Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara yang kaya akan hasil
perikanan. Kemajuan teknologi hasil perikanan pun
meningkat pesat disertai dengan berkembangnya teknologi
untuk mengolah dan mempertahankan daya simpan produk
perikanan yang mudah rusak. Pembekuan merupakan
salah satu dari kemajuan teknologi yang dapat
meningkatkan daya simpan dan menjaga mutu hasil
perikanan. PT. Alter Trade Indonesia merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di pengawetan udang dengan
pembekuan.
Udang merupakan hasil perikanan yang mudah rusak
apabila tidak ditangani dengan baik. Komposisi kimia dan
susunan tubuh pada udang sangat memengaruhi mutu
udang ketika diekspor karena sebagai produk biologis,
udang termasuk bahan makanan yang mudah busuk bila
dibandingkan dengan ikan. Oleh karena itu, penanganan
udang segar memerlukan perhatian dan perlakuan yang
cermat. Susunan tubuh udang mempunyai hubungan erat
dengan masa simpannya. Bagian kepala merupakan bagian
yang sangat berpengaruh terhadap daya simpan karena
bagian kepala mengandung enzim pencernaan dan bakteri
pembusuk. Prinsip dasar pembekuan adalah mengontrol
aktivitas enzim dan mikroorganisme serta menurunkan
kecepatan reaksi yang mampu menyebabkan penurunan
mutu hasil perikanan.
Proses pembekuan udang menghasilkan limbah
padat, cair, dan gas. Sebagai contohnya, kepala udang
merupakan limbah padat yang dihasilkan selama proses
pembekuan udang. Limbah ini biasanya dijual kepada
pengepul dan dibuat sebagai bahan baku petis, terasi atau
kerupuk. Pemanfaatan limbah kepala udang sebagai bahan
baku produk baru perlu dikakukan untuk meningkatkan nilai
ekonomis kepala udang. Pemanfaatan daging kepala udang
dapat menghasilkan produk nugget yang tentunya dapat
mempertinggi nilai jual daripada udang dijual dalam bentuk
kepala udang mentah (tanpa di proses).
Dalam proses pembuatan udang beku, hal yang harus
diperhatikan adalah penerapan suhu, kecepatan kerja,
kebersihan dan kecermatan. Teknologi Bioproses sendiri
merupakan program studi yang mempelajari proses-proses
pengolahan makanan, salah satunya proses pembekuan itu
sendiri. Dalam proses pembekuan, mata kuliah
Thermodinamika memiliki keterkaitan erat dalam penerapan
suhu pada bahan yang digunakan. Maka dari itu, Praktek
Kerja Lapang (PKL) di PT. Alter Trade Indonesia sangat
cocok untuk menerapkan mata kuliah tersebut dan juga
untuk mengetahui dan mempelajari prosedur pengolahan
udang beku sebagai produk bernilai tambah yang
berkualitas dan berstandar ekspor secara langsung.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari pelaksanaan Praktik Kerja
Lapang ini adalah sebagai berikut:
a. Memenuhi salah satu persyaratan dalam
menyelesaikan jenjang program pendidikan
tingkat strata satu (S-1) di Fakultas Teknologi
Pertanian, Universitas Brawijaya, Malang.
b. Mengaplikasikan teori yang dipelajari dalam
perkuliahan dalam praktek kerja di lapang dan
menelaahnya apabila terjadi perbedaan-
perbedaan atau penyesuaian
c. Melatih mahasiswa untuk bekerja mandiri di
lapang dan sekaligus berlatih beradaptasi dengan
kondisi lapangan pekerjaan yang nantinya akan
ditekuni sesuai profesinya.
d. Menambah pengalaman dan pengetahuan
mahasiswa mengenai kondisi nyata di lingkungan
kerja serta mengetahui permasalahan-
permasalahan beserta alternatif penyelesaiannya.

