0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
24 tayangan13 halaman
Dokumen ini membahas pengolahan hasil perikanan untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan. Pengolahan dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor penurunan kualitas seperti suhu, bakteri, dan kebersihan. Beberapa teknik pengolahan yang disebutkan adalah penggunaan suhu rendah/tinggi, mengurangi kadar air, dan menggunakan zat antiseptik.
Dokumen ini membahas pengolahan hasil perikanan untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan. Pengolahan dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor penurunan kualitas seperti suhu, bakteri, dan kebersihan. Beberapa teknik pengolahan yang disebutkan adalah penggunaan suhu rendah/tinggi, mengurangi kadar air, dan menggunakan zat antiseptik.
Dokumen ini membahas pengolahan hasil perikanan untuk mempertahankan kesegaran dan mutu ikan. Pengolahan dilakukan dengan mengendalikan faktor-faktor penurunan kualitas seperti suhu, bakteri, dan kebersihan. Beberapa teknik pengolahan yang disebutkan adalah penggunaan suhu rendah/tinggi, mengurangi kadar air, dan menggunakan zat antiseptik.
Oleh : Khosri, S. Pi Faktor – faktor lain : - Ukuran ikan - Keadaan fisik ikan
Dasar Pengolahan Produk perikanan adalah :
Mempertahankan kesegaran dan mutu ikan selama dan sebaik mungkin.
Tujuan pegolahan ikan adalah:
1. Mencegah proses pembusukan ikan, terutama produksi melimpah 2. Meningkatkan jangkauan pemasaran 3. Meningkatkan pendapatan nelayan dan petani ikan, shg merangsang mereka melipatgandakan produksi. 4. Menambah nilai guna. 5. Meningkatkan harga jual Pengendalian penurunan kualitas ikan sebelum dilakukan pengolahan /pengawetan 1. Kehati-hatian dalam penanganan Menghindari kontaminasi bakteri pembusuk, dapat dilakukan dengan menghindari terjadinya luka atau lecet pada ikan. 2. Menjaga kebersihan ikan, kebersihan merupakan hak yg penting, segera lakukan pembuangan lendir, isi perut, dan darah ikan serta insang ikan. Menjaga kebersihan kapal, dan tempat penyimpanan ikan. 3. Pencucian, Pencucian harus dilakukan dengan seksama, lakukan pencucuian dengan menggunakan air yang bersih. 4. Menjaga ikan agar tetap dingin, dengan menurunkan suhu secepat mungkin dpt menghentikan aktivitas bakteri. Dasar pertimbangan dilakukan pengolahan/pengawetan ikan
• Tubuh ikan mengandung protein dan air cukup tinggi,
sehinggga merupakan media yg baik bagi pertumbuhan bakteri pembusuk dan bakteri mikroorganisme lain. • Daging ikan mempunyai sedikit tenunan pengikat (tendon), sehingga proses pembusukan pada daging ikan lebih cepat dibandingkan dengan produk ternak atau hewan lainnya • Produksi ikan bersifat musiman, terutama ikan laut. Kadang produksi melimpah dan kadang rendah • Kebutuhan manusia akan ikan tidak pernah mengenal musim. Proses pengolahan dan pengawetan ikan dapat dilakukan dengan cara: 1. Menggunakan suhu rendah Bakteri pembusuk hidup pd suhu 0 – 30°C. bila suhu diturunkan dgn cepat, aktivitas bakteri akan terhambat atau berhenti sama sekali 2. Menggunakan suhu tinggi Aktivitas bakteri pembusuk dapat dihentikan dengan suhu tinggi (80– 90 ° C). Mis ikan asap dan ikan kaleng 3. Mengurangi kadar air, dapat dilakukan dengan cara: • Menggunakan udara panas; penjemuran, oven atau alat pengering khusus (mechanical drier) • Menggunakan proses osmosa; konsentrasi (tekanan osmotik) air didalam dan di luar tubuh ikan berbeda, mis proses penggaraman • Menggunakan tekanan; tekanan mekanis misal: pada kecap ikan, tepung ikan. • Menggunakan panas; pengasapan dan perebusan. 4. Menggunakan zat antiseptik; asam asetat (cuka), natrium benzoat, natrium nitrat dan natrium nitrit. 