic
feeder antara lain :
 memberi pakan ikan tanpa harus ke kolam
 data kebutuhan dan penggunaan pakan akurat dan tercatat
 dapat menghindari overfeeding yang menyebabkan penurunan
kualitas air
 penyebaran pakan pada kolam bias diatur derajat sebarannya
 frekuensi lontaran pakan dapat diatur sesuai kebutuhan
 jarak lontaran pakan yang ditebar cukup kuat hingga pakan dapat
tersebar rata

Gambar 20. Pemanfaatan teknologi digital pada pengelolaan pakan ikan


Sumber : efishery feeder (https://www.efishery.com/product_feeder_for_fish)

2) Teknologi digital pada pengelolaan kualitas air


Penerapan teknologi untuk pengelolaan kualitas air sangat diperlukan
mengingat kualitas air memegang peranan yang paling penting dalam
keberhasilan budidaya perikanan. Pemantauan kualitas air yang
terbatas dan tidak dilakukan secara berkala sering kali menyebabkan
kematian masal pada ikan yang dibudidayakan dan hal inilah yang
menyebabkan kerugian besar dalam produksi. Untuk memecahkan
masalah ini kemajuan teknologi digital pun telah berkembang pesat
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu kualitas media
budidaya secara realtime dengan mengandalkan internet of thinks

193
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

(IOT). Salah satu pengembang pengelolaan kualitas air adalah


Dzulqornain et al (2018) yang mengembangkan sistem smart
aquaculture untuk monitoring kualitas air yang dipasang secara
terintegrasi memiliki beberapa komponen antara lain :
1) Smart sensor module, yang terdiri dari sirkuit sensor beberapa
parameter kualitas air seperti oksigen terlarut, pH dan ketinggian
air
2) Smart aeration sistem, merupakan motor pengendali aerator yang
bekerja dengan kendali mikrokontroler
3) Local network sistem, bekerja dengan cara mengirimkan dan
menerima paket data dari sensor yang dipasang ke cloud server
4) Cloud computing sistem, sistem yang didesain untuk pengguna
dapat dioperasikan dengan web ataupun android
5) Client visualization data, merupakan aplikasi yang digunakan
untuk menampilkan fitur-fitur yang dapat mengoptimalkan dan
mendukung proses budidaya, data statistic real time, didukung
multi node, sensor yang dapat diperluas, smart control aerator
serta pengguanaannya.

Gambar21. Gambaran smart aquaculture monitoring dan sistem kontroling berdasarkan


model IFTTT (If This Then That)
(Sumber : Dzulqornain et al, 2018)

Dengan penerapan smart aquaculture monitoring maka pemantauan


kualitas air media budidaya dapat dilakukan dengan lebih cepat, dan

194
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

dapat dikendalikan sesuai kebutuhan sesuai dengan kebutuhan


komoditas yang dibudidayakan karena pemantauan yang dapat
diakses setiap saat, dan dengan menggunakan android atau web.

3) Teknologi digital pada penanganan hama penyakit


Penerapan teknologi digital untuk pengendalian hama penyakit secara
khusus belum banyak dilakukan. Para peneliti dan pembudidaya
merasa dengan dapat terkendalinya kualitas air dengan baik sesuai
dengan kebutuhan komoditas perikanan yang dipelihara dilengkapi
dengan kualitas pakan dan manajemen pakan yang baik dengan
menggunakan teknologi digital yang saling terintegrasi mampu
mencegah atau meminimalisir serangan penyakit yang dapat
merugikan kegiatan budidaya.

3. Sistem budidaya ramah lingkungan (sustainable


aquaculture)

a. Isu-isu global agribisnis perikanan

Peningkatan kebutuhan akan pakan dunia, khususnya ikan juga


berpengaruh terhadap peningkatan perminataan pasar akan ikan
budidaya. Selain mudah diperoleh diberbagai kalangan masyarakat karena
harganya yang relative lebih murah juga karena kandungan gizi pada ikan
yang sangat baik. Seiring dengan peningkatan kebutuhan ikan budidaya
maka kapasitas produksi pun ditingkatkan, hal ini berpengaruh juga
terhadap kebutuhan pakan ikan yang meningkat. Tingginya kebutuhan
pakan ikan yang menyisakan limbah organik ditambah lagi dengan sisa
buangan budidaya ikan dan pengolahan ke lingkungan tanpa adanya
pengolahan limbah terlebih dahulu menyebabkan perlunya suatu upaya
dalam penanganan dan optimalisasi berbagai komponen produksi
budidaya ikan.

