Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENANGANAN IKAN PELAGIS KECIL,IKAN PELAGIS


BESAR,DAN IKAN DEMESAL DI ATAS KAPAL

Oleh

AKBAR DJ KASIM
22.1.01.004

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN


BADAN RISET DAN SDM KELAUTAN DAN PERIKANAN
POLITEKNIK KELAUTAN DAN PERIKANAN BITUNG
2024
BAB I
PENDAHULUAN

Indonesia sejatinya memiliki potensi yang sangat besar dari laut, baik
berupa komoditas hasil laut, energi, mineral, pariwisata, maupun jasa yang
bergerak di bidang transportasi laut dan kegiatan maritim lainnya. Potensi
komoditas hasil laut berupa ikan dan lainnya di tahun 2021 tercatat memiliki
nilai produksi lebih dari 179,5 trilyun rupiah dengan volume produksi lebih
dari 6,7 juta ton (PUSDATIN KKP, 2022).

Besarnya potensi komoditas tangkapan hasil laut baik secara volume


dan nilai menunjukkan perlunya upaya sungguh-sungguh dari segenap pihak
yang terlibat sejak hasil laut ditangkap, didaratkan, hingga diproses dalam
bentuk produk pengolahan.Ikan merupakan komoditas pangan yang sangat
mudah mengalami proses kerusakan, bahkan relatif lebih cepat dibandingkan
produk- produk hewani lainnya. Keadaan ini diperburuk oleh sifat ikan yang
umumnya memiliki kulit dan tekstur halus, kadar lemak yang relatif tinggi,
serta kondisi suhu dan kelembapan udara tropis yang rata-rata tinggi.

Oleh karena itu, langkah-langkah penanganan ikan di atas kapal


segera setelah ditangkap sangat besar pengaruhnya terhadap cepat dan
lambatnya laju metabolisme dalam tubuh ikan pada periode penanganan
berikutnya. Teknik penangkapan dan cara mati ikan merupakan faktor utama
yang memengaruhi laju kecepatan perubahan biokimiawi dalam tubuh ikan.
Ikan yang langsung dibunuh pada saat penangkapan akan mempunyai laju
kecepatan rigor mortis yang lebih lambat daripada ikan yang tidak langsung
mati pada saat penangkapan (terjerat dan meronta- ronta dalam jaring
penangkap terlebih dahulu). Rigor mortis adalah kondisi ketika jaringan otot
ikan tidak mampu lagi mempertahankan fleksibilitasnya (kekenyalannya)
karena terjadinya penurunan proses metabolisme dalam tubuh ikan. Ukuran
tubuh dan tinggi rendahnya suhu penyimpanan ikan segar juga akan
memengaruhi laju kecepatan perubahan biokimiawi dalam tubuh ikan
tersebut. Semakin besar ukuran tubuh dan semakin rendah suhu
penyimpanan, semakin rendah laju kecepatan fase rigor mortis ikan. Pada
makalah ini, akan dibahas upaya-upaya untuk mempertahankan kesegaran
dan mutu ikan di atas kapal.
BAB II
PEMBAHASAN

Penanganan ikan pelagis kecil


Ikan pelagis kecil adalah kelompok besar ikan yang membentuk schooling di dalam
kehidupannya dan mempunyai sifat berenang bebas dengan melakukan migrasi secara vertikal
maupun horizontal mendekati permukaan dengan ukuran tubuh relatif kecil. Pelagis kecil
tergolong dari beberapa jenis ikan yang sering Ditangkap dan di konsumsi masyarakat antara lain
sebagai berikut:

No: Jenis ikan Nama ilmiah Nama lokal


1. Selar Selaroides leptolepis Tude
2. Layang Decafterus ruselli Malalugis
3. Tongkol Auxis thazard Ambu-Ambu
4. Kembung Restrelinger spp Mabong
5. Teri Stolephorus commersoni Bilis