1.2.2 Tujuan Khusus


Tujuan khusus dari pelaksanaan Praktik Kerja
Lapang ini adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dan mempelajari proses produksi
udang beku
b. Mengetahui alat dan mesin yang digunakan
dalam proses produksi udang beku
c. Mempelajari aspek-aspek industri, proses
produksi, pengendalian mutu, dan pemasaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang
2.1.1 Definisi Udang
Udang merupakan jenis ikan konsumsi air
payau,udang windu memiliki 13 ruas(5 ruas kepala
dan 8 ruas dada) dan seluruh tubuh ditutupi oleh
kerangka luar yang disebut Eksosketelon. Umumnya
udang yang terdapat di pasaran sebagian besar
berasal dari udang laut. Hanya sebagian kecil saja
yang terdiri dari udang air tawar,terutama di daerah
sekitar sungai besar dan rawa dekat pantai. Udang air
tawar pada umumnya termasuk dalam keluarga
Palaemonidae, sehingga para ahli sering
menyebutnya sebagai kelompok udang Palaemnid.
udang laut, terutama dari keluarga Penaeidae, yang
bisa disebut udang Penaeid oleh para ahli. Udang
merupakan salah satu bahan pakan sumber protein
hewani yang bermutu tinggi. Bagi Indonesia udang
merupakan primadona ekspor non migas. Walaupun
masih banyak kendala yang dihadapi, namun hingga
saat ini negara produsen udang yang menjadi pesaing
baru ekspor udang Indonesia terus bermunculan.
(Agus, 2009).
2.1.2 Morfologi Udang
Tubuh udang dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu bagian kepala dan bagian badan. Bagian kepala
menyatu dengan bagian dada disebut cephalothorax
yang terdiri dari 13 ruas, yaitu 5 ruas di bagian kepala
dan 8 ruas di bagian dada. Bagian badan dan
abdomen terdiri dari 6 ruas, tiap-tiap ruas (segmen)
mempunyai sepasang anggota badan (kaki renang)
yang beruas-ruas pula. Pada ujung ruas keenam
terdapat ekor kipas 4 lembar dan satu telson yang
berbentuk runcing. Bagian kepala dilindungi oleh
cangkang kepala atau Carapace. Bagian depan
meruncing dan melengkung membentuk huruf S yang
disebut cucuk kepala atau rostrum. Pada bagian atas
rostrum terdapat 7 gerigi dan bagian bawahnya 3
gerigi untuk P. monodon. Bagian badan tertutup oleh
6 ruas, yang satu sama lainnya dihubungkan oleh
selaput tipis. Ada lima pasang kaki renang (Pleopoda)
yang melekat pada ruas pertama sampai dengan ruas
kelima, sedangkan pada ruas keenam, kaki renang
mengalami perubahan bentuk menjadi ekor kipas
(Uropoda). Di antara ekor kipas terdapat ekor yang
meruncing pada bagian ujungnya yang disebut telson.
Organ dalam yang bisa diamati adalah usus
(Intestine) yang bermuara pada anus yang terletak
pada ujung ruas keenam (Agusanto, 2013).

Gambar 2.1.2 Udang beku


Sumber : (Agus, 2013)
2.2 Proses Pembekuan
Pendinginan atau refrigerasi ialah penyimpanan
dengan suhu rata-rata yang digunakan masih di atas titik
beku bahan. Kisaran suhu yang digunakan biasanya antara
–1°C sampai -4°C. Pada suhu tersebut, pertumbuhan
bakteri dan proses biokimia akan terhambat sehingga
perubahan yang terjadi pada produk yang disimpan dapat
diminimalisir atau diperlambat. Pendinginan mempunyai
pengaruh yang kecil terhadap perubahan mutu bahan
pangan secara keseluruhan. Namun pendinginan hanya
dapat mengawetkan bahan pangan selama beberapa hari
atau beberapa minggu, tergantung kepada jenis bahan
pangannya (Fadhillah, 2015).
Proses pembekuan menurut Shelyana (2001) terbagi
3 tahapan yaitu:
a. Tahap pertama suhu menurun dengan cepat sampai
0°C yaitu titik beku air.
b. Tahap kedua suhu turun perlahan lahan untuk merubah
air menjadi kristal-kristal es. Tahap ini sering disebut
periode “thermal arrest”.
c. Tahap ketiga suhu kembali turun dengan cepat ketika
kira-kira 55% air telah menjadi es. Pada tahap ini
sebagian besar atau hampir seluruh air membeku.

