Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dasar – Dasar Teknologi Hasil
Perikanan
Disusun oleh :
T02
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
1
KATA PENGANTAR
Rasa syukur Alhamdulillah hanya untuk Tuhan Yang Maha Esa, berkat
yang berjudul “PENGGARAMAN” dengan baik dan tepat pada waktunya. Sholawat
serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada beliau Nabi Muhammad SAW,
para sahabat dan keluarganya. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan
rasa terimakasih kepada yang terhormat Bapak Angga Wira Perdana, S.Pi., MP.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Teknologi
Hasil Perikanan. Makalah ini membahas tentang pengertian, jenis, proses, prinsip
dan kelemahan penggaraman. Dalam pengerjaan makalah ini kami mengambil dari
penulisan makalah kami ini, untuk kemudian kami akan merevisi kembali pembuatan
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN………………………………………….........….………………5
2.1 Penggaraman…......…………………………………………………………………8
3
3.3.1 Persiapan ................................................................................................... 17
BAB IV PENUTUP…………………….………………………………………………..…23
DAFTAR PUSTAKA…………………………..…………………………………………..24
4
BAB I
PENDAHULUAN
dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati
menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan sangat tergantung pada mutu bahan
mentahnya. Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak
dikonsumsi masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan cepat
mengalami proses pembusukan. Oleh sebab itu dilakukan pengawetan agar tidak
tumbuhan yang segar. Garam akan berperan sebagai penghambat selektif pada
pembentuk spora adalah yang paling mudah terpengaruh walau dengan kadar
tumbuh dengan cepat dengan adanya garam. Garam juga mempengaruhi aktivitas
5
Pada proses penggaraman ikan, pengawetan dilakukan dengan cara
mengurangi kadar air dalam badan ikan sampai titik tertentu sehingga bakteri tidak
dapat hidup dan berkembang biak lagi. Jadi, peranan garam dalam proses ini tidak
terjadinya proses penarikan air dalam sel daging ikan sehingga terjadi plasmolisis
(kadar air dalam sel mikroorganisme berkurang, lama kelamaan bakteri mati).
kadar air dalam daging ikan sehingga cairan semakin kental dan proteinnya akan
menggumpal. Kemurnian garam dan ukuran kristal garam akan mempengaruhi mutu
ikan asin yang dihasilkan. Warna putih kekuningan, lunak, dan rasa yang enak
6
1.4 Manfaat Penulisan
ikan.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penggaraman
yang banyak dilakukan di berbagai negara termasuk Indonesia. Proses tersebut men
n keluarnya cairan dari tubuhikan karena perbedaan konsentrasi. Cairan itu dengan
ikan, partikel garam akan memasuki tubuh ikan. Lama kelamaan kecepatan proses p
di luar tubuh ikandan meningkatnya konsentrasi garam didalam tubuh ikan. Bahkan
sesuaidengan prinsip yang berlaku, akan mempunyai daya simpan tinggi karena
dalam tubuh ikan. Cara kerjagaram di dalam menjalankan fungsi kedua adalah
8
garam menyerap cairan tubuh ikan, selainitu garam juga menyerap cairan tubuh
dapat merusak ikan kering.Beberapa jenis bakteri dapat tumbuh pada larutan garam
pengawetan dilakukan dengancara mengurangi kadar air dalam badan ikan sampai
Pengawetan ikan dengan cara penggaraman terdiri dari dua proses, yaitu
untuk memperpanjang daya tahan dan dayasimpan ikan. Ikan yang mengalami
9
proses penggaraman menjadi awet karena garam dapatmenghambat atau
bahan pengawet, kemurnian garam sangat mempengaruhi mutu ikan yang dihasilka
rupa.
dan60,69% Cl, bentuk kristal seperti kubus dan berwarna putih. Di dalam
ikan.
atau cue, dan bila diteruskandengan proses fermentasi diperoleh beberapa produk
10
campuran.1. Pengasinan ikan menggunakan metode penggaraman kering dapat
a. Melakukan penyiangan ikan yang akan diolah kemudian dicuci agar bersih
b. Menyediakan sejumlah garam kristal sesuai berat ikan, untuk ikan berukuran
besar jumlah garam yang harus disediakan berkisar 20-30% dari berat ikan,
untuk ikan berukuran sedang 15– 20%, sedangkan ikan yang berukuran
kecil 5%.
c. Menaburkan garam ke dalam wadah / bak setebal 1–5 cm, tergantung jumlah
garamdan ikan yang akan diolah. Lapisan garam ini berfungsi sebagai alas
d. Menyusun ikan di atas lapisan garam tersebut dengan cara bagian perut
penggaraman.Untuk
ikan berukuran besar selama 2 hari, ikan yang berukuran sedang dan ikan ya
11
h. Pada saat penjemuran/pengering, ikan sekali-kali dibalik agar ikan cepat
mengering
12
BAB III
PEMBAHASAN
dilakukan orang. Garam dapat bertindak sebagi pengawet karena garam akan
menarik air dari bahan sehingga mikroorganisme pembusuk tidak dapat berkembang
biak karena menurunnya aktivitas air. Garam memberi sejumlah pengaruh bila
Mikroorganisme pembusuk atau proteolitik dan pembentuk spora adalah yang paling
mudah terpengaruh walau dengan kadar garam yang rendah sekalipun (yaitu
sampai 6%).