Selain faktor buangan sisa pakan dan feses ikan budidaya, penggunaan
obat-obatan atau bahan kimia tanpa pengendalian yang baik juga menjadi
salah satu momok yang berkembang bagi keamanan pangan pada ikan
hasil budidaya. Seperti penggunaan antibiotic yang masih banyak

195
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

digunakan untuk pengobatan ikan, hormone sistetik yang digunakan untuk


upaya rekayasa pemijahan, pertumbuhan ataupun peningkatan warna
pada ikan juga turut menjadikan satu isu global bagi keamanan pangan dan
lingkungan. Hal inilah yang terkadang menjadi hambatan bagi
pembudidaya ikan untuk memasarkan ikannya hingga pasar internsional.
Kemanan produk pangan menjadi banyak kekhawatiran bagi para
eksportir, tidak hanya pengawasan pada pengolahannya tapi juga perlu
pengawasan sejak awal atau jalur proses budidaya.

Isu global agribisnis perikanan tidak hanya berasal dari proses produksi
budidaya ikan, namun bisa disebabkan karena pemanfaatan tata kelola
wilayah atau ruang yang bersinggungan dengan berbagai aspek seperti
pariwisata, lahan pemukiman, serta green belt di daerah pesisir.

b. Bioteknologi sebagai upaya budidaya ramah lingkungan

Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pelaku bisnis budidaya


perikanan mulai dari skala penelitian, terapan hingga skala produksi untuk
memperbaiki dan mengoptimalkan produksi budidaya perikanan yang
ramah lingkungan dan dapat berkelanjutan. Upaya yang telah banyak
dilakukan selain dengan peningkatan penggunaan teknologi yang dapat
meningkatkan produksi salah satunya dengan pengembangan
bioteknologi. Bioteknologi adalah ilmu yang mempelajari prinsip-prinsip
pemanfaatan atau penerapan makhluk hidup melalui teknik modern untuk
mengubah bahan mentah melalui transformasi biologi agar menjadi
produk yang lebih bermanfaat.

Penerapan bioteknologi pada bidang agribisnis perikanan antara lain :


1) Penggunaan probiotik dan prebiotic pada kegiatan budidaya sebagai
upaya menjaga dan memperbaiki kualitas air media hidup ikan
sehingga pertumbuhan ikan akan lebi baik. probiotik dan prebiotic juga
dapat diaplikasikan melalui pakan ikan untuk memperbaiki aura sistem
pencernaan sehingga dapat berperan optimal dalam proses
metabolismenya
2) Penggunaan bioflok merupakan teknologi konversi limbah nitrogen
yang dihasilkan dari sisa pakan dan buangan organisme budidaya

196
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

menjadi biomassa bakteri heterotrof dan mikroorganisme lain yang


mengandung protein dan dapat dimakan oleh organisme yang
dibudidayakan.
3) Rekayasa genetik merupakan teknik merekayasa materi genetik ikan
untuk mendapatkan strain yang lebih unggul. Peningkatan kualitas
yang dihasilkan dari rekayasa genetik sangat signifikan dan mampu
mencapai lebih dari 200%. Rekayasa genetik yang paling umum
dilakukan dalam akuakultur adalah menyisipkan gen-gen tertentu pada
sel ikan target untuk diekspresikan. Beberapa upaya rekayasa genetic
yang telah berlembang antara lain manipulasi kromosom,
sexreversal/pembelokan kelamin ikan, hibridisasi, transgenic, dsb
4) Kultur jaringan sebagai upaya menjaga kualitas benih unggul untuk
dikembangkan persis sama dengan induknya. Hal ini telah banyak
dilakukan pada budidaya rumput laut. dan telah banyak digunakan
sebagai bibit unggul untuk meningkatkan produktifitasnya di lapangan.
5) Rekayasa pakan ramah lingkungan pun telah banyak dikembangkan
mulai dari perbaikan bahan baku pakan dengan cara substitusi bahan
pakan, fermentasi bahan pakan utuk meningkatkan nilai nutrisinya,
serta penggunaan bahan tambahan alami yang ramah lingkungan.
Protein sparing atau pengoptimalan sumber energi utama pada pakan
dengan bahan lain dengan tetap memperhatikan pertumbuhan ikan
namun dapat mengurangi limbah yang dihasilkan.
6) Upaya pengobatan ikan mulai beralih dari obat-obatan kimia pun mulai
dikuragi penggunaannya dan beralih pada penggunaan bahan herbal
sebagai bahan alami yang lebih ramah lingkungan dan aman untuk
dikonsumsi sehingga diharapkan tidak ada residu yang sampai ke
konsumen
7) Budidaya ikan dengan sayuran atau dikenal dengan akuaponik, yumina
bahkan aquascaping sangat berkembang pesat sata ini, hal ini
merupakan upaya pemanfaatan limbah buangan budidaya ikan sebagai
pupuk bagi tanaman/sayuran yang dipelihara secara bersamaan dalam
satu sistem. Budidaya ini mengadopsi pada prinsip budidaya polikultur
yang banyak digunakan di tambak-tambak udang. Budidaya
akuaponik/yumina dikenal juga sebagai (smart farming) ini dapat
diterapkan dilahan minimalis di lingkungan perumahan sehingga
mudah diaplikasikan.

