MAKALAH
Oleh:
NIM : 195080301111010
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang tak pernah berhenti memberikan
penulisan makalah ini dengan judul: “Pengasapan”. Makalah ini disusun untuk
memenuhi salah satu syarat memperoleh nilai pada mata kuliah Dasar Teknologi
Hasil Perikanan.
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pihak terkait dan
Penulis
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
BAB 3 PENUTUP
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
tujuan meningkatkan nilai ekspor. Selain itu sub sektor perikanan mempunyai
et al., 2017)
Ikan asap merupakan salah satu produk olahan yang digemari konsumen baik di
Indonesia maupun di mancanegara karena rasanya yang khas dan aroma yang
sedap spesifik. Proses pengasapan ikan di Indonesia pada mulanya masih dilakukan
kontrol suhu sulit dilakukan dan mencemari udara (polusi) (Sukainah et al, 2014).
ikan yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk
dengan rasa dan aroma spesifik umur simpan yang lama karena aktivitas anti
kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari asap kayu umumnya berupa fenol (yang
1
senyawa nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton, ester, eter, yang menempel
2
BAB 2
PEMBAHASAN
menghasilkan cita rasa, aroma dan warna khas pada produk. Pengawetan ikan
termasuk cara pengawetan ikan yang telah diterapkan secara turun temurun. Istilah
kimia yang berasal dari asap kayu ke dalam daging ikan, disertai dengan setengah
juga sering dikombinasikan dengan pengeringan sinar matahari dan atau perlakuan
memberi warna serta rasa asap yang khas pada ikan. Sebenarnya, daya awet yang
ditimbulkan oleh asap sangat terbatas, sehingga supaya ikan dapat tahan lama
maka harus diikuti atau didahului oleh cara pengawetan lain. Pengasapan juga
bertujuan untuk mengeluarkan uap dari unsur-unsur senyawa fenol atau aldehid dari
jenis kayu yang dilekatkan pada tubuh ikan atau untuk memasukkan unsur-unsur
tersebut ke dalam tubuh ikan sehingga menghasilkan rasa dan aroma yang khas,
serta mengeringkan ikan sehingga didapat efek pengawetan yang diharapkan. Rasa
lezat yang menjadi ciri khas produk ikan yang diasap, terutama dari senyawa fenol
dan aldehid. Unsur fenol meleleh pada lemak yang ada pada bagian kulit luar ikan
mencegah terjadinya perubahan warna kemerahan pada produk akhir. Unsur dalam
3
asap, yang efektif untuk menahan berkembang biaknya mikroorganisme adalah
Pada pengasapan panas, suhu asap mencapai 120-140 oC dalam waktu 2-4
jam, dan suhu pada pusat ikan dapat mencapai 60oC. Pada pengasapan panas ini
di samping terjadi penyerapan asap, ikan juga menjadi matang. Rasa ikan asap ini
sangat sedap dan berdaging lunak, tetapi tidak tahan lama, dengan kata lain harus
dikonsumsi secepatnya. Kecuali bila suhu ruang penyimpanan rendah. Hal ini
disebabkan oleh kadar air dalam daging ikan masih tinggi (>50%). Menurut Horner
ikan, maka selama pengasapan panas suhunya harus diturunkan (70-80 oC).
Bahan baku ikan, setelah direndam dalam larutan garam, diasap kering pada
suhu sekitar 30 oC, kemudian secara bertahap suhu dinaikkan. Bila telah mencapai
pentingnya aroma dan cita rasa produk dan bertujuan menghasilkan produk yang
diasap yang lembut dan kadar garam kurang dari 5 persen serta kadar air sekitar 50
persen. Produk yang dihasilkan dari proses ini mengandung kadar air yang relatif
tinggi, sehingga mudah busuk, mutu produknya juga cepat menurun selama proses
4
c. Pengasapan dingin (cold smoking)
Pada pengasapan dingin suhu asap tidak boleh melebihi 20-40 oC dalam
waktu 1-3 minggu, kelembaban (RH) yang terbaik adalah antara 60-70 persen.
sangat lambat. Bila di bawah 60 persen permukaan ikan mengering terlalu cepat,
dan akan menghambat penguapan air dari dalam daging. Selama pengasapan, ikan
akan menyerap banyak asap dan menjadi kering, sebab airnya terus menguap.
Supaya tahan lama biasanya ikan diasapi dengan metode ini. Produk asap dengan
cara ini disebut ikan kayu, karena memang sangat keras seperti kayu. Kadar airnya
20-40 persen. Produk dapat disimpan selama lebih dari satu bulan.
