“BOILING”
OLEH :
STAMBUK : Q1B117031
KELAS : THP-017
Ucapan puji dan syukur semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya kepada-
Nyalah kami memuji dan hanya kepada-Nyalah kami bersyukur, kami meminta ampunan
dan kami meminta pertolongan sehingga pembuatan makalah “Boiling” berjalan dengan
Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini. Penulis juga
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi setiap pembaca.
Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan banyak
sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami benar-benar menanti
kritik dan saran untuk kemudian dapat kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya,
sebab sekali kali lagi kami menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai
Penyusun
DAFTAR ISI
A.Latar Belakang
Potensi hasil laut Indonesia, khususnya perikanan cukup besar, diperkirakan mencapai
6,7 juta ton per tahun terdiri dari 4,4 juta ton di perairan Nusantara dan 2,3 juta ton di Zona
Ekonomi Ekskusif Indonesia (ZEEI). Produksi perikanan tangkap dari penangkapan ikan
dilaut dan di perairan umum pada tahun 2006 sekitar 4.468.010 ton. Sedangkan produksi
perikanan budidaya pada tahun 2006 mencapai 2.625.800 ton. (Ditjen Perikanan Budidaya,
2007 dalam Irianto et al., 2008).
Ikan merupakan salah satu komoditi hewani yang dominan dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia. Ikan memiliki kandungan gizi yang lengkap, seperti protein,
karbohidrat, lemak, vitamin, dan mineral. Namun ikan mudah mengalami pembusukan
(perishable food). Ikan tongkol (eutynnus affinis). merupakan ikan laut yang memiliki
kandungan kadar air 69,40%, energi 100 kkal, protein 13,7 g, lemak 1,5 g, karbohidrat 8 g,
kalsium 92 mg, fosfor 606 mg, dan besi 1,7 mg, vitamin B1 0,35 mg. Kualitas ikan tongkol
akan berkurang akibat aktivitas mikroorganisme sehingga perlu pengawetan (kamal D et al.,
2013).
Perebusan adalah proses pemasakan bahan pangan dengan menggunakan media air
panas, sehingga dapat mengawetkan ikan , proses pengawetan ikan merupakan salah satu
bagian penting dari mata rantai industri perikanan, dimana pengawetan bertujuan
mempertahankan kesegaran ikan selama mungkin dengan cara menghambat penyebab
kemunduran mutu. Perubahan mutu kesegaran dapat berlangsung secara enzimatis, kimia dan
bakteriologi dengan diikuti penurunan organoleptik yang dipengaruhi oleh keadaan temper
atur, dimana semakin tinggi suhu, semakin cepat pula penurunan mutu kesegaran. Untuk
mempertahankan mutu kesegaran biasanya masyarakat melakukan penangangan dengan
menggunakan es. Atau biasa juga menggunakan garam sebagai pengawetan Namun,
ketersedian garam dengan harga yang kurang terjangkau sering menjadi kendala. Karna
kurangnya garam. (Pianusa,2015).
Perebusan ikan merupakan salah satu hasil olahan hasil perikanan yang cukup
populer di indonesia, dalam urutan hasil perikanan trdisional menduduki tempat kedua dari
ikan asin, Hal ini mengingat bahwa perebusan mempunyai cita rasa yang lebih lezat dan
tidak begitu asin jika dibandingkan dengan ikan sehingga dapat dimakan dalam jumlah yang
banyak , jenis ikan yang bisa digunakan cukup beragam, mulai dari ikan kecil hingga ikan
besar dan dari ikan air tawar sampai ikan laut. Ikan air tawar yang sering direbus adalah
tambakan, nila dan ikan mas.ikan kembung, tuna dan lain-lain (Wibowo, 2000)
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. bagaimana mengetahui Definisi perebusan ?
2. Mengetahui tujuan perebusan ?
3. Bagaimana cara mengetahui Metode perebusan ?
4. Bagaimana pengaruh terhadap sifat bahan ?
5. Bagaimana cara mengetahui kandungan perebusan ?
C. Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Definisi perebusan ?