tumbuh dengan cepat dengan adanya garam. Garam juga mempengaruhi aktivitas
pada konsentrasi garam yang tinggi) dapat tumbuh dalam larutan garam yang
hampir jenuh, tetapi membutuhkan waktu penyimpanan yang lama untuk tumbuh
13
3.2 Metode Penggaraman
berikut :
1. Garam menyerap air dari dalam tubuh ikan melalui proses osmosa.
Akibatnya kandungan air dalam tubuh ikan yang menjadi media hidup bakteri
Dengan demikian proses kemunduran mutu ikan oleh bakteri dapat dihambat
atau dihentikan.
2. Selain menyerap kandungan air dari tubuh ikan, garam juga menyerap air
pengeringan ataupun dengan perebusan. Sehingga kita bisa menjumpai tiga macam
produk ikan asin, yaitu : ikan asin basah, ikan asin kering dan ikan asin rebus (ikan
tiga macam yaitu penggaraman kering (Dry Salting), penggraman basah (Wet
ikan. Pada umumnya, ikan yang berukuran besar dibuang isi perut dan badannya
dibelah dua. Dalam proses penggaraman ikan ditempatkan didalam wadah yang
14
kedap air. Ikan disusun rapi dalam wadah selapis demi selapis dengan setiap
lapisan ikan ditaburi garam. Lapisan paling atas dan paling bawah wadah
bersentuhan dengan kulit / daging ikan (yang basah/berair), garam itu mula-mula
akan membentuk larutan pekat. Larutan ini kemudian akan meresap kedalam daging
ikan melalui proses osmosa. Jadi, kristal garam tidak langsung menyerap air, tetapi
terlebih dahulu berubah jadi larutan. Semakin lama larutan akan semakin banyak
dan ini berarti kandungan air dalam tubuh ikan semakin berkurang.
garam 30 – 35 % (dalam 1liter air terdapat 30 – 35 gram garam). Ikan yang akan
ditutup dan diberi pemberat agar semua ikan terendam. Lama waktu perendaman
tergantung pada ukuran ketebalan tubuh ikan dan derajat keasinan yang diinginkan.
Dalam proses osmosa, kepekatan larutan garam akan semakin berkurang karena
adanya kandungan air yang keluar dari tubuh ikan, sementara itu molekul garam
masuk kedalam tubuh ikan. Proses osmosa akan berhenti apabila kepekatan larutan
garam tersebut, kemudian bagian atas wadah ditutup dandiberi pemberat agar
tubuh ikan dan derajat keasinan yang diinginkan. Dalam proses osmosa,kepekatan
15
larutan garam akan semakin berkurang karena adanya kandungan air yang keluar
dari tubuh ikan,sementara itu molekul garam masuk kedalam tubuh ikan. Proses
osmosa akan berhenti apabila kepekatan larutan diluar dan didalam tubuh ikan
sudahseimbang.
kering. Karena itu setelah selesai proses penggaraman selalu diikuti dengan
pengeringan
buatan (cara mekanis) masih dianggap terlalu mahal. Sedangkan ikan asin basah
yang umum diperjualbelikan di Indonesia adalah ikan asin yang telah mengalami
fermentasi yang lebih terkenal dengan nama ikan peda yang umumnya terbuat dari
(dry salting) tetapi tidak mengunakan bak /wadah penyimpanan. Ikan dicampur
dengan garam dan dibiarkan diataslantai atau geladak kapal, larutan air yang
16
terbentuk dibiarkan mengalir dan terbuang. Kelemahan dari cara ini adalah
sangat lambat.
3.3.1 Persiapan
- Ikan yang akan diproses sebaiknya dipisahkan berdasarkan jenis, tingkat kesegaran
dan ukuran ikannya. Hal ini dilakukan untuk penyeragaman penetrasi garam pada
- Sediakan garam sebanyak 10 – 35 % dari berat total ikan yang akan diproses,
2. Penyediaan peralatan
- Siapkan wadah bak kedap air yang terbuat dari semen, kayu, fibre atau plastik. Bila
- Siapkan penutup bak sesuai ukuran bak dilengkapi dengan pemberat untuk
- Pisau atau golok yang tajam untuk membersihkan dan menyiangi ikan.
- Timbangan untuk menimbang ikan yang telah dibersihkan serta jumlah garam yang
dibutuhkan.
17
- Keranjang plastik atau bambu untuk mengangkut ikan sebelum dan setelah proses
penggaraman.