Asap diartikan sebagai suatu suspensi partikel padat dan cair dalam medium
gas (Girard, 1992). Sedangkan asap cair merupakan campuran larutan dari dispersi
hasil pirolisis kayu. Cara yang paling umum digunakan untuk menghasilkan asap
pada pengasapan makanan adalah dengan membakar serbuk gergaji kayu keras
dalam suatu tempat yang disebut alat pembangkit asap ( Maga, 1987). Kemudian
asap tersebut dialirkan ke rumah asap dalam kondisi sirkulasi udara dan temperatur
yang terkontrol. Produksi asap cair merupakan hasil pembakaran yang tidak
Metode pengasapan listrik, ikan diasapi dengan asap yang telah terkena
pancaran gelombang litrik, ikan diasapi dengan asap yang telah terkena pancaran
5
gelombang elektromagnetik yang berbentuk korona yang dhasilkan oleh tenaga
listrik (asap yang bermuatan listrik). Pada metode ini asap yang bermuatan listrik
1. Perlakuan pendahuluan
Ikan yang akan diasapi terlebih dahulu disortir menurut jenis, ukuran dan
mencemari produk, dengan cara dicuci dengan air bersih dan disiangi (dikeluarkan
6
2. Penggaraman
(sudah dicuci dan disiangi) dilakukan proses penggaraman. Penggaraman ini dapat
dilakukan baik dengan cara penggaraman kering (dry salting) maupun penggaraman
3. Pengeringan
kekenyalan produk asap. Jika daging ikan yang sangat basah langsung diasapi
tanpa dilakukan pengeringan maka banyak kandungan air dari permukaan ikan yang
akan menguap dan terjadi destilasi. Produk destilasi dari pembakaran kayu yang
utama adalah bahan semacam tar dan akan menempel pada permukaan ikan,
pengering di udara terbuka. Hal ini dapat dilakukan pada kondisi iklim yang
kelembaban yang tinggi hingga proses pengeringan menjadi lambat, maka tahap
4. Penataan
untuk mendapatkan aliran asap dan panas yang merata di mana hal ini sangat
7
panas yang merata, jarak antara ikan-ikan pada rak pengasap dan jarak antara
masing-masing rak pengasapan dalam ruang pengasapan tidak boleh terlalu rapat.
5. Pengasapan
memberi warna serta rasa asap yang khas pada ikan. Sebenarnya, daya awet yang
ditimbulkan oleh asap sangat terbatas, sehingga supaya ikan dapat tahan lama
maka harus diikuti atau didahului oleh cara pengawetan lain (Sulistijowati et al.,
2011).
antarproduk di pasaran sangat ditentukan oleh kedua hal tersebut. Tidak jarang,
Mutu produk ditentukan oleh performance produk secara organoleptik, kimiawi, fisik
dan mikrobiologis. Cara yang paling mudah untuk penentuan mutu produk adalah
mutu secara kimiawi, mikrobiologis dan fisik memerlukan peralatan dan waktu yang
Menurut Ndahawali (2018), nilai organoleptik ikan asap menurut SNI No. 01-
2725-1992 adalah > 7 dengan kriteria kenampakan menarik dan bersih, bau asap
cukup tanpa ada tambahan mengganggu, rasa enak, konsistensi padat, kompak
8
Persyaratan mutu ikan asap menurut SNI No. 01-2725-1992 tercantum
dalam Tabel :
Asam, maksimum
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
ikan yang dihasilkan dari pembakaran kayu yang dapat menghasilkan produk
dengan rasa dan aroma spesifik umur simpan yang lama karena aktivitas anti
kualitas ikan asap. Senyawa kimia dari asap kayu umumnya berupa fenol (yang
senyawa nitrogen seperti nitro oksida, aldehid, keton, ester, eter, yang menempel
pengasapan ikan pada prinsipnya terdapat beberapa proses pengawetan ikan yaitu:
Cara yang paling mudah untuk penentuan mutu produk adalah secara
fisik memerlukan peralatan dan waktu yang relatif lama untuk memperoleh hasilnya.
Nilai organoleptik ikan asap menurut SNI No. 01-2725-1992 adalah > 7 dengan
kriteria kenampakan menarik dan bersih, bau asap cukup tanpa ada tambahan
mengganggu, rasa enak, konsistensi padat, kompak serta kering antar jaringan.
10
3.2 Saran
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, untuk mendapatkan
hasil yang lebih baik lagi pembaca dapat mencari literatur lain yang membahas lebih
11
DAFTAR PUSTAKA
Isamu Kobajashi T., Hari Purnomo Dan Sudarminto S. Yuwono. 2012. Karakteristik
Sukainah, A., Patang, Yunarti, Yuliadi. 2014. Penerapan berbagai sumber bahan
bakar dan Konsentrasi garam pada pengasapan ikan layang. Jurnal Galung
Tropika.3(3):139-148.
Bandung:Unpad Press.
12