Media penangkapan yang biasa di gunakan untuk menangkap ikan pelagis kecil adalah
purse seine. pelagis kecil yang tertangkap menggunakan jaring umumnya lebih cepat mati
sehingga harus cepat-cepat diangkat keatas dek kapal agar mendapatkan perlakuan atau
penanganan selanjutnya. Keterlambatan pengangkatan ke atas dek akan mempercepat proses
pembusukan. Hal ini disebabkan ikan setelah mati mengalami proses biokimia yang mengarah
pada pembusukan. Proses biokimia yang terjadi di dalam daging ikan berkorelasi positif dengan
suhu pada batas-batas tertentu. Artinya semakin tinggi suhu tubuh ikan, maka proses atau reaksi
biokimia semakin cepat berlangsung dan dengan demikian ikan akan lebih cepat membusuk.
Tahapan dan proses penanganan ikan pelagis kecil di atas kapal dimulai dari proses menaikkan
ikan ke atas kapal, dilanjutkan dengan penyortiran ikan, pencucian ikan, pembekuan ikan,
pengemasan ikan, hingga yang terakhir yaitu penyimpanan ikan ke dalam palka.
Alat dan bahan dalam proses penanganan
Dalam proses penanganan ikan pelagis kecil di atas kapal diperlukan pengetahuan tentang
peralatan untuk melakukan penanganan dengan baik. Alat yang disiapkan dalam proses
penanganan ikan pelagis kecil di atas kapal antara lain :
 Serok
 Sekop
 Keranjang
 Sikat
 pompa air
 selang.

Dalam proses penanganan juga di butuhkan bahan dalam membantu melakukan proses
penanganan ikan pelagis kecil di atas kapal antara lain: es batu dan air
Metode penanganan pelagis kecil
a. Metode bulking
Pada cara bulking, ikan langsung di beri es di ruang peyimpanan (palka) dengan
memberi es pada setiap dasar ruang sekatan dengan tebal minimal 5 cm.

b.Metode shelving
Cara shelving hampir sama dengan bulking, yaitu ruang palka sebagai tempat
penyimpanan sekaligus di jadikan untuk pengesahan ikan. Prosedur pengerjaan shelving
adalah dengan melakukan penyekatan dalam bentuk rak dan memberi lapisan es di dasar
ruang rak paling bawah selanjutnya memasukan ikan yang di susun secara berlapis di atas
lapisan es.

c.Metode boxing
Pendinginan dan peyimpanan ikan cara boxing sangat berbeda dengan cara
bulking dan shelving . Metode boxing adalah dengan memberi ikan es dalam suatu wadah
berbentuk kotak atau tong dengan ukuran yang bervariasi dan memenuhi persyaratan.
Penanganan ikan pelagis besar

Ikan pelagis besar merupakan ikan yang memiliki ciri khas bergerombol baik di
permukaan maupun di dasar perairan serta melakukan migrasi untuk kebutuhan hidupnya. Ikan
pelagis besar yang terdapat di perairan Indonesia antara lain merupakan jenis ikan tuna besar
yang meliputi: Tuna mata besar (Thunnus obesus), albakora (Thunnus alalunga), madidihang
(Thunnus albacares), Tuna sirip biru selatan (Thunnus maccoyii), tuna ekor panjang (Thunnus
tonggol), jenis ikan pedang/setuhuk yang meliputi: ikan pedang (Xipias gladius), setuhuk biru
(Makaira mazara), setuhuk hitam (Makaira indica), ikan layaran (Istiophorus platypterus),
setuhuk loreng (Teptaturus audax), jenis tuna kecil meliputi: ikan cakalang (Katsuwonus
pelamis), dan jenis ikan tongkol yang terdiri atas Euthynnus affinis, Auxis thazard, dan Auxis
rochei, jenis ikan cucut yang meliputi Sphyrna sp, Carcharhinus longimanus, C.brachyurus dan
lain-lain.
Penanganan di atas kapal sangat menentukan mutu ikan yang akan didaratkan dan
dipasarkan.Bila penanganan dilakukan dengan tidak baik, maka kemungkinan akan dapat
menyebabkan ikan mengalami kerusakan fisik dan menunjukkan tanda-tanda pembusukan.
Berikut adalah langkah kerja dan proses dalam melakukan penanganan ikan di atas kapal, yang
pertama ialah pengangkutan ikan diatas kapal, sortasi atau pengelompokan ikan berdasarkan
jenis, ukuran dan kualitas,pencucian , penirisan , pembantaian atau pengeluaran darah ikan,
penyiangan, penyimpanan dingin dan cold chain sistem.
Alat dan bahan dalam proses penanganan
Dalam proses penanganan ikan pelagis besar di butuhkan alat dan bahan dalam proses
pengangkatan ikan ke atas deck hingga proses penyimpanan ikan ke dalam palka. Alat dan bahan
dalam proses penanganan yakni:

a. Alat: Pompa air, pisau, golok, keranjang ikan, sekop, ganco panjang, ganco pendek, sikat
b. Bahan: Air dan balok es
Langkah kerja dalam proses penanganan
Langkah dan proses penanganan ikan di atas kapal meliputi pelepasan ikan dari alat
tangkap, sortasi, pencucian, penirisan, pendinginan, dan penyimpanan dalam palka.
Metode dalam penanganan ikan
c. Pendinginan
Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu
serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya, pendinginan tidak
dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin dingin suhu ikan, semakin besar
penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan demikian melalui pendinginan proses
bakteriologi dan biokimia pada ikan hanya tertunda, tidak dihentikan.

d. Pembekuan
ikan beku adalah produk ikan yang sudah diberi perlakuan proses pembekuan
yang cukup untuk mereduksi suhu seluruh produk sampai suatu tingkat suhu cukup
rendah guna mengawetkan mutu ikan dan tingkat suhu rendah ini dipertahankan selama
pengangkutan, penyimpanan dan distribusi sampai saat (dan termasuk) waktu penjualan
akhir.

Penanganan ikan demersal

Ikan demersal, dilihat dari kandungan kadar lemaknya tergolong dalam ikan kurus
(lean fish); yaitu sedikit kandungan kadar lemaknya. Oleh karena itu, cara penangannya
dapat dilakukan dengan cara curahan (bulk stowage) atau dengan es dalam wadah peti.
Ikan demersal memiliki banyak jenis yang tersebar di perairan laut indonesia.Berikut
contohnya: Ikan sebelah (Isettodes irumei) Indian halibut, Ikan Nomei (Harpodon
nehereos) Bombay-duck, Ikan Peperek( Leiognathus equulus) Ponyfish, Ikan Manyung
(Arius thalassinus) Marine catfish, Ikan beloso (Saurida tumbil) Lizard-fish, Ikan biji
nangka (Openeus tragula) Goat-fish, Ikan gerot-gerot (Pamadasys maculatus) Blotched
grunt, Ikan Merah (Latjunus malabaricus) Red snapper, Ikan kakap (Lates calcarifer)
Baramundi giant seaperch, Ikan kerapu (Epinephelus merra Grouper) honey-combgrouper,
Ikan Lencam (Lethrinus lentjam) Emperor, Ikan kurisi (Nemitarus \
nematophorus)Threadfin brean.
Alat dan bahan dalam penanganan

Dalam proses penanganan ikan pelagis besar di butuhkan alat dan bahan dalam proses
pengangkatan ikan ke atas deck hingga proses penyimpanan ikan ke dalam palka. Alat dan bahan
dalam proses penanganan yakni:

e. Alat: Pisau, golok, keranjang ikan, sekop, ganco panjang, ganco pendek, sikat dan peti
ikan

f. Bahan: Air dan balok es

Langkah kerja proses penanganan

 Pilihan akan kondisi biologis ikan dan alat penangkap yang cocok.
 Siapkan sarana penampung ikan yang bersih.

 Pengolongan ikan hasil tangkapan menurut jenis dan ukurannya.

 Perlindungan dan pendinginan hasil tangkapan.

 Mengenyahkan sumber pembusukan pada ikan.

 Wadahi dan dinginkan ikan sesegera mungkin.

 Pemeliharaan suhu rendah sekitar 0ºC pada seluruh mata rantai.