2. Untuk mengetahui tujuan perebusan ?
3. Untuk mengetahui Metode perebusan ?
4. Untuk mengetahui pengaruh terhadap sifat bahan ?
5. Untuk mengetahui kandungan perebusan ?
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi Perebusan
Hambatan utama dalam pemasaran ikan pindang ialah data awetnya yang relatif singkat.
Namun sebenarnya hal tersebut dapat diatasi dengan cara meningkatkan mutu bahan
mentahnya serta cara-cara pengolahan, pengemasan dan penyimpanannya (Shaleh, 2006).
Proses perebusan berlangsung hingga ikan masak menggunakan kayu bakar atau minyak
tanah sebagai sumber panas, selama perebusan tumpukan ikan dipertahankan tetap terendam
dalam air perebusan,caranya, dengan memasang pengancing pada wadah perebus untuk
menahan agar ikan tidak mengambang kepermukaan. Larutan garam yang digunakan untuk
perebusan dapat dipakai berulang ulang, ikan yang besar membutuhkan waktu perebusan
lebih lama dari pada ikan yang kecil. Ikan yang mutunya kurang bagus juga memerlukan
waktu perebusan lebih lama (Wibowo, 1996).
B. Tujuan Perebusan pada ikan
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu Perebusan ikan merupakan upaya
pengawetan sekaligus pengolahan ikan yang menggunakan teknis penggaraman dan
pemanasan selama waktu tertentu dan tujuan utama adalah memperoleh rasa yang lebih
enak, aroma yang lebih baik, tekstur yang lebih lunak, untuk membunuh mikrobia dan
menginaktifkan semua enzim. Dalam banyak hal, proses pemasakan diperlukan sebelum kita
mengonsumsi suatu makanan dan Perebusan dilakukan dengan mencelupkan bahan pangan
kedalam air mendidih (1000C) dengan waktu yang bervariasi tergantung sifat, jenis, dan
ukuran bahan. Sistem perebusan yang diterapkan tergantung kepada persediaan uap dan
besarnya kapasitas rebusan dengan sasaran bahwa tujuan dari perebusan dapat tercapai.
B. Saran
Adapun saran pada makalah ini yaitu Pada saat pembuatan makalah selanjutnya
agar dapat mengajarkan materi terlebih dahulu agar kami lebih baik lagi dalam
mengerjakan makalah ini lebih baik lagi agar kami lebih dalam mengetahui materi
Yang sudah dijelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianto AM, 2008. Efek dan waktu pemanasan terhadap mutu presto beberapa ikan.
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univeraitas Pattimura, Ambon.
Ahmad Wibowo dan Candra Dahuri., 2011. Pemindangan di perikanan Tongkol buyet pante
(Little Tuna Fisheries in the waters of buyet pante). Jurnal Perikanan dan Ilmu
Kelauta Tropis, 7 (2).
Astawan, M. 2004. Ikan yang sedap dan bergizi. Tiga Serangkai. Solo.
Ilyas, S. 1998. Teknologi Refrigrasi Hasil Perikanan 1. Teknik Pendinginan Ikan. Paripurna.
Jakarta
Sample MS. 2011. Perikanan tongkol di perairan buyet pante (Little Tuna Fisheries in the
waters of buyet pante). Jurnal Perikanan dan Ilmu Kelautan Tropis, 7(2).
Sanger. G, 2010. Mutu kesegaran ika tongkol (Auxis tazard) selama penyimpanan dingin.
Warta iptek. No. 35/Thn. 2010.
Sipayung Astawan, 2014. Pengaruh suhu dan keuntungan pemindangan terhadap sifat fisik
kimia, pemindangan ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Univeraitas Riau,
Riau.
Syaleh AM, 2008. Pengaruh waktu. Pemindangan terhadap mutu ikan tingkol dan hambatan
ikan pindang. Skripsi. Bogor : Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian,
Bogor.
Winarno., F., G., dan S., Fadiaz. 1973. Dasar Teknologi Pangan Departemen Teknologi Hasil
Perikanan - Ratemeta. IPB. Bogor.
Wirakartakusumah, A. 1992. Perlakuan dan Unit Proses Industri Pangan. Institut Pertanian
Bogor.