2.3 Pembekuan Udang


Pembekuan merupakan cara yang sangat baik untuk
pengawetan bahan pangan. Pembekuan dilakukan dengan
cara menurunkan suhu bahan hingga hamper seluruh air
dalam bahan berubah ke fase padat dan bahan berada
pada suhu dibawah titik bekunya (Armansyah et al., 2011).
Menurut Arifianto dan Liviawaty (2007), berdasarkan
waktu yang dibutuhkan untuk melintasi daerah daerah kritis
(critical zone)
a. Pembekuan cepat (quick freezing), proses pembekuan
dimana thermallarest period kurang dari dua jam.
b. Pembekuan lambat (slow freezing), yaitu proses
pembekuan dimana thermal arrest period lebih dari dua
jam thermal arrest period merupakan energy mesin
pembeku yang lebih banyak dipakai untuk mengubah
cairan menjadi es.

2.4 Manajemen Produksi


Manajemen produksi berasal dari kata penggabungan
kata manajemen dan produksi, yang mana dari dua kata
tersebut memiliki makna tersendiri. Manajemen secara
umum berasal dari kata to manage yang artinya
mengelola atau mengatur. Manajemen merupakan
proses dalam mengelola pemanfaatan sumber daya
yang ada secara efektif dan efisien serta
mengkoordinasikan dengan kegiatan-kegiatan lain agar
tujuan organisasi yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Sedangkan produksi secara umum suatu proses dalam
menghasilkan suatu produk, dimulai dari produk mentah
sampai dengan produk yang bisa dipakai dan bernilai guna.
Menurut (Assauri, 2008:17), yaitu Produksi adalah
kegiatan yang mentransformasikan masukan (input)
menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau
kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta
kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang
usaha untuk menghasilkan produk tersebut yang berupa
barang-barang atau jasa.
Manajemen Produksi adalah kegiatan untuk mengatur
dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya, yang
berupa sumber daya manusia, sumber daya alat dan
sumber daya dana bahan secara efektif gefisien untuk
menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu
barang atau jasa (Assuari, 2004). Adapun pengertian terkait
manajemen produksi menurut (Prawirosentono, 2001:1)
yang mengatakan bahwa Manajemen produksi (operasi)
adalah perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari
urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat
barang (produk) yang berasal dari bahan baku dan bahan
penolong lain.

