Anda di halaman 1dari 10

“Pengawetan Secara Mekanis di Palka Ikan”

(tujuan: untuk memenuhi tugas makalah pengawetan hasil pesil perikanan)

Dosen Pembimbing

Senja Ike Rismawati S.pd, M.

Disusun Oleh:

1. Wildan wahyu Ananta (202169060014)


2. Fani Dukiandrian (202169060016)
3. Cariami Diah Eka Agustina Putri (202169060005)

PROGAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

UNIVERSITAS YUDHARTA

PASURUAN

2021
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha


penyayang, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya, sehingga kami dapat
merampungkan penyusunan makalah mata kuliah dasar pengawetan hasil
perikanan dengan judul ‘’Pengawetan Secara Mekanis di Palka Ikan’’

Kami dengan sepenuh hati meyadari bahwa dalam penysunan makalah


ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi penyusunan, Bahasa, serta
aspek-aspek lainnya. Maka dari itu, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan
dengan lapang dada kami juga membuka pintu bagi teman-teman yang ingin
memberikan saran dan masukan yang konstruktif demi penyempurnaan makalh
ini.

Tim penyusun penyususn sangat menharapkan semoga dari penyusunan


dari makalh ini bisa bermanfaat bagi teman-teman yang mendalami mata kuliah
ini. Kami juga berharap bisa berbagi inspirasi kepada kalian semua.

Pasuruan, 08 desember 2021

Peyususun
i

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Latar belakang penulisan makalah ini karena adanya tugas untuk


memenuhi kriteria penulisan makalah dari dosen pengampu mata kuliah
dasar pengawetan hasil perikanan universitas yudharta.

Palka ikan merupakan tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan,


baik tempatnya yang permanen maupun yang tidak permanen (yang
dapat diangkat dan dipindahkan) dari lambung kapal.

Oleh karena itu penting bagi mahasiswa, kususnya pada prodi ini untuk
mempelajari hal-hal tersebut.

1.2 Tujuan

1.2.1 apa pengertian dari palka ikan ?

1.2.2 apa fungsi dari palka ikan tersebut ?

1.2.3 apa saja sarana dalam palka ikan ?


1

BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengawetan Secara Mekanis di Palka Ikan

Palka ikan merupakan tempat penyimpanan ikan hasil tangkapan,


baik tempatnya yang permanen maupun yang tidak permanen (yang dapat
diangkat dan dipindahkan) dari lambung kapal.

Fungsi dari palka ikan merupakan bagian disebuah kapal yang


berfungsi sebagai wadah untuk menyimpan hasil dari penangkapan ikan
dan biasanya dilengkapi oleh system isolasi palka yang berfungsi sebagai
penghalang panas dari luar untuk masuk kedalam ruang palka.

Didalam palka ikan, ada beberapa jenis dari palka tersebut, yaitu
sebagai berikut:

1. Palka berinsulasi

 Merupakan tempat menyimpan ikan hasil tangkap dibagian


dalam kapal yang menyatu dengan badan kapal.

2. Palka yang tidak berinsulasi

3. Palka berinsulasi dengan refrigerasi mekanik untuk


pendinginan

4. Palka berinsulasi dengan refrigerasi mekanik untuk pembekuan

Penanganan ikan di atas kapal harus baik dan benar agar di peroleh hasil
yang semaksimal mungkin. Keberhasilan penanganan ikan di atas kapal dapat di
pengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya alat penanganan, media pendingin,
teknik penanganan, dan keterampilan pekerja.
2

Pemakaian alat-alat penanganan yang lengkap dan baik dalam arti dapat
memperkecil kerusakan fisik, kimia, mikrobiologi dan biokimia akan memberikan
hasil yang maksimal. Media pendingin yang memberikan hasil yang baik adalah
media pendingin yang dapat memperlambat proses biokimia dan pertumbuhan
mikroba dalam daging ikan.

o Sarana yang digunakan palka

Palka adalah suatu ruangan yang terdapat dalam kapal untuk menyimpan ikan
hasil tangkapan selama beroperasi. Ukuran palka disesuaikan dengan kemampuan
kapal beroperasi dan menangkap ikan.

Berdasarkan kelayakan usaha, keuntungan yang besar dari suatu operasi


penangkapan adalah suatu hal yang sangat diharapkan oleh semua nelayan.
Keuntungan yang besar ini dapat diperoleh tidak hanya dengan memperbanyak
hasil tangkapan, tetapi juga dengan memaksimalkan usaha mempertahankan
tingkat kesegaran ikan tersebut sampai dijual. Hal ini dimaksudkan agar diperoleh
harga jual yang tinggi per satuan berat ikan.
Persyaratan palka di bagi menjadi 4 bagian :

1. Persyaratan teknis, yang harus dipenuhi oleh palka adalah mampu


meminimalkan pengaruh panas yang masuk ke dalam palka. Panas yang
masuk ke dalam palka akan memperbesar beban pendinginan. Akibatnya,
penurunan suhu tubuh ikan menjadi lebih lama dan usaha menstabilkan
suhu ruang penyimpanan juga menjadi terganggu karena adanya fluktuasi.