5. Menggunakan ruang hampa udara; tujuannya untuk menghindari terjadinya oksidasi lemak yang sering menimbulkan efek bau tengik. Penanganan Ikan Basah di Laut 1. Ikan hasil tangkapan segera disemprot dengan air laut bersih sesaat tiba di geladak, kemudian dipisahkan dan dikelompokkan menurut jenis serta ukurannya. 2. Perlakuan yang dikenakan harus dapat mencegah timbulnya kerusakan fisik (ikan tidak boleh diinjak atau ditumpuk terlalu tinggi). 3. Ikan harus dilindungi terhadap terik matahari. Untuk itu, sebaiknya dipasang tenda atau atap yang melindungi tempat kerja dan wadak/palka pengumpulan. 4. Jika dilakukan penyiangan, maka harus dilakukan dengan hati- hati dan harus dihindarkan sayatan yang kasar, salah atau melukai daging. 5. Setelah penyiangan, ikan segera dicuci sampai benar-benar bersih, ditiriskan, baru kemudian siap didinginkan. Pencucian ikan dilakukan dengan air yang mengalir dan bersuhu rendah. 6. Pendinginan dilakukan dengan menyelubungi ikan dengan es hancuran dan suhu ikan dipertahankan tetap pada sekitar 0°C selama penyimpanan. 7. Tinggi timbunan ikan dalam wadah penyimpan maksimal 50 cm ( tergantung jenis ikan) agar ikan tidak rusak. 8. Jika pendinginan dilakukan dengan menggunakan air laut yang didinginkan, harus dilakukan sirkulasi air, baik secara mekanik maupu manual, agar terjadi perataan suhu dan terhindar dari penimbunan kotoran. 9. Hasil tangkapan diberi tanda dalam pengumpulan dan pewadahan berdasarkan perbedaan angkatan jaring atau hari penangkapan. Cara Pembongkaran Hasil Tangkapan
1. Sewaktu membongkar muatan, hendaknya dipisahkan hasil
tangkapan yang berbeda hari atau waktu penangkapannya. 2. Harus dihindarkan pemakaian alat-alat yang dapat menimbulkan kerusakan fisik, seperti sekop, garpu, pisau dan lain-lain. 3. Pembongkaran muatan harus dilakukan secara cepat dengan mengindarkan terjadinya kenaikan suhu ikan. Penanganan Ikan Basah di Darat
1. Pada saat dibongkar dari perahu, kapal atau
kendaraan, sebelum dilelang atau dijual, sebaiknya ikan dalam wadah masih diselimuti es, agar tidak meningkat suhunya. 2. Ikan tidak boleh dicuci dengan air kotor atau air tercemar lainnya. 3. Di tempat pendaratan, pengumpulan, pelelangan dan pengepakan, selama menunggu perlakuan berikutnya, ikan tidak boleh diletakkan di lantai dan sebaiknya ikan ditaburi es. 4. Setelah selesai penjualan atau pelelangan, ikan harus segera dikelompokkan menurut jenis, ukuran dan mutu kesegarannya. 5. Jika ikan disiangi, maka sepanjang kegiatan penyiangan dan pencucian harus digunakan es hancuran yang cukup agar ikan tidak membusuk karena kenaikan suhu. Penanganan Selama Pengangkutan dan Distribusi 1. Selama pengangkutan dan distribusi, suhu ikan harus senantiasa rendah, alas wadah harus dilapisi es halus kemudian lapisan ikan yang ditaburi es disusun diatasnya. 2. Diatas dan dibawah tumpukan peti ikan harus diberi lapisan es yang lebih tebal. Penanganan Ikan Basah Selama Penjualan dan Pengeceran 1. Selama penjualan dan pengeceran, ikan harus dipertahankan suhunya tetap rendah, yaitu sekitar 0°C, dengan cara melapisinya dengan es halus. 2. kan harus ditempatkan khusus, terpisah dari produk pangan lainnya. 3. Harus dilindungi terhadap pengaruh panas matahari, debu, serangga, binatang pengerat dan kotoran lainnya. 4. Ikan-ikan disusun dalam lapisan yang tipis, diatas dan dibawahnya ditaburi es halus. 5. Usahakan ikan tidak terlalu sering disentuh tangan. Jenis Pengolahan Ikan Secara Tradisional 1. Ikan Asin, Metode Penggaraman 2. Ikan Asap, Pengolahan dg suhu tinggi 3. Terasi ikan, melumatkan ikan menjadi adonan (Tekanan) 4. Silase ikan 5. Bakso ikan 6. Ikan rebus, ikan teri dan ikan pindang. 7. dll