2.5 Aspek Yang Terkait Industri


Pada sub-bab ini akan menjelaskan gambaran umum
dan keterkaitan aspek yang terkait dari industri yang akan
dilakukan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) oleh
kelompok mahasiswa. Dalam aspek ini akan membahas
lokasi perusahaan, struktur organisasi, sumberdaya
manusia dan ketenagakerjaan, proses produksi,
pengendalian kualitas, pengendalian mutu, mesin dan
peralatan, tata letak dan fasilitas produksi, sanitasi dan
limbah.
2.5.1 Lokasi Perusahaan
Lokasi yang merupakan suatu tempat dimana
kelompok mahasiswa nantinya akan melakukan
Praktik Kerja Lapangan (PKL). Lokasi perusahaan
tersebut berada di PT. Alter Trade Indonesia (ATINA)
yang beralamat di Jalan Industri 72, Sukorejo,
Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252.
2.5.2 Struktur Organisasi
Organisasi adalah sekelompok orang (dua atau
lebih) yang secara formal dipersatukan dalam suatu
kerjasama untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Struktur Organisasi adalah suatu susunan
dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang
ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam
menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai
tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur
Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan
kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain
dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus
menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor
kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa
yang akan di kerjakan.
Pengorganisasian adalah merupakan fungsi
kedua dalam Manajemen dan pengorganisasian
didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan,
sumber-sumber, dan lingkungannya. Dengan
demikian hasil pengorganisasian adalah struktur
organisasi (Ilham, 2012).
2.5.3 Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan adalah segala hal yang
berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu
sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. Untuk
mempermudah memahami tentang konsep klasifikasi
ketenagakerjaan, perhatikan keterangan berikut ini.
Penduduk dibagi menjadi dua, yaitu tenaga kerja dan
bukan tenaga kerja. Tenaga kerja dibagi menjadi dua,
yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja.
Angkatan kerja dibagi menjadi dua, yaitu pekerja dan
pengangguran. Pekerja dibagi mejadi dua, yaitu
pekerja penuh dan setengah menganggur.
Pengangguran dibagi menjadi dua yaitu
pengangguran terbuka dan setengah menganggur.
Setengah menganggur dibagi menjadi dua yaitu
setengah menganggur kentara dan setengah
menganggur tidak kentara (Rachmawati, 2011).
2.5.4 Proses Produksi
Proses diartikan sebagai suatu cara, metode
dan teknik bagaimana sesungguhnya sumber-sumber
(tenaga kerja, mesin, bahan dan dana) yang ada
diubah untuk memperoleh suatu hasil. Produksi
adalah kegiatan untuk menciptakan atau menambah
kegunaan barang atau jasa (Assauri, 1995). Proses
juga diartikan sebagai cara, metode ataupun teknik
bagaimana produksi itu dilaksanakan. Produksi
adalah kegiatan untuk menciptakan danan menambah
kegunaan (Utility) suatu barang dan jasa. Menurut
Ahyari (2002) proses produksi adalah suatu cara,
metode ataupun teknik menambah keguanaan suatu
barang dan jasa dengan menggunakan faktor
produksi yang ada. Melihat kedua definisi di atas,
dapat diambil kesimpulan bahwa proses produksi
merupakan kegiatan untuk menciptakan atau
menambah kegunaan suatu barang atau jasa dengan
menggunakan faktor-faktor yang ada seperti tenaga
kerja, mesin, bahan baku dan dana agar lebih
bermanfaat bagi kebutuhan manusia (Batubara,
2013).
2.5.5 Pengendalian Kualitas
Kualitas produk yang baik dihasilkan dari
pengendalian kualitas yang baik pula. Maka banyak
perusahaan yang menggunakan metode tertentu
untuk menghasilkan suatu produk dengan kualitas
yang baik. Untuk itulah pengendalian kualitas
dibutuhkan untuk menjaga agar produk yang
dihasilkan sesuai dengan standar kualitas yang
berlaku. Standar kualitas yang dimaksud adalah
bahan baku, proses produksi, dan produk jadi. Oleh
karenanya, kegiatan pengendalian kualitas tersebut
dapat dilakukan mulai dari bahan baku, selama
proses produksi berlangsung sampai pada produk
akhir dan disesuaikan dengan standar yang
ditetapkan. Banyak sekali metode yang mengatur
atau membahas mengenai kualitas dengan
karakteristiknya masing -masing. Untuk mengukur
seberapa besar tingkat kerusakan produk yang dapat
diterima oleh suatu perusahaan dengan menentukan
batas toleransi dari cacat produk yang dihasilkan
tersebut dapat menggunakan metode pengendalian
kualitas dengan menggunakan alat bantu statistic,
yaitu metode pengendalian kualitas yang dalam
aktifitasnya menggunakan alat bantu statistik yang
terdapat pada Statistical Process Control (SPC) serta
Statistical Quality Control (SQC) dimana proses
produksi dikendalikan kualitasnya mulai dari awal
produksi, pada saat proses produksi berlangsung
sampai dengan produk jadi (Ilham, 2012).
Menghasilkan mutu yang terbaik diperlukan
upaya perbaikan berkesinambungan (continous
improvement) terhadap kemampuan produk, manusia,
proses, dan lingkungan. Kotler (2004), menyatakan
konsumen yang sangat puas atau senang dengan
sebuah produk akan memiliki ikatan emosional bukan
sekedar preferensi rasional, namun juga loyalitas
yang tinggi. Dengan mengetahui tingkat kepuasan
konsumen, perusahaan bisa menjaga loyalitas
konsumen serta mempertahankan keuntungan yang
stabil. Manajemen mutu terpadu merupakan konsep
perbaikan yang dilakukan secara terus-menerus yang
melibatkan semua karyawan di setiap jenjang
organisasi untuk mencapai kualitas yang prima dalam
semua proses organisasi melalui process
management. Thomas Y. Choi dan Karen Eboch,
(1997), menjelaskan penerapan manajemen mutu
terpadu akan mengurangi jumlah kerusakan produk
akhir serta down-time produksi. Implementasi
spesifikasi kualitas melalui berbagai sistem
manajemen mutu yang berkesinambungan
merupakan langkah yang baik yang harus dikerjakan
oleh bagian produksi sebelum melepas produknya ke
pasar.
2.5.6 Tata Letak Fasilitas Produksi
Perancangan fasilitas meliputi perancangan
sistem fasilitas, tata letak pabrik dan sistem
penanganan material (pemindahan bahan). Diantara
ketiga aktivitas perancangan fasilitas di atas
mempunyai keterkaitan yang sangat erat sehingga
dalam proses perancangan perlu dilakukan secara
integral. Tata letak yang baik adalah tata letak yang
dapat menangani sistem material handling secara
menyeluruh. Sistem material handling yang kurang
sistematis menjadi masalah yang cukup besar dan
menggangu kelancaran proses produksi sehingga
mempengaruhi sistem secara keseluruhan. Untuk
menangani masalah tersebut perlu melakukan tata
letak fasilitas yang memenuhi syarat ditinjau dari
beberapa aspek. Saat ini kondisi layout fasilitas
produksi di perusahaan mengalami kendala dalam hal
jarak pemindahan bahan baku (material handling)
yang kurang efisien. Seperti dalam proses
produksinya terdapat aliran pemindahan bahan yang
berpotongan (cross movement) dikarenakan tata letak
mesin yang kurang teratur sehingga dapat
mengakibatkan proses produksi terganggu, jarak
antar departemen produksi yang cukup jauh sehingga
dapat menimbulkan ongkos material handling yang
cukup besar. Penerapan model simulasi diharapkan
dapat membantu manajemen dalam melakukan
analisis terhadap rencana-rencana penataan ulang
(re-layout) fasilitas produksi di masa yang akan
datang (Ramos et al., 2010).
2.5.7 Sanitasi
Sanitasi merupakan usaha kesehatan
masyarakat yang menitikberatkan pada penguasaan
terhadap berbagai faktor lingkungan yang
mempengaruhi derajat kesehatan (Azwar, 1990).
Sanitasi rumah adalah usaha kesehatan masyarakat
yang menitikberatkan pada penguasaan terhadap
faktor fisik dimana orang menggunakan untuk tempat
berlindung yang mempengaruhi derajat kesehatan
manusia (Sulityorini, 2005).
2.5.8 Limbah
Limbah adalah segala sesuatu yang merupakan
sisa hasil buangan dari suatu kegiatan/produksi yang
sudah tidak terpakai lagi. Limbah menurut jenisnya
dapat digolongkan menjadi 3 macam yaitu limbah
padat, cair dan gas. Komposisi limbah pada umumnya
terdiri dari dua komponen utama yaitu anorganik dan
organik. Komposisi limbah organik, dapat berupa
sampah padat yang terdiri dari daun-daun kering,
sampah rumah tangga, yang biasanya dihasilkan oleh
daerah pemukiman. Sedangkan yang anorganik
seperti gelas, plastik dan lain-lain untuk daerah
pemukiman lebih sedikit dijumpai (Saputra, 2006).