2. Persyaratan  ekonomis, ukuran ruang palka jangan terlalu luas, tetapi juga
jangan terlalu sempit. Luas palka  harus disesuaikan dengan kemampuan
kapal dalam beroperasi dan menangkap ikan. Ruang yang terlalu luas dan
tidak sesuai dengan hasil tangkapan yang diperoleh akan menyebabkan
banyak ruang yang kosong tidak terisi. Semakin luas ruang palka maka
panas yang harus juga semakin besar sehingga media pendingin yang
diperlukan lebih banyak. Dengan demikian, biaya pendinginan menjadi
lebih besar.
3

3. Persyaratan sanitasi dan higienis, palka ikan harus memiliki sistem sanitasi
dan higienis yang baik. Maksudnya, palka dapat dengan mudah
dibersihkan, baik sebelum, maupun sesudah penyimpanan ikan dilakukan.
Palka yang kotor dapat menjadi sumber bersarangnya bakteri dan
mikroorganisme lain. Sementara ikan merupakan bahan pangan yang
sangat mudah terkontaminasi, terutama oleh bakteri. Oleh karena itu,
permukaan palka yang mungkin bersinggungan langsung dengan ikan
harus dibuat dari bahan-bahan yang kedap air, mudah dibersihkan, dan
mempunyai permukaan yang halus.

4. Persyaratan biologis, palka harus dibuat dengan drainase yang baik untuk
mengeluarkan air lelehan es, lendir, dan darah yang mungkin yang
terkumpul di dasar palka. Selama penyimpanan dalam palka, es yang
digunakan dalam penanganan ikan akan mencair dan air lelehan ini akan
melarutkan kotoran-kotoran dan darah ikan. Air lelehan tersebut, jika tidak
dikeluarkan, akan menggenangi dasar palka dan menjadi sumber
pencemaran yang serius karena dalam air tersebut banyak mengandung
bakteri.

Palka yang paling digunakan pada kapal alat tangkap purse seine adalah palka
yang diisolasi. Pemakaian palka yang diisolasi ini dimaksudkan untuk menekan
sekecil mungkin penggunaan es. Dengan menghemat penggunaaan es maka di
peroleh beberapa keuntungan antara lain :
1. Pengurangan beban pengangkutan kapal ke tempat penangkapan.
2. Pemanfatan banyak ruang untuk keperluan lain.
3. Pengurangan biaya pendinginan.

o Proses penanganan ikan di atas kapal

1. Saat pengangkutan ikan dari jaring


Hal terpenting yang perlu di perhatikan dalam pengangkutan ikan dari
jaring adalah harus dilakukan secara hati-hati. Ikan yang ditangkap dengan jaring
harus cepat-cepat diangkat ke atas dek kapal agar mendapatkan perlakuan atau
penanganan selanjutnya. Keterlambatan pengangkatan ke atas dek akan
mempercepat proses pembusukan. Proses biokimia yang terjadi dalam daging ikan
berkolerasi positif dengan suhu pada batas-batas tertentu. Artinya, semakin tinggi
suhu tubuh ikan maka proses atau reaksi biokimia semakin cepat berlangsung dan
dengan demikian ikan akan lebih cepat busuk. Pada penanganan ikan segar yang
harus diingat adalah tingkat kesegaran ikan tidak dapat ditingkatkan, tetapi hanya
dapat dipertahankan saja.
4

1. Pendinginan
Pada prinsipnya pendinginan adalah mendinginkan ikan secepat mungkin ke suhu
serendah mungkin, tetapi tidak sampai menjadi beku. Pada umumnya,
pendinginan tidak dapat mencegah pembusukan secara total, tetapi semakin
dingin suhu ikan, semakin besar penurunan aktivitas bakteri dan enzim. Dengan
demikian melalui pendinginan proses bakteriologi dan biokimia pada ikan hanya
tertunda, tidak dihentikan. Cara yang paling mudah dalam pengawetkan ikan
dengan pendinginan adalah menggunakan es sebagai bahan pengawet, baik untuk
pengawetan di atas kapal maupun setelah di daratkan, yaitu ketika di tempat
pelelangan, selama distribusi dan ketika dipasarkan. Yang pertama perlu
diperhatikan di dalam penyimpanan dingin ikan dengan menggunakan es adalah
berapa jumlah es yang tepat digunakan. Es diperlukan untuk menurunkan suhu
ikan, wadah dan udara sampai mendekati atau sama dengan suhu ikan dan
kemudian mempertahankan pada suhu serendah mungkin, biasanya 0
derajat Celcius. Perbandingan es dan ikan yang ideal untuk penyimpanan dingin
dengan es adalah 1 : 1.
Proses penyimpanan hasil tangkap dilakukan setelah tahap penanganan ikan di
atas kapal. Hal yang perlu dicermati di dalam pengawetan ikan dengan es adalah
wadah yang digunakan untuk penyimpanan harus mampu mempertahankan es
selama mungkin agar tidak mencair. Wadah peng-es-an yang ideal harus mampu
mempertahankan suhu tetap dingin, kuat, tahan lama, kedap air, dan mudah
dibersihkan.