 Menerapkan prinsip kebersihan dan kesehatan (sanitasi dan hygiene) pada seluruh mata
rantai makanan
 Senantiasa memperhatikan faktor waktu.
Metode penanganan
Metode penanganan ikan yang paling umum dilakukan agar kesegaran ikan tetap
maksimal adalah menurunkan suhu tubuh ikan, penurunan suhu tubuh ikan dengan menggunakan
media pendingin yang berfungsi menghemat pertumbuhan bakteri perusakan dalam tubuh ikan
penanganan yang dilakukan selama penelitian ini terhadap hasil tangkapan umumnya tidak
dilakukan oleh nelayan hal ini disebabkan belum adanya fasilitas pendukung untuk penanganan
berupa colbox atau frezer, ataupun bahan pendingin seperti es batu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Sifat ikan yang umumnya memiliki kulit dan tekstur halus, kadar lemak yang relatif
tinggi, serta kondisi suhu dan kelembapan udara tropis yang rata-rata tinggi. langkah-langkah
penanganan ikan di atas kapal segera setelah ditangkap sangat besar pengaruhnya terhadap cepat
dan lambatnya laju metabolisme dalam tubuh ikan pada periode penanganan berikutnya.
Teknik penangkapan dan cara mati ikan merupakan faktor utama yang memengaruhi laju
kecepatan perubahan biokimiawi dalam tubuh ikan. Maka dari itu penanganan ikan merupakan
faktor penting dalam menjaga mutu ikan yang teridiri dari proses penanganan,alat dan bahan
dalam proses penanganan dan metode yang di gunakan dalam penanganan ikan.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Iya Purnama, and M. Idya An Nawafil. "TEKNIK PENANGANAN IKAN DI ATAS
KAPAL PURSE SEINE DI PELABUHAN PERIKANAN PANTAI (PPP)
BAJOMULYO, JAWA TENGAH." ALBACORE Jurnal Penelitian Perikanan Laut 7.3
(2023): 385-394.
Astawan, M. (2019). Penanganan dan Pengolahan Hasil Perikanan di Atas Kapal. Modul) Prinsip
Dasar Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Universitas Terbuka.
Deni, S. (2015). Karakteristik mutu ikan selama penanganan pada kapal KM. Cakalang. Agrikan:
Jurnal Agribisnis Perikanan, 8(2), 72-80.
Babe, B. Y., Erfin, L., & Yohanista, M. (2021). IDENTIFIKASI JENIS-JENIS IKAN PELAGIS
KECIL YANG ADA DI PASAR ALOK DAN PASAR WURING, KABUPATEN
SIKKA. Aquanipa-Jurnal Ilmu Kelautan dan Perikanan, 3(2)
Romimohtarto, K. dan Sri Juwana, 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut,
Jakarta, Penerbit Djambatan.
Siegers, W. S., Kurniawan, A., Dahlan, D., Prayitno, Y., Bariyyah, S. K., Tuhumury, R. A., &
Nur, I. S. M. (2022). Pelatihan Penanganan Ikan Tuna Sirip Kuning (Thunnus albacares)
Dengan Es Batu Secara Bulking Di PPI Hamadi Kota Jayapura. Dinamisia: Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(3), 835-845.
Masengi, Simson, et al. "PENANGANAN IKAN DI ATAS KAPAL TERHADAP
KERUSAKAN FISIK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis)." Prosiding Seminar
Nasional Perikanan Indonesia. Vol. 13. 2012.
Katiandagho, B., & Wilil, K. (2020). Penangkapan Ikan Demersal dengan Menggunakan Jaring
Insang Dasar (Bottom Gill Net) di Perairan Kampung Auki Padaido Kabupaten Biak
Numfor: Demersal Fish Interception Using Basic Gill Net in the Territorial Waters of
Auki Village Inido District Biak Numfor Regency. Jurnal Perikanan Kamasan: Smart,
Fast, & Professional Services, 1(1), 45-56.
Zahara, Asha Aulia, et al. "Identifikasi Jenis Ikan Demersal dan Pengelolaan Perikanan Tangkap
Berkelanjutan di Pasar Ikan Anaiwoi Kabupaten Kolaka." Journal of Marine Research
12.3 (2023): 422-430.
DI LAUT, S. J. T., & ISTIQOMAH, L. (2018). PENGELOLAAN SUMBERDAYA IKAN
PELAGIS BESAR BERKELANJUTAN.

Anda mungkin juga menyukai