2.5.9 Pemasaran
Pemasaran (marketing) adalah proses
penyusunan komunikasi terpadu yang bertujuan untuk
memberikan informasi mengenai barang atau jasa
dalam kaitannya dengan memuaskan kebutuhan dan
keinginan manusia. Pemasaran dimulai dengan
pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian
bertumbuh menjadi keinginan manusia. Proses dalam
pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia inilah
yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari
pemenuhan produk (product), penetapan harga
(price), pengiriman barang (place), dan
mempromosikan barang (promotion). Seseorang yang
bekerja dibidang pemasaran disebut pemasar.
Pemasar ini sebaiknya memiliki pengetahuan dalam
konsep dan prinsip pemasaran agar kegiatan
pemasaran dapat tercapai sesuai dengan kebutuhan
dan keinginan manusia terutama pihak konsumen
yang dituju. Pemasaran lebih dipandang sebagai seni
daripada ilmu, maka seorang ahli pemasaran
tergantung pada lebih banyak pada ketrampilan
pertimbangan dalam membuat kebijakan daripada
berorientasi pada ilmu tertentu. Pandangan ahli
ekonomi terhadap pemasaran adalah dalam
menciptakan waktu, tempat dimana produk diperlukan
atau diinginkan lalu menyerahkan produk tersebut
untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen (konsep pemasaran). Strategi pemasaran
(marketing strategy) adalah sebuah rencana yang
memungkinkan perusahaan mengoptimalkan
penggunaan sumber dayanya untuk mencapati tujuan
pemasaran dan perusahaan (Rachmawati, 2011).
BAB III
METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktek Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 15
Januari – 9 Februari 2018. Praktek Kerja Lapang bertempat
di PT Alter Trade Indonesia Jalan Industri 72, Sukorejo,
Buduran, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur 61252.