Dasar-dasar penyimpanan yang baik :

a. Segera dinginkan dan diberi es yang cukup.

b. Ikan harus berkontak dengan es, bukan dengan lainnya.

c. Air lelehan es mendinginkan dan menyegarkan ikan, sambil menghayutkan


lendir, darah dan kotoran.

d. Pengusahaan suhu yang cukup rendah sekitar tumpukan ikan es.

e. Pemerliharaan kebersihan Segala peralatan, papan-papan, dan rak dalam palka


harus bersih sebelum ikan disusun. Sisa-sisa es dari perjalanan sebelumnya harus
dibuang habis.

f. Perlakuan dalam palka Perlakuan yang utama adalah bahwa setibanya ikan
dalam palka, harus cepat-cepat didinginkan dan suhu dipelihara pada 0°C.
5
6

BAB 3

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Kesimpulan dari makalah ini adalah pentingya kita untuk menjaga


kebersihan makanan, terutama makanan yang bebahan dasar ika,
karena sifat ikan yang mudah rusak.

3.2. Saran

Bagi kaum milenial di era modern sebaiknya lakukankal inivasi-


inovasi mulai sekarang.
7

DAFTAR PUSTAKA

1. ^ Huss HH (1988). Quality and quality changes in fresh fish. FAO Fisheries


Technical Paper 348, Rome.  ISBN  92-5-103507-5.
2. ^ Lompat ke:            "Preservation techniques". Fisheries and aquaculture
a b c d e f

department, Rome. Diakses tanggal 14 Maret  2011.


3. ^ Nurhayati, Popong (2004). "Nilai Tambah Produk Olahan Perikanan pada
Industri Perikanan Tradisional di DKI Jakarta".  Buletin Ekonomi
Perikanan  IPB.
4. ^ "Handling of fish and fish products". Fisheries and aquaculture department,
Rome. Diakses tanggal  22 July 2012.
5. ^ Kauffeld M, Kawaji M dan Egol PW (Eds.) (2005). Handbook on ice
slurries: fundamentals and engineering. International Institute of
Refrigeration. ISBN 978-2-913149-42-7.
6. ^ "Deepchill™ Variable-State Ice in a Poultry Processing Plant in Korea".
Diarsipkan dari versi asli tanggal 2012-02-06. Diakses tanggal  December
4, 2010.
7. ^ "Results of Liquid Ice Trails aboard Challenge II"  (PDF). April 27, 2003.
Diarsipkan dari versi asli  (PDF) tanggal 2016-01-29. Diakses
tanggal December 4,  2010.
8. ^ Uju (2006).  "Pengaruh Penyimpanan Beku Surimi Terhadap Mutu Bakso
Ikan Jangilus (Istiophorus sp.)". Buletin Teknologi Hasil Perikanan IPB.
9. ^ Ananou1 S, Maqueda1 M, Martínez-Bueno1 M and Valdivia1 E (2007).
"Biopreservation, an ecological approach to improve the safety and shelf-life
of foods". Dalam A. Méndez-Vilas. Communicating Current Research and
Educational Topics and Trends in Applied Microbiology  (PDF).
Formatex. ISBN 978-84-611-9423-0. Diarsipkan dari  versi
asli  (PDF) tanggal 2011-07-26. Diakses tanggal  2014-06-10.
10. ^ "Mahasiswa Brawijaya Temukan Pengawet Alami untuk Ikan Asin". The
Globe Journal. 4 Juni 2014. Diarsipkan dari  versi asli  tanggal 2014-06-06.
Diakses tanggal  2014-06-10.
11. ^ Zahiruddin, Winarti; Erungan, Anna C.; Wiraswanti, Ira
(2008).  "Pemanfaatan Karagenan dan Kitosan dalam Pembuatan Bakso
Ikan Kurisi (Nemipterus nematophorus) pada Penyimpanan Suhu Dingin
dan Beku". Buletin Teknologi Hasil Perikanan IPB.

Anda mungkin juga menyukai