- Tempat penjemuran atau para-para yang tingginya kurang lebih 1 meter diatas
permukaan tanah. Sebaiknya para-para dibuat miring 15o ke arah datangnya angin
- Pada ikan berukuran besar, perlu dilakukan penyiangan dengan membuang isi
perut, insang dan sisik. Kemudian tubuh ikan dibelah menjadi dua sepanjang garis
punggung kearah perut. Hal ini dilakukan untuk mempercepat proses penggaraman.
- Pada ikan yang berukuran sedang, cukup dibersihkan insang, sisik dan isi perut.
- Pada ikan kecil seperti teri atau petek, cukup dicuci dengan air bersih saja, tidak
perlu disiangi.
- Proses pencucian dilakukan dengan air bersih yang mengalir, agar ikan benar-benar
bersih.
- Tiriskan ikan yang telah dicuci bersih dalam wadah keranjang plastik atau bambu
yang telah disediakan. Pada proses penirisan ini, ikan disusun rapi dengan perut
menghadap ke bawah agar tidak ada air yang menggenang dirongga perutnya.
- Setelah ikan agak kering, timbanglah ikan agar dapat mengetahui jumlah garam
18
3.3.2 Proses Penggaraman
Sediakan kristal garam sesuai dengan jumlah ikan yang akan diproses.
Untuk ikan besar sediakan garam 20 – 30 % dari berat ikan, ikan ukuran
diolah. Lapisan ini berfungsi sebagai alas ikan pada saat proses
penggaraman.
Susunlah ikan dengan rapi diatas lapisan garam tadi. Usahakan bagian perut
tertampung didalam wadah, setiap lapisan ikan selalu diselingi oleh lapisan
dihinggapi lalat.
Tutuplah bak atau wadah dengan papan yang telah diberi pemberat agar
jenis, ukuran dan tingkat kesegaran ikan. Walau demikian, umumnya proses
jam untuk ikan ukuran sedang dan 6 – 12 jam untuk ikan ukuran kecil.
19
dan dibersihkan dari kotoran yang menempel, kemudian ditiriskan dan
disiapkan.
gunakan larutan garam yang lewat jenuh agar kemapuan menarik cairan
dalam tubuh ikan menjadi lebih besar dan cepat. Dengan menggunakan
larutan lewat jenuh, maka tidak diperlukan lagi penambahan garam pada
Untuk mengetahui larutan sudah jenuh atau belum, bisa dilakukan dengan
memasukka biji kemiri matang kedalam larutan yang sudah dibuat. Bila biji
kemiri tenggelam berarti larutan belum jenuh, bila biji kemiri mengapung
Susunlah ikan dengan rapi secara berlapis didalam wadah yang telah
ikan terendam.
Tutuplan bak dengan papan dan diberi pemberat supaya semua ikan tetap
Bila konsentrasi cairan didalam dan di luar tubuh ikan sudah sama, maka
20
Ikan diangkat dari bak penggaraman, kemudian dicuci dan ditiriskan. Setelah
Seperti metode sebelumnya, ikan dipisahkan sesuai jenis, ukuran dan tingkat
kesegaran.
Karena tidak menggunakan wadah, ikan ditumpuk pada suatu bidang datar
tertutup oleh garam. Tumpukan ikan tersebut ditutup dengan plastik agar
pada tubuh ikan. Tubuh ikan jadi lebih kencang dan padat.
2) Pada penggaraman dengan metode wet salting yaitu pada saat proses ikan
dimasukkan larutan garam, jika terlalu sering diaduk akan menyebabkan ikan
3) Pada penggaraman basah banyak sisik-sisik ikan yang terlepas dan menempel
pada ikan lainnya sehingga menjadikan ikan tersebut kurang menarik dan
produk yang jelek, karena unsur selain NaCl akan mempengaruhi mutu mutu ikan
21
a. Garam yang mengandung unsur Ca dan Mg memperlambat penetrasi pada
selama proses penggaraman. Selain itu produk ikan asin yang dihasilkan
bersifat higroskopis.
c. Garam yang mengandung MgCl2 dan MgSO4 akan menghasilkan ikan asin
yang pahit.
22
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
banyak digunakan masyarakat karena murah dan mudah untuk dilakukan. Metode
menggunakan garam yang alami agar mendapatkan produk hasil yang bermutu
beberapa kekurangan.
4.2 Saran
Kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
maka dari itu pembaca diharapkan dapat menemukan sumber referensi pada
makalah atau jurnal yang lain. Kritik dan saran yang membangun adalah koreksi
untuk diri kami agar dapat membuat makalah yang lebih baik di masa depan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Swadaya.
Reo, Albert R.2013.Mutu Ikan Kakap Merah yang Diolah dengan Perbedaan
Kelautan Tropis.9(1):35-44.
Nasional.
http://finikumitha-sumber-daya-hayati-laut.blogspot.co.id/2014/06/proses-
penggaraman-pada-ikan.html
https://www.google.com/search?q=kesimpulan+teknik+penggaraman+ikan&ie=utf-
8&oe=utf-8#q=+teknik+penggaraman+ikan
http://agoeszone.blogspot.co.id/2009/12/teknik-penggaraman-ikan-yang-baik-
dan.html
24