3.2 Metode Pelaksanaan


3.2.1 Studi Kepustakaan
Teknik ini dilakukan dengan bantuan dari
bermacam-macam sumber pustaka. Teknik ini
dimaksudkan untuk membandingkan hasil yang
diperoleh selama pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
dengan berbagai literatur yang berhubungan dengan
obyek pembahasan melalui perpustakaan dan juga
pengumpulan data sekunder yang mendukung
kegiatan ini.
3.2.2 Praktek Kerja
Teknik ini dilakukan dengan bekerja secara
langsung di lapang namun tetap dalam bimbingan
dan pengawasan pembimbing lapang dan para
pekerja.
3.2.3 Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan tanya jawab secara
langsung dengan pembimbing lapang dan para
pekerja yang ada di lokasi baik di fasilitas manajemen
untuk memperoleh informasi tentang objek yang
dipelajari sehingga dapat menambah wawasan dan
pengetahuan.
3.2.4 Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan
pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
tampak pada objek penelitian. Objek yang akan
diamati, yaitu:
1. Penanganan proses produksi minuman dalam
kemasan
2. Alat dan mesin pengolahan minuman dalam
kemasan
3. Penjaminan mutu dan standardisasi produk
3.2.5 Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer merupakan hasil pengamatan
dan pengujian secara langsung di lapangan atau
melaksanakan sebagian pekerjaan sebagai
pembanding. Dalam memperoleh data primer
dilakukan dengan menggunakan dua metode
yaitu:
a. Metode Survei
Metode ini dilakukan dengan
mengajukan pertanyaan kepada
pembimbing, operator, karyawan atau
petugas yang berwenang lainnya.
b. Metode Observasi
Metode ini berusaha untuk melakukan
pengamatan dan pencatatan secara
sistematis terhadap gejala dan fakta yang
dihadapi dan terjadi selama berada di
lapangan.
2. Data Sekunder
Data sekunder dapat diperoleh dari data
sebagai berikut:
a. Data Internal
Berupa data-data yang diperoleh dari
buku-buku atau laporan yang tersedia di
perusahaan.
b. Data Eksternal
Berupa data-data yang diperoleh
berdasarkan literatur atau referensi lain yang
berada di luar perusahaan.

3.3 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang


Tabel 1. Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang
No. Tanggal Kegiatan
Pengenalan peraturan dan tata
1. 15 Januari 2018
letak ruangan di pabrik
Mengunjungi ruang R/R.O,
2. 16 Januari 2018
BMW, dan ruang produksi
Mempelajari proses produksi
3. 17 Januari 2018
dan pembekuan IQF
Mempelajari proses penerimaan
4. 18 Januari 2018
luar raw material
Mempelajari proses pembekuan
5. 19 Januari 2018
dengan CPF
6. 22 Januari 2018 Mempelajari proses repackaging
7. 23 Januari 2018 Mempelajari BMW
Memasuki ruang produksi
8. 24 Januari 2018
(repackaging dan kupas)
Mempelajari proses QC di ruang
9. 25 Januari 2018
susun

10. 26 Januari 2018 Menyusun laporan


Mempelajari proses QC di ruang
11. 29 Januari 2018 susun dan mempelajari proses
potong kepala
Mempelajari proses gunting
12. 30 Januari 2018
ekor udang di ruang kupas
Melakukan sortasi dan checker
13. 31 Januari 2018
di ruang susun
Melakukan sortasi di ruang
14. 1 Februari 2018
susun
Melakukan sortasi di ruang
15. 2 Februari 2018 susun dan mempelajari proses
pembuatan larutan garam
16. 3 Februari 2018 Mengunjungi ruang produksi
Mempelajari proses pembuatan
17. 5 Februari 2018 sabun organik (cair, padat, dan
bubuk)
18. 6 Februari 2018 Pembuatan sabun organik cair
Pengambilan data produktivitas
19. 7 Februari 2018 kerja di ruang potong kepala
dan sortasi
20. 8 Februari 2018 Melakukan repackaging
21. 9 Februari 2018 Menyusun laporan
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Umum Perusahaan