197
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

D. Refleksi
Isilah pernyataan berikut ini sebagai refleksi pembelajaran!
1. Dari hasil kegiatan pembelajaran apa saja yang telah anda peroleh
dari aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap?

2. Apakah anda merasakan manfaat dari pembelajaran tersebut, jika ya


apa manfaat yang anda peroleh? jika tidak mengapa?

3. Apa yang anda rencanakan untuk mengimplementasikan


pengetahuan, keterampilan dan sikap dari apa yang telah anda
pelajari?

4. Apa yang anda harapkan untuk pembelajaran berikutnya?

E. Asessment
Untuk mengetahui tingkat pemahaman saudara terhadap materi yang telah
dipelajari, saudara dipersilahkan untuk menjawab beberapa prtanyaan
berikut!
1) Sebutkan 3 ekosistem perairan beserta peranannya dalam budidaya
perikanan!
2) Jelaskan sistem perikanan budidaya berdasarkan posisi media
produksinya beserta contoh pemanfaatannya untuk kegiatan budidaya!
3) Jelaskan sistem dan teknik budidaya berdasarkan perkembangan
teknologinya!

198
Dasar-Dasar Agribisnis Perikanan

4) Jelaskan manfaat penggunaan teknologi pada kegiatan produksi


budidaya!
5) Ceritakan perkembangan teknologi pada budidaya perikanan
dilingkungan sekitar saudara!
6) Jelaskan keuntungan dan kelemahan penggunaan teknologi digital
pada kegiatan budidaya perikanan!
7) Jelaskan isu global perikanan yang menyebabkan sulitnya persaingan
pasar di dunia internasional!
8) Jelaskan 3 pemanfaatan bioteknologi pada bidang budidaya perikanan!

F. Pengayaan
 Pengayaan diberikan untuk menambah wawasan peserta didik
mengenai materi pembelajaran yang dapat diberikan kepada peserta
didik yang telah tuntas mencapai tujuan pembelajaran dan dapat
mengembangkan potensinya
 Pengayaan dapat ditagihkan atau tidak ditagihkan, sesuai kesepakatan
dengan peserta didik.
 Berdasarkan hasil analisis penilaian, peserta didik yang sudah
mencapai ketuntasan belajar diberi kegiatan pembelajaran pengayaan
untuk perluasan atau pendalaman materi (kompetensi).
 Untuk lebih memahami konsep dan peranan ekologi perairan saudara
dapat menyimak video pada link berikut
https://youtu.be/YmazKYWJZEA. Jika saudara tertarik dengan
penerapan teknologi sistem resirkulasi berikut tautan video tentang
implementasi RAS dengan microbubble sebagai upaya budidaya ramah
lingkungan pada tautan berikut https://youtu.be/A4QNtwlF9wk.
Saudara juga dapat menyaksikan video perkembangan teknologi
perikanan budidaya yang telah menggunakan teknologi maju pada
tautan berikut https://youtu.be/OXOXn_5PtNI. Untuk pengayaan
materi terkait sustainable aquaculture saudara dapat menyimak tautan
berikut https://youtu.be/fu5wvD9iDyU.
 Jika saudara tertarik lebih dalam tentang sistem dah perkembangan
teknologi di bidang budidaya perikanan saudara dapat terus menggali
informasi dari berbagai sumber yang tersedia diinternet atau berbagai
sumber lain yang mendukung pembelajaran.

199

Anda mungkin juga menyukai