Sejarah udang organik di Indonesia bermula dari
Sidoarjo. Ketika itu pada tahun 1991, Alter Trade Japan
(ATJ) Inc melakukan survey di Indonesia mengenai udang
ramah lingkungan (ecological shrimp atau eco-shrimp) yang
berpotensi untuk diekspor ke Jepang. Kemudian pada
tahun 1992, Alter Trade Japan mulai melakukan ekspor
produk eco-shrimp ke Jepang dari daerah Sidoarjo dan
Gresik serta bekerja sama dengan pemroses lokal untuk
proses pengolahannya. Tahun 1998, Alter Trade Japan
bekerja sama dengan gudang supplier untuk
mengumpulkan hasil dari penampungan-penampungan
kecil. Kemudian tahun 2000, Alter Trade Japan membuka
kantor cabang di Indonesia. Kemudian Alter Trade Japan
mengajukan proyek sertifikasi organik kepada Naturland,
lembaga pemberi sertifikat pertanian organik dari Jerman.
Kepemilikan atau penguasaan lahan secara resmi
merupakan prasyarat untuk masuk dalam budiday organik.
Selain itu, Naturland memberikan poin-poin penting dalam
pembesaran udang yang meliputi perlindungan mangrove
dan ekosistem, asal usul benih dan padat tebar, desain
tambak dan kualitas air, penjegaan kesehatan, boleh
tidaknya pemberian pakan dan pemupukan, serta
pemanenan. Tahun 2001 dilakukan pemeriksaan awal oleh
Naturland dan tahun 2002 sertifikat diberikan kepada Alter
Trade Japan, yang kemudian berganti nama menjadi Alter
Trade Indonesia (ATINA), kemudian produk udangnya dijual
kepada koperasi Swedia. Tahun 2003, Alter Trade
Indonesia dibentuk menggantikan kantor Alter Trade Japan
yang ada di Indonesia dengan membentuk kerjasama
dengan tambak di Situbondo. Tahun 2004, laboratorium
Alter Trade Indonesia didirikan dan mendukung
pembentukan KPTOS (Kelompok Petani Udang Lokal).
Pada tahun 2005, ATINA membentuk operasi eco-shrimp
baru di Sulawesi dan mengembangkan ekspor ke pasar
Amerika Serikat. Tahun 2008, operasi eco-shrimp di
Sulawesi dipindahkan ke Suppa, Sulawesi Utara. Pada
tahun 2013, pabrik Alter Trade Indonesia di Sidoarjo resmi
didirikan dan beroperasi pada tanggal 24 Maret.

4.2 Profil Perusahaan


PT Alter Trade Indonesia menggunakan warna profil
dominan biru yang melambangkan komitmen untuk
menyediakan produk yang aman dan berkualitas tinggi.

4.3 Visi dan Misi Perusahaan


4.3.1 Visi
PT Alter Trade Indonesia memiliki visi “To be
market leader and integrated product with slogan:
Safety Food for People’s Life”. Dimana perusahaan
akan menjadi penguasa pasar dengan produk yang
terintregasi dengan slogan pangan yang aman untuk
kehidupan orang-orang. Berdasarkan slogan di atas,
perusahaan mengedepanka kualitas produk yang
tinggi sehingga aman untuk dikonsumsi.
4.3.2 Misi
1. Create the mutually benefitable relationship
between all stakeholder
2. High quality standart for comodities produced
3. Realize the enviromental friendly industry
4. Support small scales farmer for exist and having
sustainable traditional farming

4.4 Lokasi Perusahaan


PT Alter Trade Indonesia terletak di Jalan Industri 72,
Sukorejo, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur 61252.
Perusahaan ini berada pada area industri di Sidoarjo yang
berbatasan dengan Pergudangan PT Meiko Abadi 2 pada
sebelah timur, sebelah barat berbatasan dengan PT Citra
Mulia Baru, sebelah selatan Jalan Industri dan pada
sebelah utara terdapat sungai sebagai area pembuangan
limbah cair hasil pengolahan. Lokasi perusahaan ini dekat
dengan bahan baku atau tambak udang dan jalan raya,
sehingga memudahkan perusahaan untuk proses loading
dan unloading.

4.5 Struktur Organisasi Perusahaan


Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis
dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan dan juga untuk mengkoordinasikan kegiatan dan
operasi. Selain itu, struktur organisasi juga menentukan
arah aliran perintah yang digunakan pada suatu
perusahaan. Seluruh bisnis mempunyai komponen-
komponen struktural dan operasional yang bersifat umum,
masing-masing komponen terdiri dari serangkaian
pekerjaan yang harus diselesaikan dengan tujuan yang
spesifik. Setiap komponen organisasi memiliki tujuan dasar
yang serupa dan setiap komponen harus melaksanakan
fungsinya sendiri dan juga harus bekerja selaras dengan
yang lainnya. Setiap bagian dari keanggotaan dalam
organisasi memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-
masing. Struktur organisasi PT Alter Trade Indonesia
terdapat pada Lampiran 1.

4.6 Ketenagakerjaan
Perencanaan kebutuhan tenaga kerja merupakan hal
yang harus diperhatikan dalam sebuah industri usaha.
Kebutuhan tenaga kerja di PT Alter Trade Indonesia cukup
banyak yaitu sebanyak 232 orang. Tenaga kerja di PT Alter
Trade Indosesia diklasifikasikan menjadi 3 jenis, yaitu
pekerja tetap, pekerja kontrak, dan pekerja harian lepas
(PHL). Dimana pekerja tetap merupakan pekerja yang telah
ditetapkan oleh perusahaan sehingga mereka bekerja
sesuai prosedur dalam perusahaan. Pekerja kontrak di PT
Alter Trade Indonesia bekerja dengan sistem perpanjangan
kontrak kerja setiap satu tahun sekali. Sedangkan untuk
PHL bekerja sesuai panggilan kerja dari bagian personalia
saat dibutuhkan pekerja tambahan dalam proses produksi.
PHL mendapatkan upah sekitar Rp 11.000,- per jam.
PT Alter Trade Indonesia tidak memilki jam kerja yang
tetap. Kegiatan produksi dilakukan jika ada raw material
dari supplier yang diterima perusahaan. Hal ini dikarenakan
udang organik (eco-shrimp) memiliki usia panen yang
cukup lama yaitu 3-4 bulan, sehingga waktu kedatangan
raw material tidak bisa ditetapkan setiap harinya. Sehingga
untuk seluruh karyawan akan datang jika ada raw material
yang diterima. Waktu produksi untuk sekali penerimaan raw
material bisa mencapai 15 jam dalam sehari. Tetapi
perusahaan menerapkan jam kerja maksimal selama 12
jam. Jika pekerja telah melebihi jam kerja selama 12 jam,
maka mereka akan digantikan oleh shift selanjutnya. Waktu
operasional pabrik di mulai dari pukul 07.30-23.00 WIB
pada hari Senin-Minggu.
4.7 Produk Perusahaan
Produk utama PT Alter Trade Indonesia (ATINA)
adalah udang beku. Jenis udang yang dipakai adalah
Vennamei. Udang tersebut dibagi menjadi beberapa varian
yaitu:
1. Head On Shell On (HO)
Head On Shell On (HO) adalah jenis udang yang
berbentuk utuh dari kepala hingga ekor tidak ada yang
dikupas. Udang jenis ini dibedakan menjadi beberapa
ukuran yaitu Super Small (SB), Small (S), Medium (M),
Large (L), Super Besar (LL)
2. Head Less (HL)
Head Less (HL) adalah udang yang dikupas
hanya bagian kepalanya dan menyisakan kulit bagian
badan dan ekor. Udang jenis ini dibedakan menjadi
beberapa ukuran yaitu Super Small (SB), Small (S),
Medium (M), Large (L), Super Besar (LL)
3. Peeled and Deveined Tail On (PDTO)
Peeled and Deveined Tail On (PDTO) adalah
udang yang dikupas seluruhnya dan hanya menyisakan
bagian ekor, biasanya udang ini diperoses menjadi
jenis treatment yaitu pelurusan pada daging udang
dengan cara pemijatan. Udang jenis ini dibedakan
menjadi beberapa ukuran yaitu Super Small (SB),
Small (S), Medium (M), Large (L), Super Besar (LL)
4. Peeled and Deveined (PND)
Peeled and Deveined (PND) adalah udang yang
sudah dikupas dan hanya menyisakan dagingnya saja.
Udang jenis ini dibedakan menjadi beberapa ukuran
yaitu Super Small (SB), Small (S), Medium (M), Large
(L), Super Besar (LL)
Selain produk diatas ATINA juga memproduksi udang
PND Black Tiger, octopus, dan cuttle fish.
4.7 Proses Produksi

Penerimaan
Raw Material

Pencucian I

Sortir Size &


Grade

Potong kepala
untuk HO

Metal
Detecting

Pencucian II
Sortir Size & Grade

Pembilasan

Tampung 1
malam

Bongkar tampung

Pencucian

Pembilasan

Kupas dan cukit usus untuk


produk PND dan PDTO

Pembilasan
Pencucian

Susun

Pembekuan dengan IQF

Glazing

Metal
detecting

Packing

Penyimpanan dalam
cold storage

Stuffing

Anda mungkin juga menyukai